You are on page 1of 39

MAKALAH HEPATITIS

BAB I PENDAHULUAN

Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu. Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah Hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obatobatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B). Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan. Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu : 1. Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH. 2. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase. 3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase. Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA.

Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.

BAB II PEMBAHASAN

1. Deskripsi penyakit 1. Hepatitis A Hepatitis A adalah jenis peradangan hati yang disebabakan oleh suatu virus RNA dari famili enterovirus. Masa inkubasi penyakit ini adalah 30 hari. Penularannya dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses pasiaen. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama sedangkan untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan resiko tinggi tertular hepatitis A. Sering kali infeksi hepatitis A pada anak tidak menimbulkan gejala sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning, dan hilangnya nafsu makan. B. Hepatitis B Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus hepatitis B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum

obat. Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Virus hepatitis B dengan komponen antigen permukaan (HbsAg). Diameter 42 nm, dengan core 4 nm. coat virion merupakan surface antigen atau HbsAg . Suface antigen biasanya diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam darah penderita. Pada hepatitis agresif, hati mengalami peradangan kronik, fibrotik dan mengecil dan dapat menjurus. Gejalanya meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan muntah.

C. Hepatitis C Hepatitis C adalah penyakit hati yang menular melalui darah yang disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). VHC menginfeksi hati menggunakan mesin geneti dalam sel untuk menduplikasi virus hepatitis C yang akan menginfeksi sel-sel lainnya sehingga menyebabkan radang dan kerusakan hati, kanker hati bahkan kematian dikarenakan sampai saat ini tidak adanya vaksin hepatitis C. Infeksi hepatitis C disebut juga sebagai infeksi terselubung. Hal ini karena infeksi dini VHC bisa jadi tidak bergejala atau bergejala ringan atau tidak khas. Hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan obat-obatan dengan jarum, pemakaian pisau cukur atau sikat gigi secara bersama. Penularan VHC terutama parenteral. Umumnya terjadi setelah mendadak kontak darah, seperti transfusi darah atau produk darah lainnya. Selain itu virus ini juga dapat menular melalui cairan kelamin (saat hubungan seksual) dan ASI dari ibu pengidap hepatitis C ke bayinya.

Gejala hepetitis C mirip dengan infeksi hepatitis B. Masa inkubasi berkisar antara 15-150 hari dengan rata-rata 8 minggu. Keluhan dan gejala yang ada antara lain kuning, air seni berwarna gelap,mual, muntah, kembung, tidak nafsu makan, rasa lelah, demam, menggigil, sakit kepala, sakit perut, mencret, sakit pada sendi dan otot, serta rasa pegal-pegal. D . Hepatitis D Hepatitis D adalah hepatitis D yang disebabkan oleh virus hepatitis D (VHD) atau virus delta, virus ini adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitits D. Penularan melalui hubungn seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. E . Hepatitis E Gejala hepatitis ini mirip dengan hepatitis A, demam, pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya (selflimited), kecuali bila terjadi pada kehamilan. Penularannya melalui kontaminasi feses.

F . Hepatitis F Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. G . Hepatitis G Gejalanya serupa denga penyakit hepatitis C, sering kali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan / C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun kronik. Penularannya melalui transfusi darah jarum suntik. 2. Gejala klinis

Dari semua jenis penyakit / tingkatan penyakit hepatitis dapat diketahui bahwa gejala awal yang dirasakan oleh penderita hampir sama diantaranya rasa lelah, demam, diare, mual, muntah, sakit perut, mata kuning, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini dapat muncul sebagai gejala yang ringan atau amat progresif. Kadang-kadang ditemukan penderita yang tanpa gejala. 3. Diagnosa Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala yang dikeluhkan dan pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan immunologi mencakup pemeriksaan HbsAg, HbeAg, Anti-Hbe, HbcAg, dan VHB-DNA. Pemeriksaan laboratoriun ini dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode STRIP dan ELISA. Yang akan dibahas disini adalah pemeriksaan Hepatitis metode strip. Tahap pertama tes strip HBsAg adalah suatu rapid test yang secara visual mendeteksi antigen dalam serum, dan membantu dalam mendiagnosa penyakit infeksi hepatitis b. hasil test dapat dibaca secara visual tanpa bantuan alat instrument lain. Prinsip kerja : sandwich immunoassay untuk mengukur HBsAg dalam serum. Antibodi monoklonal dan poliklonal digunakan untuk mengidentifikasi HBsAgsecara spesifik dengan sensitifitas yang tinggi. Tahap pertama tes strip HBsAg ini hanya membutuhkan 10-20 menit. Sensitifitas test ini dapat mencapai 5-10 ng/ml.

