You are on page 1of 141

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS X MA AL ASROR PATEMON

GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I untuk mencapai gelar sarjana pendidikan

Disusun Oleh: Nama NIM Prodi Jurusan : Widowati : 2101403535 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

SARI
Widowati. 2007. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS X MA AL ASROR PATEMON GUNUNG PATI SEMARANG. Skripsi jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang . Pembimbing I : Drs.S Suharianto, Pembimbing II : Drs. Mukh Doyin, M.Si. Kata Kunci : Peningkatan menulis puisi , teknik pengamatan objek secara langsung. Keterampilan menulis puisi siswa MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh teknik pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa merasa bosan pada saat mengikuti pembelajaran. Peningkatan keterampilan menulis puisi perlu dilakukan dengan teknik yang tepat guna dan berdaya guna. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator berperan penting memilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran keterampilan puisi. Teknik pengamatan objek secara langung diharapkan tepat dalam peningkatan keterampilan menulis puisi. Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung dan perubahan perilaku siswa kelas X MA Al - Asror Patemon Gunungpati Semarang pada saat mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa dan untuk mengetahui perubahan sikap siswa kelas X MA Al Asror setelah menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pra tindakan siklus Siklus I dan Siklus II dengan subjek penelitian siswa kelas X MA Al Asror Patemon Gunung Pati Semarang. Pengumpulan data pratindakan dengan menggunakan teknik tes dan nontes. Instrumen nontes berupa observasi, jurnal, dan wawancara. Analisis data meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung nilai rata - rata kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang mengalami peningkatan sebesar 53,7 %. Nilai rata-rata pada prasiklus 60, pada tindakan siklus I nilai rata rata yang diperoleh 72,1 artinya mengalami peningkatan sebesar 12,1 atau 31,8 %. Selanjutnya pada siklus II nilai nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 20,4 atau 53,7 % bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Perubahan sikap dan perilaku siswa kelas X MA Al-Asror menunjukkan perubahan yang positif, siswa lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung sehingga mudah dalam menulis puisi.

ii

Simpulan peneliti ini adalah dengan teknik pengamatan objek secara langsung mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang. Saran yang peneliti sampaikan adalah guru hendaknya membimbing siswa dalam menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung. Selain itu dalam memilih objek disesuaikan dengan tema yang ditentukan. Untuk mendukung hasil penelitian ini perlu diadakan penelitian yang lebih luas tentang teknik pengamatan objek secara langsung.

iii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi.

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs. S. Suharianto NIP 130345747

Drs. Mokh. Doyin, M.Si. NIP 132106367

iv

PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. pada hari tanggal Panitia Ujian Skripsi Ketua, Sekretaris, : Kamis : 23 Agustus 2007

Prof. Dr. Rustono, M.Hum NIP 131281222

Drs. Agus Yuwono, M.Si NIP 132049997

Penguji I

Dra. LM Budiyati NIP 130529511

Penguji II,

Penguji III,

Drs. Mokh Doyin, M.Si NIP 132106367

Drs. S. Suharianto NIP 130345747

PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2007

Widowati

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto Tatkala engkau ingin dihargai, maka hargailah orang lain. Tatkala engkau
ingin dihormati, maka hormatilah orang lain dan Janganlah menyepelekan hal-hal yang kecil. Justru keberhasilan berawal dari hal yang terkecil.

Persembahan:
Tiada sesuatu pun yang lebih membahagiakan selain dapat mempersembahkan karya singkat ini kepada abah, mak-e, dan orang tua tercinta. Tak lupa untuk: Kakak tercinta yang selalu memperhatikan dan memotivasi dalam keseharianku. Penyemangat hidupku, seiring waktu yang selalu menemaniku. Keluarga besar PP. Durrotu Aswaja, khususnya kamar Ar Rohman (DRini, Mb.Ida, Mb.Lala, Mb.Alva, Mb.Nina, Mb.Zulfa) Teman-teman dekatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Almamaterku.

vii

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak ternilai harganya dalam penyelesaian Skripsi ini. Untuk itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun skripsi; 2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan untuk menyusun skripsi ini; 3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan Izin Penelitian; 4. Drs. S.Suharianto, selaku dosen pembimbing I dan Drs. Mukh Doyin, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik; 5. 6. 7. 8. Kepala MA Al - Asror Semarang, yang telah memberikan izin penelitian; Bapak, Ibu, dan Kakak yang telah memberikan motivasi; Penyemangat hidup, seiring waktu yang selalu menemaniku; Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah swt memberikan imbalan yang setimpal atas jasa-jasa bapak, ibu, dan semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

viii

DAFTAR ISI

BAB

Halaman i ii iii iv v vi vii ix xii xiii

HALAMAN JUDUL .................................................................................... SARI .. .......................................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... PERNYATAAN ........................................................................................... MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ PRAKATA.................................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................. DAFTAR TABEL......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang................................................................................. 1.2. Identifikasi Masalah......................................................................... 1.3. Pembatasan Masalah........................................................................ 1.4. Rumusan Masalah............................................................................ 1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................. 1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LAMPIRAN TEORITIS ................ 2.1. Tinjauan Pustaka ....................................................................................

1 3 4 4 5 5 7 7

ix

2.2. Landasan Teori....................................................................................... 2.2.1. Hakekat Puisi ............................................................................... 2.2.2. Jenis Puisi..................................................................................... 2.2.3. Unsur-unsur Pembentuk Puisi...................................................... 2.2.3.1. Diksi .................................................................................. 2.2.3.2. Pengimajian....................................................................... 2.2.3.3. Kata Konkret ..................................................................... 2.2.3.4. Bahasa Figuratif ................................................................ 2.2.4. Pembelajaran menulis Puisi .......................................................... 2.2.4.1. Media Pembelajaran.......................................................... 2.2.4.2. Evaluasi Pembelajaran ...................................................... 2.2.5. Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung................................ 2.3. Kerangka Berfikir .................................................................................. 2.4. Hipotesis Tindakan ................................................................................ BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 3.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 3.2 Variabel Penelitian.................................................................................. 3.3. Instrumen Penelitian .............................................................................. 3.3.1. Instrumen tes ................................................................................ 3.3.2. Instrumen Nontes ......................................................................... 3.4. Desain Penelitian Tindakan kelas .......................................................... 3.5. Proses Tindakan Kelas ........................................................................... 3.5.1. Siklus I .........................................................................................

9 9 11 18 18 20 20 21 24 26 29 30 34 36 37 37 37 38 38 40 41 42 42

3.5.2. Siklus II........................................................................................ 3.6. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 3.6.1. Tes................................................................................................ 3.6.2. Non Tes ........................................................................................ 3.6.2.1 Observasi.......................................................................... 3.6.2.2 Wawancara....................................................................... 3.6.2.3. Jurnal............................................................................... 3.7. Analisis Data .......................................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 4.1.1. Hasil Tes Pratindakan ................................................................... 4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I................................................................ 4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II .............................................................. 4.1.3.1. hasil Tes ........................................................................... 4.2. Pembahasan............................................................................................ BAB V PENUTUP ....................................................................................... 5.1. Simpulan ............................................................................................... 5.2. Saran ...................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

44 46 46 46 46 47 47 47 49 49 49 51 57 57 65 69 69 70

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Kriteria Penilaian Tiap Aspek.......................................................... Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Pratindakan ....................... Tabel 3.Hasil Tes Aspek Kesesuaian isi dengan Tema ................................ Tabel 4. Hasil Tes Pilihan kata atau Diksi .................................................... Tabel 5.Hasil Tes Aspek Penilaian Kata Konkret......................................... Tabel 6. Hasil Tes aspek majas..................................................................... Tabel 7. Hasil Tes aspek Penilaian kata konkret .......................................... Tabel 8. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I .............................. Tabel 9. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul Dengan Isi............................... Tabel 10. Hasil Tes Aspek Pilihan Kata Atau Diksi..................................... Tabel 11. Hasil Tes aspek Pilihan Kata Konkret .......................................... Tabel 12. Hasil Tes Aspek Penggunaan Majas ............................................ Tabel 13. Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma................................................. Tabel 14. Hasil Tes Aspek Tipografi ............................................................ Tabel 15. Hasil Tes keterampilan Menulis Puisi Siklus II............................ Tabel 16. Hasil Peningkatan Menulis Puisi pada Pratindakan Dan Siklus I Tabel 17. Hasil Peningkatan Menulis Puisi Pada Siklus I dan Siklus II ......

39 50 51 52 52 53 54 54 58 58 59 60 60 61 62 66 67

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pembelajaran Siklus I ............................................. Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Rencana Pembelajaran Siklus II ............................................ Pedoman Wawancara Siklus I ............................................... Pedoman Wawancara Siklus II.............................................. Hasil Wawancara...................................................................

73 74 75 76 77 79 81 84 87 88 89 90 91 92 94 95 96 99

Lampiran 6 Deskripsi Hasil Wawancara ................................................... Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Pedoman Observasi Siklus I.................................................. Pedoman Observasi Siklus II ................................................ Jurnal Siklus I ........................................................................ Jurnal Siklus II .....................................................................

Lampiran 11 Rekap Jurnal Siklus I dan Siklus II ....................................... Lampiran 12 Deskripsi Jurnal Siswa Siklus I ............................................. Lampiran 13 Deskripsi Jurnal Siswa Siklus II............................................ Lampiran 14 Jurnal Guru ............................................................................ Lampiran 15 Deskripsi Hasil Jurnal Guru Siklus I ..................................... Lampiran 16 Deskripsi Hasil Jurnal Guru Siklus II.................................... Lampiran 17 Rekap Nilai Siklus I .............................................................. Lampiran 18 Rekap nilai Siklus II ..............................................................

Lampiran 19 Daftar Nama Siswa................................................................ 102 Lampiran 20 Contoh Puisi .......................................................................... 104

xiii

Lampiran 21 Lembar Penulisan Puisi ......................................................... 105 Lampiran 22 Puisi Siswa Siklus I ................................................................ 106 Lampiran 23 Puisi siswa siklus II ............................................................... 116 Lampiran 24 Foto-Foto Pembelajaran Penulisan Puisi................................ 125

xiv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Menulis merupakan suatu proses (Parera 1993:3). Oleh karena itu, menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran. Dalam tahap prakarsa, sebelum penulis menulis, harus mencari ide yang akan dituangkan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pelanjutan, yaitu penulis mulai mengembangkan idenya. Setelah selesai mengembangkan, ide harus direvisi karena sebagai seorang manusia tidak lepas akan kesalahan. Setelah tulisan itu direvisi, maka ada tahap pengakhiran, atau tahap penyelesaian yaitu tahap selesai yang siap untuk dipublikasikan. Apabila tahap-tahap tersebut dilaksanakan secara sistematik, maka hasil menulis seseorang akan lebih baik. Dalam kurikulum siswa kelas X terdapat pembelajaran menulis baik menulis kreatif maupun nonkreatif sudah sejak sekolah dasar. Oleh karena itu seharusnya siswa sudah pandai menulis. Di samping itu dalam kurikulum pun diajarkan menulis kreatif dan menulis non kreatif. Namun realitanya siswa masih merasa kesulitan dalam hal menulis khususnya pada menulis kreatif yaitu

menulis puisi. Berdasarkan observasi, pada kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang, rata-rata kemampuan menulis puisi siswa sangat rendah dapat dibuktikan dengan berdasarkan rata-rata nilainya 6. Rendahnya kemampuan menulis puisi pada MA Al Asror salah satu faktor utamanya adalah metode yang

digunakan dalam pembelajaran. Pada MA Al Asror pembelajaran puisi menggunakan metode ceramah, dengan cara siswa diberi ceramah tentang puisi. Padahal metode ceramah menuntut konsentrasi yang terus menerus, membatasi partisipasi siswa,sehingga siswa akan merasa jenuh dan bosan. Setelah itu siswa diberi tugas untuk membuat puisi, minggu berikutnya tugas itu dikumpulkan. Dengan metode seperti itu siswa merasa tertekan, sehingga siswa sulit dalam menemukan ide, dan akhirnya siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi. Berangkat dari permasalahan tersebut, yang mulanya menggunakan metode ceramah, maka peneliti mencoba untuk menerapkan teknik pengamatan objek secara langsung dalam penulisan puisi. Oleh karena itu peneliti mengambil judul Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung pada siswa kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang tahun ajaran 2005 / 2006. Puisi adalah karangan atau tulisan yang indah yang mempunyai makna tertentu dan mempunyai nilai estetis. (Jalil 1990:13). Karangan atau tulisan yang indah itu dapat berasal dari pengalaman penyair ataupun dari penggambaran sesuatu. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa dengan metode pengamatan objek yaitu siswa diajak guru untuk mengamati sebuah objek, kemudian diekspresikan dengan menggunakan kata-kata, maka siswa akan menjadi lebih mudah melakukannya. Dalam kurikulum 2004 berbasis kompetensi, pembelajaran puisi diterapkan pada kelas X SMA/MA sehingga peneliti mengambil sampel kelas X

MA (Madrasah Aliyah) Al Asror. Adapun alasan-alasan yang mengakibatkan peneliti beranggapan bahwa dengan teknik pengamatan objek secara langsung akan mempermudah siswa, karena siswa akan terdorong menulis dan mengekspresikan perasaannya setelah mengamati objek Dalam lingkungan sekolah dapat dijumpai obyek-obyek atau gambarangambaran, yang oleh siswa dapat dituangkan melalui puisi, dengan menggunakan bahasa yang puitis. Menurut Suharianto (1982:11), karya seni umumnya atau puisi khususnya tidak lain adalah hasil pengungkapan segala peristiwa atau kejadian yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa dengan objek yang sederhana dapat diciptakan puisi, misalnya yang menggunakan tema binatang, atau alam yang berasal dari pengamatan dan pengalaman siswa.

