Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa Katarak merupakan gangguan visual tersering yang ditemukan di dunia. Diperkirakan 30-45 juta orang di dunia mengalami kebutaan, 45%-nya disebabkan oleh katarak Penyebab utama kebutaan di Indonesia
KATARAK
setiap keadaan KEKERUHAN pada LENSA yang dapat terjadi akibat HIDRASI (penambahan cairan) lensa, DENATURASI PROTEIN lensa atau terjadi akibat keduaduanya.
Katarak proses penuaan dan bertambahnya umur, yaitu diatas 50 tahun KATARAK SENILIS (90% kasus).
virus,dll) trauma penyakit mata (glaukoma, uveitis, dll) proses usia atau degenerasi lensa kelainan sistemik seperti diabetes mellitus riwayat penggunaan obat-obatan steroid kerusakan oksidatif oleh paparan sinar ultraviolet, rokok, alkohol
KLASIFIKASI (MORFOLOGI)
Katarak Nuklear
Sklerotik inti lensa Katarak brunesen atau nigra
Katarak Kortikal
Terjadi penyerapan air oleh korteks lensa cembung
KLASIFIKASI (STADIUM) 1
KLASIFIKASI (STADIUM)
Katarak subkapsularis posterior merupakan salah satu tipe dari katarak senilis, namun dapat muncul lebih dini akibat trauma, penggunaan kortikosteroid sistemik, topikal maupun intraokular, inflamasi, paparan radiasi ionizing dan juga alkohol.
Gambaran Klinis
Seperti terhalang asap Monocular diplopia Silau saat melihat sumber cahaya
Gejala subjektif
Gambaran Klinis
Shadow Test +
Refleks Fundus (+), (-) atau + menurun
Leukokoria
Gejala Objektif
Visus tidak 5/5
PEMERIKSAAN FISIK
Identitas Pasien
DIAGNOSIS KATARAK
PENATALAKSANAAN1,4
Obat untuk memperlambat progresivitas katarak
Operasi
INDIKASI KOSMETIK
INDIKASI OPTIK
INDIKASI MEDIS
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler (ECCE) Ekstraksi Katarak Intrakapsuler (ICCE) Pengangkatan Phacoemulsification
lensa
KOMPLIKASI
Stadium imatur: glaukoma sekunder stadium hipermatur : glaukoma sekunder, uveitis pasca operasi katarak : ablasio retina, astigmatisma, uveitis, endoftalmitis, glaukoma, perdarahan, dan lainnya
16
Nama Jenis kelamin Umur Bangsa Alamat Pekerjaan Masuk poli mata
: : : : : : :
KELUHAN UTAMA Penglihatan buram pada mata kanan sejak 2.5 bulan yang lalu
KELUHAN TAMBAHAN Silau saat melihat cahaya terang, terutama saat berkendara di malam hari
Penglihatan yang buram pada mata kanan sejak 2.5 bulan terakhir seperti berbayang dan berkabut. Penglihatan buram ini dirasakan perlahan semakin buram dan mulai mengganggu aktivitas pasien. Pasien juga mengeluhkan matanya sering silau pada saat melihat cahaya terang dan lebih nyaman di ruangan teduh. Pasien lebih nyaman membaca dalam jarak dekat. Pasien sulit berkendara di malam hari terutama saat melihat cahaya kendaraan lain yang datang dari depan. Pandangan berbayang ganda diakui pasien dan terutama saat pasien menutup mata kiri. Gangguan lapang pandang disangkal.
Mata merah berulang sebelumnya (+) yang timbul hanya setelah mengendarai motor dan menghilang segera setelah beberapa saat istirahat. Nyeri pada mata (-), melihat lingkaran pelangi jika melihat sinar lampu (-), sakit kepala (-), mual dan muntah (-). Mata kanan pasien pernah terbentur dengan kelelawar saat berkendara dengan motor sekitar 6 bulan lalu namum saat itu tidak ada gangguan penglihatan yang dirasakan dan menurut pasien benturannya juga tidak terlalu kuat. Pasien bekerja di pabrik pengolahan tembaga dan menyangkal adanya sinar terang yang masuk ke mata saat bekerja.
