You are on page 1of 19

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

LAPORAN KASUS GLAUKOMA Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan Kepada : Pembimbing : Dr. Retn !"#$%ning&i#' S( M

Disusun leh : Ri) M Ri"mb ) H*A++,+-+

Ke("niter""n K.ini/ De("rtemen I.m% Pen$"/it M"t" 0AKULTAS KEDOKTERAN 1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG R%m"# S"/it Um%m D"er"# Amb"r"2"

IDENTITAS PENDERITA !ama Usia %enis Kelamin Agama Alamat Pekerjaan !(" RM ANAMNESIS Anamnesis dilakukan se,ara aut(anamnesis pada hari Sabtu ++ -ebruari +)./ pukul )0")) 1IB Ke.%#"n Ut"m" : Mata kiri ,ek(t2,ek(t Ri2"$"t Pen$"/it Se/"r"ng Pasien datang ke P(li Mata RSUD Ambarawa dengan keluhan mata kiri ,ek(t2 ,ek(t sejak seminggu yang lalu" Keluhan mun,ul se,ara tiba2tiba" 3ek(t2,ek(t dirasakan setiap hari" Keluhan dirasakan bertambah saat bekerja4 dan terasa lebih ringan apabila dibuat tidur" Pasien juga mengeluhkan adanya mata merah4 pusing ,ek(t2,ek(t4 mual sejak . minggu yang lalu" Pasien menyangkal adanya l(d(k4 nr(,(s4 demam4 rasa mengganjal di mata sebelah kiri" Mata sebelah kanan tidak ada keluhan" Pasien menggunakan (bat tetes mata inst( tapi tidak membaik" Sejak + hari yang lalu penglihatan terasa semakin kabur4 dan keluhan kepala ,ek(t2,ek(t4 pusing 4 mual semakin bertambah" Pasien mengeluh bahwa keluhan tidak berkurang walaupun sudah dibuat tidur" Pasien mengaku melihat seperti bayangan pelangi disekitar lampu4 mata terasa nyeri4 namun tetap tidak ada l(d(k4 tidak gatal4 dan tidak nr(,(s" Sampai sekarang diberi (bat tetes mata dan panad(l namun keluhan dirasa tidak membaik" Ri2"$"t Pen$"/it D"#%.% Riwayat Penyakit yang sama Riwayat 5ipertensi Riwayat DM Riwayat alergi (bat Riwayat trauma mata : Disangkal : Disangkal : 6idak diketahui : Disangkal : Disangkal : !y" M : #$ tahun : Perempuan : Islam : sumber &'# ambarawa kel" panjang : Swasta : )*&+$*

Riwayat (perasi mata

: Disangkal

Penggunaan (bat dalam jangka waktu lama : Disangkal Pasien menggunakan ka,amata saat memba,a Ri2"$"t Pen$"/it Ke.%"rg" Riwayat sakit yang sama dalam keluarga Riwayat 5ipertensi Riwayat DM Ri2"$"t S &i". E/ n mi Biaya peng(batan ditanggung BP%S" : Disangkal : Disangkal : Kakak pasien DM

PEMERIKSAAN Pemeri/&""n 0i&i/ Pemeriksaan 7isik dilakukan pada tanggal ++ -ebruari +)./ pukul )0")) Keadaan umum Kesadaran Vit". &ign 6D !adi RR Suhu St"t%& Gener".i& Kulit : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar" 5iperpigmentasi =2>4 spider angi(ma =2>4 ikterik =2>" Kepala 5idung : kesan mes(,ephal" : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar4 na7as ,uping hidung =2>4 de7(rmitas =2>4 septum de?iasi =2>4 k(nka hiperemis =2>4 pembesaran k(nka =2>4 sekret =2>" 6elinga : warna kuliat sama dengan warna kulit sekitar4 nyeri tekan aurikula =2'2>4 nyeri tekan mast(id =2'2>4 nyeri tekan tragus =2'2>4 serumen =2'2>4 : .&)'0) mm5g : ;$<'menit = Reguler4 isi dan tegangan kuat> : .;<'menit : &;4*)3 : 6ampak kesakitan : 3(mp(s Mentis 83S .* 9/M*:;

