You are on page 1of 32

KONSEP TUMBUH KEMBANG

A.

PENGERTIAN Peristiwa tumbuh kembang pada anak meliputi seluruh proses kejadian sajak terjadi pembuahan sampai masa dewasa. Ciri tumbang yang utama adalah bahwa dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ tubuh. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sebenarnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. 1. Pertumbuhan a. Bertambahnya jumlah dan besar sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur ( Wong, 1991 ) b. Perubahan dalam ukuran/nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan ( Nelson, 2000 ) c. Perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, Kg) ukuran panjang (cm, meter) ( Soetjiningsih, 1995 ) 2. Perkembangan a. Bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar ( Wong, 1991 ) b. Mencakup aspek-aspek lain dari diferensiasi bentuk / fungsi termasuk perubahan emosi atau social yang sangat ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan ( Nelson, 2000 ) c. Bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih, 1995 ) Kesimpulan : Pertumbuhan : mempunyai dampak terhadap aspek fisik Perkembangan : berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu.

B.

PRINSIP TUMBUH KEMBANG

1. Perkembangan adalah teratur dan mengikuti aturan sesuai usia. 2. Perkembangan mempunyai tujuan dan berlangsung mengikuti axis tubuh. a. Cephalokaudal : Pertumbuhan berlangsung dari kepala ke bagian yang lebih rendah dari tubuh. Misalnya : mengangkat kepala dulu kemudian mengangkat dada dan menggerakan ekstremitas bagian bawah. b. Proksimodistal : Perkembangan berlangsung dari area sentral (proksimal tubuh) ke arah luar (periperal). Atau menggerakan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari pusat. Misalnya : bahu dulu baru jari-jari. c. Diferensiasi atau simple to complex, yaitu perkembangan

berlangsung dari sedrhana ke kompleks. 3. Perkembangan adalah kompleks, dapat diramalkan terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis. 4. Perkembangan adalah unik pada masing-masing individu berusaha mencapai perkembangan yang maksimal. 5. Tugas perkembangan menuntut latihan dan energi yang ditujukan pada masing-masing tahap perkembangan dan tugas menyelesaikannya. C. FAKTOR-FAKTOR KEMBANG. Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang ( Soetjiningsih, 1998 ) 1. Faktor Genetik Merupakan hal yang paling dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor genetic yang terdapat dalam sel telur yang telah dibuahi dapat menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Yang termasuk faktor geneti antara lain : faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. 2. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya potensi tumbuh kembang yang baik. YANG MEMEPENGARUHI TUMBUH

D.

CIRI-CIRI TUMBUH KEMBANG (Soetjiningsih, 1998 ) Tumbuh kembang anak dimulai sejak pembuahan sampai dewaa : 1. Dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Terjadi sejak dalam kandungan dan setelah kelahiran. 2. Pada periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan yang berlainan diantara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat : a) b) 3. Masa janin Masa bayi (0-1 tahun)

Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya.

4. 5. 6.

Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system saraf pusat. Aktivitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal dimana langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan menegakkan kepala.

7.

Reflek primitif seperti reflex memegang akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

E.

PENILAIAN PERTUMBUHAN ANAK Parameter Penilaian Pertumbuhan Fisik : 1. Ukuran Antropometri a. Berat Badan Merupakan ukuran antropometri yang terpenting, dipakai pada semua kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. b. Tinggi badan Merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal dicapai. Walaupun kenaikan tinggi badan ini berfluktuasi, dimana tinggi

