Professional Documents
Culture Documents
(BPMIGAS)
TENTANG :
JAKARTA
SURAT KEPUTUSAN
(BPMIGAS)
SURAT KEPUTUSAN
Nomor KEP- 0051/BP00000/2008/S8
TENTANG
REVISI PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA
KEPALA BPMIGAS
Menimbang : a. Bahwa Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dilaksanakan dan
dikendalikan melalui Kontrak Kerja Sama
b. Bahwa pengendalian manajemen operasi Kontrak Kerja Sama barada
di tangan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
(BPMIGAS).
c. Bahwa dalam rangka mengikuti perkembangan kebutuhan pengelolaan
Sumber Daya Manusia di Lingkungan Kontraktor Kotrak Kerja Sama, dipandang
perlu untuk menyempurnakan Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang saat ini telah diberlakukan berdasarkan
Surat Keputusan Kepala BPMIGAS No. Kpts 15/BP00000/2005-S8 tanggal
11 Mei 2005.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi;
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi;
5. Keputusan Presiden No. 20/P Tahun 2008 tanggal 16 April 2008 tentang
Pengangkatan Kepala BPMIGAS.
6. Production Sharing Contract (PSC).
7. Surat Keputusan Kepala BPMIGAS No. Kpts 15/BP00000/2005-S8 tanggal
11 Mei 2005, tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Kontraktor Kontrak Kerja Sama;
8. Pedoman Tata Kerja No. 018/PTK/V/2005 tentang Pedoman Pengelolaan
Sumber Daya Manusia Kontraktor Kontrak Kerja Sama (“Pedoman Tata Kerja
No. 18/2005”).
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERTAMA : Memberlakukan Pedoman Tata Kerja No. 018/PTK/V/2005 Revisi l tahun 2008
tentang Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kontraktor Kontrak Kerja
Sama ("PTK No. 18 Revisi I") sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini
untuk seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama di lingkungan Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi. Revisi l tersebut terdiri dari :
(BPMIGAS)
-2-
Surat Keputusan
No.: KEP- 0051 /BP00000/2008/S8
2. Menambahkan pedoman baru dalam Pedoman Tata Kerja No. 18/2005, yaitu
pedoman mengenai Total Remunerasi, Cross Posting, Rancangan Struktur
Organisasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama, Penanganan Unjuk Rasa dan
Mogok Kerja, dan Bahan Pertimbangan Rujukan Pasien Ke Luar Negeri,
Sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.
KETIGA : Ketentuan-ketentuan lain yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam PTK
No. 18 Revisi I ini, akan ditetapkan kemudian dan akan menjadi satu kesatuan
dalam PTK No. 18 Revisi I ini.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 20 Oktober 2008
Kepala BPMIGAS
N USAHA
A TA
H
GI
UL
KE
MI U
MI
U
N
AK Ir. R Priyono
B
Y
DAN GAS
ii
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) KKKS ini merupakan
penyempurnaan terhadap pedoman yang sudah ada sebelumnya, yang berisi
tata cara pengelolaan SDM KKKS, baik yang berkaitan dengan proses rencana
penggunaan tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja nasional serta hubungan
industrial dan kesejahteraan. Proses penyusunan pedoman ini melibatkan para
praktisi SDM KKKS melalui kelompok kerja I, II, III dan IV, sehingga diharapkan
sudah mengakomodasi sebagian besar kepentingan KKKS, tanpa mengurangi
fungsi pengawasan dari BPMIGAS.
Demikian agar buku pedoman ini menjadi acuan bersama dalam mengelola SDM
KKKS. Apabila ada penyimpangan atas pelaksanaan pengelolaan SDM KKKS,
maka buku pedoman ini akan menjadi dasar pengambilan keputusan BPMIGAS
dalam menindaklanjuti temuan audit yang terkait dengan SDM dan setiap
penyimpangan dari ketentuan Pedoman ini dapat berakibat pembiayaannya
tidak dapat diperhitungkan sebagai biaya operasi KKKS.
iii
iv
DAFTAR ISI
Surat Keputusan ................................................................................................................ i
Kata Pengantar .................................................................................................................... iii
Strategi BPMIGAS Dalam Pengelolaan SDM Sesuai Blueprint BPMIGAS 2005 – 2010 .... iv
Daftar Isi ............................................................................................................................. v
1. Manajemen Informasi Pekerja KKKS ............................................................................ 1
2. Rencana Kerja Dan Anggaran Ketenagakerjaan (RKA) ................................................ 5
3. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK) ................................................................ 16
4. Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ............................................................ 29
5. Career Development Monitoring (CDM) ............................................................................... 37
6. Mentoring ............................................................................................................................... 41
7. Pengembangan Karir Internasional ....................................................................................... 43
8. Perpanjangan Hubungan Kerja Diatas Usia Purnakarya .................................................... 46
9. Rekrutmen Tenaga Kerja Indonesia (TKI).............................................................................. 48
10. Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan ................................................................. 51
11. Pelatihan Pendidikan Pekerja BPMIGAS Dan Pegawai Instansi Pemerintah
Atas Beban KKKS ........................................................................................................... 55
12. Program Praktek Kerja Mahasiswa, Coop, Siswa Dan Pihak Lain ................................. 58
13. Beasiswa Dan Beawiyata Dalam Negeri ........................................................................ 64
14. Beasiswa Luar Negeri ..................................................................................................... 65
15. Penyusunan Peraturan Perusahaan & Perjanjian Kerja Bersama (PP&PKB)................ 66
16. Pengupahan Dan Kesejahteraan.................................................................................... 69
17. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) & Mutual Agreement Termination (MAT) ................ 71
18. Ketentuan Administratif Dewan Medik ............................................................................ 73
19. Tata Cara Administrasi Pengesahan Obat Oleh Apoteker ............................................. 75
20. Tata Cara Administrasi Rujukan Pasien Ke Luar Negeri ................................................ 76
21. Tata Cara Administrasi Pemeriksaan Kesehatan Pekerja .............................................. 79
22. Total Remunerasi ............................................................................................................ 81
23. Cross Posting Tenaga Kerja Indonesia ........................................................................... 101
24. Rancangan Struktur Organisasi KKKS .......................................................................... 105
25. Penanganan Unjuk Rasa Dan Mogok Kerja .................................................................. 107
26. Bahan Pertimbangan Rujukan Pasien Ke Luar Negeri .................................................. 113
vi
vii
I. UMUM
1.1. Manajemen Informasi Pekerja KKKS adalah pengelolaan data pekerja KKKS sebagai
dasar pengelolaan SDM yang diperlukan oleh manajemen BPMIGAS dan KKKS.
1.2. Manajemen Informasi Pekerja KKKS dilaksanakan dengan berbagai cara agar cepat
dan tepat dengan menggunakan sistem informasi data ketenagakerjaan KKKS yang
dapat di akses melalui situs http://www.bpmigas.com.
1.3. Informasi pelaporan merupakan data-data pekerja yang diperlukan untuk menunjang
keputusan manajemen dalam pengawasan dan pengendalian SDM KKKS.
1.4. Untuk mengantisipasi perkembangan SDM yang demikian cepat dan kompleks, maka
diperlukan informasi/data pekerja yang cepat dan akurat.
II. TUJUAN
2.1. Memonitor pengelolaan SDM KKKS di lingkungan KKKS.
2.2. Untuk mendapatkan data yang bisa dipakai sebagai acuan dilingkungan KKKS dan bisa
dibuka setiap saat oleh pekerja (yang mempunyai akses kedalam sistem informasi data
ketenagakerjaan KKKS) dilingkungan KKKS.
2.3. Untuk menyediakan informasi dalam melaksanakan pengelolaan SDM KKKS.
III. KEWENANGAN
3.1. Setiap KKKS menentukan petugas yang melakukan pengisian data ke dalam sistem
informasi data ketenagakerjaan KKKS dan membuat laporan ketenagakerjaan yang
disetujui oleh pimpinan tertinggi HR.
3.2. Pekerja yang diberi tugas tersebut mempunyai akses untuk masuk ke dalam sistem
informasi data ketenagakerjaan KKKS di dalam situs http://www.bpmigas.com.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Untuk dapat menunjang keputusan manajemen dengan cepat dan tepat, informasi
yang diperoleh melalui sistem pelaporan tersebut dikirimkan kepada BPMIGAS dengan
menggunakan sarana :
Situs/Internet KKKS : http://www.bpmigas.com
Surat
Facsimili
E-mail
4.2. KKKS wajib melakukan pengisian sistem informasi data ketenagakerjaan KKKS yang
telah dibuat BPMIGAS yang dapat diakses melalui situs : www.bpmigas.com pada
sistem informasi data ketenagakerjaan.
4.3. KKKS wajib melakukan pembaharuan data setiap saat sesuai kondisi aktual di
perusahaan.
4.4. Sepanjang KKKS belum melakukan pengisian sistem informasi data ketenagakerjaan,
KKKS wajib melakukan pelaporan bulanan sesuai yang berlaku saat ini:
4.4.1. Laporan Kekuatan Pekerja KKKS
Jumlah TKI, baik penuh/full posting (sesuai RPTK), maupun TPC (jangka
pendek, yang bersifat project/sementara).
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA MANAJEMEN INFORMASI PEKERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KKKS
4.5. KKKS menyusun Pelaporan selain tersebut diatas yang ditetapkan BPMIGAS.
V. REFERENSI
5.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.2. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
5.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
5.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
VI. LAMPIRAN
6.1. Laporan Kekuatan Tenaga Kerja (KTK). (Lampiran 1).
6.2. Laporan Mutasi Tenaga Kerja (MTK). (Lampiran 2).
KKKS
FUNGSI :
3/19/2009 3:50:48 PM
4
MANAJEMEN INFORMASI PEKERJA KKKS
>ĂŵƉŝƌĂŶ Ϯ
Attachment 2
LAPORAN MUTASI TENAGA KERJA INDONESIA
Bulan …………………………………………
Catatan :
3/19/2009 3:50:49 PM
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KETENAGAKERJAAN (RKA)
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN (RKA)
I. UMUM
1.1. Rencana Kerja & Anggaran Tenaga Kerja adalah rencana kerja kegiatan pengelolaan
Tenaga Kerja yang dituangkan dalam bentuk rencana pengeluaran biaya di setiap KKKS
yang merupakan dasar penyusunan Work Program & Budget (WP&B).
1.2. Total Personnel Expenses adalah keseluruhan pengeluaran biaya tenaga kerja yang
terdiri dari pengupahan (Salary & Wages), Benefit dan belanja Iain-Iain untuk pekerja
(Personnel Expenses).
Total Personnel Expenses dipisahkan untuk 3 jenis kegiatan yaitu kelompok Exploration/
Development, Production dan Administration.
1.2.1. Kelompok Exploration/Development.
Data Total Personnel Expenses ini hendaknya sejalan dengan yang tercantum
dalam Budgeted Exploration/Development Expenses dari Work Program and
Budget (Attachment to Schedule-4).
1.2.2. Kelompok Production
Data Total Personnel Expenses ini hendaknya sejalan dengan yang tercantum
dalam Budgeted Production Expenses dari Work Program and Budget
(Attachment to Schedule-8).
1.2.3. Kelompok Administration
Data Total Personnel Expenses ini hendaknya sejalan dengan yang tercantum
dalam Administrative Expenses dari Work Program and Budget (Attachment to
Schedule-11).
1.3. Budgeted Total Personnel Expenses adalah rincian anggaran yang diisi data pengeluaran
biaya TKI & TKA sampai dengan akhir tahun dari Total Personnel Expenses, yang
mencakup Salary Wages & Benefits, serta Personnel Expenses yang dialokasikan pada
fungsi Exploration/Development Expenses, Production Expenses dan Administrative
Expenses.
