You are on page 1of 10

Pemeriksaan Darah Lengkap DARAH LENGKAP Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap: 1. Hb ( Hemoglobin) .g/dl 2.

Haematocrite ( Hct ) 3. Laju endap darah (ESR).mm/jam 4. Jumlah Sel Darah Putih ..x10/mm 5 Hitung Jenis Sel Darah Putih ( Diff Counting) 6.Jumlah Sel Darah Merah. Jt/mL 7.Jumlah trombosit/mm 8.Indeks eritrosit. HAEMOGLOBIN ( Hb ) : Haemoglobin berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan. Molekul haemoglobin tersusun dari haem dan globin. Haem terbentuk dari Fe dan protoporphyrin yang terbentuk di mito Kondria. Globin terbentuk dari rantai asam amino dalam ribosom. Daya ikat Hb terhadap O2 menurun : mudah melepaskan O2 terjadi dalam keadaan : - bila kadar 2,3 DPG menurun - kadar H+ atau CO2 meningkat. Nilai normal Hb ( bervariasi ) : Laki-laki : 13,4 17,7 g/dl Wanita : 11,4 15,1 g/dl Neonatus : 16,5 + 3 g/dl Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl Manfaat pemeriksaan Hb: 1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa. 2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit 3. Petunjuk kemajuan terapi. Kadar Hb normal bervariasi tergantung : 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Geografi ( tinggi rendahnya daerah ). Kadar Hb menurun pada ANEMIA dan dapat dijumpai pada : 1. Thalasemia 2. Haemoglobinopathy 3. Perdarahan akut atau kronis Pada Infeksi Kronik : Lactoferin : transferin likiron binding protein

Ambil Fe dari transferin yang beredar Komposisi dengan transferin sewaktu ambil Fe dari macrophage Lekemia : Fisiologis : Hamil karena proses hemodilusi RBC Hb Hb : Policetemia : Jumlah RBC Dehidrasi :RBC+ Hbkarena cairan tubuh banyak yang hilang PEMERIKSAAM KADAR Hb Metode KALORIMETRI 1. Direct Matching Warna drh dibandingkan dengan warna standar. Cepat, sederhana, menyenangkan Kesalahan besar, tidak tepat 2. Alkali Hematin Darah + Na oH dididihkan Hb hijau biru dari larutan, alkali hematin Standar / Spectrophotometer Akurat Tidak akurat untuk ukur Hb bayi 3. Metode Oxyhemoglobine Darah + Na2 Co3 / NH4OH Oxyhemoglobin Spectropht Cepat, akurat Oxyhemoglobin + Cu methemoglob shg hasil lebih rendah 4. Metode cyanmethemoglobine Darah ( Hb ) + lar Drabkin K3Fe(CH)6 MetHb MetHb + KCN CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm dibandingkan dengan standard. Cepat, teliti kecuali Sulhemoglobine Mengandung CN yg bersifat racun 5. Metode Asam Hametin ( Sahli ) Hb direaksikan dg Hcl asam hematin (sempurna) diencerkan Dibaca pada skala tabung sahli sesuaikan dengan standard Cepat, sederhana, tidak mahal Kurang teliti, kesalahan + 5 s/d 10 % HEMATOKRIT ( HCT ) = PCV ( Packed Cell Volume ) Prosentase volume sel darah merah thd vol darah seluruhnya ( Darah + anticoagulan dipusingkan )

Normal : Dewasa Laki : 45 47 %, Dewasa Wnt : 40 42 % Hematocrit meningkat pada : - Peningkatan Juml RBC : Policitemia - Penurunan vol plasma - Makrositosis o Hematocrit menurun pada : - Anemi - Micrositosis - Dilusi = hidrasi Lihat gambar . Metode Px. Hct : Makro = Wintrobe Micro = Tabung kapiler Elektronik = Auto Analysa, Caulter Caunter Penyebab kesalahan pemeriksaan : 1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit cenderung tinggi ) 2. Anticoalugan berlebih 3. Kecepatan & waktu pemusingan ( Macro 30, Mikro 5-10 ) 4. Terlalu lama Vena terbendung LAJU ENDAP DARAH ( LED ) = ESR ( erytrocyt sedimentation rate ) 1. Kecepatan RBC mengendap setelah memisahkan diri dari plasma 2. Ukuran : mm/jam 3. Menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrocit & plasma 4. Setiap keadaan yg meningkatkan penggumpalan sel satu dgn yg lain akan meningkatkan LED. Tahapan : 1. Terbentuknya Rouleaux 2. Vase pengendapan cepat 3. Vase pengendapan lambat Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Faktor sel darah merah ( massa yg terbentuk stlh rou;eaux ) Bentuk tertentu sel darah merah Aglotinasi Makrosit RBC yg rendah 2. Plasma : Alfa globulin Alga2 globulin Fibrinogen

