You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN I.1.

LATAR BELAKANG Sindrom Gawat Nafas pada Neonatus (SGNN) merupakan suatu sindrom yang sering kita temukan pada neonatus cacat fisik dan mental di masa depan (1). Pre alensi SGNN sangat ber ariasi. !enurut "arrel dan # ery (dikutip $u, 1%&'), Penyakit !embran (ialin (P!() pre alensinya adala) 1 * dari semua kela)iran dan 1+ * pada ,ayi ,erat -a)ir .enda) (,,-.) sebagian besar SGNN itu disebabkan ole) P!( (1,2,/,+). P!( terutama ter0adi pada bayi prematur, 0arang ditemukan pada bayi aterm. "rekuensinya meningkat dengan makin pendeknya masa ke)amilan
(/,1) (1) (1,2)

. SGNN sesuai dengan

namanya merupakan suatu kegawatan yang dapat berakibat kematian atau

Pre alensinya akan meningkat bila pre alensi ,,-. meningkat karena

Penyakit ini ter0adi pada kira2kira 13 * seluru) bayi prematuri dengan insidensi terbesar pada bayi2bayi yang memiliki berat badan kurang dari 1133 gram
(')

. 4engan kata lain insidensinya berbanding terbalik dengan usia


(+)

ke)amilan dan berat badan bayi

. 5e0adian penyakit akan meningkat pada

bayi la)ir kurang bulan (terutama bayi dengan masa gestasi kurang dari /+ minggu) (1). Penyakit ini dapat ditemukan pada sekitar '3 * bayi yang berumur kurang dari 2& minggu ke)amilan, pada sekitar 11223 * bayi yang berusia ke)amilan antara /22/' minggu dan sekitar 1 * bayi yang berusia lebi) dari /6 minggu ke)amilan dan penyakit ini 0arang ditemukan pada bayi aterm
(+)

4iperkirakan ba)wa 13 * dari semua kematian neonatus disebabkan ole) P!( atau komplikasinya dan penyakit ini bertanggung 0awab atas 13.3332 +3.333 kematian setiap ta)un (+). 4engan meli)at insidensi yang ter0adi, sampai saat ini SGNN masi) merupakan sala) satu faktor penyebab mortalitas dan morbiditas yang tinggi. (al ini terutama disebabkan kompleknya faktor etiologi serta adanya keterbatasan dalam penatalaksanaan penderita
(1,1)

. #kan tetapi dalam dekade 1

ak)ir ini tampak kema0uan yang sangat berarti, baik dalam cara diagnostik dini maupun dalam penatalaksanaan penderita penurunan yang cukup bermakna (1). 7alaupun demikian penyakit ini masi) merupakan sala) satu faktor yang memegang peranan dalam tingginya angka kematian perinatal. Se)ingga pengenalan riwayat ke)amilan, riwayat persalinan, serta inter ensi dini baik dalam )al pencega)an, diagnostik dan penatalaksanaan penderita merupakan suatu masala) yang perlu diper)atikan (1,1). I.2. TUJUAN PENULISAN 8u0uan penulisan referat ini adala) untuk menamba) wawasan ilmu pengeta)uan bagi para dokter muda k)ususnya dan bagi pembaca pada umumnya se)ingga di)arapkan para calon dokter mampu mengenali, menganalisa dan membuat diagnostik yang tepat pada kasus2kasus SGNN k)ususnya Penyakit !embran (ialin.
(1)

. Se)ingga angka kesakitan dan

angka kematian penyakit terutama di negara berkembang tela) memperli)atkan

BAB II PEMBAHASAN II.1. PENGERTIAN 4alam -iteratur #nglo Sa9on, SGNN disebut sebagai .espiratory 4istress Syndrome
(1)

. Namun terminologi ini 0uga sering dipakai untuk P!(,

se)ingga kita )arus cermat dalam menginterpretasi pengertiannya (1,6). Nama lain yang digunakan untuk P!( adala) :diopati)c .espiratory 4istress Syndrome atau :.4S, ba)kan ada yang menyebutnya sebagai :.4S type one dengan pengertian :.4S type two adala) 8ransient. 8ac)ypnea of 8)e Newborn (88N) atau 7et -ung 4isease (1). Namun semen0ak diketa)uinya penyebab .4S pada bayi2bayi prematur, maka istila) :.4S mulai ditinggalkan (6). ;adi sindrom gawat nafas pada neonatus, k)ususnya .4S (P!() adala) keadaan dimana terdapat kumpulan ge0ala yang terdiri atas dispne, sianosis, takipneu, penggunaan otot2otot bantu nafas dan adanya merinti) (1). II.2. FAKTOR RISIKO SGNN bisa diramalkan dengan mengenali fakotr2faktor risiko ter0adinya SGNN pada ke)amilan, kela)iran dan pada bayi utama P!( adala) prematuritas "aktor pada ke)amilan < 1. 5e)amilan kurang bulan. 2. 5e)amilan dengan penyakit 4iabetes !elitus. /. 5e)amilan dengan gawat 0anin. +. 5e)amilan dengan penyakit kronis ibu. 1. 5e)amilan dengan pertumbu)an 0anin ter)ambat. '. 5e)amilan lebi) bulan. 6. :nfertilitas.
(&) (1)

