You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN

PENGETAHUAN karena

Penjahitan

luka

diperlukan

dalam

ilmu

bedah

pembedahan membuat luka sayatandan penjahitan bertujuan untuk

menyatukan kembali jaringan yang terputus serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka terbuka yang akan mengakibatkan masuknya mikroorganisme / infeksi. Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi sarat-sarat tertentu. Yang pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu pengamanan yang cukup pada setiap alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan terbuat dari bahn yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka. Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda asing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Suture Penggunaan alat dan Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi syarat-syarat tertentu. Yang pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu pengamanan yang cukup pada setiap alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan terbuat dari bahan yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka. Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda asing.

2.1.1 Instrumen 1. Needle holder Nama lainnya pemegang jarum atau nald voeder. Jenis yang digunakan bervariasi, yaitu tipe Crille wood (bentuknya seperti klem) dan tipe Mathew Kusten (bentuk segitiga). Guna needle holder ini pada penjahitan sebagai pemegang jarum jahit dan sebagai penyimpul benang.

Gambar 2.1 Tipe Crille wood

Gambar 2.2 Tipe Mathew Kusten

Gambar 2.3 Needle Holder

2.

Gunting

Gunting Benang Ada dua macam gunting benang yaitu gunting benang yang bengkok dan lurus yang kegunaannya untuk memotong benang operasi, merapikan luka. Penyediaan masing-masing satu buah. Gunting Diseksi Gunting ini ada dua jenis, yaitu lurus dan bengkok. Ujungnya biasanya runcing. Terdapat dua yang sering digunakan, yaitu tipe Mayo dan tipe Metzenbaum. Kegunaan gunting ini adalah untuk membuka jaringan, membebaskan tumor kecil dari jaringan sekitarnya, untuk esksplorasi dan merapikan luka.

Gambar 2.4 Dissecting Scissors Gunting perban/pembalut Kegunaan adalah untuk menggunting pembalut dan plester.

Gambar 2.5 Gunting Perban 3. Pisau Bedah Terdiri atas dua bagian yaitu gagang dan mata pisau (mess/bistouri/blade). Pada pisau bedah model lama, mata pisau dan gagang bersatu, sehingga bila mata pisau tumpul harus diasah kembali. Pada model baru, mata pisau dapat diganti. Biasanya mata pisau hanya untuk sekali pakai. Terdapat dua nomor gagang pisau yang sering dipakai, yaitu gagang nomor 4 (untuk mata pisau besar) dan gagang nomor 3 (untuk mata pisau kecil). Guna pisau bedah ini adalah untuk menyayat berbagai organ /bagian tubuh. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.

Gambar 2.6 Scalpel dan Bisturi

4.

Klem (Clamp)

Klem arteri pean. Ada dua jenis, yaitu yang lurus dan bengkok. Kegunaannya adalah untuk hemostasis terutama untuk jaringan tipis dan lunak.

Gambar 2.7 Klem arteri Klem Kocher. Ada dua jenis yaitu klem yang lurus dan yang bengkok. Tidak ditujukan untuk hemostasis. Sifat khasnya adalah mempunyai gigi pada ujungnya (mirip gigi pada pinset sirurgis). Gunanya adalah untuk menjepit jaringan, terutama agar jaringan tidak meleset dari klem, dan hal ini dimungkinkan dengan adanya gigi pada ujung klem.

Gambar 2.8 Klem Kocher

Klem Mosquito. Mirip dengan klem arteri pean, tetapi ukuranya lebih kecil. Penggunaannya dalah untuk hemostasis terutama untuk jaringan tipis dan lunak.

Gambar 2.9 Klem Mosquito Klem Allis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor kecil.

Gambar 2.10 Klem Allis

Klem Babcock. Penggunaanya adalah untuk menjepit tumor yang agak besar dan rapuh.

Gambar 2.11 Klem Babcock Towel clamp (Doek klem). Penggunaanya adalah untuk menjepit doek/kain operasi.