3. Faktor mekanis dan teknis Posisi tabung LED yg panjang & diameter tabung sterilitas Sterilitas Suhu Kondisi darah ( Antikoagulan, darah simpan lama ). Cara Pemeriksaan : 1. Makro ( 1 s/d 2 ml darah ) : Westergren, Wintrobe, Culter 2. Mikro ( 1 tetes darah ) : Landau, Hellinger, Cresta. Harga Normal : Laki-laki Wanita Westergren 0 15 mm/jam 0 20 mm/jam Wintrobe 0 10 mm/jam 0 20 mm/jam FK Unair 2 13 mm/jam 2 12 mm/jam HITUNG LEKOSIT ( WBC = WHITE BLOOD CELL ) Dengan kamar penghitung IMPROVED NEUBAUER Harga Normal : 4 10 x 109/ dl / cmm Laki : 4,7 10,3 x 109/l Wanita : 4,3 11,3 x 109 /l Variasi jumlah sel darah putih : 1. Jumlah yg masuk peredaran darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dinding sinusoid, tingkat maturasi sel. 2. Jumlah yg keluar dari peredaran darah 3. Distribusinya 4. Kombinasi 1 s/d 3 Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan Netrophil : 1. Latihan fisik ( Epinephrin ) 2. Endotoksin 3. Kortikosteroid Pemeriksaan Mikroskopis : o Manual o Kamar hitung Neubauer o Hemositometer Alat yang dipakai : o Mikroskop o Pipet Lekosit o Kamar hitung o Larutan pengencer Leukosit ( Turk, asam aeetat )

Pemeriksaan Automatic : Elektronik HITUNG JENIS SEL DARAH PUTIH o Menghitung dan mengelompokan WBC yg tampak dihapusan darah dari 100 200 sel o Berperan dalam diagnosa penyakit o Normal ada 6 jenis WBC matur : Eo / Ba / Neu stab / Neu seg / Limfosit / Mo ABNORMALITAS 1. Penyimpangan prosentase jenis WBC Peningkatan Eo : alergi, cacing Ba : CML, Policitemia Vera, dll 2. Sel plasma : measles, varicella, MM 3. Limfosit abnormal : paling sering Mononukleosis infeksiosa 4. Sel darah putih muda Dewasa : Mieloblas, promieloblas, mielosit AML, CML Anak : Limfosit ALL HITUNG ERITROSIT ( RBC = RED BLOOD CELL ) Pengukuran jumlah RBC. Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur turun saat Dewasa. RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari tulang panjang. Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah. Harga NORMAL : Laki 2 dws : 4,3 jt 5,9 jt/mL Wanita dws : 3,9 jt 4,8 jt/mL Bayi : 5,0 jt 7.0 jt/mL Anak 3 bl : 3,2 jt 4,8 jt/mL 1 th : 3,6 jt 5,2 jt/mL 10-12 th : 4,0 jt 5,4 jt/mL Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai : -Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer setelah diencerkan dgn larutan Hayem. -Elektrik HITUNG TROMBOSIT ( PLT = PLATELET ) Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura, monitoring pada pemberian obat yang potensial atau diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring terapi heparin, monitoring setelah splenektomi jumlah trombosit harus dimonitor.

Jumlah NORMAL TROMBOSIT : 150.000 -400.000 /mm Perdarahan spontan terjadi pada Plt < 20.000/mm terjadi Pada : Penurunan fs sumsum tulang. Hipersplenisme DIC Infeksi Trombositosis mungkin terjadi pada : Leukemia, Lymphoma. Penghitungan Jumlah trombosit dengan : - Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer (lar Rees Ecker ).

INDEKS ERYTROCYT Indeks eritrosit rata2 adalah : Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel. Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling ber manfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik, karena : -mengarah mengarah pada sifat defek primernya -menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang jelas. 1. M C V (Mean Cell Volume) Volume rata-rata seldarah merah Hematrokit : hitung sel darah merah(dlm juta/mikroliter) x 1000 fL (10-15) Nilai Normal : 80 100 fl (dewasa) 76 86 fl ( anak < 1 th) mikrositosis < 80 100 fl < makrositosis 2. M C H (Mean Cell Haemoglobine) Hb sel rerata Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah. Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit Per mm3 darah pikogram (jmlh Hb/liter : jmlh eritrosit/liter) Nilai normal : 26 32 pg (dewasa) 23 31 pg ( anak ) Jika nilai kurang dari normal : hipokrom 3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate ) Konsentrasi Hb sel rerata Kadar rata-rata Hb : volume eritrosit. Kadar Hb/haematocrite penting dalam mengevaluasi anemia dan kelainan hematologic lainnya.

