You are on page 1of 16

Vaccine and Genetic Manipulation

Kamis, 23 September 2010 Prof.Dr.Soedjadi,Apt,PhD

Materi ini sebenarnya pengulangan dari Blok sebelumnya, semoga sodara2 skalian tidak melupakan yang sudah berlalu,,,, blok Imunitas dan infeksi tentang Vaksinasi,,, Gmn Ingat Gak??? Bagus sya juga tidak ingat lg.. hha Klo gtu kita Sedikit mereview tentang system imun manusia yh,,, Jadi system imun itu dibagi menjadi 2, yaitu 1) Innate immunity (Natural or Non specific) Ini adalah system imun bawaan atau nonspesifik, yang sudah ada sejak kita lahir dari kandungan sang ibu. Karna saat lahir kita hanya memiliki ini makanya dikatakan sebagai Front Line Defense, itulah mengapa di kategorikan sebagai nonspesifik karena setiap anti gen yang masuk langsung diserbu rame2 dan tidak spesifik terhadap antigen tertentu, 2) Acquired immunity (Adaptive or Specific) Klo ini adalah system imun yang didapat dan bersifat spesifik, karena sudah ada titer antibodi terhadap antigen jenis tertentu, akibat dari tubuh yang terpapar sudah mampu mengenali dan membentuk antibodynya melalui system imun memory. Acquired immunity terbagi menjadi 2 yaitu Sistem imun Humoral dan system imun Seluler Nah ini dia yang kita akan bahas pada materi ini, karena system imun ini merupakan prinsip vaksinasi. Beberapa karakteristik dari Sistem imun spesifik. 1) Sangat spesifik untuk menyerang organisme 2) Diskriminasi antara Molekul "Self dan" non self ", Tanggapan hanya terjadi untukMolekul "non Self" Dua mekanisme 1) respon imun Humoral: Antibodi diproduksi oleh Limfosit B, Limfosit-B diproduksi di sumsum tulang belakang dan dengan proses yang panjang akhirnya menjadi sel plasma yang akan memproduksi antibody dan ditemukan dalam serum, serta memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengikat antigen. 2) Respon imun seluler Hal ini dimediasi oleh limfosit T, T-limfosit mengenali bahan asing dengan cara mengenali reseptor permukaan, T-limfosit menyerang dan merusak bahan asing langsung atau melalui pelepasan mediator larut yaitu sitokin. Kalo dijabarkan maka akan seperti ini * pengenalan antigen oleh limfosit spesifik terhadap antigen tersebut * Aktivasi limfosit
Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

13

Vaccine and Genetic Manipulation

* Proliferasi dan diferensiasi menjadi sel-sel efektor, Efektor Sel mengeliminate antigen, *Pengembalian homeostasis dan perkembangan sel-sel memori *Sel-sel Memory membangkitkan respon yang lebih cepat danpanjang pada paparan ulang untuk antigen yang sama. Untuk mendapatkan system imun spesifik ada dua cara, yaitu secara Pasif dan secara aktif. Untuk mendapatkan Secara pasifalamiah itu antibody yang didapatkan dari ibu pada waktu masih jadi bayi dalam perut, kalo pasif buatan bisa dengan cara menyuntikkan AntiBodi yang telah siap untuk antigen tertentu yaitu menyuntikkan Gamma Globulin kepada pasien tapi biasanya hanya bersifat sementara. Kalo secara aktif yah dengan memasukkan microorganism patogen yang telah mati ataupun yang dilemahkan secara singkat dengan VAKSIN atau Imunisasi yang bersifat permanen. sudah ingat: Okai kita masuk kemateri inti yang diatas itu hanya pengantar doank,,,

Foto2 diatas dari kiri kanan (E. Jenner, pelopor vaksinasi di dunia Barat. M. Lady Montagu, seorang advokat awal inokulasi cacar. Dan L. Pasteur, yang menemukan attenutation) Tokoh-tokoh ini yang memunculkan pemahaman kalo Pencegahan lebih baik dari pengobatan kata Prof Soedjadi.Setelah E. Jenner menemukan vaksin untuk Cowpox ditahun 1678 maka mulai dikenal prophylactic immunization.

