You are on page 1of 6

Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pegawai Di Kantor Polis Diraja Malaysia,Ibu Pejabat Polis

Kontinjen Johor. Relationship between work-stress level and the incident of hypertension in police officers of Polis Diraja Malaysia,Ibu Pejabat Polis Kontinjen Johor Thiagarajan Kandapan1, Irwin Aras1
1

Faculty of Medicine Hasanuddin University, Makassar work-stress level, hypertension Hypertension is a disease that occurs due to an increase in blood pressure that can cause a variety of complications to some other disease, and even heart disease, stroke, and kidney. Across the globe hypertension is a major and serious problem. Hypertension was defined as systolic blood pressure increased at least 140mmHg or diastolic pressure of at least 90 mmHg. This is a observational analytic study by analytic cross sectional design. The number of sample in this study is 41 subjects. Of the 41 officers who have obtained official high blood pressure is as much as 12 with a percentage of 29.26% and the officers who have normal blood pressure is a total of 29 subjects with a percentage of 70.74%. Through the analysis of data using the chi-square statistical test obtained p value <0.001 (p <0.05), means that H0 is rejected or it can be said that there is a relationship between stress levels with the incidence of hypertension. A significant association between the occurrence of hypertension dand stress levels through the analysis of data using the chi-square statistical test obtained p value 0.00 (p <0.05), means that H0 is rejected or it can be said that there is a relationship between stress levels with the incidence of hypertension. OR value of 14.4, this means that officers have tinngi stress levels have 14.4 times greater likelihood for undiagnosed hypertension than officers with a low level of stress.

Keywords Abstract

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab penyakit jantung, stroke, dan ginjal. Di seluruh dunia hipertensi merupakan masalah besar dan serius.1 Sekitar 1 dari 3 orang dewasa AS-seperti yang diperkirakan 68 juta-memiliki tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, penyebab utama kematian di Amerika Serikat.6 Di Indonesia hipertensi merupakan penyebab kematian tertinggi ke-tiga setelah stroke dan tuberkolosis, mencapai 6,7% dari total kematian di Indonesia.2 Data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 menunjukkan prevalensi hipertensi di Pulau Jawa sebesar 41,9%, dengan kisaran di masing-masing provinsi 36,6%-47,7%. Prevalensi di perkotaan 39,9% (37,0%-45,8%) dan di perdesaan 44,1% (36,2%-51,7%).2 Insiden hipertensi di Malaysia adalah Tiga puluh tiga persen atau 2,6 juta jiwa Malaysia dewasa berusia 30 atau lebih tua memiliki hipertensi. Perempuan Melayu memiliki prevalensi yang lebih tinggi hipertensi daripada laki-laki. dan lainnya sementara perempuan Cina dan India memiliki prevalensi terendah.5 MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para praktisi kesehatan mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan hipertensi sehingga dapat membantu dalam upaya pencegahan dan penanganan hipertensi BAHAN DAN CARA KERJA

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian crosssectional analitik. Penelitian ini dilakukan pada pegawai-pegawai di kantor Polis Diraja Malaysia,Ibu Pejabat Polis Kontinjen Johor. Proses pengumpulan data dilakukan dengan melihat data primer.

HASIL Penelitian dilakukan di Ibu Pejabat Polis Kontinjen Johor sejak hari SeninSenin,28 Januari-4 Februari 2013. Banyaknya sampel berjumlah 41 dengan menggunakan rumus besar sampel cross sectional dan dilakukan penarikan sampel dengan cara simple random sampling. Pengolahan dan analisis data kemudian dilakukan terhadap sampel tersebut dengan menggunakan beberapa uji, antara lain sebagai berikut: 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk menilai distribusi frekuensi dari variabelvariabel yang relevan dengan penelitian dan tujuan penelitian, sebelum dilakukan analisis lebih lanjut. Dari tabel 5.1 diketahui bahwa mean usia yakni 32.49 (SD 6.85) dengan usia tertua 45 tahun dan usia termuda 22 tahun. Proporsi terbesar dari petugas terdapat pada kelompok umur 35-40 tahun sebesar 48.78% (20). Diketahui juga bahwa petugas dalam kelompok tingkat stress sedang dan tinggi adalah sebanyak 34.15% (14). Proporsi petugas dalam kelompok tekanan darah hipertensi 1/ hipertensi 2 adalah 29.26% (12) dan dalam kelompok tekanan darah normal dan prehipertensi adalah 70.74% (29). Sebahagian petugas di kantor sudah menikah dengan proporsi 82.93% (34) manakala petugas yang belum