1.4. Compensation and Benefits Budget Evaluation adalah rincian anggaran berdasarkan
komponen Salary Wages, Other/Employee Benefits dan kandungan biaya tenaga kerja
yang dimasukan dalam Technical Services, Outside Services, Materials, Insurance,
Environmenttal Control dan Sundries.
II. TUJUAN
2.1. Dalam rangka melaksanakan pengawasan dan pengendalian pengelolaan SDM
Kontraktor Kontrak Kerja Sama dengan analisa dan evaluasi Strategis, berdasarkan
hubungan Kontrak Kerja Sama.
2.2. Untuk menjamin komitmen KKKS dalam pelaksanaan pengelolaan ketenagakerjaan.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menyusun rancangan anggaran berdasarkan rencana kerja kegiatan bidang
Ketenagakerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran yang akan datang
sesuai dengan strategi/kebutuhan bisnis dan kemampuan finansial perusahaan.
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN (RKA)
3.2. BPMIGAS melakukan evaluasi atas rancangan Rencana Kerja & Anggaran (RKA) di
bidang ketenagakerjaan yang disusun oleh KKKS sesuai dengan WP&B perusahaan
dan memberikan persetujuannya untuk dipedomani oleh KKKS pada pelaksanaan
rencana kerja di bidang ketenagakerjaan dalam tahun anggaran ke depan. Apabila
KKKS harus membuat kebijakan ketenagakerjaan di luar dari RKA yang telah disetujui
BPMIGAS, maka KKKS harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari BPMIGAS.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. KKKS menyusun anggaran berdasarkan rencana kerja kegiatan bidang
Ketenagakerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran yang akan
datang. Hal ini dituangkan dalam formulir Budgeted Total Personnel Expenses,
Compensation & Benefits Budget Evaluation Annual dan Training Report
Budget& Evaluation (lihat pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan),
dilengkapi dengan : Budget Schedule No. 17 (Budget Year Expenditure),
Report Table 15 WP&B (Project Status Report), Report Table 11 WP&B
(Operational Statistics for Manpower) dan Report Table 12 WP&B (Operational
Statistics for Expatriates Personnel Analysis). Kemudian disampaikan kepada BPMIGAS
cq. Kepala Dinas Pendayagunaan Tenaga Kerja & Hubungan Industrial sebelum rapat
WP&B dilaksanakan (Sebelum tanggal 30 September tahun berjalan).
4.2. Kepala Dinas Pendayagunaan Tenaga Kerja & Hubungan Industrial melaksanakan
evaluasi Rencana Kerja dan Anggaran yang diajukan tersebut dan dibahas dengan
KKKS terkait untuk rekomendasi kepada Tim WP&B.
4.3. Rencana Kerja dan Anggaran kegiatan bidang Ketenagakerjaan yang telah disetujui,
menjadi bahan pelaksanaan pengelolaan tenaga kerja KKKS pada periode tahunan
anggaran yang akan datang (sesuai dengan periode WP&B).
4.4. Dalam tahun anggaran yang sedang berjalan :
4.4.1. Apabila dalam pelaksanaan/realisasi rencana kerja terjadi kenaikan biaya yang
melebihi batasan anggaran yang telah di setujui, maka KKKS wajib meminta
persetujuan terlebih dahulu kepada BPMIGAS sebelum dapat di masukkan
sebagai tambahan beban biaya operasi. Namun apabila penyebab kenaikan
biaya tersebut semata-mata karena kenaikan jumlah tenaga kerja Indonesia dan
jumlahnya tidak lebih dari 10% dari anggaran ketenagakerjaan yang telah di
setujui, maka KKKS dapat melaksanakan tanpa persetujuan BPMIGAS.
4.4.2. Apabila KKKS melaksanakan kebijakan Pengupahan Ketenagakerjaan,
(Compensation & Benefits) di luar dari rencana kerja, KKKS meminta persetujuan
terlebih dahulu dari BPMIGAS.
4.5. Apabila KKKS akan merevisi Anggaran bidang Ketenagakerjaan yang telah disetujui,
maka KKKS menyampaikan revisi tersebut kepada BPMIGAS cq. Kepala Dinas
Pendayagunaan Tenaga Kerja & Hubungan Industrial. Dengan mengajukan formulir
Lampiran 1, 2 yang telah diisi dan revisi Report Table 11 WP&B (Lampiran 3) dan Report
Table 12 WP&B (Lampiran 4).
4.6. Rencana Kerja dan Anggaran bidang Ketenagakerjaan merupakan dasar dalam
penggunaan Tenaga Kerja sehingga setiap pengajuan RPTK & Ijin Penggunaan
Tenaga Kerja khususnya TKA harus berdasarkan pada Rencana Kerja & Anggaran
ketenagakerjaan yang telah disetujui.
4.7. Kebijakan yang diambil KKKS dalam bidang Ketenagakerjaan yang tidak berdasarkan
pada Rencana Kerja & Anggaran bidang Ketenagakerjaan tanpa melalui persetujuan
BPMIGAS dan atau tidak berdasarkan pada kebijakan-kebijakan/keputusan-keputusan
BPMIGAS, tidak menjadi beban biaya operasi.
V. REFERENSI
5.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.2. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
5.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
5.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
5.6. Work Program & Budget (WP&B).
VI. LAMPIRAN
6.1. Budgeted Total Personnel Expenses (Lampiran 1).
6.2. Compensation & Benefits Budget Evaluation (Lampiran 2).
6.3. Operational Statistics for Manpower, Report Table 11 WP&B (Lampiran 3).
6.4. Operational Statistics for Expatriates Personnel Analysis, Report Table 12 WP&B
(Lampiran 4).
6.5. Budget year Expenditure, Budget Schedule 17 WP&B (Lampiran 5).
6.6. Project Status Report, Report Table 15 WP&B (Lampiran 6).
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN (RKA)
Lampiran 3 & 4 :
- OPERATIONAL STATISTICS FOR MANPOWER, REPORT TABLE-11
WP&B (Lampiran 3).
- OPERATIONAL STATISTICS FOR EXPATRIATES PERSONNEL
ANALYSIS, REPORT TABLE-12 WP&B (Lampiran 4).
Merupakan Proposed Budget, pada Report Table-11 WP&B (Lampiran
3) dan Report Table-12 WP&B (Lampiran 4).
LAMPIRAN - 1
FUNGSI :
Operator :
Contract Area :
Proposed Budget Year :
3. Administrative Expenses
a. Employee Salary & Benefits
b. Personnel Expenses**
Total Manpower
TOTAL
* : Personnel Expenses, part of Administration Expenses in Exploration /Dev. without Salary & Benefits.
** : Personnel Expenses Without Salary & Benefit for all employee status.
KETENAGAKERJAAN (RKA)
3/19/2009 3:50:51 PM
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KETENAGAKERJAAN (RKA)
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN (RKA)
Attachment 2
>ĂŵƉŝƌĂŶ Ϯ
COMPENSATION & BENEFITS BUDGET EVALUATION
Operator
Operator : :
Contract
Contract Area : :
(in 1,000 US$)
Proposed Budget Year :
BUDGET FOR
PREVIOUS BUDGET CURRENT BUDGET % VARIANCE
LINE DESCRIPTION NEXT YEAR
(3-2)
(1) (2) (3) 2
EXPAT NATIONAL EXPAT NATIONAL EXPAT NATIONAL EXPAT NATIONAL
2. OTHER/EMPL. BENEFIT
- Field Allw
- Rotational Allw
- Shift Premium
- Meals & Trpt O/T Allw
- Incentives Comp Plan
- THRK Allw
……………………………
Total Other/Empl. Benefit
3. TECHNICAL SERVICES
- Salary
- other
Total Technical Services
4. OUTSIDE SERVICES
- Salary
- other
Total Outside Services
5 MATERIALS*
6 INSURANCE*
7 ENVIRONMENTAL CONTROL*
8 SUNDRIES*
(personnel expenses that not
covered by all items above)
** TOTAL
11
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN (RKA)
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϯ Attachment 4
;ZĞƉŽƌƚdĂďůĞϭϭŽĨtWΘͿ
Attachment 3
(ReportTable
(Report Table 11
11ofofWP&B)
WP&B)
OPERAT IONAL
OPERATIONAL ST AT IST IC FOR
STATISTIC FOR MANPOWER
MANPOWER
Operator :
Contract Area :
Proposed Budget Year :
CURRENT YEAR
Proposed
DESCRIPTION Previous WP&B Year To Date Q3
Next Year
Budget
Original Revision Budget Actual Budget
1. TOTAL MANPOWER
2. NUMBER OF EXPATRIATE POSISITIONS
- Routine
- Project
3. NUMBER OF NATIONAL STAFF
4. NUMBER OF NATIONAL NON-STAFF
5. NUMBER OF INDONESIANIZED POSITIONS
- Exploration
- Other E & P
- Finec
- Administration & Other
6. TRAINING & COURSES
a. Category :
- S1 degree
- S2 degree
- S3 degree
- Other (AKAMIGAS)
- S2 Overseas
Category :
- In House
- Domestic
- Overseas
12
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϰ
;ZĞƉŽƌƚdĂďůĞϭϮŽĨtWΘͿ
Attachment 4 Attachment 5
(Report
(Report Table
Table 1212
ofofWWP&B)
P&B)
Operator :
Contract Area :
Proposed Budget Year :
CURRENT YEAR
Previous WP&B Year to Date Q3 Proposed
DESCRIPTION Budget Next Year
Original Revision Budget Actual Budget
1. OPERATIONAL RESULT
a. Discoveries + Reassesment Res. Eq. bbl.
b. Production Equivalent bbl.
2. FINANCIAL RESULT
a. Exploration Expenditures
b. Development Expenditures
c. Production + Other Expenditures
d. Total Expenditures
3. NUMBER OF EXPATRIATES
a. Exploration
b. Other E&P
c. Finance + Administration
d. Total Expatriates
4.UNIT
4. UNIT ANALYSIS
ANALYSIS
a. Expatriates Exploration
- Additional Reserve/personnel (1a:3a)
- Explo. Expenditures/personnel (2a:3a)
b. Other E&P
- Production/Personnel (1b:3b)
- Dev. Expenditures/personnel (2b:3b)
c. Finance + Administration
- Production/Personnel (1b:3c)
- Expenditures/personnel (2d:3d)
13
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϱ Attachment
Attachment 6 5
BUDGET
BUDGET SCHEDULE
SCHEDULE 1717
OF
h'd^,h>ϭϳK&tWΘ WP&B
of WP &B
OPERATOR :
FUNGSI :
CONTRACT AREA :
PROPOSED BUDGET (NEXT YEAR) :
1 CAPITAL EXPENDITURES
CAPITAL EXPANDITURES
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005
10
11 Expenditures
Total Non-Capital Expanditures
12
11
13 EXPENDITURES
TOTAL EXPANDITURES
KETENAGAKERJAAN (RKA)
3/19/2009 3:50:53 PM
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KETENAGAKERJAAN (RKA)
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN (RKA)
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϲ
;ZĞƉŽƌƚdĂďůĞϭϱŽĨtWΘͿ
Attachment 7
Report Table 15 of WP&B
B P M I GAS
PRODUCTION SHARING CONTRACT
PROJECT STATUS REPORT
OPERATOR :
CONTRACT AREA :
QUARTER ENDED :
15
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (RPTK)
I. UMUM
1.1. BPMIGAS berperan sebagai pengawas dan pengendali tenaga kerja di lingkungan
KKKS, berdasarkan kegiatan yang tertuang di dalam rencana kerja & anggaran KKKS.