I.2 Identifikasi Masalah Dalam pembelajaran penulisan puisi banyak dijumpai siswa kesulitan dalam menemukan ide atau gagasan yang harus dituangkan di dalam puisi mereka. Penyebab kesulitan dalam menemukan ide atau gagasan salah satunya disebabkan oleh guru, dalam mengajarkan yaitu dengan menggunakan metode ceramah dalam kelas sehingga siswa akan merasakan jenuh dan bosan. Pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai. Oeh sebab itu guru dituntut untuk pandai-pandai dalam mencari metode atau teknik yang bisa membuat siswa mudah dalam memahami materi penulisan

puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

I.3 Pembatasan Masalah Permasalahan yang ditemukan pada siswa kelas X MA Al Asror adalah kesulitan menulis terutama menulis puisi. Hal ini terjadi karena pembelajaran dan metode atau teknik yang digunakan kurang sesuai.

I.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dealam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: I.4.1 Berapa besarkah peningkatan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran menulis puisi dengan teknik pengamatan objek pada siswa kelas I MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang ? I.4.2 Adakah perubahan sikap siswa kelas I MA Al Asror terhadap pembelajaran menulis puisi setelah mengikuti pembelajaran melalui teknik pengamatan objek secara langsung?.

I.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai adalah: I.5.1 Berapa besar peningkatan hasil yang diperoleh siswa kelas I MA Al Asror dengan teknik pengamatan objek secara langsung dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.

I.5.2 Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sikap pada siswa kelas I MA Al Asror terhadap pemelajaran menulis puisi setelah menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

I.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian dengan metode pengamatan objek ini dapat bermanfaat dari segi teoritis dan praktis. 1.6.1. Manfaat teoritis Dari segi teoritis, penelitian ini akan menambah ilmu, khususnya untuk mengembangkan keterampilan mengapresiasi sastra, yang difokuskan dalam menulis puisi yang mempertimbangkan jenis, tema, serta amanat puisi yang cocok dan tepat bagi anak SMA dan sederajatnya. 1.6.2. Manfaat praktis 1.6.2.1. Guru Guru dapat menggunakan metode pembelajaran penulisan puisi dengan metode pengamatan objek sehingga mempermudah dalam pengajarannya. 1.6.2.2. Siswa Siswa lebih aktif dan mendapatkan pemelajaran dengan baik I.6.2.3 Pembaca Pembaca mendapatkan pengalaman tentang pemelajaran puisi, khususnya menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka Kenyataan keterampilan menulis siswa khususnya menulis pusi masih sangat rendah, sehingga penelitian mengenai peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi sudah dilakukan banyak oleh mahasiswa dalam penulisan skripsi. Penelitian itu belum semuanya sempurna dan masih melakukan penelitian lanjutan untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian awal tersebut. Oleh karena itu beberapa penelitian terdahulu yang membahas topik peningkatan keterampilan menulis puisi yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka, antara lain Fatoni 2002 dan Arintoko 2004. Fatoni (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Karya Wisata Pada Kelas II MA Nadlatussyuban Sayung Kabupaten Demak. disimpulkan bahwa pembelajaran meningkatkan kemamuan menulis puisi menggunakan metode karya wisata terbukti mengalami peningkatan. Hal ini terbukti pada hasil tes tiap-tiap tindakan. Besarnya peningkatan dapat dilihat pada tes awal sebelum diberikan perlakuan rata-rata skor sebesar 64,2. Pada tindakan siklus I rata-rata skor sebesar 73,5 dan tinakan pada siklus ke II rata-rata skor sebesar 78.3. Dengan demikian rata-rata skor kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan metode karya wisata meningkat dari tes awal ke siklus I sebesar 1,45 % dari siklus I ke siklus II sebesar 1,063 %.

Arintoko (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Diaphan Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur Santo Yusuf Semarang melalui metode karya wisata tahun ajaran 2003/2004 menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian, diketahui adanya peningkatan menulis puisi diaphan pada sisiwa kelas V SD Pangudi Luhur Santo Yusup Semarang. Peningkatan ini disebabkan oleh ketepatan peneliti dalam memilih bahan dan menentukan teknik pembelajaran yang digunakan penelitian. Besarnya persentase peningkatan keterampilan menulis puisi diaphan melalui metode karya wisata pada siswa kelas V Sd PL Santo Yusup Semarang. Pada siklus I sebesar 10,0 poin atau 67 % dengan kategori cukup. Setelah dilakukan penelitian tindakan pada siklus II mencapai kemampuan rata-rata sebesar 11.2 poit atau sebesar 75 %. Kemampuan rata-rata ini sudah sedikit melampaui batas rentang 9-11 walaupun masih kategoi cukup. Keterampilan menulis puisi diaphan yang dikur meliputi beberapa aspek , yaitu aspek kesesuai judul dengan isi, diksi, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi. Kedua penelitian tersebut sama-sama menggunakan metode karya wisata dan membuahkan hasil pemikiran yang telah dipaparkan. Metode dari keduanya masih menggunakan metode karya wisata yang cukup memakan waktu dan tenaga, mungkin juga biaya bila harus ke luar kota. Berdasarkan kelemahan penelitian tersebut, peneliti akan berusaha memudahkan siswa tanpa biaya, tempatnya dekat, dan dilakukan kapan saja. Dalam kesempatan ini peneliti mencoba menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Adapun objek yang dapat diamati adalah sekitar sekolah

sehingga mudah terjangkau dan efisien.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Hakekat Puisi Puisi pada hakikatnya teori puisi mengomunikasikan pengalaman yang penting-penting karena puisi lebih terpusat dan terorganisasi.(Badrun 1989:2). Puisi berhubungan dengan pengalaman (Perrinel 1988:512). Beberapa sastrawan telah mencoba memberi definisi sebagai berikut: (1) Puisi adalah seni peniruan, gambar bicara, yang bertujuan untuk mengejar kesenangan, (2) Luapan secara spontan perasaan terkuat yang bersumber dari perasaan yang terkumpul dari ketenangan (3) Puisi adalah lahar imajinasi yang menahan terjadinya gempa bumi, (4) puisi adalah ekspresi konkrit dan artistik pemikiran manusia dalam bahasa yang emosional yang berirama, (5) Puisi adalah pengalaman imajinatif yang bernilai dan berarti sederhana yang disampaikan dengan bahasa yang tepat, (6) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat menafsirkan dalam bahasa berirama. Altenbernd (1970:2) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) ( as the interpretive dramatization of experience in metrical language). Maksud pengertian diatas adalah bahwa pendramaan di sini adalah orang penyair mengubah atau menceritakan pengalaman melalui puisi dengan bahasa yang terstruktur. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman menyedihkan, menyenangkan, dan mengharukan.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Dari pengertian tersebut bahwa puisi di buat seindah mungkin baik dilihat dari dari bahasa, susunan dan keindahan secara umum. Carlyle berkata, puisi merupakan pemikiran yang bersifat musical. Dalam perkataan tersebut bahwa pemikiran yang bersifat musikal yaitu irama, bunyi, yang ada dalam puisi tersebut serasi dan mempergunakan orkestasi bunyi. Wordswoth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataanperasaan yang imajinatif yaitu perasaan yang direkaan atau diangankan. Berdasarkan pengertian tersebut puisi dapat sebagai ungkapan seseorang / perasaan yang dirasakan baik itu secara langsung ataupun tidak secara langsung. Kemudian Shelly mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita.Misalnya saja peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat, seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesediaan karena kematian. Jadi di sini dapat dikatakan sebagai ungkapan baik itu ungkapan kesedihan ataupun berupa kesenangan yang terekam dalam pikiran kita. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis. Kata puitis sudah mengandung keindahan yang khusus untuk puisi. Disamping itu puisi dapat membangkitkan perasaan yang menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas atau secara umum menimbulkan keharuan.

10

2.2.2 Jenis-jenis Puisi Berdasarkan isi yang terkandung puisi dapat dibagi menjadi tiga yaitu (1) Puisi epik disebut juga puisi naratif (Cohen, 1973:184-185),bentuk puisi ini agak panjang dan berisi cerita kepahlawanan, tokoh kebangsaan, masalah surga, neraka, tuhan, dan kematian. Di samping itu puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa penyair menceritakan hal-hal diluar dirinya. Dari pengertian tersebut dikatakan bahwa puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa penyair menceritakan hal yang tidak akan pernah belum dialami. Dalam pembuatan puisi dapat bersumber dari cerita orang lain atau dari membaca buku yang bersangkutan.Adapun yang termasuk puisi epik dalam sastra Indonesia antara lain syair dan balada.

(2) Puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subjektif, personal,. Artinya penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dalam dirinya. Puisi ini bentuknya agak pendek dan biasanya menggunakan kata ganti orang pertama. Isinya tentang cinta, kematian, masalah muda dan tua. Adapun yang termasuk puisi lirik antara lain sonata, eligi, ode, dan himne. Puisi lirik banyak dijumpai dalam karya-karya Amir Hamzah, misalnya sebagai berikut:

11

TURUN KEMBALI

Kalau aku dalam engkau Dan engkau dalam aku Adakah begini jadinya Aku hamba engkau penghulu

Aku dan engkau berlainan Engkau raja, maha raja Caha halus tinggi mengawang Pohon rindang menaun dunia

Di bawa teduh engkau kembangkan Aku berhenti memati hari Pada bayang engkau mainkan Aku melipur meriang hati

Diterangi cahaya engkau sinarkan Aku menaiki tangga mengawan Kecapi firduisi melana telinga Menyentuh gamnbuh dalam hatiku

Terlihat ke bawah

12

Kandil kemerlap Melambai cempaka ramai tertawa Hati duniawi melambung tinggi Berpaling aku turun kembali (Hamzah, 1985 a:24)

(3) Puisi dramatik. Puisi ini bersifat objektif dan subjektif. Dalam hal ini seolah-olah penyair keluar dari dirinya dan berbiccara melalui tokoh lain. Dengan kata lain, dalam puisi ini penyair tidak menyampaikan secara langsung pengalaman yang ingin diungkapkan tetapi disampaikan melalui tokoh lain sehingga tampaknya seperti sebuah dialog. Menurut Rollof (1973:65)unsur yang menonjol dalam puisi dramatik adalah kemampuan memberi sugesti. Bagi Doreksi (1988:147)Puisi dramatik merupakan drama dalam sajak, dihilangkan untuk dibaca bukan untuk dipentaskan. Adapun contoh puisi dramatik dapat dilihat pada puisi Taufik Ismail berikut ini: SEORANG TUKANG RAMBUTAN KEPADA ISTRINYA

Tadi siang ada yang mati, Dan yang mengantar banyak seklali Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah Yang dulu berteriak dua ratus, dua ratus!

13

Sampai bensi juga turun harganya Sampai kita bias naik bis pasar yang murah pula. Mereka kehausan dalam panas bukan main Terbakar mukanya di atas trukterbuka Saya lemparkat sepuluh ikat rambutan kita Bu Biarlah sepuluh ikat huga Memang sudah rejeki mereka Mereka berteriak kegirangan dan berebutan Seperti anak-anak kecil Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya Hidup tukang rambutan ! hidup tukang rambutan Dan ada yang turun dari truk, bu Mengejar dan menyalami saya Hidup rakyat! teriaknya Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar Hidup pak rambutan! sorak mereka Terima kasih pak, terima kasih! Bapak setuju kami bukan ? Saya menganguk-angguk. Tak bias bicara Doakan perjuangan kami pak! Mereka naik truk kembali Masih meneriakkan terima kasihnya Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!