MA9 hiperemis =2'2>4 MA9 terdapat massa =2'2>4 membrane timpani intake =@'@>" Mulut : bibir kering =2>4 bibir pe,ah2pe,ah =2>4 sian(sis =2>4 karies gigi =2>4 st(matitis =2>4 lidah k(t(r =2>4 hiperemis =2>4 kripte melebar =2>4 u?ula hiperemis =2>4 u?ula memanjang =2>" Aeher : kulit seperti warna sekitar4 pembesaran kelenjar tir(id =2>4 pembesaran kelenjar getah bening =2>4 de?iasi trakea =2>4 (t(t bantu perna7asan =2> 6h(ra< : P"r% 1. Inspeksi Bentuk dada 5emit(rak 2. Palpasi Stem 7remitus !yeri tekan Pelebaran I3S 3. Perkusi 4. Auskultasi Suara dasar Suara tambahan Suara dasar ?esikuler =2> Suara dasar ?esikuler =2> De<tra B sinistra =2> =2> S(n(r di seluruh lapang paru De<tra B sinistra =2> =2> S(n(r di seluruh lapang paru De3tr" Datar Simetris de<tra B sinistra Simetris4 statis4 dinamis Sini&tr" Datar Simetris de<tra B sinistra Simetris4 statis4 dinamis

%antung Inspeksi Palpasi : i,tus ,(rdis tidak terlihat : i,tus ,(rdis teraba di I3S ? + ,m medial linea midkla?ikularis sinistra dan tidak melebar4 thrill =2>4 pulsus epigastrium =2>4 pulsus parasternal =2>4 sternal li7t =2> Perkusi : batas kanan atas batas kanan bawah batas kiri atas batas kiri bawah pinggang jantung : I3S II linea parasternal de<tra : I3S I: linea Parasternal de<tra : I3S II linea Parasternal sinistra : I3S : + ,m ke arah medial mid,la?ikula sinistra : I3S III parasternal sinsitra

K9SA! : k(n7igurasi jantung !(rmal Auskultasi : Reguler Suara jantung murni: SI4SII =n(rmal> reguler" Suara jantung tambahan gall(p =2>4 murmur =2> SIII =2>4 SI: =2> Abd(men Inspeksi : Permukaan datar4 warna sama seperti kulit di sekitar4 ikterik =2>

Auskultasi : Bising usus =@> n(rmal

Perkusi

: 6impani seluruh regi( abd(men4 as,ites =2>4 pekak hepar =@>4 tidak terdapat nyeri ket(k ginjal de<tra'sinistra

Palpasi

: !yeri tekan =2>4 hepar dan lien tidak teraba4 ginjal tidak teraba

9ktremitas Superi(r Akral dingin edem Sian(sis Ptekie 8erakan Kekuatan 6(nus Re7leks -isi(l(gis Re7leks Pat(l(gis 2'2 454 2'2 2'2 @'@ *'*'* !(rm(t(ni 6idak dilakukan 6idak dilakukan In7eri(r 2'2 454 2'2 2'2 @'@ *'*'* !(rm(t(ni 6idak dilakukan 6idak dilakukan