1.2. RPTK KKKS (RPTK) adalah Rencana Penggunaan Tenaga Kerja KKKS, yang
digunakan BPMIGAS di dalam melakukan pengendalian dan pengawasan penggunaan
dan penempatan tenaga kerja, melalui format MD-1 & MD-2, yang merupakan bagian
proses formalitas penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) ke Departemen Tenaga Kerja
& Transmigrasi (Depnakertrans), penyusunan struktur organisasi yang mencerminkan
kegiatan operasi KKKS, serta program-program pengembangan TKI (program suksesi
dan penugasan ke luar negeri).
1.3. RPTK terdiri dari:
1.3.1. RPTK Reguler dibuat untuk dasar penggunaan TKA yang melaksanakan kegiatan
rutin dan menduduki posisi permanen (established) dalam struktur organisasi
KKKS atau jangka waktu penggunaannya lebih dari 12 bulan.
1.3.2. RPTK Proyek merupakan bagian dari RPTK Reguler yang penggunaannya
berdasarkan kegiatan proyek yang tergambar di dalam rencana kerja dan
anggaran proyek di luar dari anggaran rutin personalia.
1.3.3. RPTK Non Reguler dibuat untuk TKA yang melaksanakan kegiatan operasional
yang bersifat sementara dan jangka waktu penggunaannya sampai dengan 12
bulan
1.3.4. RPTK Program Pertukaran Pekerja Internasional dibuat untuk menampung
program Job Swapping, TDE (Technical Development Exchange). RPTK
Co-Operative Academic education (Co-op)/praktek kerja dibuat untuk
menampung program pemagangan dari kantor pusat yang terkait dengan
kebijakan pemerintah.
1.4. Pada dasarnya, dalam melakukan pengisian posisi di RPTK harus mengutamakan
TKI.
1.5. RPTK KKKS dibuat berdasarkan WP&B, AFE, dan POD dengan memperhatikan
kepentingan operasional KKKS, pembinaan dan pengembangan TKI, dan alih
teknologi.
1.6. Penggunaan TKA merupakan bagian dari penerapan teknologi dan pengetahuan, serta
penempatan wakil perusahaan.
1.7. Setiap rencana penggunaan TKA harus diikuti dengan rencana pengembangan TKI.
1.8. Untuk setiap posisi TKA harus diikuti dengan program transfer teknologi, baik melalui
pendampingan dan/atau memberikan pelatihan.
1.9. Evaluasi dan monitoring penggunaan TKA akan dilakukan berdasarkan semua ketentuan
tersebut di atas.
1.10. RPTKA (MD1) kontrak jasa keahlian tenaga kerja melalui pihak ketiga adalah Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja yang digunakan sebagai dasar evaluasi penggunaan tenaga
kerja asing, yang secara substansi merupakan penggunaan tenaga kerja asing melalui
kontrak jasa keahlian tenaga kerja dengan pihak ke tiga.
16
II. TUJUAN
Pada dasarnya RPTK diperlukan dengan tujuan:
2.1. Untuk menunjang kegiatan operasi migas KKKS sesuai dengan rencana kegiatan KKKS
yang tertuang di dalam WP&B, AFE, dan POD.
2.2. Sebagai bagian dari rencana strategi bisnis perusahaan dalam pengelolaan SDM.
2.3. Sebagai alat pengawasan atas penggunaan tenaga kerja agar efektif dan efisien.
2.4. Optimalisasi penggunaan TKA dalam rangka memberi kesempatan kerja, pembinaan
dan pengembangan TKI.
2.5. Sebagai dasar pengendalian dan pembebanan biaya.
2.6. Sebagai dasar dalam pengajuan permohonan IMTA.
2.7. Pada dasarnya RPTKA (MD1) kontrak jasa keahlian tenaga kerja asing melalui pihak
ketiga diperlukan dengan tujuan:
2.7.1. Sebagai dasar pengendalian penggunaan biaya tenaga kerja asing.
2.7.2. Sebagai alat pengawasan atas penggunaan tenaga kerja asing agar efektif dan
efisien.
III. PENGATURAN/BATASAN
3.1. RPTK dapat dibuat untuk periode maksimum 5 tahun sesuai dengan Kepmenaker
No. Kep 173/MEN/2000 tentang Jangka Waktu RPTK pasal 3 ayat 2. Sepanjang KKKS
telah memiliki rencana kerja & anggaran sesuai periode tahun pengajuan RPTK.
3.2. Perubahan RPTK perlu mendapatkan persetujuan BPMIGAS apabila :
3.2.1. Terjadi perubahan struktur, nama jabatan, periode penggunaan atau penambahan
jabatan TKA.
3.2.2. Terjadi reorganisasi/restrukturisasi secara signifikan (3 layer dari atas) di
KKKS.
3.3.3. Terjadi perubahan mendasar pada rencana kegiatan yang tertuang dalam WP&B,
AFE, dan POD, atau pada komitmen Operasi.
3.3. Perubahan-perubahan selain ketiga butir di atas, harus dilaporkan ke BPMIGAS.
3.4. Waktu pengajuan RPTK KKKS :
3.4.1. Bagi KKKS yang mempekerjakan TKA, RPTK Reguler dapat diajukan selambat-
lambatnya 4 bulan sebelum habis masa berlakunya. Bagi KKKS yang tidak
mempekerjakan TKA, RPTK dapat diajukan selambat-lambatnya 1 bulan
sebelum habis masa berlakunya.
3.4.2. RPTK Non Reguler (berikut IMTA) dapat diajukan bersamaan dengan pengajuan
AFE/TSA. Selanjutnya, persetujuan BPMIGAS dapat diberikan dengan ketentuan
pembebanan biaya operasi akan tergantung kepada persetujuan AFE/TSA
tersebut.
3.5. RPTK tidak dipersyaratkan bagi Warga Negara Asing yang menggunakan Visa
Kunjungan untuk keperluan di bawah ini, dengan jangka waktu paling lama 60 hari:
3.5.1. Kerjasama antara pemerintah negara lain dengan Negara Indonesia.
3.5.2. Mengikuti pelatihan singkat.
3.5.3. Melakukan pembicaraan bisnis, seperti transaksi jual beli barang dan jasa serta
pengawasan kualitas barang atau produksi.
17
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (RPTK)
3.5.4. Memberikan ceramah atau mengikuti seminar yang tidak bersifat komersil.
3.5.5. Pembuatan film yang tidak bersifat komersial dan telah mendapat ijin dari instansi
yang berwenang.
3.5.6. Mengikuti pameran Internasional yang tidak bersifat komersial.
3.5.7. Mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau perwakilannya di
Indonesia.
3.6. Dengan mempertimbangkan aspek legal, kontrak antara BPMIGAS dengan kontraktor,
RPTK dapat diajukan sesuai dengan kontrak KKKS atau dijadikan satu untuk beberapa
kontrak kerja sama yang dikelola oleh operator yang sama, dengan prinsip, terdapat
kejelasan pembebanan biaya.
3.7. RPTK dari beberapa kontrak wilayah kerja KKKS yang dikelola oleh operator yang
sama, pada prinsipnya, diproses ke Depnakertrans dalam satu kesatuan. Apabila terjadi
perubahan program kerja KKKS, maka RPTK dapat direvisi untuk diajukan kepada
Depnakertrans.
3.8. RPTKA (MD1) kontrak jasa keahlian tenaga kerja asing melalui pihak ketiga, disusun
secara terpisah dengan RPTK KKKS, yang menggambarkan posisi-posisi tenaga kerja
asing untuk melaksanakan kegiatan yang akan dikontrakkan melalui kontrak jasa
keahlian tenaga kerja (profesional) dengan pihak ketiga.
3.9. Tenaga kerja asing yang memiliki status kontrak jasa keahlian tenaga kerja melalui
pihak ketiga, tidak dapat ditempatkan dalam posisi RPTK KKKS.
IV. KEWENANGAN
4.1. KKKS mengajukan permohonan RPTK ke BPMIGAS untuk dievaluasi berdasarkan
anggaran (POD, WP&B atau AFE) dan justifikasi khusus lainnya.
4.2. BPMIGAS melakukan evaluasi dan menyetujui RPTK KKKS dan melakukan koordinasi
dengan instansi terkait untuk persetujuan RPTK.
V. PETUNJUK PELAKSANAAN
5.1. KKKS menyampaikan dokumen RPTK dalam bentuk buku dan soft copy (lihat Lampiran)
kepada BPMIGAS untuk dibahas dalam rapat konsultasi.
5.2. BPMIGAS melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk persetujuan RPTK.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 22/2001 tanggal 23 Nopember 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi.
6.2. Undang-Undang No.13/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pekasana Kegiatan Hulu Minyak dan
Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6 Work Program & Budget (WP&B).
6.7. KEPMENAKERTRANS No. Kep-228/Men/2003 tanggal 31 Oktober 2003 tentang Tata
Cara Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
18
VII. LAMPIRAN
RPTK memuat rencana kebutuhan TKA dan TKI yang dituangkan dalam :
7.1. Nota Penjelasan – Lampiran 1.
Nota Penjelasan disampaikan dalam bentuk pengantar gambaran umum operasional
rencana kerja KKKS yang memuat:
7.1.1. Daerah operasi dan luas wilayah kerja. Kegiatan eksplorasi dengan menyebutkan
secara spesifik berupa kilometer data seismic yang dilakukan.
7.1.2. Tingkat produksi minyak dan gas yang akan diupayakan (bagi KKKS Produksi).
7.1.3. Drilling program/jumlah sumur yang akan dibor.
7.1.4. Teknologi yang digunakan.
7.1.5. Anggaran operasi dan kapital.
7.1.6. Rencana pengisian jabatan TKI yang masih lowong, Pengindonesiaan, swapping
dan internasionalisasi (untuk KKKS Produksi).
7.1.7. Community Development.
7.1.8. Environmental Issue.
7.1.9. Training Program.
Dalam rangka keperluan evaluasi kegiatan operasi, KKKS harus melampirkan formulir
isian data kegiatan Perusahaan 5 tahun terakhir (form nota penjelasan).
7.2. Identitas Pemohon (Lampiran I halaman 1 pada KepMen 228/Men/2003) – Lampiran 2.
Memuat daftar isian identitas Perusahaan dengan menyebutkan secara jelas nama,
alamat, lokasi kegiatan/produksi, jenis usaha, hasil usaha, status Badan Usaha dan
Instansi Pemberi Ijin Usaha.
7.3. MD-1: Struktur Organisasi, termasuk di dalamnya penggunaan sebutan jabatan dan
penempatan TKA maupun TKI yang jumlah maksimumnya berdasarkan manpower
forecast/budget pada WP&B – Lampiran 3.
MD-1 disusun berdasarkan analisa organisasi & analisa jabatan sesuai dengan
kebutuhan operasi yang diproyeksikan pada program kerja. Dalam penyusunan struktur
organisasi dan penempatan TKA harus memperhatikan :
7.3.1. Tersedianya jumlah tenaga kerja berdasarkan pengetahuan, keahlian dan
kemampuan dalam waktu dan tempat yang tepat.
7.3.2. Nama jabatan yang digunakan untuk TKA disesuaikan dengan nama jabatan
yang terdapat pada ketentuan yang berlaku dan penggunaannya disesuaikan
dengan lamanya waktu penggunaan yang ditetapkan pada ketentuan yang
berlaku.
7.3.3. Penempatan TKA hanya pada jabatan yang spesifikasi jabatannya belum
terpenuhi oleh kualitas TKI yang ada dan pengguna TKA dapat membuktikannya
bila hal ini diperlukan.
7.4. MD-2: Bagan Rencana Penggunaan dan Penggantian TKA (Lampiran sesuai Kepmen
228/Men/2003) – Lampiran 4.