14

Saya tersedu belum pernah seumur hidup Orang berterima kasih begitu jujurnya Pada orang kecilnya seperti kita (dalam Jassin, 1968:151) Menurut Suharianto (1981:29), berdasarkan kata kata dalam pembentukan puisi, puisi dibagi menjadi dua yaitu: a. Puisi Prismatis Puisi prismatis adalah puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sebagai lambang-lambang atau kiasan . Dalam puisi ini pengarang dalam menggunakan kata-kata sulit dipahami bagi yang belum menguasai benar-benar tentang teori puisi. Misalnya ketika penyair mau menggambarkan suatu keadaan, dia menggunakan simbol tersendiri, sehingga ketika pembaca ingin memahaminya harus benar-benar dicermati dan dirasakan.

Contoh: DEWA TELAH MATI

Tak ada dewa di rawa-rawa ini Hanya gagak yang mengakak malam hari Tak siang terbang mengitari bangkai Pertapa yang terbunuh dekat kuil

Dewa telah mati di tepi-tepi ini

15

Hanya ular yang mendesir dekat sumber Lalu minum dari mulut Pelacur yang tersenyum dengan baying sendiri

Bumi ini perempuan jalang Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa Ke rawa-rawa mesum ini Dan membunuhnya pagi hari.

(SIMPHONI, hal 9)

Puisi tersebut menggunakan lambang-lambang yangdigunakan penyair menunjuk kepada pengertian yang tidak sebenarnya.Untuk memahami maksud puisi tersebut kita perlu menafsirkan kata-kata yang dipasang penyair tersebut menghubung-hubungkan dengan hal-hal di luar puisi itu sendiri karena penyair juga menggunakan kata-katanya sebagai perbandingan-perbandingan. b. Puisi diaphan Adalah puisi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak mengandung pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Dalam puisi diaphan pengarang menggunakan bahasa yang mudah dipahami atau dapat dikatakan bahwa kata yang digunakan adalah kata-kata yang digunakan dalam sehari-hari. Contoh:

16

KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI Tidak ada pilihan lain, kita harus Berjalan terus Karena berhenta ayau mundur Berarti hancur

Apakah akan kita jual keyakinan kita Dalam pengabdian tanpa harga Akan maukah kita duduk dalam satu meja Dengan para pembunuh tahun yangn lalu Dalam setiap kalimat yang berakhiran Duli Tuanku?

Tidak adalagi pilihan lain.Kita harus Berjalan terus Kita adalah manusia yang bermata sayu yang ditepi jalaN Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh. Kita adalah berpuluh juta yang brtahun hidup sengsara Dipukul banjir, gunung api kutuk dan hama Dan brtanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka Kita yang tak punya kepentingan dengan seribut slogan Dan seribut pengeras suarayang hampa suara

17

Tak ada lagi pilihan lain. Kita harus Berjalan terus

(ANGKATAN 66, hal. 165)

2.2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Puisi 2.2.3.1 Diksi Dalam puisi kata-kata sangat besar peranannya. Setiap kata mempunyai fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya. Meyer (1987:457)

mengatakan bahwa dalam fungsinya untuk memadatkan suasana, lembut, dan bersifat ekonomis Jadi kata-kata dalam puisi hendaknya disusun sedemikian serupa sehingga dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisanya dengan baik.Sehubungan dengan hal itu Meyer (1987:457-548) membagi diksi dalam tiga tingkat yaitu 1) diksi formal adalah bermartabat, inpersonal dan menggunakan bahasa

yang tinggi. 2) diksi pertengahan. Diksi ini agak sedikit tidak formal dan biasanya kata-

kata yang digunakan adalah yang dipakai oleh kebanyakan orabng yang berpendidikan. 3) Diksi informal mencakup dua bahasa yaitu bahasa sehari-hari yang dalam

hal ini termasuk slang, dan dialek yaitu meliputi dialek geografis dan sosial. Diksi dapat berupa denotasi dan konotasi.Denotasi merupakan makna kata

18

dalam kamus, makna kata objektif yang pengertiannya menunjuk pada benda yang diberi nama dengan kata kata itu.Satu sisi Alternberd (1970: 10) mengatakan bahwa kumpulan asosiasi perasaan yang terkumpul dalam sebuah kata yang diperoleh melalui setting yang dilukiskan disebut konotasi. Meyer (1987:549) melihat bahwa konotasi adalah bagaimana kata digunakan dan asosiasi orang yang timbul dengan kata itu. Tentu saja makna konotasi sangat tergantung pada konteksnya. Makna konotasi dapat diperoleh melalui asosiasi dan sejarahnya. 2.2.3.2. Pengimajian Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental atau bayangan visual penyair, menggunakan gambaran-gambaran angan. Imaji adalah gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental atau bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya. Coombes mengatakan bahwa dalam tangan penyair yang baik imaji itu segar dan hidup, berada dalam puncak keindahannya untuk mengintensifkan, menjernihkan, dan memperkaya. Citraan menurut Alternberd merupakan unsur yang penting dalam puisi karena dayanya untuk menghadirkan gambaran yang konkret, khas, menggugah dan mengesankan. Brook dan Waren mengatakan bahwa citraan juga dapat merangsang imajinasi dan menggugah pikiran dibalik sentuhan indera serta dapat pula sebagai alat interpretasi. 2.2.3.3. Kata konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk

19

menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Waluyo mengatakan dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat

membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Misalnya saja penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel.Penyair mempergunakan kata-kata gadis kecil berkaleng kecil. 2.2.3.4. Bahasa Figuratif Menurut Waluyo bahasa figuratif adalah majas. Dengan bahasa figuratif, membuat puisi lebih indah, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Dalam bukunya kamus Istilah Sastra, Panuti Sujiman menyebutkan kiasan adalah majas yang mengandung perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata atau ungkapan lain untuk melukiskan kesamaan atau kesejajaran makna. Rahmat Joko Pradopo dalam bukunya pengkajian puisi menyamakan kiasan dengan bahasa figuratif dan memasukkan metafora salah satu bentk kiasan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada umumnya bahasa figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk mengkonkretkan dan lebih mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian, pemakaian bahasa figuratif menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa dekat pada pembaca karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan kekonkretan, kedekatan, keakrabatan dan kesegaran. Menurut Albernd, bahasa figuratif digolongkan menjadi tiga golongan, diantaranya adalah: a. Simile

20

Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Keraf menyatakan, Simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit.

Perbandigan yang demikian dimaksudkan bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan yang lainnya. Misalnya dengan menggunakan kata seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana,dan lain-lain. Dari pengertian di atas smile adalah membandingkan atau menyapakan dengan hal lain dengan menggunakan kata kata yang artinya sama. b. Metafora Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarya tidak serupa. Jadi di sini bahwa metafora itu membandinkan sesuatu yang tida asama namun disamakan. c. Personifikasi Personifikasi adalah satu corak metofora yang dapat diartikan sebagai suatu cara penggunaan atau penerapan makna. Jadi antara personifikasi dan metafora keduanya mengandung unsur persamaan. d. Epik Simile Epik Simile atau perumpamaan epos adalah pembandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingan lebih lanjut dalam kalimat atau frase-frase yang berturut-turut.

21

e. Metonimi Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu benda yang lainnya yang mempunyai kaitan rapat. f. Sinekdoki Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau benda atau hal itu. Yang dimaksud di sini bahwa sebuah benda pasti mempunyai bagian bagian yang tekandung di dalamnya. Kemudian dalam mencari sinekdoki cari hal yang paling terpenting.

2.2.3.5. Versifikasi Versifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum. Secara umum ritma dikenal sebagai irama, yakni pergantian turun naik panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Panuti Sujiman memberikan pegertian irama dalam puisi sebagai alunan yang dikesankan oleh perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendeknya bunyi keras lembutnya tekanan, dan tinggi rendahnya nada karena sering bergantung pada pola matra., irama dalam persajakan pada umumnya teratur. Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi, paa akhir baris puisi atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Adapun metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap

22

menurut pola tertentu. Hal ini disebabkan oleh (1) jumlah suku kata yang tetap, (2) tekanan yang tetap, dan (3) alun suara menaik dan menurun yang tetap. 2.2.3.6. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Tipografi merupakan bentuk dari puisi yang bermacam-macam tergantung yang mengarangnya. Adapnu fungsi tipografi adalah: untuk keindahan indrawi dsan mendukung makna.

2.2.3.7 Sarana Retorika Sarana retorika adalah muslikhat pikiran. Muslikhat pikiran ini berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpkir. Sarana retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau figurative dan citraan memperjelas gambaran atau mengkonkretkan dan menciptakan perspektif yang baru melalui perbandingan sedangkan sarana retorika adalah alat untuk mengajak pembaca berfikir supaya lebih menghayati gagasan yang dikemukakan.

2.2.4. Pembelajaran Menulis Puisi Berdasarkan uraian latar belakang masalah, bahwa menulis merupakan suatu proses, maka pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan. Utami Munandar (1993) menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk menulis puisi. Diantaranya adalah:

23

1. tahap persiapan dan usaha 2. tahap inkubasi atau pengendapan 3. tahap iluminasi 4. tahap verifikasi. Pada tahap persiapan dan usaha seseorang akan mengumpulkan informasi dan data yang dibutuhkan. Makin banyak pengalaman atau informasi yang dimiliki seseorang mengenai masalah atau tema yang digarapnya, makin memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses tersebut. Tahap inkubiasi atau pengendapan, setelah semua informasi dan pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan diri sepenuhnya untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin, maka biasanya diperlukan waktu untuk mengendapkan semua gagasan tersebut, diinkubasi dalam alam prasadar. Tahap iluminasi, akan mencoba mengekspresikan masalah tersebut dalam puisi. Tahap selanjutnya adalah tahap verifikasi yaitu penulis melakukan penilaian secara kritis terhadap karyanya sendiri. Verifikasi juga dapat dilakukan dengan cara membahas atau mendiskusikannya dengan orang lain untuk mendapatkan masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya selanjutnya. Setelah menyimak tahap-tahap yang disampaikan oleh Utami Munandar, penulis menyederhanakan sebagai berikut: 1) Tahap prakarsa Tahap prakarsa merupakan tahap pencarian ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa puisi. Ide-ide dapat berupa pengalaman-pengalaman seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah-masalah tertentu. Di

24

samping itu ide dapat dicari dari sesuatu yang langsung dilihat. Makin banyak orang mempunyai ide, makin mudah untuk menulis puisi. 2) Tahap Pelanjutan Tahap ini merupakan tahap tindak lanjut dari tahap pencarian ide setelah seseorang mendapatkan ide-ide dari berbagai sumber dan cara,kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sebuah puisi. Dalam tahap pelanjutan ini, setelah dikembangkan kemudian direvisi, karena manusia tidak akan lepas dari kesalahan. 3) Tahap Pengakhiran Adapun puisi yang diajarkan siswa adalah puisi transparan yang merupakan bentuk puisi sederhana atau dapat disebut dengan puisi diaphan. Di samping itu dalam latihan penulisan puisi ini tidak hanya untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa , akan tetapi siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri. Adapun cara membina siswa agar mereka dapat menulis dengan baik adalah Memanfaatkan model atan teknik. Dalam pemanfaatan model mungkin

siswa diperkenalkan atau diperlihatkan puisi yang mudah dipahami dan unsurursur yang terkandung di dalamnya jelas. Apabila guru tersebut dengan menggunakan teknik guru berusaha mencari teknik yang cocok oleh siswa tersebut. Unsur-unsurnya

25

Dalam pembelajaran menulis puisi, sebelum siswa mulai menulis dijelaskan mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam puisi. Kebakatannya.