. "aktor risiko

. Secara umum dapat kita keta)ui ba)wa

faktor risiko P!( adala) sebagai berikut (1) <

"aktor pada partus < 1. Partus dengan infeksi intra partum. 2. Partus dengan tindakan /. Partus dengan penggunaan obat sedatif. "aktor pada bayi < 1. Skor apgar yang renda). 2. ,ayi berat la)ir renda). /. ,ayi kurang bulan. +. ,erat la)ir lebi) dari +333 gram. 1. =acad bawaan. '. "rekwensi pernafasan dengan 2 kali obser asi lebi) dari '3>menit. II.3. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Sampai saat ini teori ter0adinya P!( yang paling banyak diterima iala) karena kurangnya surfaktan pada paru (',6,&). Surfaktan diproduksi ole) sel epitel saluran nafas yang disebut pneumocyt tipe :: apoprotein dan kolesterol
(+) (6)

. ?nsur surfaktan yang

terpenting adala) dipalmitil fosfatidilkolin (lesitin), fosfatidilgliserol, dua . ,a)an2ba)an aktif tersebut memegang peranan utama dalam stabilisasi pertukaran udara perifer dan berfungsi sebagai faktor antiatelektasis yang menolong pengendalian ekspansi al eolus pada tekanan fisiologik, yaitu dengan merenda)kan tegangan permukaan al eolus se)ingga tidak ter0adi kolaps dan mampu mena)an sisa udara fungsional pada ak)ir ekspirasi (6). Pneumocyt tipe :: ini mulai tumbu) pada gestasi 2222+ minggu dan mulai mengeluarkan surface acti e lipids pada gestasi 2+22' minggu dan mulai berfungsi pada masa gestasi /22/' minggu. Sel ini sangat peka dan berkurang dalam 0umla) pada keadaan asfiksia selama masa perinatal. 5ematangan sel ini terpengaru) ole) adanya keadaan fetal )iperinsulinemia, stress intra uteri yang kronik, seperti )ipertensi pada ke)amilan, :?G. (:ntra ?terine Growt) .etardation) dan ke)amilan kembar (6). +

Peruba)an atau tidak adanya surfaktan pulmonal akan menyebabkan serangkaian peristiwa yang ditun0ukkan pada gambar berikut ini (') <
SURFAKTAN

METABOLISME PARU

COMPLIANCE PARU

ALIRAN DARAH PULMONAL

VENTILASI ALVEOLAR

Gambar 1. Peranan surfaktan adala) untuk merenda)kan tegangan permukaan al eolus se)ingga tidak ter0adi kolaps dan mampu untuk mena)an sisa udara fungsional pada ak)ir ekspirasi
(%)

. (al ini akan mengakibatkan berkurangnya


(')

daya kembang paru (paru2paru kaku)

. #l eolus akan kembali kolaps setiap

ak)ir ekspirasi, se)ingga untuk pernafasan berikutnya dibutu)kan tekanan negatif intratoraks yang lebi) besar yang disertai usa)a inspirasi yang lebi) kuat (%). 5er0a tamba)an ini akan melela)kan bayi dan menimbulkan penurunan entilasi al eoler, atelektasis dan )ipoperfusi al eolar
(')

. #sfiksasi akan

menimbulkan asokonstriksi pulmonal, dimana dara) akan melewati paru2paru melalui 0alan pintas 0anin (Paten 4uctus #rteriosus atau "oramen @ ale) se)ingga mengurangi aliran dara) pulmonal (',6). 8er0adinya iskemia merupakan suatu gangguan tamba)an se)ingga akan makin mengurangi metabolisme paru2 paru dan produksi surfaktan ('). II.4. PATOGENESIS 4efisiensi menyebabkan terganggu
(%)

substansi

surfaktan paru untuk

yang

ditemukan

pada

P!(

kemampuan

memperta)ankan

stabilitasnya

. (al ini mengakibatkan terganggunya fungsi paru bayi setela)

la)ir. Pada keadaan defisiensi ini paru bayi akan gagal memperta)ankan

kestabilan al eolus pada ak)ir ekspirasi, se)ingga pada saat inspirasi berikutnya dibutu)kan tekanan yang lebi) besar untuk mengembangkan al eolus yang mengalami kolaps atelektasis men0adi bertamba) terganggunya
(6) (1)

. 4an pada setiap ekspirasi ter0adinya

. 5olaps paru ini akan menyebabkan

entilasi se)ingga ter0adi )ipoksia, retensi =@2 dan asidosis.

