Professional Documents
Culture Documents
m_khoiru_r@yahoo.com
UU
Per Menkeu
Per Dirjen
MENTERI KEUANGAN
BERWENANG MENETAPKAN (KMK No. 08/PMK.03/2008)
Pemungut Pajak
PMK No 154/PMK.03/2010
Bank Devisa dan DirJen Bea dan Cukai, atas impor barang; Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang pemerintah; bendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP); Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS); Badan usaha dalam industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, atas penjualan produksinya di dalam negeri; Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas; Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.
4
DASAR PEMUNGUTAN, SIFAT DAN BESARNYA PUNGUTAN, TATA CARA PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 22
Pasal 22 ayat (2)
MENTERI KEUANGAN
BERWENANG MENETAPKAN
- Dasar pemungutan - Sifat dan besarnya pungutan -Tata cara penyetoran dan pelaporan pajak ((PMK-154/PMK.03/2010)
5
PPh PASAL 22 DIPUNGUT ATAS KEGIATAN IMPOR OLEH BADAN-BADAN TERTENTU, KECUALI (KMK 236/2003):
BARANG UNTUK KEPERLUAN BADAN INTERNASIONAL YANG DIAKUI DAN TERDAFTAR, BESERTA PEJABATNYA
BARANG KIRIMAN HADIAH UNTUK IBADAH UMUM, AMAL, SOSIAL ATAU BUDAYA BARANG UNTUK MUSEUM, KEBUN BINATANG,DLL
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Barang perwakilan negara asing/ badan internasional beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik; Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atau untuk kepentingan penanggulangan bencana; Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum; Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan 7 penyandang cacat lainnya;
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah; barang pindahan; Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepabeanan; Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum; Persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan 8 pertahanan dan keamanan negara;
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara; Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN); Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama; Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional; m_khoiru_r@yahoo.com 9
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nila
Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional; Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia; Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia; dan/atau Barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
10
YANG MENGGUNAKAN API = 2,5 % X NILAI IMPOR YANG TIDAK MENGGUNAKAN API = 7,5 % X NILAI IMPOR YANG TIDAK DIKUASAI = 7,5 % X HARGA JUAL LELANG ATAS IMPOR KEDELAI, GANDUM, DAN TEPUNG TERIGU OLEH IMPORTIR YANG MENGGUNAKAN API SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA HURUF A ANGKA 1 SEBESAR 0,5%
Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan kepabeanan di bidang impor.
m_khoiru_r@yahoo.com
12
Non-OBJEK PPh 22 Bendaharawan PPh PASAL 22 DIPUNGUT ATAS SELURUH PEMBELIAN BARANG OLEH REKANAN, KECUALI (KMK 236/2003):
PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp 2.000.000,00 (BUKAN JUMLAH YANG DIPECAH-PECAH) PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK KECUALI PENYERAHAN DARI PERTAMINA KE SPBU, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN BENDA BENDA POS
PEMBAYARAN/PENCAIRAN DANA JARINGAN PENGAMANAN SOSIAL (JPS) PEMBAYARAN ATAS PROYEK PEMERINTAH YG DIDANAI HIBAH ATAU PINJAMAN LUAR NEGERI BAGI KONTRAKTOR, KONSULTAN DAN PEMASOK UTAMA EMAS BATANGAN YANG AKAN DIPROSES UNTUK MENGHASILKAN BARANG m_khoiru_r@yahoo.com PERHIASAN DARI EMAS UNTUK TUJUAN EKSPOR. DINYATAKAN DENGAN SKB 13
DLL
PPh Pasal 22
Dipungut Pembeli (PMK-154/PMK.03/2010) :
PPh Pasal 22 Bendaharawan (1,5%) PPh Pasal 22 oleh Industri dan Eksportir Barang Perhutanan, Perkebunan, Pertanian, dan Perikanan (0,25%)
Petani
Pedagang Pengumpul
Industri/ Eksportir
PPh Pasal 22
Dipungut Penjual (PMK-154/PMK.03/2010) : Industri semen: 0,25% x DPP PPN Industri kertas: 0,1% x DPP PPN Industri baja: 0,3% x DPP PPN Industri otomotif: 0,45% x DPP PPN
PPh Pasal 22
Dibayar Pembeli:
PPh Pasal 22 Migas/Produk Pertamina: 0,25% atau 0,3% (final) Impor Atas:
yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai impor; yang tidak menggunakan API, sebesar 7,5% dari nilai impor; yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang; Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 sebesar 0,5% dari nilai impor.
m_khoiru_r@yahoo.com
16
SAAT TERUTANG
PPh 22 IMPOR TERUTANG DAN DILUNASI BERSAMAAN DENGAN PEMBAYARAN BEA MASUK
m_khoiru_r@yahoo.com
17
PENGGUNAAN SSP
LEMBAR 1 > WP / PKP LEMBAR 2 > KPP MELALUI KPKN LEMBAR 3 > KPP SEBAGAI LAMPIRAN
SPT MASA BENDAHARAWAN
SAAT PELAPORAN
PALING LAMBAT 14 HARI SETELAH BULAN TAKWIM BERAKHIR KHUSUS UNTUK BENDAHARAWAN SEBAGAI PEMUNGUT PPh PASAL 22
Kolom NPWP dan Identitas di SSP diisi dengan NPWP dan Identitas REKANAN Pada kolom penyetor diisi nama Bendaharawan,ditandatangani dan distempel oleh Bendaharawan
m_khoiru_r@yahoo.com
20
Kolom NPWP dan Identitas di SSP diisi dengan NPWP dan Identitas REKANAN Pada kolom penyetor, ditandatangani dan distempel oleh Pejabat KPPN.
m_khoiru_r@yahoo.com
21
BENDAHARAWAN
SSP dikembalikan
SSP Lb 4 (Bank Persepsi )
22
BANK / KPPN
m_khoiru_r@yahoo.com
Pelaporan
Impor Pembelian brg dari belanja negara/ belanja daerah Penjualan produksi Pertamina dan bdn usaha lain di bidang BBM jenis Premix dan gas kpd penyalur/agen
Mingguan paling lambat 7 hari setelah penyetoran Paling lambat 14 hari setelah masa pajak
Penjualan hasil industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif Pembelian bahan untuk keperluan Industri/ekspor dari pedagang pengumpul
Saat penjualan Disetor paling lambat tgl 15 bulan berikutnya Saat pembayaran Disetor paling lambat tgl 15 bulan berikutnya
23
TERIMA KASIH
m_khoiru_r@yahoo.com
24