You are on page 1of 7

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

BAB 10 PENANGANAN ALIRAN SUNGAI

menyebabkan terjadinya penggerusan pada daerah timbunan, tebing sungai atau pada pondasi jembatan. Cara Penanganan:

10.1. UMUM Aliran sungai mempunyai dampak penting pada jembatan, kerusakan pada aliran sungai seperti gerusan bahkan berpotensi menyebabkan keruntuhan pada jembatan. Pendangkalan sungai berpotensi menyebabkan tubrukan oleh debris/hanyutan pada bangunan atas maupun bangunan bawah. Pada bab ini akan dibahas pengenai kerusakan aliran sungai dan metoda perbaikannya. 10.2. KERUSAKAN 501: PENGENDAPAN ATAU PENDANGKALAN Masalah ini dapat menyebabkan masalah-masalah sebagai berikut: Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux yang berlebihan. Arah aliran normal sungai dapat membahayakan tebing sungai, tanah timbunan atau struktur jembatan.

Semua sampah dan semua penghalang yang menyebabkan masalah harus dibuang dari daerah alur sungai. Pembersihan sampah, umumnya dilaksanakan oleh bagian pemeliharaan rutin. Harus diperhatikan bahwa tidak terjadi kerusakan akibat adanya batang pohon yang besar pada jembatan. 10.4. KERUSAKAN 503: SCOURING/PENGGERUSAN Scouring adalah penggerusan tanah dasar pada dasar sungai akibat adanya tekanan dari air sungai baik besar maupun kecil yang berlangsung secara terus menerus ke daerah pilar jembatan sehingga mengakibatkan kerusakan. Salah satu aspek yang mempengaruhi proses scouring adalah kecepatan air yang melintasi pondasi/bangunan jembatan. Proses scouring apabila terus menerus terjadi akan terus bertambah dalam dan menyebabkan penurunan kapasitas tahanan pondasi/pilar jembatan yaitu tahanan pasif tanah terhadap gaya lateral dan momen. Kejadian ini dapat mengakibatkan keruntuhan apabila tidak ditangani. Beberapa alternatif dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya scouring dan juga mengembalikan kondisi tanah dekat pondasi yang rusak akibat scouring. Solusi umum yang sering digunakan untuk mencegah scouring adalah dengan menggunakan turap dan bronjong.

Gambar 10.1 Pendangkalan Yang Terjadi Pada Dasar Sungai 10.3. KERUSAKAN 502: PENUMPUKAN SAMPAH DAN HAMBATAN Kerusakan ini mencakup masalah-masalah sebagai berikut: Penumpukan sampah yang terjadi akan menambah gaya horisontal pada struktur. Penumpukan sampah pada alur sungai mengakibatkan terhalangnya arus aliran sungai atau merubah arah aliran sungai. Bagian-bagian bekas pembongkaran jembatan yang masih berada pada daerah alur sungai mengakibatkan terhalangnya dan tertahannya arus aliran sungai yang kemudian Gambar 10.2 Penanganan Dengan Turap

Penanganan Aliran Sungai

145

Penanganan Aliran Sungai

146

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Tabel 10.1 Penanganan Untuk Masalah Scouring/Penggerusan


TIPE Turap Bronjong Dinding beton Krib Bottom Controller Pengamanan dasar sungai Pembuatan perkerasan alur Pembersih Tetrahedrons Rip-rap/ pasangan batu besar KONDISI PENGGUNAAN Air sungai yang dalam dan/atau tanah lunak. Gunakan sebagai pengamanan pondasi bangunan bawah Air sungai yang dangkal dan fundasi yang kuat Air sungai yang dangkal dan funndasi yang kuat dimana aliran air dapat dipindahkan selama pelaksanaan. Dekat tebing untuk pengamanan tebing dan mengarahkan aliran sungai Untuk terjadinya degradasi yang tidak terlalu dalam dan dibuat melintang penuh selebar sungai. Dapat dibuat dari beton, bronjong, pernagaran ganda dengan pengisian batu diantaranya, turap dan lain-lain. Aliran sungai yang dangkal dimana aliran sungai dapat dipindahkan selama pelaksanaan. Biasanya hanya digunakan pada jembatan dengan bentang kecil. Jika terjadi lubang akibat scouring dan gunanya untuk erosi yang terjadi. Untuk melindungi fundasi disekeliling pilar

