You are on page 1of 12

TROBOSAN ADVERTISING

Kinerja DPP-PPMI 2013-2014


Edisi 360, 21 Maret 2014

Sadarlah!
TROBOSAN - edisi 360 - Maret 2014 Tak terasa kegiatan perkuliahan sudah dimulai lagi meski sempat terjadi tiga kali pengunduran, namun hal tersebut tidak menghambat ketamakan kita untuk terus bersemangat dalam menuntut ilmu. Tak terasa pula, buletin yang sedang kita baca saat ini adalah edisi kedua yang diterbitkan oleh karya-karya tangan kru baru TROBOSAN. Hampir setahun genap mereka telah menggantikan posisi kakak-kakak senior TROBOSAN sebagai penerus tongkat estafet perjuangan dalam dunia kejurnalistikan Masisir. Tentunya mereka butuh banyak bimbingan dan arahan dari kakak-kakak senior TROBOSAN maupun pembaca untuk menjadi generasi yang dinamis. Maraknya media informasi di dunia membuat pengetahuan dapat kita dapat dengan mudah. Sayangnya, kebanyakan dari mereka mempunyai berbagai kepentingan golongan, menyebarluaskan informasi yang tidak selaras dengan faktanya, menyudutkan pandangan media satu sama lain. Mereka itulah yang sering acapkali memperburuk citra media informasi. Muncullah sebuah pertanyaan dalam pikiran kita. Apa pentingnya informasi? Memang kita akui bahwa informasi hanyalah sebuah bentuk tulisan dan ungkapan. Namun, sejatinya informasi dapat membuat seseorang yang tadinya loyo menjadi fresh, yang tadinya malas menjadi semangat atau sebaliknya. Itu tak lain karena sebuah informasi. Pepatah mengatakan Barang siapa yang menguasai informasi, maka ia menguasai dunia. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut, butuh integritas yang kokoh, mempertahankan informasi yang ia punya dengan membawa bukti-bukti valid. Tidak memihak sana sini. Jusrtu, di zaman era modern ini berlawanan jauh dengan faktanya, tidak sedikit media-media yang mempertahankan ediologinya dengan berkutat pada gagasan yang searah dengannya, tanpa melirik kepada media lainnya. Berangkat dari itu semua TROBOSAN di edisinya yang ke-360 menyajikan laporan utama mengenai evaluasi kinerja DPP-PPMI 2013-2014 selama setengah tahun. Juga kami bahas persoalan Jawa Cup X yang dituan rumahi KSW, dari proses sejak awal terselenggaranya pertandingan hingga ujung akhir. Selain itu, kami mencoba menelisik anggaran keuangannya. Di edisi kali ini juga, kami dapat melampirkan hasil wawancara dengan ketua baru WIHDAH periode 2014-2015. Kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami nantikan. Karena dengan kritik dan saran andalah kami akan bangkit dan berdiri untuk mendongkrak semangat penulis dan khususnya para kru TROBOSAN. Terima kasih kami ucapkan dari lubuk hati kami yang paling dalam, atas saran dan kritik yang telah anda sampaikan pada kami selama ini. Selamat membaca! []

Sekapur Sirih, Harapan Untuk Bangkit Lagi, Halaman 2 Sikap, Antara Teori dan Praktek Halaman 3 Laporan Utama, Evaluasi 6 Bulan DPP-PPMI 2013-2014 Halaman 4,5 Komentar Peristiwa, Jawa Cup X: Walisongo FC Sabet Gelar Juara Halaman 6 Wawancara, Ikrima: Kalau tidak ada BPA, tidak ada yang mengawasi kita! Halaman 7 Seputar Kita, IJMA Mesir Adakan Dialog Kejurnalistikan & PII PWK Mesir Gelar Seminar Kebangsaan Halaman 8 Sastra, Dari Tepi Kairo Halaman 9 Sketsa, Mencari Tahu Halaman 10 Opini, Akal dan Kebebasan Berfikir Halaman 11 Kinerja

Terbit perdana pada 21 Oktober 1990. Pendiri: Syarifuddin Abdullah, Tabrani Sabirin. Pemimpin Umum: Heni Septining W Pemimpin Redaksi: Supriatna. Pemimpin Perusahaan: Ainun Mardiyah. Dewan Redaksi: Tsabit Qodami, M. Hadi Bakri. Reportase: Abdul Latif Harahap, Ahmad Ramdani, Fachry Ganiardi, Rijal W. Rizkillah, Thaiburrizqi Ananda Hafifuddin, Zammil Hidayat, Ahmad Bayhaqi, Ikmal Al Hudawi, Aulia Khairunnisa, Iis Isti`anah, Difla Nabila, Maimunah Hamid, Ukhti Muthmainnah Hamid,. Editor: Fahmi Hasan Nugroho. Lay Outer: Abdul Malik Pembantu Umum: Keluarga TROBOSAN. Alamat Redaksi: Indonesian Hostel-302 Floor 04, 08 el-Wahran St. Rabea el-Adawea, Nasr City Cairo-Egypt. Telepon: 22609228, E-mail: terobosanmasisir@yahoo.com. Facebook : Terobosan Masisir. Untuk pemasangan iklan, pengaduan atau berlangganan silakan menghubungi nomor telepon : 01158270269 (Heni), 01122217176 (Fahmi), 01110578138 (Ainun)

TROBOSAN - edisi 360 Maret 2014

Antara Teori dan Praktek


l-Azhar yang sudah berdiri sejak be- diatur segala macam urusan tentang broker rabad-abad dan telah me- dan birokrasi mahasiswa baru? Memang nyumbangkan warisan ilmu aga- ada, namun mengenai hal itu maka kita manya. Dengan bekiblat pada ajaakan kembali ke permasalahan akut ran para ulama empat madzab lainnya, yaitu sebesar apa kekuatan undang Hanafi, Maliki, SyafiI dan Hanbali. Segala -undang BPA terhadap kasus semacam ini? permasalahan kontemporer dibahas dan Selain tentang penarikan dana yang dipelajari. Para dosen pun mengajarkan melebihi batas, ketidakjelasan rincian dana ilmu mereka bukan hanya untuk didengaryang digunakan oleh broker pun selalu terkan dan dihapalkan saja, melainkan untuk jadi setiap tahunnya. Jika memang para diamalkan dalam kehidupan sehari hari dengan sebaikbaiknya. Apalah guna ilmu tanpa sebuah pengamalan? Yang ada hanyalah sebuah kesia-siaan dalam tenaga dan waktu yang terbuang tanpa adanya sebuah hasil yang bermanfaat bagi yang lainnya. Kehidupan mengajarkan banyak hal tentang bagaimana kita harus bermuamalah dan bertransaksi dalam urusan perdagangan. Rasul pun mengajarkan pada umatnya bagaimana cara berdagang yang baik dan benar agar terhindar dari sistem yang diharamkam oleh Allah Swt. Maraknya bisnis di kaDoc. Google.com langan Masisir menjadikan bentuk transaksi yang biasa dilakukan oleh sesama Masisir pun beragam, mulai dari hanya sebatas jual relawan broker ini adalah para mahasiswa beli, penyewaan, peminjaman, jasa, hingga al-Azhar yang notabenenya paham agama, juga penipuan. semestinya mereka bisa lebih tahu dan Broker, siapa yang tak kenal nama penmengerti tentang sistem jual beli yang sah yalur jasa mahasiswa baru di Mesir ini? menurut hukum Islam. Kita pun mengetahui Nama ini sudah tidak asing di telinga karena bahwa sebenarnya aturan transaksi dalam tanpa bantuan mereka terkadang para Islam sangatlah mudah, yaitu saling jujur camaba kebingungan untuk mencari pihak dan terbuka. Jujur mengenai barang dan yang bisa menerbangkan mereka dari Indojasa yang dijual, dan terbuka mengenai kenesia ke negeri ini. Namun pihak-pihak untungan dari kedua belah pihak. yang menjadi tumpuan harapan para mahaSeharusnya, masuknya orang-orang siswa baru ini ternyata tidak jarang menyang paham agama ke dalam dunia bisnis usuk dari belakang. (jika kita sebut hal ini adalah bisnis) diBerbagai masalah muncul dari mereka. harapkan bisa membersihkan praktek Penarikan biaya yang besar, tidak adanya bisnis yang tak pernah luput dari intrik dan rincian pengeluaran, dan bahkan banyak tipu daya dan menerapkan ajaran Islam ke camaba yang terlantar karena kurangnya dalam transaksi bisnis yang dilakukan. Nakoordinasi dari broker tersebut menjadi mun yang terjadi adalah sebaliknya, saat masalah yang selalu menyelimuti broker. orang yang paham agama itu masuk ke Yang menjadi pertanyaan kali ini, kenadunia bisnis, ia justru tenggelam ke dalam pa setiap tahunnya broker-broker ini selalu lumpur intrik bisnis dan menanggalkan saja terjebak dengan masalah yang sama? pakaian agamanya di buku diktat kuliah. Bukankah dalam Undang-Undang BPA telah Mungkin masalahnya terletak pada kurang adanya sebuah pendongkrak diri untuk mengamalkan semua pelajaran yang telah ditimba dari al-Azhar, padahal masalah yang seperti ini bisa saja mendarah daging dalam dunia perbisnisan Masisir. Jika tidak segera dicarikan solusi yang lebih efektif, maka tidak menutup kemungkinan kasus seperti ini akan terus berulang setiap tahunnya. Untuk apa kita bersusah payah menimba ilmu kalau akhirnya ilmu tersebut sia-sia dan tidak diamalkan? Memang tidak jarang orang yang mencari ilmu hanya memusatkan perhatiannya pada teori dan meninggalkan praktek jauh di belakang, teorinya 100% tetapi prakteknya 0%. Sayang sekali jika perilaku yang seperti ini telah menjadi sebuah tradisi yang nantinya akan diajarkan kepada orang lain. Sungguh hanya orang yang merugi saja yang mau membuang waktunya untuk mencari ilmu tanpa mengaplikasikannya di kehidupan yang nyata. Mungkin hal-hal yang dianggap sepele bisa jadi mendatangkan sebuah dosa besar tanpa sepengetahuan kita. Lebih selamat lagi ketika kita mau berwaspada dalam menentukan segala sesuatunya, karena belum tentu yang menurut kita baik di mata kita maka itu jua akan baik di hadapan Allah Swt. ()

