Transmission (Viral and Bacterial) From Animals

Titiek Djannatun Bagian Mikrobiologi FKUY

Types of Transmission:

Human to human Transmission from animals Arthropode borne infection and Zoonoses:

Vector arthropod (biting arthropod)-Human VBD Vector (invertebrate/arthropod)-vertebrate reservoir-human VBD Vertebrate reservoir-human Zoonoses

Vector arthropods

Insects: houseflies, sandflies, mosquitoes, blackflies, lice (kutu), fleas (pinjal), tick Biting arthropod ARBO Virus

Examples of Arthropod Vectors

Aedes Aegyti

Assorted Ticks

Culex Mosquito

Phlebotmine Sandfly

Man-Arthropod-Man Cycle

Animal-Arthropod-Man Cycle

Arthropod-Borne Pathogen
Arthropode
Mosquitoes, ticks

Pathogens
Viruses

Types
Flaviviruses

Diseases
Yellow fever, Dengue, febrile diaseses, encephalitides (Japanesse B encephalitis) Hemorrhagic fever Chikungunya, EEE,VEE, WEE Plaque, Tularemia Q fever, spotted fever, typhus, rickettsial pox

Bunyaviruses Togaviridae Lice, Fleas, ticks, mites Bacteria Yersinia Rickettsias

Spirochaetes

Relapsing fever, lyme disease

Transmission from vertebrate

Transmitted from infected animals: Direct (by contact or eating) Indirect (via an invertebrate vector) Routes of transmission: contact, inhalasion, bites, scratches, contamination of food or water, ingestion as food

Zoonoses-Human Infections Transmitted from Vertebrates

Pathogens
Viruses Arenaviruses Mammals Lassa fever, Lymphocytic choriomeningitis, Bolivian hemorrhagic fever Cowpox, Orf Rabies Hanta fever (ROBOVIRUS)

Vertebrate vector

Diseases

Poxviruses Rhabdoviruses Bunyaviridae Bacteria Bacillus anthracis Brucella Chlamydia Leptospira Listeria Salmonella Mycobacterium tuberculosis Pasteurella multocida Francisella tularensis

Mammals Mammals Rodentia (Mammals)

Mammals Mammals Birds Mammals Mammals Birds, Mammals Mammals Mammals Mammals

Anthrax Brucellosis Psittacosis Leptospirosis (Weils disease) Listeriosis Salmonellosis Tuberculosis Pasteurellosis Tularemia

Arthropod-borne Viruses
Arthropod-borne viruses (arboviruses) are viruses that can be transmitted to man by arthropod vectors. The WHO definition is as follows
Viruses maintained in nature principally, or to an important extent, through biological transmission between susceptible vertebrate hosts by haematophagus arthropods or through transovarian and possibly venereal transmission in arthropods.

Arboviruses belong to three families 1. Togaviruses e.g. Chikungunya, EEE, WEE, and VEE 2. Bunyaviruses e.g. Sandfly Fever, Rift Valley Fever, Crimean-Congo Haemorrhagic Fever 3. Flaviviruses e.g. Yellow Fever, dengue, Japanese Encephalitis

Arthropod Vectors
Mosquitoes
Japanese encephalitis, dengue, yellow fever, St. Louis encephalitis, EEE, WEE, VEE etc.

Ticks
Crimean-Congo haemorrhagic fever, various tick-borne encephalitides etc.

Sandflies
Sicilian sandfly fever, Rift valley fever.

Animal Reservoirs
In many cases, the actual reservoir is not known. The following animals are implicated as reservoirs Birds Japanese encephalitis, St Louis encephalitis, EEE, WEE Japanese encephalitis Yellow Fever VEE, Russian Spring-Summer encephalitis
BACK

Pigs Monkeys Rodents

Flaviviridae

Genus Flavivirus Spesies penting: Virus Dengue Virus Japanesse B Encephalitis Virus Yellow Fever

Sifat Virus

Bulat, Diameter 40nm, Genom RNA polaritas positif Memiliki envelope (glikoprotein dan lipid tunggal) Memiliki 3-4 polipeptida struktural, 1-2 terglikosilasi Replikasi di sitoplasma, perakitan di dalam retikulum endoplasma

Infection Chain FLAVIVIRUS

PATHOGENESIS FLAVIVIRUS

MORPHOGENESIS FLAVIVIRUS

Japanese Encephalitis

First discovered and originally restricted to Japan. Now large scale epidemics occur in China, India and other parts of Asia.
Flavivirus, transmitted by culex mosquitoes.

