You are on page 1of 18

BAB I STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Usia Agama Pekerjaan : Tn.A : Laki-Laki : 72 tahun : Islam : Petani

B. ANAMNESIS Keluhan utama Keluhan tambahan : Mata kiri dan mata kanan tidak dapat melihat jelas : Silau, sakit kepala, mata berair.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan mata kiri tidak dapat melihat dengan jelas. Keluhan sudah dirasakan sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa silau, sakit kepala, mata berair. Pasien menyangkal adanya keluhan mual dan muntah. Pada awalnya kurang lebih 8 bulan yang lalu pasien mulai merasakan pandangan yang mulai kabur pada mata kanannya. Saat itu pasien tidak langsung berobat ke dokter atau pelayanan kesehatan karena dirasa tidak mengganggu. Dua bulan setelah dikarenakan keluhan yang dirasakan semakin memberat, pasien mulai berobat ke dokter umum dan diberikan obat tetes mata. Pasien sempat berobat ke dokter umum sebelum akhirnya pindah berobat ke Rumah Sakit Margono Soekarjo. Kemudian 4 bulan yang lalu pasien mulai merasakan keluhan yang sama pada mata kirinya. Riwayat penyakit dahulu: a. Riwayat penyakit yang sama b. Riwayat hipertensi c. Riwayat penyakit jantung d. Riwayat diabetes mellitus : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

e. Riwayat penggunaan kacamata : disangkal

f. Riwayat operasi katarak g. Riwayat operasi mata lain

: disangkal : disangkal

h. Riwayat penggunaan obat steroid : disangkal i. Riwayat operasi : Pasien pernah operari hernia pada tahun 2010 Riwayat penyakit keluarga: a. Riwayat penyakit yang sama b. Riwayat hipertensi c. Riwayat penyakit jantung d. Riwayat diabetes mellitus C. PEMERIKSAAN FISIK OD 1/300 Strabismus (-), eksoftalmus (-) Trikiasis (-), distrikiasis (-), madarosis (-) Edema (-), hiperemis (-), ptosis (-), lagoftalmus (-), blefarospasme (-), ektropion (-), entropion (-) Edema (-), hiperemis (-), secret (-) Edema (-), hiperemis (-), folikel (-), nodul (-) Hiperemis (-), injeksi konj. (-), injeksi siliar (-), injeksi episklera (-) Ikterik (-) Jernih, edema kornea (-), Sclera Kornea Konjungtiva bulbi Konjungtiva palpebra Palpebra inferior Palpebra superior Silia Pemeriksaan Visus Visus dengan kacamata Visus koreksi Bola mata OS 1/60 Strabismus (-), eksoftalmus (-) Trikiasis (-), distrikiasis (-), madarosis (-) Edema (-), hiperemis (-), ptosis (-), lagoftalmus (-), blefarospasme (-), ektropion (-), entropion (-) Edema (-), hiperemis (-), secret (-) Edema (-), hiperemis (-), folikel (-), nodul (-) Hiperemis (-), injeksi konj. (-), injeksi siliar (-), injeksi episklera (-) Ikterik (-) Jernih, edema kornea (-), : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

sikatrik (-), arkus senile (-) Dangkal, hifema (-), hipopion (-) Warna coklat gelap, kripte (-), nodul (-), robeosis (-), iris bombe (-) Bentuk bulat, letak di central, RC (+) 3 mm Keruh, iris shadow (-) suram Tidak diperiksa N Tidak diperiksa Lensa Refleks fundus Korpus vitreus Tekanan intraokuli Sistem kanalis lakrimalis Pupil Iris Bilik mata depan

sikatrik (-), arkus senile (-) Dangkal, hifema (-), hipopion (-) Warna coklat gelap, kripte (-), nodul (-), robeosis (-), iris bombe (-) Bentuk bulat, letak di central, RC (+) 3 mm Keruh, iris shadow (+) suram Tidak diperiksa N Tidak diperiksa

D. DIAGNOSA KERJA OD : Katarak Senilis Matur OS : Katarak Senilis Imatur E. TATA LAKSANA Pro ECCE OD OS + IOL OD OS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI Katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan dapat dilalui cahaya menuju retina akibat adanya denaturasi protein lensa, proses hidrasi (penambahan cairan) lensa atau keduanya. Penyebab terjadinya katarak adalah multifaktorial, dapat terjadi karena proses ketuaan, tetapi dapat timbul pada saat kelahiran, penggunaan obat tertentu (golongan steroid, klorpromazin, miotikum jangka panjang, amidaron, dan busulfan) yang rutin dan dalam jangka waktu lama, trauma, metabolic, infeksi dan lain-lain. Perjalanan kekeruhan dapat progresif atau perlahan dalam waktu yang lama (Ilyas, 2010).