badan meningkat pesat pada masa bayi, kemudian malambat dan menjadi pesat kembali (pasca tumbuh adolesen), selanjutnya melambat lagi dan akhirnya berhenti pada umur 18 20 tahun. 2. Gejala / Tanda Pada Pemeriksaan Fisik . a. Keseluruhan fisik b. Jaringan otot. c. Jaringan lemak. d. Rambut. e. Gigi. F. PENILAIAN PERKEMBANG ANAK 1. TUJUAN a. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal yang merupakan risiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut. b. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling genetik. c. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke center yang lebih tinggi. 2. TAHAP-TAHAP PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK a. b. c. d. e. f. g. h. i. 3. Anamnesis. Skrening gangguan perkembangan anak. Evaluasi lingkungan anak. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak. Evaluasi bicara dan bahasa anak. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan neurologi. Evaluasi penyakit-penyakit metabolik. Integrasi dari hasil penemuan Banyak milestone pokok yang harus diketahui dalam taraf perkembangan seorang anak. ( milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu ), misalnya : 4 6 minggu

TINGKAT PERKEMBANGAN

tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1 2 minggu kemudian.

12 16 minggu 4. menegakkan kepala, tengkurap sendiri. menoleh kearah suara. memegang benda yang ditaruh ditangannya.

20 minggu meraih benda yang didekatkan kepadanya.

26 minggu dapat memindahkan benda dari satu tangan ketangan lainnya. Duduk dengan bantuan makan biscuit sendiri.

9 1 0 bulan menunjuk dengan jari telunjuk. memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk. merangkak bersuara da .. da

13 bulan berjalan tanpa bantuan. mengucapkan kata-kata tunggal.

STIMULASI TUMBUH KEMBANG Meliputi beberapa aktifitas untuk merangsang perkembangan anak, seperti: Latihan gerak Berbicara Berfikir Kemandirian & sosialisasi

Dapat dilakukan : orang tua / keluarga. Stimulasi dilakukan pada setiap kesempatan dan disesuiakan dengan umur dan prinsip stimulasi. Prinsip pemberian stimulasi :

Stimulasi merupakan ungkapan rasa kesih sayang, bermain dengan anak berbahagia bersama. Stimulasi dilaksanakan bertahap & berkelanjutan dan mencakup 4 bidang kemampuan berkembang Stimulasi dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak. Stimulasi dilaksanakan wajar, tanpa paksaan / hukuman / marah bila anak tidak berhasil, beri pujian bila anak berhasil. Stimulasi dilengkapi dengan alat bantu sederhana dan mudah didapat, misalnya mainan dibuat sendiri, alat / benda yang ada dilingkungan

Bidang kemampuan perkembangan yang dipantau dan distimulasi : 5. Kemampuan bergaul & mandiri ( BM ) Kemampuan berbicara, berbahasa dan kecerdasan ( BBK ) Kemampuan gerak kasar ( GK ) Kemampuan gerak halus ( GH )

Stimulasi yang diperlukan Pada usia 12 18 Bulan : 1. GK Latih anak naik turun tangga 2. GH Bermain dengan anak melompat dan menagkap bola besar, kemudian bola kecil 3. BBK Latih anak menunjukkan dan menyebutkan nama-nama bagian tubuh. 4. BM Beri kesempatan pada anak untuk melepaskan pakaian sendiri. Anak umur 18 24 Bulan Tugas perkembangan 1. 2. 3. Berjalan mundur sedikitnya 5 langkah. Mencoret-coret dengan alat tulis. Menyebutkan bagian tubuh dan menyebut namanya.

4.

Meniru malakukan pekerjaan rumah tangga.

Stimulasi yang diperlukan : 1. GK Latih berdiri satu kaki, jinjit. 2. GH Ajari anak menggambar bulatan, garis segitiga dan gambar wajah. 3. BBK Latih anak mengikuti perintah sederhana 4. BM Latih anak agar mau ditinggalkan sementara waktu.

