You are on page 1of 7

Kelompok XX Kasus 1 Analisis atas Calon Klien Aufit Potensial

Nama Nama

: Ajie Amiseno (125020304111007) : Stella Rahmawati ( )

Jawaban : 1) Perusahaan perusahaan membutuhkan audit tahunan dari KAP independen untukmeningkatkan kualitas dan kredibilitas laporan keuangan agar lebih dapat dipercaya Stakeholder. PT Maju Makmur membutuhkan audit independen untuk: a) sebagai syarat pengajuan kredit pada beberapa bank lokal. b) Rencana Langgeng Santoso untuk mengubah jenis usaha perusahaan menjadi perusahaan terbuka dimana salah satu syarat suatu perusahaan bisa go public, yaitu laporan keuangan telah diaudit oleh kantor akuntan publik. Bank, bank membutuhkan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit untuk mendapatkan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan, kredibilitas, dan kemampuan keuangan calon debitur. 2) Karena perikatan audit merupakan audit atas laporan keuangan, maka KAP dapat melakukan perikatan audit dengan PT Maju Makmur karena audit laporan keuangan dilaksanakan dalam rangka menilai kewajaran penyajian laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan (PSAK). Namun apabila perikatan audit merupakan audit manajemen, maka KAP harus memiliki tenaga ahli yang memahami industri elektronik. Menurut PSPM No.02, Perumusan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu, unsur pengendalian mutu, Program untuk memenuhi kebutuhan KAP akan personel dengan keahlian dalam bidang industri khusus melalui a) Melaksanakan program KAP untuk mengembangkan dan mempertahankan keahlian dalam bidang dan industri khusus, seperti industri yang diatur oleh peraturan tertentu, auditing berbantuan komputer, dan metode sampling statistik.

b) Mendorong

partisipasi

personel

pada

program

pendidikan

eksternal,

pertemuan, dan konferensi untuk mendapatkan keahlian teknis atau industri khusus. c) Mendorong keanggotaan dan partisipasi dalam organisasi yang berhubungan dengan bidang dan industri khusus. d) Menyediakan literatur teknis mengenai bidang dan industri khusus. 3) Sistem bonus atau intensif biasanya berdasarkan atas indicator kinerja seperti tingkat laba bersih. Hal ini memungkinkan terjadinya kecurangan oleh pihak manajemen dalam hal memanipulasi laba misalnya memanipulasi nilai penjualan kredit (fiktif) sehingga tersaji nilai piutang tinggi namun kolektibilitasnya rendah serta hilangnya persediaan untuk mengimbangi nilai penjualan kredit fiktif. Pemeriksaan yang dibutuhkan untuk mendeteksi kecurangan tersebut, yaitu a) Melakukan pemeriksaan atas history debitur sebagaimana tercantum daftar piutang b) Melakukan Konfirmasi Piutang. c) Melakukan stock opname secara berkala ataupun insidental (surprise audit) d) Membandingkan nilai penyajian penjualan di laporan rugi laba dengan laporan arus kas bagian operasi (penjualan) untuk mengetahui proporsi antara penjualan kredit dan tunai. (kredit > tunai, merekomendasikan untuk memperketat syarat penjualan kredit) 4) Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP20/PM/2002 tentang Independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal, lampiran point nomor 3, huruf d dijelaskan bahwa dalam memberikan jasa profesional, khususnya dalam memberikan opini atau penilaian, akuntan wajib senantiasa mempertahankan sikap independen. Akuntan tidak independen apabila selama periode audit dan selama periode penugasan profesionalnya, baik akuntan, kantor akuntan publik, maupun orang dalam kantor akuntan publik memberikan jasa-jasa non audit kepada klien seperti pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan catatan akuntansi kllien atau laporan keuangan, desain sistem informasi keuangan dan implementasi, penilaian atau opini kewajaran (fairness opinion), aktuaria, audit internal, konsultasi manajemen, konsultasi sumber daya manusia, konsultasi perpajakan, penasehat investasi dan keuangan, dan jasa-jasa lain yang dapat menimbulkan benturan

kepentingan.