Express Copy
Menerima segala jenis fotokopi Mahatthah Mutsallas, Hay `Asyir Building 102 Sweesry. Hp: 01001726484

Rubrik Sikap adalah editorial buletin TROBOSAN. Ditulis oleh tim redaksi TROBOSAN dan mewakili suara resmi dari TROBOSAN terhadap suatu perkara. Tulisan ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab redaksi.

Evaluasi 6 Bulan Kinerja DPP-PPMI 2013-2014


TROBOSAN - edisi 360 - Maret 2014 Lembar Kerja Semester PPMI yang sempat mengalami pengunduran karena beberapa sebab akhirnya bisa terlaksana pada hari Kamis 13 Maret 2014 lalu. Acara yang merupakan acara tahunan ini diadakan oleh Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) untuk mengevaluasi kinerja PPMI selama 6 bulan terakhir. Kali ini tim Terobosan menghadirkan laporan LKS PPMI kepada pembaca, melirik beberapa hal terkait LKS PPMI yang penting untuk kita ketahui bersama. Berikut laporannya. Acara yang recananya diadakan tanggal 6 Maret ini ternyata diundur sampai tanggal 13 Maret. Hal ini terjadi karena ketidaksiapan DPP PPMI untuk acara LKS. Seperti yang dipaparkan ketua panitia LKS Lukmanul Hakim saat sambutannya, LKS yang kita jadwalkan bukanlah tanggal 13 (Maret red) ini, akan tetapi tanggal 6 kemaren. Adapun diundurnya LKS itu, dikarenakan DPP PPMI yang belum siap. Maksud saya yang belum siap untuk LKS, kemudian diundurlah hingga sampai hari ini. Ramadien Akbar selaku Sekjen PPMI menjelaskan kepada kru Trobosan tentang masalah ini sesaat setelah berakhirnya acara. Salah satunya, kenapa kita belum siap? Karena kebetulan semuanya bergerak di DP dan kita juga yang bertanggung jawab di LKS itu, kebetulan juga pada terlibat dalam acara rihlah (ke Alexandria-red) itu. Jadi maksudnya belum siap PPMI, karena itu. Ungkapnya. Acara LKS ini yang semula direncanakan akan dimulai pukul 11 pagi ternyata baru dimulai pukul satu siang. Terdapat 80 undangan yang ditujukan bagi 17 kekeluargaan, 12 almamater, 4 afiliatif, 4 senat, dan 3 LSM. Tetapi yang hadir di Aula Konsuler KBRI Kairo saat sidang dimulai hanya berjumlah 39 peserta sidang, 6 orang tim verifikasi, 10 panitia dan 3 anggota MPA. Pendanaan Acara Adapun mengenai dana, pendanaan acara LKS ini sebagian besar berasal dari PPMI. Terkait masalah dana, Lukmanul Hakim menceritakan kepada Trobosan, Dana LKS ini kami anggarkan ke PPMI sebanyak 2.200 LE tapi yang turun hanya 1.500 LE. Tuturnya. Sebelum sidang dimulai, para peserta diwajibkan untuk melakukan registrasi terlebih dahulu. Setiap peserta diwajibkan untuk membayar 15 LE pada waktu registrasi. Ketika kami menanyakan tentang kejelasan uang ini kepada ketua panitia, dia mengatakan (Penarikan uang 15 LE. -red) ini sudah ada sejak dulu dan ada di undang undang MPA. Namun ketika kami rujuk kepada undang-undang yang tertera di BPA maupun AD/ART PPMI terkait pasal persidangan BPA atau MPA tidak terdapat peraturan semacam ini. Jalannya Sidang Setelah registrasi, barulah acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci AlQuran. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan mars PPMI. Lalu dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia dan pimpinan MPA. Dalam sambutannya pimpinan MPA yang diwakilkan oleh Raden Avan Senapraja berharap kepada Masisir untuk bersamasama memperbaiki PPMI demi kemaslahatan bersama. Harapan kami kedepan, mari kita sama -sama untuk membenahi ataupun untuk mencari kemaslahatan untuk bersama. Ucapnya. Setelah itu, dilaksanakan pembahasan tentatif sidang dan dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib sidang. Semua ketentuan yang ada dalam sidang LKS ini tertulis dalam Tata Tertib sidang LKS DPP PPMI Mesir tahun 2013-2014. Termasuk ketentuan peserta sidang. Dalam bab III tentang peserta sidang pasal 7 menyatakan bahwa peserta sidang LKS ini terdiri dari peserta penuh dan peserta peninjau. Peserta penuh adalah seluruh anggota MPA, sedangkan peserta peninjau terdiri dari panitia dan media. Dan mereka memiliki hak yang berbeda-beda. Untuk peserta penuh memiliki hak bicara dan suara. Sedangkan peserta peninjau hanya memiliki hak bicara. Dan untuk membedakan antar peserta, presidium sidang memutuskan untuk membedakan tempat peserta penuh dan peserta peninjau. Sidang LKS ini dimulai dengan pemukulan palu sidang oleh presidium sidang pada pukul 13:40. Presidium sidang terdiri dari tiga orang anggota MPA yaitu Hanofis Kalitrah sebagai presidium sidang I, Raden Avan Senapraja sebagai presidium sidang II, dan Muhammad Fadhli sebagai presidium sidang III. Merekalah yang mengatur jalannya LKS ini dari awal sampai akhir. Kemudian pembentukan fraksi sidang. Dalam sidang kali ini terbentuk 5 fraksi. Setiap fraksi terdiri dari tujuh orang. Kelima fraksi itu adalah fraksi Perubahan, Wihdah, Dewan Perwakilan Daerah, GAMP (Gabungan Aceh Minang Palembang) dan fraksi Bertujuh. Setiap fraksi terdapat ketua, sekretaris, juru bicara dan anggota. Setiap fraksi mengkaji dan mengevaluasi Laporan Kerja Semester DPP PPMI Mesir dan menyampaikan hasil mereka masingmasing di depan ruangan sidang. Barulah setelah terbentuknya fraksi, DPP PPMI yang terdiri dari Amrizal Batubara sebagai presiden PPMI, Ramadien Akbar sebagai Sekjen dan Safieqni Hananta sebagai Bendahara Umum maju ke depan dan membacakan laporan kerja mereka selama 6 bulan terakhir. Sebelum membacakan laporannya, Batubara mengakui bahwa laporannya banyak kekurangan dan butuh masukan untuk lebih baik ke depannya. Laporan ini banyak kekurangan, bisa juga butuh banyak saran dan masukan, baik periode kami yang sudah lalu dan yang akan datang. Ucapnya. Sejak dilantiknya Amrizal Batubara sebagai presiden PPMI tanggal 3 September 2013 sampai sekarang ini, sudah banyak hal yang telah dilakukan baik dari segi sosial, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Diantara program yang telah terlaksana oleh PPMI yaitu silaturahmi Masisir bersama PPMI ke Syeikh Dr. Ali Jumah di Kota 6 Oktober dan rihlah tarbawiyah PPMI ke Alexandria. Dengan adanya programprogram ini sebagian dari Masisir beranggapan bahwa PPMI sekarang ini lebih condong kepada kegiatan yang berhubungan dengan Al-Azhar ataupun ulama-ulama Mesir. Masalah ini juga disinggung oleh fraksi Perubahan, mereka sangat menyayangkan PPMI saat ini yang terlalu banyak terfokus kepada kunjungan-kunjungan kepada para masayikh. Tetapi sangat kita sayangkan ketika perhatian presiden PPMI banyak sekali terfokus pada masalah ini. PPMI terlalu banyak disibukkan oleh kunjungankunjungan kepada para masayikh sedangkan program yang menyentuh Masisir minim ucap juru bicara fraksi Perubahan. Kemudian Batubara menjawab masalah ini. Sebagaimana yang dilaporkan di Suara PPMI edisi kedua, dia menjawab bahwa Kecintaan kami yang sangat luar biasalah alasan utama yang menjadikan kami melakukan banyak kegiatan dan pendekatan terhadap Al-Azhar dan para masayikhnya.