19
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (RPTK)
MD-2, disusun dengan menetapkan nama TKA dan TKI pengganti/pendamping yang
tercantum dalam MD-1, dengan menyebutkan pendidikan, pengalaman kerja, jabatan
mulai digunakan dan batasan waktu penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dalam MD-2 tercakup didalamnya data isian yang dibutuhkan pada lampiran 1 halaman
2 dan 3 pada Kepmen 228/Men/2003.
Lampiran MD-2 terdiri dari:
7.4.1. Lampiran 1 : Uraian jabatan dan persyaratan minimum jabatan TKA (lampiran I
halaman 4 pada Kepmen 228/Men/2003, yang memuat uraian singkat sebutan
dan persyaratan minimum jabatan TKA, yang menyebutkan nama jabatan,
uraian singkat pekerjaan/jabatan serta persyaratan minimum jabatan sebagai
dasar penempatan tenaga kerja – Lampiran 5.
7.4.2. Lampiran 2 : Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Indonesia dalam
rangka penggantian TKA (Lampiran I halaman 5 pada Kepmen 228/Men/2003) –
Lampiran 6 : Memuat Program Pendidikan dan Pelatihan TKI yang dipersiapkan
untuk menggantikan TKA. Semua TKI pendamping yang direncanakan
menggantikan TKA, harus diprogram untuk melaksanaan Pendidikan dan
Pelatihan sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan.
1.5. MD-3 : Rekapitulasi Jumlah Formasi Jabatan, Tenaga Kerja Asing/Tenaga Kerja
Indonesia dan Rencana Pengindonesiaan – Lampiran 7.
Berisi rekapitulasi jumlah formasi jabatan, jumlah TKA/TKI dan Rencana Pengindonesiaan
serta Internasionalisasi/Swapping, dirinci menurut kelompok jabatan pada Departemen
yang bersangkutan.
1.6. MD-4 : Program Swapping – Lampiran 8. (hanya diperlukan dalam RPTK Pertukaran
Pekerja Internasionalisasi/Swapping).
Berisi Program Swapping yang memuat nama jabatan di Indonesia dan di Luar Negeri
yang direncanakan untuk swapping.
20
NO ITEM (N-3) (N-2) (N-1) Tahun saat ini (N) (N+1) (N+2) (N+3) (N+4)
FUNGSI :
1. EKSPLORASI / EXPLORATION
Luas Wilayah (Km2)
Area (sq.km)
Jumlah Sumur Pengeboran
Number of exploration wells
Jumlah KKKS/Blok
Number of PSC/Blocks
2. PRODUKSI / PRODUCTION
Minyak & Kondensat (BOPD)
Oil & Condensate (BOPD)
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
Gas (KBOEPD)
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005
Gas (KBOEPD)
Jumlah Sumur Produksi
Number of production wells
3. PENAMBAHAN CADANGAN / ADDITIONAL RESERVES (MMSTBOE)
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
Teknologi Drilling
Drilling Technology
PERIHAL :
Teknologi Baru
New Technology
5. ANGGARAN (Juta) / BUDGET (Million US$)
Operasi
Operation
Kapital
Capital
Anggaran Pengembangan
Development/Training
6. SUMBER DAYA MANUSIA (orang) / MAN POWER (persons)
TKI
National Employees
TKA
Revisi Ke I Tanggal. : 20 Oktober 2008
Expatriates
% TKA terhadap TKI
% of Expat to Nat.
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
21
3/19/2009 3:50:54 PM
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA (RPTK)
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (RPTK)
>ĂŵƉŝƌĂŶ Ϯ
Attachment 2
;>ĂŵƉŝƌĂŶ /ŚĂů͘ϭ<ĞƉŵĞŶ ϮϮϴͬϮϬϬϯͿ
(Lampiran I hal. 1 Kepmen 228/2003)
DAFTAR ISIAN
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA DALAM RANGKA PENGGUNAAN
TENAGA KERJA ASING
R.P.T.K.A.
1. Nama Perusahaan/Proyek :
2. Alamat di Indonesia :
a. Kantor Pusat :
b. Kantor Cabang :
c. Nomor Telepon : Fax :
d. E-Mail (harus diisi) :
3. Nama Pimpinan :
4. Lokasi Kegiatan/Produksi *) :
22
JOB
Attachment 3
Ket.
BAGAN ORGANISASI
E
MD1 - Halaman :
8
7
BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
6
5
Nama Bagian/Seksi
4
3
2
RPTK 2003 - 2007
KKKS Indonesia
1
JOB
Ket.
A
23
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϰ
Attachment 4
MD - 2
(Lamp. I hal 2 &3 Kepmen 228/2003)
KKKS :
PERIODE :
MD - 1 NAMA TKI WAKTU PENGGUNAAN & PENGGANTIAN TKA PENDIDIKAN & PENGALAMAN JABATAN
BATASAN*)
NAMA JABATAN NAMA TKA PENDAMPING/ Thn…….. Thn…….. Thn…….. KERJA TKI MULAI
HAL. KOORD. WAKTU
PENGGANTI 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 PENDIDIKAN PENGALAMAN DIGUNAKAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
3/19/2009 3:50:59 PM
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA (RPTK)
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (RPTK)
>ĂŵƉŝƌĂŶ
Attachmentϱ5
(Lampiran I hal. 4 Kepmen 228/2003)
PERSYARATAN MINIMUM
NO NAMA JABATAN URAIAN SINGKAT PEKERJAAN/JABATAN
PENDIDIKAN PENGALAMAN KERJA
1 2 3 4 5
25
>ĂŵƉŝƌĂŶ
Attachment ϲ
6
(Lampiran I hal.5 KepMen 228/2003)
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TKI YANG AKAN DILATIH SEBAGAI PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN
RENCANA
NAMA JABATAN YANG YANG DILAKSANAKAN PENGGANTI TKA PELATIHAN
NO. PENEMPATAN (MULAI KETERANGAN
DIDUDUKI TKA
JABATAN DALAM LUAR PENGGANTIAN)
JENIS LAMANYA NAMA
SEKARANG PERUSAHAAN PERUSAHAAN *)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
*) Kalau Diklat
dilaksanakan diluar
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
perusahaan harap
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005
sebutkan Lembaga
Diklat dan alamatnya.
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
(RPTK)
PERIHAL :
Jakarta,
Pimpinan
Revisi Ke I Tanggal. : 20 Oktober 2008
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
3/19/2009 3:50:59 PM
BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
REKAPITULASI JUMLAH FORMASI JABATAN, TENAGA KERJA ASING/TENAGA KERJA INDONESIA
DAN RENCANA PENGINDONESIAAN
LAMPIRAN 7
KKKS : .……………………………………………………….. Formulir : MD 3
No. Kelompok Jabatan Staff Non Staff Tenaga Kerja Tiap Tahun
Formasi Manpower Formasi Manpower Formasi Manpower Formasi Manpower Ke 1 Ke 2 Ke 3
1. Production
- APO Product Operations
- Com./Planning/JI
- Drilling
- Land Team
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
- Operation Technical
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005
- SHE
Sub Total
2. Exploration
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
3. Gas Marketing
4. Upstream Bussiness Services
- Audit
(RPTK)
- Controllers
PERIHAL :
- Fasilities
- Global Information System
- Procurement Services
- Jakarta Security
- Tax
- Treasury
Sub Total
5. Law
6. Medicine & Occupational
7. Public Afairs
Revisi Ke I Tanggal. : 20 Oktober 2008
8. Human Resources
Jumlah
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA
27
3/19/2009 3:51:00 PM
28
RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA (RPTK)
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϴ
Attachment 8
MD 4
Dept :
KKKS : Area :
PERIODE : Halaman :
FUNGSI :
MD - 1 NAMA JABATAN DI INDONESIA NAMA JABATAN DI LUAR NEGERI NAMA PERUSAHAAN DAN WAKTU PELAKSANAAN
NEGARA TUJUAN THN THN THN THN
HAL KOORD. NAMA JABATAN *) URAIAN JABATAN NAMA JABATAN *) URAIAN JABATAN
SWAPPING 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
3/19/2009 3:51:00 PM
IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA)
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL ASING (IMTA)
I. UMUM
1.1. TKA KKKS yang bekerja di lingkungan operasional KKKS harus memperoleh
rekomendasi BPMIGAS untuk mendapatkan Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing
(IMTA).
1.2. Definisi:
1.2.1. IMTA Baru – untuk pertama kali diberikan, berdasarkan Visa Tinggal Terbatas
(VTT).
1.2.2. IMTA Perpanjangan – yang diperpanjang masa berlakunya pada jabatan yang
sama, diberikan berdasarkan persetujuan dari instansi teknis terkait.
1.2.3. IMTA Pindah Jabatan – yang pindah dari jabatan lama ke jabatan baru.
1.2.4. IMTA Non Reguler – yang diberikan untuk melakukan pekerjaan yang bersifat
sementara (di bawah 1 tahun), di mana kegiatan TKA tidak termasuk di dalam
visa index 211.
1.2.5. IMTA Program Pengembangan – yang diberikan untuk mengisi posisi-posisi
yang terkait dengan program pengembangan, seperti Job Swapping, Technical
Development Exchange.
1.3. TKA yang memerlukan IMTA adalah TKA yang akan melaksanakan kegiatan operasi
KKKS, secara langsung maupun tidak langsung, di Indonesia.
1.4. TKA yang tidak memerlukan IMTA TKA yang menggunakan Visa Kunjungan untuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1.4.1. Kerjasama antara pemerintah negara lain dengan Negara Indonesia.
1.4.2. Mengikuti pelatihan singkat.
1.4.3. Melakukan pembicaraan bisnis, seperti transaksi jual beli barang dan jasa serta
pengawasan kualitas barang atau produksi.
1.4.4. Memberikan ceramah atau mengikuti seminar yang tidak bersifat komersil.
1.4.5. Pembuatan film yang tidak bersifat komersial dan telah mendapat ijin dari instansi
yang berwenang.
1.4.6. Mengikuti pameran Internasional yang tidak bersifat komersial.
1.4.7. Mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau perwakilannya di
Indonesia.
1.5. Dalam penggunaan TKA apabila ada pembebanan ke biaya operasi, harus mendapatkan
persetujuan BPMIGAS terlebih dahulu.
II. TUJUAN
1.1. Sebagai acuan untuk proses penggunaan dan perijinan TKA yang akan dipekerjakan
oleh KKKS berdasarkan perundangan yang berlaku.
1.2. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian terhadap realisasi penempatan TKA
berdasarkan persyaratan jabatan, kebutuhan operasi KKKS, dan kinerja TKA tersebut.
III. KEWENANGAN
3.1. Berdasarkan RPTK yang disetujui, BPMIGAS berwenang untuk menyetujui
atau menolak permohonan IMTA yang akan diproses ke instansi yang terkait dan
menentukan jangka waktu kerja TKA sesuai kebutuhan operasi KKKS.
29
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL ASING (IMTA)
3.2. KKKS berwenang melakukan proses evaluasi terhadap kompetensi TKA sesuai dengan
persyaratan jabatan dan kebutuhan operasi KKKS, untuk diajukan kepada BPMIGAS.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. KKKS berwenang melakukan proses evaluasi terhadap kompetensi TKA sesuai dengan
persyaratan jabatan dan kebutuhan operasi KKKS, untuk diajukan kepada BPMIGAS.
4.2. Apabila KKKS akan merekrut TKA dari KKKS lain harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
4.2.1. Sebelum melaksanakan rekrutmen, KKKS berkoordinasi dengan Dinas
PTK&HI BPMIGAS untuk mengevaluasi kinerja TKA tersebut selama bekerja di
perusahaan (KKKS) sebelumnya.
4.2.2. TKA tersebut direkrut setelah yang bersangkutan menyelesaikan tanggung jawab
di perusahaan (KKKS) sebelumnya dan minimal 6 bulan sudah tidak bekerja di
perusahaan (KKKS) lain.