The virus is maintained in nature in a transmission cycle involving mosquitoes, birds and pigs.
Most human infections are subclinical: the inapparent to clinical cases is 300:1 In clinical cases, a life-threatening encephalitis occurs. The disease is usually diagnosed by serology. No specific therapy is available.

Since Culex has a flight range of 20km, all local control measures will fail. An effective vaccine is available.

YELLOW FEVER
Penyakit demam akut Penularan melalui nyamuk Kasus yang berat ditandai ikterus, proteinuria dan perdarahan Berkembang biak dalam berbagai tipe hewan dan dalam Nyamuk Afrika, Amerika tengah dan selatan, Karibia 1640 Pertukaran budak di Yukatan (Amerika) Urban Yellow Fever Manusia ke manusia melalui nyamuk Junggle Yellow Fever Kera ke manusia melalui nyamuk

Yellow Fever

After a period of 3 to 4 days, the more severely ill patients with a classical YF course will develop bradycardia (Faget's sign), jaundice, and haemorrhagic manifestations. 50% of patients with frank YF will develop fatal disease characterized by severe haemorrhagic manifestations, oliguria and hypotension. Diagnosis is usually made by serology There is no specific antiviral treatment

An effective live attenuated vaccine is available against yellow fever and is used for persons living in or traveling to endemic areas.

RANTAI INFEKSI (INFECTION CHAIN)

A.

SIKLUS INFEKSI PADA DEMAM KUNING URBAN DAN DEMAM DENGUE :

MANUSIA

NYAMUK DOMESTIK (Aedes aegypti)

NYAMUK DOMESTIK (Aedes aegypti)

MANUSIA

YELLOW FEVER
Laboratorium Tumbuh pada telur berembrio/kultur sel embrio ayam Strain isolasi segar bersifat pantropik virus menginfeksi berbagai tipe sel menimbulkan infeksi berat (fatal) dengan kerusakan hati yang mencolok pada kera setelah inokulasi parenteral Setelah lintasan berseri dalam otak kera dan tikus strain kehil kemampuan menginvasi viscera, hanya menyebabkan infeksi asimtomatis setelah suntikan subkutan Vaksin Strain avirulen 17D strain pantropik virus yang alami lintasan berseri pada kultur jaringan kehil kemampuan untuk menyebabkan penyakit yang menyerang organ dalam atau syaraf

PATOGENESA DAN PATOLOGI

VIRUS (KULIT MELALUI GIGITAN NYAMUK) LIMFONODULI SETEMPAT (BERKEMBANG-BIAK) DARAH ORGAN (HATI, LIMPA, GINJAL, SUMSUM TULANG, KELENJAR LIMFE) MENETAP BEBERAPA HARI KEMATIAN LESI NEKROTIK PADA HATI DAN GINJAL PERDARAHAN MUKOSA UJUNG PILORUS LAMBUNG HATI NEKROSIS BERUPA BINTIK-BINTIK, BANYAK PADA ZONA TENGAH LOBULUS GINJAL DEGENERASI LEMAK EPITEL TUBULUS DEGENERASI PADA LIMPA, LIMFONODULI DAN JANTUNG OTAK INFILTRASI PERIVASKULER SEL-SEL MONONUKLEAR

GEJALA KLINIS
MASA INKUBASI 3-6 HARI DEMAM, KEDINGINAN, NYERI KEPALA, NYERI PUNGGUNG, MUAL, MUNTAH HARI KE-4 PERIODE INTOKSIKASI DENYUT NADI LAMBAT, DEMAM TINGGI, IKTERUS SEDANG KASUS BERAT PROTEINURIA, PERDARAHAN, MUNTAH BERWARNA HITAM KRN PERUBAHAN WARNA DARAH, LIMFOPENIA MATI/SEMBUH TOTAL COAGULATION DEFECT DEFISIENSI PROTOMBIN PERDARAHAN GIT DLL MORTALITY RATE 5-50%