TROBOSAN - edisi 360 Maret 2014

Selain masalah ini, banyak masalah tuknya tim. Dan disini saya melihat bahwa mengurus pengeluaran harian dan si lainnya seperti tiadanya kunjungan kurangnya komunikasi antara tim sekretaBaihaqi mengurus pengeluaran kepanitiperkekeluargaan oleh DPP PPMI, keterlamris, hingga saya lihat agak terkesan kurang aan. Kata Safieqni. batan penerbitan Suara PPMI dan jurnal kompak. Masih ada diantara tim ini yang Dalam evaluasi ini tim verifikasi Himmah, masalah transparansi biaya Maba, kurang kepekaan sosialnya jadi saling menemukan banyak kesalahan dalam masalah tenaga musiman haji dan masalah mengandalkan. Ucap salah satu anggota laporan keuangan, baik dalam bentuk lainnya. Semuanya dijelaskan secara jelas tim verifikasi. redaksi, format laporan maupun kwitansi. oleh presiden PPMI dan Sekjen yang selalu Kemudian Ramadien sebagai Sekjen Kesalahan yang paling nampak terdapat mendampinginya. menjelaskan tentang masalah ini bahwa tim pada laporan keuangan panitia wisuda. Kemudian program yang terlaksana sekretaris saat ini kompak bahkan sangat Baihaqi menjelaskan sehari sebelum sidang juga yaitu Hari Sehat Masisir yang bekerja mesra. LKS, dia mendapatkan data dari salah satu sama dengan Wihdah. panitia acara wisuda bahProgram ini dilwa ada dana yang dialoaksanakan karena konkasikan untuk tasyakuran disi Masisir akhir-akhir panitia yang berjumlah 50 ini yang tidak kondusif orang. Kemudian dia candengan adanya Masisir tumkan di laporan pengeyang sakit. luaran sebanyak 1000 Le. Karena kita lihat Kemudian tim verifikasi banyak hal yang menmeminta rincian pengejadikan Masisir kurang luaran tersebut. Tetapi baik kondisinya, terutasetelah diteliti kembali ma dengan apa yang kita ternyata jumlah yang rasakan akhir-akhir ini dikeluarkan bukan banyak teman kita yang sebanyak 1000 Le tapi sakit dan lain sebaghanya 850 Le. Karena inya. Ucap Batubara. Baihaqi masih belum bisa Program ini berjalan merinci pengeluaran terdengan baik karena sebut dan akhirnya dalam Doc. Foto PPMI adanya kerja sama dan sidang tim verifikasi meantusias dari Masisir. nanyakan kejelasan hal DPP-PPMI tengah mempresentasikan LKS nya Seperti yang dipaparkan ini. oleh Batubara, Dan sangat amat banyak Saya pribadi itu merasakan sangat Tetapi Baihaqi masih bisa tenang karena sekali antusias dari Masisir dengan daamat mesra. Ini bukan pembelaan saya tapi dia membawa saksi hidup yang mengetahui tangnya mereka ke kita untuk berobat. ini rasa hati saya dan disini bukan menganrincian pengeluaran itu yaitu Wahyu AfidaSedangkan dalam hal sosial, PPMI tahun dalkan tapi memang kita sudah membagi tun Nisa. Dalam sidang ini, dia menjelaskan ini bisa dikatakan sukses. Karena baiknya tugas. Ujar mahasiswa asal Jakarta ini. semuanya tentang masalah ini dengan hubungan dengan KBRI Mesir terutama Dari semua program sekretaris ada promembawa rincian pengeluaran tersebut. kepada Bapak Dubes. Dalam laporannya dia gram yang belum sempat terlaksana dianSekitar lima jam lebih sidang LKS ini menyampaikan apa yang dikatakan Bapak taranya updating website, ini terjadi karena berjalan. Amrizal Batubara selaku presiden Dubes, Saya ingin memberikan yang terdomain dan juga hostingnya yang sudah PPMI juga berharap agar LKS ini menjadi baik kepada PPMI tahun ini. Terangnya. habis dan ada beberapa hal yang membumotivasi bagi PPMI untuk lebih baik lagi ke Selain itu dengan adanya kunjungan ke tuhkan tim khusus dalam penanganan madepannya. masayikh Al-Azhar, Batubara menyatakan salah ini. Oleh karena itu, Ramadien berjanji Dengan harapan dapat menjadi motivabahwa kedekatan PPMI tahun ini dengan untuk termin yang akan datang, akan lebih si untuk kembali progress dalam kinerja masayikh terutama kepada Grand Syaikh Al- menggencarkan lagi masalah website tersemengemban amanah setengah tahun ke Azhar sangat dekat. Batubara mengatakan, but. depan. Serta sebagai wujud perhatian cinta Hubungan dengan Grand syaikh Al-Azhar Insya Allah di termin dua nanti akan dan ukhuwah diantara kita selaku Masisir. untuk tahun ini alhamdulillah sangat baik kami gencarkan masalah website. Ucapnya. Tegasnya. () Zammil, Baihaqi. sekali, dan kita biasanya tiap minggu nelfon Selain masalah ini, Ramadien juga langsung Grand Syaikh, kita mendapatkan mengatakan akan mencetak master kartu nomor pribadi beliau, semoga nanti presianggota PPMI berwarna putih untuk semesden selanjutnya tetap bisa berkomunikasi. ter dua ini. Dalam sidang LKS ini bukan hanya kerja Selanjutnya Bendahara. Bendahara yang presiden PPMI saja yang dievaluasi tapi hanya terdiri dari dua orang yaitu Safieqni sekretaris dan bendahara PPMI juga. Untuk Hananta sebagai Bendahara Umum dan sekretaris, di antara hal yang dikritik oleh Ahmad Baihaqi Maskum sebagai Bendahara tim verifikasi salah satunya ketidakkompakedua. Mereka saling membagi tugas dalam kan sekretaris, Sekretaris PPMI bukan unlaporan keuangannya untuk sidang LKS ini. tuk personal Sekjen saja, tapi di situ benKami sudah membagi tugas. Saya yang

Jawa Cup X: Walisongo FC Sabet Gelar Juara


TROBOSAN - edisi 360 - Maret 2014
Jawa Cup merupakan salah satu even olahraga masisir yang melibatkan 6 kekeluargaan daerah pulau Jawa, yang terdiri dari Kelompok Studi walisongo (KSW), keluarga Paguyuban Masyarakat Jawa Barat (KPMJB), Forum Studi Keluarga Madura (FOSGAMA), Keluarga Masyarakat Jawa timur (GAMAJATIM), Keluarga Pelajar Jakarta (KPJ), dan Keluarga Mahasiswa Banten (KMB).