KONSEP DDST

I. Pengertian DDST (Denver Development Screening Test) DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).

II. Fungsi DDST DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

III. Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi : A. Personal Social (Perilaku Sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti: 1. Menatap muka 2. Membalas senyum pemeriksa 3. Tersenyum spontan 4. Mengamati tangannya 5. Berusaha menggapai mainan 6. Makan sendiri 7. Tepuk tangan 8. Menyatakan keinginan 9. Daag-daag dengan tangan 10. Main bola dengan pemeriksa 11. Menirukan kegiatan 12. Minum dengan cangkir 13. Membantu di rumah 14. Menggunakan sendok dan garpu 15. Membuka pakaian

16. Menyuapi boneka 17. Memakai baju 18. Gosok gigi dengan bantuan 19. Cuci dan mengeringkan tangan 20. Menyebut nama teman 21. Memakai T-shirt 22. Berpakaian tanpa bantuan 23. Bermain ular tangga / kartu 24. Gosok gigi tanpa bantuan 25. Mengambil makan

B. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam: 1. Mengikuti ke garis tengah 2. Mengikuti lewat garis tengah 3. Memegang icik-icik 4. Mengikuti 1800 5. Mengamati manik-manik 6. Tangan bersentuhan 7. Meraih 8. Mencari benang 9. Menggaruk manik-manik 10. Memindahkan kubus 11. Mengambil dua buah kubus 12. Memegang dengan ibu jari dan jari 13. Membenturkan 2 kubus 14. Menaruh kubus di cangkir 15. Mencoret-coret 16. Ambil manik-manik ditunjukkan 17. Menara dari 2 kubus

18. Menara dari 4 kubus 19. Menara dari 6 kubus 20. Meniru garis vertikal 21. Menara dari kubus 22. Menggoyangkan dari ibu jari 23. Mencontoh O 24. Menggambar dengan 3 bagian 25. Mencontoh (titik) 26. Memilih garis yang lebih panjang 27. Mencontoh yang ditunjukkan 28. Menggambar orang 6 bagian 29. Mencontoh

C. Language (Bahasa) Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi : 1. Bereaksi 2. Bersuara 3. Oooo ? Aaaah 4. Tertawa 5. Berteriak 6. Menoleh ke bunyi icik-icik 7. Menoleh ke arah suara 8. Satu silabel 9. Meniru bunyi kata-kata 10. Papa/mama tidak spesifik 11. Kombinasi silabel 12. Mengoceh 13. Papa/mama spesifik 14. 1 kata 15. 2 kata 16. 3 kata

17. 6 kata 18. Menunjuk 2 gambar 19. Kombinasi kata 20. menyebut 1 gambar 21. Menyebut bagian badan 22. Menunjuk 4 gambar 23. Bicara dengan dimengerti 24. Menyebut 4 gambar 25. Mengetahui 2 kegiatan 26. Mengerti 2 kata sifat 27. Menyebut satu warna 28. Kegunaan 2 benda 29. Mengetahui 30. Bicara semua dimengerti 31. Mengerti 4 kata depan 32. Menyebut 4 warna 33. Mengartikan 6 kata 34. Mengetahui 3 kata sifat 35. Menghitung 6 kubus 36. Berlawanan 2 37. Mengartikan 7 kata

D. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam: 1. Gerakan seimbang 2. Mengangkat kepala 3. Kepala terangkat ke atas 4. Duduk kepala tegak 5. Menumpu badan pada kaki 6. Dada terangkat menumpu satu lengan 7. Membalik

8. Bangkit kepala tegak 9. Duduk tanpa pegangan 10. Berdiri tanpa pegangan 11. Bangkit waktu berdiri 12. Bangkit terus duduk 13. Berdiri 2 detik 14. Berdiri sendiri 15. Membungkuk kemudian berdiri 16. Berjalan dengan baik 17. Berjalan dengan mundur 18. Lari 19. Berjalan naik tangga 20. Menendang bola ke depan 21. Melompat 22. Melempar bola, lengan ke atas 23. Loncat 24. Berdiri satu kaki 1 detik 25. Berdiri satu kaki 2 detik 26. Melompat dengan satu kaki 27. Berdiri satu kaki 3 detik 28. Berdiri satu kaki 4 detik 29. Berjalan tumit ke jari kaki 30. Berdiri satu kaki 6 detik

IV. Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja A. Alat yang Digunakan 1.Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merahkuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.

