You are on page 1of 8

Cara Kerja Relay DC

Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar (terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open) a. Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak saat relay tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka. b. Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak saat relay aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup. Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC.

Rangkaian Relay adalah rangkaian elektronika yang dapat kita gunakan untuk mengendalikan sesuatu dari jarak jauh. Relay sendiri merupakan saklar magnetis yang paling sering digunakan pada setiap rangkaian elektronika. Dalam dunia elektronika, relay sangat berperan penting dalam suatu rangkaian karena dapat mengontrol rangkaian beban arus tinggi dengan arus yang rendah. Dengan menggunakan rangkaian relay, kita juga tidak perlu capek untuk mengontrol ataupun mengoperasikan suatu perangkat karena dapat kita lakukan dari jarak jauh sehingga nantinya dapat mempermudah dan memperlancar pekerjaan. Biasanya, rangkaian relay terdapat pada televisi, transmitter, sound system, rangkaian bel, lampu taman otomatis, pengendali peralatan listrik dan perangkat elektronika lainnya. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas sebuah rangkaian relay dengan menggunakan beberapa komponen elektronika. Sebelum membuat rangkaian menggunakan relay, kita harus mengumpulkan beberapa komponen yang nantinya akan dipergunakan, diantaranya : Relay Baterai Saklar Lampu Berikut ini gambar skema yang akan digunakan 5 9 Volt Volt Toggle

Cara kerja rangkaian relay diatas nantinya terdiri dari satu kontak Normally Open (NO) dan satu kontak Normally Close (NC) juga tidak ketinggalan kontak diam yang dihubungkan dengan pluger. Yang dimaksud dengan NO disini

adalah dalam keadaan tidak aktif terbuka, sedangkan yang dimaksud dengan NC adalah dalam keadaan tidak aktif tertutup. Pada gambar di atas juga dapat kita lihat, rangkaian beban nantinya akan dihubungkan dengan kontak diam dan kontak NO. Selanjutnya, Saklar Toggle SW5 pada kondisi awal dalam keadaan terbuka. Ini dimaksudkan agar arus dari baterai 9 volt tidak mengalir dan relay tidak aktif sehingga rangkaian beban juga ikut tidak aktif. Ketika saklar SW5 kita tutup maka relay secara otomatis akan aktif, posisi kontak NO akan tertutup dan rangkaian beban akan aktif, lampu yang kita hubungkan juga akan menyala dan seterusnya. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian relay, semoga apa yang kami bahas kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Baca juga artikel elektronika lainnya, seperti Rangkaian Op Amp dan Rangkaian Timer.

Fungsi dan Jenis-jenis Relay


POSTED BY MOH DURO ON 31 AUGUST, 2012

Fungsi dan Jenis-jenis Relay dalam bidang Elektronika | Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan logika switching. Relay yang digunakan sebelum tahun 70an, merupakan otak dari rangkaian pengendali. Setelah tahun 70-an digantikan posisi posisinya oleh PLC Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut :

o o

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi fungsi berikut :

o o o o

Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan Contoh : starting relay pada mesin mobil Pengatur logika kontrol suatu sistem

Gambar Relay yang banyak di pasaran

Prinsip Kerja Relay

Skema relay elektromekanik

Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar diatas, coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis :

o o

Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open) Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close) Secara prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup. Jenis jenis Relay Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya.

o o

Pole : banyaknya contact yang dimiliki oleh relay Throw : banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw : DPST (Double Pole Single Throw) SPST (Single Pole Single Throw) SPDT (Single Pole Double Throw) DPDT (Double Pole Double Throw) 3PDT (Three Pole Double Throw) 4PDT (Four Pole Double Throw) Jenis Relay : Timing relay adalah jenis relay yang khusus. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : jka coil dari timing relay ON, maka beberapa detik kemudian, baru contact relay akan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC contact).

o o o o o o

Latching relay ialah jenis relay digunakan untuk latching atau mempertahankan kondisi aktif input

sekalipun

input sebenarnya sudah mati. Cara kerjanya ialah sebagai berikut : jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan kecuali unlatch coil diaktifkan. Simbol dari latching relay Rangkaian dan Simbol Relay

Relay jenis Single Pole Double Throw (SPDT

Relay dengan contact lebih dari satu

Cara Kerja Relay


RELAY (cara kerja Relay,Fungsi nya, dan Cara Memasang nya)