DIAGNOSA
VIRUS DPT DIISOLASI SELAMA FASE AKUT DARI DARAH D/ POST MORTEM INCLUSION BODY PD HATI IgM TERDETEKSI STLH 1 MINGGU PENCEGAHAN VAKSINASI DG VAKSIN VIRUS STRAIN 17 D ( TERUTAMA DR DAN KE DAERAH ENDEMIK) DAERAH YG BANYAK NYAMUK PERLINDUNGAN 10 TAHUN KONTROL VEKTOR INSEKTISIDA JG PD SARANGNYA MENGURANGI KEJADIAN HINDARI GIGITAN NYAMUK INSECT REPELLENTS
BACK

Togaviridae

Genus: Alphavirus Sifat: bulat, diameter 70 nm, nukleokapsid memiliki 42 kapsomer, genom RNA untai tunggal, berenvelope. 3-4 polipeptida, 2 terglikosilasi Replikasi: di sitoplasma. Pertunasan melalui membran sel host Spesies penting: virus Chikungunya Afrika dan Asia

Togaviridae

Genus: Alphavirus Sifat: bulat, diameter 70 nm, nukleokapsid memiliki 42 kapsomer, genom RNA untai tunggal, berenvelope. 3-4 polipeptida, 2 terglikosilasi Replikasi: di sitoplasma. Pertunasan melalui membran sel host Spesies penting: virus Chikungunya Afrika dan Asia

Chikungunya

Chikungunya sejenis demam virus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk terinfeksi (Aedes aegypti) Chikungunya bahasa Swahili yang melengkung ke atas gejala: tubuh yang membungkuk akibat gejala arthritis Juga sebabkan sakit kepala dan demam Vaksin diciptakan dari varian virus dari partikel virus secara percobaan pada tikus dan primata memberikan perlindungan 100% pada manusia (??)

ALPHAVIRUS TRANSMISSION

RANTAI INFEKSI (INFECTION CHAIN)

C. ANTAR- HUBUNGAN ANTARA SIKLUS PEDALAMAN (RURAL) DAN DOMESTIK PADA INFEKSI OLEH VIRUS ENCEPHALITIS LINTAS NYAMUK :
BURUNG LIAR NYAMUK LIAR (C. tarsalis) BURUNG LIAR BURUNG DOMESTIK NYAMUK LIAR (C. tarsalis) MANUSIA

MAMMALIA DOMESTIK

NYAMUK DOMESTIK (C. pipiens)

NYAMUK DOMESTIK (C. pipiens)

MANUSIA

BURUNG DOMESTIK

PATHOGENESIS ALPHAVIRUS

MOPHOGENESISI ALPHAVIRUS

BACK

Rodent Born Viruses

Hanta Virus

Familia: Bunyaviridae Genus: Hanta virus Spesies: Hantaan Virus Bulat, diameter 9-100nm, memiliki genom RNA untai tunggal polaritas positif bersegmen. helikal Memiliki envelope dengan 2 glikoprotein pada lapisan ganda lipid dan penonjolan glikopeptida Replikasi sitoplasma, perakitan pada selaput halus sistem Golgi

Hanta Virus

Ada 22 spesies 9 spesies sebabkan penyakit pada manusia Sebabkan infeksi persisten (harmless) pada berbagai spesies mencit dan tikus Vektor tikus got, tikus rumah, mencit rumah 1 ekor tikus 1 strain virus Dikeluarkan: feses, urin, saliva kering debu inhalasi serang paru dan ginjal Gejala demam, hipotensi, perdarahan dan renal syndrome Kasus yang berat severe pulmonary diseases Terjadi pada tentara amerika di korea Korean Hemorrhagic fever D/ lab: deteksi antibodi IgM/IgG spesifik BACK

Francisella tularensis (tularemia)