Kegiatan ini merupakan salah satu program yang disepakati oleh Forum Jawa dalam rangka memperkuat tali silaturahmi antar kekeluargaan daerah pulau Jawa khususnya. Pertama kali Jawa Cup digelar pada tahun 2003 dengan tuan rumah Forum Studi Keluarga Madura (FOSGAMA). Selanjutnya, tuan rumah terus silih berganti setiap tahunnya sesuai peraturan yang telah disepakati oleh 6 kekeluargaan tersebut. Namun sempat diliburkan satu musim ditahun 2011 karena berbagai alasan. Akhirnya terdapat perubahan kepanitiaan Jawa Cup di tahun tersebut untuk menetukan siapa yang menjadi tuan rumah. Pada tahun 2014 Kelompok Studi walisongo (KSW) mendapat giliran menjadi tuan rumah Jawa Cup kesepuluh yang bertemakan Budaya Sepak Bola, Budaya Kebersamaan. Even tahunan ini digelar dari tanggal 15 Februari sampai 9 Maret 2014. Pertandingan tersebut dilaksanakan setiap hari Sabtu, Senin dan Rabu kecuali pertandingan sebelum final pada hari Ahad dan Selasa. Total keenambelas pertandingan selesai selama 9 hari. Adapun terkait dana yang digunakan dalam kegiatan Jawa Cup tahun ini, panitia menitikberatkan dana lapangan, khususnya kepada setiap kekeluargaan. Pihak panitia hanya meminta 550 Le dari setiap kekeluargaan, dan sisanya ditanggung oleh pihak panitia sendiri. Panitia memutuskan iuran 550 LE kepada setiap kekeluargaan hanya untuk lapangan, sedangkan dana hadiah, wasit, akomodasi panitia dan lain-lain panitia berusaha sendiri. Tutur Nanang. Disamping mendapat dukungan dari sponsor, panitia juga mendapat dukungan dari sesepuh KSW dan juga dari pihak kekeluargaan KSW. Sewaktu RAPBO KSW, sudah dianggarkan untuk Jawa Cup tutur Rosyad, ketua KSW. Total dana yang masuk sekitar 14.000 Le. Namun dana tersebut masih belum mencukupi untuk semua pengeluaran yang dibutuhkan dalam kegiatan Jawa Cup X. Sementara dana yang panitia ajukan ke KBRI, belum turun juga. Karena ketika pihak panitia mengajukan proposal, Dr. Fahmy Lukman

M.Hum selaku Atase Pendidikan Kairo sedang sibuk di Indonesia untuk mengurus masalah pembangunan asrama mahasiswa Indonesia. Sampai kegiatan Jawa Cup selesai proposal tersebut belum juga turun. Panitia berharap agar dana yang diajukan ke KBRI bisa turun untuk menutupi kekurangan dana yang dibutuhkan dalam kegiatan Jawa Cup tahun ini. yah, semoga saja turun. Harap Rosyad. Tepatnya pada hari Sabtu tanggal 15 Februari di Nadi Syabab Katameya, upacara pembukaan Jawa Cup dibuka secara resmi yang dihadiri oleh Dr. Windratmo M.Si (perwakilan dari KBRI), Ambrizal Batubara (presiden PPMI), Tsaqofina Hanifah (ketua Wihdah 2013-2014), peserta dan para supporter dari masingmasing kekeluargaan. Pada laga perdana Jawa Cup X ini mempertemukan tuan rumah Walisongo melawan Krakatau FC. Sekalipun pertandingan berlangsung di bawah derasnya hujan, tetapi tidak mengurangi semangat para pemain untuk mencetak gol. Pada laga ini sang juara Walisongo memetik kemenangan dengan skor 6-0 dan memuncaki klasemen sementara dengan poin 3. Pada pertandingan ke-2 Airlangga menghadapi Pasher FC dengan cuaca yang sama tidak mendukung,suhu yang semakin dingin yang diserati dengan hujan deras. Airlangga merasa kesulitan melawan Pasher , karena para pemainnya yang begitu kompak. Tetapi dengan usaha yang keras, akhirnya Airlangga bisa memenangkan pertandingan dengan skor 2-0. Cuaca pada hari pertama sedikit
Doc. Foto Panitia Jawa CUP

menghambat pembukaan Jawa Cup, namun pertandingan harus tetap berjalan sesuai dengan jadwal. Ujar Nanang. Pertandingan demi pertandingan sudah digelar. Satu demi satu harus ada yang rela tersingkir dari jalan menuju final Jawa Cup X. Melihat klasemen sementara Walisongo masih berada di puncak. Dan disusul oleh Siliwangi FC yang berada pada runner up klasemen, yang juga mempunyai peluang besar untuk

bisa lolos ke partai final. Begitu juga dengan The Jack sebagai finalis dua kali berturut turut mempunyai kesempatan besar untuk bisa lolos ke babak final. Pada pertandingan The Jack melawan Pasher dengan skor akhir 2-1, tetapi The Jack tidak bisa lolos ke babak final walaupun berhasil mengalahkan Pasher. Karena surplus gol Siliwangi lebih tinggi dibanding The Jack. Dan yang berhak lolos menuju babak final adalah Siliwangi melawan Walisongo. Pada partai final Jawa Cup tahun ini, panitia memberikan jarak lima hari dari penyisihan terakhir sampai pada hari grand final. Namun sebelum partai final tersebut berlangsung, persaingan sudah lebih dini dilakukan melalui dunia maya. Kedua kubu saling meramaikan jejaring sosial seperti facebook ataupun twitter dengan memamerkan foto profil masing-masing tim. Ditambah lagi dengan website Jawa Cup sebagai sarana publikasi panitia yang selalu update dalam menyebarkan perkembangan even ini. Atmosfer perebutan juara pun terkesan meningkat seiring aktifnya jejaring sosial. Akhirnya telah sampai ke pertandingan yang dinantikan partai final antara juara bertahan Walisongo melawan Siliwangi . Pada babak pertama Walisongo berhasil mencetak 2 gol ke gawang Siliwangi. Kedudukan pun tidak berubah hingga peluit tanda babak pertama ditiup oleh wasit asal Afrika, Zizou. Di babak ke 2, tepatnya pada menit ke 85 akhirnya Siliwangi dapat mencetak gol ke gawang Walisongo melalui tendangan kiri. Kedudukan pun tetap bertahan 2-1 hingga peluit tanda akhir permainan ditiup. Akhirnya KSW ditetapkan sebagai pemenang Jawa Cup X, dan sebagai kemenangan yang ke 9 kalinya selama Jawa Cup digelar. Pada acara penutupan Jawa Cup, Amrizal Batubara sebagai presiden PPMI dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Walisongo sebagai juara yang ke 9 kalinya, dan kepada Siliwangi sebagai runner up. Dr. Windratmo M.Si selaku sekretaris l Pensosbud yang mewakili Dubes RI juga berpesan,Selamat kepada Walisongo setelah mempertahankan gelar juara Jawa Cup pada tahun ini. Juga bagi tim yang belum berhasil kali ini jangan berkecil hati, karena kegagalan saat ini anggaplah sebagai batu loncatan meraih kemenangan di kesempatan selanjutnya. [] Fachry, Ikmal.