2. Lembar formulir DDST 3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.

B. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu: 1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 6 bulan, 9 12 bulan, 18 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. 2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

C. Penilaian Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas

perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable). 1. Abnormal - Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih - Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 2. Meragukan - Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih. - Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 3. Tidak dapat dites

- Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. 4. Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan : 1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap suspect dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap. 2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire) Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)

KONSEP IMUNISASI

A. Konsep dasar Imunisasi 1. Pengertian imunisasi Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Depkes,2000). Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (IDAI,2001) Imunisasi beasal dari kata imun, yang artinya kebal atu resisten. Anak diimunisasi tentu anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum kebal terhadap penyakit lain (Notoatmodjo, 2005) Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja

memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu (Proverawati, 2010 ). 2. Jenis - Jenis Imunisasi Pada dasarnya imunisasi ada 2 jenis: a. Imunisasi pasif (Passive Immunization) Imunisasi pasif adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar. Imunisasi pasif dibagi menjadi 2: 1) Imunisasi pasif alamiah

Imunisasi pasif alamiah adalah antibodi yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berda dalam kandungan. 2) Imunisasi pasif buatan Imunisasi pasif buatan adalah kekebalan tubuh yang diperoleh karena suntikan serum untuk mencegah penyakit tertentu. b. Imunisasi Aktif (Active Immunization) Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang didapat seseorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat antibodi. 1) Imunisasi aktif alamiah penyakit Adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit. 2) Imunisasi aktif buatan Adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit. Jenis jenis imunisasi yang diberikan untuk anak yang saat ini dipakai dalam program imunisasi rutin di indonesia adalah : a. Imunisasi Hepatitis B PID Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktifasikan dan bersifat non infeksius, disuntikkan secara intra muskuler

sebaiknya pada anterolateral paha dengan dosis 0,5 ml, dosis pertama diberikan pada usia 0 7 hari. b. Imunisasi BCG Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tuberkulosis. vaksin BCG meupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan, dosis pemberian 0,05 ml sebanyak 1 kali disuntikkan di lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus). c. Imunisasi DPT-HB-Hib (pentavalen) Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk pencegahan terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan infeksi haemofilus influenza tipe b. vaksin DPT-HB-Hib berupa suspensi homogen yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis inaktif, antigen permukaan hapatitis B murni yang tidak infeksius dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida haemofilus influenza tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan kapada protein tetanus toksoid, disuntikkan secara intra muskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu. d. Imunisasi polio Pemberian imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap poliomielitis, vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomielitis tipe 1, 2

dan 3(strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa, diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian dengan interval setiap dosis 4 minggu. e. Imunisasi campak Pemberian imunisasi ini ber tujuan untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, disuntikkan secara sub kutan pada lengan kiri atas dengan dosis 0,5 ml diberikan pada usia 911 bulan. 3. Tujuan imunisasi a. Tujuan Umum Secara umum tujuan imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Kementrian kesehatan, 2013) b. Tujuan husus 1) Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi diseluruh desa atau kelurahan pada tahun 2014 2) Tervalidasinya eliminasi tetanus maternal dan neonatal (insiden dibawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun). 3) Eradikasi polio pada tahun 2015. 4) Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 5) Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta

pengelolaan limbah medis.

