You are on page 1of 19

VISI (2007) 15 (3) 289 306) REVITALISASI KESEHATAN EKOSISTEM LAHAN KRITIS DENGAN MEMANFAATKAN PUPUK BIOLOGIS MIKORIZA

A DALAM PERCEPATAN PENGEMBANGAN PERTANIAN EKOLOGIS DI INDONESIA Tualar Simarmata ABSTRACT


Based on soil health indicators (lack of nutrient, low pH low soil organic matter, severe erosion, high Al toxicity, low bio diversity, increasing ex-mining and critical land area), soil ecosystem in ndonesia is in a very sick condition! Agricultural intensification " extensification which are based on usage of anorganic fertili#ers and various chemicals is increasing, so the ecosystem health is in more critical condition! $cosystem revitali#ation and remediacy can be done by implementing ecological based agriculture (sustainable agriculture), such as % &A, %A$ &A, ntegrated $cological 'arming, and (rganic 'arming! )he development in soil biotechnology, especially on biofertili#ers, is a environmental friendly solution in acclelerating the development ecosystem *uality! +sage of mycorhy#ae biofertili#er has been proven in increasing soil *uality and health (improving soil structure, increasing nutrient availability, acting as a biological agent or bioprotector increasing soil biodivisity) and in increasing the growth and yield of various plants (staple crops, vegetable crops " perennial crops)! ,lants with mycorhy#ae grows well in extreme condition (low pH, dry, soline, heavy metal contaminated soils)! -ield of same staple " vegetable crops increase as muchs as ./ 0 .//1 and growth and *uality of forest plants increase significantly! $ven in soil contimated with heavy metals, mycorhy#ae gives biological protection to plants and decrease the absorption of heavy metals by the mechanisms of filtration, complexion and accumulation of those heavy metals on mycorhy#ae hyphae! )he performance of mycorhy#ae in the revitali#ation process of soil ecosystem depens mainly on kinds of fungi, kinds of infected plants application techni*ues, and engineering growth area! 2ain strategy on increasing the performance of mycorhy#ae biofertili#er is by using effective inoculants and by providing condition for the mycorhy#ae so it grows earlier in the rhi#osphere so it can dominate the rhi#osphere! 333333333 Key words 4 revitalization, oil health, soil qualit , ! "orh zae, #io$ertilizer, iel%&

1. PENDAHULUAN )ekanan pada ekosistem tanah di ndonesia akan terus meningkat se5alan dengan perkembangan 5umlah penduduk! 6umlah penduduk di ndonesia diproyeksikan pada tahun 7/7/ akan mencapai 787 5uta 5iwa, sehingga sektor pertanian dipacu meningkatkan produksi dan produktivitas berbagai komoditi pertanian (pangan, hortikultura, perkebunan, dan lain-lainnya) baik melalui program intensifikasi maupun ekstensifikasi! 9eharusan memacu peningkatan produktivitas semakin penting karena peningkatan 5umlah penduduk selalu disertai dengan berkurangnya areal pertanian! :i sisi lain, kegiatan penebangan hutan dan
>>

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) konversi lahan hutan men5adi lahan pertanian, dan aktivitas pertambangan (batu bara, emas, timah dan lain-lainnya) yang terus berkembang menyebabkan ter5adinya degradasi kualitas tanah (soil qualit an% soil health) sehingga luas lahan kritis terus bertambah! :ata :irektorat Bina ?ehabilitasi dan ,engembangan %ahan (.@@> dalam Aaini et al!, .@@8) menun5ukkan bahwa luas lahan bermasalah sudah mencapai sekitar .<,B 5uta ha (C,= 5uta ha potensial kritis, 8,/ 5uta ha semi kritis dan B,@ 5uta ha kritis)! Bila diasumsikan la5u penggundulan hutan sekitar 7 0 > 5utaDhaDtahun dan ditambah dengan lahan bekas tambang (pasca tambang) maka luas lahan kritis di ndonesia saat ini diperkirakan sekitar >/ 0 B/ 5uta hektar! 9eadaan ini akan semakin parah karena konversi lahan ke non pertanian, perusakan hutan (7= haDmenit atau 7 5utaDhaDtahun sedangkan reboisasi hanya >//!/// 0 =//!/// haDtahun) terus berlan5ut! ,emakaian berbagai senyawa 'eno#ioti(a (pestisida, fungisida, dan lain-lainnya) untuk mengendalikan berbagai penyakit dan hama tanaman berlangsung intenstif! 9erusakan yang lebih parah terdapat pada lahan bekas tambang4 tanah lapisan atas (to) soil) hilang, kemampuan menahan air rendah, dan sangat miskin hara dan kandungan logam berat relatif tinggi! Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat terhambat sehingga produktivitasnya sangat rendah! :emikian pula revegetasi pada lahan bekas tambang sering tidak berhasil karena tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik (akar keracunan, hara tidak tersedia, cekaman air, dan lain-lainnya)! 9onsekuensinya, diperlukan input yang relatif besar (pupuk buatan dan organik, berbagai senyawa kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit, sarana dan prasarana untuk men5amin ketersediaan air bagi tanaman) untuk memperbaiki kualitas atau menyehatkan ekosistem tanah agar dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman! Hal ini 5uga diperburuk oleh pemupukan yang masih berorientasi pada eksploitasi sumber daya hara dalam tanah ( in)ut**out)ut) sehingga ter5adi proses pemiskinan! 9ondisi saat ini memperlihatkan bahwa proses pemiskinan tanah (over e(s)loitasi) ber5alan relatif cepat (pasokan hara masih terfokus pada hara ;, , dan 9 sa5a)! &elain itu, kehilangan lapisan olah melalui erosi diperkirakan setidak-tidaknya sekitar < 0 .7 tDhaDtahun (di Amerika hanya sekitar /,C tDhaDtahun)! 9erugian akibat ter5adinya penurunan produktivitas lahan di ,ulau 6awa diperkirakan sekitar +&E .>@,< 5uta (&trutt, .@@<)! )ingginya tingkat erosi tersebut selain mengakibatkan kehilangan nutrisi dalam 5umlah yang besar 5uga mengakibatkan ter5adinya pendangkalan pada ekosistem perairan (sungai, waduk, danau, dan lain-lain) serta mengganggu 5aringan irigasi dan menimbulkan bahaya ban5ir secara signifikan! Hasil evaluasi pada kesehatan tanah dengan menggunakan indikator (kandungan bahan organik F 71, pH masam, erosi tinggi, keanekaragaman hayati terganggu, dan lain-lainnya) mengindikasikan bahwa ekosistem tanah di ndonesia termasuk sakit berat! ,ertanian dan kegiatan lainnya yang tidak ramah lingkungan akan mengganggu ekosistem alami (pemutusan rantai makanan), mencemari ekosistem tanah dan air serta meningkatkan bahaya adanya efek residu dalam produk pertanian! &elain itu, ditengarai berbagai limbah industri tanpa pengolahan
>B