Gambar 10.5 Penanganan Dengan Perkerasan Lantai Dari Beton Atau Batu Besar

Gambar 10.6 Penanganan Dengan Tetrahedra Untuk Menahan Gerusan Arah Hilir Sungai

Gambar 10.3 Penanganan Dengan Bronjong

Gambar 10.7 Penanganan Dengan Krib Dan Penghalang Gambar 10.4 Penanganan Dengan Rip-Rap Atau Pasangan Batu Besar
Penanganan Aliran Sungai

147

Penanganan Aliran Sungai

148

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Tabel 10.2 Penanganan Timbunan Dan Pondasi


STRATEGI TEKNIK PENGAMAN TESING PENGAMANAN FLEKSIBEL Pasangan batu kosong Kawat anyaman Bahan macam-macam bronjong tanaman Material yang dipakai berguna sebagai pengaman tebing dan melindungi tebing serta mengamankan terhadap gerusan Fleksibel berarti masih terjadi sedikit pergerakan dengan toleransi tidak terjadi longsoran Bronjong dapat dipakai.untuk masalah pengikisan pada bagian atas tanah timbunan yang tidak dilindungi. PENGKAJIAN SEMENTARA Perlindungan yang fleksibel pda umumnya merupakan suatu teknik yang mudah dilaksanakan dengan pembiayaan yang kecil serta bahan-bahannya mudah didapat. Setiap bentuk pengamanan fleksibel harus didesain dengan hati-hati. Pengikisan pada bagian ujung atau bawah struktur merupakan hal yang umum SECARA LANGSUNG PENGAMANAN KAKU turap baja tiang atau dinding penahan tanah beton bronjong yang diperkuat Pengaman yang bersifat struktur sebagai pengamanan tebing longsornya tanah timbunan dan gerusan yang terjadi.

CONTOH

URAIAN

Gambar 10.8 Pengamanan Dasar Sungai Dengan Dinding Beton/Bronjong

Talud bronjong berbeton merupakan suatu penanganan yang mahal. Biasanya hanya digunakan untuk panjang yang kecil saja dan dipakai sebagai pengamanan misalnya pada kepala jembatan. Digunakan apabila terjadi penggerusan pada ujung suatu struktur Kaku: setiap pergerakan mengarah pada suatu kegagalan. Jadi harus direncanakan supaya kuat menahan gaya dari segala arah.

Gambar 10.9 Pengamanan Dasar Sungai Dengan Turap Baja

PENYEBAB KELONGSORAN

Pengikisan bagian ujung struktur Tidak sesuainya ukuran pasangan batu kosong Tidak cukupnya drainase dinding Pengikisan pada bronjong Tidak seimbangnya aliran sungai Penggunaan yang luas apabila material tersedia

Pengikisan/scouring pada bagian ujung/bawah struktur yang diikuti dengan kelongsoran struktur tersebut. Cocok untuk pengamanan kepala jembatan. Penerapan yang terbatas apabila terletak jauh dari kepala jembatan. Biaya umumnya terbatas untuk tanah timbunan yang rendah.

KESIMPULAN

10.5. KERUSAKAN 511: MATERIAL BANGUNAN PENGAMAN YANG HILANG Cara Penanganan Gambar 10.10 Pengamanan Dasar Sungai Dengan Pagar Ganda Isian Batu Perbaiki setiap bagian yang rusak pada bangunan pengaman. Periksalah apakah ada gerusan yang terjadi lagi dan harus diperbaiki juga. Jika penanganan bangunan pengaman yang sudah ada tidak memenuhi syarat, pertimbangkanlah sistem lain yang lebih baik untuk mengendalikan permasalahannya.

