Professional Documents
Culture Documents
Figure 10.16 Aluminum piston for an internal combustion engine: (a) ascast and (b) after machining.
Figure 10.17 Simulation of mold filling and solidification. (a) 3.7 seconds after start of pour. Note that the mushy zone has been established before the mold is filled completely. (b) Using a vent in the mold for removal of entrapped air, 5 seconds after pour.
Aluminium Casting (28 Kg) Pada Sepeda Motor (berat total 86 kg)
Ringan Berat Jenis Rendah (2,7 gr/Cm3), hanya 1/3 dari baja Excellent Strength-to-weight ratio Temperatur Lebur Rendah (660 OC), peralatan peleburan sederhana Sifat mampu cor (castability) sangat baik, terutama di dekat komposisi Eutektik Sifat mampu mesin (machinability) baik Surface finish, baik Ketahanan korosi baik Konduktor panas dan listrik yang baik Mudah dipadu (alloying) dengan unsur lain
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
BJ rendah, mudah tercampur dengan pengotor (dross) oksida misal Al2O3 yang BJ (2.1 gr/mm3) nya hampir sama BJ Aluminium Cair (2.3 gr/mm3) Sangat mudah mengikat gas Hidrogen dalam kondisi cair 3H2O + 2 [AL] ---- 6 [H] + (AL2O3) Sebaiknya menggunakan degasser atau GBF (Gas Bubble Floatation = Argon Treatment) Mengalami Penyusutan (Shrinkage) yang cukup Tinggi 3.5 8.5 % (rata-rata 6 %)
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Steel Sheet 1970 1980 1990 2000 2010 46,9% 45,7% 42,5% 34,0% 25,0%
Subsitusi Material
Aluminium Keuntungan :
1. 2. 3. 4.
Nylon 66
Lebih ringan dengan reject yg kecil Tidak perlu proses machining Bahan bakar lebih efisien Cost produksi tereduksi
Proses Terbaru
Vacuum Die Casting Squeeze Casting Semi Solid casting
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Cylinder Head, Piston Crankcase, Plate Oil Separate Cylinder Com Shock Breaker
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Gravity Casting
Pengecoran menggunakan cetakan logam dimana logam cair masuk kecetakan dengan gaya gravitasi. Umumnya dikenal dengan istilah Permanent Mold Casting Berat hasil coran dapat mencapat ratusan kilogram, tetapi umumnya di bawah 25 kilogram Produk-produk yang umum Usia cetakan dapat mencapai 100.000 kali Cetakan terdiri atas beberapa bagian umumnya dilengkapi dengan inti yang dapat dengan mudah dipisahkan dari cetakan. Inti bisa dibuat dari resin coated sand (RCS), Metal Core (Grey Iron, Steel)
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Gravity Casting
Permukaan yang halus dan akurat Sifat mekanik yang baik. Mikrostruktur yang halus. Tensile strength dan ductility yang lebih tinggi dari proses sand casting pada komposisi yang sama Produktivitas tinggi, 1 menit persiklus ( otomatik )
Cara ini tidak sesuai untuk jumlah produksi yang kecil disebabkan tingginya biaya cetakan logam. Sukar untuk membuat coran yang berbentuk rumit. Pembetulan cetakan logam sukar dan mahal, oleh karena itu perubahan rencana pengecoran adalah sukar.
Gravity Casting
Coating Cetakan
Bertindak sebagai Barrier antara logam cair dengan Cetakan. Tujuan: 1. Mencegah pendinginan prematur logam cair. 2. Mengontrol laju dan arah pembekuan casting. 3. Meminimalisir thermal shock mold material. 4. Mencegah soldering logam cair ke cetakan. 5. Mengalirkan udara yang terjebak dalam cetakan
Pouring (Penuangan)
Die Casting
menggunakan prinsip tekanan saat pouring (memasukkan logam cair ke dalam cetakan). Tekanan saat pouring membuat porositas relatif dapat dikurangi, sehingga hasilnya baik. Metode ini biasa digunakan untuk benda-benda yang :
Presisi Permukaan sangat halus Mempunyai bagian yang sangat tipis (hingga 1.3 mm) Harus ekonomis Mempunyai fleksibilitas desain
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
merupakan salah satu jenis metoda pengecoran die casting di mana logam cair dicetak menjadi suatu benda cor dengan menggunakan tekanan tinggi (20 MPa 80 MPa) sehingga membeku di bawah pengaruh tekanan. Berdasarkan letak holding furnace-nya, terdiri dari dua jenis, yaitu: high pressure die casting with cold chamber dan high pressure die casting with hot chamber.