4.3. Masa penggunaan TKA di KKKS berdasarkan keputusan dari BPMIGAS terhitung
mulai tanggal kedatangan TKA tersbut di Indonesia dengan prinsip BPMIGAS hanya
menyetujui satu pemegang jabatan untuk satu jabatan TKA.
4.4. IMTA digunakan sebagai formalitas penggunaan TKA sesuai dengan peraturan dan
perundangan ketenagakerjaan yang berlaku.
4.5. Perubahan IMTA diperlukan apabila terjadi perubahan nama jabatan dan atau lokasi
kerja TKA.
4.6. Rekomendasi IMTA yang telah diterbitkan dapat ditinjau kembali apabila ada indikasi
TKA bermasalah atau terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.
4.7. Waktu pengajuan untuk rekomendasi IMTA selambat-lambatnya 2 bulan sebelum IMTA
dibutuhkan, kecuali dengan pertimbangan khusus.
4.8. KKKS tidak dibenarkan mengajukan permohonan IMTA bagi TKA yang masih ada
hubungan kerja dengan KKKS/perusahaan lain di Indonesia.
4.9. Penggunaan TKA untuk beberapa kontrak kerja sama yang dikelola oleh operator yang
sama, menggunakan satu IMTA, dengan menyebutkan kejelasan di dalam ruang lingkup
pekerjaan sebagai dasar proses ke instansi terkait.
4.10. Batas usia TKA minimal 30 tahun (kecuali untuk TKA yang melaksanakan program
terkait dengan pengembangan TKI) dan maksimal 60 tahun.
4.11. Pengecualian terhadap butir 4.10. di atas, dapat dibahas secara khusus.
4.12. Dalam rangka penyegaran organisasi dan penyerapan teknologi baru, bagi TKA yang
telah bertugas di KKKS yang sama (termasuk yang mengalami perubahan kepemilikan)
di Indonesia selama 6 tahun, supaya diadakan penggantian dengan mengutamakan
penggunaan TKI.
4.13. Pengecualian terhadap butir 4.12. di atas, dapat dibahas secara khusus.
4.14. TKA harus memenuhi persyaratan kompetensi seperti tercantum dalam dokumen RPTK
yang disetujui untuk dapat dipekerjakan oleh KKKS.
4.15. Jika KKKS mempekerjakan TKA melebihi jangka waktu yang telah disetujui atau tanpa
persetujuan BPMIGAS, maka beban biaya atas kelebihan waktu kerja TKA tersebut
tidak menjadi beban biaya operasi KKKS.
30
4.16. Periode kunjungan warga negara asing dalam rangka kunjungan kerja ditentukan oleh
rekomendasi BPMIGAS terhitung mulai tanggal kedatangan di Indonesia.
V. PETUNJUK PELAKSANAAN
5.1. KKKS mengajukan surat permohonan rekomendasi IMTA beserta dokumen lainnya
seperti tercantum pada lampiran.
5.2. KKKS mengajukan surat permohonan rekomendasi rencana kunjungan kerja warga
negara asing seperti tercantum pada lampiran.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 22/2001 tanggal 23 Nopember 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi.
6.2. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara RI Tahun
2003 No. 39, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4279).
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 Tentang Badan Pekasana Kegiatan Hulu Minyak
dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Permenakertrans No. PER. 02/MEN/III/2008 tanggal 28 Maret 2008 tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
6.6. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.7. Work Program & Budget (WP&B).
VII. LAMPIRAN
7.1. IMTA
7.1.1. Surat Permohonan Ijin Kerja Baru/Perpanjangan/Perpanjangan dan Pindah
Jabatan, yang berisi keterangan singkat atas TKA dan keterangan urgency untuk
mempekerjakan TKA – Lampiran 1.
7.1.2. Surat Permohonan kepada tiga Ditjen dari KKKS dan BPMIGAS – Lampiran 2.
7.2. Rekomendasi BPMIGAS untuk Tamu Asing – Lampiran 3.
7.3. Surat Permohonan IMTA Non Reguler yang berisi keterangan singkat atas TKA (Nama,
Jabatan, copy passport, copy AFE dan keterangan tujuan kunjungan beserta perkiraan
lama kunjungan) – Lampiran 4.
31
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL ASING (IMTA)
Lampiran 1
Kepada Yth.
BPMIGAS
Gedung Patra Jasa Lt. 13 Wing 3
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 32-34
Jakarta 12950
u.p. : Kepala Divisi Eksternal
Perihal : …….. (diisi sesuai keperluan) ……
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kebutuhan operasional perusahaan, bersama ini kami mengajukan
permohonan ….. (diisi sesuai keperluan) …. untuk :
1. Jabatan/koordinat MD :
2. Uraian singkat jabatan :
3. Rencana Indonesianisasi :
4. Persyaratan jabatan
• Pendidikan :
• Pengalaman Kerja :
TKA yang diusulkan oleh ………(nama KKKS) ….. untuk menduduki jabatan tersebut :
1. Nama :
2. Tempat tanggal lahir :
3. Kewarganegaraan :
4. Pasport
• Nomor :
• Masa berlaku :
5. IMTA (diisi nomor dan masa berlaku IMTA sebelumnya)
• Nomor :
• Masa berlaku :
6. Pendidikan formal tertinggi
• Universitas/Akademi :
• Jurusan :
• Ijazah/tahun :
7. Pengalaman kerja :
8. Kompetensi yang dimiliki TKA :
9. Komitmen terhadap transfer teknologi (mentoring) :
10. Keterangan urgency :
11. Hasil penilaian kinerja tahun sebelumnya :
32
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, mohon agar Bapak dapat memberikan persetujuan
atas …………….. (diisi sesuai keperluan) ………………..…….. dimaksud.
Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
………(Nama KKKS) ……………..
(Nama Pejabat)
(Nama Jabatan Pemohon)
Catatan :
Untuk pimpinan tertinggi KKKS surat pengajuan ditujukan kepada Kepala BPMIGAS.
33
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL ASING (IMTA)
Lampiran 2
Bersama ini kami sampaikan surat No…tanggal .. bulan….. tahun, berikut lampiran-lampirannya perihal
permohonan : (ijin kerja baru/perpanjangan/perpanjangan dan pindah jabatan dan ITAS) :
Nama : (Nama TKA)
Jabatan/Slot No. : (Jabatan TKA) (Koordinat MD-1)
Tempat / Tanggal Lahir : (Tempat & Tanggal Lahir TKA)
Kebangsaan : (Kebangsaan TKA)
Nomor Paspor : (Nomor Paspor TKA)
Perusahaan : (KKKS)
Pengikut : (Jumlah istri dan anak TKA yang ikut ke Indonesia)
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk kelangsungan operasi KKKS ..................,
BPMIGAS dapat menyetujui penggunaan TKA dimaksud. Selanjutnya, kami mengharapkan agar surat
permohonan tersebut di atas dapat diproses untuk mendapatkan ijin yang diperlukan
(Nama Pejabat)
34
Lampiran 3
Kepada Yth.
Kepala Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
u.p. Kepala Divisi Eksternal
Dengan Hormat,
Berdasarkan pengajuan WP&B/POD/AFE nomor .... tanggal ..... dengan ini kami mohon
persetujuan Bapak untuk rencana Kunjungan Kerja bagi Tamu Asing sebagai tersebut
dalam lampiran berikut :
1. Nama : (Nama TKA)
2. Kebangsaan : (diisi sesuai yang tertera dalam passport)
3. Tempat/Tanggal Lahir : (Tempat & Tanggal Lahir TKA)
4. Nomor Passport : (Nomor Paspor TKA)
5. Lamanya Kunjungan : (diisi sesuai ketentuan)
6. Maksud Kunjungan : (diisi dan dijelaskan secara singkat)
Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan copy dokumen yang diperlukan.
Atas perhatian dan kerjasama Bapak, kami ucapkan terima kasih.
Mengetahui / Menyetujui
A.n. Kepala Badan Pelaksana Hormat kami,
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
Kepala Divisi Eksternal
35
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL ASING (IMTA)
Lampiran 4
Dengan Hormat,
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.: PER.02/MEN/III/2008
tanggal 28 Maret 2008, dengan ini kami mohon persetujuan Saudara untuk memberikan Ijin
Kerja Sementara bagi:
1. Nama : (Nama TKA)
2. Kebangsaan : (diisi sesuai yang tertera dalam passport)
3. Tempat/Tanggal Lahir : (Tempat & Tanggal Lahir TKA)
4. Nomor Passport : (Nomor Paspor TKA)
5. Jabatan : (Jabatan TKA)
6. Lamanya Kunjungan : (diisi sesuai ketentuan)
7. Biaya ditanggung oleh : (diisi sesuai pembebanan biaya)
8. Maksud Kunjungan : (diisi dan dijelaskan secara singkat)
Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan copy dokumen yang diperlukan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Mengetahui / Menyetujui
A.n. Kepala Badan Pelaksana Hormat kami,
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
Kepala Divisi Eksternal
36
I. UMUM
1.1. Career Development Monitoring (CDM) adalah :
1.1.1. Monitoring berkala antara BPMIGAS dengan KKKS dalam rangka pembahasan
mengenai strategi pengelolaan pekerja KKKS.
1.1.2. Evaluasi kinerja pelaksanaan pengolaan pekerja KKKS, antara lain Rencana
Kerja & Anggaran, pendayagunaan dan pengembangan pekerja KKKS.
1.2 Pembahasan dalam CDM meliputi:
1.2.1. Rencana Kerja & Anggaran Bidang Ketenagakerjaan, untuk dianalisa efisiensi
dan efektivitas penggunaan biaya tenaga kerja dan produktifitas tenaga kerja
KKKS.
1.2.2. Pelaksanaan Rekrutmen, untuk dianalisa optimalisasi pendayagunaan tenaga
kerja sesuai kebutuhan operasi.
1.2.3. Performance Management, untuk dianalisa apakah dalam pelaksanaan dilakukan
dengan mekanisme terstruktur dan secara obyektif untuk seluruh pekerja baik
TKI maupun TKA.
1.2.4. Program Mentoring (lihat Pedoman SDM perihal Mentoring), untuk dianalisa
apakah transfer kompetensi berjalan dengan baik, khususnya dari TKA kepada
TKI.
1.2.5. Pendidikan dan Pelatihan TKI (lihat Pedoman SDM perihal Pendidikan dan
Pelatihan TKI). Untuk dianalisa apakah program–program dilaksanakan secara
efektif berdasarkan perencanaan yang sistematis dan berdasarkan Training
Need Analysis.
1.2.6. Penugasan TKI (Internasionalisasi), yaitu pengiriman dan penempatan TKI ke
luar negeri yang memiliki kompetensi standar internasional yang telah terseleksi
serta terpilih untuk ditempatkan pada suatu jabatan di perusahaan tersebut
atau perusahaan Induk/anak perusahaan di Luar Negeri dengan remunerasi
“global standard” dan biaya Program Penugasan TKI adalah menjadi beban
perusahaan pengguna TKI di Luar Negeri. Untuk dianalisa tingkat keberhasilan
dalam pengembangan kompetensi TKI.
1.2.7. Pertukaran Pekerja Internasional (lihat Pedoman SDM perihal Pengembangan
Karier Internasional), untuk dianalisa tingkat keberhasilan dalam mendorong
pengakuan internasional terhadap kompetensi TKI.
1.2.8. Pelaksanaan Career Development Meeting Internal KKKS, untuk dianalisa apakah
pengembangan kompetensi dan pengembangan karir pekerja dilaksanakan
secara obyektif.