DITEMUI PADA HEWAN RESERVOIR KELINCI, TICK

MANUSIA TERTULAR GIGITAN SERANGGA ( TICKS, DEER FLIES, MITES, BLACKFLIES, MOSQUITOES); KONTAK LANGSUNG JARINGAN HEWAN YANG TERINFEKSI; INHALASI AEROSOL; MAKANAN MINUMAN TERCEMAR
MORFOLOGI : BATANG KECIL, NEGATIF Gram, PLEOMORFIK, NON-MOTIL, BERKAPSUL, KOKOBASIL, PARASIT FAKULTATIF INTRASELULER, ISOLASI PADA MEDIA AGAR DARAH GLUKOSA SISTEIN (PADA 37 0C, AEROB, 1-3 HARI) JUMLAH DALAM SAMPEL BIASANYA SEDIKIT TIDAK BISA DIBIAK PADA FASILITAS LABORATORIUM BIASA

SEROLOGI :
SEMUA ISOLAT MEMILIKI 1 ANTIGEN POLISAKARIDA, 1 ATAU LEBIH ANTIGEN PROTEIN YANG BEREAKSI SILANG DENGAN BRUCELLA SECARA BIOLOGIK 2 STRAIN JELLISON TIPE A AMERIKA UTARA , LETAL BAGI KELINCI JELLISON TIPE B EROPA, ASIA, AMERIKA UTARA, TIDAK LETAL BAGI KELINCI RESPON ANTIBODI BERUPA AGLUTININ, MUNCUL 7 10 HARI SETELAH INFEKSI

PATOLOGI DAN GAMBARAN KLINIK

SANGAT MENULAR PENETRASI INHALASI / INTRADERMAL / SELAPUT MUKOSA DOSIS INFEKTIF 1050 BAKTERI MASA INKUBASI 3-10 HARI M.O MSK MELL KULIT LECET 2-6 HARI TIMBUL PAPULA MERADANG DAN BERULSERASI DISERTAI DEMAM, DINGIN, MALAISE, FATIGUE LIMFONODI REGIONAL MEMBESAR NEKROSIS BAKTEREMIA INTRASELULER PADA RES INHALASI AEROSOL YANG INFEKTIF RADANG PERIBRONCHIAL & PNEUMONITIS

PATOLOGI DAN GAMBARAN KLINIK

ULCEROGLANDULER FORM 70-85% JARI TERINFEKSI KONJUNCTIVA TULAREMIA OCULOGLANDULER BENTUK LAIN LIMFADENOPATI TANPA ULCER, TYPHOIDAL, PNEUMONIC, PHARYNGOTONCILLITIS DENGAN LIMFADENOPATI GEJALA CELL-MEDIATED HYPERSENSITIVITY KAPSUL ANTIFAGOSITOSIS

TULAREMIA

DIGNOSA, PENCEGAHAN & TERAPI

DIAGNOSA : M.O DAPAT DIISOLASI DARI SPUTUM, ASPIRASI LIMFONODE INOKULASI PADA AGAR DARAH COKLAT INKUBASI SELAMA BEBERAPA HARI SEROLOGI DENGAN ANTISERA SPESIFIK TERAPI STREPTOMISIN / GENTAMISIN : 10 HARI TETRASIKLIN TERJADI RELAPSING

VAKSIN VAKSIN YANG DILEMAHKAN

UNTREATED 5-15 % FATAL PENCEGAHAN HINDARI HEWAN TERINFEKSI, JAUHKAN TICKS, SUMBER AIR HARUS BERSIH BACK

PASTEURELLA
PATOLOGI PADA HEWAN, MENIMBULKAN PENYAKIT PADA MANUSIA MORFOLOGI DAN SIFAT PERTUMBUHAN :

KOKOBASIL, NEGATIF Gram

NON-MOTIL BIPOLAR STAINNING AEROB / ANAEROB FAKULTATIF MUDAH TUMBUH MEDIA BIASA, SUHU 37 0C OKSIDASE +, KATALASE +

SPESIES PENTING :
Pasteurella multocida

Pasteurella hemolytica
Pasteurella pneumotropica

Pasteurella ureae
GAMBARAN KLINIK :

KEMERAHAN, BENGKAK, SETELAH GIGITAN NYERI, LIMFADENOPATI REGIONAL BAKTEREMIA / INFEKSI PERNAPASAN KRONIS
BACK