You are on page 1of 15

BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT

Laporan Tugas Akhir IV- 1


Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
BAB
4
METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT


4.1 Pendahuluan
Semenjak ditemukanya ladang minyak di perairan dangkal di daerah Teluk Meksiko
sekitar tahun 1940-an, maka berkembang teknologi instalasi pipa di bawah laut.
Sekarang, dengan ditemukanya banyak ladang minyak dan gas diperairan dalam
membuat metode instalasi pipa bawah laut semakin maju dan berkembang, ada beberapa
metode yang biasa digunakan yaitu:
Metode S-lay.
Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dangkal/Shallow water dengan
kedalaman sampai dengan 500 ft.
Metode J-lay.
Digunakan untuk instalasi didaerah perairan intermediate dengan kedalaman 500
ft sampai dengan 1000 ft.
Metode Reel lay (kedalam 1000 ft keatas).
Digunakan untuk instalasi didaerah perairan dalam dengan kedalaman lebih dari
1000 feet.
Metode lain yang digunakan untuk instalsi pipa adalah shore pull methode dan tow
method yang bisa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, bottom tow, off-bottom tow, mid
depth tow, dan surface tow. Metode ini dapat digunakan untuk instalasi pipa pada daerah
laut dangkal ke laut dalam bergantung pada kebutuhan disain.






BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 2
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
4.2 Metode Pemasangan Pipa (Lay Method)

4.2.1 Metode S-Lay
Metode yang paling sering digunakan dalam proses instalasi pipa untuk daerah perairan
dangkal adalah metode S-lay. Dalam metode S-lay, yang sketsa gambarnya dapat dilihat
pada Gambar 4.1, proses pengelasan pipa dilakukan bagian roller pada barge,
sedangkan keberadaan stinger digunakan untuk membentuk overbend dan ketika pipa
telah menyentuh dasar perairan maka akan membentuk sagbend. Overbend dan sag-
bend pada proses ini akan membentuk seperti huruf S sehingga disebut metode S-lay.


Gambar 4. 1 Sketsa metode instalasi S-lay.

Dalam metode S-lay tensioner yang berada pada barge akan menarik pipa yang akan
dipasang ke arah dalam dan memastikan bahwa tegangan dari semua pipa tidak melebihi
tegangan izin. Dalam barge dilengkapi dengan alat pengatur tegangan pipa (tension
machines), abandobmet and recovery winch, dan crane untuk mengangkat pipa.
Dalam proses instalasi setelah pipa ditempatkan pada roller yang kemudian akan
disambungkan dengan pipa melalaui proses las dalam sebuah tempat (welding stasion),
dalam welding station pipa akan mengalami pengelasan, kemudian dilakukan proses

Welding, coating stasion


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 3
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
pengecekan kekuatan las dengan non distucted test (NDT), setelah pipa lolos NDT maka
kemudian akan dilakukan pelapisan pada sambungan / field joint coating.


Gambar 4. 2 Contoh barge S-lay (Lorelay Barge (LB) 200).


4.2.2 Metode J-Lay
Untuk melakukan proses instalasi pipa bawah laut untuk perairan dalam digunakan
methode J-lay. Seperti yang terlihat pada sketsa proses J-lay pada Gambar 4.3, pada
metode J-lay ini tidak terjadi overbend seperti yang terjadi pada metode S-lay, tidak ada
stinger untuk menempatkan pipa dan pipa yang akan dilas dalam posisi mendekati
vertikal yang kemudian akan diturunkan ke laut. Pada barge J-lay dilengkapi dengan
tower yang digunakan untuk memposisikan pipa dan tempat penyambungan pipa.


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 4
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

Gambar 4. 3 Sketsa metode instalasi J-lay.


Gambar 4. 4 Contoh J-lay barge (Heeremas Balder).