Gambar 2.12 Towel clamp (Doek klem)

5.

Retraktor (Wound Hook)

Retraktor langenbeck. Penggunaannya adalah menguakkan luka.

Gambar 2.13 Retraktor langenbeck

US army double ended retractor. Penggunaannya untuk menguakkan luka.

Gambar 2.14 US army double ended retractor Retraktor volkman. Penggunaannya adalah untuk menguakkan luka. Pemakaian retractor disesuaikan dengan lebar luka. Ada yang mempunyai dua gigi, 3 gigi, dan 4 gigi. 2 gigi untuk luka kecil, 4 gigi untuk luka besar. Terdapat pula retractor bergigi tumpul.

Gambar 2.15 Retraktor volkman

6.

Jarum Banyak sekali jenisnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampak

segitiga agar mudah mengiris kulit (scherpe nald). Sedang untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat (round nald). Ada yang berbentuk setengah lingkaran dan ada pula yang berbentuk seperempat lingkaran. Penggunaannya adalah untuk menjahit luka dan menjahit oragn rusak lainnya. Penyediaan disesuaikan kebutuhan.

10

Gambar 2.16 Jarum

7.

Pinset Pinset sirurgis. Penggunaanya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu

diseksi dan penjahitan luka, member tanda pada kulit sebelum memulai insisi. Pinset anatomis. Penggunaanya adalah untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak.

Gambar 2.16 Pinset

11

8.

Benang

Seide/ silk Terbuat dari serabut-serabut sutera, terdiri dari 70% serabut protein dan 30% bahan tambahan berupa perekat. Warnanya hitam dan putih. Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat. Tidak diserap tubuh. Pada penggunaan di sebelah luar maka benang harus dibuka kembali. Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari nomor 00000 (5 nol merupakan ukuran paling kecil untuk bag bedah) hingga nomor 3 (yang merupakan ukuran paling besar). Yang paling sering dipakai adalah nomor 00 (2 nol) dan 0 (1 nol) dan nomor satu. Semakin besar banyak nol nya semakin kecil benangnya Kegunaannya adalah untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (terutama arteri besar), sebagai teugel (kendali). Benang harus steril, sebab bila tidak akan menjadi sarang kuman (fokus infeksi), sebeb kuman terlindung di dalam jahitan benang, sedang benangnya sendiri tidak dapat diserap tubuh. Plain catgut Asal katanya adalah cat (kucing) dan gut (usus). Dahulu benang ini dibuat dari usus kucing, tapi saat ini dibuat dari usus domba atau usus sapi. Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7-10 hari, dan warnanya putih dan kekuningan. Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 00000 (5 nol yang merupakan ukuran paling kecil) hingga nomor 3 (merupakn ukuran yang terbesar). Sering digunakan nomor 000 (3 nol), 00 (2 nol), 0 (1 nol), nomor 1 dan nomor 2. Kegunaannya adalah untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama untuk daerah longgar (perut,wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil. Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang, bila disimpulkan 2 kali akan terbuka kembali. Plain catgut tidak boleh