KLASIFIKASI ANEMIA berdasar variasi MORFOLOGI 1.Hipokromik normositik sd makrositik a. Anemia Kurang Besi ( A K B ) b. Anemia dgn defisiensi B12/ folat c. Anemia penyakit kronis d. Anemia Sideroblastik 2. Normokrom normositik polikromasi a. Anemia Fisiologik (kehamilan) b. Anemia pada gagal jantung c. Anemia penyakit kronis d. Anemia hemolitik dan gangguan respon su-tul e. Anemia perdarahan akut 3.Normokrom normositik polikromasi meningkat f. anemia Hemolitik 4.Normokrom-normositik Spherositosis a.Anemia Hemolitik Autoimun b.Spherositosis Herediter PEMERIKSAAN LAIN DILUAR DARAH LENGKAP. HAPUSAN DARAH TEPI ( BLOOD SMEAR ) Tujuan permeriksaan HDT : menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti RBC, WBC PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, microfilaria dll. HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkanhasil pemeriksaaan yang baik. Cara Kerja Langkah pertama dalam melakukan pembuatan preparat ini adalah dengan mengambil darah dari jari, dan jari yang akan diambil darahnya harus digosok dengan alkohol 70% pada bagian jari yang akan ditusuk. Dihapus tetes-tetes pertama (2-3) dengan menggunkan kertas penghisap/ kertas tissue, baru tetes berikutnya diteteskan pada gelas obyek sedemikian rupa sehingga merupakan lingkaran dengan diameter 2-3 mm. Gelas obyek diletakkan pada sisi/ tepinya yang pendek di muka tetesan darah tersebut lalu tariklah kebelakang sedikit sampai menyentuh lingkaran darah tersebut hingga timbul kapiler yang menyebabkan darah merata kekiri dan kekanan tepi gelas objek pertama. Sudut diantara kedua gelas objek sebaiknya 45. Gelas objek ke dua didorong maju dengan kekuatan dan kecepatan yang sama supaya mendapatkan film darah yang tipis dan sama rata. Ciri hapusan darah tepi yang baik : Cukup tipis, sel-sel darah terpisah satu sama lain, tidak saling menumpuk, dapat diidentifikasi masing2 jenis sel, tdk ada artefak, lekosit tidak boleh mengerombol di akhir hapusan darah.

Evaluasi Hapusan Darah Evaluasi darah atau disebut juga sebagai pemeriksaan gambaran darah tepi dapat dilakukan di counting areal setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-mula dengan pembesaran 100 x kemudian dengan pembesaran 1000 x dengan minyak emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya. Pemeriksaan hapusan darah terdiri atas : 1. Pemeriksaan dengan pembesaran kecil (objektif 10x) a. Penilaian kwalitet hapusan darah dan penyebaran sel-sel dalam hapusan. Lapisan darah harus cukup tipis sehingga eryhtrosit dan leukosit jelas terpisah satu dengan lainnya. Hapusan tidak boleh mengandung cat Eryhtrosit, leukosit dan thrombosit harus tercat dengan baik. Leukosit tidak boleh menggerombol pada akhir (ujung) hapusan.

b. Penafsiran jumlah leukosit dan eryhtrosit, penaksiran penghitungan differential leukosit dan pemeriksaan apakah sel-sel ada yang abnormal. Dilakukan pada daerah area penghitungan dari bagian hapusan tempat eryhtrosit terletak berdampingan, tidak tertumpuk. Bila didapatkan 20-30 leukosit perlapang pandang kirakira sesuai dengan junlah leukosit 5.000 dan 40-50 perlapang pandang sesuai dengan leukosit 10.000. 2. Pemeriksaan dengan menggunakan minyak imersi a. Eryhtrosit : Penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya. Dillihat adanya eryhtrosit berinti dan dihitung jumlahnya pada 100 leukosit untuk mengkoreksi hitung leukosit cara Turk. b. Leukosit : Penghitungan Differensial dan dicari kelainan morfologi. Dihitung dalam 100 sel leukosit dan dilihat adanya kelainan selnya. c. Thrombosit : Dilihat penyebaran, morfologi dan ukuran selnya. Hapusan yang baik thrombosit tidak menggerombol pada bagian akhir hapusan. Bila sukar ditemukan thronbosit berarti jumlahnya sedikit, bila terlihat banyak berarti terjadi peningkatan jumlah. Dilhat juga adanya giant cell yang berukuran 6-8 mikron. d. Sel abnormal : Pemeriksaan morfologi Kelainan-kelainan dan variasi dari leukosit, erythrosit dan thrombosit perlu dicatat. A. Variasi Besar (Size) Erytrocyte : 1.NORMOSIT Erythrosit dengan diameter normal, yaitu 7-8 mikron.