Wlding, coating stasion


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 5
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
4.2.3 Metode Reel Lay
Metode reel lay merupakan metode instalasi pipa dengan cara menggulung pipa panjang
pada sebuah gulungan berukuran raksasa yang kemudian pipa tersebut akan dipasang di
dasar laut seperti pada pemasangan kabel bawah laut.
Barge yang digunakan untuk menginstalasi pipa dilengkapi dengan gulungan (reel)
raksasa yang terdapat dibagian tengah barge, dilengkapi pula dengan adanya chute yang
berfungsi sebagai landasan sebelum pipa diturunkan agar pipa tidak tertekuk pada saat
instalasi.
Pipa yang dipakai untuk metode ini tidak diselimuti dengan beton akan tetapi pipa harus
tetap didisain supaya stabil setelah proses instalasi, hal ini dimaksudkan agar pipa dapat
digulung dalam reel. Adapun selimut yang digunakan untuk melindungi pipa adalah
digunakan bahan yang dapat digulung tanpa mengalami kerusakan seperti seperti jenis
bahan epoxy.
Pada proses instalasi dengan metode ini pipa yang akan dipasang dibuat terlebih dahulu
didarat kemudian akan ditarik dan digulung di reel raksasa dalam barge. Pada saat
penggulungan kurfatur pipa harus didisain agar tidak mengalami buckling dan ovalisasi
yang signifikan, selain itu tekukan pipa yang terjadi harus lebih kecil dari nilai leleh pipa
yang digunakan.
Setelah proses penggulungan kemudian kapal/barge akan bergerak menuju tempat
pemasangan pipa, pada lokasi ini pipa akan ditarik menuju chute yang kemudian di
turunkan. Barge kemudian bergerak menyusuri rute pipa yang telah direncanakan.
Setelah semua pipa terpasang kemudian ujung pipa diberi pelampung untuk
disambungkan dengan reel barge berikutnya. Akan tetapi biasanya satu reel barge
mempunyai kapasitas untuk menginstal seluruh pipa pada satu kali penggulungan. Pada
Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 adalah contoh reel barge.


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 6
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
Chute
Reel
Barge
Sea Bottom
Sagbend

Gambar 4. 5 Sketsa metode instalasi Reel lay.


Gambar 4. 6 Technips DP vertical reel vessel Deep Blue (J-lay).


4.2.4 Tow Methods
Secara umum dapat digambarkan bahwa dalam tow method ini pipa akan dirakit di darat
dengan masing-masing segmen antara 200-300 meter yang kemudian akan diberi akses
menuju perairan melalui launching ramp atau roller yang dibangun sepanjang pantai
menuju surf zone. Setelah itu segmen pipa yang telah siap (telah melewati test) ditarik ke


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 7
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
laut dengan menggunakan barge/tow vessel yang berada 1000 meter atau lebih dari
pantai. Setelah segmen pipa pertama ditarik kemudian ujung segmen yang berada di
darat akan dilas dengan segmen berikutnya, sementara barge berpindah maju untuk
bersiap menarik kembali. Hal ini akan dilakukan sampai panjang pipa yang direncanakan.

a) Bottom Tow
Seperti namanya, pada metode ini pipa yang telah dirakit didarat akan di tarik ke laut
sampai dengan lokasi yang ditentukan tanpa menggunakan pelampung. Panjang pipa
pada setiap segmen ditentukan sesuai dengan kapasitas dari barge penarik yang
digunakan. Kapasitas barge penarik harus lebih besar dengan berat pipa di air (Ws)
ditambah dengan gesekan yang dialami pipa dengan tanah. Oleh karena itu besarnya
koefisien gesek tanah sepanjang jalur pipa harus diketahui.
Dalam perencanaanya, survey rute pernarikan pipa menjadi hal yang sangat mendasar
untuk dilakukan. Rute yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap disain selimut pipa
(coating) untuk perhitungan kriteria abrasi, stabilitas selama penarikan (towing), ukuran
kapal penarik dan panjang optimum segmen pipa. Survey rute dan survey tempat instalasi
menyakut detail insvestigasi terhadap kondisi tanah, arus dasar perairan, kontur dasar
perairan, dan indentifikasi terhadap halangan sepanjang jalur penarikan.
Untuk pipa yang di bangun di daerah perairan dangkal maka pembuatan parit/trench perlu
dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan untuk kepentingan stabilitas pipa itu
sendiri. Sketsa dari metode ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 4. 7 Sketsa metode bottom tow.







Pipe

Tow cable

Tow vassel

Sea bed



BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 8
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
b) Surface tow dan Mid-depth tow
Surface tow, seperti yang digambarkan pada Gambar 2.8, menggunakan ponton untuk
menopang pipa agar berada di permukaan atau dekat permukaan air. Sedangkan mid
depth tow, seperti yang di gambarkan pada Gambar 2.9, menggunakan peralatan untuk
mengapungkan pipa di bawah permukaan air untuk menghindari dari beban gaya
gelombang yang besar selama proses penarikan.


Gambar 4. 8 Sketsa metode surface tow.


Gambar 4. 9 Sketsa metode mid-dept tow.