TROBOSAN - edisi 360 Maret 2014

Ikrima: Kalau tidak ada BPA, tidak ada yang mengawasi kita!
Pada 4 Maret 2014, pemilu Wihdah digelar. Keluar nama Choiriyah Ikrima Sofyan dengan perolehan suara sebanyak 216. Malam itu juga serah terima jabatan dilaksanakan. Lantas, apa saja yang dilakukan oleh ketua WIHDAH baru ini? Bagaimana pandangan Mahasiswi asal kekeluargaan KPJ ini terhadap kondisi Masisir saat ini? Simak wawancara eksklusif Trobosan berikut ini. Berapa lama anda berkiprah di Wihdah? 3 tahun. Menjadi DP (Dewan Pengurus) selama 3 tahun berturut-turut? Ini jalan tahun ke 4. Mulai gabung di Wihdah pada 2011 sebagai sekretaris panitia SPA. 2012-2013 di bagian minat-bakat. 2013-2014 bagian sekretaris. Tahun kemarin Tsaqofina calon tunggal, kalau sekarang anda memiliki rival, setelah ini apa yang akan anda lakukan dengan rival anda? Bukan rival bahasanya, partner kali ya. Kan sudah ane minta buat jadi wakil, setelah mengobrol ternyata kak Ima (baca: Kandidat ketua WIHDAH) memiliki urusan lain. Jadi belum bisa menjadi wakil di struktur. Tapi kita udah ngobrol sih. Mungkin jika nantinya terjadi sesuatu bisa saya tanyakan pada kak Ima. Karena memang sejak awal saya dekat dengan kak Ima. Bendahara (baca: Ima)Sekretaris (baca: Ikrima). Insya Allah kalau ada apa-apa, (Ima) termasuk senior yang ane rujukkan. Apa yang anda pahami dari sistem SGS di tubuh PPMI? SGS adalah Student Goverment System, di dalamnya terdapat MPA ada BPA. MPA berfungsi sebagaimana MPR di Indonesia, sedangkan BPA seperti DPR. Nah, PPMI merupakan badan eksekutif, fungsinya seperti DPR. Adapun kekeluargaan, WIHDAH ibarat menteri-menterinya. Di bawah BPA terdapat tiga elemen yaitu PPMI, BO (Badan Otonom) dan DPD. BO di sini membawahi WIHDAH, senat dan kekeluargaan. Apa pendapat anda jika sistem organisasi dirubah ? Perubahan tidak perlu, tapi harus disadarkan lagi. Karena akhir-akhir ini saya merasa mahasiswa sudah tidak peduli dengan sistem itu (baca: SGS). Dalam PPMI misalnya, saya cukup sedih ketika rapat ketua kekeluargaan, ada salah satu kekeluargaan yang mengungkit tentang dimundurkannya LKS PPMI. Saya lihat dia begitu karena sadar akan organisasi di sini. Sayangnya saat itu ada kekeluargaan lain yang menimpali,Sudahlah, gak usah membahas masalah LKS di sini, itu urusan PPMI sama BPA. Padahal kekeluargaan-kekeluargaan itu seharusnya sadar, karena kekeluargaan ini di bawah PPMI juga. Kalau strukturnya tidak perlu dirubah, cukup ditingkatkan saja lagi kesadarannya. Contoh keterkaitan langsung antara PPMI dan Wihdah? Urusan ke KBRI misalnya, Wihdah harus ke PPMI dulu. Karena satusatunya corong untuk sampai ke KBRI adalah PPMI. Begitu pula KBRI, melalui PPMI dulu baru ke Wihdah. Jadi corong utama ke KBRI sebenarnya ya PPMI, kecuali kalau terdapat permasalahan di PPMI sehingga tidak bisa menyampaikan aspirasi Wihdah ke KBRI, barulah kita bisa langsung ke KBRI. Sejauh pengamatan anda, seberapa penting adanya lembaga BPA di lingkungan Masisir? Badan pengawas itu penting sekali. Kalau tidak ada BPA, tidak ada yang mengawasi kita. Jadi tidak akan sesuai perjalanannya, misalnya dalam RAPBO atau yang lain. Fungsi BPA kan untuk mengawasi, jadi dia penting sekali. Dalam prakteknya sendiri, berapa besar pengaruh BPA terhadap dinamika Masisir? Kalau dalam WIHDAH, kita memiliki DPA. Jika ingin tahu BPA, lebih tepat untuk menanyakan ke PPMI. Seberapa penting praktek DPA dalam dinamika mahasiswi Masisir? DPA itu sangat aktif sekali, karena di setiap acara pasti DPA kita undang. Jikalau kita memiliki permasalahan, kita bicarakan dengan DPA. DPA sangat berperan aktif di dalam WIHDAH. Apa yang membedakan visi tahun kemarin dan sekarang? Visi saya adalah bersatu dalam kemajemukan, humanis dalam kejayaan. Mengapa? Karena selama 3 tahun saya di WIHDAH, saya merasa WIHDAH itu butuh pemersatu yang bisa merangkul semuanya. Intinya ingin membuat Wihdah lebih bersatu. Kita liat dari majemuknya di sini. Misalnya kekeluargaan. Sebenarnya saya ingin membuat acara nanti itu kalau kita perutusan-perutusan nanti kita gabungin jadi koalisi-koalisi tuh, kayak diskusikan dua orang, nah ga dua duanya dari KSW misalnya, yang satu dari KSW yang satu dari KMM misal atau kita gabung-gabungin, jadi nanti yang ngedukung itu ga hanya dari kekeluargaan ini aja tapi mereka juga ikut ngedukung gitu, pokonya lebih bermacem -macem lah nanti Melihat perjalanan WIHDAH tahun kemarin, apa yang perlu diperbaiki? Kekurangan dan kelebihan itu pasti ada dalam setiap kepemimpinan. Pokoknya tahun kemarin menurut saya sudah bagus. Nantinya saya tinggal menambah saja. Misalnya DP yang tidak terlalu terkenal, sehingga kurang adanya rasa kepemilikan. Tetapi jika kita sudah dilihat orang bahwa kita adalah Wihdah, akan ada rasa tanggung jawab sendiri untuk Wihdah. Saya ingin lebih mengoptimalkan peran Wihdah supaya lebih bermanfaat untuk Masisir semua. Jadi kalau bisa saya usahakan program di Wihdah ini benar benar dapat membantu mahasiswi semua. Program bisnis, apa maksudnya? Itu sebenarnya hanya refreshing saja. Karena di program-program lain kita sudah keazhar-an, talaqi, translator club. Jadi bisnis competition ini untuk refreshing dan juga untuk mengingatkan ke depan. Bahwa kita makan dengan buku, kita butuh uang. Perlu juga mengelola uang. Kita lihat mahasiswi dapat membuat bros dan segala macamnya. Saya ingin kita membuat suatu momen sebagai lahan untuk mereka. Nantinya di hari itu semua orang bisa berjualan. Setelah dilantik, apa saja yang anda lakukan? Setelah dilantik, saya masih menelpon

Lanjut ke hal 9.

IJMA Mesir Adakan Dialog Kejurnalistikan Tentang Konflik Mesir


TROBOSAN - edisi 360 - Maret 2014 Abu Nashar Bukhari dan Rais Fathani sebagai pembicara, namun karena beberapa kendala dan alasan kedua panelis tersebut mengundurkan diri beberapa hari sebelum acara dilaksanakan. Dana Dahlani selaku ketua IJMA menyatakan, Kita agak kaget juga, mengingat acaranya sudah mepet. Untuk mencari penggantinya, kita sudah menghubungi beberapa orang tetapi semuanya tidak bersedia. Terangnya. Tiga hari sebelum hari H, kita baru mengundang Zakaria Darlin, dan beliau menyatakan kesediannya. Akhirnya kita melaksanakan dialog bersama tiga Panelis itu saja. Lanjutnya. Pada sambutannya Dana menjelaskan bahwa acara ini diadakan guna menjadi wahana untuk pembelajaran jurnalistik, dengan tujuan membedah sudut pandang dari setiap media. Serta menanggalkan jubah fanatisme dan berani jujur untuk mengambil fakta-fakta yang valid. Acara pun disambung dengan dialog kejurnalistikan. Kendati sempat terjadi kegaduhan seiring situasi yang semakin memanas karena beberapa argumen yang Panelis paparkan. Namun, menjelang shalat magrib kondisi pun kembali normal. Di akhir acara, IJMA adakan pemilihan ketua IJMA baru masa bakti 2014/2015. Fakhri Emil Habib adalah ketua terpilih yang akan menahkodai IJMA satu tahun ke depan, Mohon doa dan dukungannya. Tuturnya singkat. Teruslah memotivasi kawan-kawan jurnalis Masisir untuk selalu berkarya. Ajaklah mereka untuk mengenal lebih dekat dunia jurnalistik negara Mesir. Kita ini saksi sejarah disini, sayang sekali kalau kita tidak mampu menuliskannya dari sumber asli yang ada di negeri Kinanah ini. Pesan terakhir Dana untuk ketua IJMA baru. Acara tersebut merupakan ide yang dilahirkan oleh IJMA, setelah memperhatikan kesimpangsiuran berita yang sampai ke Indonesia terkait politik Mesir dan juga banyaknya berita yang tidak selaras dengan faktanya. Hal inilah yang sangat dikhawatirkan oleh IJMA, ditambah dengan merebaknya media-media yang memiliki kepentingan politik khususnya yang ada di Mesir. () Malik

Doc. Foto IJMA enin sore (10/03). Ikatan Jurnalis Masisir (IJMA), menggelar dialog terbuka seputar kejurnalistikan yang bertemakan Peran Media Informasi dalam Krisis Politik Mesir bertempat di Auditorium Rumah Limas yang terletak di bilangan Hay Asyir. Acara tersebut dihadiri oleh Ihsan Zainuddin, Mushab Muqaddas dan Muhammad Zakaria Darlin sebagai pembicara. Hadir pula dalam acara itu Pensosbud KBRI Kairo, Presiden PPMI Mesir, sejumlah ketua-ketua kekeluargaan, organisasi afiliatif dan juga beberapa orang jurnalis dari berbagai media Masisir. Awalnya, pihak panitia mengundang