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) dibuang ke perairanDsungai, sehingga perairan tersebut mengalami pencemaran yang cukup berat! :emikian pula halnya, berbagai limbah padat dari instalasi pengolahan air limbah ( ,A%) di perkotaan atau industri lainnya yang mengandung logam berat dalam 5umlah yang relatif besar sering digunakan pada areal pertanian sebagai amelioran (&imarmata, 7//BG &imarmata et al!, 7//B)! Akibatnya, dapat menimbulkan bahaya akumulasi logam berat pada rantai makananDkonsumen (Alloway, .@@=G ,ankhurst et al!, .@@C)! +paya untuk mengembalikan (revitalisasi) dan mempertahankan keberlan5utan ekosistem pertanian dapat dilakukan dengan sistem pertanian ramah lingkungan (pertanian ekologis)! ,rinsip dasar dalam pertanian ekologis adalah men5aga keselarasanDkeharmonisan atau interrelasi diantara komponen ekosistem (manusia, hewan, tanaman dan sumber daya alam) secara berkesinambungan dan lestari! 9onsep pertanian berbasis ekologi telah berkembang pesat se5alan meningkatnya taraf hidup dan kesadaran lingkungan! &istem pertanian ekologis (sustaina#le a+ri"ulture) yang dikembangkan antara lain adalah % &A ( lo, in)ut sustaina#le a+ri"ulture), %$ &A (lo, e'ternal in)ut sustaina#le a+ri"ulture ), pertanian ekologis terpadu ( inte+rate% e"olo+i"al $ar!in+ s ste!) dan pertanian organik (or+ani" $ar!in+ s ste!) (&imarmata, et al!, 7//7G 7//B)! ,engembangan pertanian ekologis tersebut ditun5ang oleh kema5uan dalam bidang bioteknologi tanah yang ramah lingkungan, yaitu pemanfaatan pupuk hayati (#io$ertilizers) dan teknologi pupuk organik! ,upuk hayati memberikan alternatif yang tepat untuk memperbaiki, dan mempertahankan kualitas tanah sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan menaikkan hasil maupun kualitas berbagai tanaman (tanaman pangan, sayuran, perkebunan dan kehutanan) secara signifikan! ,emanfaatan pupuk hayati (#io$ertilzers), yaitu bakteri penambat ;, mikroba pelarut fosfat, mikori#a dan rhi#obakteria lainnya seperti )lant +ro,th )ro!otin+ rhizo#a"teria (-.-/) memberikan hasil yang cukup menggembirakan! &elain dapat meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman (./ 0 .// 1 atau lebih) ,H,? 5uga mengandung mikroba yang dapat menekan pertumbuhan patogen akar dan meningkatkan toleransi akar tanaman terhadap bahaya keracunan dari berbagai logam berat (Hildebrant dan Bothe, 7//7G &imarmata dan :anapriatna, .@@8G &imarmata dan Herdiani, 7//BG &imarmata, 7//BG Al-9araki dan 2c2ichael, 7//BG ?ohyadi et al&, 7//B)! ,enggunaan mikori#a telah terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman kehutanan (revegetasi) pada lahan bekas tambang maupun lahan kritis dengan signifikan (&etiadi, 7//B)! &elain itu, ektomikori#a yang dapat dikonsumsi potensial untuk digunakan pada tanaman kehutanan! (leh karena itu, pemanfaatan mikori#a dalam revitaliasi kesehatan ekosistem tanah merupakan solusi yang tepat untuk mempercepat pengembangan pertanian ekologis (ramah lingkungan) di ndonesia! 2. KESEHATAN TANAH DAN PUPUK HAYATI 2.1. Kesehata E!"s#ste$ Ta ah stilah kualitas tanah (soil qualit ) dan kesehatan tanah ( soil health) seringkali digunakan secara bersamaan atau bergantian! ,ara pakar menggunakan
>=

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) istilah kualitas tanah, sedangkan para pengguna lebih sering menggunakan istilah kesehatan tanah! 9ualitas tanah adalah kemampuan tanah untuk melakukan dan mempertahankan berbagai fungsi tanah (Soil qualit is the a#ilit o$ soils to )er$or! various intrinsi" an% e'trinsi" $un"tion )! (leh karena itu kualitas tanah merupakan integrasi sifat fisik, kimia dan biologi untuk menyediakan media tumbuh bagi tanaman dan aktivitas biologis, mengendalikan partisi aliran air dan retensi air, serta berperan sebagai penyangga dan filter terhadap degradasi senyawa xenobiotika atau kontaminan yang membahayakan lingkungan! Adapun kesehatan tanah diartikan sebagai kemampuan tanah dalam mempertahankan fungsi tanah sebagai siste! hi%u) an+ vital %an %ina!is dalam ekosistem untuk mempertahankan produktivitas biologis dan kualitas air serta kesehatan tanaman, hewan maupun manusia secara berkelan5utan ( soil health is the "ontinue% "a)a"it o$ soil to $un"tion as vital livin+ s ste!, ,ithin e"os ste! an% lan% use #oun%aries, to sustain #iolo+i"al )ro%u"tivit an% !aintain their ,ater qualit an% as ,ell as )lant, ani!al an% hu!an health)! (leh karena itu, kesehatan tanah merupakan cerminan bahwa tanah adalah sistem hidup yang dinamis! 9arakteristik tanah yang sehat (health soils) antara lain adalah4 2ampu mempertahankan keanekaragaman hayati dan rantai makanan (#io%iversit an% $oo% ,e#) dan produktivitas tanah 2ampu mempertahankan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman maupun organisme tanah 2ampu meregulasi partisi aliran air dan #at terlarut Berperan sebagai filter dan penyangga polutan

Berperan dalam menyimpan dan mendaurulang hara $kosistem tanah yang sehat dan subur ( health soils) mencerminkan adanya interaksi harmonis, baik antara komponen abiotik dengan biotik, maupun sesama komponen biotik membentuk suatu rangkaian aliran energi atau rantai makanan! 9omponen biotik dari suatu ekosistem dapat dibagi men5adi > kelompok, yaitu4 (.) %&"'(se 4 organisme (tumbuhan dan mikroba) yang mampu memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dan I( 7 sebagai sumber karbon melalui proses fotosintesis untuk menghasilkan biomassa organik (perubahan energi magnetik men5adi energi kimia yang disimpan dalam ikatan senyawa hidro karbon atau senyawa organik), (7) !" s($e ) organisme yang mengkonsumsi senyawa organik untuk memenuhi kebutuhan energinya, dan (>) 'est&(e ata( %e *(&a# +'e!"$%"se&, 4 mikroba yang merombak senyawa organik yang sudah mati (tanaman, hewan, limbah organik dari perkotaan maupun industri) untuk mendapatkan energi dan nutrisi melalui proses &es%#&as# ata( -e&$e tas#! 2elalui proses fermetasi ini dihasilkan energi, berbagai produk antara (metabolit) dan mineral (hara makro dan hara mikro)! 2ineral yang dilepaskan dari proses penguraian (mineralisasi) digunakan oleh tanaman sebagai sumber hara dalam bentuk ion (kation dan anion)!
>8