VACCINES
Kekebalan terhadap suatu agen infeksi biasanya tergantung pada apakah pasien sudah mempunyai kekebalan dari infasi microorganisme yang terjadi sebelumnya,jadi prinsipnya jika ada suatu antigen masuk kedalam tubuh, maka tubuh akan memberikan suatu reaksi nah reaksi dariAntigen ini akan disimpan dalam memori, jika antigen yang sama menginfasi kembali maka tubuh akan membuat titer antibodi yang spesifik untuk melawan. Jenis2 microorganisme yang bisa menjadi antigen yaitu Virus, Bacteri maupun Parasit dan toksin. Kalo diatas kita bahas tentang memori saat Antigen yang dikenal oleh tubuh itu, bukan dari bentuk antigennya ataupun jenisnya tetapi malah permukaan dari microorgnisme tersebut, itulah mengapa Virus HIV tak bisa diEliminate oleh tubuh karena Virus HIV terus menerus mutasi sehingga anti bodi yang telah dibentuk tak dapat mengenali kembali.

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

14

Vaccine and Genetic Manipulation

Imunitas terhadap infeksi virus biasanya dipengaruhi oleh perkembangan respon imun terhadap: 1. Antigen yang berada di permukaan Virus 2. Antigen pada sel yang terinfeksi Virus 3. Pada banyak kasus, respon imun terhadapprotein internal penginfeksi mempunyai efek yang kecil dalam imunitas humoral, dan anti body humoral juga berperan penting dalam diagnose (HIV) Netralisasi oleh anti body Kemungkinan dapat dipengaruhi oleh berbagai factor Pengikatan antibody ke lokasi pemukaan virus Agregasi virus oleh anti body polyvalent Lisisnya complement-mediated. Catatantambahan:ternyata virus ini mereplikasi diri dalam sel inangnya atau dalam sel hospes atau dalam tubuh manusia. Vaksin tuh tidak di buat asal-asalan lho, ini ada beberapa criteria idealyang seharusnya dimiliki oleh vaksin: Tidak memiliki efek toksin Menginduksi imunitas disemua tempat masuknya pathogen ke dalam tubuh inang Punya efek yang lama long lasting effect Tidak merangsang autoimunitas pada hospes Tidak menyebabkan peningkatan resiko penyakit yang dimediasikan antibody Dapat memproteksi inang dan menjauhi inang dari penyakit sasaran vaksin Dapat menginduksi imunitas spesifik beserta komponen memori baik T maupun B Prinsip kerja Vaksin Self vs Non Self : maksudnya dapat mendiskriminasi antara Molekul milik tubuh (self) dan yang bukan (non self), Tanggapan hanya terjadi untuk Molekul "non Self". Perlindungan dari penyakit menular Biasanya ditandai dengan adanya antibody Sangat spesifik untuk satu antigen Imunisasi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Imunisasi Aktif (imunisasi) Perlindungan dibentuk oleh system kekebalan orang itu sendiri Bersifat permanen Didapatkan dari vaksin Kekebalan dan memori yang didapatkan sama seperti infeksi yang dialami tapi resikonya tidak separah aslinya