PII PWK Mesir Gelar Seminar Kebangsaan


ebagai bagian dari rangkaian agenda LAT (Leadership Advance Training), sabtu, 15 Maret pada pukul 14:00 hingga 17:30 Clt, Pwk PII (perwakilan pelajar Islam Indonesia) Mesir menggelar seminar kebangsaan bertajuk Peran Pendidikan & Kebudayaan Dalam Melahirkan Pemimpin Nasional. Acara tersebut berlangsung di Aula KEMASS dan dihadiri oleh dua narasumber utama, Dr. Windratmo, M.Si dari Pensosbud KBRI, dan Randi Muchariman, S.IP, sebagai ketua umum PB PII (Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia). Tak lupa pula, Presiden PPMI, Amrizal Batubara juga ikut hadir dalam acara tersebut. Mulanya, pihak panitia mengundang Dr. Fahmy Lukman M.Hum sebagai pembicara utama. Namun, karena berhalangan, akhirnya Dr. Windratmo bersedia untuk menggantikan. Awalnya kita mengundang pak Fahmy Lukman, cuma karena beliau sedang di Indonesia dan mengurus pembangunan asrama, akhirnya Alhamdulillah pak Windratmo bersedia ujar Dirman, sebagai ketua panitia, dalam sambutannya. Kesedian Dr. Windratmo dalam acara tersebut disambut baik oleh Amirzal. Beliau ini luar biasa, selalu bersedia untuk kita, terbaik!. Tutur Amrizal dengan gaya khasnya. Dr. Windratmo sebagai narasumber pertama mengawali dialog dengan menuturkan sejarah perkembangan akulturasi budaya Timur Tengah dan Indonesia. Sekaligus menyampaikan beberapa catatan penting terkait idealisme pemimpin nasional. Menurut Windratmo, modal terpenting untuk menjadi pemimpin adalah keteladanan. Yang paling terpenting menjadi pemimpin itu harus menjadi teladan! Contohnya Jokowi, ketika menjadi walikota Solo gajinya saja tidak diambil, orang juga jadi baik kan memandangnya?tuturnya. Selain Dr. Windratomo, Randi Muchariman, Mahasiswa Pasca sarjana UGM yang datang dari Jakarta, tak lupa pula menegaskan pentingya kapabilitas dan akseptabilitas seorang pemimpin. Pemimpin nasional setidaknya harus memiliki tiga hal. Pertama, kapasitas pribadi. Kedua, ruang dan waktu yang mendukung. Ketiga, interaksi dengan yang dipimpin. Tegas Randi dalam presentasinya. Acara ini juga momen berharga guna membuka wawasan kebangsaan dan kebudayaan menjelang pesta demokrasi yang akan segera bergulir pada bulan April mendatang. Terkait hal itu, Randi berpesan, Pilihlah yang seakidah dengan kita!. () Supriatna

Doc. Foto PII PWK Mesir

TROBOSAN - edisi 360 Maret 2014

Dari Tepi Kairo


Oleh: Ainun Mardiyyah
Tidak lagi menawan. Apa yang ku lihat setiap hari telah menjadi rutinitas yang tak lagi menggairahkan. Asrama mahasiswi di kawasan Abbaseya yang cukup jauh dari pusat dinamika masisir di Madinah Nasr. Buatku jarak yang hampir sama dengan Solo-Klaten ini sudah tidak lagi jauh. Berbeda dengan mahasiswa di madinah Nasr yang ketika harus ke Abbaseya selalu menggerutu, Jauhnya.... Begitu pula pemandangan yang wajib aku temui setiap hari. Pekuburan Duwaiqah, Nadi Sikkah, Hay Sadis hingga seterusnya tak ubahnya slide film dokumenter yang setiap hari diputar lewat jendela bus pemerintah. Goresan dan lekukan tak berseni yang menyombongkan ketangguhan setiap mobil di Cairo tak lagi menarik perhatianku. Tidak jauh berbeda dengan papan reklame yang selalu ku tatap dari jarak seratus meter dalam bus, setiap kali melintas di kawasan Hay Sadis. Di papan reklame itu terlukis dan tertulis suatu paradoks. Senyum polos gembira sengaja disorot close-up dari mimik seorang anak kecil di foto itu. Di bawahnya huruf huruf berbaris rapi dan bersuara, UndangUndang Perlindungan Anak. Layar iklan yang warnanya telah usang dan terpojok oleh pohon-pohong menjulang serta keramaian Eltramco itu menertawakan pandanganku. Seorang anak yang tak pernah kubayangkan dapat tersenyum ceria seperti yang terpampamg dalam iklan menarik perhatianku, ia naik ke dalam bis dengan bawaan plastik besar yang diseret dua tangan mungilnya. Sementara sang bunda yang bertubuh gempal berusaha duduk di atas kursi yang lebarnya hanya setengah besar tubuhnya. Bahasa tubuh bocah di hadapanku ini dapat jelas diterjemahkan,Mama, ini berat Bus melewati kawasan Hay Tsamin. Siang hari yang menyengat. Masing -masing merayap dalam irama klakson bersahutan. Siapa lagi yang mau peduli? Dengan polusi suara begitu pun tak ada yang mau ambil pusing. Pejalan kaki tetap menyeberang jalan seenaknya. Begitu pula polisi lalu lintas dengan bedak debu mix asap polusi hanya peduli dengan kapan kendaraan harus berhenti atau berjalan. Tugasnya hanya itu. Bertambah satu anak yang mengalami nasib serupa tadi. Baru saja ia menaiki tangga bus dengan tergopoh-gopoh. Gadis kecil. Ibunya duduk manis dan sibuk berbicara dengan handphone nokia layar kuning yang terselip antara pasmina dan pipinya. Aku tersenyum pada bocah 6 tahunan yang tak berkedip memandangku. Orang asing. Sudah kugeser dan kusisakan space untuknya duduk bersamaku, tapi kepalanya segera menggeleng seperti mesin otomatis. Birrul walidain. Komentar salah seorang kawan suatu ketika. Makanya, anak kecil harus mengalah demi orang tua. Lanjutnya. Memang nampak perbedaan yang sangat kontras dengan kultur masyarakat Indonesia. Di Mesir, seorang anak tidak dipandang lemah. Maka orang tua tidak perlu menggendong anak yang masih belajar berjalan dan terseok. Tidak perlu khawatir untuk tidak menggandeng anak kecil di jalanan ramai, meski beresiko tertabrak mobil yang melintas dengan ugal-ugalan. Juga tidak perlu ragu untuk menampar dan memukul kepalanya keras-keras di depan umum saat berbuat salah menurut orang tua. Bagi warga asing di Kairo,terkhusus orang-orang Melayu, tentu mereka menganggap anak-anak Mesir hidup tanpa kasih sayang. Namun mungkin bagi sebagian besar orang Mesir, wafidin yang berkulit sawo matang itulah yang terlalu dimanja sejak kanak-kanaknya. Kamu sudah sampai mana, ya habibty? Pertanyaan di seberang membuat ekor mataku menembus jendela. Sudah dekat arba wannus, ablah. Jawabku. Mengapa mahattah terakhir di Tabba ini disebut begitu? Empat setengah? Belum tentu setiap penduduk yang lalu lalang di sini tahu jawabannya. Senyum pasrahku bergelayut. Aku harus merelakan sepatu yang baru kemarin kucuci menapak becek tanah selepas turun bus. Beberapa kali aku harus berjingkat dan mengangkat rok sedikit untuk menghindari beberapa genangan air dan sampah basah yang menebar bau tak sedap. Ini hanya permulaan! Aku menyemangati diri. Menjadi relawan di salah satu kawasan pojok Cairo ini sudah menjadi keputusanku. Kalau sudah begitu, artinya tidak boleh ada kata mengeluh. Mengajar anak TK di tempat terpencil, bagi anak-anak yang terlahir dari orang tua kelas bawah. Siapa sudi? Aku sendiri mengiyakan tawaran ini karena ingin meraup pengalaman. Adapun beberapa puluh pounds sebagai gaji setiap bulan, anggap saja menambah uang jajan. Bila diukur dengan kacamata materi, aku yakin tak kan ada yang bilang sepadan. Terlebih harus melewati jalanan becek tak beraspal, penuh sampah dan anjing -anjing penuh kudis berseliweran. Sesekali menggonggong, berkejaran atau mengais -ngais sampah. Bukan salah penglihatan jika jarang sekali ditemukan orang-orang berpakaian klimis, berjas dan tidak berwajah garang. Tidak heran -entah benar atau tidak- sebagian kawan bilang ini kampungnya para maling dan penjahat. Maka harga sewa syaqqah bisa lebih murah. Meski begitu, tidak sedikit warga asing yang tinggal di Tabba. Indonesia dan China misalnya. Ablah Gheda menyambutku dengan senyum dan pelukan hangat. Fitri, relawan sepertiku lebih dahulu sampai. Hari pertama, tentu saja perkenalan. () Bersambung..