Berdasarkan Sarbanes-Oxley Act, melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan konsultasi pada saat melaksanakan audit pada perusahaan yang sama dan tahun buku yang sama. Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest) yang mempengaruhi independensi dari auditor independen. Tidak terlalu berpengaruh bentuk perusahaan apakah terbuka atau tertutup, pelaksanaan jasa audit bersamaa dengan konsultasi akan mempengaruhi independensi auditor. 5) Hal-hal yang diobservasi Rangga Prawiro dalam kunjungan fasilitas toko a) Surprise audit dengan bertindak sebagai calon pembeli untuk mengetahui pelayanan selama penjualan. b) Persediaan dan gudang, melakukan pemeriksaan atas prosedur penerimaan, pengamanan dan penyimpanan, pengeluaran, pengiriman barang, dan retur barang. c) Piutang dan penjualan, melakukan pemeriksaan atas history pelanggan dan nilai penjualan (kredit vs tunai) termasuk syarat ternyata berbeda dengan kantor pusat di Surabaya. Konfirmasi pelanggan, untuk meyakini kebenaran nilai penjualan. 6) Dalam hal KAP memiliki klien lain dalam industri sejenis, memungkinkan perusahaan memutuskan untuk tidak melaksanakan perikatan audit dengan pertimbangan menjaga rahasia dagang perusahaan, baik berupa harga beli bahan dari pemasok, strategi pemasaran, strategi manajemen, atau struktur permodalan yang meminimalkan cost of capital. penjualan yang mungkin

Latihan 1) Faktor resiko yang mungkin dihadapai KAP Adi Susilo dan Rekan saat menerima perikatan audit dengan dengan PT Maju Makmur (Berdasarkan PSA No.70 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan) a) Inisiatif untuk memberikan sistem bonus atau insentif tunai selama tahun 2009 dan 2010. b) Rencana pemilik perusahaan, Langgeng Santoso untuk mengubah jenis usaha perusahaan menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya

diperdagangkan di lantai bursa guna mendapatkan tambahan dana publik

c) Langgeng Santoso merasa opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan sebagai sesuatu yang menghambat rencana pengembangan perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka di masa yang akan datang. d) Kepentingan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dari bank. e) Dominasi manajemen oleh Langgeng Santoso sebagai pemegang saham terbesar dalam menjalankan kegiatan operasi bisnis sehari-hari. Tujuh grup investor lainnya walaupun tinggal di sekitar kota Surabaya tidak turut serta dalam pengambilan keputusan terkait operasional perusahaan. f) Optimisme Langgeng Santoso akan pertumbuhan investasi finansial yang tidak terbatas di setiap toko perusahaan melalui hubungan distributor dengan produsen alat elektronik berkualitas tinggi, Samsang. g) Ketidakpuasan Langgeng Santoso atas hasil audit KAP Umar dan Rekan terhadap laporan keuangan tahun pembukuan 2008 dan 2009. h) Tingginya tingkat kompetisi dengan merk internasional lainnya berdampak pada penurunan tren penjualan. i) Menurunnya industri dengan kebangkrutan toko yang berlokasi di Mojokerto pada semester pertama tahun 2009 serta kondisi penurunan penjualan yang tajam yang dialami oleh toko cabang Sidoarjo. j) Tekanan untuk mendapatkan suntikan sumber daya/pendanaan untuk memacu pertumbuhan usaha perusahaan. k) Tidak terdapat unit pengawas internal perusahaan. l) Kas hasil penjualan barang elektronik cukup besar m) Karakteristik persediaan berupa barang elektronik dengan ukuran kecil, bernilai tinggi, mudah dijual, dan tidak adanya identifikasi kepemilikan. n) Lokasi toko penjualan jauh dari kantor pusat di Surabaya, yaitu di Mojokerto, Gresik, dan Kediri. Tindakan lanjutan auditor atas faktor resiko kecurangan a) Mempelajari laporan audit KAP Umar dan Rekan terutama terkait efektivitas Sistem Pengendalian Intern. b) Modifikasi prosedur audit untuk memperoleh bukti yang lebih andal atau untuk memperoleh informasi penguat tambahan dalam hal prosedur audit sebelumnya dianggap tidak memadai untuk menanggapi faktor resiko yang terdeteksi. c) Surprise audit baik atas stock opname ataupun cash opname perusahaan.

d) Konfirmasi lisan sebagai penguat jawaban atas konfirmasi tertulis e) Melaksanakan prosedur analitik substantif pada tingkat rinci. Sebagai contoh, membandingkan pendapatan penjualan dan biaya penjualan ( cost of sale) menurut lokasi dan kelompok bisnis dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. f) Wawancara dengan personel yang terkait dengan bidang yang di dalamnya terdapat risiko salah saji material sebagai akibat clan kecurangan, untuk memperoleh wawasan tentang risiko dan apakah terdapat dan bagaimanakah pengendalian ditujukan ke risiko tersebut. g) Dalam hal salah saji material sebagai akibat kecurangan dan dari hasil pengujian audit menunjukkan resiko kecurangan yang signifikan KAP dapat mempertimbangkan pengunduran diri dari perikatan dengan