St"t%& O6t".m . gi& ,uli De<tra ;'&) !(rmal4 tidak dik(reksi AP !(rmal Kesan n(rmal tidak buta warna rt(ph(ri4 bebas melihat ke segala arah !(rmal4 r(nt(k =2>4 trikiasis =2>4 distikiasis =2>4 krusta =2> Menutup sempurna4 spasme =2>4rima palpebra menutup sempurna4 entr(pi(n =2>4 e<tr(pi(n =2> 5iperemis =2>4 anemis =2>4 Spasme =2> Palpebra In7eri(r ,uli Sinistra 758+ N n 9 re9ti n LP men$em(it Kesan n(rmal tidak buta warna rt(ph(ri4 bebas melihat ke segala arah !(rmal4 r(nt(k =2>4trikiasis =2>4 distikiasis =2>4 krusta =2> Menutup sempurna' &("&me :;<4 rima palpebra menutup sempurna4 entr(pi(n =2>4 e<tr(pi(n =2> Menutup sempurna' &("&me :;<4 rima palpebra menutup sempurna4 entr(pi(n =2>4 5iperemis =2>4 anemis =2>4 ,(rpal =2>4 tanda radang =2> Injeksi =2>4 ,(rpal =2>4massa =2>4 tanda radang =2>4 pterigium =2> 3(njun,ti?a Bulbi 3(njun,ti?a Palpebra e<tr(pi(n =2> 5iperemis =2>4 anemis =2>4 ,(rpal =2>4 tanda radang =2>4 sekret =2>4 ikterus =2> Mi3 in=e/&i4 ,(rpal =2>4 massa =2>4 tanda radang =2>4 pterigium =2>4 sekret =2>4 edema =2>4 hiperemis =2>4 Sulit dinilai Ikterik =2>4 hiperemis =2> ,(rpal =2> %ernih4 Udem =2> ne(?askularisasi =2> ulkus =2>4 in7iltrat =2>4 ,(rpal =2> C4 jernih4 tyndall e7ek =2> !e(?askularisasi =2>4 iris tremulan =2>4 kripte tidak melebar 3 A Iris 3(njun,ti?a -(rni, S,lera 3(rnea ikterik =2>4 anemis =2> Sulit dinilai Ikterik =2>4 hiperemis =2> ,(rpal =2> U)em :;< ne(?askularisasi =2> ulkus =2> in7iltrat =2>4 de7ek =2>4 ,(rpal =2> >?4 jernih4 tyndall e7ek =2> Kri(te ber/%r"ng4 !e(?askularisasi =2>4 iris tremulan =2>

:isus K(reksi K(n7r(ntasi Sensus 3(l(ris Parese ' Paralysis Super,ilia Palpebra Superi(r

anis(kh(r =D &mm>4 l(nj(ng4 sentral4 re7lek dire,t're7lek indirek =@> %ernih4 kekeruhan =2> =@> ,emerlang %ernih 6 dig ! 6(n(meter S,hi(tE #'*4* 6es anel =@> !(rmal RESUME

Pupil

"ni& /# r :@ Amm<' . n= ng' &entr".' re6.e/ )ire/ )"n re6.e/ in)ire/ ;N :B<' Sulit dinilai =@> ,emerlang %ernih T )ig NC T n meter S9#i tD A57+ E FG'* 6es anel =@> !(rmal

Aensa -undus Re7leks 3(rpus :itreum 6ensi( ,uli

Sistem 3analis Aa,rimalis

Pasien datang ke P(li Mata dengan keluhan mata kiri ,ek(t2,ek(t sejak seminggu yang lalu" Keluhan mun,ul se,ara tiba2tiba" Keluhan dirasakan bertambah saat bekerja4 dan terasa lebih ringan apabila dibuat tidur" Pasien juga mengeluhkan adanya mata merah4 ,ephalgia4 nausea dan ?isus menurun sejak . minggu yang lalu" Pasien menggunakan (bat tetes mata inst( tapi tidak membaik" Sejak + hari yang lalu ?isus semakin menurun4 ,ephalgia4 nausea semakin bertambah" Pasien mengeluh bahwa keluhan tidak berkurang walaupun sudah dibuat tidur" Pasien mengaku melihat seperti bayangan hal( saat melihat lampu4 mata terasa nyeri4" Sampai sekarang pemberian (bat tetes mata dan panad(l namun keluhan dirasa tidak membaik" ,uli sinistra ?isus .';)4 lapang pandang menyempit4 spasme palpebra 4 mi< injeksi k(njungti?a bulbi4 udem k(rnea =@>4 3 A dangkal4 pupil D *mm anis(kh(r4 l(nj(ng4 sentral4 re7lek direk' re7lek indirek @! =F>4 6I &#4+ mm5g" DIAGNOSIS 8lauk(ma S Dd Iritis K(njungti?itis 6 dig !G 6(n(meter S,hi(tE