12

terendam dalam lisol karena akan mengembang dan menjadi lunak, sehingga tidak dapat digunakan. Chromic catgut Berbeda dengan plain catgut, sebelum benang dipintal ditambahkan krom. Dengan adanya krom ini, maka benang akn menjadi lebih keras dan kuat, serta penyerapannnya lebih lama, yaitu 20-40 hari. Warnanya coklat dan kebiruan. Benang ini tersedia dalam ukuran 000 (3 nol merupakan ukuran yang paling kecil) hingga nomor 3. Penggunaannya pada penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu sepuluh hari, untuk menjahit tendo pada penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan. Nilon. (Dafilon,monosof,dermalonEthilon) Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon, leboh kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, dan tidak menimbilkan iritasi pada kulit atau jaringan tubuh lainnya. Warnanya biru hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol hingga 1 nol. Penggunanan pada bedah plastik, ukuran yang lebih besar sering digunakan kulit, nomor yang kecil dipakai pada bedah mata. Ethibond Merupakan benang sintetis (terbuat dari polytetra methylene adipate). Tersedia dalam kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minumum, tidak diserap, dan warnanya hijau dan putih. Ukurannya dari 7 nol sampai nomor 2. Penggunaannya pada bedah kardiovaskular dan urologi. Vitalene/Prolene/surgilen Merupakan benang sintetis (terbuat dari polimer profilen). Sangat kuat dan lembut, tidak diserap, warna biru. Tersedia dalam kemasan atraumatis. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Digunakan pada bedah mikro, terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, bedah plastik, cocok pula untuk menjahit kulit.

13

POLI GLICOLIC ACID SEPERTI POLISORB,Dexon,Vicryl Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Diserap oleh tubuh, dan tidak menimbulkan reaksi pada jaringan tubuh. Dalam subkutis bertahan selam tiga minggu, dalam otot bertahan selam 3 bulan. Benang ini sangat lembut dan warnanya ungu. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Penggunaan pada bedah mata, orthopedi, urologi dan bedah plastik. Supramid Merupakan benang sintetis, dalam kemasan atraumatis. Berdsifat kuat, lembut fleksibel, reaksi tubu minimum dan tidak diserap. Warnanya hitam putih. Digunakan untuk menjahit kutis dan subkutis. Linen (catoon) Dibuat dengan serat kapas alam dengan jalan pemintalan. Bersifat lembut, cukup kuat dan mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum, berwarna putih. Tersedia dalam ukuran 4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk menjahit usus dan kulit, terutama kulit wajah. Steel wire Merupakan benang logam yang terbuat dari polifilamen baja tahn karat. Sangat kuat, tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul. Warna putih metalik. Terdapat dalam kemasan atraumatis dan kemasan

biasa. Ukurannya dari 6 nol hingga nomor 2. Untuk menjahit tendon.

14

2.2 Teknik Suture 2.2.1. Tujuan Dasar penjahitan luka adalah membuat tekanan yang adekuat pada luka agar tertutup tanpa jarak namun juga cukup longgar untuk menghindari iskemia dan nekrosis. Jahitan juga dapat bertujuan untuk merawat hemostasis atau perdarahan yang terjadi. Dapat menjadi tindakan untuk peryolongan pertama. Mengurangi rasa sakit post operatif. Jahitan juga merupakan pembuat batasan ikatan pada jaringan sampai dengan sembuh dan tidak lagi dibutuhkan. Jahtan juga dapat mencegah tulang yang mungkin terekspos pada penyembuhan luka yang lama dan resorpsi yang tidak diperlukan. Hal yang juga perlu dilakukan pada tindakan flap.

2.2.2. Prinsip Suture Simpul lengkap harus kencang, dan kuat sehingga tidak akan terlepas. Untuk menghindari infeksi bakteri, simpul diletakan pada garis insisi. Simpul harusnya dibuat kecil. Jangan mengiakt terlalu kencang untuk menghindari kerusakan benang. Jangan melakukan banyak gerakan yang akan merusak jahitan. Hindari merusak materi hecting dengan menjepit menggunakan needle holder kecuali pada saat akan mengikat. Jangan terlalu kauat diatakutkan terjadi nekrosis. Traksi harus adekuat.

2.2.3. Macam-Macam Jahitan 1. Jahitan terputus Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat dilakukan pad akulit atau bagian tubuh lainnya, dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karean tiap jahitan saling menunjang satu dengan lainnya. Jahitan terputus (interupted suture), tiap-tiap simpul berdiri sendiri. Secara kosmetik benang kasar/besar atau tegang pada saat menyimpulnya akan memberikan bekas yang kurang bagus, yaitu seprti gambaran lipan.