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

15

Vaccine and Genetic Manipulation

2. Imunisasi Pasif Perlindungan didapat dari antibody orang lain atau dari antibody hewan Perlindungan sementara yang berkurang berdasarkan waktu. Transfer antibody melalui placenta sangat penting pada saat masih dalam kandungan Sumbernya berasal dari : Hampir ada pada semua produk darah Kelompok anti bodi HomologousAtau Immunoglobulin (berasal dari manusia) Homologous manusia Hyperimmune globulin Serum Hyperimmune Heterologous (Anti-toxin) Jenis-jenis vaksin Keseluruhan phatogen yang telah dimatikan terlebih dahulu untuk inoculation Live-Attenuated yaitu bakteri hidup atau dilemahkan, atau bakteri dengan virulensi yang rendah Vaksin protein subunit (rekayasa genetic) 1. Lapisan Alami dari pemurnian protein 2. Antigen recombinant protein 3. Vaksin kimia peptide yang kecil Vaksin Asam Nukleat (DNA atau RNA) Inactivated Vaccines (vaksin yang dimatikan) digunakan untuk orang yang mempunyai imunitas lemah. Tidak dapat bereplikasi Umumnya tiak efektif dibanding dengan vaksin hidup Membutuhkan dosis yang banyak 3-5 dosis Titer antibody berkurang seiring dengan bertambahnya waktu Kebanyakan terjadi respon humoral Gangguan yang timbul pada sirkulasi darah sedikit Keuntungan inactivated vaccines Memberikan imunitas humoral bila ditambah dengan pemberian booster Tidak bermutasi atau bereplikasi Dapat digunakan pada pasien yang mengidap immunodefisiensi Terkadang efektif digunakan pada daerah tropis Kerugian dari inactivated vaccines Kebanyakan dari vaksin tidak menimbulkan imunitas Membutuhkan booster untuk lebih efektif Bukan imunitas lokal (penting) mahal Orang yang divaksinasi bisa berbalik menjadi terinfeksi
Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

16

Vaccine and Genetic Manipulation

Gagal diaktivasi dan diimunisasi dengan virus yang virulent.

Gambar ini menjelaskan tentang awal pemberian vaksin inactivated(mati) akan timbul signal tubuh yaitu IgG nya namun lama-kelamaan turun kalau mau ditingkatkan lg diberikan booster dan IgGnya meningkat begitu trus menerus.. Contoh microorganism pathogen yang dijadikan vaksin inactivated Secara keseluruhan virus bacteria Hanya fraksi/ bagian tertentu protein dasar subunit toxoid polisakarida dasar asli conjugate Contoh vaksinnya Polio (ada 2 tipe, ada yang virus dimatikan dan ada yang virus hidup yang dilemahkan) influenza Rabies Pertussis Typhoid Cholera Pseudomonas Inactivated toxins (toxin yang dimatikan) Toxins toxoids, egs., Diphtheria
Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

17

Vaccine and Genetic Manipulation

Tetanus Capsular polysaccharides yaitu: Pneumococcus Meningococcus Haemophilus Subunit vaccines contohnya: Hepatitis B22 particles gp120 AIDS. Live Attenuated Vaccines (Vaksin yang hidup) Vaksin ini merupakan pathogen yang hidup tapi dilemahkan, virus atau bactery ini kemudian di biakkan di dalam suatu inang yang bukan tempat asalnya, sehingga sifatnya menjadi berbeda. Kelebihan Vaksin bereplikasi dalam tubuh yang membuatnya semakin efektif respon imun akan sama dengan respon normal terhadap infeksi sangat efektif sehingga hanya membutuhkan 1 dosis. Kerugian kemungkinan memunculkan reaksi yang kuat Mengganggu sirkulasi anti body Tidak stabil Contoh Vaksin Live Attenuated Viral measles, mumps,rubella, vaccinia,varicella, yellow fever,influenza, (oral polio/sabin) (rotavirus). Vibrio cholera Bacterial Mycobacterium tuberculosis, BCG, Salmonela typhi (oral typhoid), Pseudomonas, Bordetella pertusis. VAKSIN POLIO Kalau di US, atau amrik sana menggunakan vaksin polio yang dilemahkan dalam tiap tahunnya di negeri paman sam ini terdapat kurang lebih 10 penderita yang diasosiakan dengan vaksin polio ini, nah vaksin polio yang dilemahkan ini 50% akan keluar lewat feses dan 50%nya akan langsung kontak dengan system imun mukosa atau dalam usus. Nah inilah yang menjadi polemic di masyarakat dunia, karena biasanya Virus Yang dilemahkan akan kembali ke WILD Type nya hal ini terjadi pada 1 : 4.000.000 kejadian, yang mengakibatkan pasien mengalami polio paralisis.