Kebakatan siswa perlu diketahui oleh guru, kemudian bakat itu diarahkan dan dikembangkan dengan teknik-teknik tertentu. 2.2.4.1. Media Pembelajaran Dalam pembelajaran puisi yang termudah,peneliti menggunakan media pembelajaran lingkungan yang dapat dilakukan di sekitar sekolah masingmasing dan tanpa mengeluarkan biaya yang banyak , di samping itu waktu yang dibutuhkan efisien secukupnya. Lingkungan sebagai media pengajaran, pada dasarnya

memvisualkan fakta gagasan, kejadian , peristiwa dalam bentuk tiruan dari keadaan sebenarnya untuk dibahas di kelas dalam membantu proses belajar menngajar. Pengajaran di lain pihak guru dan siswa dapat mempelajari keadaan sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kapada lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar. Cara ini lebih bermakna disebabkan para siswa

dihadapkan pada peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih aktual dan dapat dipertanggungjawabkan. Mengajak siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar mengajar tidak terbatas oleh waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, hanya waktu satu atau dua jam sudah selesai, tergantung yang akan diamati atau dipelajarinya. Banyak

26

keuntungan yang dapat kita peroleh dari kegiatan mengamati lingkungan sekitar diantaranya adalah; 1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk dikelas berjam-jam, sehingga motivasi siswa dalam belajar akan lebih tinggi. 2. Hakekat belajar akan lebih bermakana sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. 3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya sehingga lebih aktual 4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengsn berbagai cara seperti mengamati berwawancara,

membuktikan, mendemonstrasikan menguji fakta , dan lain-lain. 5. Sumber belajar menjadi kaya sebab lingkungan yang data dipelajari 6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek kehidupan yang ada di lingkungannya sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya serta dapat memupuk cinta lingkungan. Dalam kesempatan kali ini, lingkungan benar-benar dimanfaatkan, sehingga guru harus benar-benar membagi waktu sehingga efisien dalam pembelajaran.karena dalam pembelajaran dengan keluar kelas banyak kelemahan atau kekurangan yang sering terjadi dalam pelaksanaannya berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan. Di antaranya adalah: a. Kegiatan siswa kurang dipersiapkan sebelumnya.Dari kesalahan tersebut dapat mengakibatkan siswa dalam belajar di luar kelas bukan belajar sungguh-sungguh namun untuk mainan. Untuk

27

menghindari

dari

hal

itu

guru

biasanya

mempersiapkan

pelaksanaannya dan di plotkan waktunya, kemudian diberitahukan kepada siswa sehingga siswa akan melaksanakan sesuai dengan rancangan yang akan dilakukan. b. Anggapan bahwa belajar di luar kelas menghabiskan waktu yang banyak. Namun anggapan yang seperti itu adalah salah. Untuk menghindari dari hal tersebut guru bisa membagi waktu yang seefisien mungkin. Misalnya cukup pengamatan yang diperluka saja, setelah itu siswa disuruh untuk kembali masuk kelas dan membahasnya di dalam kelas. Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas. Padahal pelajaran dapat di dalam kelas ataupun di luar kelas. 2.2.4.2. Evaluasi Pembelajaran Waluyo (1987:27) berpendapat bahwa struktur fisik puisi terdiri atas barisbaris puisi yang bersama-sama mengandung bait-bait puisi. Selanjutnya, bait-bait puisi itu membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai wacana. Struktur fisik ini merupakan medium pengungkap struktur batin puisi. Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi menurut Waluyo adalah diksi, pengimajian, kata konkret, majas (meliputi lambang dan kiasan) , bersifikasi (meliputi rima, ritma, dan metrum) dan tipografi. Selain keenam unsur itu, menurut Jabrahim, dkk masih ada unsur yang lain, yakni sarana retorika. Dengan demikian ada tujuh macam unsur yang termasuk struktur fisik. Adapun struktur batin puisi, sebagaimana disebut Waluyo terdiri atas

28

tema, nada , perasaan, dan amanat. Dengan demikian, ada tujuh kriteria dalam mengevaluasi kualitas fisik dari sebuah puisi. Struktur batin yang telah disebutkan di atas, juga merupakan unsur yang dapat digunakan sebagai pedoman pengevaluasian. Jadi antara struktur fisik dan struktur batin menjadi kesatuan untuk mengetahui kualitas dari sebuah puisi. Dari penjelasan tentang evaluasi pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa dalam penulisan puisi harus terdapat struktur fisik dan struktur batin puisi., Kedua unsur tersebut saling melengkapi dari puisi tersebut.

2.2.5 Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung Metode adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam merancang, menyelesaikan, dan menghasilkan dari sesuatu yang diinginkan.(Atmazaki (1993 : 124) Teknik pembelajaran tidak akan berhasil apabila tidak ada metode yang benar-benar cocok untuk pembelajaran tersebut. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Teknik pengamatan objek secara langsung adalah metode yang dilakukan dengan mengamati suatu benda, peristiwa atau kejadian secara langsung. Teknik pengamatan objek secara langsung dekat sekali dengan alam lingkungan sekitar. Pada dasarnya siswa senang dengan kenyataan atau realita yang, langsung dilihat oleh siswa. Oleh sebab itu siswa akan lebih peka atau lebih terangsang untuk mengekspresikan sesuatu yang dirasakannya. Proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas namun dapat

29

dilakukan di luar kelas, seperti yang telah disebutkan tadi yaitu mengamati objek pada lingkungan di luar kelas secara langsung. Teknik pengamatan objek secara langsung juga sangat bermanfaat dalam pembelajaran puisi. Hakikat menulis puisi merupakan hasil rekaman dari peristiwa atau gambaran objek menarik yang dituangkan melalui pikirannya ke dalam bahasa tulis. Teknik pengamatan objek secara langsung di sini dapat menggugah siswa dalam berekspresi yang dituangkan dalam puisi, dengan cara siswa mengamati suatu objek, misalnya saja objek alam yang berupa pohon beringin seperti puisinya Sutan Takdir AliSjahbana yangberjudul Pohon Beringin Adapun puisinya adalah:

POHON BERINGIN Tinggi melangit puncakmu bermegah, Melengkung memayung daunmu bodi Berebut akar mencecah tanah Masuk membenam ke dalam bumi

Lemah mendesir daunmu bernyanyi Gemulai berbuai dibelai angin Nikmat lindap menyerap di kaki Mengundang memanggil leka berangin

30

Dalam puisi karangan Sutan Takdir Alisjahbana, dilukiskan tentang keadaan luar dari pohon beringin. Jadi bagaimana bentuk pohon beringin itu dapat di tulis menjadi puisi, dengan menggunakan kata-kata yang pantas untuk dijadikan puisi. Setelah melihat contoh di atas siswa dapat mempraktekannya dengan melakukan di luar kelas yaitu mengamati objek secara langsung. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah: a. Langkah Persiapan Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini adalah: Guru menentukan tujuan yang diharapkan dicapai oleh para siswa, dan siswa diberitahu tujuan dari pembelajaran tersebut, agar siswa mengerti tujuan yang akan dilakukannya. Menentukan objek yang akan diamati. Dalam hal ini guru menentukan objek yang sekiranya cocok untuk pembelajaran menulis puisi. Diuusahakan objek yang diamati adalah objek yang dekat dengan sekolah agar tidak membutuhkan waktu yang lama. Menentukan cara belajar siswa dalam mengamati objek. Oleh karena itu siswa dapat bekerja dengan baik dan dapat mengerjakan sesuai dengan yang diharapkannya. b. Langkah Pelaksanaan Pada langkah ini dilakukan kegiatan pembelajaran di tempat objek yang telah dipilih. Siswa mengamati objek secara langsung kemudian siswa mencoba mengungkapakan apa yang dilihat, apa yang dirasakan oleh siswa, dan setelah itu

31

perasaan atau objek yang dilihatnya dituangkan dalam bahasa puitis. c. Tindak lanjut Setelah melakukan pengamatan objek dan megerjakan apa yang ditugaskan oleh guru yaitu menulis puisi berdasarkan objek secara langsung, maka siswa diharapkan untuk kembali ke kalas. Dalam kelas tersebut guru mencoba melihat hasil dari yang dilakukan siswa dengan melihat hasil puisi yang telah dituliskan oleh siswa. Agar seluruh siswa mengetahui kesalahan yang telah ditulisnya maka, guru menyuruh salah satu siswa untuk membacakannya hasil puisi tersebut, Setelah itu siswa yang lainnya menilai atau mengoreksi pekerjaan temannya, dengan harapan agara kesalahan tersebut tidak terulang keduakalinya.

2.3. Kerangka Berfikir Keterampilan menulis puisi pada siswa sekolah Madrasah Aliyah Al Asror pada kelas X masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan menulis itu wajar karena dalam siswa menerima pelajaran bukan hanya bidang ilmu pengetahuan umum, namun juga ilmu pengetahuan tentang agama. Jadi pikiran siswa bukan hanya terfokus pada umumnya saja namun juga agamanya. Di samping itu pembelajaran sastra sedikit diajarkan dengan alasan bahwa dalam ujian akhir nasional nanti tidak ada pertanyaan yang bersangkutan dengan sastra, meskipun terdapat soal sastra masih bersifat umum sehingga dalam hal aplikasinya kurang. Di samping itu kalangan masyarakat umum menganggap bahwa sastrawan itu cenderung tidak baik dalam hal segalanya misalnya saja dari segi rambut, cara

32

berpakaian, dan berpakaian yang tidak rapi. Dari situlah orang tua siswa senang melihat anaknya menjadi dokter, polisi, dan pekerjaan yang lainnya, namun mereka tidak suka anaknya menjadi sastrawan, seniman dan penyair, sehingga orang tua menekankan anaknya untuk belajar hal-hal yang berhubungan dengan hal yang diinginkan oleh orang tuanya. Misalkan saja orang tua anaknya ingin menjadi dokter maka anaknya dilanjutkan pada sekolah yang berhubungan dengan dengan kedokteran. Dalam sekolah kedokteran tidak ada yang namanya pembelajaran sastra. Padahal menurut kenyataannya bahwa seniman belum tentu keadaan tubuhnya tidak terawat, justru ada seniman yang rapi, disiplin dan pinter dalam agamanya, bahkan beliau juga sebagai seorang kyai. Berdasarkan keadaan di atas peneliti akan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung dalam usaha meningkatkan kemampuan anak dalam menulis puisi khususnya pada siswa kalas X Al Asror patemon Gunungpati Semarang. Latar belakang peneliti mengambil teknik pengamatan objek secara langsung adalah bahwa selama ini metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang dilakukan guru di dalam kelas membuat siswa jenuh dan bosan sehingga ide yang akan digunakan dalam menulis puisi tidak muncul. Dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung, siswa tidak akan merasakan jenuh dan justru akan merasakan segar karena dengan teknik pengamatan objek secara langsung ini siswa disuruh untuk mengamati objek secara langsung di luar kelas kemudian dengan melihat atau mengamati kemudian siswa muncul perasaan atau apa yang sedang dirasakan kemudian

33

dituangkan dalam bentuk puisi. Oleh sebab itu dengan menggunakan teknik ini mempermudah siswa dalam mengalami topik. Setelah itu pekerjaannya dikumpulkan dan dibahas bersama-sama. Pada pembelajaran siklus pertama siswa diperkenalkan teori tentang puisi dan teknik yang dapat digunakan, diajak melihat objek yang akan dipelajari, dan kemudian mnulis puisi diaphan sesuai dengan tema. Pada siklus kedua siswa diajak mengunjungi lagi objek kemudian siswa menulis lagi puisinya dengan tahap yang telah direncanakan oleh seorang guru.

2.4. Hipotesis tindakan Rendahnya keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X MA Al Asror disebabkan oleh sistem pengajaran yang digunakan di MA Al Asror dan kondisi lingkungan keluarga yang kurang mendukung. Dalam penelitian ini, peneliti beranggapan adanya peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X MA Al Asror tahun ajaran 2005/ 2006 dan besarnya presentase peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X MA Al Asror dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di MA AlAsror Patemon Gunungpati Semarang Khususnya kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa dan Sastra Indonesia bahwa kelas XA tingkat

35

menulis kreatifnya pada menulis puisi masih sangat rendah. Guru tersebut mengatakan bahwa siswa merasa kesulitan dalam menulis kreatif sehingga siswa kurang respon terhadap pembelajaran bahasa indonesia dengan materi pembelajaran menulis puisi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan secara bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

3.2. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan objek dalam penelitian yang dilakukan. Adapun variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan Menulis Puisi Keterampilan menulis puisi adalah keterampilan menuangkan gagasan, ide, atau pengalaman dari peristiwa atau kejadian yang dilihat ke dalam bentuk puisi dengan bahasa yang baik dan puitis.

2. Teknik pengamatan objek secara langsung Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Pengamatan objek secara langsung yaitu mengajak siswa untuk mengamati objek secara baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas. Menggunakan teknik ini agar siswa tidak merasa terbebani, jenuh dan bosan sehingga dengan mudah dapat menulis puisi.