1.2.9. Overseas On-The-Job-Training TKI/Job Assignment, untuk dianalisa kemampuan
dan keberhasilan dalam melaksanakan pengembangan kompetensi pekerja.
1.2.10. Pelaksanaan Suksesi, untuk dianalisa keberhasilan pengembangan karir dan
optimalisasi pendayagunaan tenaga kerja.
1.2.11. Perpanjangan masa kerja atau mempekerjakan kembali TKI, sebagai indikator
kegagalan rencana suksesi dan pengembangan kompetensi.
II. TUJUAN
2.1. Untuk meningkatkan upaya pengelolaan SDM KKKS, produktifitas tenaga kerja, mampu
melakukan pengembangan TKI dan mendayagunakan TKI secara optimal.
37
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA CAREER DEVELOPMENT MONITORING
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (CDM)
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS melaksanakan pengelolaan SDM sesuai dengan rencana kerja KKKS dan
melaporkan kepada BPMIGAS.
3.2. BPMIGAS memonitor, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan CDM.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. CDM ini membahas perkembangan/kemajuan serta upaya-upaya KKKS selama periode
1 (satu) tahun dari CDM sebelumnya dan rencana pengelolaan SDM tahun yang akan
datang.
4.2. CDM mengacu pada data WP&B, data ketenagakerjaan di BPMIGAS, kegiatan
operasional dengan BPMIGAS, data-data pelaporan KKKS, RPTK, realisasi
penggunaan TKA dan hasil monitoring BPMIGAS selama periode 1 (satu) tahun dari
CDM sebelumnya.
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. CDM dilaksanakan melalui pertemuan berkala, secara terencana dan terpadu dengan
jadwal setiap akhir tahun dan pembahasan lanjutan jika diperlukan.
5.2. KKKS agar melaporkan secara tertulis yang akan dibahas di dalam rapat CDM sebagai
berikut :
5.2.1. Rencana Kerja & Anggaran Bidang Ketenagakerjaan.
5.2.2. Strategi Pembinaan dan Pengembangan TKI secara umum.
5.2.3. Realisasi dan Rencana Penerimaan Pekerja.
5.2.4. Performance Management yang diterapkan.
5.2.5. Mekanisme pencalonan pekerja dalam Pengembangan Karir.
5.2.6. Realisasi tahun berjalan dan rencana tahun yang akan datang dari :
- Mentoring.
- Pendidikan dan Pelatihan TKI.
- Penugasan TKI/lnternasionalisasi.
- Pertukaran Pekerja Internasional (Swapping/Technical Development
Exchange).
- Overseas On The Job Training/On The Job Training dalam negeri.
1.1.7. Realisasi Suksesi TKA oleh TKI pada tahun sebelumnya dan rencana tahun
yang akan datang.
1.1.8. Realisasi dan rencana perpanjangan masa kerja/mempekerjakan kembali
pekerja yang telah purnakarya.
1.1.9. Penundaan dan percepatan Suksesi TKA oleh TKI.
5.3. Hasil pembahasan (notulen rapat) ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari
BPMIGAS dan KKKS. Berdasarkan hasil pembahasan ini, disusun performance contract
KKKS dalam pengelolaan SDM.
38
V. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
VII. LAMPIRAN
7.1. Notulen rapat CDM (Lampiran 1).
39
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA CAREER DEVELOPMENT MONITORING
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (CDM)
Lampiran 1
BADAN PELAKSANA
KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
KKKS :
Tempat / Waktu : BPMIGAS-Lt.-Wing - / 00.00
Tanggal : .........-........
HASIL PEMBAHASAN
BPMIGAS KKKS :
Pemimpin Rapat
40
I. UMUM
1.1. Program Mentoring adalah proses pengembangan TKI melalui Teaching, Coaching dan
Counseling terhadap satu orang TKI atau lebih yang dituangkan dalam suatu program
yang resmi dan terstruktur.
1.2. KKKS wajib melaksanakan Program Mentoring.
1.3. Setiap TKA bertanggung jawab sebagai mentor terhadap TKI.
1.4. Mentee adalah TKI yang mendapat Teaching, Coaching dan Counseling untuk
mendapatkan alih teknologi/kompetensi dari mentor.
1.5. Mentor adalah setiap TKA dan TKI yang memiliki kompetensi unggul untuk melaksanakan
Teaching, Coaching, dan Counseling dalam rangka alih teknologi/kompetensi kepada
Mentee.
II. TUJUAN
2.1. Meningkatkan kompetensi teknis dan non-teknis TKI.
2.2. Alih teknologi kompetensi dari TKA dan TKI yang memiliki kompetensi unggul ke TKI
yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menyusun “Program Mentoring” yang terstruktur sesuai dengan sistem dan
metode masing-masing.
3.2. BPMIGAS melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Mentoring.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. Setiap TKA dengan IMTA minimal 1 tahun wajib melaksanakan mentoring
terhadapTKI.
4.2. Hasil pelaksanaan Program Mentoring yang dilakukan TKA menjadi salah satu masukan
dalam memberikan perpanjangan ijin kerja yang bersangkutan.
4.3. Setiap TKI yang ditetapkan sebagai Mentee harus dimonitor dan memiliki perencanaan
karir yang jelas.
4.4. Program Mentoring menjadi tanggung jawab setiap manajer ke atas di KKKS sehingga
dapat dilaksanakan secara nyata.
4.5. Mentor tidak terbatas dilakukan oleh TKA tetapi perlu dilakukan untuk setiap TKI yang
menempati posisi manajer ke atas/memiliki kompetensi unggul.
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. KKKS mempersiapkan “Program Mentoring” yang terstruktur terhadap setiap TKA yang
dipekerjakan di KKKS.
5.2. KKKS memilih dan menetapkan pasangan TKA dan TKI yang akan menjadi Mentor dan
Mentee sesuai dengan RPTK.
5.3. Mentee yang dipilih adalah TKI yang memiliki potensi untuk mengembangkan kompetensi
sesuai dengan kompetensi TKA yang menjadi mentornya.
5.4. Mentor dan Mentee menetapkan sasaran kompetensi yang akan ditransfer dituangkan
dalam formulir “Kontrak Mentoring” yang telah dibuat masing-masing KKKS.
41
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA MENTORING
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
5.5. Kontrak Mentoring diketahui oleh atasan langsung dan/atau kepala departemen yang
bersangkutan, serta Departemen SDM.
5.6. Mentor dan Mentee bersama-sama mempersiapkan rencana dan melaksanakan
pengembangan Mentee.
5.7. Mentor dan Mentee menyusun hasil evaluasi pelaksanaan Mentoring dan membuat
laporan sesuai format yang dibuat masing-masing KKKS.
5.8. Evaluasi Program Mentoring dilakukan pada pertemuan Career Development Meeting
Internal KKKS dan Career Development Monitoring dengan BPMIGAS.
5.9. Laporan pelaksanaan Mentoring yang telah ditandatangani oleh fungsi SDM KKKS
dilampirkan pada saat permohonan perpanjangan IMTA.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-Undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pekasana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
6.7. Kepmenakertrans 228/Men/2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.
6.8. Kepmenakertrans No. Kep-20/Men/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.
42
I. UMUM
Pengembangan Karir Internasional terdiri dari:
1.1. Program Job Swapping (pertukaran pekerja internasional) adalah Program Pertukaran
TKI dengan TKA dalam rangka mendorong Kantor Pusat KKKS untuk memberikan
pengakuan kemampuan TKI, sehingga TKI tersebut dapat dipekerjakan di kantor pusat/
afiliasi di luar negeri dengan memberikan kesempatan TKA bekerja pada KKKS di
Indonesia.
1.2. Technical Development Exchange adalah program pengembangan TKI di luar negeri
melalui pertukaran TKI dengan TKA dalam rangka meningkatkan kompetensi dibidang
teknis bagi junior staff yang merupakan bagian dari program pengembangan kantor
pusat.
1.3. Job Assignment/Overseas On The Job Training adalah program pengembangan TKI
di luar negeri dalam rangka memenuhi competency requirement untuk pengembangan
karir TKI yang memiliki standar internasional.
1.4. Internasionalisasi adalah pengakuan kemampuan TKI untuk bekerja di kantor pusat/
afiliasi di luar negeri sesuai kompetensi yang dimiliki sebagai “Global Employee”.
II. TUJUAN
2.1. Memberikan kesempatan bagi TKI untuk mendapatkan pengalaman kerja Internasional
dan mempercepat pengembangan profesionalisme TKI dengan harapan menimbulkan
unsur kepercayaan dari Kantor Pusat KKKS dalam penempatan TKI pada jabatan-
jabatan strategis.
2.2. Untuk meningkatkan kompetensi teknis TKI sesuai dengan standar internasional.
2.3. Untuk menunjang program suksesi dari TKA kepada TKI.
III. KEWENANGAN
3.1. BPMIGAS menyetujui jabatan TKA untuk program Job Swapping, dan Technical
Development Exchange.
3.2. BPMIGAS menyetujui TKI yang akan direncanakan untuk mengikuti program Job
Swapping, Technical Development Exchange, Job Assignment/Overseas On The Job
Training dan Internasionalisasi.
3.3. KKKS menentukan calon TKI untuk program Pertukaran Pekerja Internasional,
Technical Development Exchange, Job Assignment/Overseas On The Job Training dan
Internasionalisasi.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. Job Swapping (Pertukaran Pekerja Internasional).
4.1.1. Semua biaya yang timbul merupakan beban perusahaan penerima.
4.1.2. Jabatan di luar negeri dalam rangka Pertukaran Pekerja Internasional adalah
setara dengan bobot kerja yang sama, biaya yang seimbang, serta dapat
dilaksanakan pada fungsi dan jabatan yang berbeda.
4.1.3. Pelaksanaan program Pertukaran Pekerja Internasional dilakukan dengan
jangka waktu yang relatif sama dan dimulai dengan waktu yang sama.
43
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENGEMBANGAN KARIR INTERNASIONAL
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. KKKS melakukan perencanaan, seleksi dan evaluasi posisi TKA dan calon TKI untuk
program pertukaran pekerja internasional dan Technical Development Exchange, serta
perencanaan, seleksi dan evaluasi TKI untuk program Job Assignment/Overseas On
The Job Training dan Internasionalisasi setiap tahun.
5.2. Calon yang lulus seleksi adalah TKI yang mempunyai potensi untuk dapat
mengembangkan karir dan atau menggantikan TKA di masa mendatang.
5.3. KKKS mengirimkan permohonan pelaksanaan Job Swapping, atau Technical
Development Exchange dengan melampirkan Bagan Rencana Penggunaan Tenaga
Kerja Asing (RPTK), data TKI, Individual Development Plan (IDP) TKI.
5.4. KKKS mengirimkan permohonan pelaksanaan Job Assignment/Overseas On The
Job Training atau Internasionalisasi dengan melampirkan data TKI dan Individual
Development Plan (IDP) TKI.
5.5. BPMIGAS mengevaluasi dan memberikan persetujuan pelaksanaan Pertukaran Pekerja
Internasional, Technical Development Exchange, Job Assignment/Overseas On The
Job Training dan Internasionalisasi.
5.6. KKKS melakukan evaluasi terhadap program Job Swapping, Technical Development
Exchange, Job Assignment/Overseas On The Job Training, Internasionalisasi dan
melaporkan kepada BPMIGAS untuk dibahas dalam Career Development Monitoring.
44
VI. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
6.7. Kepmenakertrans No. 228/Men/2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
6.8. Kepmenakertrans No. Kep-20/Men/lll/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.
VII. LAMPIRAN
7.1. Individual Development Plan (IDP) – (lihat masing-masing KKKS).
45
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PERPANJANGAN HUBUNGAN KERJA DI
& HUBUNGAN INDUSTRIAL ATAS USIA PURNAKARYA
I. UMUM
1.1. Pada dasarnya hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan/KKKS dilakukan
sampai dengan batas usia purnakarya pekerja (maksimum 56 tahun).