Hot-Chamber Die-Casting
Hot-Chamber Die-Casting
Hot-Chamber Die-Casting
INJECTION CYLINDER GOOSE NECK
Cold-Chamber Die-Casting
Figure 11.18 Schematic illustration of the cold-chamber die-casting process. These machines are large compared to the size of the casting, because high forces are required to keep the two halves of the dies closed under pressure.
Cold-Chamber Die-Casting
Cold-Chamber Die-Casting
GAS ACCUMULATOR MOLD CLOSE CYLINDER EJECTING CYLINDER PLUNGER SLEEVE PLUNGER LOT MOVABLE PLATE
FIXED PLATE
EJECTING CYLINDER
C FRAME
INTENSIFY CYLINDER
HYDRAULIC PUMP
BASE FRAME
TIE BAR
MOVABLE MOLD
FIXED MOLD
P-10
Cetakan disemprot dan dilapisi dengan lubricant (oli/coating). Logam cair dimasukkan dalam cetakan disertai dengan tekanan tinggi. Tekanan terus diberikan sampai logam cair membeku. Cetakan dibuka dan hasil coran diambil.
logam cair dicetak menjadi suatu benda cor dengan menggunakan tekanan rendah (< 20 MPa) sehingga membeku di bawah pengaruh tekanan. Metoda tersebut dapat digunakan untuk mencetak benda cor dengan tingkat kerumitan dimensi yang lebih rendah dari metoda high pressure die casting.
Cetakan Logam
memiliki ketahanan aus yang tinggi memiliki koefisien muai yang rendah tidak bereaksi dengan logam cair yang dicetak tahan temperatur tinggi memiliki kestabilan dimensi yang baik memiliki ketahanan terhadap erosi dan fatik yang baik Hot work tool steel (H13 atau SKD 61)
Penggolongan Aluminium
CAST ALUMINUM
Series 1xx.x 2xx.x 3xx.x 4xx.x 5xx.x 6xx.x 7xx.x 8xx.x 9xx.x Unsur Paduan Utama Al murni ( 99 %) Tembaga ( Cu) Si+Cu/Mg Silicon (Si) Magnesium(Mg) Seri yg tidak digunakan Zinc (Zn) Sn Unsur lain-lain
WROUGHT ALUMINUM
Series 1xxx 2xxx 3xxx 4xxx 5xxx 6xxx 7xxx 8xxx 9xxx Unsur Paduan Utama Al murni (99 %) Tembaga ( Cu) Manganese ( Mn) Silicon (Si) Magnesium(Mg) Magnesium dan silikon Zinc (Zn) Unsur lain-lain Seri yang tidak digunakan
STANDARD AISI
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
85 90 % dari total Aluminium tuang yang diproduksi adalah paduan Aluminium-Silikon Memiliki variasi sifat fisik dan mekanis (sifat mampu cor, ketahanan korosi, sifat mampu permesinan dan sifat mampu las) yang baik Kandungan silikon antara 2 - 20 %
< 12 % Si = Hypo Eutectic = 12 % Si = Eutectic > 12 % Si = Hyper Eutectic
Termasuk dalam kategori paduan Al-Si adalah Paduan Al-Si-Mg dan Al-Si-Cu Unsur paduan yang penting adalah Si, Cu, Mg, Zn Unsur minor Fe, Mn, Ni,Ti, Pb, Sn, Cr, B
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Hypo Eutektic
Eutektic
Hyper Eutektic
Hypo Eutektic
Eutektic
Hyper Eutektic
= AC2B
= AC4B
= AC4B
Kebanyakan Al-Si Tuang Tipe AC2B, HSA1-A, HSA1-S AC4B ADC12/HD2G AC8H
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Aluminium-Silikon Casting
AC2B
HS1VS/A/B/S/M 5.0-8.0 2.5-4.0 0.3 max 0.35-0.8 max 0.1-0.5 max 0.1-0.3 max 0.1-0.5 max 0.2 max AA 319.0 Gravity Cylinder head
AC4B
HS1-K 9.5-10.5 2.5-3.5 0.2-0.3 0.8 max 0.2 max 0.2 max 0.6 max 0.2 max AA356.0 LPDC Cylinder head
ADC12
HD2G 9-11.5 1-2.5 0.1 0.85 max 0.3 max 0.3 max 1.0 max AA384.1 HPDC
AC8A
AC8H 10.5-11.5 2.5-3.5 0.7-1.3 0.4 max 0.1 max 0.1 max 0.1 max 0.2-0.3 AA332.0 Gravity piston
Cranckcase Plate Oil Sep Cyl com Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Aluminium Casting
AC2B AC4B
HS1-K 9.5-10.5 2.5-3.5 0.2-0.3 0.8 max 260-310