36

3.3. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan instrumen tes dan instumen non tes. 3.3.1. Instrumen Tes Pada instrumen tes ini, dilakukan oleh peneliti ada dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, dengan tujuan untuk mengukur dari hasil kemampuan menulis puisi. Oleh sebab itu siswa disuruh untuk membuat puisi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Hasil tes pada siklus pertama dianalisis, dinilai kemudian peneliti mencari kesulitan-kesulitan yang dialami siswa atau kelemahan-kelemahan siswa dalam hal menulis puisi. Pada pertemuan berikutnya siswa diberi tekni-teknik atau cara menulis puisi dengan mudah. Sampai siswa dapat menulis puisi dengan tepat, dan di beri tes lagi pada siklus berikutnya. Hasil tes pada siklus kedua diharapkan siswa mendapatkan hasil yang baik. Apabila belum mendapatkan hasil yang baik pada penulisan puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Untuk memberikan penilaian terhadap hasil tes penulis menggunakan skor yang terdapat poada buku Pengujian dan penelitian bahasa dan sastra Indonesia oleh safari, MA. Adapun skor penilaian pada instrumen dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. Kriteria Penilaian Tiap Aspek No Aspek yang dinilai Rentang Skor

37

1.

Kesesuaian judul dengan isi

Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Tidak sesuai Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat

= 85-100 = 75-84 = 60-74 = 0-5 = 85-100 = 75-84 = 60-74 = 0-59 = 85-100 = 75-84 = 60-74 = 0-59

2.

Pilihan kata atau diksi

3.

Pilihan kata konkret

Sangat transparan Transparan Kurang transparan Tidak transparan Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat

4.

Penggunaan majas

= 85-100 = 75-84 = 60-74 = 0-5

5.

Pemanfaatan versifikasi (rima Indah, dan lengkap = 85-100 dan ritma) Indah, tetapi kurang lengkap = 75-84 Tidak indah tetapi lengkap = 60-74 Tidak indah dan tidak lengkap = 0-59 Tipografi Variatif Cukup variatif Kurang variatif Tidak variatif = 85-100 = 75-84 = 60-74 = 0-59

6.

3.3.2. Instrumen nontes Intrumen non tes yang digunakan peneliti adalah observasi dan wawancara a. Observasi / pengamatan Pada observasi atau pengamatan yang dilakukan siswa dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran sastra dan respon siswa terhadap pembelajaran sastra.

38

Adapun aspek yang diamati meliputi: (1). Tingkat keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran sastra. (2). Respon siswa dalam menerima materi pembelajaran sastra khususnya pada menulis kreatif siswa. (3). Respon siswa terhadap pembeklajaran dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

b.

Wawancara Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi dari siswa bagaimana tentang pembelajaran sastra pada penulisan kreatif puisi tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, kemudian peneliti berusaha menerapkan teknik pengamatan objek secara langsung.

3.4. Desain Penelitian tindakan kelas Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas untuk menyelesaikan permasalahan agar pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Penelitian tindakan kelas ini berisi pra tindakan dan tindak lanjut. Pada pratindakan berisi renungan dalam mengajar sehingga dapat

39

menemukan kelemahan-kelemahan, kekurangan dalam pembelajaran menulis kreatif kemudian dilakukan dengan tindakn tindak lanjut yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tentang pembelajaran sastra. Adapun desain penelitiannya sebagai berikut: Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: Perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan reflection. Perencanaan yaitu tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan menulis puisi. Perencanaan harus dibuat oleh peneliti sebelum peneliti melangkah lebih lanjut. Tindakan merupakan tindakan apa yang akan dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan dan peningkatan. Dalam hal ini, upaya perbaikan terhadap siswa tentang kesalahan-kesalahan siswa setelah siswa menulis puisi. Observasi atau pengamatan, yaitu mengamati hasil dari tindakan yang dilakukan penulis terhadap siswa. Kesalahan siswa ,kesulitan siswa, dan tanggapan siswa dijadikan pertimbangan untuk perencanaan siklis berikutnya. Refleksi yaitu tindakan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan refleksi tersebut, penulis bersama-sama guru lain dapat melakukan revisi, perbaikan, terhadap awal untuk rencana berikutnya.

3.5. Proses Tindakan Kelas Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun

40

dua siklus tersebut sebagai berikut: 1. Siklus I

Dalam siklus ini peneliti membuat program sebagai berikut: a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi adalah menentukan tema. Dalam hal itu peneliti menentukan tema lingkungan. Pembelelajaran yang dilakukan dengan teknik pengamatan objek secara langsung, siswa langsung berada dalam objek secara langsung disekitar lingkungan sekolah yang cocok untuk pembelajaran sesuai dengan tema yang telah ditentukan. b. Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama pembelajaran menulis puisi berlangsung. Pembelajaran menulis puisi ini dilakukan dengan teknik pengamatan objek secara langsung. Pada pembelajaran ini dilakukan pengambilan data tes. Dalam pengambilan tes dengan tujuan untuk melatih siswa dalam menuls puisi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut: 1. Menentukan tema

Tema menulis puisi pada siklus pertama adalah lingkungan. 2. Menentukan tujuan menulis

Tujuan menulis puisi adalah agar para dapat mengetahui keadaan, suasana, serta gambaran dari lingkungan yang diamati penulis puisi tersebut. 3. Mengumpulkan data atau bahan tulisan

Dalam pengumpulkan atau bahan tulisan yang digunakan untuk menulis puisi dilakukan dengan pengamatan objek secara langsung.

41

4.

Menulis Puisi

Setelah melakukan pengamatan, kemudian siswa menuliskan, dalam bentuk puisi. c. Pengamatan atau observasi

Pengamatan yang dilakukan disini adalah pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan siswa selama penelitian berlangsung dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung, yaitu dapat mengetahui siswa yang lancar dan paham, kemudian siswa yang belum paham dalam penulisan puisi. Siswa yang paham akan meneliti dengn baik kemudian dituliskan kedalam puisi dengan baik, sedangkan siswa yang tidak paham akan bingung dan mondar-mandir tidak tahu apa yang harus dilakukan. d. Refleksi

Pada kegiatan refleksi, peneliti mengkaji hasil puisi dan perilaku siswa pada siklus I. Setelah mengetahui hasil, peneliti malakukan siklus selanjutnya dalam usaha meningkatkan keterampilan menulis puisi. Hasil refeksi yang ditemukan nantinya dimanfaatkan untuk mencari cara termudah dalam melakukan pengamatan dan menulis puisi. 2. Siklus II Setelah melakukan refleksi pada siklus I, peneliti melakukan tindakan pada siklus II sebagai berikut: a. Perencanaan

Pada siklus kedua peneliti menjelaska lagi tentang puisi dan aturan penulisan puisi, kemudian menjelaskan juga tujuan penggunaan teknik pengamatan objek secara langsung.

42

b.

Tindakan

Pengambilan data pada siklus kedua dilakukan dengan mengamati lagi atau peristiwa kejadian baik yang menggambarkan objek lingkungan yang telah

diamati. Penulisan puisi pada siklus kedua dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menentukan tema Tema menulis puisi pada siklus kedua sama tema dengan siklus yang pertama, dengan alasan agar dalam mengoreksi mudah antara hasil siklus pertama dan hasil siklus kedua. 2. Menentukan tujuan Tujuan menulis puisi pada siklus kedua adalah membangkitkan imajinasi siswa agar lebih mencintai sastra. 3. Melakukan Pengamatan Pengamatan objek tetap dilakukan degan metode pengamatan objek secara langsung. Adapun tempat pengamatan objek sama dengan yang dilakukan pada siklus pertama. 4. Menulis Puisi Penyusunan puisi tetap dilakukan di luar kelas agar siswa tidak merasakan jenuh dan bosan. Dan diharapkan ketika siswa merasa kesulitan dapat bertanya dengan baik. c. Pengamatan atau Observasi

Observasi terhadap siswa dilakukan selama proses pembelajaran dilakukan. Pada siklus kedua ini diharapkan siswa mengalami peningkatan.

43

d.

Refleksi

Meskipun pada siklus pertama mengalami peningkatan cukup baik, pada siklus kedua harus mengalami peningkatan lagi.Di samping itu siswa yang sudah baik diharapkan untuk membantu temannya yang belum baik dengan cara siswa yang sudah bisa menerangkan pada siswa yang belum bisa di luar jam pelajaran berlangsung.

3.6. Teknik Pengumpulan Data 3.6.1. Tes Data dalam menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung adalah melalui tes. Tes dilakukan dengan pemberian tugas menulis puisi berdasarkan pengamatan objek secara langsung. Tugas ini dilakukan dengan dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Teknik tes diberikan guna mengetahui data keterampilan siswa dalam menulis puisi setelah pembelajaran teknik pengamatan objek secara langsung.

3.6.2. Nontes Data dari teknik non tes ini peneliti lakukan untuk mengetahui keadaan yang terjadi sebenarnya selama proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam melakukan teknik ini, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan jurnal. 3.6.2.1. Observasi Teknik observasi digunakan untuk mengetahui perilaku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru

44

pengampu bahasa dan Sastra Indonesia kelas X MA Al Asror selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan guru dapat memperoleh perbaikan dalam proses belajar mengajar. Pada tahap observasi ini peneliti dan guru menggunakan tanda chek list pada lembar observasi berdasarkan berdasarkan pengamatan proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari observasi tersebut kemudian dianalisis dan didiskripsikan dalam bentuk uraian kalimat sesuai dengan perilaku nyata yang ditunjukan oleh siswa. 3.6.2.2. Wawancara Wawancara digunakan untuk mencari kesulitan dan hambatan dalam pembelajaran menulis puisi siswa. Pada wawancara tersebut peneliti berusaha mengambil data dengan jawaban yang sebenarnya dan sebagian besar pada siswa yang mendapatkan nilai jelek dalam menulis puisi. Wawancara yang digunakan peneliti berisi tentang tanggapan atau pendapat siswa berkaitan dengan materi pembelajaran dan teknik pembelajaran yang dilakukan oleh penulis. 3.6.2.3. Jurnal Jurnal digunakan untuk menngetahui kesan dan pesan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Jurnal tersebut ditulis pada selembar kertas, jurnal tertsebut merupakan refleksi diri atas segala hal yang dirasakan selama proses pembelajaran secara berlangsung. Setelah itu jurnal dikumpulkan dan diserahkan pada peneliti.

45

3.7. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. 1. Teknik Kuantitatif Pada teknik kuantitatif, peneliti menganalisis hasil kuantitatif dari siswa. Adapun yang diperoleh dari peneliti kemudian di koreksi dengan memberikan nilai. Setelah itu nilai direkap keseluruhannya, untuk dihitung nilai rata-rata. Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah sebagai berikut: NP = NK / JS x 100% Keterangan: NP = Nilai dalam persen NK = Nilai Komulatif JS = jumlah siswa

1.

Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis teknik kualitatit yang berasal dari non tes yaitu observasi atau pengamatan dan wawancara terhadap siswa. Dalam menganalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan dan perilaku siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II.

46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas pada menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung, diperoleh dari hasil tes dan nontes, dan

47

terdiri dari siklus I dan siklus II. Pada tes pratindakan ini hasilnya diperoleh dari rata-rata nilai menulis puisi sebelum diterapkan teknik pengamatan objek secara langsung. Selanjutnya dari hasil pratindakan digunakan untuk menyusun rancangan pembelajaran pada tahap siklus I. selanjutnya hasil penilaian atau evaluasi pembelajaran pada tahap siklus I disempurnakan pada rancangan pembelajaran siklus II.

4.1.1 Hasil Tes Pratindakan Hasil tes pratindakan adalah hasil proses pembelajaran menulis puisi yang belum disertai tindakan pembelajaran dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Hasil tes pratindakan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal sisiwa XA MA Al Asror dalam menulis puisi. Hasil tes pratindakan dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

No 1 2 3 4

Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang

Rentang nilai 85-100 75-84 60-74 0-59

frekuensi 0 3 21 14

Bobot Skor 0 225 1326 730

Persen 0% 7;9 % 55,3 % 36;8 %

Rata-rata 2281 38 = 60

48

38

2281

Dari tabel 1 hasil tes keterampilan menulis puisi pratindakan tampak bahwa kemampuan menulis puisi kelas X.A MA Al Asror masih rendah terbukti bahwa rata-rata menulis puisi siswa hanya 60. Adapun rincian data tersebut dijelaskan sebagai berikut. Dari jumlah keseluruhan 38 siswa, 14 siswa atau 36;8 % termasuk dalam kategori kurang dengan skor 0-59. Kategori cukup dengan skor 60-74 dicapai oleh siswa sebanyak 21 siswa atau 55,3%, kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 3 siswa atau 7,9%, sedangkan siswa yang mencapai kategori sangat baik atau dengan skor 85-100 belum ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas X MA Al Asror masih rendah. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis puisi ini disebabkan karena faktor internal yaitu dari siswa sendiri dan faktor eksternal diantaranya teknik pembelajaran yang digunakan kurang sesuai.Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menulis siwa, peneliti menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung pada siklus I. 4.1.2. Hasil Penelitian siklus I Tahap siklus I merupakan tindak lanjut awal dalam menyelesaikan masalah yaitu rendahnya menulis puisi pada kelas X.A MA Al Asror. Pada siklus I proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

Tabel 2. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Isi Dengan Tema.