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) :ari perspektif tanaman, tanah merupakan tempat ter5adinya proses konversi hara yang terikat dalam senyawa organik maupun anorganik men5adi hara tersedia atau yang dapat diserap oleh tanaman! Hal ini berarti bahwa tanah merupakan bagian pencernaan eksternal dari tanaman! 9onsenkuensinya, kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman sangat tergantung pada kualitas dan kesehatan tanah, dan keanekaragaman hayati! ,enggunaan berbagai bahan kimia (pestisida) menyebabkan terputusnya aliran energi dan keseimbangan ekosistem alami yang menguntungkan tanaman! (leh karena itu, mana5emen input dalam pertanian organik diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan biodiversitas yang menguntungkan tanaman sehingga tanah sebagai pencernaan eksternal tanaman berfungsi dengan baik! 9unci utamanya terletak pada pasokan bahan organik tanah sebagai entr )oint o$ ener+ into the soil, dan konservasi tanah dan air! 2.2. P(%(! Ha.at# 'a M#!"&#/a ,upuk hayati (#io$ertilizers) adalah pemanfaatan inokulan yang mengandung sel hidup atau dorman untuk meningkatkan ketersediaan hara dan pertumbuhan tanaman! Berdasarkan pengertian ini, yang termasuk pupuk hayati antara lain adalah mikroba penambat ; baik simbiotik maupun non simbiotik, mikroba pelarut fosfat, mikroba panghasil fitohormon dan cendawan mikori#a (&ubra ?ao, .@<7G Arora, .@<<G &harma et al!, 7//BG &imarmata, et al!, 7//=)! 2ikori#a adalah bentuk asosiasi mutualistik antara perakaran tanaman tingkat tinggi dengan cendawan tanah (Basidiomycetes, Ascomycetes dan Aygomycetes)! )anaman inang memperoleh berbagai nutrisi, air, proteksi biologis dan lain-lainnya, sedangkan cendawan memperoleh fotosintat sebagai sumber karbon! Asosiasi mutualistik ini merupakan interaksi antara tanaman inang, cendawan dan faktor tanah! 2ikori#a berasosiasi dengan sekitar </ 0 @/ 1 5enis tanaman yang tersebar di daerah artik sampai ke daerah tropis dan dari daerah bergurun pasir sampai ke hutan (Brundrett, .@@@G 2arx, 7//B)! Berdasarkan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman inang, mikori#a dapat digolongkan men5adi 8 kelompok besar (tipe), yaitu 4 $ndomikori#a, yaitu asosiasi cendawan dari Aygomecetes (Hlomales) yang membentuk vesikula dan arbuskula di dalam sel akar (JA2 K vesiculararbuscular mycorrhi#a), atau cendawan mikori#a arbuskula (I2A)! 6aringan hifa masuk ke dalam sel kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesi"le dan sistem percabangan hifa yang disebut ar#us"ule, sehingga endomikori#a disebut 5uga vesicular-arbuscular micorrhi#ae (JA2) atau (ar#us"ular ! "orrhiza $un+i K A2'), dan spora dibentuk di dalam tanah atau akar! $ktomikori#a ($I2), yaitu asosiasi cendawan dari Basiodiomycetes dan 5amur lainnya yang membentuk 5aringan hifa seperti mantel pada akar lateral (harti+ net)! 6aringan hifa tidak sampai masuk ke dalam sel, tetapi berkembang di antara sel kortek akar! &angat banyak di5umpai pada tanaman>C

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) tanaman kehutanan (Angiospermae dan Hymonspermae)! )ubuh buah (s)oro"ar)s) $I2 banyak yang dapat dikomsumsi! $ktendo-, arbutoid-, dan monotropoid mikori#a, yaitu asoasiasi yang mirip dengan ektomikori#a atau peralihan dari kedua bentuk di atas! 2ikrori#a Anggrek (0r"hi% ! "orrhiza), yaitu membentuk gulungan hifa di dalam akar atau batang tanaman 'amili (rchidaceae! 2 kori#a $ricoid (1ri"oi% ! "orrhizas), yaitu mikori#a yang memiliki gulungan hifa pada bagian sel terluar dari bulu-bulu akar tanaman ordo $ricales! Asosiasi mikori#a pada tanaman %ily (2h sanotus) yang 5aringan hifa hanya tumbuh di dalam sel epidermis! ,enyebaran yang luas dari pupuk hayati mikori#a pada berbagai tanaman men5adikannnya unggulan dalam revitalisasi ekosistem tanah dan pertanian berbasis lingkungan ()ertanian e(olo+is)! 0. KONTRIBUSI MIKRORIZA DALAM PENYEHATAN EKOSISTEM DAN PERTANIAN EKOLOGIS 0.1. M#!"&#/a 'a Pe&t($1(ha Ta a$a )anaman sebagai mahluk memiliki sistem pengolahan makanan (pencernaan) internal dan eksternal! ,ada sistem pencernaan eksternal tanaman memerlukan batuan berbagai organisme tanah dan en#im tanah untuk mengubah bentuk hara (nutrisi) dalam bentuk senyawa tidak tersedia men5adi bentuk yang dapat diserap tanaman! &elain itu tanaman membentuk berbagai ker5asama (simbiosis) dalam tanah untuk meningkatkan ketersediaan berbagai macam faktor tumbuh dan perbaikan lingkungan tumbuh! nteraksi antara cendawan mikori#a dengan tanaman inangnya bersifat mutualistis, yaitu saling menguntungkan bagi kedua belah pihak! Asosiasi ini memberi manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung! &ecara tidak langsung, cendawan mikori#a berperan dalam perbaikan struktur tanah, serta meningkatkan kelarutan hara dan proses pelapukan bahan induk! &edangkan secara langsung, cendawan mikori#a dapat meningkatkan serapan air dan hara, serta melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur toksik (Brundett et al&, .@@8G Brundrett, .@@@G Auge, 7//BG Hoicoechea, et al!, 7//=)! 9ontribusi mikori#a dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah sebagai berikut4 .! 2eningkatkan #ona eksploitasi perakaran hingga ./ - 7/ kali sehingga suplai hara bagi tanaman meningkat dengan signifikan! 7! 2emperluas bidang kontak perakaran dan meningkatkan kemampuan menyerap hara dan air di dalam tanah dengan signifikan >! 2eningkatkan kelarutan dan ketersediaan hara, khususnya hara yang tidak atau sukar larut dalam tanah (,) sehingga tersedia bagi tanaman! Akar bermikori#a pada lahan masam mampu mensuplai hara tanaman dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman lebih baik
><

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) B! 9olonisasi mikori#a (I2A atau $ktomikori#a) pada akar berperan sebagai penghalang biologi (#io)rote"tion) terhadap infeksi patogen akar (5amur dan nematoda)! =! 2eningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembaban yang ekstrim (cekaman air)! Hifa mikori#a mampu menembus pori mikro dan mengambil air walaupun dalam 5umlah yang relatif sedikit 8! 2eningkatkan produksi fitohormon dan #at pengatur tumbuh lainnya seperti auksin, sitokinin dan giberelin di ri#osfir! C! 2ikori#a dapat mengubah arsitektur perakaran sehingga lebih efisien dalam memanfaatkan berbagai faktor tumbuh <! 6aringan hifa pada perakaran meningkatkan ketahanan tanaman dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan tumbuh sehingga tanaman tumbuh lebih baik @! 2eningkatkan toleransi tanaman terhadap senyawa atau unsur logam berat dalam tanah ./! Berperan dalam transformasi unsur hara (proses biogeokemia) di dalam tanah, yaitu melalui proses mineralisasi maupun dekomposisi berbagai senyawa organik! Hubungan tanaman dengan mikori#a dapat digambarkan dengan ketergantungan tanaman pada mikori#a ( relative $iel% ! "orrhizal %e)e%en" L,?'2:) (2unyan#i#a et al&, .@@CG Brundrett, .@@@)4
Ym = hasil tanaman bermikoriza Ynm = hasil tanpa mikoriza