ADC12
HD2G 9-11.5 1-2.5 0.1 0.85 max 330
AC8A
AC8H 10.5-11.5 2.5-3.5 0.7-1.3 0.4 max 245 (T6)
HES Si Cu Mg Fe Tensile strength (MPa) Elongation (%) Hardness (HRB) Bending Fatigue (MPa) (107)
3-5 60 75 HB
2.5 85 HB 140
Diagram Fasa Al - Si
Berbagai Mikrostruktur
AC8H
AC4B
ADC 12
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Unsur-unsur paduan ditambahkan untuk meningkatkan sifat-sifat mekanis dari AluminiumSilikon Tuang seperti :
Kekuatan, Keuletan, Mampu permesinan Dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan
o Kandungan Si: o = 12 % Eutektik o < 12 % Hypoeutektik o > 12 % Hyper eutektik o Slow Cooling (Investment, Sand) 5 7 % Si o Untuk Permanent Mold (Gravity Casting) 7 9 % Si o Untuk Die Casting (High Pressure Die Casting) 8 12 % Si o Pengaruh Si: o Meningkatkan Castability (fluiditas dan ketahanan hot tear= retak panas), terutama jika Si = 5 13 % o Meningkatkan Kekuatan dan Kekerasan, Berat Jenis menurun o Bila Si > 12 % terbentuk kristal Primary Si yang keras ekspansi termal rendah, machinability kurang baik, ketahanan aus baik (cocok untuk aplikasi temperatur tinggi = piston)
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
760 oC
704 oC % Si
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Magnesium memiliki kelarutan 17.4% pada 450OC Meningkatkan kekuatan dan kekerasan dalam perlakuan panas paduan Al-Si akibat terbentuk Mg2Si (Heat Treatable) Umumnya dipergunakan dalam paduan kompleks Al-Si dengan Cu, Ni, dan unsur lainnya. Dalam pemaduan di pengecoran pada umumnya memiliki rentang dari 4 sampai 10%. Fase penguatan kedua (hardening phase) Mg2Si akan optimal pada kadar 0.7% Mg Meningkatkan ketahanan korosi Menurunkan Castingability
Tidak memiliki pengaruh yang signifikan bila hanya ditambahkan ke dalam paduan alumunium-silikon Bila dipadu bersama dengan tembaga (Cu) dan/atau magnesium (Mg) menghasilkan komposisi paduan heat-treatable, karena membentuk presipitat MgZn2, CuAl2 meningkatkan sifat kekerasan dan kekuatan Meningkatkan Kegetasan, menurunkan ketangguhan (toughness) Menurunkan Ketahanan Korosi
Pengotor yang sering ditemukan di aluminium. Memiliki kelarutan yang cukup kecil pada aluminium cair (0.05%) Meningkatkan ketahanan hot-tear Jika kadar Fe berlebih > 0.05% akan menurunkan keuletan (ductility) Memeberikan kecenderungan penempelan atau persambungan (efek soldering) dengan cetakan pada die casting. > 0.05% Fe, membentuk fasa-fasa tidak terlarut (insoluble) FeAl3, FeMnAl6 AlFeSi. Fasa ini meningkatkan kekuatan dan mengurangi flowability Besi akan mendorong pembentukan fasa lumpur (sludging phase) dengan mangan, kromium dan elemen lainnya
Kuliah Pembentukan Logam - Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI
Pengaruh Unsur Fe
Foto SEM (backscattered) dari partikel Cu2FeAl7 yang mengendap pada pelat -Al5FeSi
- Ti (0.05 0.15%), B (0.04%) : penghalus butir (grain refinement) membentuk nukleasi. Contoh: TiAl3, AlB2 atau (Al,Ti)B2 - Sr, Na, Sb : membuat partikel Si pada paduan hypoeutectic Al-Si menjadi lebih halus - P: membentuk AlP3, nukleasi untuk modifikasi hypereutectic Al-Si, agar Si Primer berbentuk agak bulat/ kecil - Cd, Pb : memperbaiki machinability - Ce: meningkatkan fluiditas dan die sticking - C : merupakan impurities pada alumunium (Al4C3)