49

No 1 2 3 4

Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang

Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59

frekuensi 0 27 10 1 38

Persen 0% 71 % 26;3 % 2,6%

Rata-rata 2636 38 = 69,4

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam kemampuan kesesuaian memilih judul adalah 69,4 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 27 siswa atau 71 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 siswa ada 10 siswa atau 26,3 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 1 siswa atau 2,6 %.

Tabel 3. Hasil Tes Aspek Pilihan Kata Atau Diksi. No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 0 30 8 0 38 Persen 0% 78,9 % 21,1 % 0% Rata-rata 2608 38 = 68,6

50

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata atau diksi adalah 68,6 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 30 siswa atau 78,9 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 siswa ada 8 siswa atau 21,1 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 059 tidak ada.

Table 4. Hasil Tes Aspek Penilaian Kata Konkret No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 0 17 20 1 38 Persen 0% 44,7 % 52,6 % 2,6% Rata-rata 2584 38 = 68

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata atau diksi adalah 68 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 17 siswa atau 44,7 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 siswa ada 20 siswa atau 52,6 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 1 siswa atau 2,6 %.

51

Table 5. Hasil Tes Aspek Majas No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 0 17 18 3 38 Persen 0% 44,7 % 47,4 % 27,9% Rata-rata 2528 38 = 66,5

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata atau diksi adalah 66,5 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 17 siswa atau 44,7 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 siswa ada 18 siswa atau 47,4 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 3 siswa atau 7,9 %.

Table 6. Hasil Tes Aspek Penilaian Kata Konkret No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 0 24 12 2 38 Persen 0% 63,2 % 31,6 % 5,3% Rata-rata 2665 38 = 70,1

52

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata atau diksi adalah 70,1 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 24 siswa atau 63,2 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 siswa ada 12 siswa atau 31,6 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 2 siswa atau 5,3 %.

Tabel 7. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 7 8 20 3 38 Bobot Skor 602 640 1340 159 2741 Persen 18 % 21 % 53 % 8% Rata-rata 2741 38 = 7,21

Dari tabel 7 hasil tes keterampilan menulis puisi rata-rata 72,1. dari jumlah keseluruhan siswa yang mendapat kategori sangat baik dengan rentang nilai 85100 ada 7 orang atau 18 %, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 8 orang atau 21 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 ada 20 orang atau 53%, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 3 orang atau 8 %. Pada siklus I sudah ada peningkatan dibandingkan dengan pratindakan, Namun peningkatan tersebut belum bias merubah dari cukup menjadi baik. Oleh karena

53

itu masih perlu dilanjutkan lagi pada siklus II.

Hasil Nontes Siklus I Hasil nontes terdiri dari hasil observasi, hasil jurnal siswa dan wawancara. a. Hasil observasi Hasil observasi terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran sebagai berikut: 1) Saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi, semua siswa memperhatikan, tenang, dan sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran 2) Saat guru menjelaskan tentang cara menulis puisi, siswa siswa mendengarkan dengan baik meskipun masih ada siswa yang berbicara sendiri. Di samping itu mereka kelihatan masih bingung sebelum dipraktekkan. 3) Ketika guru memberi kesempatan kepada siswa supaya bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, sebagian besar siswa hanya diam saja. 4) Ketika siswa ditugasi untuk menulis puisi dengan tema lingkungan sekitar, siswa ada yang masih mondar-mandir, karena kurang memperhatikan penjelasan cara menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.

b. Hasil Jurnal Siswa Jurnal siswa memuat ungkapan perasaan siswa yang ada kaitannya dengan 1) Materi yang disampaikan 2) Respon siswa dalam mengikuti pelajaran.

54

3) Kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi 4) Gaya guru mengajar Materi yang disampaikan mengenai puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung tidak terlalu sulit dan mudah dipahami dibandingkan dengan materi sebelumnya. Ketertarikan siswa dalam menerima penjelasan guru lebih menarik dan memperhatikan meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temannya. Jurnal siswa tentang kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi yaitu pemilihan kata, mencari inspirasi, dan penggunaan majas dalam puisi yang dikarangnya. Adapun gaya guru dalam mengajar, secara umum siswa mengatakan gurunya lebih semangat dibandingkan dengan pembelajaran biasanya. Namun terkadang guru dalam menerangkan terlalu cepat, kadang siswa sampai meminta untuk mengulangi lagi penjelasannya.

c. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan guru dengan siswa. Namun tidak semuanya siswa diwawancarai akan tetapi diambil yang nilainya paling rendah. Guru mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan malu-malu dan agak grogi. Secara umum siswa yang nilainya rendah mengatakan bahwa mereka kesulitan dlam memilih diksi, mencari inspirasi, dan majas dalam penulisan puisi.

55

4.1.3. Hasil penelitian siklus II Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I dengan menggunakan teknik pengamatan ojek secara langsung.Teknik siklus ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi agar lebih mendalami dan terbiasakan dengan pembelajaran menulis puisi. Pelaksanaan siklus II terdiri dari tes dan nontes. Adapun hasilnya sebagai berikut. 4.1.3.1. Hasil Tes Hasil tespada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklua I. Kriteria penilaian pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yang meliputi 6 aspek penilaian, diantaranya: (1) kesesuaian judul dengan isi, (2) Pilihan kata atau diksi, (3) pilihan kata konkret, (4) penggunaan majas, (5) pemanfaatan versifikasi (rima dan ritma), (6) Tipografi. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Table 8. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi. No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 0 35 3 0 38 Persen 0% 92,1 % 7,9 % 0% Rata-rata 2938 38 = 77,3

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek kesesuaian judul dengan isi adalah 77,3 atau kategori baik. Dari keseluruhan

56

siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 35 siswa atau 92,1 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 3 siswa atau 7,9 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Table 9. Hasil Tes Aspek pilihan kata atau diksi No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 0 36 2 0 38 Persen 0% 94,7 % 5,3 % 0% Rata-rata 3007 38 = 79,1

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata atau diksi adalah 79,1 atau kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 36 siswa atau 94,7 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 siswa ada 2 siswa atau 5,3 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 059 tidak ada.

Table 10. Hasil Tes Aspek Pilihan Kata Konkret No 1 Kategori Sangat baik Rentang Nilai 85-100 Frekuensi 0 Persen 0% Rata-rata 3007 38

57

2 3 4

Baik Cukup kurang

75-84 60-74 0-59

36 2 0 38

94,7 % 5,3 % 0%

= 79,1

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata konkret adalah 73,2 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 36 siswa atau 94,7 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 siswa ada 2 siswa atau 5,3 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 059 tidak ada.

Table 11. Hasil Tes Aspek Penggunaan Majas No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 Frekuensi 1 31 6 0 38 Persen 2,6 % 81,6 % 15,8% 0% Rata-rata 2992 38 = 78,7

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek pilihan kata konkret adalah 78,7 atau kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang

58

mendapat skor 85-100 atau kategori baik ada 1 siswa atau 2,6 %, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 31 siswa atau 81,6 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 6 siswa atau 15,8 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Table 12. Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang Nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 Frekuensi 9 27 2 0 38 Persen 27,3 % 71,1 % 5,2 % 0% Rata-rata 3078 38 = 81

Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek rima dan ritma adalah 81 atau kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik ada 9 siswa atau 27,3 %, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 27 siswa atau 71,1 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 2 siswa atau 5,2 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 059 tidak ada.

Table 13. Hasil Tes Aspek Tipografi No 1 Kategori Sangat baik Rentang Nilai 85-100 Frekuensi 1 Persen 2,6 % Rata-rata 3018 38

59

2 3 4

Baik Cukup kurang

75-84 60-74 0-59

34 3 0 38

89,5 % 7,9 % 0%

= 79,4

Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek Tipografi adalah 79,4 atau kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali ada 1 siswa atau 2,6 %, Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 ada 34 siswa atau 89,5 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 siswa ada 3 siswa atau 7,9 %, dan kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 tidak ada.

Tabel 14. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus II No 1 2 3 4 Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Rentang nilai 85-100 75-84 60-74 0-59 frekuensi 12 17 9 0 38 Bobot Skor 1039 1360 657 0 3056 Persen 31 % 45 % 24 % 0% Rata-rata 3056 38 = 80,4

60

Dari table 14 hasil tes keterampilan menulis puisi pada siklus II dapat dilihat bahwa kategori kurang dengan rentang 0-59 sudah tidak ada, kategori cukup dengan rentang nilai 60-74 hanya 9 siswa atau 24 %, kategori baik dengan rentang nilai 75-84 mencapai 17 siswa atau 45 %, kategori baik dengan rentang nilai 75-84 mencapai 17 siswa atau 45 %,bahkan kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dapat dicapai sampai dengan 12 siswa atau 31%. Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan bahwa nilai rata-rata pada siklus II mencapai 80,4. Hasil tersebut jika dibandingkan dengan hasil penelitian siklus I, tampak peningkatan. Hasil penelitian tes siklus I hanya mencapai 7,21 dengan kategori cukup atau dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 8,3 atau 21,8 %.

Hasil Nontes Siklus II Hasil non tes mencakup hasil observasi (pengamatan), hasil jurnal siswa, dan wawancara. a. Hasil Observasi Proses pembelajaran dari awal sampai akhir, siswa kelihatan antusias dan mulai mendalami tentang materi yang disampaikan. Dibuktikan banyak siswa yang bertanya dan mereka ingin mengetahui lebih lanjut agar benar-benar paham. Praktik dalam penulisan puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung pada siklus II ini siswa lebig bersemangat dalam melaksanakan dan menuangkan hasilnya berupa puisi. Bahkan ada yang menulis dua puisi dengan

61

judul yang berbeda.

b. Hasil Jurnal Siswa Siswa merasa senang dengan materi yang diberikan karena siswa sering melatih dengan mengamati objek di sekelilingnya. Siswa merasa sangat tertarik dengan teknik pengamatan objek secara langsung karena siswa merasa berhubungan lengsung dengan objek yang ada disekelilingnya. Di samping itu siswa merasa lebih mudah, karena mereka mulai membiasakan setelah melihat atau mengetahui sebuah objek langsung dituangkan dalam bentuk puisi. Gaya guru dalam mengajarkan pun lebih semangat, apalagi melihat siswanya yang semangat untuk memperhatikan dan mempraktekannya secara langsung.

c. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan oleh guru dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Siswa dalam menjawab pertanyaan mulai akrab dan tidak grogi lagi, karena siswa sudah terbiasa aktif ketika mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan megenai materi ketika proses belajar mengajar. Pendapat siswa mengenai pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung lebih mudah karena siswamerasa luas dan mudah dalam mencari inspirasi, kemudian dituangkan dalam bentuk puisi. Pilihan kata atau diksi, siswa merasa lebih mudah karena mereka membiasakan, ketika melihat sesuatu yang menarik langsung langsung

62

dipraktekkan untuk menulis puisi.Bahkan siswa ada yang meminta agar pembelajaran menulis puisi ini dilakukan lagi. Sampai dengan selesai pembelajaran siswa tidak ada yang mengungkapkan kesulitan. Hal ini terbukti hasil tes.