Pasien mengakui pernah meminum jamujamuan 1-2 bulan sekali selama 6 tahun terakhir. Merokok dan pemakaian obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal. Pasien sudah mencoba berobat ke klinik dokter umum dan pengobatan alternatif namun tidak ada perbaikan. Di pengobatan alternatif pasien diberikan minuman seperti jamu-jamuan yang pasien tidak tahu kandungannya, dan tidak ada perbaikan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien tidak meggunakan kacamata untuk aktivitas sehari-hari. Riw. penglihatan kabur sebelumnya (-). Pasien belum pernah operasi mata sebelumnya. Riwayat darah tinggi disangkal. Riwayat diabetes melitus disangkal. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Riwayat darah tinggi, kencing manis dan jantung dalam keluarga tidak diketahui
Keadaan umum: sakit ringan Kesadaran: compos mentis Tanda Vital Tekanan darah: 120/80 mmHg Nadi: 78 x / menit Suhu: afebris Pernapasan: 16 x/min Kepala: normocephali, tidak ada alopesia THT: dalam batas normal Mulut: dalam batas normal
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening Jantung: S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Paru: suara nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-) Abdomen: datar, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal Ekstremitas: akral hangat, deformitas (-)
AVOD: AVOS:
24
Baik
Baik Baik Baik Baik Baik -
Baik
Baik Baik Baik Baik Baik 25
Supersilia
Alopesia Sikatriks -
Palpebra Superior
Edema Spasme -
Hiperemis
Benjolan Ulkus Fistel
Hordeolum
Kalazion Ptosis
26
Palpebra inferior
Edema
Hiperemis Benjolan Ulkus Fistel Hordeolum Kalazion
Benjolan
Trikiasis Madarosis Ulkus
Fistel
27
Sekret
Benjolan Trikiasis Madarosis Ulkus Fistel
Punctum lakrimalis
Edema Hiperemis Sekret Epikantus -
Konjungtiva bulbi
Kemosis Pterigium Pinguekula Flikten Simblefaron + -
Injeksi konjungtiva
Injeksi silier Injeksi episklera Perdarahan subkonjungtiva
30
Kornea
Kejernihan
Edema Ulkus Flikten Macula Leukoma Leukoma adheren Stafiloma Neovaskularisasi
Jernih
-
Jernih
-
Pigmen iris
Bekas jahitan Tes fluoresein Tes sensibilitas
Tes placido
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Limbus kornea
Arkus senilis Bekas jahitan 31
Sklera
Sklera biru Episkleritis Skleritis -
Tekanan intraokular
Palpasi Tonometri schiotz Normal 10/7.5 = 10.9 Normal 10/7.5 = 10.9
32
Kornea
Kejernihan Nebula Keratik presipitat Imbibisio Infiltrat Ruptur terepitelisasi Jernih Jernih -
Iris
Warna
Gambaran radier Eksudat Atrofi Sinekia anterior
Coklat tua
Baik -
Coklat tua
Baik -
Sinekia posterior
Sinekia anterior perifer Iris bombe Iris tremulans
Pupil
Bentuk Besar Regularitas Isokoria Bulat 3 mm Regular Isokor Bulat 3 mm Regular Isokor
Letak
Refleks cahaya langsung Refleks cahaya tak langsung Seklusi Oklusi
Sentral
+ + -
Sentral
+ + -
Leukokoria
34
Lensa
Kejernihan
Shadow tes Refleks kaca Pigmen iris Luksasi
Keruh sedang
+ -
Keruh ringan
-
Lensa intraokuler
Badan kaca
Kejernihan Flare
Jernih Jernih -
Funduskopi
Reflek fundus Papil CDR Warna Aa/vv Bentuk Retina Refleks Batas fovea C/D ratio (+) menurun Bulat, batas tegas, oranye 0,3 Tidak dapat dinilai 2/3 Perdarahan (-), eksudat (-) (+) (+) menurun Bulat, batas tegas, oranye 0,3 Tidak dapat dinilai 2/3 Perdarahan (-), eksudat (-) (+)
35
SHADOW TES
(-)
(+) Menurun
(+) Menurun
36
Pasien laki-laki, 37 tahun, datang dengan keluhan penglihatan perlahan semakin buram pada mata kanan sejak 2.5 bulan yang lalu. Penglihatan buram dirasakan seperti berbayang dan berkabut. Keluhan disertai silau ketika melihat cahaya terang terutama saat berkendara di malam hari. Pasien lebih nyaman membaca di ruangan yang redup dan jarak yang dekat. Penglihatan ganda diakui pasien terutama apabila mata kiri ditutup. Riwayat trauma pada mata kanan (+) sekitar 6 bulan yang lalu tertabrak kelelawar saat berkendara motor. Pasien suka minum jamu-jamuan setiap 1-2 bulan sekali dalam 6 tahun terakhir. Pasien sudah mencoba berobat ke klinik dokter umum dan pengobatan alternatif namun tidak ada perbaikan. Riwayat diabetes dan hipertensi disangkal oleh pasien. Ini pertama kalinya pasien mengalami keluhan mata buram. Di keluarga tidak ada riwayat penyakit mata buram seperti keluhan pasien. DM dan HT dalam keluarga juga disangkal.