-m - -nm ?'2: K -2 M .//1

Catatan : Hasil dapat berupa komponen pertumbuhan maupun komponen hasil

9eefektifan mikori#a tersebut tentu berkaitan erat dengan berbagai faktor lingkungan tanah abiotik (konsentrasi hara, pH, kadar air, temperatur, pengolahan tanah dan penggunaan pupukDpestisida) dan faktor biotik (interaksi mikroba, spesies cendawan, tanaman inang, tipe perakaran tanaman inang, dan kompetisi antar cendawan mikori#a)! Hasil berbagai ka5ian menun5ukkan banyak tanaman yang tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa kehadiran mikori#a! Berdasarkan ketergantungan terhadap mikori#a, tanaman dikelompokkan men5adi4 (.) )anaman obligat bermikori#a (o#li+atoril !i"orrhizal )lants), (7) )anaman fakultatif bermikori#a (3a"ultativel ! "orrhizal )lants), dan (>) )anaman nonmikori#a (4on! "orrhizal )lants)! 0.2. M#!"&#/a 'a Kesehata E!"s#ste$ Ta ah 9ehadiran mikori#a dalam tanah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perbaikan kualitas, kesehatan tanah dan aliran energi dalam rantai makanan ($oo% ,e#, antara lain sebagai berikutG
>@

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) .) Perbaikan Struktur Tanah. 6aringan hifa eksternal dari mikori#a memperbaiki dan memantapkan struktur tanah! &ekresi senyawa-senyawa polisakarida, asam organik dan lendir yang dihasilkan mampu mengikat butir-butir primer men5adi agregat mikro (L(rganic binding agentL) &elan5utnya agregat mikro tersebut melalui proses L!e"hani"al #in%in+ a"tionL oleh hifa eksternal akan membentuk agregat makro yang mantap (Brundrett, .@@@G %inderman, .@@8)! Nright dan +phadhyaya (.@@<) mengatakan bahwa cendawan JA2 mengasilkan senyawa +l "o)rotein +lo!alin yang berkorelasi dengan peningkatan kemantapan agregat! 9onsentrasi glomalin umumnya lebih tinggi pada tanah-tanah yang tidak diolah dibandingkan dengan yang diolah! ,erbaikan struktur tanah tersebut akan meningkatkan aerasi dan la5u infiltrasi serta mengurangi erosi tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman! (leh karena itu, dikatakan bahwa cendawan mikori#a 5uga simbion bagi tanah! 7) 6aringan hifa berperan penting dalam daur hara dalam tanah dan mencegah ter5adinya kehilangan hara dari ekosistem tanah >) Hifa mikori#a berperan penting dalam mentransfer (relokasi) senyawa hidrokarbon (fotosintat) dari perakaran tanaman kepada organisme tanah (sumber energi dalam rantai makanan dalam tanah) B) S)oro"ar)s e)i+eous dan h )o+eous s)oro"ar)s dari ektomikori#a dan I2A merupakan sumber makanan bagi hewan placental, marsupial dan biota di dalam tanah! =) Hifa mikori#a dan tubuh buah ($ruits #o%ies dari e(to!i(oriza) merupakan sumber makanan bagi berbagai macam fauna tanah 8) 2ikori#a memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan mikroba tanah yang menguntungkan (penambat ; dan pelarut fosfat)! 2ikori#a 5uga diketahui berinteraksi sinergis dengan bakteri pelarut fosfat atau bakteri pengikat ;! nokulasi bakteri pelarut fosfat (,&B) dan mikori#a dapat meningkatkan serapan , oleh tanaman tomat (9im et al,.@@<) dan pada tanaman gandum (&ingh dan 9apoor, .@@@)! Adanya interaksi sinergis antara JA2 dan bakteri penambat ; 7 dilaporkan oleh A#con dan AlAtrash (.@@C) bahwa pembentukan bintil akar meningkat bila tanaman alfalfa diinokulasi dengan .lo!us !oseae! &ebaliknya kolonisasi oleh 5amur mikori#a meningkat bila tanaman kedelai 5uga diinokulasi dengan bakteri penambat ;, B! 5a)oni"u! C) 2ikori#a berperan penting dalam meningkatkan 5umlah karbon yang sangat menentukan kualitas dan kesehatan tanah <) 6aringan hifa ekternal dari mikori#a akan memperluas bidang serapan air dan hara! :isamping itu ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil (mikro) sehingga hifa dapat menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah! @) 9eanekaragaman 5amur dapat digunakan sebagai indikator kualitas ekosistem tanah
B/

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) ./) 2ikori#a dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui perlindungan tanaman dari patogen akar dan unsur toksik! Brundrett (.@@@) menyatakan bahwa struktur mikori#a dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi ter5adinya patogen akar! 2ekanisme perlindungan dapat diterangkan sebagai berikut 4 .! &elaput hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai barier masuknya patogen! 7! 2ikori#a menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen! >! Iendawan mikori#a dapat mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan patogen! B! Akar tanaman yang sudah diinfeksi cendawan mikori#a, tidak dapat atau sulit diinfeksi oleh cendawan patogen karena fungi patogen tersebut harus berkompetisi dengan mikori#a terlebih dahulu! 2. STRATEGI MENINGKATKAN KEEFEKTIPAN MIKORIZA 2ikori#a termasuk pupuk hayati yang obligat simbion, yaitu mutlak memerlukan tanaman inang (makro simbiont) agar dapat hidup dan berkembang! (leh karena itu, strategi dalam meningkatkan keefektifan mikori#a untuk meningkatkan ketersediaan hara, perbaikan lingkungan tumbuh bagi pertumbuhan tanaman berkaitan erat dengan 5enis dan asal inokulan, perakaran tanaman, teknik aplikasi dan rekayasa lingkungan tumbuh! 2.1. I "!(3a M#!"&#/a Berdasarkan eksplorasi dan trapping dari berbagai ekosistem telah diketahui 5umlah species I2A (JA2) sangat banyak dari ordo Hlomales (2orton, .@<<), selan5utnya dibagi men5adi subordo berdasarkan kehadiran vesikel, yaitu Hlomineae4 mempunyai vesikel dan membentuk chlamydospores ( thi"( ,all, ase'ual s)ore) dan Higasporineae4 tidak memiliki vesikel dalam akar dan membentuk a#ygospores (s)ores rese!#lin+ a z +os)ore #ut %evelo)in+ ase'uall $ro! a su#ten%in+ h )ha resultin+ in a %istin"t #ul#ous atta"h!ent )! Henus mikori#a yang banyak digunakan sebagai pupuk hayati antara lain adalah .lo!us s), 6"aulas)ora s), .i+as)ora s) %an S"ultellos)ora s) yang diperoleh dari berbagai tanaman inang pada berbagai ekosistem (tanaman pangan, sayuran, perkebunan dan kehutanan)& &edangkan ektomikori#a yang digunakan di ndonesia adalah -ilolithus arrhizus, dan S"lero%er!a "olu!nare pada tanaman pinus, kayu putih, dan meranti ()ur5aman, et al&, 7//7)! ,emanfaatan ekto mikori#a yang dapat dikomsumsi (e%i#le) sepert 7antharellus dan S"lero%er!a akan memberikan keuntungan ganda

9endatipun secara umum mikori#a dapat berasosiasi dengan perakaran berbagai tanaman, tetapi keefektifannya 5uga ditentukan oleh 5enis tanaman (kecocokan) dan asal ekosistem inokulan tersebut (tanah masam, salin, lahan bekas tambang, tanah terkontaminiasi logam berat, tandus dan kering, dan lain-lainnya)! (leh karena itu, penggunaan inokulan campuran merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan keberhasilan
B.