(ipoksia akan menimbulkan < (1) @ksigeniasi 0aringan menurun, se)ingga akan ter0adi metabolisme anaerobik dengan penimbunan asam laktat dan asam organik lainnya yang menyebabkan ter0adinya asidosis metabolik pada bayi. (2) 5erusakan endotel kapiler dan epitel duktus al eolaris yang akan menyebabkan ter0adinya transudasi ke dalam al eoli dan terbentuknya fibrin dan selan0utnya fibrin bersama2sama dengan 0aringan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran )ialin (%). "aktor2faktor yang berperan dalam patogenesis P!( dapat diterangkan dari gambar berikut ini (+) <
Prematur$ta% Sek%$-C A%f$k%$a $ntra&artum Surfaktan yang menurun angguan Meta!"#$%me %e# Ate#ekta%$% &r"gre%$f Pre.$%&"%$%$ fam$#a$# A%$."%$%

H$&"&erfu%$ a#'e"#ar

H$&"'ent$#a%$

Penyem&$tan &em!u#u( Dara( &aru

&CO)* &O)* &H

Tak$&nea %ementara A%f$k%$a ne"nata# H$&"term$a A&nea

+Sy"k, ($&"ten%$

H$&"'"#em$a

Gambar 2. '

4efisiensi sintesis atau pengeluaran surfaktan, bersama2sama dengan unit pernafasan yang kecil dan dinding rongga dada yang lunak, mengakibatkan atelektasis, frekwensi pernafasan meningkat, compliance paru berkurang, ker0a pernafasan semakin meningkat dan ak)irnya entilasi al eolar tidak mencukupi. #kibat yang ditimbulkan adala) ter0adinya )iperkarbia, )ipoksia dan asidosis yang mengakibatkan ter0adinya penyempitan pembulu) dara) paru
(+)

. Aasokonstriksi pembulu) dara) paru yang disebabkan ole)


(1)

)ipoksia menyebabkan ter0adinya peninggian ta)anan ke kiri melalui duktus arteriosus dan foramen o ale . 8er0adinya )ipoperfusi al eolar akibat dari asokonstriksi pembulu) dara) paru akan menyebabkan terganggunya metabolisme sel2sel paru dan pada ak)irnya akan menurunkan produksi surfaktan ('). Secara singkat dapat diterangkan ba)wa dalam tubu) ter0adi lingkaran setan yang terdiri dari < atelektasis )ipoksia asidosis transudasi penurunan aliran dara) paru )ambatan pembentukan substansi surfaktan atelektasis. (al ini akan berlangsung terus sampai ter0adi penyembu)an atau kematian bayi (%). II.5. GEJALA KLINIS ,ayi penderita P!( biasanya bayi kurang bulan yang la)ir dengan berat badan antara 123322333 gram dengan masa gestasi antara /32/' minggu. ;arang ditemukan pada bayi dengan berat badan lebi) 2133 gram dan masa gestasi lebi) /& minggu (1). Ge0ala klinis biasanya mulai terli)at pada beberapa 0am pertama setela) la)ir terutama pada umur '2& 0am
(1,6)

. Ge0ala karakteristik mulai timbul pada

usia 2+262 0am dan setela) itu keadaan bayi mungkin memburuk atau mengalami perbaikan (1). ,ila keadaan membaik, ge0ala akan meng)ilang pada ak)ir minggu pertama (%). Gangguan pernafasan pada bayi terutama disebabkan ole) atelektasis dan perfusi paru yang menurun gambaran klinis seperti (1,/,+,1,') < 4ispnea. !erinti) saat ekspirasi (grunting). 6
(+,%)

. 5eadaan ini akan memperli)atkan

8akipnea (frekwensi pernafasan B '3>menit). Pernafasan cuping )idung. .etraksi dinding t)oraks (suprasternal, epigastrium atau interkostal) pada saat inspirasi. Sianosis. Ge0ala2ge0ala ini timbul dalam 2+ 0am pertama sesuda) bayi la)ir