INITIAL PLAN I(T3 6im(l(l Meleat )4+*H 9D +<. Para,etam(l tab *))mg &<. I(M3 M(nit(ring gejala I(E3 Penjelasan tentang glauk(ma akut sudut tertutup bahwa penyakit ini di karenakan tekanan di dalam b(la mata meningkat jadi mengakibatkan adanya mata merah4 pusing ,ek(t2,ek(t4 mual" Meminta pada keluarga untuk mengingatkan pasien minum (bat4 di karenakan untuk menghindari dari kemungkinan terkena serangan akut4dan mata sebelahnya dari kemungkinan serangan akut dan menangani sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis tindakan yang dilakukan Meminta pasien untuk tidak mengu,ek mata yang sakit" Istirahat yang ,ukup"

PROGNOSIS Iu( ad :itam Iu( ad ?isam Iu( ad 7ungsi(nam Iu( ad ,(smeti,am : ad B(nam : dubia ad b(nam : dubia ad b(nam : ad b(nam

PEMHAHASAN An"t mi H%m r AI% & B(la mata (rang dewasa hampir mendekati bulat4 dengan diameter anter(p(steri(r sekitar +/4* mm" B(la mata terdiri dari k(njungti?a4 kapsula ten(n4 sklera dan episklera4 k(rnea4 u?ea4 lensa4 hum(r akueus4 retina4 dan ?itreus"

8ambar . : Anat(mi B(la mata


-isi(l(gi hum(r akueus =AJue(us 5um(ur> AJue(us hum(r adalah suatu ,airan jernih yang mengisi kamera anteri(r dan p(steri(r mata4 dipr(duksi di k(rpus siliaris" :(lumenya sekitar +*) uA4 dengan ke,epatan pembentukan sekitar .4*2+ uA'menit" 6ekanan (sm(tik sedikit lebih tinggi dari plasma" K(mp(sisi mirip plasma4 ke,uali kandungan k(nsentrasi ask(rbat4 piru?at dan laktat lebih tinggi dan pr(tein4 urea4 dan gluk(sa lebih rendah" Setelah memasuki kamera p(steri(r4 melalui pupil akan masuk ke kamera anteri(r dan kemudian ke peri7er menuju sudut kamera anteri(r" %alinan'jala trabekular terdiri dari berkas2berkas jaringan k(lagen dan elastik yang dibungkus (leh sel2sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran p(ri2p(ri semakin menge,il sewaktu mendekati kanalis S,hlemm" K(ntraksi (t(t siliaris melalui insersinya kedalam jalinan trabekula memperbesar ukuran p(ri2p(ri di jalinan tersebut

sehingga ke,epatan drainase hum(r juga meningkat" Aliran aJue(us hum(r ke dalam kanalis S,hlemm bergantung pada pembentukan saluran2saluran transeluler siklik di lapisan end(thel" Saluran e7eren dari kanalis S,hlemm =sekitar &) sluran pengumpul dan .+ ?ena akueus> menyalurkan ,airan ke dalam sistem ?ena" Sejumlah ke,il AJue(us hum(r keluar dari mata antara berkas (t(t siliaris dan lewat sela2sela s,lera =aliran u?e(sklera>" Resistensi utama terhadap aliran AJue(us hum(r dari kamera anteri(r adalah lapisan end(thel saluran S,hlemm dan bagian2bagian jalinan trabekular di dekatnya4 bukan dari sistem pengumpul ?ena" 6etapi tekanan di jaringan ?ena episklera menentukan besar minimum tekanan intra(kuler yang di,apai (leh terapi medis" Sudut kamera (kuli anteri(r memiliki peran penting dalam drainase aJue(us hum(r" Sudut ini dibentuk (leh pangkal iris4 bagian depan badan siliaris4 taji skleral4 jalinan trabekular dan garis S,hwalbe =bagian ujung membrane des,ement k(rnea yang pr(minen>" Aebar sudut ini berbeda pada setiap (rang4 dan memiliki peranan yang besar dalam menentukan pat(mekanisme tipe glauk(ma yang berbeda2beda" Struktur sudut ini dapat dilihat dengan pemeriksaan g(ni(sk(pi" 5asilnya dibuat dalam bentuk grading4 dan sistem yang paling sering digunakan adalah sisten grading Sha77er"