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306)

pupuk hayati! nokulan mikori#a yang berasal dari ekositem tersebut, 5ika digunakan kembali pada ekosismtem yang bersangkutan akan lebih adaptif!
%angkah selan5utnya adalah mengu5i kecocokan species I2A atau ektomikori#a dengan tanaman inangnya! 2ikori#a yang yang berasosiasi dengan baik dengan tanaman inang tersebut selan5utnya diperbanyak secara massal dan digunakan pada ekosistem tersebut! 2.2. Ta a$a I a * 'a S#ste$ Pe&a!a&a 9ecocokan mikori#a dengan tanaman inang berkaitan erat dengan sistem perakaran tanaman dan kondisi lingkungan yang merangsang tanaman untuk mengeluarkan eksudat untuk menstimulir pertumbuhan dan perkembangan I2A atau JA2 pada akar tanaman! &ecara umum, tanaman dengan sistem perakaran yang halus (banyak) kurang responsif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mikori#a! &ebaliknya tanaman dengan 5umlah akarnya relatif sedikit akarnya akan sangat resposif terhadap mikori#a! )anaman akan berupaya untuk beker5asama dengan mikori#a dalam memperluas #ona eksploitasi akar untuk mendapatkan nutrisi, air dan senyawa lainnya (&imarmata et al!, 7//B)! 9etergantungan pada mikori#a berkaitan erat dengan sistem dan karakteristik perakaran! (leh karena itu, pemanfatan mikori#a pada tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang relatif besar dengan 5umlah yang relatif sedikit akan sangat efektif, terutama pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kering, pH masam, nutrisi kurang tersedia)!
)abel .! Hubungan &istem dan 9arakteristik ,erakaran )anaman dengan 9etergantungan pada 2ikori#a (Brundett " 9endrick, .@<<G Brundrett, 7///) 9arakteristik Akar A. L(as Pe&$(!aa A!a& .! %uas permukaan sistem perakaran 7! &istem percabangan akar lateral >! 'rekuensi percabangan B! 6umlah dan pan5ang bulu-bulu akar B. A!t#4#tas A!a& .! %a5u pertumbuhan akar 7! ?espons terhadap kondisi tanah >! ?entang kehidupan akar B! &ifat struktur protektif =! $ksudat akar C. Pe$1e t(!a $#!"&#/a 9etergantungan ,ada 2ikori#a )inggi ?endah rendah besar rendah besar sedikit banyak 5arang rapat (banyak) &edikitDpendek BanyakDpan5ang rendahDlambat cepat lambat cepat lambat cepat lama pendek kuat lemah kurang OOO banyak OOO efisien inefisien atau terhambat

2.0. E!"s#ste$ Ta ah $kosistem tanah yang telah sakit (lahan kritis) memiliki berbagai kendala seperti tebal solum tipis, struktur tanah masif, ketersediaan air terbatas, terdapat berbagai senyawa toksis (kelarutan Al tinggi, asam-asam organik, logam berat),
B7

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) kandungan bahan organik rendah pH masam, ketersediaan hara rendah dan berbagai permasalahan lainnya! ?evitalisasi kualitas tanah akan berlangsung lebih cepat dengan memanfaatkan mikro#a sebagai bioremediator! Artinya, keefektifan mikori#a pada ekosistem marginal tersebut sangat baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi usaha tani dan produktivitas tanah dengan teknologi ramah lingkungan! Hasil ka5ian membuktikan bahwa tanpa inokulasi dengan mikrori#a, pertumbuhan tanaman revegetasi pada tanah marginal sangat rendah! 2.2. Pe *(5#a B#"3"*#s +B#"assa., +ntuk mengetahui dosis mikori#a dan kontribusinya pada tanaman (! "orrhizal %e)en%en" ) dalam suatu ekosistem dapat dilakukan dengan pengu5ian biologis! ,engu5ian biologis sangat penting untuk mengetahui apakah dalam tanah sudah terdapat mikori#a atau belum! 6ika dalam tanah sudah tersedia, inokulasi dapat ditiadakan, sebaliknya bila dalam tidak tersedia, inokulasi harus dilakukan! (leh karena itu, pengu5ian biologis bersifat lokal sehingga perlu dilakukan pada setiap ekosistem secara terencana ( # %esi+n) untuk mengetahui 5enis mikroi#a yang paling efektif! 2.6! Te! #! A%3#!as# &ebagaimana dikemukakan di atas bahwa keberhasilan pupuk hayati berkaitan erat dengan kemampuannya mengokupasi dan mengkolonisasi akar sedini mungkin! (leh karena itu, teknik dan waktu aplikasi inokulan sangat menentukan keefektifan mikori#a tersebut! Aplikasi pada persemaian selain mudah dan murah, 5uga efektif untuk mempercepat dominasi I2A atau $2 (ektomikori#a) pada perakaran tanaman! :alam hal ini perlu diperhatikan kehadiran akar pada saat spora mikori#a bercambah sangat menentukan! 6ika spora sudah berkecambah, tetapi akar tanaman belum tumbuh maka dapat menimbulkan kegagalan! &ecara umum, penggunaan I2A pada tanaman yang disemaikan lebih dahulu (tanaman kehutanan, perkebunan, buah-buahan dan beberapa tanaman sayuran) relatif murah dan efektif! &ebaliknya, tanaman yang ditanam langsung (umumnya tanaman pangan) dengan 5umlah populasi yang relatif besar (P 7/!/// tanamanDha), penggunaan I2A relatif mahal sehingga men5adi kendala dalam penerapannya secara komersial! 6ika populasi tanaman B/!/// tanamanDha dengan dosis yang diperlukan sekitar ./ 0 7/ gram inokulanDtanaman, maka diperlukan paling tidak sekitar B// 0 <// kg inokulanDha! (leh karena itu, perlu dikembangkan teknologi perlakuan benih (see% treat!ent), yaitu mencampurkan inokulan dengan benih sebelum ditanam sehingga 5umlah inokulan dapat dikurang secara signifikan atau hingga kebutuhan hanya sekitar .- 7 kgDha! +paya lain yang dapat dilakukan adalah menyebarkan tanah yang bermikori#a (sebagai inokulan) pada aeral pertanaman! +ntuk itu, perlu disediakan lahan dalam luasan tertentu untuk memperbanyak mikrori#a di lapangan!