1.2. Hubungan kerja di atas usia 56 tahun merupakan kebijakan khusus yang diberikan atas
dasar kebutuhan operasional, kesulitan mencari pengganti karena kelangkaan SDM di
market/pasar untuk jabatan-jabatan tertentu, dan/atau adanya proyek-proyek vital yang
sedang berlangsung.
II. TUJUAN
2.1. Untuk memenuhi kebutuhan KKKS terhadap tenaga kerja profesional dan
berpengalaman.
2.2. Memberikan batasan bagi KKKS agar dapat melaksanakan agenda suksesi
kepemimpinan dengan baik.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS dapat melaksanakan perpanjangan hubungan kerja sesuai pengaturan/batasan
dalam pedoman ini.
3.2. BPMIGAS melakukan evaluasi atas perpanjangan hubungan kerja di KKKS dan
memberikan persetujuan sesuai pengaturan/batasan dalam pedoman ini.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. Tenaga Kerja Indonesia yang menduduki jabatan tertinggi, dapat diperpanjang langsung
oleh KKKS setiap tahun maksimal sampai dengan usia 60 tahun.
4.2. Selain dari poin 4.1 diatas KKKS dapat memperpanjang Tenaga Kerja Indonesia setiap
tahun sampai dengan usia 58 tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
4.2.1. Para calon pengganti yang dipersiapkan tidak dimungkinkan karena :
- Belum memenuhi persyaratan jabatan berdasarkan assessment yang
obyektif.
- Pindah ke perusahaan lain.
- Mengundurkan diri.
- Sebab-sebab lain seperti sakit dan meninggal dunia.
4.2.2. Kualifikasi yang dimiliki pekerja tersebut sangat dibutuhkan bagi kelancaran
operasi perusahaan.
4.2.3. Pekerja tersebut tengah berperan dalam menangani suatu proyek penting atau
program-program penting yang mempunyai akses langsung terhadap kepentingan
operasi KKKS baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
4.3. Tenaga Kerja Indonesia yang telah memasuki usia purnakarya (56 tahun) dapat
dipekerjakan kembali melalui perjanjian kerja waktu tertentu dengan ketentuan sifat
pekerjaan yang dilakukan memenuhi peraturan perundangan ketenagakerjaan yang
berlaku dan tidak dapat menempati posisi struktural/manajerial.
4.4. Semua rencana perpanjangan hubungan kerja/mempekerjakan kembali pekerja dalam
pedoman ini, dilaksanakan dengan ketentuan tidak menghambat kesempatan karier
pekerja lainnya dan rencana suksesi yang telah ditetapkan.
4.5. BPMIGAS dapat melakukan peninjauan atas rencana perpanjangan hubungan kerja
dan mempekerjakan kembali pekerja yang dilakukan KKKS.
46
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. Perpanjangan hubungan kerja bagi TKI yang menduduki pimpinan tertinggi sampai
dengan maksimal usia 60 tahun dan TKI lainnya sampai dengan usia maksimal 58 tahun
dilaporkan ke BPMIGAS setiap tahun perpanjangan, 1 (satu) bulan sebelum terhitung
mulai tanggal perpanjangan dilaksanakan, dengan menyebutkan:
5.1.1. Nama jabatan dan uraian pekerjaan.
5.1.2. Tanggal dan jangka waktu perpanjangan.
5.1.3. Calon pengganti yang dipersiapkan berikut data-data kualifikasi dan pengalaman
kerja.
5.1.4. Justifikasi perpanjangan.
5.2. Perpanjangan hubungan kerja pekerja KKKS dilakukan sesuai dengan peraturan
perundangan ketenagakerjaan yang berlaku dan Peraturan/Perjanjian Kerja Bersama.
5.3. Tenaga Kerja Indonesia yang telah memasuki usia purna karya (56 tahun) dapat
dipekerjakan kembali oleh KKKS melalui perjanjian kerja waktu tertentu, sesuai dengan
peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku dengan syarat :
5.3.1. Kualifikasi yang dimiliki pekerja tersebut sangat dibutuhkan bagi kelancaran
operasi perusahaan dan sangat sulit diperoleh di market/pasar tenaga kerja.
5.3.2. Diselesaikan dahulu hubungan kerjanya antara KKKS dengan pekerja dan
dilakukan pembayaran hak-haknya sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku serta Peraturan Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama.
5.3.3. Tidak menduduki posisi struktural/manajerial.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
47
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA REKRUTMEN TENAGA KERJA INDONESIA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (TKI)
I. UMUM
1.1. Penerimaan/rekrutmen pekerja di KKKS dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
operasional perusahaan.
1.2. Diutamakan diisi oleh calon yang telah direncanakan sesuai rencana suksesi dari dalam
perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pekerja yang potensial
mendapatkan pengembangan karir dan menduduki jabatan kunci di perusahaan.
II. TUJUAN
2.1. Untuk menjaga kelangsungan operasi perusahaan.
2.2. Untuk pendayagunaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) secara optimal.
2.3. Untuk memberi kesempatan pengembangan karir bagi pekerja potensial.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS melakukan proses rekrutmen dan mutasi pekerja.
3.2. BPMIGAS melakukan evaluasi atas program rekrutmen KKKS dan memberikan
persetujuan sesuai pengaturan/batasan dalam pedoman ini.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. Rekrutmen pekerja, baik dari dalam maupun dari luar KKKS atau mutasi pekerja untuk
jabatan Senior Manager, General Manager, Vice President, Senior Vice President,
President atau setingkat dengan jabatan-jabatan tersebut termasuk jabatan satu level
dibawah pimpinan tertinggi, memerlukan persetujuan BPMIGAS.
4.2. Rekrutmen TKI Dari Luar Perusahaan.
4.2.1. Mantan pekerja KKKS yang telah memutuskan hubungan kerja dengan alasan
mengundurkan diri sukarela, purnakarya dipercepat, pemutusan hubungan kerja
(PHK) atas kesepakatan bersama (mutual agreement termination), yang telah
mendapatkan pembayaran hak pekerja karena PHK sebesar ketentuan normatif
atau paket/insentif khusus, dapat diterima di KKKS/operator lainnya dan KKKS/
operator yang sama dengan ketentuan sebagai berikut:
4.2.1.1. Apabila telah mendapatkan pembayaran hak pekerja karena PHK
dengan ketentuan normatif, dapat diterima setelah 1 tahun keluar dari
KKKS/operator yang sama.
4.2.1.2. Apabila telah mendapatkan pembayaran hak pekerja karena PHK
dengan ketentuan diatas hak normatif dapat diterima setelah 2 tahun
keluar dari KKKS/operator yang sama.
4.2.2. Rekrutmen diatas usia purnakarya (56 tahun) untuk jabatan tertinggi dapat
dilakukan dengan ketentuan dipekerjakan sampai dengan batas usia maksimal
60 tahun, sedangkan untuk jabatan Senior Manager, General Manager, Vice
President, Senior Vice President atau setingkat dengan jabatan-jabatan tersebut
termasuk jabatan satu level dibawah pimpinan tertinggi dapat dilakukan sampai
dengan batas usia maksimal 58 tahun.
4.2.3. Rekrutmen di atas usia purnakarya (56 tahun) untuk pekerjaan yang dapat
dilakukan melalui Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dilakukan sesuai dengan
Peraturan Perundangan ketenagakerjaan yang berlaku dan peraturan
perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama.
48
4.2.4. Dalam rangka pendayagunaan TKI, KKKS dapat melakukan rekrutmen TKI
untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat proyek melalui perjanjian kerja
waktu tertentu atau kontrak jasa tenaga kerja dengan tariff sesuai kondisi market
regional dan berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku.
4.2.5. Pelaksanaan rekrutmen terhadap pekerja yang saat ini memiliki status hubungan
kerja di KKKS agar memperhatikan kaidah-kaidah:
4.2.5.1. Proses rekrutmen harus dilakukan secara terstruktur, profesional, wajar
dan etis sehingga menghindari pendekatan personal (poaching) dari
calon pengguna (line user) di perusahaan calon pemberi kerja secara
langsung kepada calon pekerja.
4.2.5.2. Selama proses rekrutmen, calon pemberi kerja harus melakukan
komunikasi dengan fungsi SDM/HR di KKKS tempat calon pekerja
tersebut aktif bekerja, untuk memastikan aktivitas kepindahan pekerja
tersebut tidak sampai menggangu kelancaran operasi di perusahaan
tempatnya bekerja, menjaga etika bisnis, dan dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundangan ketenagakerjaan yang berlaku.
4.2.5.3. Paket total remunerasi yang akan ditawarkan agar memperhatikan
internal equity perusahaan dalam batas skala upah dan struktur
remunerasi yang saat ini berlaku sesuai ketentuan dalam Peraturan
Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama.
4.2.5.4. Setiap pemberian tawaran insentif yang melebihi dari paket remunerasi
standar (seperti signing bonus, lumpsum cash untuk menutup hutang
perusahaan asalnya, benefit jabatan yang tidak diatur dalam Peraturan
Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama, kompensasi past service years
selama bekerja di perusahaan asal, dsb) tidak dapat di bebankan
sebagai biaya operasi KKKS.
4.2.6. Masa kerja mantan pekerja di perusahaan/KKKS yang telah mendapatkan
hak pekerja karena PHK sesuai masa kerja di perusahaan/KKKS sebelumnya
dan direkrut kembali oleh perusahaan/KKKS yang sama atau direkrut oleh
perusahaan/KKKS lain maka dihitung 0 (nol) tahun.
4.3. Rekrutmen TKI Dari Dalam Perusahaan.
4.3.1. KKKS melaksanakan perencanaan karir masing-masing pekerja (Individual
Development Plan) untuk pengembangan karir, mutasi dan persiapan rencana
suksesi.
4.3.2. Program-program pengembangan karir, mutasi dan suksesi yang dilaksanakan
oleh KKKS harus dilakukan dengan cara yang sistematis, terstruktur dan
berdasarkan prinsip profesionalisme.
4.3.3. Setiap TKI KKKS mendapat program pengembangan kompetensi dan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki harus didayagunakan pada posisi yang
sesuai dengan prinsip persamaan perlakuan dengan TKA.
4.3.4. BPMIGAS akan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan karir TKI KKKS dan
mendorong adanya pendayagunaan TKI secara optimal.
49
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA REKRUTMEN TENAGA KERJA INDONESIA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL (TKI)
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. Setiap KKKS yang akan merekrut kembali mantan pekerjanya untuk dipekerjakan
sebagai pekerja waktu tidak tertentu, harus mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS,
sesuai dengan pengaturan/batasan pedoman ini.
5.2. Pengajuan permohonan untuk merekrut kembali mantan pekerja harus diajukan dengan
melengkapi persyaratan berikut:
5.2.1. Menyampaikan justifikasi yang jelas tentang latar belakang rekrutmen
dilakukan.
5.2.2. Menyampaikan perencanaan suksesi untuk posisi terkait.
5.2.3. Membuat rencana mentoring berkala untuk transfer pengetahuan dan keahlian
kepada calon suksesor yang harus dilakukan oleh pekerja yang direkrut
tersebut.
5.3. Untuk mantan pekerja KKKS yang diterima di KKKS lainnya, maka KKKS penerima
dapat meminta referensi dari KKKS sebelumnya atau BPMIGAS.
5.4. Setiap KKKS yang akan merekrut pekerja Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri,
dapat melakukan proses rekrutmen secara normal sesuai dengan RPTK yang sudah
mendapatkan persetujuan dari BPMIGAS
5.5. Pengajuan permohonan untuk memberikan insentif dan bantuan relokasi dapat diajukan
kepada BPMIGAS untuk mendapatkan persetujuan.