Pipe

Bouy

Tow va ss el

Hold-back vassel

Sea bed







Pipe

Bouy

Tow va ss el

Hold-back vassel

Spar Bouy

Sea bed



BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 9
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
Pada pelaksanaan kedua metode ini diperlukan dua buah barge/kapal untuk mengontrol
pengapungan rangkaian pipa, dua kapal tersebut terdiri dari kapal penarik (tow vessel)
dan kapal penahan (hold-back vessel).
Pelampung pada rangkaian pipa ini dipasang ketika pipa masih di darat, dan ketika sudah
berada pada tempat pipa tersebut digelar/diinstal menggunakan lay-barge yang dilengkapi
dengan stinger seperti pada Gambar 2.10 berikut.

Joining Barge
Pipe
Bouy
Hold back vassel Spar Bouy
Stinger
Pipe
Sea bed

Gambar 4. 10 Sketsa instalasi pipa.

c) Off-Bottom Tow
Off bottom tow adalah metode instalasi yang diadaptasi dari metode mid-depth tow.
Dalam pelaksanaanya metode ini juga mengunakan dua buah kapal sama seperti pada
metode mid-depth tow. Yang membedakan dari metode ini adalah digunakanya rantai
yang menggantung pada setiap pelampung, rantai ini berfungsi sebagai penyeimbang
agar rangakaian pipa berada pada kedalaman yang telah ditentukan dan dapat menahan
pipa tetap stabil ketika ada arus lateral selama proses penarikan. Ilustrasi metode ini
dapat dilihat pada Gambar 2.10.


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 10
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

Gambar 4. 11 Sketsa metode off-bottom tow.

4.2.5 Metode Shore Pull
Biasanya, untuk instalasi pipa dekat dengan pantai dan arahnya tegak lurus pantai
digunakan teknik dengan menarik pipa dari pantai. Pipa dilas disebuah lay barge dimana
pada ujung pipa pertama yang menuju darat dipasangi pull head, sebuah struktur
tambahan pada pipa dengan bentuk seperti pad-eye besar yang digunakan untuk
mengaitkan tali penarik dari darat.
Satu atau beberapa kabel penarik dipasangkan pada pull head dan disambungkan ke
winch yang berada di darat. Pipa yang ditarik kemudian diluncurkan ke air melalui jalur
pipa yang telah ditetukan. Selama proses penarikan, hal yang penting untuk diperhatikan
adalah gesekan antara pipa dan dengan tanah yang menentukan penentuan kapasitas
dari winch yang akan digunakan. Akan tetapi, untuk mengatasi adanya gesekan tesebut
dapat digunakan pelampung yang diikatkan pada pipa, fungsi dari pelampung ini adalah
untuk mengapungkan pipa aga tidak bergesekan dengan tanah sehingga dapat titarik
dengan winch dengan kapasitas yang lebih kecil. Pelampung ini diikatkan kesetiap
segmen pipa dengan jumlah tertentu sesuai disain yang direncanakan, pelampung-
pelampung ini akan dilepas ketika pipa sudah semua terpasang sehingga pipa tenggelam
kedalam air sesuai jalur pipa yang ditentukan.
Dalam pelaksanaannya pipa disambungkan di barge yang kemudian setelah diberi
pelampung kemudian diturunkan, sementara winch menarik pipa dari darat. Hal ini






Pipe

Bouy

Tow va ss el

Hold-back vassel

Sea bed

Chain

Tow cable

Tow cable



BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 11
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
dilakukan sampai pipa terpasang semua, biasanya sampai dengan pipa sampai ke darat
atau ujung trench yang dibuat masuk kearah darat.
Berdasarkan kapasitas dari winch penarik yang digunakan, ada dua variasi dari metode
shore pull, yaitu:

a. Winch yang diletakan pada lay barge
Jika total berat di air pipa yang dianalisis masih pada kapasitas dari kapasitas winch yang
terdapat pada lay barge maka tidak diperlukan winch dengan kapasitas yang lebih besar
di darat. Penarikan pipa dilakukan dengan winch yang ada pada lay barge, seperti yang
telihat pada Gambar 4.12.


Gambar 4. 12 Metode shore pull dengan winch di lay barge.

b. Winch yang diletakan didarat
Pada keadaan dimana kapasitas winch yang dimiliki oleh lay barge tidak memenuhi
kapasitas yang dibutuhkan untuk menarik pipa walupun sudah ditambahkan alat
pelampung pada pipa maka digunakan winch yang diletakan didarat dengan kapasitas
yang lebih besar dan memenuhi kapasitas yang dibutuhkan, seperti yang terlihat pada
Gambar 4.13.



BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 12
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

Gambar 4. 13 Metode shore pull dengan winch di darat.

