You are on page 1of 3

Anamnesis Identitas : nama, umur, pekerjaan, alamat, agama Keluhan utama : Otore Pendengaran menurun Keluhan lain Nyeri

eri telinga o Pada otitis eksterna difus nyeri telinga sampai pada tragus (daun telinga) o Pada OMA nyeri pada bagian dalam telinga Jadi tanyakan ke pasien lokalisasi dari nyeri tersebut Telinga terasa penuh Telinga berdenging Tanyakan apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening, gatal untuk membedakan otitis eksterna difus dan OMA. Jika ada pasien mungkin lebih ke otitis eksterna difusa Riwayat penyakit sekarang Sejak kapan keluhan dirasakan Apakah gangguan yang dialam terjadi pada kedua telinga, atau hanya 1 sisi saja Apakah gangguan terjadi secara tiba-tiba atau bertahap Bentuk dan warna cairan yang keluar o Pada otitis eksterna difus sekret berbau dan tidak mengandung lendir (musin) o Pada OMA cairan yang keluar adalah nanah (berwarna kekuning-kuningan) Riwayat penyakit dahulu Apakah pernah mengalami hal ini sebelumnya Untuk melihat apakah ini rekurensi dari OMA sebelumnya karena di kasus ada riwayat korek telinga Apakah pernah menderita penyakit telinga lain sebelumnya Apakah pernah mengalami pilek sebelumnya Karena pada OMA awalnya pasien ada riwayat pilek Apakah pernh demam (penyebab infeksi) Apakah ada riwayat alergi obat (pengobatan) Riwayat penyakit keluarga Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami hal tersebut Riwayat pengobatan Jika pasien pernah mengalami keluhan serupa, riwayat obat yang digunakan apa, apakah penanganan pada kasus yang dulu selesai sampai tuntas Apakah pernah menggunakan obat-obatan yang mengganggu fungsi pendengaran Apakah pernah melakukan operasi yang berhubungan denga telinga (penyebab trauma)

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum pasien. Pertama-tama periksa keadaan umum pasien dan tanda-tanda vitalnya (TNRS). Inspeksi dan palpasi telinga. Amati telinga bagian luar (termasuk juga aurikula, processus mastoideus, tragus, dll) apakah terdapat kelainan/abnormalitas. Apakah ada kelainan kongenital, seperti mikrotia, ada tanda-tanda peradangan, ada abses, keluar cairan. Kemuadian tentukan juga, apakah ada nyeri tekan, pembengkakan/massa, dll. o Pada OED : cairan yang keluar tidak mengandung mukus, nyeri aurikuler dan hiperemis o Pada OMA : cairan kuning kental seperti nanah Inspeksi menggunakan lampu Van Hazel maupun otoskop. Untuk melihat bagian telinga yang lebih dalam lagi, seperti meatus akustikus eksterna sampai ke membran timpani. Dilihat bagaimana keadaannya, termasuk juga apakah ada refleks cahaya atau tidak pada mebran timpani. Apakah ada radang pada mae, ada serumen, ada massa, perforasi pada membran timpani. o Pada OED : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit. o Pada OMA : stadium 1 MT retraksi, Stadium 2 MT bombans, Stadium 3 MT tidak dapat dievaluasi akibat telah perforasi dan keluar sekret yang mengalir ke MAE dan keluar telinga Tes suara bisik. Untuk menentukan secara kasar apakah pasien mengalami penurunan pendengaran atau tidak dan juga derajatnya (apakah ringan, sedang, berat). Uji garputala. Uji yang sering dilakukan adalah uji Rinne, uji Weber, dan Uji Schwabach. Ketiga pemeriksaan ini dilakukan terutama untuk menentukan jenis tuli yang dialami pasien. Inspeksi dan palpasi hidung. Periksa apakah ada kelaian/abnormalitas hidung luar, termasuk deviasi septum nasal, depresi & krepitasi tulang hidung, nyeri tekan hidung dan sinus paranasal, cairan yang keluar dari hidung, adanya massa, dll. Rinoskopi Anterior menggunakan spekulum hidung. Lihat keadaan mukosa hidung, lihat juga keadaan vestibulum, septum anterior. Amati apakah konka hidung hipertrofi atau normal. Perhatikan juga apakah ada sekret atau tidak. Rinoskopi Posterior dengan spatula lidah dan kaca nasofaring. Untuk melihat keadaan bagian belakang hidung, termasuk nasofaring & juga tuba eustaschius, konka, dan septum posterior hidung. Pemeriksaan sinus paranasal. Dengan pemeriksaan transiluminasi sinus, yaitu memberikan cahaya pada bagian sinus yang akan diperiksa.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Tes audiometri nada murni. Tes ini merupakan suatu tes yang bersifat subjektif dan menggunakan alat yang berbentuk seperti headset, serta dimaksudkan untuk menentukan jenis tuli dan derajat pendengaran seseorang. Pasien akan didengarkan berbagai bunyi dengan nada rendah, sedang, dan tinggi, yang kemudian akan diatur intensitasnya. Timpanometri. Timpanometri dilakukan untuk mengetahui keadaan di telinga tengah. Misalnya, apakah ada cairan, gangguan rangkaian tulang pendengaran (ossicular chain), kekakuan gendang telinga atau bahkan gendang telinga terlalu lentur. Alat yang digunakan bernama timpanometri. Foto X-ray. Melihat keterlibatan os. Mastoid (mastoiditis), dan mengetahui apakah pasien juga menderita sinusitis. CT Scan, MRI, USG. Hampir sama dengan Foto x-ray. Namun, alat-alat ini lebih bagus untuk melihat adanya massa, abses, dan penyebaran infeksi. Kultur mikrobiologi. Sampel diambil dari sekret telinga, kemudian dibiakkan & dilihat mikroorganisme penyebabnya.

You might also like