4.2. Pembahasan Data awal pada pratindakan menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Masalah tersebut dikuatkan dengan hasil tes pratindakan dengan rata nilai dibawah 6 atau kategori kurang. Kemampuan siswa pada setiap aspek masih rendah yakni dalam aspek kesesuaian judul dengan isi, pilihan kata /diksi, pilihan kata konkret, majas, rima dan ritma, dan tipografi. Hal tersebut dapat dilihat hasilnya bahwa nilai rata-rata siswa dalam aspek kesesuaian judul dengan isi 58,3. Aspek pilihan kata atau diksi nilai rata-rata siswa 57,6. Aspek pilihan kata konkret nilai rata-rata siswa 56,3.Aspek majas nilai rata-rata siswa 57,4. Aspek rima dan ritma nilai rata-rata siswa 59.9 dan aspek tipografi nilai rata-rata siswa 54,7. Melihat keadaan tersebut, peneliti mencoba mengatasinya dengan teknik pengamatan objek secara langsung. Dengan teknik pengamatan objek secara langsung suasana proses pembelajaran pada siklus I tampak lebih semangat dibandingkan dengan kondisi awal dan hasilnya pun menunjukkan adanya peningkatan. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 15. Hasil peningkatan Menulis Puisi Pada Pratindakan dan siklus I

63

No

Aspek penilaian

Nilai Rata-rata Kelas Pratindakan siklus I 69,4 68,6 68 66,5 70,1 61,8

Peningkatan

1. 2 3 4 5 6

Kesesuaian judul dengan isi. Pilihan kata atau diksi Pilihan kata konkret Majas Rima dan ritma Tipografi

58,3 57,6 56,3 57,4 59,9 54,7

29,2 % 28,9 % 30,8 % 23,9 % 26,8 % 18,7 %

Berdasarkan tabel 15 pada siklus I nilai rata-rata kelas pada aspek kesesuaian judul dengan isi mengalami peningkatan yang awalnya 58, menjadi 69,6 atau 29,2 %, Aspek pilihan kata atau diksi yang awalnya 57,6 menjadi 68,6 atau mengalami peningkatan sebesar 28,9 %. Aspek pilihan kata konkret yang awalnya 56,3 menjadi 68 atau mengalami peningkatan 3,8 %. Aspek majas yang awalnya 57,4 menjadi 66,5 atau mengalami peningkatan 23,9 %. Aspek rima dan ritma yang awalnya 59,9 menjadi 70,1 atau mengalami peningkatan 26,8 %. Aspek tipografi yang awalnya 54,7 menjadi 61,8 atau mengalami peningkatan 18,7 %. Dengan mencermati hasil penelitian pada siklus I tersebut peneliti beranggap masih perlu rancangan pembelajaran yang dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada tahap siklus I. Pada siklus II peneliti lebih meningkatkan lagi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Dalam proses pembelajaran siklus II kelihatan tambah hidup dan semangat terbukti hasil pada siklus II lebih meningkat. Adapun hasil peningkatannya dapat dilihat dalam tabel berikut.

64

Tabel 16. Hasil peningkatan Menulis Puisi Pada siklus I dan siklus II No Aspek penilaian Nilai Rata-rata Kelas Siklus I 1. 2 3 4 5 6 Kesesuaian judul dengan isi. Pilihan kata atau diksi Pilihan kata konkret Majas Rima dan ritma Tipografi 69,4 68,6 68 66,5 70,1 61,8 Siklus II 77,3 79,1 73,2 78,7 81 79,4 20,8 % 27,6 % 13,7 % 32,1 % 28,7 % 46,3 % Peningkatan

Berdasarkan tabel 16 pada siklus II nilai rata-rata kelas pada aspek kesesuaian judul dengan isi yang awalnya 69,4 menjadi 77,3 atau mengalami peningkatan 20,8 %. Aspek pilihan kata atau diksi yang awalnya 68,6 menjadi 79,1 atau mengalami peningkatan 27,6 %. Aspek pilihan kata konkret yang awalnya 68 menjadi 73,2 atau mengalami peningkatan 13,7 %. Aspek majas yang awalnya 66,5 menjadi 78,7 atau mengalami peningkatan 32,1 %. Aspek rima dan ritma yang awalnya 70,1 menjadi 81 atau mengalami peningkatan 28,7 %. Aspek tipografi yang awalnya 61,8 menjadi 79,4 atau mengalami peningkatan 46,3 %. Hal tersebut ternyata terbukti respon siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih antusias dan hasilnya pun sangat menggembirakan jika dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I, yaitu yang awalnya 72,1 atau kategori cukup, nilai rata-rata pada siklus II 8,04 atau kategori baik. Jadi mengalami peningkatan 21,8 %.

Dari hasil wawancara siswa mengatakan bahwa dengan menggunakan

65

teknik pengamatan objek secara langsung merasa lebih mudah dalam menulis puisi bahkan dari hasil wawancara tersebut siswa ingin pembelajaran seperti itu dilaksanakan lagi. Berdasarkan hasil yang demikian peneliti merasa tidak perlu melanjutkan tindakan pada siklus II karena hasilnya sudah menunjukkan peningkatan yang cukup tajam. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa salah satu teknik yang secara teoritis maupun praktis dapat meningkatkan kemampuan siswa MA Al Asror dalam menulis puisi adalah dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Teknik tersebut merupakan pilihan efektif jika digunakan dalam pembelajaran menulis puisi.

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1) Teknik pengamatan objek secara langsung, kemampuan siswa MA Al Asror

66

Patemon Gunungpati Semarang dalam menulis puisi dapat ditingkatkan. Peningkatan tersebut sungguh memuaskan. Hal ini terbukti pada hasil tes setelah tindakan. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata siswa hanya 60, pada tindakan siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 72,1 artinya mengalami peningkatkan sebesar 12,1 atau 31,8 %. Selanjutnya pada siklus II nilai ratarata siswa meningkat lebih baik lagi yaitu menjadi 80,4, Dengan kata lain mengalami peningkatan sebesar 8,3 atau 21,8 % bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya. 2) Hasil penelitian nontes melalui pengamatan , wawancara, dan jurnal siswa juga menunjukkan perubahan yang positif, siswa lebih tertarik dan antusias dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung sehingga mudah dalam menulis puisi. Hal itu terbukti adanya permintaan beberapa siswa agar mengulangi teknik pembelajaran yang sudah dilaksanakan yaitu teknik pengamatan objek secara langsung.

Dengan melihat tingginya angka peningkatan dan respon siswa tersebut, berarti teknik pengamatan objek secara langsung cocok diterapkan SMA/MA atau sederajatnya. 5.2. Saran Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan simpulan tersebut, saran yang dikemukakan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

67

1. Guru hendaknya membimbing siswa dalam menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung. 2. Objek yang dipilih dalam menulis puisi disesuaikan dengan tema yang ditentukan. 3. Untuk mendukung hasil penelitian ini perlu diadakan penelitian yang lebih luas tentang teknik pengamatan objek secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta : FKIP Universitas Mataram.

Depdiknas. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

................. 2003. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

68

..................2004. Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta.

Jabrohim. Dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kridalaksana, Harimurti . 2001. Kamus Linguistik . Gramedia : Jakarta.

Nurhadi. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia . Jakarta : Erlangga.

Panuju, Redi. 2005. Panduan Menulis Untuk Pemula. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pradopo, Rachmad joko. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Yogyakarta: Sinar Baru Algesindo ............. 2002. Media Statistika. Bandung :Tarsito.

Suharianto, S.2005. Dasar-Dasar Teori Sastra.Semarang: Rumah Indonesia.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Penerit SIC.

Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia: Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud.

69

Lampiran 1 RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I Media dan Sumber. 1. Media Lembar kerja siswa Contoh Puisi Objek bunga

70

2. Sumber bahan Buku paket siswa Buku-buku tentang puisi Penilaian 1. Penilaian proses Penilaian proses dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 2. Penilaian hasil Hasil karya siswa Wawancara dan jurnal

Semarang, Penulis

Lampiran 2 RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II Media dan Sumber. 1. Media Lembar kerja siswa Contoh Puisi Objek bunga

71

2. Sumber bahan Buku paket siswa Buku-buku tentang puisi Penilaian 3. Penilaian proses Penilaian proses dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. 4. Penilaian hasil Hasil karya siswa Wawancara dan jurnal

Semarang, Penulis

Lampiran 3 PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I Sekolah Kelas/semester Tanggal : : :

72

KEMUDAHAN 1. Apakah anda mengalami kemudahan ketika menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung? Mengapa? 2. Apakah ada kemudahan ketika anda menuangkan ide atau gagasan, diksi, kata konkret, dan majas dalam menulis puisi yang menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung? Mengapa? 3. Apakah anda merasa lebih mudah memulai menulis puisi dengan menggunakan teknuk pengamatan objek secara langsung? Mengapa? KESULITAN

Lampiran 4 PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS II Sekolah Kelas/semester Tanggal : : :

73

KEMUDAHAN 1. Apakah anda mengalami kemudahan ketika menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung? Mengapa? 2. Apakah ada kemudahan ketika anda menuangkan ide atau gagasan, diksi, kata konkret, dan majas dalam menulis puisi yang menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung? Mengapa? 3. Apakah anda merasa lebih mudah memulai menulis puisi dengan menggunakan teknuk pengamatan objek secara langsung? Mengapa? KESULITAN

Lampiran 5 HASIL WAWANCARA

1. Responden No. 3 : Siswa yang mendapat nilai baik. 1. Ya, karena dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung sangat menyenangkan

74

2. Ya, karena dengan pembelajaran ini mudah untuk menemukan ide sehingga langsung dapat dituangkan 3. Ya, namun untuk pemilihan katanya yang sulit untuk memlihnya. 2. Responden No. 21: Siswa yang mendapat nilai baik. 1. Ya, karena sangat menyenangkan. 2. Ya, karena mudah menemukan ide. 3. Ya, tapi kadang sulit dalam menemukan ide. 3. Responden 10: Siswa yang mendapat nilai sedang 1. Ya, Karena dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung cukup menarik. 2. Ya, Karena dengan pembelajaran ini cukup membantu dalam menulis puisi 3. Ya, tapi sulit untuk memilih kata-kata yang cocok. 4. Responden 23 : Siswa yang mendapat nilai sedang 1. Ya, Karena cukup menarik. 2. Ya, karenu membantu dalam menulis puisi. 3. Ya, tapi terkadang dalam memilih kata-kata.

5. Responden 11: Siswa yang mendapat nilai rendah 4. Ya, Karena dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara menarik. 5. Ya, Karena dengan pembelajaran ini membantu dalam menulis puisi 6. Ya, sangat tapi sulit untuk memilih kata-kata yang cocok.

75

6. Responden 28 : Siswa yang mendapat nilai sedang 4. Ya, Karena agak menarik. 5. Ya, karena membantu dalam menulis puisi. 6. Ya, tapi sangat dalam memilih kata-kata.

Lampiran 6

DESKRIPSI HASIL WAWANCARA

Wawancara dilakukan pada dua siswa yang memperoleh nilai tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Hasil wawncara terhadap dua siswa yang hasil tesnya memperoleh nilai tinggi menyatakan bahwa mereka sangat senang dalam

76

pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa merasa senang terhatap metode mengajar yang digunakan oleh guru karena dalam memberikan jelas, dan mudah dimengerti. Selama pembelajaran berlangsung, mereka tidak mengalami kesulitan yang berarti dan tanggapan mereka terhadap pembelajaran menulis puisidengan teknik pengamatan objek secara langsung. Hasil wawancara terhadap dua siswa yang hasil tesnya memperoleh nilai sedang menyatakan bahwa mereka senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa merasa senang terhatap metode mengajar yang digunakan oleh guru karena dalam memberikan jelas, dan mudah dimengerti. Selama pembelajaran berlangsung, mereka agak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung. Hasil wawncara terhadap dua siswa yang hasil tesnya memperoleh nilai rendah menyatakan bahwa mereka cukup senang dalam pembelajaran menulis puisi. Mereka menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa merasa senang terhadap metode mengajar yang digunakan oleh guru karena dalam memberikan jelas, dan mudah dimengerti. Selama pembelajaran berlangsung, mereka mengalami kesulitan yaitu

dalam memilih kata-kata dalam pembelajaran menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung.

