Professional Documents
Culture Documents
3, Desember 2007
EPIDEMIOLOGI DAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI INDONESIA Keri Lestari Fakultas Farmasi Universitas Padjadajaran - Jatinangor
Indonesia,
terkecuali
di
tempat-
tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu
dengue. DBD disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda
penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering
menimbulkan wabah. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila Filipina pada tahun 1953 dan
beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan
selanjutnya menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%), akan tetapi
nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Seluruh wilayah di Indonesia
konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Selanjutnya sejak saat itu penyakit Demam Berdarah Dengue cenderung menyebar ke seluruh tanah air Indonesia, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit, dan
mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit demam berdarah dengue, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk maupun di tempat-tempat 12 umum diseluruh
1988 dengan insidens rate mencapai 13,45 % per 100.000 penduduk. Keadaan ini erat kaitannya dengan meningkatnya mobilitas penduduk dan sejalan dengan semakin
oleh
semakin
dininya
penderita tenaga
mendapat
penanganan
kesehatan yang ada di daerah-daerah . Sampai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk
lancarnya hubungan transpotasi. Sejak ditemukan, menunjukkan meningkat baik pertama jumlah kali kasus
mencegah
penyakit
Demam
menanggulangi penyakit ini secara tuntas adalah memberantas penular. Vektor Dengue tempat yakni di
maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD
Berdarah
terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahuntahun berikutnya IR cenderung
perkembangbiakan
lingkungan tempat tinggal manusia terutama di dalam stan diluar rumah. Nyamuk Aedes di aegypti tempat
berkembangbiak
meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003). Saat ini endemis pada 122 daerah tingkat II, 605 daerah kecamatan dan 1800 desa/kelurahan di Indonesia.
penampungan air seperti bak mandi, drum, tempayan dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti kaleng bekas, tempurung kelapa , dan lain-lain yang dibuang sembarangan. Pemberantasan vektor Demam Berdarah Dengue
Walaupun angka kesakitan penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sebaliknya angka kematian cenderung menurun yaitu dari 41,3% pada akhir th 60an menjadi sekitar 35% pada saat ini. Hal disebabkan
dilaksanakan dengan memberantas sarang nyamuk untuk membasmi jentik nyamuk Aedes aegypti.
Mengingat nyamuk Aedes aegypti tersebar luas diseluruh tanah air baik
13
dirumah
maupun
tempat-tempat
inkubasi penyakit ini diperkirakan lebih kurang 7 hari. Penyakit Demam Berdarah
DEMAM
Dengue dapat menyerang semua golongan umur. Sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue lebih banyak menyerang anak-anak tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecenderungan
Indonesia termasuk daerah endemik untuk penyakit Demam Berdarah Dengue. Serangan wabah umumnya muncul sekali dalam 4 - 5 tahun. Faktor lingkungan memainkan peranan bagi terjadinya wabah.