8ambar + : Sudut Kamera kuli Anteri(r

Berikut merupakan table .4 yang menunjukkan grading sistem Sha77er& 8rade I: Aebar sudut &*2/* K(n7igurasi 6erbuka lebar Kesempatan untuk menutup !ihil Struktur pada 8(ni(sk(pi SA4 6M4 SS4

III II I ) Keterangan :

+)2&* +) .) )

6erbuka Sempit =m(derate> Sangat sempit 6ertutup

!ihil Mungkin 6inggi 6ertutup

3BB SA4 6M4 SS SA4 6M 5anya SA tidak tampak struktur

SA : S,hwalbeKs line4 6M : trabe,ular meshw(rk4 SS : s,leral spur4 3BB : ,iliary b(dy band" Sistem aliran drainase aJue(us hum(r4 terdiri dari jalinan trabekular4 kanal S,hlemm4 jembatan pengumpul4 ?ena2?ena aJue(us dan ?ena episkleral" Adapun jalinan trabekular terdiri dari tiga bagian yakni jalinan u?eal4 k(rne(skleral4 dan jukstakalanikular" %alinan u?eal merupakan jalinan paling dalam dan meluas dari pangkal iris dan badan siliaris sampai garis S,hwalbe" %alinan k(rne(skleral membentuk bagian tengah yang lebar dan meluas dari taji skleral sampai dinding lateral sulkus skleral" %alinan jukstakanalikular membentuk bagian luar4 dan terdiri dari lapisan jaringan k(nekti7" Bagian ini merupakan bagian sempit trabekular yang menghubungkan jalinan k(rne(skleral dengan kanal S,hlemm" Sebenarnya lapisan end(tel luar jalinan jukstakanalikular berisi dinding dalam kanal S,hlemm yang ber7ungsi mengalirkan aJue(us ke luar" Kanal S,hlemm merupakan suatu saluran yang dilapisi end(thel4 tampak melingkar pada sulkus skleral" Sel2sel end(tel pada dinding dalam ireguler4 berbentuk spindle4 dan terdiri dari ?aku(l2?aku(l besar" Pada dinding bagian luar terdapat sel2sel (t(t datar datar dan mempunyai pembukaan saluran pengumpul"# Saluran pengumpul disebut juga pembuluh aJue(us intraskleral4 jumlahnya sekitar +*2&*4 meninggalkan kanal S,hlemm pada sudut (blik dan berakhir di ?ena2?ena episkleral" :ena ini dibagi menjadi dua sistem" Sistem langsung4 yakni dimana pembuluh besar melalui jalur pendek intraskleral dan langsung ke ?ena episkleral" Sedangkan saluran pengumpul yang ke,il4 sebelum ke ?ena episkleral4 terlebih dahulu membentuk pleksus intraskleral"

8ambar & : Arah Aliran 5um(ur Sistem drainase Akueus aJue(us hum(r terdiri dari dua jalur4 yakni jalur trabekular
=k(n?ensi(nal> dan jalur u?e(skleral" %alur drainase terbanyak adalah trabekular yakni sekitar 0)H sedangkan melalui jalur u?e(skleral hanya sekitar .)H" Pada jalur trabekular4 aliran aJue(us akan melalui kamera p(steri(r4 kamera anteri(r4 menuju kanal S,hlemm dan berakhir pada ?ena episkleral" Sedangkan jalur u?e(skleral4 aJue(us akan masuk ke ruang suprak(r(idal dan dialirkan ke ?ena2?ena pada badan siliaris4 k(r(id dan s,lera"

Gambar 4 : drainase aqueous humor Akueus

GLAUKOMA De6ini&i 8lauk(ma berasal dari kata Lunani Mglauk(sN yang berarti hijau kebirauan4 yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glauk(ma" Kelainan mata glauk(ma ditandai dengan meningkatnya tekanan b(la mata4 atr(7i sara7 (ptikus4 dan men,iutnya lapang pandang". 8lauk(ma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam b(la mata meningkat4 sehingga terjadi kerusakan pada sara7 (ptikus dan menyebabkan penurunan 7ungsi penglihatan" =8ambar .>