OD s.c 5/20 c.c S-200 5/7.5, pinhole (-) ortoposisi Baik ke segala arah Tenang Tenang Tenang Tenang Tenang Dalam, jernih
Pemeriksaan Visus s.c: 5/5 c.c. Posisi bola mata Pergerakan bola mata Palpebra Konjungtiva tarsal Konjungtiva fornix Konjungtiva bulbi Kornea Kamera Okuli Anterior Ortoposisi
OS
Baik ke segala arah Tenang Tenang Tenang Tenang Tenang Dalam, jernih
Sinekia (-), iris bombe (-), iris tremulens (-) Bulat, leukokoria (+),
Iris
Pupil
Bulat,
leukokoria
(+),
diameter 3 mm, RCL +, RCTL + Keruh sedang, shadow test (+) Jernih Lensa Cairan vitreus
38
Jernih
DIAGNOSIS KERJA OD: Katarak subcapsularis posterior e.c. drug induce susp. steroid OS : Katarak insipien DIAGNOSIS BANDING OD: Katarak traumatik
Katarak diabetik
PEMERIKSAAN PENUNJANG: Pemeriksaan slit-lamp Pemeriksaan laboratorium GDS, GD2PP, GDP dan HbA1c untuk eliminasi diabetes melitus Konsul Spesialis Mata
PENATALAKSANAAN
Operasi katarak OD (jika memungkinkan untuk dilakukan): Phacoemulsification + IOL, atau setidaknya ECCE + IOL.
OD Ad visam Ad vitam
OS Ad visam Ad vitam
Pasien mengeluhkan penglihatan yang semakin buram tanpa disertai adanya mata merah sejak 2.5 bulan yang lalu pada mata kanan mata tenang, visus turun perlahan ditemukannya kekeruhan pada lensa kedua mata terutama mata kanan pasien katarak Umur pasien yang masih 37 tahun merupakan hal yang perlu dipertanyakan penyebab untuk terjadinya kekeruhan pada lensa
Kekeruhan lensa penglihatan berkabut Penglihatan berbayang ganda saat mata kiri ditutup monocular diplopia bayangan tidak jatuh tepat di satu titik retina saat pasien melihat akibat gangguan refraksi astigmatism keluhan ini sering muncul pada pasien dengan katarak subkapsular posterior.
Pasien mengeluhkan sulit berkendara di malam hari karena cahaya dari kendaraan lain dari arah depan pupil menjadi miosis gangguan penglihatan. Silau pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh (terjadi efek Tyndall).
Pasien pernah meminum jamu-jamuan setiap 1-2 bulan sekali selama 6 tahun terakhir faktor resiko jamu-jamuan yang mengandung steroid penggunaan steroid jangka lama yang sistemik, topikal maupun intraokular dapat menimbulkan katarak yang di subkapsular posterior. katarak stadium imatur, lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa menjadi cembung, terjadi pembengkakan lensa Shadow test (+) AVOD c.c. S-200 maju
Untuk mata kiri pasien masih katarak insipien karena lensa terlihat keruh ringan, shadow test (-) dan visus masih 5/5. dari anamnesa pasien mengakui adanya trauma pada mata, meskipun gambaran yang terlihat tidak khas untuk katarak traumatik terlihat seperti gambaran bintang pada lensa. Tempat pasien bekerja belum dapat dibuktikan sebagai faktor resiko
Berdasarkan kepustakaan bahwa tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi katarak selain dengan pembedahan. Indikasi pembedahan adalah bahwa penglihatan buram telah mengganggu kehidupan sehari-hari pasien. Teknik pembedahan yang dipilih adalah fekoemulsifikasi + Lensa intraocular (LIO) stadium katarak pasien masih imatur, luka operasi kecil, dan tajam penglihatan masih baik.
Prognosis ad vitam kedua mata pasien adalah bonam, ad visam mata kanan pasien ini adalah dubia ad bonam karena gangguan visus pada katarak itu reversibel. Sedangkan ad visam mata kiri pasien bonam karena belum ada gangguan visus.
KESIMPULAN
Pada pasien ini dapat disimpulkan diagnosa kerja pasien adalah katarak subkapsular posterior OD e.c. drug induce susp. kortikosteroid dan katarak insipien OS. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang dialami
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007. Hlm 172-3, 199, 200-13. Ilyas, Sidarta. Katarak (Lensa Mata Keruh) cetakan ketiga. Jakarta: Balai penerbit FKUI,2003. Johns J.K Lens and Cataract. Basic and Clinical Science Section 11. American Academy of Ophthalmology. 2011. Husain R, Tong L, Fong A, Cheng JF, How A, Chua WH, Lee L, Gazzard G, Tan DT, Koh D, Saw SM. Prevalence of Cataract in Rural Indonesia. Ophthalmology, Jul 2005; 112(7): 1255-62 Vaughan, Daniel G., Taylor Asbury, Paul Riordan-Eva. Oftalmologi Umum, edisi 17. Jakarta: EGC, 2007, p169-176. Berson, Frank G. Basic Ophtalmology for medical students and Primary Care Residents. Sixth Edition. American Academy of Ophtalmology. 1993 Gerhard, Lang. Ophtalmology A Short Textbook. New York :Thieme stutrgart, 2000.