B>

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) 2.7. Re!a.asa L# *!( *a T($1(h +paya untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan mikori#a pada perakaran tanaman dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan tumbuh yang baik bagi perakaran tanaman dan memperbaiki erasi tanah! 2ikori#a memperoleh energi (karbon beruapa fotosintat) dan nutrisi lainnya (makro maupun mikro) dari dalam tanah! (leh karena, pemberian bahan organik dan nutrisi pada awal inokulasi sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman maupun mikrori#a! 6ika kondisi lingkungan tumbuh yang kurang menguntungkan bagi tanaman seperti kekeringan ( ,ater stress) dan tanah berpadas, miskin hara dan lain-lainnya, maka akar tanaman bermikori#a akan mendorong dan merangsang perkembangan dan pertumbuhan mikori#a lebih lan5ut! 6. PROSPEK DAN TANTANGAN PEMANFAATAN MIKORIZA DALAM REVITALISASI KESEHATAN EKOSISTEM LAHAN KRITIS )ekanan pada ekosistem tanah di ndonesia akan terus meningkat se5alan la5u pembangunan dan pertambahan penduduk untuk menghasilkan berbagai produk pertanian dengan menitikberatkan pada penggunaan pupuk buatan dan berbagai bahan kimia secara intensif! Akibatnya degradasi kualitas tanah dan luas lahan kritis akan terus meningkat dan ter5adi gangguan pada ekosistem tanah! :i sisi lain, kesadaran akan produk ramah lingkungan terus berkembang (environ!entall $rien%l )ro%u"ts) dalam pasar global! +paya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan pertanian berbasis ekologi yang berkelan5utan ( sustaina#le a+ri"ulture)! 9unci utama dalam pertanian ramah lingkungan adalah penggunaaan bahan alami seperti pupuk organik dan pupuk hayati! ,emanfaatan pupuk hayati mikori#a untuk meningkatkan kualitas dan kesehatan ekosistem tersebut, 5uga sekaligus memberikan nilai ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat maupun sumber devisa! Hasil berbagai penelitian pada lahan mar5inal di ndonesia menun5ukkan bahwa aplikasi pupuk biologis seperti 6zoto#a"ter s)!, mikroba pelarut fosfat (8a"illus s), -seu%o!onas s), dan lain-lainnya), mikori#a vesikula arbuskula (.los!us s)&, %an .i+as)ora s)!) dapat meningkatkan produksi berbagai tanaman (5agung, kedelai, kacang tanah, tomat, padi dan tanaman lainnya) dan ketersediaan hara bagi tanaman antara 7/ hingga .//1 (&imarmata dan Herdiani, 7//B)! Aplikasi inokulan campuran (gabungan beberapa mikroba) menguntungkan ternyata dapat meningkatkan hasil berbagai tanaman dengan signifikan (&imarmata, 7//B)! ,enelitian Ba et al (.@@@) pada tanah kahat hara menun5ukkan bahwa inokulasi ektomikori#a pada bibit tanaman 6$zelia a$ri"ana dapat meningkatkan pertumbuhan bibit dan serapan hara oleh tanaman hutan tersebut! )ernyata tanaman yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah yang bermikori#a! Hasil berbagai penelitian 5uga membuktikan bahwa tanaman yang bermikori#a terbukti mampu bertahan pada kondisi stres air yang hebat! 2orte et
BB

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) al (7///) menun5ukkan bahwa tanaman 9elianthenu! al!eriens yang diinokulasi dengan 2er$esia "laver i mampu berkembang menyamai tanaman pada kadar air normal yang ditandai berat kering tanaman, net fotosintesis, serta serapan hara ;,9! ,enelitian lain menun5ukkan bahwa tanaman narra ( -tero"ar)us in%i"us) (Iastillo dan Iru#, .@@8) dan pepaya (Iru# et al, 7///) bermikori#a memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap kekeringan dibandingkan tanaman tanpa mikori#a yang ditandai dengan kandungan air dalam 5aringan dan transpirasi yang lebih besar, meningkatnya tekanan osmotik, terhindar dari plasmolisis, meningkatnya kandungan pati dan kandungan )roline (total dan daun) yang lebih rendah selama stress air! Hasil berbagai penelitian 5uga menun5ukkan bahwa tanaman bermikori#a pada tanah salin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik! I2A seperti .lo!us s)) mampu hidup dan berkembang di bawah kondisi salinitas yang tinggi dan mampu meningkatkan hasil (%o#ano et al, 7///)! )anaman tomat yang diinokulasi dengan mikori#a memili pertumbuhan lebih baik dibanding dengan tanpa mikori#a dan konsentrasi , dan 9 rata-rata lebih tinggi sedangkan konsentrasi ;a rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan tanaman tanpa mikori#a (Al-9ariki, 7///)! Hasil penelitian %o#ano et al (7///) menun5ukkan bahwa .lo!us %eserti"ola lebih efektif dari .lo!us s)& Hasil berbagai ka5ian 5uga menun5ukkan bahwa mikori#a mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap logam beracun dengan melalui akumulasi logam-logam dalam hifa ekstramatrik dan :e'trah )hae sli!eL sehingga mengurangi serapannya ke dalam tanaman inang! ,emanfaatan cendawan mikori#a dalam bioremediasi tanah tercemar, disamping dengan akumulasi bahan tersebut dalam hifa, 5uga dapat melalui mekanisme pengkomplekan logam tersebut oleh sekresi hifa ekternal (&ubiksa, 7//7)! (leh karena itu pemanfaatan mikori#a pada ekosistem yang tercemar logam berat, terutama di areal pertambangan (tailing dan sekitarnya) sangat potensial! ,engalaman menun5ukkan bahwa kontaminasi tanah dengan logam berat sering menyebabkan kematian bibit dan kegagalan program revegetasi! 9a5ian Aggangan et al& (.@@C) pada tegakan 1u"al )tus menun5ukkan bahwa ;i lebih berbahaya dari pada Ir! He5ala keracunan ;i tampak pada konsentrasi </ QmolD% pada tanah yang tidak dinokulasi dengan mikori#a sedangkan pada tanah yang diinokulasi dengan -isolithus s)!, ge5ala keracunan ter5adi pada konsentrasi .8/ QmolD%! solat -isolithus yang diambil dari residu pertambangan ;i 5auh lebih tahan terhadap kadar ;i yang tinggi dibandingkan dengan -isolithus yang diambil dari tegakan eucaliptus yang tidak tercemar logam berat! ,emanfaatan mikori#a dalam bioremediasi lahan basah yang tercemar oleh limbah industri (polutan organik, sedimen pH tinggi atau rendah pada 5alur aliran maupun kolam pengendapan) tanaman semi akuatik seperti -hra+!ites australis 5uga memberikan hasil yang menggembirakan! (liveira et al& (7//.) menun5ukkan bahwa -& australis dapat berasosiasi dengan cendawan mikori#a melalui pengeringan secara gradual dalam 5angka waktu yang pendek! Hal ini dapat
B=

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) di5adikan strategi pengelolaan lahan terpolusi ( )h tosta#ilisation) dengan meningkatkan la5u perkembangan spesies mikotropik! 9a5ian 6oner dan %eyval (7//.), menun5ukkan bahwa perlakuan mikori#a pada tanah yang tercemar oleh )ol si(li( aro!ati" h %ro"ar#on (,AH) dari limbah industri berpengaruh terhadap pertumbuhan "lover, tapi tidak terhadap pertumbuhan re +rass! :engan mikori#a la5u penurunan hasil clover karena ,AH dapat ditekan! )anaman yang tumbuh pada limbah pertambangan batubara yang diteliti ?ani et al (.@@.) menun5ukkan bahwa dari .< spesies tanaman setempat yang diteliti, .7 diantaranya bermikori#a! ,ada tanaman yang berkembang dengan baik di lahan limbah batubara tersebut, ditemukan adanya :oil %ro)lets: dalam vesikel akar mikori#a! Hal ini menun5ukkan bahwa ada mekanisme filtrasi, sehingga bahan beracun tersebut tidak sampai diserap oleh tanaman! Hasil penelitian di atas menun5ukkan bahwa pemanfaatan mikori#a merupakan alternatif yang ramah lingkungan untuk memperbaiki kualitas ekosistem tanah yang rusak atau tercemar! 9endala utama yang dihadapi saat ini berkaitan erat dengan ketersediaan inokulan (kualitas dan kuantitas) dan terbatasnya sumber daya manusia yang menguasai teknologi mikori#a! Hingga saat ini waktu yang diperlukan untuk perbanyakan inokulan I2A (obligat simbion) masih relatif lama dan viabilitas inokulan tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan (suhu dan kelembaban)! &elain itu, standarisasi kulitas inokulan I2A masih perlu dikembangkan dan dibakukan! :i lain pihak, sosialisasi (diseminasi) mikori#a hingga ke tingkat petani masih sangat kurang! (leh karena itu, perlu dikembangkan teknologi lebih lan5ut untuk memperoleh inokulan dengan mudah dan mempunyai baku mutu yang baik! 7. KESIMPULAN .! 9ualitas " kesehatan ekosistem tanah di ndonesia menurun secara drastis (lahan kritis terus meningkat) se5alan peningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, kegiatan industri kehutanan dan pertambangan 7! ?evitalisasi keberlan5utan ekosistem tanah kritis dan tercemar dengan pengembangan pertanian berbasis ekologis (% &A, %$ &A, ,ertanian $kologis )erpadu dan ,ertanian (rganik) merupakan solusi ramah lingkungan >! ,upuk Hayati 2ikori#a (endomikori#a dan ekto mikori#a) merupakan andalan utama dalam revitalisasi kesehatan ekoisistem tanah untuk meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman pada tanah-tanah mar5inal di ndonesia B! ,enelitian dan pengembangan, khususnya dalam teknologi inokulan mikori#a perlu diintensifkan untuk menghasilkan inokulan efektif dalam waktu yang singkat dengan harga yang murah!