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

18

Vaccine and Genetic Manipulation

Kalau di Skandinavia menggunakan vaksin yang dimatikan, vaksin ini mengurangi resiko kembalinya virus ke Wild type dan juga ciri-cirinya tidak terjadi system imun mukosa..

Grafik diatas menunjukan adanya perbedaan antara Salk Vaksin (dimatikan) dan Sabin Vaksin(dilemahkan) kalo diperhatikan dengan saksama maka akan kelihatan hampir semuanya sama naik turunnya titer Ig-nya tapi ada sedikit perbedaan. Yaitu imunitas mukosalnya(nasal dan duodenal) perhatikan vaksin polio yang dimatikan (salk) dari awal vaksinasi tak terjadi perubahan sedikitpun, tapi kalo Vaksin Polio hidup (Sabin) terjadi peningkatan yang signifikan. Semoga mengerti..!! Sabin Polio Vaksin (di lemahkan) Sabin itu diambil dari nama penemunya bernama dr. albert Sabin, Virus ini dimasukkan kedalam sel yang bukan biasanya dia bekembang menggunakan sel ginjal MONYEET dengan tujuan bisa dilemahkan, virus yang dilemahkan ini akan tumbuh berkembang pada sel-sel epitel tetapi tidak di neuron selain itu tidak akan menimbulkan efek paralisis. Dan memberikan imunitas local yaitu di usus. Salk Polio Vaksin (Dimatikan) Ditemukan oleh dr jonas Salk, jadi sudah tau knapa namanya SALK???, virus polio itu dimatikan dengan larutan Folmaldehid dan virus tidak kembali pada WILD Typenya, terus virusnya kemana? mati.. (screaaamm) jadi sangat aman digunakan bagi doi yang mengidap immonodefisiensi.. Trus mengapa kita harus menggunakan Vaksin Polio Sabin???? Membeikan imunitas local, karena dilemahkan dapat diasumsikan kalau terjadi infeksi alami Saat masuk dalam Saluran Gastrointestinal virus tidak akan replikasi secara total Vaksin Salk tidak akan memberikan efek pada imunitas mukosa terutama di usus Tak masalah jika terjadi inaktivitas secara selektif
19

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation

Memiliki peluang besar untuk mengalami reaksi silang dengan imunitas inang. Imunitas berjangka panjang

