You are on page 1of 18

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 KONSEP PUSKESMAS 2.1.1 DEFENISI: Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadau kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. (Depkes. RI ,2004)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif

(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009).

2.1.2

FUNGSI PUSKESMAS A. Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelengaraan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan dari penyelengaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan , upaya yang di lakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

B. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemeberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini di selenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat. C. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi: 1) Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambah dengan rawat inab. 2) Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. (Depkes RI,2004).

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas

selalu

berupaya

menggerakkan

dan

memantau

penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk

melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri,

memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan memberikan

pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor puskesmas. JENIS JENIS PUSKESMAS (BAGIAN DARI PUSKESMAS) (pusat kesehatan masayarakat) adalah unit fungsional pelayanan yang bersangkutan dalam melaksanakan program

2.1.3

A. Puskesmas

kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota B. Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan kegiatan yang di lakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah lebih kecil

C. Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang di lengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan , peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. D. Puskesmas perawatan adalah puskesmas yang di beri tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas maupun rawat inab sementara.( sesuai standard pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/ kota . Depkes .RI, 2003)

2.2 Upaya Penyelengaraan Kegiatan Di Puskesmas Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan masyarakat, Keperawatan Kesehatan masyarakat (Perkesmas) Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yani terwujudnya Kecamatan sehat Menuju Indonesia sehat, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sitem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokan menjadi dua yakni:

2.2.1

Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah; a. Upaya Pomosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Lingkungan c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Pengobatan

2.2.2

Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni; a. Upaya Kesehatan sekolah b. Upaya Kesehatan Olah Raga c. Upaya Perawatan Kesehatan Kesehatan Masyarakat d. Upaya Kesehatan Kerja e. Upaya Keehatan Gigi dan Mulut f. Upaya Kesehatan Jiwa g. Upaya Kesehatan Mata h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilhan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan Puskesmas.

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi, yakni upaya lain diluar upaya puskesmas tersebut diatas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila usaha kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

2.2.3

Strategi Penyelenggaraan Sedangkan menurut Depkes RI (2006) penyelenggraan keperawatan kesehatan masyarakat di puskesmas, dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh puskesmas. Strategi yang ditetapkan adalah (1) Perkesmas sebagai bagian intergral upaya kesehatan puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun pengembangan, (2) perkesmas sebagai upaya kesehatan pengembangan.

A. Perkesmas sebagai bagian intergral upaya kesehatan puskesmas baik upaya kesehatan wajib maupun pengembangan Upaya perkesmas dilaksanakan secara terpadu baik dalam upaya kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat dalam 6 (enam) upaya kesehatan wajib puskesmas yaitu; a) Promosi Kesehatan b) Kesehatan Lingkungan c) KIA/KB d) P2M e) Gizi f) Pengobatan

Maupun upya pengembangan yang wajib di laksanakan didaerah tertentu. Keterpaduan tersebut dalam sasaran, kegiatan, tenaga, biaya, atau sumber daya lainnya. Dengan terintegrasi upaya perkesmas kedalam upaya kesehatan wajib maupun pengembangan, diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih bermutu karena diberikan secara utuh (holistic), komperhensif, terpadu dan berkesinambungan. Sasaran prioritas perkesmas adalah sasaran yang sesuai kesepakatan daerah dan ditetapkan oleh Dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Focus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu keluarga miskin/rentan (vulnerable group) dan keluarga yang termasuk resiko tinggi (high risk group). Keterpaduan perkesmas dengan upaya kesehatan puskesmas sekaligus bertujuan mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan kabupaten/kota yang diukur berdasarkan indicator Standar Pelayanan Minimal (SPM). Keterpaduan perkesmas dengan upaya kesehatan puskesmas, digambarkan sebagai berikut. :

STRATEGI PELAYANAN PERKESMAS


(Kepmenkes : 279 th 2006)
PERKESMAS
PROMKES KIA &KB GIZI KESLING P2M PENGOBATAN (sedang diupayakan)

UPAYA PENGEMBANGAN

PERKESMAS

UPAYA PENGEM BANGAN

INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)