Pengumpulan bahan sampel

Untuk serum, ambil darah kedalam kontainer tanpa antikoagulan. Biarkan darah membeku dan pisahkan serum dalam bekuan tersebut. Gunakan serum untuk pemeriksaan. Jika spesimen tidak dapat diperiksa pada pengambilan spesimen, simpan spesimen kedalam freezer/bekukan. Sebelum pemeriksaan, letakan spesimen yang beku tadi dalam ruangan sampai mencapai temperature kamar. Jangan membekukan atau mencairkan spesimen berulang-ulang. Prosedur test Letakan spesimen dan komponen test pada temperature kamar sebelum melakukan pemeriksaan atau test : 1. masukan test strip sampai batas garis maksimum seperti tertera pada strip kedalam kontainer yang sudah terisi serum penderita selama 10 detik, jangan melampaui tanda batas maksimum. 2. kemudian angkat strip tersebut dan tunggu selama 10-15 menit. 3. hasil dapat dibaca dalam 25 menit. Jangan baca hasil setelah 30 menit Interpretasi Hasil 1. NEGATIVE timbul 1 (satu) pita merah muda didaerah control (C) & tidak ada pita didaerah test (T). Hasil negative menyatakan tidak terdeteksinya hbsag. 2. POSITIVE selain timbul pita merah muda pada daerah control (C),akan muncul 1 (satu) pita merah muda yang nyata didaerah test (T). Hasil positive menyatakan adanya HBsAg

3. INVALID sama sekali tidak muncul warna pita baik pada daerah test (T) maupun kontrol (C). Merupakan indikasi adanya kesalahan prosedur / reagen test yang rusak. Ganti test dengan alat test yang baru.

MAX C MAX LINE T

(-) (+) INVALID Gambar: interprestasi hasil

Penyimpanan dan stabilitas Penyimpanan strip test pada temperatur normal (4o-30o C). Dan harus dijaga dalam sinar matahari langsung, kelembaban dan panas,jangan dibekukan. 4. Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan :

Memeriksakan diri ke dokter Pemberian obat secara rutin

Pemberian vaksin Menjalankan pola hidup sehat Hindari aktifitas berat

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus atau obat-obatan. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan gejala-gejala klinis seperti lelah, demam, mual, muntah, diare, mata kuning, dan lain-lain atau dapat pula penyakit ini timbul tanpa gejala sehingga tidak terdeteksi. Penyakit hepatitis ini merupakan penyakit yang dapat menular melalui air liur, kontak seksual, transfusi darah, jarum suntik dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus hepatitis. Penyakit ini dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan immunologi mencakup pemeriksaan HbsAg, HbeAg, Anti-Hbe, HbcAg, HBv-DNA. 2. Saran Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit ini sebaiknya masyarakat lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit ini dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke dokter. Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang salah satu organ paling penting yaitu hati. Untuk mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usahausaha pengobatan sebagai berikut :

Memeriksakan diri ke dokter Pemberian obat secara rutin

Pemberian vaksin Menjalankan pola hidup sehat Hindari aktifitas berat Mudah-mudahan dengan saran yang kami berikan dapat membantu dalam pengurangan jumlah penderita hepatitis di kalangan masyarakat terutama di Indonesia.

Health is my Life
Thursday, 28 March 2013

Makalah Hepatitis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ii Daftar Isi ................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang .......................................................................................................iv Rumusan Masalah ..................................................................................................vi Tujuan ....................................................................................................................vi BAB II PEMBAHASAN Definisi Hepatitis ....................................................................................................1 Jenis jenis Hepatitis ................................................................................................2 Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis .................................................................3 Tanda dan Gejala Hepatitis ....................................................................................4 Pencegahan Hepatitis .............................................................................................6 BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................................8 Saran .......................................................................................................................9 Daftar Pustaka .......................................................................................................10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis mengucapkan puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini. Adapun judul dari Makalaah ini Hepatitis dan Jenis Jenis Hepatitis . Penyusunan Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas Bahasa Indonesia dan untuk salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester mata kuliah Bahasa Indoneia di Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah Pontianak program studi D. III Keperawatan. Dalam

menyelesaikan makalah, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa saran, bimbingan dan dukungan moril dan materil akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ns. Uji Kawuryan, S.Kep 2. Ai Marhayanti, S.Pd Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membacanya. Amin.