Vaksin MMR MMR merupakan contoh vaksin hidup yang terdiri dari virus measles, mumps and rubella yang telah di modifikasi (attenuated ato dilemahkan) sehingga pada saat masuk pada sel inangnya tak akan menimbulkan gejala-gejala yang dibawah olehnya Proses attenuasinya virus ini dilakukan dengan cara memodifikasi virus ini secara spesifik selama beberapa generasi .sehingga menjadi rantai yang tidak berbahaya lagi. MMR and Autism Spekulasi hubungan antara vaksin MMR dan Autisme pertama kali dipublikasikan oleh Royal Free Hospital Inflammatory Bowel Disease Study Group (RFH-IBDSG) pada tahun 1998 di lancet Autism merupakan keadaan dimana penderita mengalami keterlambatan berbicara maupun berkomunikasi dengan lingkungannya disertai dengan retardasi mental. Hal ini terjadi pada 12 anak yang dilaporkan disertai dengan masalah pada usus anak tersebut. Dan para ahli berpendapat bahwa Vaksin MMR telah rusak dan merusak usus anak-anak tersebut selain itu terdapat bahan kimia opioid terbentuk secara alami diusus diserap dan merusak otak akhirnya menyebabkan Autism. Maret 2005. Sebuah lembaga penelitian Jepang harus menghilangkan sisa ketakutan pada anak usia 12 tahun terhadap vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) yang merupakan penyebab dari autisme. Jepang berhenti memberikan vaksin pada April 1993, menyusul karena adanya laporan bahwa vaksin tersebut menyebabkan meningitis. Para peneliti mempelajari rekam medis lebih dari 31.000 anak yang lahir di yokohama, jepang antara tahun 1988 dan 1996 dan menghitung berapa banyak dari anak-anak tersebut yang didiagnosa autis pada usia 7 tahun. Mereka menemukan ada banyak kasus yang terjadi setelah pemberian vaksin MMR berhenti dilalakukan. Angkanya berkisar dari 48 sampai 86 kasus dari 10.00 anak sebelum dihentikan pemberian vaksin kemudian menjadi antara 97 dan 161 dari 10.000 anak setelah dilakukan penghentian pemberian vaksin tersebut. Kesimpulannya, vaksin MMR bukan merupakan penyebab autis pada banyak anak dengan gangguan spektrum autis di jepang yang lahir dan tumbuh pada daerah dimana MMR tidak ditemukan.

Imunisasi pasif Menyuntikkan antibody yang telah siap tetanus Rabies Hepatitis A
20

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation

Hepatitis A Hepatitis B Bisa ular Juga pada AIDS

Generasi baru dari Vaksin Dengan menggunakan rekayasa genetic akan dibuat generasi terbaru vaksin yaitu dengan Penghapusan gen Virulensi walaupun sudah dihapus gen yang bersifat virulen namun tubuh masih tetap mengenali sebagai anti gen dan tetap melakukan respon imun terhadap vaksin nya. Strain non-pathogennya yang hidup membawa penent antigen dari rantai panthogennya intinya rantai yang pathogenic dibuang tetapi penentu antigeniknya dipertahankan Kalau phatogenetiks nya ndak bisa hilang dan dipertahankan dalam kultur, bisa di akali dengan membentuk kloningnya dari gen-gen penentu antigenetiknya dalam bentuk protein dengan vector E.Coli

Gambar ini merupakan teknik hibridisasi, intinya terjadi penggabungan antara strain master yang telah dilemahkan , di-inokulasi materi genetic dari Strain yang memiliki virulensi dan antigenic yang determinan dan hasilnya strain vaksin yang dilemahkan. Beberapa tipe generasi vaksin yang terbaru Subunit (protein) vaccines Antibodi biasanya mengikat protein Permukaan pada pathogen yang telah mengalami modifikasi, kompleks antibody dengan protein jenis ini dapat menstimulasi respon imun Itulah mengapa protein bisa digunakan buat vaksinasi
21