G"mb"r 7" 8lauk(ma =Dikutip dari kepustakaan &> 8lauk(ma se,ara umum dibedakan menjadi gl(uk(ma sudut terbuka dan gl(uk(ma sudut tertutup" 8lauk(ma sudut tetutup merupakan peningkatan 6ekanan+ Intara kuler =6I > yang disebabkan tertutupnya sudut aliran keluar hum(r aku(s" Ap(sisi iris peri7er terhadap trabekulum menghambat aliran keluar hum(r aku(s" %ika sudut tersebut terbuka 6I n(rmal sedangkan saat sudut tersebut tertutup 6I menigkat" K."&i6i/"&i Berdasarkan gangguan aliran hum(r aku(s4 glauk(ma diklasi7ikasikan menjadi glauk(ma sudut terbuka dan glauk(ma sudut tertutup" Sedangkan berdasarkan adanya keadaan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intra (kuler =6I >4 glauk(ma dibedakan menjadi glauk(ma primer dan sekunder"

P"t 6i&i . gi 5um(r aku(s di pr(duksi (leh badan siliaris dan mengalir kedalam Camera Oculi Posterior =3 P>4 yang mengalir di antara permukaan iris p(steri(r dan lensa4 di sekitar tepi pupil4 dan selanjutnya masuk ke Camera Oculi Anterior =3 A>" 5um(r aku(s keluar dari 3 A pada sudut 3 A yang dibentuk (leh dasar iris dan k(rnea peri7er4 selanjutnya mengalir melalui trabekulum dan masuk ke kanal S,hlemm" Melalui collector channels, hum(r aku(s masuk ke dalam ?ena episklera dan ber,ampur dengan darah" =8ambar +> G"mb"r *" -isi(l(gi aliran aku(s hum(r

=Dikutip dari kepustakaan #> 6ekanan intra (kuler =6I > merupakan keseimbangan antara ke,epatan pembentukan hum(r aku(s dengan resistensi aliran kasus keluarnya dari 3 A pada sebagian besar kasus gl(uk(ma4 lebih banyak disebabkan karena abn(rmalitas aliran keluar hum(r aku(s dari 3 A dibandingkan peningkatan pr(duksi hum(r aku(s" Pat(7isi(l(gi dari glauk(ma sudut tertutup dengan bl(,k pupil meliputi 7akt(r27akt(r yaitu ap(sisi lensa dan iris yang mengakibatkan pen,embungan iris peri7er dan predisp(sisi anat(mi mata yang menyebabkan bagian anteri(r iris peri7er menyumbat trabekulum" Pat(7isi(l(gi glauk(ma sudut tertutup tanpa bl(,k pupil terjadi melalui + mekanisme yaitu mekanisme penarikan anteri(r dan p(steri(r" Pada penarikan anteri(r4 iris peri7er ditarik ke arah depan menutup trabekulum karena k(ntraksi membrane eksudat in7lamasi atau serat 7ibrin" Pada mekanisme penarikan p(steri(r iris peri7er men,embung kearah depan karena lensa ?itreus atau badan siliaris" G"mb"r F" Pat(7isi(l(gi glauk(ma sudut tertutup primer

=Dikutip dari kepustakaan #> G"mb"r"n K.ini& Pada glauk(ma akut tertutup4 ditemukan mata merah dengan penglihatan turun mendadak4 tekanan intra(kuler meningkat mendadak4 nyeri yang hebat4 melihat hal( di sekitar lampu yang dilihat4 terdapat gejala gastr(intestinal berupa mual dan muntah" Mata menunjukkan tanda2tanda peradangan dengan kel(pak mata bengkak4 k(rnea suram dan edem4 iris sembab meradang4 pupil melembar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat4 papil sara7 (pti, hiperemis" Riwayat penyakit yang akurat pada glauk(ma dusut tertitup akut terjadi selama beberapa minggu atau bulan sebelum serangan akut yang berat4 yaitu epis(de nyeri dan kabur yang sembuh sendiri4 berlangsung selama beberapa jam tiap epis(de serangan4 7rekuensi serangan makin meningkat sampai timbulnya serangan akut yang berat" Di"gn &i& H"n)ing