Pontianak, Januari 2013

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93) Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,

kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan. Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting. Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169) Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758) Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem

pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaikbaiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan yang tepat, disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah 1. apa itu hepatitis? 2. berapa macam/jenis hepatitis? 3. apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis itui? 4. Apa tanda dan gejala dari penyakit hepatitis itu? 5. bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis itu?

1.3 Tujuan Untuk mengetahui jenis - jenis, cara penularan dan cara pencegahan penyakit hepatitis

1.4 Manfaat penelitian Untuk menambah pengetahuan tentang jenis - jenis dan cara pencegahan penyakit hepatitis.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HEPATITIS Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester monika, 2002 : 93) Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas. (Brunner & Suddarth, 2002 : 1169) Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)

Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat obatan serta bahan bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas. (Smeltzer, 2001) Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2 Jenis-jenis Hepatitis 2.2.1. Hepatitis A Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 26 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2.2.2. Hepatitis B Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.

2.2.3. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

2.2.4. Hepatitis D Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian

2.2.5. Hepatitis E Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

2.2.6. Kemungkinan hepatitis F dan G Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

2.3

Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis

2.3.1. Hepatitis A Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.

2.3.2. hepatitis B Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup: 1) Imigran dari daerah endemis hepatitis b 2) pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik 3) Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi 4) Pria homoseksual yaang secara seksual aktif 5) Pasien rumah sakit jiwa 6) Narapidana pria 7) Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma 8) Kontak serumah denag karier hepatitis 9) Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

2.3.3. hepatitis C Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.

2.3.4. Hepatitis Delta dan hepatitis E Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi belum ada penelitian yang lebih mendalam.

2.4 Tanda dan Gejala Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta dan E belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya. Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kirakira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker hati. Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :

2.4.1

Stadium prodromal, Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh : - Malese umum

- Anoreksia - Sakit kepala - Rasa malas - Rasa lelah - Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas - Mialgia (nyeri otot)

2.4.2 Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah: - Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal - Pembesaran dan nyeri hati - Splenomegali - Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit

2.4.3 Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini: - Gejala-gejala mereda termasuk ikterus - Nafsu makan pulih - Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

2.5 Pencegahan Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah

hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya. Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai. Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian. Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja. Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan. Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.

BAB III PENUTUP

1.1 KESIMPULAN 1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu : * hepatitis A * hepatitis B * hepatitis C * hepatitis D * hepatitis E * kemungkinan hepatitis F dan G 3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan dan imun yang mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati menjadi

edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati. 4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. 5. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu : a. Stadium prodromal b. Stadium ikterus c. Stadium pemulihan 6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.

1.2 SARAN 1. biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat 2. selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Pendi. 2011. Makalah tentang Hepatitis (pbh-batusangkar.blogspot.com) 21 Nopember 2011

Posted by fery fe at 09:55 Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest No comments: Post a Comment Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom)

Blog Archive

2013 (8) o April (4) o March (4)


Makalah Hepatitis Makalah teori keperawatan Virginia Henderson Genetika

About Me

fery fe View my complete profile Awesome Inc. template. Powered by Blogger.

Nurlaela Kurnia Rahayu


Kebidanan Harapan Kita - POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

Senin, 26 Maret 2012

Makalah hepatitis

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi dalam kehamilan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang sangat membahayakan bagi ibu hamil. Penyakit ini akan semakin berisiko apabila dan dapat menyebabkan kematian pada janin yang dikandung ibu hamil Penyakit ini menjadi suatu masalah dalam kesehatan reproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena penyakit infeksi kehamilan dapat mengganggu kesehatan reproduksi dan perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil. Dampak yang timbul akibat infeksi dalam kehamilan ini, khususnya bagi ibu hamil tidak dapat diabaikan begitu saja. Masalah tersebut merupakan masalah besar yang memerlukan penanganan khusus dengan biaya mahal tapi hasilnya tidak begitu memuaskan. Penyakit infeksi dalam kehamilan menjadi perhatian dari semua pihak, mengingat pengaruhnya terhadap keselamatan manusia pada saat ini maupun keselamatan generasi penerus atau keturunan. Maka dari itu diperlukan penanganan sedini mungkin dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan makanan serta menghindarkan hubungan seksual yang tidak sehat. Hepatitis dan penyakit hati lain yang terjadi selama kehamilan harus menjadi perhatian karena dapat menimbukan masalah kesehatan serius, baik bagi ibu maupun bayi.