9

Tahun 2014

B. Keperawatan Kesehatan Masyarakat sebagai Upaya Kesehatan Penegmbangan Puskesmas Bila si wilayah kerja puskesmas, terdapat masalah kesehatan masyarakat sebagai upaya kesehatan pengembangan. Upaya Perkesmas, dimlai dengan melakukan pengkajian terhadap masyarakat yang mempunyai masalah spesifik (misalnya tinggi Angka Kematian bayi, Angka kematian Ibu, penderita TB paru, DBD, malaria, dll) untuk dapat dirumuskan masalah keperawatan dan penyebabnya, sehingga dapat direncanakan investasi yang akan dilakukan baik terhadap masyarakat, kelompok khusus, keluarga maupun individu di daerah tersebut. 2.3 PERENCANAAN MANAJEMEN DI PUSKESMAS Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik menghasilkan iuran Puskesmas secara efektif dan efisien. Manajeman Puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu kesatuan yang terkait dan berkesinambungan.

Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna. Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis utnuk mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2006). 2.3.1 Manfaat perencanaan Puskesmas adalah: A. Perencanaan dapat memberi petunjuk untuk menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban. C. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan potensi yang ada. Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya. 2.3.2 Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu: A. Tahap Persiapan Tahap ini merupakan tahap mempersiapkan staf Puskesmas dan staf tersebut ikut terlibat dalam penyusunan agar memperoleh pandangan pengetahuan yang sama. Adapun tahap ini dilakukan dengan cara: 1) Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf Puskesmas. 2) Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas. 3) Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan. B. Tahap Analisa Situasi Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan data. Terdapat dua kelompok data yaitu data umum yang berisi tentang peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan, data sumber daya, data peran serta masyarakat, data penduduk dan sasaran program, data sekolah, data kesehatan lingkungan wilayah kerja puskesmas. Data yang kedua adalah data khusus yang terdiri dari status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program pelayanan kesehatan dan hasil survey. serta

C. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Penyusunan RUK dilaksanakan dengan memperhatikan: 1) RUK bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah. 2) Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesemas.

Penyusunan RUK dilakukan melalui dua tahap yaitu (1) Analisa masalah yang didalamnya mengidentifikasi masalah, menetapkan urutan prioritas masalah, merumuskan masalah dan mencari akar penyebab masalah. (2) Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan, meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan penunjang meliputi: kegiatan tahunan yang akan datang (kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional dan program hasil analisis masalah), kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun sekarang dan rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK Puskesmas.

Tahap penyusunan ini perlu memperhatikan berbagi kebijakan yang berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana dan prasarana dan operasional Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1).

Berikut dijelaskan alur mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas (Depkes, 2006):

Pemda Kabupaten/Kota Penyandang Dana Lain Lain


Dinas Kesehatan Upaya Kesehatan Wajib Upaya Kesehatan Pengembangan
Rencana usulan kegiatan H+1 Usulan kegiatan yang telah disetujui Rencana Pelaksanaan kegiatan

Rencana Tahunan Puskesmas

Masyarakat Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas

D. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Langkah-langkah penyusunan RPK adalah: 1) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui. 2) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK. 3) Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanankan serta sumber daya pendukung menurut bun dan lokasi pelaksanaan. 4) Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan RPK 5) Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