dengan gradasi yang berbeda2beda. Namun yang selalu ada iala) dispnea, se)ingga dapat kita katakan ba)wa kita meng)adapi sindrom gawat nafas bila kita menemukan adanya dispnea. 4ispnea adala) kesulitan entilasi paru. Pada entilasi paru yang normal tidak dibutu)kan frekuensi entilasi ekstra atau bantuan otot pernafasan tamba)an. Se)ingga kalau tela) ada dispnea maka akan ter0adi takipne, pernafasan cuping )idung, retraksi dinding toraks dan sianosis. ;adi praktisnya bila kita meli)at adanya dispne pada neonatus pada dasarnya kita ber)adapan dengan SGNN (1). Selain tanda gangguan pernafasan, ditemukan ge0ala lain misalnya brakikardia, )ipotensi, kardiomegali, pitting oedema terutama di dorsal tangan>kaki, )ipotermia, tonus otot menurun dan terdapatnya ge0ala sentral. Semua ge0ala tamba)an ini sering ditemukan pada P!( yang berat atau yang suda) mengalami komplikasi (%). Ge0ala2ge0ala dan tanda2tanda penyakit ini dapat mencapai puncaknya dalam waktu / )ari, kemudian akan mulai ter0adi perbaikan yang berangsur2 angsur. 5ematian 0arang ter0adi setela) / )ari, kecuali pada bayi yang per0alanan penyakitnya fatal (+). II.6. PEMERIKSAAN RADIOLOGIK Pemeriksaan foto rontgen paru memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan diagnosis yang tepat
(1)

. Pemeriksaan ini 0uga untuk

menyingkirkan penyakit lain dengan ge0ala yang sama dengan P!( seperti pneumot)ora9, )ernia diafragmatika, dan lain2lain (1,6).

&

Gambaran klasik yang ditemukan pada foto rontgen paru iala) adanya bercak difus berupa infiltrat retrikulogranukor pada parenkim disertai adanya tabung2tabung udara bronkus (air bronc)ogram)
(/,1,',&)

. Gambaran retikulo

granular ini merupakan manifestasi adanya kolaps al eolus se)ingga apabila penyakit semakin berat gambaran ini akan semakin 0elas (1). II.7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 5elainan yang ditemukan pada pemeriksan laboratorium diantaranya iala) pemeriksaan dara) (%) < 5adar asam laktat dalam dara) meninggi dan bila kadarnya lebi) dari mg *, prognosis lebi) buruk. 5adar bilirubin lebi) tinggi bila dibandingkan dengan bayi normal dengan berat badan sama. 5adar Pa@2 menurun disebabkan berkurangnya doksigenasi di dalam paru dan karena adanya pirau arteri ena. 5adar Pa@2 meninggi, karena gangguan entilasi dan pengeluaran =@ 2 sebagai akibat atelektasis paru. P( dara) menurun dan defisit basa meningkat akibat adanya asiodosis respiratorik dan metabolik dalam tubu). ;uga diperlukan pemeriksaan (6) < (b dan )ematokrit untuk petun0uk perlu tidaknya plasma espander bila bayi 0atu) dalam syok. Pencarian ke ara) sepsis, termasuk dara) tepi lengkap, termasuk trombosit, kultur dara), cairan amnion dan urin, =.P. Clektrolit. Golongan dara). Serum glukosa (dapat renda) atau tinggi). +1

II.8. DIAGNOSIS 4iagnosis klinis SGNN kita tegakkan kalau kita tegakkan kalau kita tela) menemukan sindrom sebagai berikut (/,1,6) < 4ispnea. !erinti) (grunting). 8akipne. Pernafsan cuping )idung. .etraksi dinding toraks. Sianosis. Namun bila pada bayi terdapat faktor risiko ter0adinya P!( maka bila dalam 2 kali obser asi frekuensi pernafasan selalu di atas '3 per menit dalam keadaan bayi tidak menangis maka )arus dibuat foto polos. 8oraks anteriposterior untuk menegakkan diagnostik dan untuk menentukan sikap selan0utnya (1,1). 4i ruma) sakit ru0ukan tindakan diagnostik diker0akan untuk mengeta)ui diagnosis anatomik dan fungsional pada suatu saat. Prosedur diagnostik yang dilakukan tergantung pada keadaan penderita kemampuan penderita dan fasilitas yang tersedia (1). 8indakan diagnostik yang disebut di bawa) ini disusun menurut prioritas berdasarkan keadaan penderita (1) < 1. .adiologi toraks. 2. #nalisa gas dara). /. Glukosa dara). +. Clektrolit dara). 1. 4ara) tepi leDngkap. '. C5G. 6. ?SG otak. 5)usus untuk P!( suatu cara yang seder)ana yang dapat meramalkan ter0adinya penyakit ini dan untuk membantu penegakkan diagnosis adala) dengan S)ake test, caranya adala) sebagai berikut (1,&) <