B8

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) 8. DAFTAR PUSTAKA Aggangan, ;!&! B!:ell and ;! 2ala5c#uk, .@@<! $ffects of chromium and nickel on growth of the ectomycorri#al fungus -isolithus and formation of ectomycorri#as on $ucalyptus urophylla &!)! Blake! Heoderma <B 4 .=-7C! Al-9araki H, B! 2c2ichael and 6! Aak! 7//B! 'ield response of wheat to arbuscular mycorrhi#al fungi and drought stress! 2-I(??H AA .B (B)4 78>-78@! http4DDmycorrhi#a!ag!utk!eduDH7(Dalkaraki37//B3mycorrhi#a!pdf Al-9ariki, H!;!, 7///! Hrowth of mycorrhi#al tomato and mineral ac*uisition under salt stress! 2ycorrhi#a 6! ./D7 4 =.-=B! Alloway, B!6! .@@=! Heavy 2etal in &oils! 7nd $d! Blackie Academic " ,rofessional! %ondon Arora, :!9! .@<<! 'ungal biotechnology in agricultural, food, and environmental applications! Iulinary and Hospitality ndustry ,ublications &ervices AugR ?2! 7//B! Arbuscular mycorrhi#ae and soilDplant water relations! Ianadian 6ournal of &oil &cience <B4 >C>-><. (http4DDplantsciences!utk!eduDpdfDauge3c5ss37//B!pdf) A#con, ?! and '! $l-Atrash, .@@C! nfluence of arbuscular mycorrhi#ae and phosphorus fertili#ation on growth, nodulation an ; 7 fixation (.=;) in 2edicago sativa at four salinity level! Biol! 'ertil! &oils 7B 4 <.-<8! Ba, A!2!, 9!B! &anon , ?! :oponnois, and 6! :exheimer, 7///! Hrowth response of 6$selia a$ri"ana S!& seedlings to ectomycorrhi#al inoculation in a nutrient-deficient soil! 2ycorrhi#a 6! @D7 4 @.-@=! Brundrett 2!, ; Bougher, B :ell, ) Hrove and ; 2ala5e#uk, .@@8! Norking with mycorrhi#es in forestry and agriculture! 2onograph! AI A?! >7 4 >CB! Brundrett! 2! .@@@ ntroduction to mycorrhi#as ! I& ?( 'orestry and 'orest ,roducts htt%)99:::.--%.;s#&".a(9&esea&;h9$.;"&&h#/a9# t&".ht$3 (:iakses April 7//=) Brundrett! 2! .@@@! Arbuscular mycorrhi#as ! I& ?( 'orestry and 'orest ,roducts! http4DDwww!ffp!csiro!auDarbus!html Brundrett! 2! .@@@! $ctomycorrhi#as! I& ?( 'orestry and 'orest ,roducts! )ersedia pada htt%)99:::.--%.;s#&".a(9&esea&;h9$.;"&&h#/a9e;$.ht$3 (:ikases April 7//=) Brundrett! 2! .@@@! ?oles of mycorrhi#as! ! I& ?( 'orestry and 'orest ,roducts! )ersedia pada htt%)99:::.--%.;s#&".a(9&esea&;h9$.;"&&h#/a9&"3es.ht$3 (:ikases April 7//=) Iastillo, $!)! and ?!$! :ela Iru#, .@@=! 2echanism of drought resistance in -tero"ar)us in%i"us enhanced by inoculation with JA mycorri#a and ?hi#obium! Biotrop &pec! ,ubl!;o=8 4 .>.-.>C! Biology and Biotechnology of 2ycorrhi#ae!
BC

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) Iru#, A!'!, )! shii, and 9! 9adoya!, 7///! $ffect of arbuscular mycorrhi#al fungi on tree growth, leaf water potential, and levels of .-aminocyclopropane-.carboxylic acid and ethylene in the roots of papaya under water stress conditions! 2ycorrhi#a 6! ./D> 4 .7.-.7>! Hoicoechea ;, 2erino &, and 2! &anche#-:ia#! 7//=! Arbuscular mycorrhi#al fungi can contribute to maintain antioxidant and carbon metabolism in nodules of Anthyllis cytisoides %! sub5ected to drought! 6(+?;A% (' ,%A;) ,H-& (%(H.87 (.)4 7C->=! http4DDmycorrhi#a!ag!utk!eduDH7(DvagoicC!htm Hildebrant +, 9 6anetta and H Bothe! 7//7! )owards growth of arbuscular mycorrhi#al fungi independent of a plant host! Appl! $nvironm! 2icrobiol! 8<4.@.@-.@7B ngham $?! (7//.)! )he food web and soil health! &oil Biology ,rimer SonlineT! www!statlab!iastate!eduDsurveyD&U Dsoil3biology3primer!htm 6oner, $!6! and I! %eyval, 7//.! nfluence of arbuscular mycorrhi#a on clover and ryegrass grown together in a soil spiked with polycyclic aromatic hydrocarbons! 2ycorrhi#a 6! ./DB 4 .==-.=@! 9im, 9!-!, :! 6ordan, and 2c:onald, .@@<! $ffect of phosphate-solubili#ing bacteria and vesicular-arbuscular mycorrhi#ae on tomato growth and soil microbial activity! Biol! 'ertil! &oils 78 4 C@-<C! %inderman ?H! .@@8! ?ole of JA2 fungi in biocontrol! ,p! .-7=! n 2ycorrhi#ae and ,lant Health (,fleger $% and ?H! %inderman, $ds)! A,& ,ress! &t ,aul, 2inesota! %o#ano, 62?!, and ?! A#con, 7///! &ymbiotic efficiency and effectivity of an autochthonous arbuscular mycorrhi#al .lo!us s)& from saline soils and Hlomus deserticola under salinity! 2ycorrhi#a ./D> 4 .>C-.B>! 2arx, :!H! 7//B! 2ycorrhi#ae4 Benetits and paractical application in forest tree nurseries! +&A:A 'orest &ervise! )ersedia pada :::.-"&est%ests."&*9 (&se&.9# 'e<.ht$3 (:ikases April 7//=) 2orte, A!, I!%ovisolo and A! &chubert, 7///! $ffect of drought stress on growth and water relations of the mycorrhi#al association 9elianthe!u! al!eriense ; 2ervesia "laver i& 2ycorrhi#a 6! ./D> 4 ..=-..@! 2unyan#i#a, $!, H!9! 9ehri, and :!6! Bagyara5, .@@C! Agricultural intensification, soil biodeversity and agro-ecosystem function in the tropics 4 the role of mycorrhi#a in crops and trees! Applied &oil $cology 8 4 CC-<=! (liveira, ?!&!, 6I! :odd and ,2%! Iastro, 7//.! )he mycorrhi#al status o$ -ra+!ites australis in several polluted soils and sediments of an industrialised region of ;orthern ,ortugal! 2ycorrhi#a 6! ./D= 4 7B.-7BC! ,ankhurst, I!$!, B!2! :oube and J!J!&!?! Hupta! .@@C! Biological ndicators for soil health4 &ynthesis! ,! B.@-B>8! n ,ankhurst, I!$!, B!2! :oube and J!J!&!?! Hupta ($ds)! Biological ndicators for soil health! Iab
B<