2.6 PRIMARY HEALTH CARE Menurut WHO dalam deklarasi Alma-Ata (1978), Primary Health care adalah pelayanan kesehatan esensial berdasarkan praktis , ilmiah dan metode yang dapat diterima secara sosial dan teknologi yang dibuat secara universal dapat diakses oleh individu dan keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi penuh mereka dan dengan biaya yang masyarakat dan negara mampu mempertahankan pada setiap tahap perkembangan mereka dalam semangat selfreliance dan penentuan nasib sendiri. Ini adalah tingkat pertama kontak individu, keluarga dan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional, membawa kesehatan sedekat mungkin ke tempat orang tinggal dan bekerja, dan merupakan elemen pertama dari proses perawatan kesehatan. Di deklarasi tersebut juga diungkapkan bahwa Primary Health care: A. Mencerminkan dan berkembang dari kondisi ekonomi dan sosial-budaya dan politik karakteristik negara dan masyarakat dan didasarkan pada aplikasi hasil penelitian yang relevan pelayanan sosial , biomedis dan kesehatan dan Pengalaman kesehatan masyarakat B. Membahas masalah kesehatan utama di masyarakat, memberikan promotif, preventif , kuratif dan rehabilitatif. C. Meliputi setidaknya : pendidikan tentang masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka, promosi pasokan makanan dan tepat nutrisi, cukup pasokan air bersih dan sanitasi dasar; ibu dan perawatan kesehatan anak , termasuk keluarga berencana , imunisasi terhadap utama penyakit menular , pencegahan dan pengendalian penyakit endemik lokal ; pengobatan yang tepat penyakit umum dan lukaluka , dan penyediaan obat penting. D. Melibatkan selain sektor kesehatan, semua sektor terkait dan aspek nasional dan pengembangan masyarakat , khususnya di bidang pertanian, peternakan, makanan, industri, pendidikan, perumahan, pekerjaan umum, komunikasi dan sektor lainnya. E. Membutuhkan dan mempromosikan komunitas maksimum dan individu kemandirian dan partisipasi dalam perencanaan , organisasi , operasi dan kendali utama perawatan

kesehatan , memanfaatkan sepenuhnya sumber daya lokal, nasional dan lain yang tersedia; dan untuk tujuan ini berkembang melalui pendidikan yang sesuai kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi F. Harus ditopang dengan terpadu , fungsional dan saling mendukung sistem rujukan, yang mengarah ke peningkatan progresif perawatan kesehatan yang komprehensif untuk semua, dan memberikan prioritas kepada mereka yang paling membutuhkan. G. Bergantung , pada tingkat lokal dan rujukan , pada petugas kesehatan , termasuk dokter , perawat , bidan , pembantu dan pekerja masyarakat yang berlaku, serta tradisional praktisi yang diperlukan , sesuai dilatih secara sosial dan teknis untuk bekerja sebagai Tim kesehatan dan untuk merespon kebutuhan kesehatan menyatakan masyarakat (Deklarasi Alma Ata 1978)

Dalam

pertemuan

bersejarah,

bangsa-bangsa

di

dunia

berkomitmen

dan

sumber daya mereka untuk pencapaian kesehatan bagi semua pada tahun 2000 melalui primary health care. Laporan 2008 WHO mencerminkan komitmen berkelanjutan terhadap Deklarasi Alma Ata dan mengidentifikasi empat reformasi yang diperlukan untuk mencapai " Kesehatan untuk Semua " dengan tujuan : A. Akses universal terhadap perlindungan kesehatan sosial. B. Reformasi di bidang layanan untuk membenahi pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. C. Reformasi kebijakan publik. D. Reformasi kepemimpinan untuk mempromosikan kepemimpinan yang lebih inklusif dan partisipatif (Anderson, 2011)

Delapan elemen penting dengan pendekatan perawatan kesehatan primer mencerminkan prioritas yang diidentifikasi pada tahun 1978 di Alma Ata. Perawat merupakan tulang punggung untuk penyediaan layanan perawatan kesehatan primer. Meskipun diterapkan

secara berbeda di seluruh dunia, elemen-elemen ini tetap berlaku untuk semua negara , di semua tingkat perkembangan sosio-ekonomi . Delapan Elemen penting Puskesmas pada abad ke-21 global , perawat kesehatan masyarakat berkomitmen untuk perawatan kesehatan primer perlu fokus pada: 1. Pendidikan untuk identifikasi dan pencegahan / pengendalian masalah kesehatan yang berlaku 2. Persediaan makanan yang tepat dan gizi 3. Cukup pasokan air bersih dan sanitasi dasar 4. Ibu dan perawatan anak , termasuk keluarga berencana 5. Imunisasi terhadap penyakit menular utama , pencegahan dan pengendalian endemik lokal penyakit 6. Pengobatan yang tepat penyakit umum menggunakan teknologi tepat guna 7. Promosi kesehatan mental 8. Penyediaan obat esensial ( Anderson, 2011)