Lingkungan dengan kondisi banyak air tergenang dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang merupakan tempat ideal bagi
PROSES TERJADINYA DEMAM BERDARAH DENGUE Secara kronologis prosesnya dimulai dari nyamuk aedes yang tidak bervirus menggigit dan
perkembangan penyakit tersebut Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama menyerang anak- anak dengan ciri- ciri demam tinggi mendadak dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi
mengisap darah seseorang yang telah terkena demam berdarah dengue. Nyamuk yang sudah terinfeksi virus kemudian menggigit orang sehat dan memindahkan virusnya bersama air ludah ke dalam tubuh. Pada saat tersebut, virus memperbanyak diri dan menginfeksi sel-sel darah putih serta kelenjar getah bening untuk kemudian masuk ke sistem sirkulasi darah. Virus ini sebenarnya hanya
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan mungkin juga Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia kecuali
14
ada di dalam darah selama 3 hari sejak ditularkan oleh nyamuk. Pada hari-hari itulah terjadi pertempuran antara antibodi dan virus dengue yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Badan biasanya mengalami gejala demam dengan suhu tinggi antara 39 sampai 40 derajat celcius.Akibat tersebut kadar terjadi dan
Penanganan yang benar pada fase tersebut sangat ditekankan agar penderita kritisnya bisa dengan melewati baik. masa Caranya
pengganti plasma darah. Hal ini dikarenakan banyaknya cairan tubuh yang hilang dengan cepat akibat merembesnya plasma darah yang keluar dari pembuluh darah. Saat ini, larutan gula garam atau oralit masih merupakan cairan terbaik karena komposisinya setara dengan plasma darah. Pemberian apabila penderita infus dalam diberikan kondisi
pertempuran penurunan
trombosit
bocornya pembuluh darah sehingga membuat plasma darah mengalir ke luar. Penurunan trombosit ini mulai bisa dideteksi pada hari ketiga. Masa kritis penderita demam berdarah berlangsung sesudahnya, yakni pada hari keempat dan kelima. Pada fase ini, suhu badan turun dan biasanya diikuti oleh sindrom perubahan shock yang dengue tiba-tiba. karena Muka
muntah terus, tidak bisa makan dan minum, menderita kejang, kesadaran menurun atau derajat kebocoran plasma darahnya tinggi, yang biasa terjadi pada fase kritis. Begitu pula dengan transfusi trambosit yang akan diberikan jika trambosit penderita di bawah 100.000 dengan pendarahan yang cukup banyak. Bila masa kritis itu bisa dilewati dengan baik maka pada hari keenam dan ketujuh
penderita pun menjadi memerah atau facial flush. Biasanya, penderita juga mengalami sakit pada kepala, tubuh bagian belakang, otot, tulang dan perut (antara pusar dan ulu hati). Tidak jarang diikuti dengan muntah yang berlanjut dan suhu dingin dan lembab pada ujung jari serta kaki.
kondisi penderita akan berangsur membaik dan kembali normal pada hari ketujuh atau kedelapan.
15
tingginya PENYEBAB BERDARAH DENGUE . Penyebab virus Dengue. penyakit Sampai adalah saat ini DEMAM pembuluh
permEabilitas darah,
dinding
menurunnya
Meningginya
dikenal ada 4 serotype virus yaitu ; 1. Dengue 1 (DEN 1) diisolasi oleh Sabin pada tahun1944. 2. Dengue 2 (DEN 2) diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944. 3. Dengue 3 (DEN 3) diisolasi oleh Sather 4. Dengue 4 (DEN 4) diisolasi oleh Sather. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses
hematokrit pada penderita dengan renjatan menimbulkan dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat
kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui kapiler yang rusak dengan mengakibatkan menurunnya volume plasma dan meningginya nilai hematokrit. Mekanisme sebenarnya
tentang patofisiologi dan patogenesis demam berdarah dengue hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi sebagian secondary besar menganut "the
heterologous
infection
Indonesia dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia menunjukkan Dengue type 3 merupakan serotype virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat. PATOFISIOLOGI PATOGENESIS. Fenomena patofisiologi DAN
hypothesis" yang mengatakan bahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang setelah infeksi dengue pertama
mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan dalam jangka waktu yang tertentu yang diperkirakan antara 6 bulan sampai terjadinya 5 tahun. renjatan Patogenesis berdasarkan
utama menentukan berat penyakit dan membedakan demam berdarah dengue dengan dengue klasik ialah
hipotese infeksi sekunder dicoba dirumuskan oleh Suvatte dan dapat dilihat pada gambar 1.
16
Akibat infeksi kedua oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang penderita dengan kadar antibodi anti dengue antibodi terjardi yang rendah, respons akan hari dan
dengue titer tinggi. Disamping itu replikasi virus dengue terjadi dengan akibat terdapatnya virus dalam
jumlah yang banyak. Hal-hal ini semuanya terbentuknya antibodi yang akan mengakibatkan antigenakan
anamnestik dalam
yang
beberapa proliferasi
kompleks
mengakibatkan
selanjutnya sistem
mengaktivasi
komplemen.