13

1. #mbil 3,1 ml aspirat lambung yang bersi), masukkan ke dalam tabung reaksi. 2. 5e dalam cairan ini dituangkan 3,1 garam fisiologi. /. 5emudian tamba)kan 1 ml larutan etanol %1 *. +. 4ikocok selama 11 detik dan dibiarkan diam dalam rak dalam posisi tegak lurus selama 11 menit. :nterpretasi < Positif < ,ila terdapat gelembung2gelembung yang membentuk cincin. #rtinya surfaktan terdapat pada paru dalam 0umla) yang cukup (gelembung B 2>/ permukaan). Negatif < ,ila tidak terdapat gelembung. #rtinya tidak ada surfaktan dan kemungkinan akan ter0adi P!( besar (gelembung E permukaan. .isiko P!( adala) '3 *. .agu < ,ila terdapat gelembung tetapi tidak membentuk cincin. #rtinya waspada ter)adap kemungkinan ter0adinya P!( (gelembung 1>/22>/ permukaan. .isiko P!( 23213 *. 4eteksi dini yang lain iala) melakukan pemeriksaan rasio ->S (-ecit)in Sp)ingomyelin .atio), pada air ketuban yang diperole) dengan amniosentesis, atau dari aspirasi trakea dan lambung. .asio ->S kurang dari 2 biasanya berasosiasi dengan P!( (,luck dan 5ulo ic), 1%6/). 4eteksi adanya P)osp)atidyl glycerol (PG) menun0ukkan kematangan paru se)ingga bila PG positif, P!( ke0adiannya renda) sedang bila PG negatif ke0adiannya tinggi ((alliday dkk, 1%&1) (1). II.9. PENATALAKSANAAN 4asar tindakan pada penderita adala) memperta)ankan penderita dalam suasana fisiologik yang sebaik2baiknya, agar bayi mampu melan0utkan perkembangan paru dan organ lain, se)ingga ia dapat mengadakan adaptasi sendiri ter)adap sekitarnya (1). Penatalaksanaan penderita P!( tergantung dari berat ringannya penyakit, se)ingga penatalaksanaan yang dapat dilakukan terdiri dari tindakan umum dan tindakan k)usus umum ini iala) mengusa)akan agar
(1) (1)

. 8u0uan penatalaksanaan

<

11

5ebutu)an konsumsi @2 dapat diusa)akan seminimal mungkin se)ingga fungsi pernafasan dapat berlangsung optimal. 5ebutu)an makanan bayi dapat terpenu)i. 5eseimbangan cairan dan elektrolit dapat diperta)ankan dengan baik. Per0alanan penyakit dapat dipantau dengan baik dan kalau perlu inter ensi dapat dilakukan sedini mungkin (?s)a .a0, 1%&&). 8indakan umum terutama dilakukan pada penderita ringan atau sebagai

tindakan penun0ang pada penderita berat diker0akan iala) <

(1)

. 8indakan umum yang perlu

1. !emberikan lingkungan yang optimal. Su)u tubu) bayi )arus selalu diusa)akan agar tetap dalam batas normal (/',1 =2/6 =) dengan meletakan bayi dalam inkubator. (umiditas ruangan 0uga )arus adekuat (632&3 *) (1,%). 2. !akan peroral sebaiknya tidak diberikan dan bayi diberi cairan intra ena yang disesuaikan dengan kebutu)an kalorinya. #dapun pemberian cairan ini bertu0uan untuk memberikan kalori yang cukup, men0aga agar bayi tidak mengalami de)idrasi, memperta)ankan pengeluaran cairan melalui gin0al dan memperta)ankan keseimbangan asam basa tubu). 4alam +& 0am pertama biasanya cairan yang diberikan terdiri dari glukosa>dekstrose 13* dalam 0umla) 133 ml>5g,,>)r. 4engan pemberian secara ini di)arapkan kalori yang dibutu)kan (+3 kkal>5g,,>)r) untuk mencega) katabolisme tubu) dapat dipenu)i (1). 8indakan k)usus meliputi < 1. Pemberian @2 Setiap penderita P!( )ampir selalu membutu)kan @ 2 tamba)an. Pemberian @2 ini perlu dilakukan secara )ati2)ati, karena @ 2 punya pengaru) yang kompleks ter)adap bayi baru la)ir (1). Pemberian @2 yang terlalu banyak dapat menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan seperti fibrosis paru, kerusakan retina (fibroplasi 12

retrolental) dan lain2lain. ?ntuk mencega) komplikasi ini, pemberian @2 sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan tekanan @2 arterial (Pa@2) secara teratur. 5onsentrasi @2 yang diberikan )arus di0aga agar cukup untuk memperta)ankan Pa@2 antara &32133 mg(g. ,ila fasilitas untuk pemeriksaan tekanan gas arterial tidak ada,@2 dapat diberikan sampai ge0ala sianosis )ilang
(%)