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

Vaccine and Genetic Manipulation

Prinsip kerja jadi telah lama diketahui kalau protein capsid atau envelope protein sudah cukup untuk meningkatkan respon imun Misalnya Herpex simplex virus yang mempunyai protein envelop dari glikoprotein O memiliki protein capsid VP1 dan juga protein extracellular yang dihasilkan oleh Mycobacterium tuberculosis. A Subunit Vaccine for M. tuberculosis (e 2nd) Tuberculosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini membentuk lesi di jaringan maupun organ yang mengakibatkan kematian sel dan organ yang biasa terkena adalah Paru-paru Sekitar 2 miliyar orang telah terinfeksi dan diantaranya 3 juta orang meninggal setiap tahunnya Saat ini tuberkolosis dapat di cegah oleh vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang merupakan rantai dari M. bovis Biasanya pada hasil diagnostic buat M. tuberculosis sama dengan M.bovis Enam protein ekstraseluler dari M.tuberculosis di purifikasi (dimurnikan), kemudian ada yang terpisah dan ada juga yang dikombinasikan (proteinnya) Baik yang terpisah maupun yang dikombinasikan akan diinokulasikan ke guinea pigs(marmot) Setelah itu marmutnya di paparkan dengan M. tuberculosis. Setelah 9-10 minggu pengujian menghasilkan beberapa kombinasi dari protein yang dipurifikasi yang menunjukan hasil level proteksi yang sama dengan vaksin BCG. Vaksin dilemahkan Vaksin dilemahkan terdiri dari strain pathogenetic kemudian gen virulennya akan di delesi atau di modifikasi Perkembangan dari vaksin cholera hidup. Vaksin hidup lebih efektif dibanding dengan vaksin yang dimatikan ataupun vaksin sub unit (protein) Dengan pendapat tersebut Vaksin Cholera hidup pun mulai dikembangkan oleh para ahli dibidangnya masing-masing karakteristikCholera biasanya disertai dengan demam, dehidrasi, sakit perutdan diare. cholera disebabkan oleh Vibrio cholerae dan ditransmisikan melalui air yang terkontaminasi
Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

22

Vaccine and Genetic Manipulation

V. cholerae memproduksi enterotoxin dengan subunit A and subunits 5B. Saat ini vaksin cholera mengandung fenol yang mampu membunuh V. cholerae tetapi hanya dapat bertahan 3-6 bulan. Pada saat ini sekuens peptide A di masukkan gen resisten tetracycline. Sebuah plasmid dengan peptid A menggunakan 2 enzim restriksi (pemotong) yaitu enzymes Cla1 and Xba1. Dan hasilnya menghilangkan 550 basa dari peptida. Xba1 linker ditambahkan dengan bantuan T4 ligase untuk menghubungkannya. Lalu, plasmidnya dicampur dengan V. Cholera beserta gen resisten tetrasiklin. Melalui konjugasi, plasmid ditransfer ke strain disertai dengan insersi gen tet R pada kromosomal DNA. Dengan recombinant peptid A dengan tetR tadi akan dihilangkan dengan cara delesi peptide A. Hasilnya adalah V. cholera dengan 550 bp (pasangan basanya) dari peptid yang di Delesi. Setelah mendapatkan hasilnya yang terakhir dilakukan adalah pengetesan. Kira-kira dari panjang lebar dijelaskan diatas beginilah skema produksi vaksin Kolera hidup

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

23

Vaccine and Genetic Manipulation

Vaksin vektor Adalah vaksin yang menggunakan vector misalnya vaccinia virus Vaksin Vektor merupakan vaksin hidup yang telah berhasil meng-eradikasi virus Smallpox Begitu juga dengan genomnya telah berhasil dilakukan sequenced (diurutkan) Virus Vaccinia akan bereplikasi di dalam sitoplasma dan lebih cenderung di Nukleus Juga bersifat non-pathogenik Karektiristik itulah yang menyebabkan Virus Vaccines apik di aplikasikan sebagai vector vaksin dimana ia digunakan sebagai tempat penampungan antigen dari suatu Pathogen. DNA sekuens Penentu antigen dimasukkan ke dalam plasmid yang berada di samping prometer dari Vaksiana virus, proses insersi ini dimasukkan ditengahtengah dari gen non-esensial(contoh thymidine kinase) bagi vaccine virus (masih tetap di samping prometer Plasmid digunakan untuk mentransformasikan sel negative thymidine kinase yang mana sebelumnya diinfeksi dengan vaccine virus. Rekombinasi antara plasmid dan DNA kromosomal vaccinia virus menghasilkan transfer gen antigen dari rekombinasi plasmid ke vaccinia virus. Virus hasil tersebut sudah dapat digunakan sebagai vaksin bagi antigen yang spesifik . beberapa dari gen antigen telah di insersi (disisipkan) kedalam genom virus Vaccina missal: Protein G pada virus Rabies Permukaan antigen pada Hepatitis B Protein NP dan HA pada virus Influenza. Recombinasi Virus Vaccinia pada virus rabies mampu meningkatkan kerja antibody sebagai agen netralisir pada rubah.