Pelepasan C3a
17
antivasi C3 dan C5 menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma melalui endotel dinding
DBD.
Berapa
faktor
koagulasi
menurun termasuk faktor II, V, VII, IX, X dan fibrinogen. Faktor XII juga dilaporkan menurun. Perubahan faktor koagulasi disebabkan
pembuluh darah. Pada penderita renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari pada 30% dan berlangsung selama 24 -48 jam. Renjatan yang tidak
diantaranya oleh kerusakan hepar yang fungsinya memang terbukti terganggu, juga oleh aktifasi sistem koagulasi. Pembekuan menyeluruh intravaskuler secara
(PIM/DIC)
asidosis metabolik dan kematian. Sebab lain dari kematian pada DBD ialah perdarahan saluran
potensial dapat terjadi juga pada penderita DBD tanpa atau dengan renjatan. Renjatan pada PIM akan saling mempengaruhi sehingga
pencernaran hebat yang biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak dapat diatasi.
penyakit akan memasuki renjatan irrevesible disertai perdarahan hebat, terlihatnya organ-organ vital dan berakhir dengan kematian.
trombosit
DEMAM
mulai menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan. Jumlah tromosit
terjadi Aedes
nyamuk
secara cepat meningkat pada masa konvalesen dan nilai normal biasanya tercapai sampai hari ke 10 sejak permulaan penyakit. Kelainan sistem koagulasi
aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit
18
Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran
diatas permukaan laut, karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah sehingga tidak
memungkinkan bagi nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak. Nyamuk Aedes aegypti
kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini akibat
dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan nyamuk mempunyai lain. dasar dengan rata-rata ini dengan
kemungkinan
muncul
Nyamuk hitam
bintik- bintik putih pada bagian badan, kaki, dan sayapnya. Nyamuk
PENULAR BERDARAH
Aedes aegypti jantan mengisap cairan tunlbuhan atan sari bunga untuk keperluan hidupnya. Sedangkan yang
Berdarah satu
Dengue penyakit
betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada binatang.
salah
menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes
Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas menggigit biasanya pagi (pukul 9.0010.00) sampai petang hari (16.0017.00). Aedes aegypti mempunyai kebiasan mengisap darah berulang kali untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat infektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah , nyamuk ini hinggap
albopictus. Yang paling berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti karena
hidupnya di dalam dan disekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus hidupnya di kebun-kebun sehingga lebih jarang kontak dengan manusia. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat-tempat dengan
19
Tempat
hinggap
yang
Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita
disenangi adalah benda-benda yang tergantung dan biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab. Disini nyamuk menunggu proses
tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh
pematangan telurnya. Selanjutnya nyamuk betina akan meletakkan telurnya didinding sedikit tempat diatas
perkembangbiakan,
permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah terendam air. Jentik kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk
dewasa.
karena itu nyamuk Aedes Aegypti yang telah mengisap virus dengue itu menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiapkali menusuk/mengigit, nyamuk sebelum
mengisap darah orang yang sakit Demam Berdarah Dengue atau tidak sakit tetapi didalam darahnya terdapat virus dengue. Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit demam berdarah.
(proboscis) agar darah yang diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
20
C. AKlBAT
PENULARAN
tipe lain maka orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah dengue (teori infeksi skunder).
VIRUS DENGUE. Orang yang kemasukan virus dengue, maka dalam tubuhnya akan terbentuk zat anti yang spesifik sesuai dengan type virus dengue yang masuk. Tanda atau gejala yang timbul ditentukan oleh reaksi antara zat anti yang ada dalam tubuh dengan antigen yang ada dalarn virus dengue yang baru masuk. Orang yang kemasukkan
D. TEMPAT
POTENSIAL
BAGI PENULARAN DBD Penularan Demarn Berdarah Dengue dapat terjadi disemua tempat yang terdapat nyamuk penularan. Adapun tempat yang potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah : 1. Wilayah yang banyak kasus DBD (Endemis). 2. Tempat-tempat unlum merupakan temp at berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga pertukaran kemungkinan beberapa terjadinya tipe virus
virus dengue untuk pertamakali, umumnya hanya menderita sakit demam dengue atau demam yang ringan dengan tanda/gejala yang tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan sarna sekali tanda-tanda sakit
(asymptomatis).