B. ANATOMI MATA

Gambar 2.1 Anatomi Mata (Dikutip dari Riordan-Eva, Paul dan Whitcher, John P.. 2009) 1. Adneksa Mata Adneksa mata merupakan jaringan pendukung mata yang terdiri dari: Kelopak mata berfungsi melindungi mata serta untuk melicinkan dan membasahi mata.

Konjungtiva adalah membran tipis yang melapisi dan melindungi bola mata bagian luar. Sistem saluran air mata (Lakrimal) yang menghasilkan cairan air mata, dimana terletak pada pinggir luar dari alis mata. Rongga orbita merupakan rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh. Otot-otot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik. 2. Bola Mata Jika diurut mulai dari yang paling depan sampai bagian belakang, bola mata terdiri dari: Kornea disebut juga selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan. Kornea bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya, serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Sklera yaitu lapisan berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata. Bilik mata depan merupakan suatu rongga yang berisi cairan yang memudahkan iris untuk bergerak. Uvea terdiri dari 3 bagian yaitu iris, badan siliar dan koroid. Iris adalah lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata. Koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian mata. Pupil merupakan suatu lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris. Bila cahaya lemah iris akan berkontraksi dan pupil membesar sehingga cahaya yang masuk lebih

banyak. Sedangkan bila cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupil mengecil sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan. Lensa mata adalah suatu struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan cekung, dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan. Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastik yang dikaitkan pada korpus siliare khoroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan

mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi visual. Badan Kaca (Vitreus) bagian terbesar yang mengisi bola mata, disebut juga sebagai badan kaca karena konsistensinya yang berupa gel dan bening dapat meneruskan cahaya yang masuk sampai ke retina. Retina merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya. Retina adalah mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus optikus. Bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata) maka berkasberkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk Papil saraf optik berfungsi meneruskan rangsangan cahaya yang diterima dari retina menuju bagian otak yang terletak pada bagian belakang kepala (korteks oksipital).

C. ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA Lensa adalah struktur kristalin berbentuk bikonveks dan transparan. Lensa memiliki dua permukaan, yaitu permukaan anterior dan posterior. Permukaan posterior lebih cembung daripada permukaan anterior. Radius kurvatura anterior 10 mm dan radius kurvatura posterior 6 mm. Diameter lensa

adalah 9-10 mm dan ketebalan lensa adalah 3,5 mm saat lahir hingga 5 mm saat usia lanjut. Berat lensa 135 mg pada usia 0-9 tahun hingga 255 mg pada usia 40-80 tahun. Lensa terletak di bilik posterior bola mata, di antara permukaan posterior iris dan badan vitreus pada lengkungan berbentuk cawan badan vitreus yang di sebut fossa hyaloid. Lensa bersama dengan iris membentuk diafragma optikal yang memisahkan bilik anterior dan posterior bola mata. Lensa tidak memiliki serabut saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat. Lensa dipertahankan di tempatnya oleh serat zonula yang berada di antara lensa dan badan siliar. Serat zonula ini, yang bersal dari ephitel siliar, adalah serat kaya fibrilin yang mengelilingi lensa secara sirkular (Ilyas, 2005).

Gambar 2.1 Anatomi Lensa

D. ETIOLOGI KATARAK Penyebab terjadinya katarak bermacam macam. Umumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena traumatik, terapi kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik atau metabolik, seperti diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi miotonik. Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan resiko katarak (Ilyas, 2010).

E. PATOGENESIS KATARAK Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan

bentuk katarak yang paling bermakna, Nampak seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh trauma maupun penyakit sistemik, seperti diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik ketika seseorang memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obatobatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.