Pen"t"."/&"n""n 6ujuan penatalaksanaan glauk(ma sudut tertutup akut4 adalah segera menghentikan serangan akut dengan (bat2(batan4 melakukan iridekt(mi peri7er sebagai terapi de7initi74 melindungi mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut4 dan menangani sekuele jangka panjang akibat serangan serta jenis tindakan yang dilakukan" Pert(l(ngan pertama adalah menurunkan 6I se,epatnya dengan memberikan serentak (bat2(batan4 yaitu asetaE(lamid 53l *)) mg4 K3l )4* gr &<'hari4 tim(l(l )4*H + < . tetes'hari4 tetes mata k(mbinasi k(rtik(ster(id @ antibi(tika /2; < . tetes'hari4 dan terapi simt(matik" K m(.i/"&i ." Sinekia Anteri(r Peri7er Iris peri7er melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran hum(ur akueus +" Katarak Aensa kadang2kadang membengkak4 dan bisa terjadi katarak" Aensa yang membengkak mend(r(ng iris lebih jauh ke depan yang akan menambah hambatan pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut" &" Atr(7i Retina dan Sara7 ptik Daya tahan unsur2unsur sara7 mata terhadap tekanan intra(kular yang tinggi adalah buruk" 6erjadi gaung glauk(ma pada papil (ptik dan atr(7i retina4 terutama pada lapisan sel2 sel gangli(n" /" 8lauk(ma Abs(lut 6ahap akhir glauk(ma sudut tertutup yang tidak terkendali adalah glauk(ma abs(lut" Mata terasa seperti batu4 buta dan sering terasa sangat sakit" Keadaan sema,am ini memerlukan enukleasi atau suntikan alk(h(l retr(bulbar" TIMOLOL MELEAT 6im(l(l merupakan salah satu penyekat beta yang paling umum digunakan sampai saat ini" Merupakan (bat yang digunakan sebagai pembanding pada penelitian klinis terhadap (bat antiglauk(ma baru" 6im(l(l menginhibisi akti?itas O. dan O+" Mekanisme kerja: Merupakan penyekat beta n(n selekti7 yang memiliki e7ek menurunkan tekanan terutama karena menurunkan pr(duksi aku(s dengan membl(k resept(r beta2+ dalam pr(sesus siliaris" 6im(l(l dapat beketja se,ara langsung pada epitel siliaris untuk membl(k transp(rt akti7 atau ultra7iltrasi"

Indikasi: Pada glauk(ma sudut terbuka primer dan sekunder sebagai terapi inisial baik se,ara tunggal atau k(mbinasi dengan mi(tik" Indikasi lain adalah glauk(ma in7lamasi4 glauk(ma sudut tertutup primer dan sekunder kr(nik4 hipertensi (kular dan glauk(ma pada anak" K(ntraindikasi: Alergi (bat dan k(ndisi lain seperti yang terjadi pada terapi penyekat beta lain" D(sis: Digunakan satu tetes larutan )"+* H atau )"* H dua kali sehari dan waktu kerjanya berlangsung lebih dari # jam" 6ersedia pula bentuk gel dengan k(nsentrasi )"+* P( dan )Q* H" bentuk hemi2hidrat dalam k(nsentrasi )"+* H dan )"* H dan bentuk larutan gel =gel 7(rming s(luti(n>" 97ek Samping: 97ek samping t(pikal berupa iritasi (kular4 k(ngjungti?itis4 ble7aritis4 keratitis4 penurunan sensiti?itas k(rnea4 gangguan penglihatan termasuk perubahan re7raksi4 kerat(pati pungtata supertisial4 gejala mata kering4 dipl(pia ,lan pt(sis" 6(ksisitas sistemik tim(l(l t(pikal lebih sering terjadi dibandingkan dengan t(ksisitas l(kal dan dapat mempengaruhi sistem pulm(nal4 kardiak dan sistem sara7 seperti br(nk(spasme4 bradikardia4 hip(tensi4 sink(p4 aritmia4 gagal jantung k(ngesti74 in7ark mi(kard4 bl(k jantung4 iskemia serebral4 palpitasi4 henti jantung4 dispnea4 gagal na7as4 nyeri kepala4 kelelahan4 depresi4 ansietas4 letargi4 halusinasi4 kebingungan4 reaksi hipersensiti74 dis7ungsi seksual4 hip(kalemia4 mulut kering dan perubahan tingkah laku" 6im(l(l maleat bentuk larutan gel adalah 7(rmulasi baru dari tim(l(l" Sediaan ini merupakan p(lisakarida ani(nik" Ketika bereaksi dengan kati(n di lapisan 7ilm4 terbentuk pr(duk gel yang memungkinkan (bat untuk tetap berada di mata dalam waktu yang lama" D(sisnya satu kaii sehari dan memiiii,i i,euntungan putensial pada peningkatan kepatuhan4 mengurangi biaya peng(batan dan abs(rpsi sistemik yang sedikit"