Lanjutan dari hal 7


setiap kekeluargaan. Karena inginnya tiap tiap kekeluargaan mengutus orang untuk jadi DP. Saat ini sedang persiapan tim formatur juga. Tim formatur ini dipilih ketika SPA, jadi yang dipilih itu anggota SPA. Harusnya ketika SPA media masuk tuh. Soalnya ketika SPA ada banyak kegiatan, ada pemilihan DPA. Kemarin Informatika ketika wawancara bertanya, tim formatur siapa yang membentuk? Tim formaturnya siapa aja? Kasihan, media tidak tahu dalam-dalamnya. Menurut Ikrimah, bagaimana kondisi berikan manfaat untuk masisir semua yang umum Masisirwati saat ini? ada di sini. [] Maimunah, Ukhty MuthmainMenurut saya, orang mulai fokus dengan nah, Heni. urusan masing-masing. Sebenarnya saya juga berpikir bagaimana caranya untuk membuat mereka tetap fokus dengan urusannya tapi tertarik juga sama Wihdah. Jadi musti dipikirkan bagaimana caranya. Pesan untuk Masisirwati? Simpel saja pesannya, yang penting kita semakin harmonis dan Wihdah dapat mem-

Merasa Tahu
TROBOSAN - edisi 360 - Maret 2014

Oleh: Iis Istianah*


eorang perempuan keluar dari area foodcourt sebuah terminal, ia membeli sebungkus biskuit dan air mineral. Ia duduk di deretan bangku ruang tunggu seraya mengeluarkan sebuah buku. Seorang kakek datang tak lama kemudian, ia duduk di sampingnya yang kini tengah khusuk membaca. Sembari asyik membaca, ia mulai menikmati biskuit keju disampingnya. Tanpa ia sadari, kakek yang duduk disampingnya ternyata ikut melahap biskuit keju tersebut. Sontak saja ia merasa risih, namun ia memilih melanjutkan membaca. Beberapa saat kemudian ia melirik bungkusan biskuit itu . Tinggal setengah, gumamnya. Ia melirik sang kakek dengan pandangan memperingatkan, namun kakek tersebut malah memandangnya sumringah. Meski sudah benar-benar kesal, ia memilih kembali fokus pada buku yang dipegangnya. Hingga pada saat ia mengambil potongan biskuit keju terakhir, tanganya bertemu dengan tangan si kakek, sama-sama ingin mengambil biskuit terakhir. Perempuan tersebut sudah bersiap untuk marah, ketika si kakek malah tertawa renyah. Kakek tua itu memotong biskuit menjadi dua, dan ia serahkan salah satunya pada perempuan muda yang semakin merasa kesal. Dengan ekspresi wajah penuh emosi perempuan itu menyabet biskuit itu dan langsung melahapnya kasar. Tanpa menyempatkan diri untuk hanya minum seteguk air pun, ia akhirnya minggat karena kesal. Cepat ia menuju armada bis yang sejatinya baru akan berangkat sekian jam lagi. Ketika menemukan seat , segera ia membuka tas tangan mewahnya, seleranya untuk membaca buku sudah hilang, kali ini ia hendak mengeluarkan gudget dari tasnya. Namun, betapa terkejutnya perempuan itu. Bukan karena gudgetnya hilang, tapi karena biskuit yang tadi ia beli di foodcourt masih terbungkus utuh di dalam tasnya. Cerita lain, dari sebuah tayangan parodi, kali ini tentang seorang laki-laki muda. Ia pergi ke rumah perempuan yang akan dilamarnya. Karena ia seorang perantau, ia hanya datang seorang diri untuk menemui orang tua perempuan itu. Tiba di rumah yang dituju, ia disergap nervous luar biasa, sehingga ketika melihat ada wanita berdaster lewat di depannya, sontak ia gembira dan langsung menghampirinya. Bi, tolong ambilin minum dong, apa aja, air putih juga gak papa. Air putih aja, iya air putih. Makasih ya. Tanpa sempat menjawab apa-apa, wanita itu langsung menuju belakang. Hampir satu jam ia duduk menunggu, wanita paruh baya itu akhirnya muncul, tapi bukan dengan segelas minuman yang ia pesan. Melainkan telah rapi berkebaya sembari menggandeng anaknya, perempuan muda yang tak lain adalah calon istrinya,. &*%@ Sekilas, kedua cerita di atas memunculkan kesan, yang jika diminta untuk mengomentari, kita mungkin sepakat mengatakan: konyol atau memalukan. Dalam perjalanan menggunakan bis dalam kota Kairo, saya mencoba memikirkan hal itu kembali. Rasanya, sikap kedua tokoh di atas sejatinya tidak jauh dari sikap yang menjadi reefleksi diri kita sehari-hari. Ketika menyimak tumpukan status di beranda facebook, antrean time line di twitter dan sajian sosmed-sosmed lainya,ada satu kalimat yang mewakili kemiripan sikap kebanyakan kita dengan kedua tokoh tadi: merasa tahu. Ya, karena baik si perempuan atau si laki laki pada cerita di atas, sama-sama mengalami kekonyolan yang memalukan akibat sikap merasa tahu yang mereka tunjukan. Si perempuan merasa tahu bahwa biskuit itu miliknya, karena itu ia kesal ketiingin bersuara mengomentari dan memberi tanggapan. Sebetulnya tak ada yang salah dengan sikap seperti itu, toh di zaman modern ini kebebasan berpendapat adalah hal yang selalu diagungkan. Namun pada permasalahan seperti ini, jika kita terjebak dalam sikap merasa tahu padahal aslinya tidak tahu atau belum benar-benar tahu, akibat yang muncul akan sedikit berbeda dengan dua cuplikan cerita di atas. Bukan lagi kekonyolan atau hal memalukan yang terjadi, namun lebih kepada pergesekan, perpecahan dan ujungnya adalah permusuhan. Sangat disayangkan. Dalam proses bersikap, rasanya kita perlu mengingat sebuah kisah dari para ulama seperti Malik bin Anas misalnya. Suatu hari, tersebutlah seorang utusan datang dari Andalusia ke Madinah untuk menemui Imam Malik. Ia diperintahkan atasanya untuk menanyakan hukum satu permasalahan yang tidak dapat mereka pecahkan. Setibanya di Madinah, utusan itu langsung menyambangi Imam Malik dan mengutarakan apa yang diamanahkan kepadanya. Setelah menangkap semua yang diutarakan si utusan kepadanya, Imam Malik menjawab, Aku tidak tau. Ringkas, padat dan jelas. Utusan itu tentu merasa kecewa, bahkan mungkin kala itu ia protes. Jarak yang ia tempuh dari Andalus ke Madinah tidaklah semudah terbang dari Sabang ke Merauke dengan pesawat. Pada masa itu bisa jadi ia mengahabiskan waktu berbulan-bulan lamanya hingga sampai di Madinah. Namun, begitulah sikap ulama kita dahulu. Imam Malik tidak ingin memutuskan permasalahan yang dihadapkan kepadanya, karena ia memang benar -benar belum tahu apa hukumnya. Di kemudian hari ia bahkan berucap Lebih ringan bagiku jika bumi merekah, lalu menelan dan menghimpitku, daripada aku harus bicara tentang apa yang tidak aku tahu. Begitulah kira-kira, sikap tawadhu dan hati-hati yang dicontohkan para ulama, yang saat ini mulai habis terkikis dari jiwa -jiwa umat muslim,bahkan dari mereka yang mengaku tholabul ilmi atau akademisi. Untuk menutup tulisan ini, penulis memohon ampun kepada Rabb-nya. Karena ketika menulis, sangat mungkin ia juga berada pada posisi merasa tahu yang tidak disukai-Nya. Wallahu tabaaraka wa taala alam. () *Penulis adalah kru TROBOSAN.

ka orang lain tanpa izin atau meminta ikut makan bersamanya. Sedangkan si laki laki, ia merasa tahu bahwa wanita yang lewat di hadapanya adalah pembantu rumah tersebut, oleh karenanya ia berani bahkan meminta segelas air. Kemudian yang kerapkali terjadi hingga saat ini, ketika suatu permasalahan tengah muncul ke permukaan,mulai dari yang sederhana sampai yang sudah pasti siapa saja yang yang berhak membicarakannya. Semua kalangan sigap mengambil peran dan memberikan tanggapan. Mengkritiki, membela, memuji atau justru mencaci, semua bebas berperan dan berkeputusan. Sikap inilah, yang pada faktanya acapkali menunjukan kesamaan kita dengan dua tokoh cerita di atas. Permasalahan politik Mesir yang terjadi beberapa waktu lalu misalnya, secara signifikan telah memunculkan pengamatpengamat politik amatiran. Semua kalangan