. ?ntuk mencapai tekanan, @2 ini kadang2kadang

diperlukan konsentrasi @2 sampai 133 *. 5onsentrasi demikian biasanya )anya dapat dicapai apabila @2 diberikan dengan sungkup dan tidak mungkin dicapai dengan cara pemberian @2 melalui kateter )idung biasa. Pada penderita yang sangat berat kadang2kadang diperlukan entilasi mekanis dimana @2 diberikan dengan respirator (1). 8indakan ini dilakukan apabila bayi yang tela) mendapatkan @2 dengan konsentrasi 133* masi) memperli)atkan Pa@2 kurang dari +3 mm(g, P=@2 B dara) F 6,2 atau masi) adanya serangan apneu berulang pertukaran gas tubu). ,eberapa cara pemberian adala) (1) < a. Pemberian @2 dengan secara tekanan positif yang konstan =onstant positi e airway pressure G =P#P). =ara ini dapat dicapai dengan memberikan tekanan positif ter)adap udara yang masuk atau mengadakan tekanan negatif yang konstans ter)adap dinding toraks. Pemberian secara ini akan mengurangi ter0adinya atelektasis al eolus disertai perbaikan Pa@2 dara). b. Pemberian @2 dengan entilasi tekanan positif yang intermiten (:ntermittent Positi e Pressure Aentilation G :PPA). 4engan cara ini keseimbangan pertukaran gas tubu) dapat diatur. c. Pemberian @2 dengan entilasi aktif ini dapat dilakukan pula dengan bermacam cara, misalnya pemberian @2 secara )iperbasik, intermittent negati e pressure entilation, dan lain2lain. 2. Pemberian #ntibiotika 1/
(1)

63 mm(g, P( . 4asar entilasi

mekanis adala) mengusa)akan agar @2 yang diberikan dapat memperbaiki entilasi mekanis ini

Setiap penderita P!( perlu mendapat antibiotika untuk menega) ter0adinya infeksi sekunder yang dapat memperberat penyakit
(%)

#ntibiotik diberikan selama bayi mendapat cairan intra ena sampai ge0ala gangguan nafas tidak ditemukan lagi. Sebaiknya antibiotik yang dipili) adala) yang mempunyai spektrum luas (1). #ntibiotik yang biasa diberikan adala) penisilin (13.333 ?2133.333 ?>5g,,>)r) atau ampicilin
(%)

(133 mg>5g,,>)r) dengan gentamicin (/21 mg>5g,,>)r)

. ,ila

pemeriksaan kultur tidak memungkinkan, antibiotik dapat diberikan 126 )ari. #ntibiotik yang dipili) bisa 0uga kombinasi ampisilin>sefalosporin dengan aminoglikosid>kemisitin (1). /. Pemberian Na(=@2 #sidosis metabolik yang selalu terdapat pada penderita, )arus segera diperbaiki dengan pemberian Na(=@/ secara intra ena Na(=@/ dapat disesuaikan dengan rumus (1,%) < 5ebutu)an Na(=@/ G 4efisit basa 9 3,/ 9 ,,(5g) 5onsentrasi Na(=@/ yang diberikan biasanya antara 6,12&,+ * dan kebutu)an yang diperlukan sebagian dapat diberikan langsung intra ena dan sisanya diberikan secara tetesan (1). 8u0uan pemberian Na(=@/ adala) untuk memperta)ankan P( dara) antara 6,/126,+1. ,ila fasilitas untuk pemeriksaan keseimbangan asam basa tidak ada, Na(=@/ dapat diberikan dengan tetesan. =airan yang digunakan berupa campuran larutan glukosa 1213 * dengan Na(=@/ 1,1 * dalam perbandingan. + < 1. Pada asidosis yang berat penilaian klinis yang teliti )arus diker0akan untuk menilai apaka) basa yang diberikan suda) cukup adekuat (%). +. Pemberian Surfaktan ,uatan Penemuan surfaktan buatan untuk terapi P!( termasuk sala) satu kema0uan di bidang kedokteran. 4engan demikian dapat mengurangi
(%)