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepa-titis virus adalah sama dengan wanita tidak hamil pada umuryang sama.Kelainan hepar yang mempunyai hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, ialah :Acute fatty liver of pregnancy (Obstetric acute yellow-atrophy).Recurrent intra-hepatic cholestasis of pregnancy. (2)Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, namun tetap memerlu-kan penanganan khusus, mengingat penyulit-penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin. 1.2 Rumusan Masalah Pengaruh hepatitis pada kehamilan yang akan dibahas pada makalah ini adalah: 1. Apakah pengertian hepatitis ? 2. Bagaimana fisiologi hati pada kehamilanan ? 3. Bagaimana timbulnya hepatitis pada kehamilan ? 4. Apa pengaruh hepatitis pada kehamilan ? 5. Bagaimana pengobatan hepatitis pada kehamilan ?

6. Bagaimana pencegahan hepatitis pada kehamilan ? 1.3 . Tujuan penulisan 1. Tujuan Umum Untuk dapat mengetahui serta dapat memahami mengenai permasalahan dalam penyakit hepatitis dalam kehamilan serta upaya penanggulangannya 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit hepatitis pada kehamilan b. Untuk mengetahui kerja fisiologi hati pada kehamilan c. Untuk dapat mengetahui penyebaran penyakit hepatitis dalam kehamilan d. Untuk dapat mengetahui pengaruh penyakit hepatitis dalam kehamilan e. Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan penyakit hepatitis pada kehamilan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hepatitis pada Kehamilan Hepatitis merupakan suatu istilah umum untuk terjadinya peradangan pada sel-sel hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti obat-obatan, alkohol, dan penyakit autoimun, atau oleh adanya infeksi seperti hepatitis virus.

Penyakit hati biasanya jarang terjadi pada wanita hamil, namun apabila timbul ikterus pada kehamilan, maka penyebabnya paling sering adalah hepatitis virus.

Adapun ikterus pada kehamilan sebenarnya dapat disebabkan oleh beberapa keadaan : a. Ikterus yang terjadi oleh karena kehamilan. 1. Perlemakan hati akut.

2. Toksemia. 3. Kolestatis Intrahepatik. b. Ikterus yang terjadi bersama dengan suatu kehamilan. 1. Hepatitis Virus 2. Batu Empedu 3. Penggunaan obat-obatan hepatotoksik 4. Sirosis hati Ikterus dapat timbul pada satu dari 1500 kehamilan, 41% di antaranya adalah hepatitis virus, 21% oleh karena kolestasis intrahepatik, dan kurang dari 6% oleh obstruksi saluran empedu di luar hati.

2.2 Fisiologi Hati dalam Kehamilan Normal Pada kehamilan, hepar ternyata tidak mengalami pembesar-an.Hal ini bertentangan dengan penelitian pada binatang yangmenunjukkan bahwa hepar membesar pada waktu kehamilan. Bila kehamilan sudah mencapai trimester ke III, sukar untukmelakukan palpasi pada hepar, karena hepar tertutup oleh pembesaran rahim. Oleh karena itu bila pada kehamilan tri-mester ke III hepar dapat dengan mudah diraba, berarti sudah terdapat kelainan-kelainan yang sangat bermakna.

Pada kehamilan normal, tes fisologi hati seperti bilirubin dan transaminase serum biasanya tidak menunjukkan kelainan. Ekskresi BSP biasanya normal, dapat sedikit terganggu pada trimester ke tiga. Peningkatan fosfatase alkali dalam serum dapat terjadi pada bulan ke sembilan kehamilan peningkatan ini disebabkan oleh produksi dari sinsisiotrofoblas dari plasenta.

Kolesterol serum total meningkat sejak bulan ke empat, biasanya mencapai puncaknya sekitar 250 mg% pada bulan ke delapan, dan jarang melebihi 400 mg%. Albumin serum menurun sampai maksimal 1 g% dari keadaan sebelum hamil pada trimester ke tiga, yang biasanya berhubungan dengan status nutrisi orang hamil tersebut.