2.MAKROSIT Erythrosit dengan diameter lebih dari 8 mikron. Bila makrosit diameternya lebih dari 12 mikrometer dan berbentuk oval disebut MEGALOSIT (12-15 mikron). Ini ditemukan pada anemia defisiensi Vitamin B12 atau defisiensi Asam Folat. Keadaan dimana makrosit banyak ditemukan dalam darah disebut MAKROSITOSIS. 3.MIKROSIT. Diameter erythrosit kurang dari 7 mikrometer. Ini ditemukan misalnya pada Anemia defisiensi besi (Fe). Keadaan dimana banyak ditemukan mikrosit dalam darah disebut MIKROSITOSIS. 4.ANISOSITOSIS Suatu keadaan ditemukan besar erytrocyte yang bervariasi sedangkan bentuknya sama, jadi ditemukan Normosit, makrosit dan mikrosit. Ini terjadi pada penyakit Anemia Hemolitik berat. B. Warna (Color / Stain) Erythrocyte : 1.NORMOKROM. Erythrosit dengan warna normal (ada pucat dibagian tengah dan lebih merah dibagian pinggirnya) dan dengan konsentrasi hemoglobin yang normal juga. 2.HIPOKROM Warna erythrosit lebih pucat sehingga daerah yang pucat ditengah melebar. Bila terlalu pucat / terlalu lebar akan membentuk ANULOSIT atau RING ERYTHROCYTE, hal ini karena konsentrasi hemoglobin rendah. Ini ditemukan misalnya pada Anemia Defisiensi Fe, Thallasemia, Hemoglobinopathy C atau S. 3.HIPERKROM Keadaan dimana warna erytrosit lebih merah dari normal. Misalnya ditemukan pada SFEROSITOSIS HEREDITER. 4.POLIKROMASI Keadaan dimana ditemukan erytrosit yang bersifat ACIDOPHILIC dan ditemukan juga yang bersifat BASOPHILIC. Ini ditemukan pada RETIKULOSITOSIS, juga ditemukan pada ERYTHROPOEISIS yang aktif. 5.NORMOBLAST Merupakan Erytrosit yang masih muda dengan masih memiliki inti. Keadaan ini ditemukan misal pada Hemopoeisis extra medullaris. Penilaian dan pelaporan hasil : 1. Erythrosit - Kesan jumlah sel (meningkat, menurun, normal) - Adanya sel muda ( + / -) - Variasi Ukuran (size), Warna (stain), Bentuk (Shape) : Anisositosis, Polikromasia dan Poikilositosis

- Indeks Anemia : Normokromik, Hipokromik dan Heperkromik dan Makrositer, Mikrositer dan Normositer. Misal : Normokromik Normositer. - Bentuk (shape), ukuran (size) dan warna (colour) sel yang ditemukan. - Retikulosit : (meningkat atau normal) 2. Leukosit - Kesan jumlah sel (meningkat, menurun, normal, sangat meningkat) - Adanya sel muda - Persentase hitung jenis - Morfologi leukosit - Indeks peningkatan : netrofilia, limpositosis, monositosis, eosinofilia,dll 3. Thrombosit - Kesan jumlah sel (meningkat, menurun, normal) - Adanya giant cell (+/-) - Penyebaran sel, clumping PEMERIKSAAN KADAR BESI DARAH 1. Besi Serum Biasanya diukur secara kolorimetris setelah membentuk kompleks dengan suatu senyawa penghasil warna (kromogen) Pengambilan darah: dari pagi hari setelah puasa 12 jam dan eksklusi suplemen besi selama 12 samapai 24 jam. N: 50-150 mikrog/dL 2. Kapasitas Mengikat Besi Total (TIBC) Untuk meguji kapasitas transferin serum mengikat besi Dilakukan sam dengan pemeriksaan besi serum kecuali ditambahkan kelebihan besi ke dalam sampel untuk menjenuhkan semua temapt pengikatan transferin dan besi yang tidak terikat disingkirkan sebelum pemeriksaan. Mengukur jumlah Fe yang terikat di dalam protein. N: 240-360 mikrog/dL (dewasa) TIBC meningkat pada defisiensi besi 3. SaturasiTransferin Presentase saturasi = besi serum : TIBC x 100 Pada simpanan besi dan metabolisme protein yg normal, tranferin biasanya mengalami saturasi 30-35% Rentang saturasi normal 20 dan 45% Rendah=defisiensi besi 4. Feritin Serum Protein yang tidak mengandung besi dan berada dalam konsentrasi relative rendah dibandingkan feritin jaringan. Diukur dengan pemeriksaan imunoradiometrik (IRMA) / ELISA N : 20-250mikrog/dL (laki-laki), 10-200 mikroG/dL (perempuan) Feritin serum umumnya kurag dari 10 ng/mL pada defisinesi besi.

You might also like