F. KLASIFIKASI Jenis- jenis katarak menurut Riordan-Eva (2009) terbagi atas : 1. Katarak terkait usia (katarak senilis) Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur. 2. Katarak anak- anak Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walaupun mungkin terdapat faktor genetik, yang lain disebabkan oleh penyakit infeksi atau metabolik, atau berkaitan dengan berbagai sindrom. b. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab spesifik. Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul maupun tembus. Penyebab lain adalah uveitis, infeksi mata didapat, diabetes dan obat. 3. Katarak traumatik Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa. 4. Katarak komplikata Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraocular pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit- penyakit intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah uveitis kronik atau rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina. 5. Katarak akibat penyakit sistemik Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik berikut: diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis atropik, galaktosemia, dan syndrome Lowe, Werner atau Down. 6. Katarak toksik Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan nafsu makan). Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik maupun dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa.

7. Katarak ikutan Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak ekstrakapsular. Katarak berdasarkan usia : 1. Katarak Kongenital Katarak yang terjadi pada bayi umur di bawah satu tahun, umumnya katarak ini terjadi akibat penyakit ibu (gangguan metabolik) atau penyakit janin dalam kandungan. Infeksi yang sering terjadi adalah rubella. Ciri-ciri neonatus yang terinfeksi rubella adalah badannya kecil (small baby) akibat absorbs usus tidak sempurna, katarak, dan ada penyakit jantung kongenital. Trias sindrom rubella adalah mata (katarak, mikroftalmus, retinopati berpigmen), telinga (tuli karena kerusaka alat korti) dan jantung (VSD). Apabila tidak ditangani dengan segera akan terjadi amblyopia, hal yang memperburuk keadaan tersebut apabila disertai dengan adanya nistagmus. Pada pemeriksaan didapatkan bercak putih di daerah pupil hal tersebut dapat dilihat menggunakan lampu senter dengan loupe atau tidak. Penanganan penderita ini seperti katarak pada umumnya akan tetapi harus dilakukan sedini mungkin karena fovea sentralis harus berkembang sejak bayi lahir sampai usia 7 bulan (perkembangan terbaik 3-7 bulan). Syarat perkembangan ini, harus mendapat rangsang cahaya yang cukup. Operasi biasanya dilakukan saat usia 2-3 bulan, bila operasi dilakukan pada usia lebih dari 7 bulan biasanya terjadi amblyopia sensoris (fovea sentralis tidak berkembang 100%, visus tidak akan mencapai 6/6 walaupun sudah dioperasi). 2. Katarak Infantil Katarak yang merupakan kelanjutan dari katarak kongenital, dimana terjadi pada usia lebih dari 1 tahun. Pemeriksaan dan penanganan yang dilakukan sama dengan katarak kongenital. 3. Katarak Juvenile Katarak yang terjadi pada usia di bawah 9 tahun dan biasanya merupakan kelanjutan dari katarak kongenital atau infantile.

10

4. Katarak Senile Katarak yang terjadi akibat proses ketuaan dimana didapatkan pada usia di atas 50 tahun, kebanyakan katarak yang dijumpai adalah jenis ini. Katarak berdasarkan derajat kekeruhan (Ilyas, 2005): 1. Katarak Insipien Pada katarak stadium insipien terjadi kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks. Pada katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda Morgagni) pada katarak isnipien. Kekeruhan ini dapat menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadangkadang menetap untuk waktu yang lama. 2. Katarak Immature Katarak yang derajat kekeruhannya paling ringan, biasanya dimulai dari equator lensa. Pada saat ini lensa sangat higroskopis sehingga lensa menjadi cembung, akibatnya terjadi miopisasi dan kemungkinan lensa mendorong iris ke depan, sehingga orang yang memiliki sudut bilik mata yang dangkal akan tertutup dan terjadilah glaucoma. Pada beberapa kasus miopisasi mengakibatkan penderita presbiopi mampu membaca dekat tanpa harus menggunakan kacamata, kondisi ini disebut dengan second sight. Katarak jenis ini biasanya memiliki visus 1/60. 3. Katarak Mature Katarak jenis ini merupakan kelanjutan dari katarak immature, dimana seluruh lensa menjadi keruh dan sifat higroskopis lensa sudah tidak ada lagi. Saat ini penderita mengeluh pengelihatan menurun sehingga mencari pengobatan. Biasanya visus 1/300. 4. Katarak Hypermature Merupakan kelanjutan katarak mature yang tidak dilakukan ekstraksi, stroma lensa menjadi mencair (phacolityc) menerobos dinding kapsul dan masuk sudut bilik mata depan, hal tersebut oleh tubuh direspon sebagai benda asing sehingga menimbulkan peradangan. Biasanya 1/~ atau 0.