Penanganan Aliran Sungai

149

Penanganan Aliran Sungai

150

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

10.6. KERUSAKAN 521: SCOURING PADA TIMBUNAN A. Prosedur Umum Cara Penanganan Dasar sistem bangunan pengaman diletakkan pada dasar yang padat dan stabil pada kedalaman minimum 500 mm. Ujung sistem bangunan pengaman harus benar-benar terikat pada tebing sungai sehingga tidak akan terjadi scouring pada bagian ujung belakang timbunan. Ujung sistem bangunan pengaman harus lebih panjang minimum 5 meter diluar daerah pengaruh scouring yang terjadi. Sistem tersebut hendaknya dibangun sesuai dengan spesifikasi dari pabrik atau atas dasar perencanaan dari Bina Marga. Batu isian harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Gambar 10.12 Denah Pemakaian Bronjong Untuk Penanganan Scouring Tanah Timbunan

Gambar 10.13 Potongan Melintang Penanganan Dengan Bronjong

Gambar 10.11 Bronjong Sebagai Bangunan Pengaman Scouring B. Bronjong Bronjong terbuat dari kawat anyaman yang sudah digalvanis dan kemudian diisi dengan batu atau batuan sungai yang diletakkan diatas atau dekat dasar sungai untuk mencegah scouring pada dasar sungai atau pada tebing. Biasanya dipergunakan untuk mencegah pengaruh terhadap bangunan pengaman lainnya. Kawat bronjong ini dimaksudkan untuk mengurangi scouring yang akan terjadi dan juga sebagai bangunan pengaman yang tetap.

Gambar 10.14 Dinding Beton Bertulang Sebagai Pengaman Tebing

Gambar 10.15 Pasangan Batu Kali Sebagai Pengaman Tebing

Penanganan Aliran Sungai

151

Penanganan Aliran Sungai

152

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

C.

Pengamanan Tebing

Gambar 10.17 Pasangan Batu Kosong Sebagai Pengamanan Tebing 2. Tanaman dapat juga berfungsi sebagai mekanisme stabilisasi utama atau sebagai pengarah pada jenis pekerjann stabilisasi lainnya. Hal ini sangat penting terutama untuk menstabilkan daerah reklamasi. tertentu. Pertumbuhan tanaman dapat dibiarkan berkembang alamiah di daerah yang cocok atau dapat juga ditanam dan dipelihara untuk tujuan

Gambar 10.18 Tanaman Sebagai Pengamanan Tebing Gambar 10.16 Pengamanan Tebing 10.7. KERUSAKAN 522: TANAH TIMBUNAN YANG RETAK ATAU MENGGEMBUNG 1. Batu pilihan dengan ukuran tertentu dipasang pada tebing sungai untuk: Memberikan perlindungan pada tanah tebing terhadap erosi air sungai yang mengalir dan, Memberikan pengamanan pada tebing sungai terhadap kerusakan berat Mungkin diperlukan lapisan geotextile antara pasangan batu kosong dan tanah tebing. Cara Penanganan: 1. Keretakan ringan pada lapis permukaan Menutup keretakan pada lapisan perkerasan untuk mencegah terjadinya perembesan air dan biasanya menggunakan aspal untuk rhenutup bagian ini. 2. Keretakan yang cukup besar Keretakan ini menunjukkan adanya konsolidasi tanah timbunan dan pergerakan bidang gelincir yang merupakan masalah yang berbahaya. Hal tersebut memerlukan pengetahuan seorang ahli untuk menentukan jenis penanganan yang terbaik. Dimana