Doc. Google.com

Akal dan Kebebasan Berfikir


Oleh: Supriatna*
alah satu prinsip dasar yang menyertai kehadiran Islam adalah tujuannya untuk memelihara akal, hifdz al-Aql. Dalam Islam, kedudukan akal/rasio menempati posisi yang sangat terhormat. Sehingga sekiranya ada tindakan yang dapat merusak dan mendisfungsikan peran akal, pastilah tindakan tersebut akan dilarang. Bagi para filosof muslim sendiri, akal adalah pembeda hakiki (al-Fashl al-Dztiy, differensia essensial) bagi manusia dari makhluk hidup lainnya. Sebab itu, terkenal sekali definisi mereka terhadap manusia sebagai al-Hayawn al-Nthiq, yakni hewan rasional. Karena dengan akal yang sehat manusia bisa membedakan antara mana yang baik dan mana yang buruk, dan melalui akal pula---walau bukan satu-satunya---manusia akan sampai pada kebenaran bahkan mengenal yang Maha benar itu sendiri. Akal adalah salah satu instrumen terpenting dalam diri manusia. Melalui akalnya manusia bisa berpikir, berimajinasi, berkreasi, beraktualisasi serta menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Tanpa akal, mungkin manusia tak lebih sebagai makhluk hidup yang terdiri dari kepingan daging dan tulang. Dan, ajaran Islam yang luhur ini juga tak bisa dipahami dengan baik kecuali dengan penalaran dan pendayagunaan akal yang sehat. Itu sebabnya, tuntutan syariat (taklif alSyari) dalam Islam tak berlaku untuk anak kecil atau orang gila. Sebab, keduanya belum dan tidak memiliki akal yang matang dan sehat. Lebih dari itu, al-Quran juga pada dasarnya menghormati kedudukan akal. Atau, jika menggunakan terma yang agak sedikit nakal, al-Quran adalah kitab yang rasional. Bukan saja karena dalam puluhan ayatnya ia selalu mendorong manusia untuk berpikir dan mendayagunakan akal, tetapi juga karena upaya penyingkapan makna dan pesan-pesan yang dikandungnya tak bisa dilepaskan dari peranan akal itu sendiri, walaupun dalam hal ini akal bukanlah satu-satunya alat untuk memahami al-Quran. Dalam konteks ini, Imam Ali, misalnya, pernah berkata, al-Quran itu hanya lah teks tertulis di antara dua sampul, ia tidak bisa berbicara, tetapi melaluinya lah manusia berwacana. Ungkapan tersebut seolah ingin menegaskan bahwa kendatipun al-Quran adalah wahyu yang turun dari langit, tetapi karena wahyu tersebut menubuh dalam bentuk teks, dan teks itu sendiri mewujud dalam bahasa manusia, maka untuk menangkap makna dan pesan-pesannya membutuhkan penalaran manusia, karena al-Quran tidak berbicara. Dengan demikian, peranan akal manusia dalam menafsrikan al-Quran lagi-lagi tidak bisa dikesampingkan. Pentingnya kedudukan akal tersebut berkaitan erat pula dengan pentingnya kebebasan dalam berpikir. Tentu saja kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan mutlak yang melampaui batas dan aturan. Dapat dibayangkan jika semua orang dibebaskan tanpa secuilpun diikat dengan aturan; dunia akan galau, kehidupan menjadi kacau. Tetapi memang pada dasarnya prinsip berpikir itu sendiri adalah bebas. Dalam arti, selama suatu pemikiran itu dikemukakan secara sadar, tidak mengganggu hak orang lain, dan didasari dengan penuh tanggung jawab, maka berpikir itu bebas dan tidak terlarang. Sayangnya, oleh sebagian kalangan kebebasan tersebut dipandang sebagai kegenitan intelektual yang tidak wajar. Sebab cukup beresiko dan potensial mengacaukan bangunan intelektualisme Islam. Ujungnya, kebebasan sering dikecam bahkan dianggap sebagai barang haram yang mesti dibumihanguskan. Dalam ranah intellectual discourse, misalnya, masih sering kita jumpai fenomena saling mengafirkan, menyesatkan bahkan memusyrikan antar sesama. Dan mirisnya, jika muncul suatu gagasan dan tafsir keagamaan yang baru, selalu saja dianggap sebagai penistaan terhadap Islam, al-Quran, nabi, Tuhan dan lain-lain. Eksklusivitas berpikir semacam ini tentu adalah bagian dari potret keberagamaan yang menggelikan sekaligus mengindikasikan ketidak-dewasaan dalam menyikapi perbedaan. Padahal, Islam sendiri mengakui akan adanya prinsip kebebasan. Dalam Islam, misalnya, manusia diberi kebebasan dalam memilih keyakinan; Islam tak mengenal paksaan dalam hal berkeyakinan, semua orang bebas untuk memeluk agama dan berkayikanan apa saja, asal kelak keyakinan tersebut dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Dalam perkataan lain, Tuhan hanya menunjukan jalan, persoalan jalan mana yang akan ditempuh, semuanya diserahkan kepada manusia. Pertanyaannya kemudian, jika dalam hal berkeyakinan saja Allah memberi kebebasan, lalu mengapa kebebasan dalam berpikir mesti ditentang? Memang konsekuensinya kebebasan tersebut potensial melahirkan pemikiranpemikiran bebas dan liar yang terkadang bertolak-belakang dengan pandangan baku umat Islam. Tetapi, fakta menunjukan bahwa keragaman cara berpikir itu sendiri pada akhirnya memperkaya khazanah keilmuan Islam. Seandainya kebebasan itu tidak diakui, mungkin peta pemikiran Islam tak akan meluas seperti sekarang. Ini penting disadari, bukan dalam konteks mendukung tumbuh-suburnya pikiran-pikiran liberal yang meruntuhkan bangunan ortodoksi Islam, tapi dalam upaya membangun kesadaran bahwa setiap orang bebas menelurkan pikiran dan gagasan-gagasannya, lebihlebih jika pikiran tersebut inovatif dan konstruktif. Sehingga, dengan menyadari hal tersebut, umat Islam bisa lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan pandangan. Toh seliar apapun pikiran seseorang, selama dia tidak berhenti belajar dan selalu terbuka untuk dikritik dan diluruskan, pada akhirnya akan kembali kepada jalan yang benar. Berkenaan dengan hal ini, Syekh Muhammad al-Ghazali konon pernah berkata Aku tidak takut dengan orang yang berpikir walaupun salah, karena kelak ia akan kembali pada jalan yang benar, akan tetapi aku takut dengan orang yang malas berpikir walaupun benar, karena orang seperti itu tak ubahnya seperti bulu yang diterpa angin (tidak punya pendirian). Dengan demikian, pada dasarnya berpikir itu bebas, asal kebebasan tersebut diimbangi pula dengan kesadaran penuh bahwa hasil pemikiran kita bukanlah yang paling benar dan selalu membuka diri untuk terus belajar. Islam sebagai agama yang adiluhung tak mungkin rasanya memasung kreativitas manusia untuk berpikir. Sebab, al-Quran sendiri, seperti yang dikemukakan oleh Prof. Quraish Shihab, mendukung adanya kebebasan berpikir. Bahkan, Abbas Mahmud alAqqad, penulis prolifik Mesir, dengan tegas menyatakan bahwa berpikir adalah bagian dari kewajiban agama! (Gagasan itu kemudian ia tuangkan kedalam sebuah buku cantik bertajuk al-Tafkr Fardlah Islmiyyah). Semoga dengan menyadari akan adanya kebebasan berpikir tersebut, percakapan intelektual kita akan terasa lebih kondusif, ramah, harmonis, dialogis, inovatif dan konstruktif sehingga tidak ada lagi fenomena saling hujat-menghujat, sesat-menyesatkan apalagi disertai dengan cercaan yang kotor dan tidak wajar. Tuhan memberikan kita kemampun akal yang berbeda. Maka, sudah barang tentu dari perbedaan tersebut akan lahir pemikiran yang berbeda pula. Seandainya Tuhan menghendaki, bukan hal yang sulit untuk menyama-ratakan akal pikiran kita. Tapi, Dia menghendaki agar kita berlombalomba dalam kebaikan. Allahu alam bi alShawab () *Penulis adalah Pemimpin Redaksi TROBOSAN.
Doc. Google.com

TROBOSAN - edisi 360 Maret 2014

Email/YM: transferindo.mesir@yahoo.com FB: Tranferindo Mesir

You might also like