11

Tabel 2.1. Perbedaan Klasifikasi Katarak Berdasarkan Derajat Kekeruhan (Dikutip dari Riodan-Eva, 2009) Katarak berdasarkan letak kekeruhan 1. Katarak nuklearis 2. Katarak corticalis 3. Katarak capsularis 4. Katarak subcapsularis

G. MANIFESTASI KLINIS Pasien biasanya mengeluhkan terjadi penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan.

12

Orang dengan katarak memiliki perilaku yang khas untuk menghindari silau. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi berkelopak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari.

H. PEMERIKSAAN KATARAK Pada pemeriksaan ditemukan tajam penglihatan menurun sesuai dengan kekeruhan lensa. Kekeruhan lensa tergantung maturitas katarak. Pemeriksaan dapat menggunakan lampu senter dan loupe atau slitlamp. Untuk mengetahui kekeruhan lensa menyeluruh atau tidak harus dilakukan midriasis (hati-hati bila ada TIO yang meningkat) untuk melihat bagian tepinya yang tertutup iris.

I. PENATALAKSANAAN Belum ada pengobatan yang menghilangkan katarak, umumnya hanya memperlambat. Beberapa agen yang mungkin memperlambat katarak adalah penurunan kadar sorbitol, pemberian aspirin, antioksidan vitamin C dan E. Pengobatan untuk menghilangkan katarak adalah operasi. Indikasi operasi adalah 1. Visual Memperbaiki tajam penglihatan atau fungsi penglihatan. Operasi katarak tidak bergantung derajat kekeruhan. 2. Medis Mencegah komplikasi katarak (glaucoma dan uveitis). Katarak imatur intumesensi lensa (hidrasi = penambahan cairan di lensa) iris terdorong ke depan akar iris menutup trabekula glaucoma sudut tertutup. Katarak hipermatur lensa mencair korteks keluar masuk humour aquos direspon sebagai benda asing (karena lensa dari ektoderm berbeda dengan yang lain) peradangan uvea (uveitis). 3. Kosmetik

13

Jenis-jenis pembedahan katarak terdiri dari : 1. EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsuler) Pada pembedahan tipe ini dilakukan sayatan pada daerah korneosklera, ekstraksi lensa dilakukan dengan melepaskan lensa beserta kapsulnya dari zonulla zenii. Indikasi : katarak tidak stabil, menggembung, hipermatur, dan terluksasi. Kontraindikasi mutlak : katarak pada anak-anak, ruptur kapsul kapsul karena trauma. Kontraindikasi relatif : penderita miopi tinggi, sindroma marfan, katarak morgagni (pada hipermatur) dimana korteks lensa mencair dan keluar dari kapsul sehingga lensa kempis dan nukleus berpindah tempat ke bawah) dan vitreus masuk COA. Keuntungan : tidak perlu dilakukan operasi tambahan karena membuang seluruh lensa dan kapsul tanpa meninggalkan sisa, peralatan lebih sederhana daripada EKEK, lebih mudah dilakukan, pemulihan penglihatan segera setelah operasi dengan kacamata +10 D. Kerugian : penyembuhan luka karena besarnya irisan, pemulihan penglihatan lama, pencetus astigmatisma dan menimbulkan iris dan vitreus inkaserata. Pasien post EKIK tanpa diberi IOL menjadi afakia (tidak ada lensa) dengan tanda-tanda : Visus 1/60 dan dikoreksi dengan lensa 10D Pupil tampak lebih gelap Iris tremulans (karena lensa sebagai fiksasi dari iris) COA dalam Kadang-kadang ada coloboma iridis (selalu ada post EKIK) 2. EKEK (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler) Pada pembedahan tipe ini dilakukan sayatan korneosklera, ekstraksi lensa (melalui kapsul anterior) dilakukan tanpa mengikutsertakan kapsulnya (kapsul ditinggal) kemudian dipasang lensa tanam (IOL = Intra ocular lense). Keuntungan : irisan lebih kecil dari EKIK, menimbulkan astigmatisma lebih kecil, dan menimbulkan luka lebih stabil dan aman.