4. Reaksi Dari Imunisasi

Jenis Imunisasi Imunisasi BCG

Reaksi yang ditimbulkan Terjadi Ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limpa denitis regional Reaksi panas Reaksi Ringan Pembengkakan dan nyeri pada tempat injeksi. Demam Reaksi Berat Pasien dapat menangis hebat karena kesakitan sealama 4 jam Kesadaran menurun Ensefalopati Shock Dapat terjadi ruam pada tempat suntikan Panas (febris) Biasanya timbul seminggu setelah imunisasi, reaksi yang ditimbulkan berupa : Demam Diare Keluar bintik-bintik merah di kulit. Namun, efek ini tergolong ringan sehingga tak perlu ada yang dikhawartikan, sebab akan sembuh sendiri Umumnya tidak ada reaksi, namun pada beberapa anak timbul perasaan pusing pada anak, diare ringan dan sakit otot. Kasus ini sangat jarang terjadi

Imunisasi DPT

Imunisasi Campak

Imunisasi Hepatitis

Imunisasi Polio

5. Syarat - syarat imunisasi Dalam pemberian imunisasi ada syarat yang harus di perhatikan yaitu: a. Diberikan pada bayi atau anak yang sehat

b. vaksin yang di berikan harus baik ,di simpan di lemari es dan belum lewat masa berlakunya. c. Pemberian imunisasi dengan dengan tehnik yang tepat. d. Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah di terima. e. meneliti jenis vaksin yang di berikan. f. memberikan dosis yang akan di berikan. g. mencatat nomor batch pada buku anak atau kartu imunisasi. h. memberikan informed consent kepada orang tua atau keluarga sebelum melakukan tindakan imunisasi yang sebelumnya telah di jelaskan kepada orang tuanya tentang manfaat dan efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dapat timbul setelah pemberian imunisasi (Lisnawati, 2011). 6. Kontraindikasi BCG a. b. c. Ujimontouk (+) Immunodefisiensi Giziburuk

d. Demamtinggi e. f. g. Infeksikulit yang luas Riwayat TB Kehamilan

Hepatitis B Ibu hamil

DPT Ensefalofi

Polio 1. 2. 3. 4. 5. 6. Demam muntah / diare konsumsi obati munosupresif radiasi umum keganasan pend HIV

Campak 1. 2. 3. demam TB tanpa pengobatan munosupresi

7. Manfaat Imunisasi a. Untuk anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. b. Untuk keluarga Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. c. Untuk Negara Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Proverawati, 2010 ).

B. Konsep Dasar Imunisasi DPT-HB-Hib (Pentavalen) a. Pengertian Imunisasi DPT-HB-Hib (Pentavalen) adalah: suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Diferi, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, infeksi haemofilus influenza tipe B dengan cara memasukkan kuman difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, haemofilus influenza tipe B yang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit tersebut. DPT-HB-Hib

merupakan singkatan dari Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Haemofilus influenza tipe B. (Direktorat survaelans, imunisasi, karantina dan kesehatan matra, 2013) Vaksin DPT-HB-Hib berupa suspensi homogen yang berisikan difteri murni, toxoid tetanus, bakteri pertusis inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HbsAG) murni yang tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemofilus Influenzae tipe b (Hib) tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus

b. Penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT-HBHib (Pentavalen) 1) Dipteri Difteri merupakan penyakit yang sangat infeksius disebabkan oleh bakteri Corynebacterium dipthheriae. Ketika bakteri menyerang sistem pernafasan akan meneluarkan toksin atau racun yan dapat menyebabkan kelemahan, radang tengorokan, panas dan

pembengkakan di leher. Dalam waktu 23 hari terdapat selaput keras putih keabuaan di tenggorokan atau hidung mengakibatkan sulit bernafas dan sesak. Difteri juga menyebabkan pembengkakan otot jantung dan kadangkadang bisa terjadi gagal jantung. Pertusis Pertusis biasanya dikenal dengan batuk rejan merupakan penyakit yang sangat menular disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis. Penyakit ini bisa serius pada semua umur namun sangat mematikan pada usia bayi baru lahir dan usia dibawah satu tahun. Gejala awal batuk rejan seperti halnya flu, hidung berair, meriang dan batuk. Hal ini bisa berkembang menjadi sulit bernafas dan kadangkadang membiru karena kurangnya udara. Pada bayi, bukan saja batuk yang menyulitkan namun mereka juga sulit bernafas dan nafas terhenti beberapa saat. Sedangkan pada usia muda dan dewasa umumnya tidak demikian, biasanya mengalami batuk lama sampai 10 minggu atau lebih sehingga penyakit ini disebut juga batuk 100 hari.