Globulin meningkat, demikian pula fibrinogen. Dengan pemeriksaan elektroforesis protein serum penderita, tampak globulin alfa-2 dan beta meningkat, sedangkan globulin gama sedikit menurun.

Perubahan-perubahan mikroskopik pada hepar akibat keha-milan adalah tidak khas.Pengaliran darah ke dalam hepar tidak mengalami perubahan,meskipun terjadi perubahan yang sangat menyolok pada sistem kardio vaskuler .Wanita hamil sering menunjukkan tanda-tanda mirip adanyapenyakit-penyakit hepar, misalnya : spider naevi dan eritema palmaris Adanya spider nevi dan eritema palmaris bukan disebabkan oleh gangguan faal hati, melainkan oleh karena estrogen yang meningkat pada kehamilan; tanda-tanda ini dapat terjadi pada 2/3 wanita hamil yang berkulit putih, dan sedikit pada kulit berwama. Pemeriksaan biopsi hati tidak menunjukkan kelainan, meskipun kadang-kadang tampak infiltrasi limfosit yang ringan pada daerah portal, dan pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron terlihat peningkatan retikulum endoplasmik. Aliran darah ke hati juga tidak mengalami perubahan yang berarti. Semua protein serum yang disintese dalam hepar akan mengalami perubahan pada waktu kehamilan. Jumlah protein serum menurun sekitar 20% pada trimester II, akibat penurunan kadar albumin secara menyolok, sedang fibrinogen justru mengalami kenaikan.

2.3 Hepatitis virus pada Kehamilan

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan wanita tidak hamil pada usia yang sama. Sarjana lain mengatakan bahwa di negara sedang berkembang, wanita hamil lebih mudah terkena hepatitis virus, hal ini erat hubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik. Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian yang sama; tetapi Siegler dan Keyser mendapatkan angka 9.5% hepatitis virus terjadi pada trimester I, 32% terjadi pada trimester II, dan 58,5% terjadi pada trimester III. Gambaran klinik, laboratorium, dan histopatologi adalah sama dengan penyakit hepatitis virus pada orang tidak hamil.

a. Gambaran Klinik Penyakit ini biasanya memberikan keluhan demam, anoreksia, nyeri otot, gejalagejala mirip flu (flu-like syndrome), mual atau muntah, serta nyeri perut, yang kemudian akan diikuti mata atau kulit berwarna kuning, serta buang air kecil akan berwarna kecoklatan. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya ditemukan pada 2025% penderita.

b. Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan laboratorium akan didapatkan gambaran kerusakan parenkim hati. Bilirubin serum meningkat, demikian pula, transaminase serum. c. Pemeriksaan Histopatologi Pemeriksaan histopatologi menunjukkan nekrosis sel hati sentrilobuler, infiltrasi sel radang di segitiga portal, sedangkan kerangka retikulin masih baik. d. Diagnosis Diagnosis hepatitis virus pada kehamilan ditegakkan atas dasar gambaran klinik dan laboratorik yang cukup khas, serta pemeriksaan petanda serologik dari virus hepatitis.

Dalam membuat diagnosis,perlu dibedakan dengan penyakit lain seperti batu saluran empedu, mononukleosis infeksiosa, leptospirosis, dan penyakit ikterus obstruktif lainnya. Adanya ikterus yang berat, bilirubin dan transaminase serum yang sangat tinggi, leukositosis, suhu tubuh meningkat, kesadaran yang menurun sampai koma, defisiensi faktor pembekuan darah, serta tanda-tanda perdarahan, menggambarkan adanya nekrosis sel parenkim hati yang luas, dan menunjukkan adanya suatu hepatitis virus tipe fulminan.

e. Pengelolaan Pengelolaan secara konservatif adalah terapi pilihan untuk penderita hepatitis virus pada kehamilan.

Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala ikterus hilang dan bilirubin serum menjadi normal, makanan yang diberikan menzandung kaya kalori dan protein. Obatobat hepatotoksik harus dihindari, termasuk alkohol dan obatobat yang diekskresi dan dikonjungasi di hati. Obat-obat yang hepatotoksik antara lain adalah klorpromasin, derivat fenotiasin, eritromisin estolat, PAS, halotan, klorpropamid, thiourasil, dan nitrofurantoin. Bila diduga akan terjadi perdarahan pasca persalinan karena defisiensi faktor pembekuan darah, perlil diberikan vitamin K dan transfusi plasma. Keseimbangan cairan dan elektrolit harus diperhatikan. Apabila terdapat tanpa-tanda menjurus ke arah hepatitis fulminan, diit penderita harus diganti dengan rendah atau tanpa protein; tindakan sterilisasi usus perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya amoniak yang berlebihan. Beberapa penelitian terakhir

menunjukkan bahwa pemakaian kortikosteroid pada hepatitis fulminan tidak bermanfaat sama sekali. Hepatitis virus pada kehamilan bukan merupakan indikasi untuk tindakan terminasi kehamilan, dan tindakan anestesi serta pembedahan akan menambah morbiditas dan mortalitas penderita. f. Prognosis Prognosis tergantung pada status nutrisi penderita.4 Untuk hepatitis fulminan prognosis biasanya jelek, angka kematian mencapai lebih dari 85%.

2.4 Pengaruh Hepatitis pada Kehamilan dan Janin

Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka gejalagejala nya akan sama dengan gejalamhepatitis virus pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-gejala yang timbul relatif lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit. Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan gejala-gejala yang lebih berat dan penderita umumnya me-nunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang sangat tinggi, dibandingkan dengan penderita tidak hamil. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosis Tampaknya keadaan gizi ibu hamil sangat menentukan prognose. Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula me-ningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan

janin,menyebabkan infeksi hepatitis virus pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat.Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya hepatitis virus,telah diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan antara perubahan-perubahan koagulasi pada kehamilan dengan beratnya gejala-gejala hepatitis virus. Diketahuibahwa pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan aktivitasfibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC(Disseminated Intra Vascular Coagulation). Dalam penelitianini terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam meningkatkanberatnya hepatitis virus pada kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila sudah terjadi gejala-gejala hepatitisvirus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti.Hepatitis virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada ja-nin, baik in utero maupun segera setelah lahir. Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu : - Melewati placenta - Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan - Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya - Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi. Adanya kebocoran plasenta yang menyebabkan tercampurnya darah ibu dengan darah fetus. - Tertelannya cairan amnion yang terinfeksi.

- Adanya abrasi pada kulit selama persalinan yang menjadi tempat masuknya virus. - Tertelannya darah selama persalinan. - Penularan melalui selaput lendir.

Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta, ialah virus type B. Beberapa bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir. Selain itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati pada periode neonatal akibat infeksi hepatitisvirus. Hasil autopsy menunjukkan adanya perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai suatubentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan yang lanjut pada heparini, hanya mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam rahim. Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat pada lobus kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu ke janin dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu ke janinatau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu dengan saat persalinan. Angka tertinggididapatkan, bila infeksi hepatitis virus terjadi pada kehamilantrimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami hepatitis virus padawaktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus pada bayinya yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru lahir tidak mengandung virus tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus B dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yanghanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.

Dilaporkan,bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus B, dengan gejala yang jelas, 48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami viru sB antigenemia. Meskipun hepatitis virus, belum jelas pengaruhnya terhadapkelangsungan kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiranprematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai hepatitis virus B. Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kern-icterus pada janin. Kem icterus terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis virus pada janin

terjadi pada waktupersalinan maka gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitisvirus pada Ibu hamil dapat menimbulkan kelainan kongenitalpada janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis virus, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidakmemberikan kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya. Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B akut maupun kronik, perlu diberi pengobatan imunoprofilaksis

2.5 Pengobatan Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapitinggi protein dan karbohydrat. Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari.Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada hepatitis virus yang aktip dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan pemeriksaantransaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.

2.6 Pencegahan Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma globulin ternyata tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Terhadap bayi baru lahir dari ibu penderita hepatitis virus B, imunisasi pasif dengan menggunakan Immunoglobulin Hepatitis B (HBIG) diberikan untuk mendapatkan antibodi secepat nya guna memerangi virus hepatitis B yang masuk; selanjutnya disusul dengan imunisasi aktif dengan memakai vaksin.