Penanganan Aliran Sungai

153

Penanganan Aliran Sungai

154

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

terdapat gerakan yang mencurigai, harus.segera meminta dilakukannya pemeriksaan khusus. 3. Penurunan timbunan Ada tiga jenis masalah penurunan timbunan ini Penurunan karena pemadatan jalan pendekat disekitar kepala jembatan Penurunan karena proses konsolidasi dan pemadatan tanah timbunan. Pergerakan tanah seperti adanya gerakan pada daerah bidang gelincir 4. Penurunan pada bagian jalan pendekat Hal ini merupakan masalah yang kecil yang dapat mengakibatkan beban kejut yang berarti pada bangunan atas jika tidak segera ditangani. Bagian pemeliharaan rutin harus meratakan jalan pendekat agar kendaraan dapat dengan nyaman masuk ke jembatan tanpa menimbulkan tambahan gaya kejut. Biasanya pekerjaan ini dilakukan dengan memasang premixed aspal. 5. Penurunan yang cukup besar lainnya Konsolidasi dan pergerakan bidang gelincir merupakan hal yang berbahaya yang memelukan pengetahuan khusus guna menentukan jenis penanganan yang terbaik. Jika terjadi pergerakan yang mencurigakan maka harus segera dilakukan pemeriksaan khusus. Perbaikan hendaknya dilaksanakan sebagaimana diuraikan pada penanganan keretakan. 6. Rehabilitasi dan perbaikan besar meliputi: Meratakan timbunan guna mengimbangi kelongsoran yang terjadi. Tambahkan bentangan baru untuk menghlndari kelongsoran. Pancangkan tiang pancang di sepanjang ujung daerah longsor atau tanah lunak untuk menahan gerakan yang terjadi (agar efektif tiang-tiang tersebut harus dipancang sampai dibawah batas bidang gelincir. Usahakan pemadatan dengan cara drainase vertikal atau drainase pasir. 7. Penggembungan timbunan Penggembungan pada timbunan biasanya disebabkan adanya pergerakan tanah seperti kelongsoran tebing, longsor sesuai dengan bidang gelincir, tanah timbunan tidak baik dan sebagainya. 8. Kelongsoran tebing dan penggembungan Masalah ini dapat menyebabkan berkurangnya lebar badan jalan jika tidak segera ditangani. Pemeliharaan rutin harus meratakan kembali badan jalan tersebut dengan

kemiringan yang sesuai. Tebing yang miring kemudian ditanami dengan tumbuhan. Harus dibuat drainase permukaan jalan yang baik. 9. Penggembungan lainnya yang berarti Penggembungan lainnya yang berarti dapat menunjukkan adanya gerakan pada bidang gelincir atau gerakan biasa dari tanah timbunan dan hal ini merupakan masalah yang berbahaya. Hal ini memerlukan pengetahuan seorang ahli untuk menentukan jenis penanganan yang terbaik. Bilamana gerakan yang demikian dicurigai, segera lakukan pemeriksaan khusus.

10.8. KERUSAKAN 532: RETAK, RONTOK ATAU PECAHNYA TANAH BERTULANG

Gambar 10.19 Penunjangan Dinding Tanah Bertulang

Gambar 10.20 Penggantian Panel Tanah Bertulang

Penanganan Aliran Sungai

155

Penanganan Aliran Sungai

156

Panduan Penanganan Preservasi Jembatan

10.9. KERUSAKAN 531: PERMUKAAN TANAH BERTULANG YANG MENGGEMBUNG Tanah bertulang dapat menggembung dikarenakan beberapa hal. Salah satunya adalah masih terjadinya konsolidasi tanah. Konsolodasi tanah tersebut dapat disebabkan karena konsolidasi alami tanah belum terkonsolodasi penuh dan dapat juga karena adanya beban berlebih yang memberikan tekanan pada tanah. Salah satu penanganan yang dapat diberikan adalah dengan membuat ground anchor yang terikat pada dinding penahan.

Gambar 10.21 Penggembungan Dinding Tanah Bertulang

Gambar 10.22 Pemasangan Angker pada Dinding Tanah

Penanganan Aliran Sungai

157

You might also like