4.3 Analisis Instalasi Pipa
Selama instalasi pipa, bending stress yang terjadi pada pipa harus dicek mengikuti
spesifikasi code yang dipakai. Seperti ditunjukan pada Gambar 14.14 untuk metode S-
lay, terdapat dua daerah dari pipeline yaitu daerah overbend dan sagbend. Daerah
overbend memanjang dari tensioner di barge deck, melewati barge ramp, dan turun ke
stinger sampai dengan titik lift-off dimana pipa tidak lagi ditumpu pada stinger.
Sedangkan daerah sagbend memanjang dari titik perubahan (inflection point) sampai
dengan thouch down point. Pada metode S-lay bending stress pada kedua daerah
tersebut adalah yang menjadi konsentrasi utama selama proses instalasi pipa, sedangkan
pada J-lay hanya sagbend yang menjadi perhatian. Sedangkan untuk reel lay bergantung
pada jenis instalasi yang dipakai antara S-lay atau J-lay.


Gambar 4. 14 Daerah overbend dan sagbend pada S-lay barge.


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 13
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach
4.3.1 Overbend
Pipe curvature, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.15, pada daerah overbend
selalu dikontrol posisi yang tepat untuk tahanan ramp, dan posisi dari stringer. Pada
umumya, radius kurfatur dari overbend ditentukan agar maksimum bending stress pipa
tidak lebih dari 85% SMYS. Persamaan regangan tekuk (bending strain) pipa adalah:
R
D
2
=
Dimana :
D = diameter luar pipa
R = jari-jari kurvatur dari onverbend
Sedangkan persamaan untuk tegangan aksial tekuk (axial bending stress) adalah:
R
ED
2
=
Dimana :
E = Modulus elastisitas (3x10
6
psi)
Oleh karena itu, nilai minimum dari jari-jari overbend adalah:
F D
ED
R
. 2
0

=
Dimana :
F = factor disain (0.85)
0
= specified minimum yield stress (SMYS)

Analisis diatas mengasumsikan bahwa pipa mengalami tekuk yang seragam/sama di atas
barge dan stinger. Pada kenyataanya, tekuk pipa dan tegangan pada overbend lebih dari
itu, oleh karena itu digunakan program komputer untuk menghitung secara akurat
tegangan pada analisis overbend.



BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 14
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

Gambar 4. 15 Distribusi momen pada stinger.

4.3.2 Sagbend
Untuk dapat mengerti mengenai bending stress terutama untuk daerah sagbend, ada
beberapa metode untuk menganalisis stress di sagbend yaitu, metode linear beam,
nonlinear beam, natural catenary, stiffed catenary dan finite element. Setiap metode
memiliki persyaratan sesuai dengan kondisi instalasi pipa. perbandingan dari ketiga
metode analisa stress tersebut disajikan dalam Tabel 4.1.

Table 4.1 perbandingan metode analisis pipa
Metode Instalasi Aplikasi Kondisi batas Validitas
Linear beam Perairan dangkal Terpenuhi Defleksi kecil
Nonlinear beam Semua perairan Terpenuhi Defleksi besar dan
kecil
Natual catenary Perairan dalam Tidak terpenuhi Kekakuan kecil
Sitiffed catenary Periran dalam Terpenuhi Kekakuan kecil
Finite element Semua kedalaman Terpenuhi Defleksi besar dan
kecil


Metode finite element (FE), linear dan nonlinear adalah yang umum digunakan untuk
analisis pemasangan pipa. Beberapa program nonlinear finite element umum digunakan
untuk menganalisa pipeline selama instalasi. Berikut adalah persamaan nonlinear bending
stress :


BAB 4 METODE DAN ANALISIS INSTALASI PIPA BAWAH LAUT



Laporan Tugas Akhir IV- 15
Analisis On-Bottom Stability dan Instalasi Pipa Bawah Laut Di Daerah Shore Approach

Gambar 4. 16 Sktesa bending pada pipa.


ds
d
Sec T
ds
d
Sec
ds
d
EI q

2
0
2
2

= (4. 1)
Dimana:
q = berat satuan dalam pipa
EI = kekakuan tekuk pipa
T
0
= tegangan efektif pipa bagian bawah
s = jarak panjang bentang pipa
= sudut pada jarak s

Beberapa program komputer yang dibuat berdasarkan metode analisa diatas dapat
digunakan untuk menganalisa instalasi pipa, beberapa program yang dapat digunakan
untuk menganalisa instalasi pipa diantaranya adalah OFFPIPE, ANSYS, FLEXCOM 3D,
dan ORCAFLEX. Pada Tugas Akhir ini digunakan program OFFPIPE yang memang
kusus digunakan untuk menganalisa pada saat disain instalasi pipa.

You might also like