HBIG diberikan selambat-lambatnya 24 jam pasca persalinan, kemudian vaksin Hepatitis B diberikan selambat-lambatnya 7 hari pasca persalinan. Dianjurkan HBIG dan

vaksin Hepatitis B diberikan segera setelah persalinan (masing-masing pada sisi yang berlawanan) untuk mencapai efektivitas yang lebih tinggi Dosis HBIG yang dianjurkan adalah 0,5 ml i.m. waktu lahir; sedangkan untuk vaksin dari MSD misalnya diberikan 10 ug (0,5 ml) i.m. bulan 0,1 dan 6 atau vaksin dari Pasteur 5 ug (1 ml) bukan 0, 1, 2 dan 12. Selain itu, gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah penularan hepatitis virus.Untuk kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium telah kembali normal.Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukanpemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 1. Bahwa penyebaran penyakit infeksi dalam kehamilan telah sangat menghawatirkan dan perlu penanganan yang serius 2. Penyakit infeksi dalam kehamilan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang dan kondisi kesehatan reproduksi 3. Penanggulangan Penyakit infeksi dalam kehamilan dapat lebih efektif dengan dilakukannya upaya pencegahan dengan pemeriksaan khusus sedini mungkin sebelum terlambat. 4. Hepatitis dapat disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti obat-obatan, alkohol, dan penyakit autoimun, atau oleh adanya infeksi seperti hepatitis virus. 5. Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu : - Melewati placenta - Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan - Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

- Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi. Adanya kebocoran plasenta yang menyebabkan tercampurnya darah ibu dengan darah fetus. - Tertelannya cairan amnion yang terinfeksi. - Adanya abrasi pada kulit selama persalinan yang menjadi tempat masuknya virus. - Tertelannya darah selama persalinan. - Penularan melalui selaput lendir.

6. Gejala penyakit hepatitis seperti keluhan demam, anoreksia, nyeri otot, gejala-gejala mirip flu (flu-like syndrome), mual atau muntah, serta nyeri perut, yang kemudian akan diikuti mata atau kulit berwarna kuning, serta buang air kecil akan berwarna kecoklatan. 7. Penderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma globulin ternyata tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Terhadap bayi baru lahir dari ibu penderita hepatitis virus B, imunisasi pasif dengan menggunakan Immunoglobulin Hepatitis B (HBIG) diberikan untuk mendapatkan antibodi secepat nya guna memerangi virus hepatitis B yang masuk; selanjutnya disusul dengan imunisasi aktif dengan memakai vaksin. 3.2 Saran 1. Agar penyakit Penyakit infeksi dalam kehamilan dapat dicegah hendaknya ditingkatkan upaya konseling melalui program KIE kepada masyarakat luas khususnya mereka yang mempunyai risiko tinggi. Sehingga masyarakat menyadari bahaya yang ditimbulkan dari penyakit tersebut. 2. Hendaknya kita menjaga agar diri kita bisa terbebas dari penyakit ini, serta petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan penekanan pada aspek perubahan perilaku.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hans Tandra, Moh. Yogiantoro, Achmad Hassan, Widawati Soemarto, Hendra Rahardja. Hepatitis Virus tipe Fulminan pada kehamilan. Acta Media Indon 1988; XX : 3. http://www.permatacibubur.com/en/see.php?id=Mar1b&lang=id http://creasoft.wordpress.com/2008/04/26/hepatitis-pada-kehamilan/

Diposkan oleh Nurlaela Kurnia Rahayu di 4:40 PM Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest 1 komentar:

1. r1baca13 April 2012 17.36

I am very enjoyed for this blog. Its an informative topic. gejala hepatitis It help me very much to solve some problems.promo diskon Its opportunity are so fantastic and working style so speedy. jasa seo I think it may be help all of you. Thanks.
Balas Muat yang lain... Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Halaman

Beranda

Translate
Powered by Translate

Arsipku

Pengunjung
33497

2013 (1)

About nK12

2012 (9) o Oktober (1) o Juli (1) o Mei (2) o Maret (4) Satuan acara penyuluhan pijat Nurlaela Kurnia Rahayu bayi Materi Caput Succedaneum Nurlaela Kurnia Rahayu adalah Makalah hepatitis seorang yang baru saja Lulus dari Tifoid Kebidanan Harapan Kita. Dilahirkan o Februari (1) dari seorang Ibu yang sangat luar biasa dan mempunyai ayah yang 2011 (7) sangat sangat luar biasa. Juara III 2010 (1) Lomba KTI antar mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jakarta III tahun 2012 Lihat profil lengkapku

Pengikut Kebidanan Harapan Kita

Harkit

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Fish
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like