dengue cukup besar tempat - tempat umum antara lain: a. Sekolah. b. RS / Puskesmas dan Sarana pelayanan kesehatan lainnya. c. Tempat mnmn lainnya seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat ibadah dan lain-lain. 3. Pemukiman baru dipinggir kota. Karena umumnya wilayah dilokasi berasal dimana ini, dari penduduk berbagai
Penderita demam dengue biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 5 hari tanpa pengobatan. Tanda tanda demam berdarah dengue ialah
demarn mendadak selama 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke 3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 panas mendadak turun. Tetapi apabila orang sudah yang pemah
sebelumnya
kemungkinan
21
mempunyai kemungkinan yang lebih GAMBARAN DIAGNOSA Gejala berdarah pada penyakit demam :
o
KLINIS
DAN
diawali
o
dengan
biasanya ditemukan antara hari ke 37sakit. f. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit, merupakan
indikator yang peka terhadap jadinya renjatan sehingga perlu dilaksanakan penekanan berulang secara periodik. Kenaikan Ht 20% menunjang
pendarahan,
konjungtiva, dsb.
melena,
c. Hepatomegali (pembesaran hati). d. Renjatan (ShocK). Renjatan dapat terjadi pada saat demam tinggi yaitu antara hari 3-7 mulai sakit. Renjatan terjadi karena perdarahan atau kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui
diagnosa klinis Demam Berdarah Dengue. g. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
kapilar yang rusak. Adapun tandatanda perdarahan: - Kulit teraba dingin pada ujung hidung, jari dan kaki. - Penderita menjadi gelisah. - Nadi cepat, lemah, kecil sampai tas teraba. - Tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang) - Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmhg
h. Pendarahan pada hidung dan gusi. i. Rasa sakit pada otot dan
persendian,
timbul
bintik-bintik
Mengingat
derajat
berat
ringan penyakit berbeda-beda, maka diagnosa secara klinis dapat dibagi atas (WHO 75). 1. Derajat I (ringan).
22
Demam mendadak 2 7 hari disertai gejala klinis lain, dengan manifestasi perdarahan positif 2. Derajat II (sedang). Penderita dengan gejala sama, sedikit lebih berat karena ditemukan dengan uji truniquet
kesakitan
dan
wilayah
Dati
II
meningkat. Angka kesakitan dan wilayah Dati II terjangkit Demam Berdarah Dengue dari tahun 1968 s/d 1996.
perdarahan spontan kulit dan perdarahan lain. 3. Derajat III (berat). Penderita dengan gejala Insidens Dengue. Selama periode 1968 -1988 insidens demam berdarah dengue cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1968 jumlah penderita demam berdarah dengue yang dirawat ada 53 orang, Demam Berdarah
shoch/kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, (< 20 tekanan nadi mmhg) kulit atau
disertai dan
dingin, menjadi
penderita
meninggal 24 orang (41,3%). Jumlah wilayah terjangkit 2 buah Dati II kemudian pada tahun 1988 jumlah kasusnya meningkat menjadi 47.573 orang (insidens = 27,1 per 100.000 penduduk) dengan kematian 1.527 orang (3,2%). Jumlah Dati II yang