menikah adalah sebanyak 17.07% (7). Proporsi petugas dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 32 (21.96%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 (78.04%). Analisis bivariat dilakukan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel dalam penelitian ini, yaitu tingkat stres pada petugas di kantor dan kejadian hipertensi. Analisis bivariat dilakukan untuk mencari asosiasi antara kedua variabel yang diteliti. Uji yang dilakukan dalam mencari asosiasi antara kedua variabel adalah dengan menggunakan uji

statistik chi-square kemudian ditentukan kekuatan asosiasinya dengan mencari Odds Ratio (OR).

Tabel 5.2 Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pegawai Di Kantor Polis Diraja Malaysia,Ibu Pejabat Polis Kontinjen Johor. Hipertensi Variabel Kategori Hipertensi Tidak Hipertensi N Tingkat stres Tinggi/Sedang Rendah 9 3 % 22.0 7.3 n 5 24 % 12.2 58.5 0,00 14.4 2.8-73.02 p value OR 95% CI

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi karakteristik petugas yang bertugas di kantor Polis Diraja Malaysia

Karakteristik Petugas a. Umur Petugas <35 tahun 35-40 tahun 41-45 tahun b. Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki c. Tingkat stress kerja Tingkat stres rendah Tingkat stres sedang Tingkat stress tinggi

n (41) 18 20 3 9 32 27 11 3

% 43.91 48.78 7.31 21.96 78.04 65.86 26.82 7.32

d. Tekanan Darah Normotensi Prehipertensi Hipertensi1 Hipertensi 2 e. Status perkahwinan Belum Menikah Sudah menikah PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan software statistik serta disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka pembahasan hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: i. Hubungan Tingkat Stres Kerja Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pegawai Di Kantor Polis Diraja Malaysia,Ibu Pejabat Polis Kontinjen Johor. Dari 41 petugas didapatkan petugas yang mempunyai tekanan darah tinggi adalah sebanyak 12 dengan persentasi 29.26% dan petugas yang mempunyai tekanan darah normal adalah sebanyak 29 subjek dengan persentasi 70.74%. Melalui hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square didapatkan p value <0,001 (p<0.05), dapat diartikan bahwa H0 ditolak atau dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi. Nilai OR sebesar 14.4, hal ini berarti petugas yang mempunyai tingkat stress yang tinngi memiliki kemungkinan 14.4 kali lebih besar untuk terdiagnosis hipertensi dibandingkan petugas dengan tingkat stress yang rendah. Penemuan ini sesuai dengan yang ditemukan oleh Owolabi, lebih dari seperempat (26,2%) dari subjek dianggap mengalami stres di tempat kerja. Kelompok terbesar dari subjek hipertensi terlihat di antara subjek dengan stres kerja. Sejumlah

