You are on page 1of 28

Maternal and Child Mortality Issues from an Epidemiological Perspective

Masna Hasbi, S.Ked

Millennium Development Goals


Pada United Nations Millenium Summit pada tahun 2000, sebanyak 147 negara mengadopsi MDGs: 1. Memberantas kemiskinan ekstrim dan kelaparan separuh dibandingkan dengan tahun 1990 2. Mencapai pendidikan dasar universal 3. Mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan 4. Memastikan kelestarian lingkungan 5. Menurunkan angka kematian anak dua pertiga dibandingkan dengan tahun 1990 6. Meningkatkan kesehatan ibu, termasuk mengurangi angka kematian ibu sebanyak tiga perempat dibandingkan dengan tahun 1990 7. Mencegah penyebaran HIV / AIDS, malaria dan penyakit lainnya 8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

MDG Goal: Meningkatkan kesehatan ibu


Target: Mengurangi Maternal Mortality Ratio hingga mencapai 3/4 tahun 2015 Indikator: Maternal Mortality Ratio Proporsi kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih

Kesehatan Ibu: Ruang Lingkup Masalah


180-200.000.000 kehamilan per tahun 75 juta kehamilan yang tidak diinginkan 50 juta aborsi yang diinduksi 20 juta aborsi tidak aman 600.000 kematian ibu (1 per menit)

Kesehatan Neonatal: Ruang Lingkup Masalah


3 juta kematian neonatal (minggu pertama kehidupan) 3 juta bayi lahir mati

Kematian Ibu: Tragedi Dunia


Setiap tahun, 585.000 perempuan meninggal karena komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan 99% di negara berkembang ~ 1% di negara maju

Setiap detik...
380 wanita hamil 190 perempuan menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan 110 wanita mengalami komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan 40 wanita melakukan aborsi yang tidak aman 1 wanita meninggal dari komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan

WHO

Salah satu indikator kesehatan reproduksi menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) adalah

Maternal Mortality Ratio (MMR) atau disebut juga Angka Kematian Ibu (AKI)
Perinatal Mortality Rate (PMR) atau disebut juga Angka Kematian Bayi (AKB).

Gmbr 1. Indikator kesehatan reproduksi menurut organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO)

AKI

WHO

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, di seluruh dunia lebih dari 585 ribu ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal.

ASEAN

Sedangkan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi di kawasan ASEAN, Jika dibanding dengan negara-negara lain, angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali angka kematian ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dibandingkan di Thailand dan 5 kali lebih tinggi dibandingkan di Filiphina.

Berdasarkan SDKI 2012, angka kematian ibu masih di atas 200 setiap 100 ribu kelahiran.

SDKI 2012

Daerah yang masih tinggi tingkat kematian ibu bayi berada di wilayah Indonesia timur. Untuk setiap 100 ribu kelahiran hidup di Papua, angka kematian ibu mencapai 620, Papua Barat sebanyak 573 kematian, SENSUS KESEHATAN 2010 Maluku Utara 387, dan Sulawesi Tengah 379.

Target MDG

AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015 AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup

AKB

Berdasarkan data WHO pada tahu 1960 angka kematian balita masih tinggi, yakni 216 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkam SDKI 2012 kematian anak di atas 34 per 1000 kelahiran. (SDKI, 2012)

Kematian Ibu
Kematian ibu (maternal death) menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera.

Penyebab Kematian Ibu


Penyebab langsung: berhubungan dengan komplikasi obstetrik. Mayoritas penyebab kematian ibu adalah penyebab langsung. Penyebab tidak langsung: diakibatkan oleh penyakit yang telah diderita ibu dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstetrik (Depkes RI, 2001)

Penyebab Kematian obstetrik langsung


The Big 5 Perdarahan Infeksi Eklampsia Partus macet Aborsi yang diinduksi dengan cara yang aman

Hemorrhage 24.8% 19,8 7,9 Obstructed Labor 6.9% Unsafe Abortion 12.9% Other Direct Causes 7.9% Indirect Causes 19.8% Infection 14.9% 24,8 Eclampsia 12.9%

12,9 6,9 12,9

14,9

Perdarahan
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum) Perdarahan post partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 ml adalah penyebab utama kematian. Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik, anemia, dan kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan. Anemia post-partum meningkatkan risiko depresi post-partum. Perdarahan post partum dapat ditangani dengan pengelolaan medikamentosa maupun non medikamentosa. (Mochtar R, 1998)

Infeksi

Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis Ibu hamil yang terinfeksi penyakitpenyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi dan atau ibu. Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim), umumnya terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Penyebab utamanya adalah bakteri yang disebut Group A Streptococcus (GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau jaringan yang rusak saat melahirkan.

Eklampsia
Eklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklampsia merupakan komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeklampsia. Preeklampsia, juga dikenal sebagai toxemia kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinuria (protein dalam urin), edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Deteksi dini dan pengelolaan preeklampsia dapat mencegah perkembangannya menjadi eklampsia.

Unsafe Abortion
Prosedur untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan baik oleh orang-orang yang tidak memiliki keterampilan yang diperlukan atau dalam lingkungan yang tidak memiliki standar minimal medis - atau keduanya. 25% dari semua kehamilan di seluruh dunia berakhir dalam sebuah aborsi, sekitar 50 juta setiap tahun. Aborsi ini 20 juta dilakukan dengan tidak aman. Aborsi yang tidak aman bertanggung jawab atas 65.000 kematian ibu setiap tahun (13%)

Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia


A. Pola penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 0-7 hari tertinggi: premature dan berat badan lahir rendah/LBW (35%) asfiksia lahir (33,6%) B. Penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari tertinggi: infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, pnemonia, diare) feeding problem (14,3%)

BBLR dan Prematuritas


Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal dan neonatal. Berat badan lahir rendah (BBLR) dibedakan dalam 2 katagori yaitu: BBLR karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat kurang untuk usianya.

Infeksi Neonatorum
Infeksi sebagai penyebab kematian neonatal masih banyak dijumpai. Infeksi ini termasuk tetanus neonatorum, sepsis, pnemoni. Masih sekitar 12 negara dengan estimasi kasus neonatal tetanus yang tinggi termasuk di Indonesia. Proporsi kematian karena tetanus neonatorum hasil survei menunjukkan tertinggi di antara penyakit infeksi (9,5%).

You might also like