. Pemeriksaan

keseimbangan asam basa tubu) )arus diperiksa secara teratur agar

1+

kebutu)an tekanan tinggi dari entilator dan konsentrasi @ 2 yang tinggi (6). Surfaktan artifisial yang dibuat dari dipalmitoil fosfatidilkolin dan fosfatidil gliserol dengan perbandingan 6 < / tela) dapat mengobati penderita penyakit tersebut. ,ayi tersebut diberi surfaktan artifisial sebanyak 21 mg dosis tunggal dengan menyemprotkan ke dalam trakea penderita. #k)ir2ak)ir ini tela) dapat dibuat surfaktan endogen yang berasal dari cairan amnion manusia. Surfaktan ini disemprotkan ke dalam trakea dengan dosis '3 mg>5g,,. 7alaupun cara pengobatan ini masi) dalam taraf penelitian, tetapi )asilnya tela) memberikan )arapan baru (1). II.10. PEN EGAHAN ?sa)a pokok penanganan P!( ini )arus dipusatkan pada usa)a pencega)an ('). $ang paling penting adala) mencega) ter0adinya prematuritas, termasuk meng)indari faktor risiko untuk ter0adinya P!( yang bisa dilakukan diantaranya < 1. !encega) kela)iran prematur (1,&). 2. !encega) kela)iran bayi dengan :?G. (:ntra Growt) .etardation) (1). /. #ntenatal ultrasound untuk lebi) dapat menentukan gestasi secara akurat dan mendeteksi keadaan fetus (6). +. "etal monitoring yang berkelan0utan untuk mendeteksi keadaan fetus dan mengeta)ui perlunya inter ensi segera bila ter0adi fetal distress (6). 1. !enentukan pematangan paru sebelum persalinan dengan pemeriksaan ->S rasio (6,%). '. Pengendalian kadar gula ibu )amil yang menderita 4! (1). 6. @ptimalisasi kese)atan ibu )amil (1). &. !eng)indari S= yang sebenarnya tidak diperlukan (+). %. Pre ensi dan inter ensi persalinan prematur dengan tokolitik dan glukokortikoid untuk merangsang pematangan paru (6). Pemberian kortikosteroid pada wanita )amil +&262 0am sebelum persalinan dengan 0anin masa gestasi /+ minggu menurunkan insidens dan mortalitas akibat P!(
(6,&) (1)

. Pencega)an

. 4engan demikian layak memberikan 122 dosis

betametason atau deksametason secara :! kepada wanita )amil yang lesitinnya dalam cairan ketuban memberi petun0uk adanya imaturitas paru 11

0anin dan yang kemungkinan besar akan mela)irkan bayi antara +&262 0am atau yang persalinannya dapat ditunda selama +& 0am atau lebi) (+). 4i samping kortikosteroid tela) banyak dilaporkan beberapa obat yang dinyatakan dapat merangsang maturitas paru. Sala) satu obat yang dianggap lebi) baik dari kortikosteroid adala) ambro9ol. Pemberian sebanyak 1333 mg>)r selama 1 )ari berturut2turut pada persalinan prematur yang mempunyai risiko menderita P!(, dapat menurunkan angka kematian bayi. Selan0utnya terdapat obat lain seperti aminofilin, tiroksin, iso9suprine, dan lain2lain (1). II.11. KOMPLIKASI 5omplikasi yang dapat ter0adi akibat P!( adala) < 1. Perdara)an intrakranial ole) karena belum berkembangnya sistem saraf pusat terutama sistem askularisasinya, adanya )ipoksia dan )ipotensi yang kadang2kadang disertai ren0atan. "aktor tersebut dapat membuka nekrosis iskemik, terutama pada pembulu) dara) kapiler di daera) peri entrikular dan dapat 0uga di ganglia ba alis dan 0aringan otak lainnya (1). 2. Pada intubasi trakea bisa ter0adi asfiksasi akibat obstruksi pipa, peng)entian 0antung (cardiac arrest) selama intubasi atau penyedotan dan timbulnya stenosis subglotis di kemudian )ari (+). /. Ge0ala neurologik yang tampak berupa kesadaran yang menurun, apreu, gerakan bola mata yang ane), kekakuan e9tremitas dan bentuk ke0ang neonatus lainnya (/). +. 5omplikasi pneumotoraks atau pneuma mediastinum mungkin timbul pada bayi yang mendapatkan bantuan entilasi mekanis. Pemberian @ 2 dengan tekanan yang tidak terkontrol baik, mungkin menyebabkan peca)nya al eolus se)ingga udara pernafasan yang memasuki rongga2ronga toraks atau rongga mediastinum (1). 1. Pada P!( yang berat sering ditemukan koagulasi intra askular diseminata. ,eberapa penderita 0uga memperli)atkan gangguan faktor koagulasi (P8

1'

dan P88 meman0ang) dan trombositopenia yang merupakan ciri karakteristik penyakit tersebut. 5omplikasi ini terutama ditemukan pada penderita P!( yang disertai dengan sepsis ole) kuman gram negatif atau dida)ului ole) asfiksia berat (1). '. Paten ductus arteriolus pada penderita P!( sering menimbulkan keadaan paya) 0antung yang sulit untuk ditanggulangi (1). II.12. PROGNOSIS Prognosis P!( tergantung dari tingkat prematuritas dan beratnya penyakit (%). Pada penderita yang ringan penyembu)an dapat ter0adi pada )ari ke2/ atau ke2+ dan pada )ari ke26 ter0adi penyembu)an sempurna penderita yang lan0ut mortalitas diperkirakan 232+3 *
(1,%) (1)