4. Derajat IV (berat). Penderita shocK berat dengan tensi yang tak dapat diukur dan nadi yang tak dapat diraba
SITUASI PENYAKIT DEMAM BERDARAH INDONESIA . Penyakit Demam Berdarah Dengue pertamakali dilaporkan DENGUE DI
dilaporkan terjangkit adalah 201 Dati II. Setelah terjadinya kejadian luar biasa demam berdarah dengue nasional pada tahun 1988, kasus demam berdarah dengue di Indonesia menurun tajam. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebijaksanaan
terjadi di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968, kemudian menyebar luas ke seluruh pelosok tanah air. Angka
23
program demam berdarah dengue yang dikembangkan selama satu dasawarsa terakhir. Insidens rate demam berdarah dengue pada tahun 1989 (awal repelita V) turun menjadi 6,1 per 100.000 penduduk kemudian pada tahun kedua dan ketiga menjadi 100.000
Kalimantan
Barat,
Kalimantan
Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Terjadinya peningkatan kasus demam berdarah dengue mulai tahun 1994 s/d 1996, nyamuk antara lain
disebabkan
penularnya
masih tersebar luas, penyakit demam berdarah dengue muncul diwilayah yang belum pernah terjangkit demam berdarah dan lokasi-lokasi
penduduk dan pada tahun 1993 (akhir repelita V) insidens rate mengalami penurunan menjadi 9,2 per 100.000 penduduk. Kemudian pada tahun 1994 insidens rate
penduduk yang berasal dari berbagai lokasi asal, memungkinkan terjadi pertukaran jenis virus dengue yang dapat berakibat pada letusan/kejadian luar biasa penyakit demam berdarah dengue.
demam berdarah meningkat kembali dari 9,4 menjadi 18,4 per 100.000 penduduk pada tahun 1995 dan 22,96 per 100.000 penduduk pada tahun 1996 wilayah Dati II terjangkit demam berdarah dengue bertambah luas yaitu dari 201 Dati pada tahun 1988 menjadi 211 Dati II pada tahun 1996. Propinsi yang angka insidens demam berdarah denguenya cukup tinggi pada tahun penduduk) 1996 yaitu (> :
Berdarah Dengue dari tahun ke tahun tampak menurun secara konsisten. Pada tahun 1968 angka kematian Demam Berdarah Dengue sebesar 41,3% menurun menjadi 2,7% pada tahun 1996. Secara keseluruhan
Sumatera Sumatera
Barat, Selatan,
Riau, DKI
Terjadinya
penurunan
24
jumlah
kasus
Demam
Berdarah
Dengue dalam perhitungan CFR menjadi kecil dan akibatnya CFR menjadi besar.
Puskesmas, sertat semakin banyak warga masyarakat yang mengetahui tanda-tanda dan akibat penyakit Musim Penularan Penyakit
Demam Berdarah Dengue, sehingga penderita segera dibawa berobat ke rumah sakit atau puskesmas. Meskipun demikian pada
Berdarah
Dengue
Indonesia setiap tahun terjadi pada buan September s/d Februari dengan puncak pada bulan Desember atau Januari yang bertepatan dengan
masih cukup tinggi (>5%) yaitu propinsi Aceh, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, Kalimantan
waktu musim hujan. Akan tetapi Untuk kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya musim penularan terjadi pada bulan Maret s/d Agustus dengan puncak terjadi pada bulan Juni atau Juli.