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

24

Vaccine and Genetic Manipulation

Inilah bentuk insersi gen Antigen kedalam genom virus vaccinia

Gambar ini menjelaskan 3 tahap persiapan sampai penggunaan DNA vaccine.. 1. Masukkan gen yang akan diekspresikan missal (gen antigen peptid, gen GM-CSF, gen IL-2) kedalam vector (plasmid)

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

25

Vaccine and Genetic Manipulation

2. Siapkan Vaksin biasanya ditambahkan dengan adjuvant selain menggunakn DNA plasmid 3. Gen diekspresikan di dalam sel otot rangka atau di adiposite karena disanalah terjadi repon immune.. klo gambar ini gak ada penjelasannya jadi maapp , mungkin saudara2 sekalian akan lebih memahami jika melihat gambarnya lebih dalam..

Vaksin Parasit Kabar gembira-kabar gembira tentang vaksin subunit Rekombinan untuk penderita SchistosomiasisTelah ditemukan dari penelitian yang cukup lama bahwa bisa diobati dengan mengurangi telur dari agen infeksi tetapi sayong seribu sayong tidak dapat membunuh cacingnya,,,, setidaknya ada sedikit kesejukan,,,,Walaupun begitu keadaaan pathologist nya berkurang lebih sejuk lg kn??

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

26

Vaccine and Genetic Manipulation

Kalo ini penyakit leishmaniasis pada generasi pertama dapat membunuh keseluruhan dari parasit pada manusia yang dijadikan sample tetapi perlindungannya hanya 55% selama 2 tahun hanya untuk bois. generasi kedua menggunakan 10 recombinant +sitokin adjuvant yang diujikan dalam tubuh mencit. Antigen nya bersifat tidak stabil. Lalu generasi ke 3 yng terakhir, vaksin rekombinasi Hybrid menggunakan 3 protein +monopphosphoryl lipid,, fase pertama dilakukan tahun 2002 Edible vaccines Vaksin edible pertama kali di cobakan pada manusia tahun 1997, ketika peneliti meminta relawan untuk memakan kentang transgenic anti-diare yng diproduksi oleh institute boyce Thompson di Cornell Univ, tumbuhan dimasukkan gen pengkode subunit B dari enterotoxin tahan panas milik E.Coli (LTB) setelah makan kentang hamper seluruh relawan memproduksi antigen dalam tubuh mereka, seolah2 mereka di vaksin dengan vaksin anti diare. Dan kelebihannya tanpa efek samping, selain kentang, sekarang lagi dikembangkan untuk buah pisang. Keuntungan vaksin edible antara lain lebih murah, mudah disimpan tanpa perlu didinginkan selayaknya vaksin biasa, mudah diberikan. Sampai sekarang para peneliti belum dapat pastikan bagaimana efek jangka panjang dari penggunaan tumbuhan transgenic terhadap lingkungan, begitu juga dengan beberapa teknologi bioteknologi yang lain Laporan tentang penelitian lain bahwa adanya 5 antigen dapat diekspresikan dalam tumbuhan yang berbedaseperti: 1. 2. 3. 4. 5. Protein G, virus rabies dalam tomat Protein capsid dari virus Norwalk dalam tembakau dan kentan Permukaan antigen hepatitis B pada kentang dan tembakau Enterotoxin subunit B tahan panas pada e. coli (LT-B) dalam tembakau dan kentang Toxin subunit B kolera (CT-B) dalam kentang.

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

27

Vaccine and Genetic Manipulation

If you believe in yourself, if you really stick to things, and if you always pray, there is very little that is really impossible.

Block 7 Genetic and Molecular Biology | 2st Chapter | Editor : Ais

28

You might also like