DA0TAR PUSTAKA ." Ilyas s" Ilmu Penyakit Mata 9disi Ketiga" %akarta: Penerbit -KUI4 +))$"+.+ +" Ameri,an 5ealth Asisstan,e -(undati(n" 5(w 6he Build Up (7 AJue(us 5um(r 3an Damage 6he pti, !er?e +)))R http:''www"aha7"(rg'glau,(ma'ab(ut'understanding'buil2up2 (72aJue(us"html Sdiakses tanggal .) kt(ber +))$T &" An(nim" 8lauk(ma +))/R http:''www"medi,ast(re",(m Sdiakses +) April +));T /" 9pstein DA" 3handler and 8rantKs 8lau,(ma" &rd ed" Philadelphia: Aea U -ebiger4 .0$;"+..2/+" *" 9pstein DA4 pa?an2langst(n D" 8lau,(ma In: Pa?an2Aangst(n D4 edit(rs" Manual (7 ,ular Diagn(sis and 6heraphy" +nd ed" B(st(n: little4 Br(wn and 3(mpany4 .0$)" +).2&" ;" Stamper RA4 Aieberman M-4 drake M:" Angle23l(sure 8lau,(ma 1ith Pupillary Bl(,k In: Diagn(sis and 6heraphy (7 6he 8lau,(mas" #th ed" !ew L(rk: M(sby4 +.#" #" Burt K4 -reeman S4 %eanbart A4 6ee A4 Sant(s M" 8lau,(ma +));" http:''www"sun,(astretina",(m Sdiakses tanggal .) kt(ber +))$T " $" Ilyas s" Kedaruratan Dalam Ilmu Penyait Mata" %akarta: Penerbit -akultas Ked(kteran Uni?ersitas Ind(nesia4 +))*" 0#2.)." 0" :aughan D84 Asbury 64 Ri(dan P" +)))" +&+2 &&" .)" Internati(nal 3(un,il (7 +))$T .." http:''ph(eni<?illeeye,are",(m'ptin7(glau,(ma&"shtml Sdiakses tanggal .) kt(ber +))$T .+" 8(ndh(wiardj( 6D4 Simanjuntak 81S" Panduan Manajemen Klinis P9RDAMI" %akarta: PP P9RDAMI4 +));" &0" .&" kanski %%" 6he 8alu,(mas In 3lini,al pthalm(l(gy: A Systemati, Appr(a,h" &rd 9diti(n" <7(rd: Butterw(th25einemann Atd4 .00/"+&*" phthalm(l(gy" 8lau,(ma: A,ute 3l(sed2Angle 8lau,(ma kt(ber +))$" http:''www"i,(ph"(rg'med'glau,(ma'glau,(ma)."html Sdiakses tanggal .) 7talm(l(gi Umum" 9disi ./" %akarta: 1idya Medika4

You might also like