77

Lampiran 7 PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I Sekolah: Tanggal: No 1 Jenis Perilaku Keaktifan Fokus Observasi 1. Siswa semangat dan SB B C K

78

mendengarkan penjelasan guru/apresiasi

sungguh-sungguh mengikuti guru. 2. ada siswa yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru 3. Siswa aktif bertanya, tentang penjelasan

berkomentar

materi yang diajarkan. 4. Siswa membuat catatan mengenai hal-hal yang penting. 2 Keaktifan selama pembelajaran menulis puisi. siswa 1. Siswa mengamati puisi proses dan mencari unsure-unsur puisi secara individual. 2. siswa membuat puisi. 3. Siswa aktif bertanya dan bersungguh-sungguh mendengarkan penguatan dari guru. 4. Siswa mengamati objek yang ada dilingkungan

79

sekolah. 5. Siswa berlatih menulis menuangkan ide atau

gagasan dan pengamatan objek tersebut. 6. Siswa berkelompok. 7. Siswa keluar kelas

mengamati objek yang telah guru. 8. Siswa mengerjakan tugas membuat puisi ditentukan oleh

berdasarakan pengamatan objek secara langsung

yang dilakukan di luar kelas. 9. Beberapa siswa

membacakan puisinya di dalam kelas, sedangkan siswa yang lain dan

mendengarkan memberikan penilaian

80

Keterangan : SB B C K : Sangat baik : Baik : Cukup : Kurang

Lampiran 8 PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS II Sekolah: Tanggal: No 1 Jenis Perilaku Keaktifan Fokus Observasi 1. Siswa semangat dan SB B C K

81

mendengarkan penjelasan guru/apresiasi

sungguh-sungguh mengikuti guru. 2. ada siswa yang berbicara sendiri/kurang memperhatikan penjelasan guru 3. Siswa aktif bertanya, tentang penjelasan

berkomentar

materi yang diajarkan. 4. Siswa membuat catatan mengenai hal-hal yang penting. 2 Keaktifan selama pembelajaran menulis puisi. siswa proses 1. Siswa mengamati puisi dan unsur mencari puisi unsuresecara

individual. 2. siswa membuat puisi. 3. Siswa aktif bertanya dan bersungguh-sungguh mendengarkan penguatan dari guru. 4. Siswa mengamati objek

82

yang ada dilingkungan sekolah. 5. Siswa berlatih menulis menuangkan ide atau

gagasan dan pengamatan objek tersebut. 6. Siswa berkelompok. 7. Siswa keluar kelas

mengamati objek yang telah guru. 8. Siswa mengerjakan tugas membuat berdasarakan pengamatan objek secara langsung yang dilakukan di luar kelas. 9. Beberapa siswa puisi ditentukan oleh

membacakan puisinya di dalam kelas, sedangkan siswa yang lain dan

mendengarkan

memberikan penilaian

83

Keterangan : SB B C K : Sangat baik : Baik : Cukup : Kurang

Lampiran 9

JURNAL SISWA SIKLUS I

Nama Sekolah

: :

84

Pertanyaan 1. Bagaimana Kesan anda terhadap guru dalam pembelajaran menulis puidi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung? 2. Bagaimana kesan anda terhadap teknik pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pengamatan objek secara langsung? 3. Bagaimana kesan materi yang telah disampaikan oleh guru? 4. Apa pesan anda terhadap pembelajaran yang akan datang?

Jawab

Lampiran 10

JURNAL SISWA SIKLUS II

Nama Sekolah

: :

85

Pertanyaan 1. Bagaimana Kesan anda terhadap guru dalam pembelajaran menulis puidi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung? 2. Bagaimana kesan anda terhadap teknik pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pengamatan objek secara langsung? 3. Bagaimana kesan materi yang telah disampaikan oleh guru? 4. Apa pesan anda terhadap pembelajaran yang akan datang?

Jawab

Lampiran 11 REKAP JURNAL SISWA SIKLUS I DAN II SIKLUS I

No

Aspek Jurnal

Jumlah Siswa Siklus I Siklus

Persentase Siklus I Siklus

Peningka tan (%)

86

II 1 Kesan terhadap cara mengajar yang digunakan oleh guru. Senang Tidak senang 2 Kesan terhadap teknik yang digunakan guru Senang Tidak senang 3 Kesan terhadap materi Menarik Tidak menarik 27 11 36 2 71,05 28,95 26 12 34 4 68,42 31,58 29 9 35 3 76,32 23,69

II

92,11 7,89

15,79 -15,79

89,47 10,53

21,05 -21,05

94,74 5,26

23,74 -23,69

Lampiran 12

DESKRIPSI JURNAL SISWA SIKLUS I

Berdasarkan hasil jurnal siswa, menunjukkan bahwa dari 38 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi terdapat 29 siswa atau sebesar

87

76,32 dari jumlah seluruh siswa merasa senang terhadap yang digunakan oleh guru, sedangkan siswa yang merasa tidak senang terhadap cara mengajar yang digunakan oleh guru ada 9 siswa. Sebanyak 26 siswa atau sebesar 68,42 % dari jumlah seluruh siswa menyatakan senang terhadap teknik mengajar yang guru terapkan karena sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Terdapat 27 siswa atau sebesar 71,05 % menyatakan tertarik terhadap materi menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung., sebanyak 11 siswa atau sebesar 28,95 % dari jumlah siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi. Ada 11 siswa yang memberi saran agar pada pembelajaran berikutnya mencarikan objek yang lebih baik.Selebihnya, yaitu sebanyak 27 siswa ingin sgar pembelajaran seperti itu sering dilakukan

Lampiran 13

DESKRIPSI JURNAL SISWA SIKLUS II

Berdasarkan hasil jurnal siswa, menunjukkan bahwa dari 38 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi terdapat 35 siswa atau sebesar

88

92,11 dari jumlah seluruh siswa merasa senang terhadap yang digunakan oleh guru, sedangkan siswa yang merasa tidak senang terhadap cara mengajar yang digunakan oleh guru ada 3 siswa. Sebanyak 34 siswa atau sebesar 89,47 % dari jumlah seluruh siswa menyatakan senang terhadap teknik mengajar yang guru terapkan karena sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Terdapat 36 siswa atau sebesar 94,74 % menyatakan tertarik terhadap materi menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung., sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,26 % dari jumlah siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi. Ada 2 siswa yang memberi saran agar pada pembelajaran berikutnya mencarikan objek yang lebih baik.Selebihnya, yaitu sebanyak 36 siswa ingin sgar pembelajaran seperti itu sering dilakukan

Lampiran 14

JURNAL GURU

Sekolah Kelas/ Semester

: MA AL Asror : X/ 2

89

Tanggal Pembelajaran Tema:

Aspek yang diungkapkan dalam jurnal guru adalah sebagai berikut: 1. Minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 2. Respon siswa terhadap materi pelajaran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 3. Respon siswa terhadapteknik pembelajaran yang digunakan ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 4. Keaktifan sisia dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 5. Fenomena-fenomena selama pembelajaran ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. .............................................................................................................................

90

Lampiran 15 DESKRIPSI HASIL JURNAL GURU SIKLUS I

1. Minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi sudah cukup baik. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru di awal kegiatan pembelajaran dan

91

siswa terlihat antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Respon siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa cukup senang menerima materi menulis puisi. Hal ini dapat dibuktikan dari keseriusan siswa dalam menjawab pertanyaan seputar puisi yang diberikan oleh guru. Selain itu siswa juga serius dalam mengamati objek secara langsung. 3. Respon siswa terhadap teknk pembelajaran yang digunakan. Respon siswa terhadap teknik pembelajaran I cukup baik. Siswa cukup baik dalam mengerjakan menulis puisi. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang seriua. Dan kadang mengganggu temannya. 4. Keaktifan siswa dalam mengkuti pembelajaran dalma menulis puisi.sebagian siswa dalam setiap kelompok terlihat aktif dan serius dalam kegiatan pengamatan objek secara langsung namun ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam pembuatan menulis puisi. Tingkah laku siswa di dalam kelas saat menulis puisi cukup baik. 5. Fenomena-fenomena selama pembelajaran Guru masih menjumpai siswa yang dalam mengamati objek secara langsung kurang serius dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat masih ragu-ragu,dalma menulis puisi. Lampiran 16 DESKRIPSI HASIL JURNAL GURU SIKLUS II

1. Minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi sudah baik. Siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru di awal kegiatan pembelajaran dan siswa

92

terlihat antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Respon siswa terhadap materi pembelajaran. Siswa senang menerima materi menulis puisi. Hal ini dapat dibuktikan dari keseriusan siswa dalam menjawab pertanyaan seputar puisi yang diberikan oleh guru. Selain itu siswa juga serius dalam mengamati objek secara langsung. 3. Respon siswa terhadap teknk pembelajaran yang digunakan. Respon siswa terhadap teknik pembelajaran baik. Siswa baik dalam mengerjakan menulis puisi. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius. Dan kadang mengganggu temannya. 4. Keaktifan siswa dalam mengkuti pembelajaran dalam menulis puisi.sebagian siswa dalam setiap kelompok terlihat aktif dan serius dalam kegiatan pengamatan objek secara langsung namun ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam pembuatan menulis puisi. Tingkah laku siswa di dalam kelas saat menulis puisi cukup baik. 5. Fenomena-fenomena selama pembelajaran Guru masih sedikit menjumpai siswa yang dalam mengamati objek secara langsung kurang serius dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa

terlihat masih ragu-ragu,dalma menulis puisi Lampiran 17

SIKLUS I

No

Nama Siswa

Kese suaian

Diksi

Pilihan Kata

Majas

Rima dan

Tipo grafi

Jumlah

Nilai

93

Judul dgn isi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 A. Hasyim A. Syarifudin Adi Sunanto Afryani Puji l A.Fahrudin A.Riadi Ainul B Ali Imron Agus Nur A Arifatul M Askabul M Ayu Puspita Budiyanto Darwati Diah M. Ulfa Edi K Eka R Emi Aprilia Endah H Fahrudin Fajar F Hanik K.N 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2

konkrit

Ritma

1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1

2 0 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 0 2 1

3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 9 12 12 9 8 11 13 11 12 11 10 13 8 12 13 11 10 13 11

8,0 6,0 8,6 8,0 6,0 5,3 8,0 8,6 7,3 8,0 7,3 6,6 8,6 5,3 8,0 8,6 7,3 6,6 8,6 7,3

94

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Haryono Iin Fauziyah Khoirul A M.N.Hakim M. Setiawan Misbahul M Mugiyanto M.Sobirin Musyarofah Poniyah Setyo Budi U Siska Elina Siti Aminah Sri Wijayanti Tri Listianti Tri Wahyu Wiwin P Yekti

3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2

2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2

1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1

1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 0 1 2 2 1 1

3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 3

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

12 11 12 11 11 10 8 9 12 11 10 13 9 10 13 9 9 10

8,0 7,3 8,0 7,3 7,3 6,6 5,3 6,0 8,0 7,3 6,6 8,6 6,0 6,6 8,6 6,0 6,0 6,6

NP (Nilai Prosentase)

= NK (Nilai Komulatif) x R ( Jumlah Responden) = 274,1 = 7,21 38

100 %

95

Lampiran 18

SIKLUS II
No Nama Siswa Kese suaian Diksi Pilihan Kata Majas Rima dan Tipo grafi Jumlah Nilai

96

Judul dgn isi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 A. Hasyim A. Syarifudin Adi Sunanto Afryani Pujil A.Fahrudin A.Riadi Ainul B Ali Imron Agus Nur A Arifatul M Askabul M Ayu Puspita Budiyanto Darwati Diah M. Ulfa Edi K Eka R Emi Aprilia Endah H Fahrudin Fajar F Hanik K.N 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

konkrit

Ritma

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1

2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2

2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 12 13 12 13 11 12 13 12 11 12 11 12 14 11 12 13 12 12 12 11

8,0 8,0 8,6 8,0 8,6 7,3 8,0 8,6 8,0 7,3 8,0 7,3 8,0 9,3 7,3 8,0 8,6 8,0 8,0 8,0 7,3

97

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Haryono Iin Fauziyah Khoirul A M.N.Hakim M. Setiawan Misbahul M Mugiyanto M.Sobirin Musyarofah Poniyah Setyo Budi U Siska Elina Siti Aminah Sri Wijayanti Tri Listianti Tri Wahyu Wiwin P Yekti

3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2

2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2

2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

12 12 12 11 12 11 12 11 12 11 13 11 13 13 12 13 13

8,0 8,0 8,0 7,3 8,0 7,3 8,0 7,3 8,0 7,3 8,6 7,3 8,6 8,6 8,0 8,6 8,6

NP (Nilai Prosentase)

= NK (Nilai Komulatif) x R ( Jumlah Responden) = 305,6 = 8,04 38

100 %

98

Lampiran 20 DAFTAR NAMA SISWA No Nama Siswa Jenis Kelamin

99

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Ahmad Hasyim Ahmad Syarifudin Adi Sunanto Afriyani Puji L Ahmad Fahrudin Ahmad Riyadi Ainul B Ali Imron Agus Nur A Arifatul M Askabul. M Ayu Puspita Budiyanto Darwati Diyah M Ulfa Edi K Eka R Emi Aprillia Endah H Fahrudin Fajar F Hanik K.N Haryono

L L L P L L P L L P L P L P P L P P P L L P L

100

24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.

Iin Fauziyah Khoirul A Muhammad Nur Hakim Muhammad Setiawan Misbahul M Mugiyanto Muhammad Sobirin Musyarofah Poniah Stya Budi U Siska Elina Siti Aminah Sri Wijayanti Tri Listianti Tri Wahyu Wiwin P Yekti

P L L L L L L P P L P P P P P P P

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

Gambar 1. Lingkungan MA AL Asror

Gambar 2. Siswa Memperhatikan Penjelasan Pembelajaran Dengan Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung

123

Gambar 3. Siswa menulis Puisi Sambil Memperhatikan Contoh Puisi Pada Siklus I

Gambar 4. Peneliti Membacakan Hasil Puisi Siklus I

124

Gambar 5. siswa Menulis Puisi Pada Siklus II

Gambar 6. Peneliti Sedang Melakukan Wawancara

125

126

127

You might also like