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Timor-Timor. Tingginya angka kematian disebabkan propinsi tersebut menurut tim observasi
Demam Berdarah Dengue di Propinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, salah satu diakibatkan oleh daerah tersebut ketat dalam Demam (penderita
menentukan Berdarah
diagnosa Dengue
keberadaannya hingga dewasa ini masih tersebar di seluruh pelosok tanah air. Berdasarkan hasil survey jentik yang dilakukan Depkes tahun 1992 di 7 kota di Pulau Jawa Sumatera dan Kalimantan,
tersangka demam berdarah dengue yang tidak dirawat di rumah sakit tidak dimasukkan dalam kasus
25
menunjukkan
bahwa
rata-rata
Dati II terjangkit, dan pada tahun 1996 meningkat menjadi 211 Dati ll. Masih terus meningkatnya jumlah Dati II yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue salah satu penyebabnya karena upaya dalam masih
Penyebaran
Penyakit
Demam
kurangnya masyarakat
penggerakkan Pemberantasan
Sarang nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue (PSN DBD), di berbagai daerah. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya rata-rata Angka Bebas Jentik (ABJ) Hasil Pemantauan Jentik Berkala (pm) di seluruh Propinsi dalam 6 tahun terakhir (1991-1996) berkisar 78,6-83,69. Angka ini masih jauh lebih rendah dari 95% yaitu angka yang diharapkan untuk dapat penyakit
perkotaan lebih intensif dari pada di daerah pedesaan. Hal ini disebabkan kepadatan jumlah penduduk yang tinggi didaerah perkotaan. Jarak
antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan nyamuk sehingga penular
memudahkan
Demam Berdarah Dengue (Aedes Aegypti) menyebarkan virus dengue dari satu orang ke orang lain yang ada disekitarnya (jarak terbang
membatasi
penyebaran
Demam Berdarah Dengue. ABJ yang dicapai di beberapa daerah, sifatnya sangat dinamis, selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu tergantung dari upaya dalam penggerakkan pemberantasan masyarakat sarang
nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak lebih dari 100 meter). Selain itu mobilitas penduduk dikota pada umumnya. jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. Jumlah Dati II yang terjangkit
nyamuknya (PSN DBD). Jumlah kasus BDB dari tahun ke tahun , sebagai berikut :
penyakit Demam Berdarah Dengue dari tahun ke tahun meningkat. Dalam tahun 1992 hanya ada 187
26
sebanyak
1.234
orang.
tepat, A. Metode
yaitu
: Lingkungan
- Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan 1.414 jumlah orang kematian (terjadi
lingkungan nyamuk
untuk tersebut
sebanyak ledakan)
mengendalikan
antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan samping kegiatan nyamuk manusia, hasil dan
- Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang. - Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang. - Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang - Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang. - Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang. - Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai jumlah sebanyak 389 orang. 26.015 orang, dengan kematian
perbaikan desain rumah. Sebagai contoh: Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali. Menutup dengan rapat tempat air. penampungan
Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah B. dan lain sebagainya. Biologis
Pengendalian biologis antara lain PENCEGAHAN Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, aegypti. yaitu nyamuk Aedes nyamuk dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri C. (Bt.H-14). Kimiawi
Pengendalian
27
menggunakan
malathion
dan
1,5 liter -2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu Memberikan pada bubuk tertentu. abate
- Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 35 menit. Sarnpai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah penyakit Demam
(temephos)
tempat-tempat
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara dalam
yang
paling penyakit
efektif DBD
mencegah
DAN
SARAN
dengan 3M Plus, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur kelambu larvasida, pada menggunakan waktu tidur,
penyakit
DBD
di
Indonesia adalah Virus Dengue tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. 2. Sejak Bulan Januari sampai
dengan 5 Maret 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan
memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.
tertinggi terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) dan CFR tertinggi terdapat di Propinsi NTT
PENGOBATAN
Penggantian
28
Pemberantasan
Sarang
Nyamuk
wabah tetapi harus dijadikan gerakan nasional masyarakat. 2. Early Warning Outbreak melalui pendekatan
(PSN) dengan 3M Plus yang melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan dengan kondisi setempat.
Recognition System (EWORS) perlu Saran 1. Perlunya digalakkan Gerakan 3 M plus tidak hanya bila terjadi dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, Menggerakkan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM dan PLP, Jakarta1995. Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Penemuan, pertolongan dan Pelaporan Penderita Penyakit Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM dan PLP, Jakarta 1992. Departemen Kesehatan RI, Petunjuk Teknis Penggerakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM dan PLP, Jakarta, 1992.
Departemen Kesheatan RI, Petunjukkan Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue, Ditjen PPM dan PLP, Jakarta, 1992. Departemen Kesehatan RI, Berita Epidemiologi, Edisi Juni, Jakarta 1995. Suoros T. Review Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia tahun 199681983, Depkes RI, Jakarta, 1994. Syahril P. Pengenalan dan Penangan Demam Berdarah Dengue, FK USU, 1988. .
29