. Pada
(1)

. 4engan perawatan .

yang intensif dan cara pengobatan terbaru mortalitas ini dapat menurun

Prognosis 0angka pan0ang sulit diramalkan. 5elainan yang timbul dikemudian )ari lebi) cenderung disebabkan komplikasi pengobatan yang diberikan dan bukan akibat penyakitnya sendiri
(1)

. Pada fungsi paru yang normal pada

kebanyakan bayi yang dapat )idup dari P!(, prognosisnya sangat baik (+).

16

BAB III KESIMPULAN 1. P!( masi) merupakan sala) satu faktor yang memegang peranan dalam tingginya angka kematian perinatal. 2. Sindrom gawat nafas pada neonatus, k)ususnya P!( adala) keadaan dimana terdapat kumpulan ge0ala yang terdiri atas 4ispne, merinti) (grunting), takipne, pernafasan cuping )idung, retraksi dinding toraks dan sianosis. /. "aktor risiko utama @!( adala) prematuritas. +. 8eori ter0adinya P!( yang paling banyak diterima adala) karena kurangnya surfaktan pada paru. 1. Pemeriksaan foto rontgen paru memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan diagnosis yang tepat. '. =ara seder)ana yang dapat meramalkan ter0adinya penyakit ini dan untuk membantu penegakkan diagnosis adala) < s)ake test, pemeriksaan rasio ->S (lec)itin>spingomelin ratio) dan deteksi adanya p)osp)atidyl glycerol. 6. Penatalaksanaan P!( terdiri dari tindakan umum dan tindakan k)usus. 8indakan umum meliputi pemberian lingkungan yang optimal dan pemberian diet. Sementara tindakan k)usus meliputi pemberian @2, antibiotika, Na(=@/, dan surfaktan buatan. &. Pencega)an yang paling penting adala) meng)indari ter0adinya prematuritas termasuk meng)indari faktor risiko ter0adinya P!(. %. 5omplikasi P!( dapat disebabkan ole) penyakitnya sendiri atau akibat efek samping dari pengobatan>penatalaksanaan P!(, 13. Prognosis P!( tergantung dari tingkat prematuritas dan berat ringannya penyakit.

1&

DAFTAR PUSTAKA 1. !onint0a, (.C, .ulina Suradi, #sril #minulla), Sindrom Gawat Nafas Pada Neonatus, Pendidikan 5edokteran ,erkelan0utan :5# HH:::, "5?:, ;akarta, 1%%1, )al. 126. 11. '12''. 2. (art)away, 7.C et all, Pediatrics 4iagnosis I 8reatment, Cdition ::, # -ange !edical ,ook, by #ppleton I -ange, 1%%/, )al. //. /. Pincus =atJel I -an .oberts, 5apita Selekta Pediatri, Cdisi ::, Cditor, 4r. Petrus #ndrianto, CG=, ;akarta, 1%%1, )al. +12+'. +. Nelson, :lmu 5ese)atan #nak, ,agian :, Cdisi 12, #li) ,a)asa < Siregar, !.., Penerbit ,uku 5edokteran CG=, ;akarta, 1%&&, )al. '222'26. 1. !arkum, #.(, ,uku #0ar :lmu 5ese)atan #nak, ;ilid :, ,agian :lmu 5ese)atan #nak "5?:, ;akarta, 1%%1, )al. /3/2/3'. '. 5laus I "anaroff, Penatalaksanaan Neonatus .isiko 8inggi, Cdisi +, Cditor < #c)mad Sur0ono, CG=, ;akarta, 1%%&, )al. 2&'22&%. 6. 7inarno, dkk, Penatalaksanaan 5egawatan Neonatus, dalam Simposium Gawat 4arurat Neonatus, ?nit 5er0a 5oordinasi Pediatri 4arurat :4#:, ,adan Penerbit ?N4:P, Semarang, 1%%1, )al. 111211/. &. #rif !as0oer, dkk, 5apita Selekta 5edokteran, ;ilid 2, Cdisi /, !edia #esculapius "5?:, ;akarta, 2333, )al. 136213&. %. Staf Penga0ar :lmu 5ese)atan #nak "5?:, :lmu 5ese)atan #nak, ;ilid :, Cditor < .usepno (assan I (usein #latas, ,agian :5# "5?:, ;akarta 1%&1, )al.

1%

You might also like