Professional Documents
Culture Documents
ANGGOTA KELOMPOK : Anggi Kartika P. Dwi Ayu Fitria Fitnur Niatul Aini Very Arindra K.
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
Infeksi saluran pencernaan sering ditemukan pada praktik dokter sehari-hari. Infeksi saluran pencernaan biasa ditandai dengan diare disertai nyeri perut ataupun muntah. Untuk mendukung pemeriksaan yang spesifik, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang bakteriologi atau mikrobiologi.
Prinsip pengambilan spesimen pada pemeriksaan mikrobiologi harus mengutamakan keselamatan dan keamanan petugas medis rumah sakit atau laboratorium, selain itu harus memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien, jumlah mikrorganisme hidup pada saat kultur, hindari kontaminasi dari flora normal dan lingkungan, komunikasi yang baik antara dokter dan petugas laboratorium.
Pengambilan spesimen mikrobiologi terdapat beberapa cara menurut diagnosis awal penyakitnya salah satunya adalah usap rectal. Usap rectal merupakan pengambilan spesimen yang dilakukan dengan mengusap bagian dalam rectal atau rectum.
Rumusan Masalah Bagaimana cara yang baik untuk mengambil spesimen yang baik untuk spesimen rectal swab? Apa saja kuman mikroorganisme yang dapat ditemukan di spesimen usap rectal?
Tujuan Tujuan Umum : Untuk mengetahui cara yang baik untuk mengambil spesimen yang baik untuk spesimen rectal swab2 Tujuan Khusus : Untuk mengetahui kuman mikroorganisme yang hidup di spesimen usap rectal
Manfaat
Mengetahui cara pengambilan spesimen usap rectal yang baik dan benar Mengetahui kuman mikroorganisme yang dapat ditemukan pada spesimen usap rectal
Cara Pengambilan
Alat dan Bahan : Pinset Incubator lampu busen jarum ose kertas label lidi kapas objek glas
spesimen usap rectal TCBS agar SS agar Mac Coli agar selenite broth alkali pepton 1%
Cara Kerja
Pengambilan spesimen : Orang yang hendak diambil swabnya diminta bersimpuh dan menungging di atas tempat tidur. Tangan kiri petugas pengambil swab membuka lubang anus dan tangan kanan memasukan lidi kapas seteril ke dalam lubang anus dengan cara memutar memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inchi/ 2,5 cm ke dalam sfingter anus atau sampai kurang lebih 2-3 cm ke dalam lubang anus. Secara hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus searah jarum jam dan putar balik lidi kapas. Setelah itu lidi kapas ditarik ke luar dengan sambil tetap diputar. Selanjutnya lidi kapas tadi dimasukkan dalam media carry and blir sampai terbenam ke dalam media. Apabila lidi/ tangkainya terlalu panjang, kita potong sehingga botol bisa ditutup dengan rapat. Setelah diberi label, specimen kita bawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Cara Pemeriksaan
1. Siapkan media-media TCBS agar, SS agar, Mac Coli agar, selenite broth dan alkali pepton 1% dengan diberi label sesuai dengan label pada sampel yang akan diperiksa. 2. Sampel (lidi kapas) pada media carry dan blair diambil dengan pinset secara asepptik dan dioleskan pada TCBS agar, SS agar, Mac coli agar, dan lidi kapas juga dikocokkocok pada selenite broth dan alkali pepton 1% broth. 3. Ambil ose, panaskan sampai membara kemudian dinginkan dengan cara menempelkan pada media, setelah itu buat goresan pada masing-masing media tadi 4. Semua media yang telah digores tadi bersma-sama dengan alkali pepton broth 1% dan selenite broth, diinkubasi pada suhu 35-37 C selma 18-24 jam.
Pembacaan Hasil
Vibrio cholera a. Koloni yang berwarna kuning pada media TCBS agar, yang dicurigai sebagai kuman vibrio colera diuji dengan antesera polyvalen vibrio, apabila hasilnya positif yang ditandai dengan terjadinya aglutinasi, test diulanjutkan dengan biokimii dan selnjutnya dikomfirmasi dengan uji antiera ogawa dan bila perlu dengan uji gula-gula. b. Apabila koloni pada media TCBS menunjang untuk Vibrio colera namun tidak terjadi aglutinasi pada test biokimia, konfirmasikan dengan uji antisera polivalent . Kalau uji biokimia positif untuk Vibrio colera, uji lgi dengan Nacl 3%, kalau tidak terjadi aglutinasi, diharapkan Vibrio colera non aglutinasi (NAG, Vibrio corela)
Salmonella sp a. Koloni tersangka pada media SS agar yaitu koloni putih trnasparan, diuji biokimia (TSI, SIM, Simon sitrat) apabila terjdi aglutinasi pada salah satu tersebut. Pengujian dkonfirmasikan dengan antesera Salmonella typhi A,B,dan C dan bila perlu diuji dengan gula-gula. Sehinga diperoleh hasil yang betul-betul akurat. b. Apabila koloni pada media SS agar tersebut diuji dengan semua antisera tidak menghasilkan hasil positif, kalu laporkan hasil negatif.
Shigella sp a. Koloni yang berwarna putih kemerahan dengan titik merah tua pada media SS agar, dicurigai sebagai koloni Shigella sp. Selanjutnya diuji dengan biokimia. Apabila salah satu dari tersebut menunjukkan aglutinasi positif, untuk konformasi lakukan pengujian dengan antisera Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella sonni dan gula-gula b. Apabila koloni yang dicurigai pada media SS agar setelah dilakukan pengujian dengan antisera hasilnya negatif, hasil bisa langsung dikeluarkan.
Escherchia sp a. Koloni berwarna merah bata pada media Mc C agar. Bentuk koloni datat b. Lakukan pengujian biokimia dan uji aglutinasi antisera E coli pathogen 1-5 & 6- 11 Staphylococcus sp Campylobacter sp
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Infeksi yang menyerang saluran pencernaan hampir selalui dijumpai dalam praktik dokter sehari-hari. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya diare yang kadang disertai nyeri perut atau muntah. Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan infeksi pencernaan dapat dilakukan dengan pengambilan spesimen cara rectal swab (usap rektum). Kuman atau bakteri mikroorganisme yang dapat ditemukan dalam spesimen rectal swab antara lain adalah Shigella sp, Salmonella sp, Campylobacter sp, Escherchia sp, Clostridium sp, Yersinia sp, dan Staphylococcus sp.