mengkomunikasikan alasan pengunduran diri kepada komite audit atau pihak lain yang berwenang. 2) Pengecualian pada opini WDP dari KAP Umar dan Rekan, yaitu ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti toko perusahaan di Sidoarjo sebesar Rp1.488.000.000,00 dengan SAK. Ketidaksesuaian ini tidak ditanggapi oleh perusahaan, Langgeng Santoso menolak untuk menuliskan nilai yang dilaporkan atas properti tersebut. Menurut pendapat pribadi, pengecualian dari KAP Umar dan Rekan telah sesuai dengan alasan nilai properti di Sidoarjo tidak selayaknya lagi dilaporkan pada neraca berdasarkan biaya historis mengingat akibat dari bencana lumpur Lapindo menyebabkan turunnya nilai semua properti di area lumpur sehingga atas properti tersebut harus diadakan revaluasi dalam hal ini mengalami penurunan nilai (impairment) jauh dibawah nilai historis yang tentunya di sisi akun laporan keuangan merupakan pengakuan kerugian yang cukup signifikan. Terlebih lagi, apabila berpedoman pada IFRS, maka pelaporan aset tetap di neraca adalah berdasarkan fair value atau market value dan tidak berdasarkan historical cost lagi. 3) Persiapan menuju go public a) Audit laporan keuangan dari KAP independen terdaftar b) RUPS untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham c) Melaporkan maksud dan niat go public kepada BAPEPAM

d) Menunjuk penjamin emisi atau underwriter yang akan membantu perusahaan dalam proses emisi efek e) Setelah mendapat izin dari BAPEPAM, melakukan penawaran efek langsung kepada masyarakat dengan menyiapkan prospektus ringkas perusahaan Ketentuan Sarbanes-Oxley Act terkait perusahaan publik a) Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar (fairly) tentang kondisi bisnis (Sections 401). b) Chief Executive harus bertanggungjawab secara personal tentang akurasi (accuracy) dan kelengkapan (completness) mengenai laporan keuangan perusahaan (Sections 302). c) Jasa Non-Audit yang dilakukan oleh eksternal auditor harus dibatasi untuk menjaga adanya kemungkinan conflict of interest yang dapat menyangsikan kemungkinan integritas sebuah pelaksanaan audit (audit integrity) (Sections 201, 202 dan 206). d) Perusahaan harus memiliki sebuah Boards dan Komite Audit yang independen, yang menjunjung tinggi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi isu-isu utama dan penting dari aktivitas manajemen dan auditor (Sections 301 dan 305). e) Sebuah sistem pengendalian intern yang kuat dan memadai harus ditegakkan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan fraud (Section 404). f) Perusahaan harus menjunjung tinggi dan menunjukkan budaya etis mulai dari pucuk pimpinan hingga ke bawah (Section 406) g) Full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks h) Mensyaratkan CFO dan CEO perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan perusahaannya. i) Mensyaratkan adanya kode etik terdaftar pada BAPEPAM untuk para pejabat keuangan j) Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika manajer senior tersebut mengabaikan laoran tersebut. Bagi sebagian pihak Sarbanes-Oxley Act dianggap terlalu memberatkan terutama untuk perusahaan menengah ke bawah mengingat high cost dalam

penerapannya dan mensyaratkan full disclosure. Dalam hal PT Maju Makmur, melihat ketentuan SOX amat memberatkan, maka akan berdampak pada dibatalkannya rencana perusahaan untuk go public. Dalam hal pelaporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh KAP independen menunjukkan kewajaran kondisi bisnis perusahaan, maka calon investor saham tentunya tidak akan ragu dan yakin untuk berinvestasi dalam pembelian saham. 4) Berdasarkan PSA No.70 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan, dapat dipahami bahwa perusahaan publik terutama calon perusahaan publik memiliki beberapa faktor resiko kecurangan yang berkaitan dengan salah saji sebagai akibat kecurangan dalam pelaporan keuangan. Faktor resiko kecurangan terkait perusahaan publik a) Kepentingan berlebihan manajemen dalam mempertahankan atau

meningkatkan harga saham atau trend laba entitas melalui penggunaan praktik-praktik akuntansi yang agresif. Dalam hal ini rencana PT Maju Makmur menuju go public semakin memperbesar faktor resiko tersebut. b) Praktik oleh manajemen dalam memberikan komitmen kepada analis, kreditur, dan pihak ketiga yang lain untuk mencapai prakiraan yang tampak terlalu agresif atau secara jelas tidak realistic Salah satu prasyarat go public, yaitu laporan keuangan telah tersaji secara wajar, tentunya hal ini merupakan suatu hal yang penting bagi PT Maju Makmur. Apabila opini laporan keuangan tidak menunjukkan laporan keuangan tersaji secara wajar, maka rencana go public tidak akan tercapai. Dalam hal salah saji material sebagai akibat kecurangan dan dari hasil pengujian audit menunjukkan resiko kecurangan yang signifikan, KAP dapat dengan

mempertimbangkan

pengunduran

diri

dari

perikatan

mengkomunikasikan alasan pengunduran diri kepada komite audit atau pihak lain yang berwenang.

You might also like