14

Kontraindikasi : kekuatan zonula lemah atau tidak cukup kuat untuk membuang nucleus dan korteks lensa. Setelah dilakukan operasi pasien dikoreksi dengan kacamata + 3 D karena pasien dengan IOL tidak dapat berakomodasi. Pada post operasi EKEK dapat terjadi katarak sekunder yaitu katarak yang terjadi di kapsula posterior akibat post EKEK. Penanganan dapat operatif dan non operatif. Operatif dengan jarum biasa lalu disobek dengan bentuk titik-titik terutama di axis visual. Bila non operatif dengan laser yaitu neodenium yang bersifat merobek dan argon yang bersifat membakar (Sulistiyowati, 2001).

Gambar 2.3. Mekanisme Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler (EKEK)

3. Small Incision Cataract Surgery Pada teknik ini berbeda dengan EKEK karena irisan lebih kecil (three step incision) sehingga terkadang tidak membutuhkan jahitan pada luka incisisi. SICS juga dapat dengan anestesi topical, penyembuhan relative cepat dan risiko astigmatisma lebih kecil. Keuntungan dibandingkan dengan fakoemulsi adalah instrumentasi lebih sederhana, alternative bila operasi fakoemulsi gagal, risiko komplikasi rendah, waktu pembedahan lebih singkat dan lebih murah.

15

Kriteria ideal dilakukan SICS adalah kondisi kornea dengan kejernihan baik, ketebalan normal, endotelium sehat, kedalaman bilik mata depan cukup, dilatasi pupil yang yang cukup, zonula yang utuh. Langkah-langkah SICS, pertama dilakukan insisi, kapsulotomi dengan teknik CCC (Continous Curvilinier Capsulotomi), kemudian dilakukan hidroseksi dan fragmentasi nucleus. Terakhir dilakukan pengambilan korteks atau epinukleus dan penanaman IOL. 4. Phacoemulsi Teknik ini menggunakan alat yang disebut tip yang dikendalikan secara ultrasonic untuk memecah nucleus dan mengaspirasi lensa, sehingga berbeda dengan EKEK konvensional. Keuntungan : luka operasi ringan sehingga penyembuhan luka lebih cepat, perbaikan penglihatan lebih baik, astigmatisma pasca bedah bisa diabaikan. Kerugian : pembelajaran lebih lama, biaya tinggi, komplikasi saat operasi lebih serius (Suilitiyowati, 2001).

Gambar 2.4. Phacoemulsi

16

J. KOMPLIKASI Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaucoma dan uveitis. Glaukoma adalah sekelompok penyakit yang menyebabkan kerusakan nervus optikus yang ditandai dengan kerusaka papil nerus optikus yang khas (excavation glaukomatous) dan penyempitan lapang pandang dengan peningkatan tekanan intraokuler sebagai salah satu fartor risikonya. Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea. Komplikasi juga dapat diakibatkan pasca operasi katarak, seperti ablasio retina, astigmatisma, uveitis, endoftalmitis, glaukoma, perdarahan, dan lainnya (Ilyas, 2005).

K. PROGNOSIS Apabila tidak ada penyakit mata lain yang menyertainya sebelum dilakukan operasi, seperti degenerasi makula atau optik atrofi saraf, operasi katarak memiliki prognosa yang baik untuk memperbaiki penglihatan. Faktor risiko utama yang mempengaruhi prognosis adalah adanya penyakit diabetes mellitus dan retinopati diabetes (Ocampo, 2013).

17

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Shock JP dan Harper RA. 2000. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika; . 175-184. Ocampo, Vicente Victor D.. 2013. Senile Cataract. Didownload dari http://
emedicine.medscape.com/article/1210914-overview.

Pada

tanggal

11

Desember 2013 Riordan-Eva, Paul dan Whitcher, John P.. 2009. Vaughan dan Asbury : Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta : EGC

18

You might also like