26 3 8 4

63.41 7.31 19.51 9.75

7 17.07 34 82.93 besar petugas kesehatan dalam studi ini menderita oleh pekerjaan yang berhubungan dengan stres dan stres kerja yang dirasakan ditemukan secara bermakna dikaitkan dengan prevalensi hipertensi lebih tinggi. Model konseptual stres kerja diadopsi dalam laporan Chandola membedakan stres kerja psikososial dari respon stres. Jangka pendek reaksi stres termasuk fisiologis, perilaku dan afektif tanggapan seperti aktivasi stres biologi, gangguan tidur (Akerstedt 2006) dan perubahan suasana hati (Woo dan Postolache 2008). Ini tanggapan pada gilirannya mempengaruhi jangka panjang perilaku, fisik dan masalah mental, meningkatkan risiko penyakit, tempat kerja cedera dan tidak adanya penyakit. Beberapa literatur yang luas menghubungkan stres kerja dengan beragam hasil kesehatan adalah ulasan dalam bagian ini. Survei crosssectional sangat terbatas dalam menunjukkan efek stres kerja pada kesehatan yang buruk, sebagai arah asosiasi dapat dibalik. Bila memungkinkan, ulasan literatur Chandola meneliti bukti dari studi longitudinal di mana stres kerja adalah diukur sebelum kejadian kesehatan yang buruk. Ada beberapa ulasan tentang pengaruh pekerjaan stres pada penyakit jantung koroner. Kebanyakan penelitian menunjukkan konsisten dalam tingakt stress menjadi factor resiko terjadinya hipertensi. Ada bukti moderat untuk beberapa tindakan stres kerja pada risiko relatif dari penyakit jantung (Eller 2009), sesuai dengan

peningkatan dari 50% pada risiko relative penyakit jantung di antara mereka yang melaporkan stres kerja dibandingkan kepada mereka yang tidak (Kivimaki et al 2006.). selanjutnya bukti tentang pengaruh stres kerja pada risiko kardiovaskular datang dari sejumlah penelitian. . KESIMPULAN Didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat stress dand terjadinya hipertensi melalui hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square didapatkan p value <0,001 (p<0.05), dapat diartikan bahwa H0 ditolak atau dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Staf pengajar Bagian IKM-IKK FKUH yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan penelitian ini.

KEPUSTAKAAN 1. Whelton PK. Epidemiology and the prevention of hypertension. J Clin Hypertens. 2004; 6(11):636-42. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2001. Jakarta : 2002. 3. Dimsdale JE. Psychosocial stress and cardiovascular disease. Journal of the American College of Cardiology. 2008;51:1237. 4. Morash M. et al. Multilevel Influences on Police Stress Journal of Contemporary Criminal Justice. Michigan State University.2006. 5. Lim T O, Morad Z. Prevalence, Awareness, Treatment and Control of Hypertension in the Malaysian Adult

Population. Singapore Med J 2004 Vol 45(1) : 20-27 6. CDC. Vital signs: prevalence, treatment, and control of hypertensionUnited States, 19992002 and 2005-2008. MMWR. 2011;60(4):103-8 7. Fisher NDL, Williams GH. Hypertensive vascular disease. In : Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, et all, editors. Harrisons principle of internal medicine. 16th edition. New York : McGraw Hill; 2005. p. 146380. 8. Bay Area Medical Information (BAMI). Hypertension. 2006. (cited 2013 Jan 16). Available from : URL : http://www.bami.us/HTN.htm. 9. U.S. Department of Health and Human Services. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Institute of Health : 2004. 10. Beevers G, Lip GYH, OBrien E. ABC of hypertension : Blood pressure measurement. BMJ. 2001;322:1043-7. 11. Chang L. Hypertension : high blood pressure and atherosclerosis. In : WebMD medical reference. 2005. (cited 2013 Jan 16). Available from : URL : http://www.webmd.com/content/artic le/96/103778.htm. 12. Benowitz NL. Antihypertensive agents. In : Katzung, Bertram G, editor. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore : The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2004.p.160-83. 13. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotrans Pathologic Basis of Diesease. 7th edition. Boston: Elsevier B. V.: 2004. 14. Owolabi. Work-related stress perception and hypertension amongst health workers of a mission hospital

in Oyo State, south-western Nigeria. African Journal of Primary Health Care & Family Medicine; Vol 4, No 1 (2012), 7 15. Chandola. Stress At Work. A Report Prepared For The British Academy. October 2010.

You might also like