Sebenarnya banyak sekali ragam relay yang digunakan tergantung dari kebutuhan kita, mulai dari yang berjenis umum hingga yang khusus. Relay pada kendaraan digunakan untuk lampu utama, klakson (tidak semua mobil), FuelPump, ECU, Starter, Wiper (tidak semua mobil), sistem AC, fan radiator, lampu kabut, sistem alarm, sistem central lock, sistem Power Window, dan pada mobil Eropa banyak ditemukan relay yang di desain khusus, misalnya relay tersebut berfungsi juga sebagai timer, unloader dan lain-lain. Umumnya pada body relay, disertakan skema relay tersebut berikut nomor kaki nya. Juga pada bagian bawah, di masing-masing kaki terminal disertakan nomor kaki sebagai referensi terhadap skema relay pada body tadi. Besar-kecilnya ukuran fisik suatu relay, biasanya berhubungan juga dengan kapasitas arus yang dapat ditangani oleh Contactpoint relay. Jika arus yang disalurkan melebihi kapasitas kemampuan relay, maka contact point akan panas dan cepat aus. Jika contact point aus, maka kualitas konduktor / menyalurkan arus listrik menjadi terganggu. Pada kenyataannya, biasanya kita menemukan lampu akan menjadi redup, atau klakson menjadi tidak lantang lagi atau bahkan mati.

Cara Kerja Relay DC


Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar (terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open) 1. 2. Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka. Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup.

Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC. Fungsi dan cara memasang Rellay Relay sebagai salah satu onderdil elekronik, sering dipakai dalam kontrol switching beberapa alat, misalnya untuk pemakaian lampu kabut atau klakson tambahan yang memakai daya cukup besar. Bagaimana design dan penggunaan relay ini, mari kita lihat lebih

dalamRelay itu sendiri terdiri dari coil dan dan beberapa kaki elektroda yang menjadi obyek kontrol jalannya arus listrik. Diujing coil ada plat konduktor yang berfungsi untuk mengatur jalur arus listrik terhadap keperluan kontrol tsb. Plat konduktor ini bekerja sebagai switching tadi karena ada nya efek elektromagnet yang terjadi pada coil karena adanya tegangan kontrolyang bekerja pada coil. Pada sistem mobil, salah satu contoh rangkaian relay ini bisa kita lihat spt di bawah, <img src=http://kampq.hypermart.net/indoto/relaylampubig.jpg alt=Contoh rangkaian relay untuk lampu width=250 height=156> Dalam hal ini relay memakai 4 elektroda yaitu untuk elektroda lampu (L), lalu elektroda dari accu ( , elektroda untuk switch (S), dan elektroda untuk body earth. Swith biasanya diletakkan dalam ruangan kemudi, sedangkan elemen yang lain diletakkan di luar ruang kemudi. Ketika switch mengalami kontak, maka arus dari accu akan tersalurkan ke rangkaian lampu dan lampu mulai menyala. Tujuan pemakaian relay pada sistem beban yang berat, lampu yang terang atau klakson yang kuat, adalah untuk menghindari terjadinya voltage drop. Secara elektronik, bisa saja lampu atau klakson tsb dihubungkan langsung dengan switch yang ada di dalam ruang kemudi, namun apabila itu dilakukan, maka rangkain akan menjadi cukup panjang, dan hal ini untuk arus yang cukup besar akan terjadi voltage drop karena terbatasnya power dalam accu. Dengan meletakkan relay di dekat obyek dan accu, atau memperpendek jalur listrik yang berarus besar tsb, maka bisa dihindari voltage drop yang tidak diinginkan. Rangkaian di bawah adalah contoh lain untuk relay yang digunakan, relay di sini memiliki 4 kaki elektroda yang dihubungkan dengan kabel. # <img src=http://kampq.hypermart.net/indoto/relay2lampubig.jpg alt=Contoh rangkaian relay untuk lampu width=326 height=222> Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (I set). Prinsip Kerja Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting. Macam-macam karakteristik relay arus lebih : a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay) b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay) c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)

Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay) Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay). Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain. Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay) Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar dibawah ini.

Gambar 2. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay). Relay arus lebih waktu terbalik Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbedabeda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok : Standar invers Very inverse Extreemely inverse

Gambar 3. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay). Pengaman Pada Relay Arus Lebih Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain: Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula Relay fasa. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).

Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut: Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi. Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau bahkan tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)

Gambar 4. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR.

You might also like