2.7 Primary Health Care di Negara Thailand Keberhasilan program primary health care di Thailand selama tiga dekade terakhir dapat dikaitkan tidak hanya untuk kemajuan medis tetapi untuk peran relawan kesehatan masyarakat . Biksu Budha dan kuil-kuil mereka telah sangat terlibat dalam promosi kesehatan dan pendidikan , terutama di daerah terpencil, masyarakat pedesaan . Di candi ratusan orang berpartisipasi dalam proyek Temple Promosi Kesehatan Thailand . Setiap pagi dan sore di candi provinsi Nonthaburi Thailand dicadangkan untuk kegiatan promosi kesehatan . Kaum muda melakukan aerobik sementara sebagian besar praktek tua Tai Chi dengan tongkat panjang untuk memberi energi pikiran dan tubuh sebelum kembali ke tugas biasa mereka.

Wat Kae Nok adalah antara ratusan kuil Buddha nasional berpartisipasi dalam proyek Temple Promosi Kesehatan Thailand . Kampanye ini dimulai pada tahun 2003 oleh Departemen Kesehatan Masyarakat sebagai bagian dari agenda Thailand Sehat bertujuan

menyoroti pentingnya kesejahteraan fisik dan mental dari populasi . Saat ini mencakup lebih dari 800 candi . Candi yang dianggap sebagai tempat yang ideal untuk menjalankan kegiatan promosi kesehatan karena sebagian besar Thailand beragama Buddha dan karena kuil dan biarawan memiliki pengaruh yang kuat pada rakyat Thailand dan cara hidup mereka .

Kuil Buddha tradisional telah menjadi pusat kegiatan masyarakat , termasuk pendidikan, perawatan kesehatan dan acara-acara kebudayaan. Keterlibatan biarawan dalam

perawatan kesehatan primer dipandang sebagai cara untuk memulihkan fungsi masyarakat asli mereka , setelah pemerintah berturut-turut telah mendominasi kegiatan masyarakat tersebut selama beberapa dekade . Lebih dari 200 000 biksu dan beberapa 30 000 kuil di seluruh negeri menjadi bagian integral dari apa yang disebut gerakan Folk Doctor pada 1980-an .

Namun karena pergeseran gaya hidup perkotaan yang memeluk kedokteran Barat dan sistem kesehatan konvensional selama tahun 1990-an , para biarawan dan kuil-kuil mereka memainkan peran yang kurang penting dalam pelayanan kesehatan dan pengobatan.

Akses ke perawatan kesehatan medis lebih baik dari sebelumnya. Dapat dimengerti mengapa orang pergi untuk melihat dokter dan mendapatkan pengobatan gratis di rumah sakit bukan mengandalkan jamu tradisional yang disediakan oleh biarawan dan dokter rakyat.

Pada tahun 2001 , kuil menerima sumbangan dari untuk membangun sebuah klinik komunitas untuk memberikan 2000 warga masyarakat akses ke perawatan kesehatan dasar . Dokter dan perawat pensiun sukarela untuk bekerja di unit perawatan primer , yang kini berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan Masyarakat. Seorang relawan masyarakat yang terlatih menginstruksikan sekelompok wanita tentang cara mendeteksi kanker payudara . Thailand memiliki lebih dari 800 000 petugas kesehatan relawan . Seorang relawan masyarakat yang terlatih menginstruksikan sekelompok

wanita tentang cara mendeteksi kanker payudara . Thailand memiliki lebih dari 800 000 petugas kesehatan relawan .

Selama tiga dekade terakhir , pelayanan medis adalah fokus kesehatan masyarakat. Penekanan yang baru mulai beralih ke promosi kesehatan dan pencegahan penyakit , dan para biarawan melihat kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi masyarakat.

Primary health care didefinisikan sebagai tingkat pertama dari kontak yang individu memiliki dengan sistem kesehatan nasional. Hal itu digambarkan sebagai pelayanan kesehatan esensial berdasarkan bukti ilmiah dan partisipasi masyarakat.

Berkat pergeseran Thailand terhadap promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, biarawan dan kuil-kuil yang menyesuaikan peran mereka dan masyarakat didorong untuk terlibat.

Ide bahwa masyarakat harus terlibat dalam perawatan kesehatan mungkin adalah pencapaian terbesar dari kesehatan untuk semua kampanye , paling tidak karena tujuan yang dinyatakan akses universal terhadap pelayanan kesehatan pada tahun 2000 tidak tercapai.