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) nternational! Nallingford! (xon (M./":$, +9 0 ;ew -ork, ;- .//.8 +&A ?ani, :!B!?!, &! ?agupathy and A! 2ahadevan, .@@.! ncidence of vesicular arbuscular mycorrhi#ae (JA2) in coal waste! Biotrop &pecial ,ubl! B7 4 CC-<. in &oerianegara and &upriyanto ($ds) ,roceedings of &econd Asean Ionference on 2ycorrhi#a! ?ohyadi, A!, '!A! &mith, ?!&! 2urray and &!$! &mith! 7//B! $ffects of pH on mycorrhi#al coloni#ation and nutrient uptake in cowpea under conditions that minimi#e confounding effects of elevated available aluminium! ,lant and &oil 78/4 7<>-7@/ &etiadi -! 7//B! Arbuscular mycorrhi#al inoculum production! :alam ,rosiding4 )eknologi ,roduksi dan ,emanfaatan nokulan $ndo-$ktomikori#a untuk ,ertanian, ,erkebunan dan 9ehutanan (&imarmata ), Arief :H, &urmani -, Hindersah ?, A#irin A dan A2 9alay, $ds)! Asosiasi 2ikori#a ndonesia-6awa Barat! &B; @C@-@<7==-/-B &harma, ?!A!, )otawat, 9!%! , 2aloo &!? and %!%! &omani! 7//B! Biofertili#er technology! +daipur, Agrotech ,ublishing Academy! &B; <.-<=8</-@/8! &imarmata ) dan $ Herdiani! 7//B! $fek pemberian inokulan I2A dan pupuk kandang terhadap , tersedia, retensi , dalam tanah dan hasil tanaman bawang merah (6lliu! as"aloni"u! %&)! :alam ,rosiding4 )eknologi ,roduksi dan ,emanfaatan nokulan $ndo-$ktomikori#a untuk ,ertanian, ,erkebunan dan 9ehutanan (&imarmata ), Arief :H, &urmani -, Hindersah ?, A#irin A dan A2 9alay, $ds)! Asosiasi 2ikori#a ndonesia6awa Barat! &B; @C@-@<7==-/-B &imarmata ) dan ; :anapriatna! .@@8! 9eragaan serapan ; dan ,, serta hasil tomat (< "o)ersi"on es"ulentu! 2ill!) pada lahan-lahan marginal (Humic Hapludults) yang diinokulasi bakteri penambat ; non simbiotik (6zoto#a"ter s)), 2JA (.lo!us $as"i"ulatu!) dan diberi pupuk ; di 6atinangor! 6urnal Agrikultura Jol! /., C4 .7 0 .< &imarmata, )! 7//B! Bioremediasi %ahan )erdegradasi dan )ercemar! 2akalah ,ada &eminar Bioremediasi %ahan-%ahan )ercemar )anggal .@ 2aret 7//B di 6urusan lmu )anah 'akultas ,ertanian +npad &imarmata, )! 7//B! ,emanfaatan pupuk hayati I2A dan pupuk organik dikombinasikan dengan biostimulan untuk meningkatkan kolonisasi mikori#a, serapan hara , dan hasil tanaman kedelai ( .l "ine !a' %! 2err) ,ada +%tisols di 6atinangor ! 6urnal Agroland (in press) &imarmata, )! 7//B! ,otensi pemanfaatan A#otobacter sp dan cendawan mikrori#a arbuskular dalam meningkatkan produktivitas tomat pada system hidroponik! 6urnal Agrik! .=4.4 ><-B7 &imarmata, )! -uyun &umarni dan :!H! Arief! 7//7! (ptimaliasi rancang bangun teknologi pada pertanian organic dan pertanian ekologis terpadu
B@

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306) (integrated ecological farming system)! ,rosiding &eminar 2ikori#a ,ada )anggal 7> April 7//.! A2 -6abar &imarmata, )!, Hindersah, ?!, &etiawati, 2!, 'itriani, B, &uriatmana, ,!, &urmarni, - dan :! Hudaya Arief! 7//=! &trategi pemanfaatan pupuk hayati I2A dalam revitalisasi ekosistem lahan mar5inal dan tercemar! ,rosiding Norkshop 2ikori#a! Ami- 6abar (in press) &ingh, &!, and 9!9! 9apoor, .@@@! noculation with phosphate-solubili#ing microorganisms and a vesicular-arbuscular mycorrhi#al fungus improves dry matter yield and nutrient uptake by wheat grown in a sandy soil! Biol! 'ertil! &oils 7< 4 .>@-.BB! &olaiman, 2!A!, and H! Hirata, .@@=! $ffect of indigenous arbuscular mycorrhi#al fungi in paddy fields on rice growth and ;,9 nutrition under different water regimes! &oil &ci! ,lant ;utr!, B. (>) 4 =/=-=.B! &ubiksa! H2! 7//7! ,emanfaatan mikori#a untuk penanggulangan lahan kritis! ,rogram ,asca &ar5ana nstitut ,ertanian Bogor &ubra ?ao, ;&! .@<7! Biofertili#ers in agriculture! (xford " BH ,ublishing Io! ;ew :elhi! Bombay! Ialcuta )ur5aman, 2!, ?!&!B! rianto, $! Nidyaawti, !?! &itepu dan $! &antoso! 7//7! ,rospek penggunaan cendawan ektomikori#a dalam rangka produksi bibit tanaman hutan untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis! ,rosiding &eminar 2ikori#a ,ada )anggal 7> April 7//.! A2 -6abar Nright, &!'! and A! +padhyaya, .@@<! A survey of soils for aggregate stability and glomalin, a glycoprotein produced by hyphae of arbuscular mycorrhi#al fungi! ,lant and &oil .@< 4 @C - ./C! Aaini, A!, )! &udarto, 6! )riastoro, $! &u5itno dan Hermanto, .@@8! +sahatani lahan kering 4 ,enelitian dan ,engembangan! ,royek ,enelitian +sahatani lahan 9ering! ,usat ,enelitian )anah dan Agroklimat, Badan %itbang ,ertanian!

=/

33333333333333 &&; /<=> - />/7

VISI (2007) 15 (3) 289 306)

=.

33333333333333 &&; /<=> - />/7

You might also like