2) Tetanus Tetanus adalah penyakit karena bakteri clostridium tetani. Bakteri masuk kedalam tubuh melalui luka kemudian mengeluarkan toksin yang menyebabkan otot kaku dan penderita mengalami kesakitan. Tetanus menyebabkan kaku pada mulut dan rahang sehingga sukar membuka mulut dan pada bayi mulutnya mencucu. Tetanus juga mengakibatkan masalah pernafasan, spasme otot dan kejang, jika hal ini tidak ditangani dengan baik akan berakibat fatal. 3) Hepatitis B Penyakit Hepatitis B atau Virus Hepatitis B (VHB) di dunia sangat besar kejadianya. Penyakit ini sangat potensial menyebabkan sedikitnya 1 juta kematian per tahun. Diperkirakan pembawa virus/karier dari 78% diantaranya di Asia, bila program Imunisasi Hepatitis B di dunia berhasil tahun 2015 virus yang hanya dapat hidup di manusia dan simpanse itu diharapkan tereradikasi, dan tahun 2040 diharapkan tidak ditemukan lagi hepatitis kronis. 4) Haemofilus Influenzae tipe b Haemofilus Influenzae tipe b (Hib) adalah salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi beberapa organ seperti meningitis, epiglotis, pneumonia, artritis, dan selulitis. Penularan penyakit secara droplet melalui melalui nasofaring. Sebagian besar bakteri bertahan sampai beberapa bulan di tubuh (asymptomatis carier). Gejala yang ditimbulkan tergantung organ mana yang diserang, pada organ selaput otak akan timbul gejala meningitis (demam, kaku kuduk,

kehilangan kesadaran), pada organ paru akan menyebabkan pneumonia(demam, sesak, retraksi otot pernafasan), kadang

menimbulkan gejala sisa berupa kerusakan alat pendengaran.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Anak Yang Akan Diimunisasi A. Pengkajian Pra Imunisasi : 1. Tulis biodata klien secara lengkap. 2. Pengkajian secara umum mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. 3. Riwayat penyakit yang oernah diderita 4. Riwayat imunisasi yang pernah didapatkan o/ anak 5. Riwayat prenatal 6. Riwayat kejang 7. Riwayat penyakit keluarga ( Disfungsi imunologi,HIV/ AIDS, Kanker ) 8. Riwayat obat- obatan 9. Riwayat alergi terhadap obat tertentu. B. Diagnosa NANDA, Hasil NOC, dan Intervensi NIC 1. Kesiagaan untuk meningkatkan status imunisasi Kontrol imun yang hipersensitif Status respirasi, nadi, gastrointestinal,dan ginjal dalam batas IER Bebas reaksi alergi Bebas respon imflamasi local Bebas dari kejadian autoimun Tidak ada auto antibody atau auto-antigen Status imun Infeksi ulangan tidak terjadi Tidak ada bengkak Berat IER Imunisasi sekarang Perilaku imunisasi Menyatakan resiko penyakit tampa imunisasi Mendeskripsikan resiko yang berhubungan dengan imunisasi khusus Mendeskripsikan kontraindikasi imunisasi khusu Membawa kartu vaksin setiap berkunjung Konfirmasi jadwal imunisasi selanjutnya Pemberian imunisasi/vaksin Mengajarkan orang tua daftar imunisasi yang direkomendasikan, cara imunisasi diberikan, alas an, keuntungan, reaksi berlawanan, dan efek samping Sediakan informasi imunisasi dalam bentuk tertulis Sediakan teknik pemberian yang tepat