Meskipun Thailand tidak dapat mencapai semua tujuan kesehatan untuk semua deklarasi , tapi telah berhasil dalam strategi untuk menciptakan relawan kesehatan untuk mengembalikan fungsi masyarakat asli dan mengembangkan lebih lanjut didasarkan pada latar belakang dan budaya yang berbeda . Akibatnya , sistem perawatan kesehatan primer saat ini berakar dalam masyarakat setempat.

Relawan menerima insentif untuk pekerjaan yang tidak dibayar mereka seperti perawatan kesehatan gratis bagi keluarga mereka . Mereka menerima pelatihan tentang keterampilan perawatan medis dasar dan begitu mereka memahami konsep-konsep ini mereka dapat bekerja dengan baik sebagai komunikator kesehatan , mengurus keluarga mereka sendiri dan tetangga mereka . Relawan terlatih telah membuat kontribusi mereka untuk mencapai kesehatan bagi semua dalam berbagai cara . Sebagai contoh, mereka mempromosikan

penggunaan jamban air disegel untuk meningkatkan sanitasi . Akibatnya , jamban tersebut telah menjadi umum di desa-desa di seluruh negeri. Relawan yang juga berperan dalam penurunan dramatis malnutrisi protein - kalori pada anak-anak prasekolah dalam 20 tahun terakhir . Sebagian berkat upaya mereka , masalah telah menjadi tidak signifikan.

Penyediaan obat esensial merupakan komponen kunci dari perawatan kesehatan primer di Thailand . Kementerian Kesehatan Masyarakat mengalokasikan anggaran untuk obatobatan kepada masyarakat setempat untuk memastikan bahwa stok tersedia bila diperlukan dan untuk memperkenalkan komunitas tersebut untuk dasar-dasar manajemen keuangan pelayanan kesehatan . Masyarakat bertanggung jawab untuk mengelola bagaimana dana obat mereka dihabiskan .

Thailand juga telah memulai sebuah sistem di mana staf perawatan kesehatan primer yang bekerja di masyarakat dapat merujuk pasien untuk perawatan medis spesialis di rumah sakit dilengkapi dengan baik besar .

Tapi pekerjaan relawan merupakan salah satu unsur dari sistem primary health care yang membuat Thailand berdiri terpisah . Saat ini ada lebih dari 800 000 relawan kesehatan yang bekerja untuk mempromosikan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat yang berbeda di seluruh negeri . Mereka telah memainkan peran penting dalam mengendalikan berbagai penyakit menular seperti HIV / AIDS dan penyakit baru muncul misalnya sindrom pernapasan akut parah ( SARS ) dan flu burung .

Jaringan komunikasi yang kuat Thailand relawan kesehatan membantu mengurangi jumlah kasus HIV / AIDS baru dari 100 000 di 1995-13 936 pada tahun 2007 menurut Departemen negara of Public Health . Thailand belum melaporkan kasus flu burung pada manusia selama hampir dua tahun .

Partisipasi relawan telah menjadi andalan seperti keterlibatan masyarakat di Thailand yang telah dimasukkan ke dalam strategi pembangunan dari kedua organisasi pemerintah

dan non-pemerintah . Itu dimasukkan ke dalam undang-undang kesehatan nasional tahun 2001 dan masuk ke reformasi baru-baru ini sistem kesehatan nasional negara itu .

Untuk melaksanakan agenda Thailand Sehat ,

penting untuk memperluas konsep

kesukarelaan untuk menutupi setiap keluarga dan mengatakan bahwa fokus pada generasi muda dan pemanfaatan media massa , terutama radio komunitas , akan membantu mempromosikan pendidikan kesehatan di masyarakat .

Anak-anak dan pemuda harus didorong untuk menjalankan program kesehatan bagi masyarakat mereka karena mereka adalah faktor utama yang menyebabkan perubahan perilaku . Tujuan utamanya adalah untuk mencapai peran aktif masyarakat dalam memelihara dan menjaga kesehatan mereka sendiri. Pelatihan dan bimbingan rohani juga diperlukan untuk menjaga mereka dengan sistem.

You might also like