15

Gambar 2.17 Jahitan Terputus

2.

Jahitan simpul tunggal

Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture. Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.

Teknik : Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

3.

Jahitan matras Horizontal

Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm d ari tusukan pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat.

16

Gambar 2.18 Jahitan Matras Horizontal

4.

Jahitan Matras Vertikal

Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

17

5.

Jahitan Matras Modifikasi

Sinonim : Half Burried Mattress Suture Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.

Gambar 2.19 Matras Modifikasi

18

6.

Jahitan kontinu Sering disebut doorloven. Simpul hanya pada ujung-ujung jahitan., jadi hanya

ada dua simpul. Bial salah satu terbuak maka jahitan ini akan terbuak seluruhnya. Jahitan ini jarang dipakai untuk menjahit kulit. Secar kosmetik bekas luka jahitan seperti pada jahitan terputus. Jahitan kontinu dapat dilakukan lebih cepat dari jahitan terputus.

Gambar 2.20 Jahitan Kontinu

7.

Jahitan Jelujur sederhana

Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.

19

Gambar 2.21 Jahitan Jelujur Sempurna

8.

Jahitan Jelujur Feston

Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

Gambar 2.22 Jahitan Jelujur Feston

20

9.

Jahitan Jelujur horizontal

Sinonim : Running Horizontal suture Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.

10. Jahitan intradermal Memberikan hasil kosmetik yang paling bagus (hanya berupa satu garis saja). Tidak dapat dipakai untuk daerah yang banyak bergerak. Paling baik untuk wajah. Terdapat berbagai modifikasi jahitan intradermal ini. Diperlukan banyak latihan untuk memahirkan cara penjahitan intradermal ini.

11. Jahitan Simpul Intrakutan Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted dermal stitch. Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.

12. Jahitan Jelujur Intrakutan Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik

21

BAB III KESIMPULAN Material suture Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi sarat-sarat tertentu. Yang pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu pengamanan yang cukup pada setiap alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan terbuat dari bahn yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka. Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda. Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain. Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator serta asistennya. Alat yang dibutuhkan : Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum biasanya satu buah. Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah Gunting benang satu buah. Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja. Bahan yang dibutuhkan : Benang jahit Seide atau silk Benang Jahit Cat gut chromic dan plain.

Lain-lain : Doek lubang steril Kasa steril Handscoon steril Operasi teknik Urutan teknik penjahitan luka ( suture techniques) 1. Persiapan alat dan bahan 2. Persiapan asisten dan operator 3. Desinfeksi lapangan operasi 4. Anestesi lapangan operasi

22

5. debridement dan eksisi tepi luka 6. penjahitan luka 7. perawatan luka Macam-macam jahitan luka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jahitan Simpul Tunggal Jahitan matras Horizontal Jahitan Matras Vertikal Jahitan Matras Modifikasi Jahitan Jelujur sederhana Jahitan Jelujur Feston Jahitan Jelujur horizontal Jahitan Simpul Intrakutan Jahitan Jelujur Intrakutan

23

DAFTAR PUSTAKA

1. 2. 3.

Karakata S, Bachsinar B. Bedah Minor. 1995. Hipokrates : Jakarta Ethicon Inc, Wound Closure Manual. 1994. Johnson and Johnson company Doherty GM. Current Surgical Diagnosis and Treatment. USA : McGraw

Hill.2006. 4. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC 5. 6. Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara. 2000. Mokeem S. Sutures and Suturing. Diunduh tanggal 29 mei 2010. Tersedia di

URL www.scribd.com 7. Remie R, Kramer. Suture Material and Technique. Diunduh tanggal

29 mei 2010. Tersedia di URL www.scribd.com 8. Dwi Agung. Perwatan Luka dan Teknik Jahitan. Diunduh tanggal 29 mei 2010.

Tersedia di URL www.wordpress.com 9. Nurul Fitri, Referat ilmu bedah ,material suture, 2010

24

You might also like