Identifikasi rekomendasi terbaru tentang imunisasi Memantau pasien selama periode khusus setelah pemberian obat Menahan anak selama imunisasi Jadwal imunisasi sesuai dengan interval waktu Persiapan vaksin 2. Kecemasan Control kecemasan Memantau intensitas kecemasan Membuang penyebab cemas Menurunkan rangsangan lingkungan ketika cemas Merencanakan strategi koping pada situasi yang menekan mempertahankan hubungan social laporan adukuat tidur mengontrol kecemasan Control dorongan mengidentifikasi sikap yang membahayakan identifikasi perasaan utama yang mendorong aksi impulsive identifikasi akibat aksi impulasif bagi diri dan orang lain identifikasi dukungan sosial Keahlian interaksi social pengungkapan kemudahan menerima kerjasama sensitifitas konfrontasi kehangatan rileks pertimbangan Control penyerangan Menahan diri dari luapan Menahan diri dari tempat personal orang lain Menahan diri dari membahayakan orang lain Menahan diri dari merusak property Kebutuhan komunikasi tang tepat Komunikasi perasaan yang yang tepat Pengurangan kecemasan Berbicara dengan tenang Jelaskan keadaan harapan untuk sikap pasien Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi seperti pengalaman pada prosedur Sediakan informaasi nyata tentang diagnosis, perlakuan dan prognosis Tinggal bersama pasien untuk memperkenalkan keselamatn dan mengurangi rasa takut

Teknik tenang Pegang dan nyamankan bayi atau anak Menguncang bayi jika perlu Bicara lembut atau bernyanyi pada bayi atau anak Pertahankan kontak mata Duduk dan bicara dengan pasien Tawarkan minuman hangat atau susu Kehadiran Deminstrasikan sikap menerima Komunikasi verbal berempati Tegakkan kepercayaan dan perhatian yang positif Dengarkan kecemasan pasien Pegang pasien untuk mengurangi kecemasan Tawarkan atau hubungi orang lain yang bisa mendukung Manajemen rasa khawatir berlebihan Ikutsertakan keluarga dalam perencanaan, penyediaan, evaluasi, dan perawatan Pantau fungsi koognitif menggunakan standar alat pengkajian Sediakan cahaya yang cukup tapi tidak menyilaukan Perkenalkan diri pada inisiasi kontak Berikan arah sederhana pada waktu yang tepat Berbicara jelas, lembut,hangat, dengan suara yang respek C. Intervensi Keperawatan Saat akan melakukan penyuntikan vaksin 1. Komunikasi teraupeutik dengan ortu/klg 2. Informasi tentang efek samping vaksin dan resiko apabila tdk imunisasi. 3. Periksa kembali persiapan u/ imunisasi untuk mengantisipasi hal- hal yg tdk diinginkan. 4. Baca dgn teliti informasi tentang produk 5. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra thd vaksin yang akan diberikan. 6. Periksa jenis vaksin dan yakinkan kalau vaksin disimpan dgn baik 7. Periksa vaksin yang akan diberikan, apakah ada tanda- tanda perubahan pada vaksin tersebut, periksa tanggal kadaluawarsa, dan catat hal- hal istimewa, seperti ada perubahan warna. 8. Yakinkan bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal, dan tawarkan tawarkan vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal. 9. Berikan vaksin dgn tehnik yang benar. D. Setelah selesai pemberian vaksin 1. Memberitahu ulang tentang efek samping vaksin dan resiko apabila tdk imunisasi.

2. Dokumentasikan kestatus klien 3. Periksa status imunisasi anggota klg lainnya. 4. Laporan imunisasi secara rinci hrs dilaporkan ke Puskesmas induk Dinas kesehatan ( Bag P2M ) 5. Penyuluhan tentang imunisasi 6. Berikan petunjuk, sebaiknya tertulus kepada ortu/ klg atau pengasuh apa yg harus dikerjakan dalam kejadian biasa atau kejadian yg lebih berat.misalnya pemberian parasetamol bila anak demam.

DAFTAR PUSTAKA Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba Medika Pemkot Malang, Dinkes. 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Malang Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

You might also like