5.6. Memastikan bahwa paket remunerasi yang diberikan tidak mengganggu kesetaraan
internal (internal equity).
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
50
I. UMUM
1.1. Pendidikan dan Latihan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan kewajiban bagi setiap
KKKS untuk melaksanakannya.
1.2. Penyelanggaraan Diklat dilakukan secara efektif berdasarkan analisa kebutuhan.
II. TUJUAN
2.1. Dalam rangka menjamin KKKS untuk melaksanakan pendidikan dan latihan bagi Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) sesuai komitmen yang tertuang dalam Kontrak Kerja Sama.
2.2. Dalam rangka mendukung upaya pengembangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
KKKS, agar dapat memiliki kemampuan dalam mencapai kompetensi dipekerjaan dan
didayagunakan secara optimal.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS memiliki kewenangan untuk menganalisa dan mengidentifikasi kebutuhan
pendidikan dan pelatihan KKKS.
3.2. KKKS berwenang menyusun rencana pendidikan dan pelatihan tahunan untuk pekerja
KKKS sesuai dengan kebutuhannya dan WP&B.
3.3. KKKS dapat melaksanakan pendidikan & pelatihan di luar negeri sesuai dengan WP&B.
Untuk posisi yang ditinggalkan oleh TKI yang diajukan untuk pendidikan & pelatihan luar
negeri tidak boleh digantikan oleh TKA.
3.4. TKA tidak diperkenankan mengikuti program Diklat dengan beban KKKS, kecuali bersifat
kebijakan pemerintah Indonesia dan bila sangat diperlukan dapat melalui persetujuan
BPMIGAS.
3.5. BPMIGAS memiliki kewenangan untuk menganalisa semua rencana pendidikan dan
pelatihan KKKS serta memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. IN-HOUSE (IN-GRIYA).
Merupakan program diklat yang dirancang secara khusus dan dilaksanakan oleh KKKS
dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.
4.2. PUBLIC COURSE (KURSUS UMUM).
Merupakan program yang diselenggarakan oleh Pihak III baik di dalam negeri maupun
di luar negeri.
4.3. KOMITE KERJASAMA DIKLAT ANTAR KKKS BPMIGAS (KKSD).
Program diklat yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bersama KKKS dan atau
BPMIGAS, dalam rangka pengembangan kemampuan professional dan manajerial
pekerja dilingkungan KKKS.
4.4. DANA PENGEMBANGAN KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN (DPKK).
Merupakan program diklat yang dilaksanakan oleh Ditjen. Migas yang diusulkan oleh
organisasi profesi (seperti IAGI, IATMI, KKSD dll), dengan menggunakan dana yang
berasal dari iuran wajib yang dikenakan pada KKKS yang mempekerjakan TKA.
4.5. PENDIDIKAN FORMAL
Adalah program pendidikan yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi baik di dalam
negeri maupun diluar negeri sesuai dengan kebutuhan pengembangan pekerja KKKS.
51
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PELATIHAN
4.6. AKAMIGAS/STEM.
Merupakan pendidikan berjenjang dari diploma 1 sampai diploma 3 yang dilaksanakan
oleh PPT Migas Cepu, untuk meningkatkan kompetensi akademis pekerja KKKS.
4.7. JOB ASSIGNMENT/OVERSEAS ON THE JOB TRAINING/TECHNICAL DEVELOVMENT
EXCHANGE.
Adalah program pengembangan kompetisi TKI melalui On The Job Training dan semua
biaya TKI yang timbul dapat dibebankan pada biaya operasi KKKS.
4.8. LAPORAN TAHUNAN DIKLAT (PENGEMBANGAN)/ANNUAL TRAINING REPORT
BUDGET & EVALUATION
Adalah sistem pelaporan tahunan pelaksanaan realisasi dan rencana DIKLAT
(pengembangan) yang pengeluarannya dibebankan pada biaya operasi KKKS.
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. IN-HOUSE (IN-GRIYA).
5.1.1. Pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing KKKS.
5.1.2. Program tersebut dapat ditawarkan kepada KKKS lain yang membutuhkan.
5.2. PUBLIC COURSE (KURSUS UMUM).
5.2.1. KKKS dapat mengirimkan pekerjaanya untuk mengikuti public course yang tidak
diselenggarakan oleh KKSD.
5.2.2. Pengiriman peserta diarahkan kepada pembekalan kemampuan profesional.
5.3. KKSD.
Dapat dilakukan dengan pihak ke tiga dan dapat menunjuk salah satu KKKS sebagai
koordinator.
5.4. DPKK.
KKKS dalam mencalonkan peserta program tersebut dilakukan dengan secara langsung
ke Ditjen. Migas dengan tembusan ke Subdinas PTN BPMIGAS.
5.5. PENDIDIKAN FORMAL.
Dilaksanakan Perguruan Tinggi baikdi dalam negeri maupun di luar negeri melalui
program konsorsium atau non konsorsium termasuk Formal Academic Education
Assistance.
5.6. AKAMIGAS/STEM.
Dilaksanakan di PPT Migas setelah memenuhi persyaratan penerimaan mahasiswa
baru.
5.7. JOB ASSIGNMENT/OVERSEAS ON THE JOB TRAINING/TECHNICAL DEVELOPMENT
EXCHANGE
KKKS melakukan seleksi dan evaluasi untuk menentukan TKI yang akan dikirimkan
dalam program tersebut.
5.8. LAPORAN TAHUNAN DIKLAT (PENGEMBANGAN)/ ANNUAL TRAINING REPORT
BUDGET & EVALUATION
Disampaikan kepada Dinas PTK & HI BPMIGAS sebagai bagian dari analisa
Rencana Kerja dan Anggaran Bidang Ketenagakerjaan dan disampaikan sebelum
tanggal 30 September setiap tahun (Lihat Pedoman Rencana Kerja Anggaran
Ketenagakerjaan).
52
VI. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP& B).
6.7. Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan (DPKK) Migas No. 1/1997.
VII. LAMPIRAN
7.1. Annual Training Report Budget & Evaluation (Lampiran - 1).
53
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PELATIHAN
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϭ 1
Attachment
ANNUA
NNUAL
L TRA
TRAIINING RE
REPORT
PORT BUDG
BUDGET
ET & EVALUATION
EVALU
Operator :
Contract Area :
Proposed Budget Year :
Non - Staff
No DESCRIPTION (3 - 2)
BPMIGAS Budget Budget Budget
Staff
- S2 degree
- Domestic
- Overseas
- S3 degree
- Domestic
- Overseas
3 JOB ASSIGNMENT
- Domestic
- Overseas
TOTAL
54
I. UMUM
1.1. Pelatihan dan Pendidikan pekerja BPMIGAS dan pegawai instansi pemerintah atas
beban KKKS adalah pemberian bantuan dana Pelatihan dan Pendidikan baik di dalam
maupun di luar negeri yang sifatnya tidak mengikat. Pelatihan dan Pendidikan ini dapat
berupa pendidikan formal, kursus, seminar, workshop, atau konferensi.
1.2. Pelatihan dan Pendidikan dimaksud diberikan kepada pekerja BPMIGAS dan pegawai
instansi pemerintah yang kegiatannya berhubungan dengan bidang industri minyak dan
gas bumi (migas) sesuai dengan jabatan dan tugas pekerja.
1.3. Dana Pelatihan dan Pendidikan pekerja BPMIGAS dan pegawai instansi pemerintah
akan menggunakan anggaran yang telah dialokasikan dalam WP&B.
1.4. Sponsorship untuk Pelatihan dan Pendidikan pegawai instansi pemerintah tidak dapat
berdiri sendiri, senantiasa akan dikaitkan dengan pembinaan dan pengembangan
pekerja BPMIGAS/KKKS atau yang memberikan kontribusi kepada industri minyak dan
gas di Indonesia.
1.5. Yang dimaksud dengan instansi pemerintah adalah instansi pemerintah yang mempunyai
hubungan kerja dengan BPMIGAS/KKKS.
II. TUJUAN
2.1. Membantu pekerja BPMIGAS dan pegawai instansi pemerintah dalam meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan profesionalismenya.
2.2. Meningkatkan kerja sama antara instansi pemerintah dengan KKKS.
2.3. Meningkatkan hubungan baik dengan KKKS dan induk perusahaannya.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS memastikan bahwa program pelatihan dan pendidikan pekerja BPMIGAS dan
pegawai instansi pemerintah berjalan dengan baik dan cost effective.
3.2. KKKS berkewajiban memastikan bahwa pekerja BPMIGAS dan pegawai instansi
pemerintah yang mendapatkan sponsorship dari KKKS wajib menandatangani
surat perjanjian yang berisikan hak & kewajiban dalam mengikuti program pelatihan
tersebut.
3.3. BPMIGAS berkewajiban untuk meminta laporan kegiatan pelatihan dan pendidikan
kepada para peserta.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. Permintaan pelatihan dan pendidikan untuk pekerja BPMIGAS dan pegawai instansi
pemerintah harus melalui dan dikoordinir oleh BPMIGAS c.q. Dinas PTK & HI
BPMIGAS.
4.2. KKKS mempelajari proposal yang masuk dari BPMIGAS dan dapat
mengkoordinasikannya dengan perusahaan induk masing-masing.
4.3. KKKS memberitahukan persetujuan atau penolakan pelaksanaan pelatihan tersebut ke
BPMIGAS.
55
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PELATIHAN PENDIDIKAN PEKERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL BPMIGAS DAN PEGAWAI INSTANSI
PEMERINTAH ATAS BEBAN KKKS
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005 Mulai Berlaku Tanggal. : 11 Mei 2005
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. Pejabat instansi pemerintah yang berwenang mengajukan permohonan pelatihan dan
pendidikan untuk pegawai dilingkungannya dengan mengirimkan surat permohonan
pelatihan dan pendidikan kepada BPMIGAS dan KKKS yang dimintai sebagai
sponsor, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum pelaksanaan pelatihan
dan pendidikan di dalam negeri dan 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum pelaksanaan
pelatihan dan pendidikan di luar negeri bila paspor dan visa telah dipunyai (apabila
terdapat kepentingan mendesak, kebijakan dapat diberikan melalui evaluasi).
5.2. Pengajuan permohonan pelatihan dan pendidikan ke BPMIGAS oleh instansi pemerintah
dimaksud harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
5.3. Untuk pekerja BPMIGAS, permohonan disampaikan oleh atasan kepada Dinas PTK &
HI dan tembusan kepada KKKS yang di setujui sebagai sponsor.
5.4. Dinas PTK & HI berkoordinasi dengan KKKS meneliti dan memproses permintaan
pelatihan dan pendidikan pegawai instansi pemerintah dimaksud disesuaikan dengan
kebutuhan program pembinaan dan pengembangan pekerja BPMIGAS/KKKS, sebagai
berikut:
5.4.1. Pelatihan dan Pendidikan di Dalam Negeri :
• Kursus/seminar/workshop/konferensi.
• Kursus kolektif yang dikoordinir oleh Komite Kerjasama Diklat (KKSD) antara
BPMIGAS KKKS.
• Kursus In-House yang dilaksanakan KKKS.
• Pendidikan formal.
5.4.2. Pelatihan dan Pendidikan ke Luar Negeri
• Kursus singkat (short Course)
• Konferensi/seminar/workshop
• Pendidikan formal.
5.5. Perhitungan biaya yang terkait dengan pelatihan dan pendidikan dimaksud, dibuat oleh
BPMIGAS c.q. Dinas PTK & HI kemudian disampaikan kepada KKKS yang dimintai
menjadi sponsor.
5.6. Tarif biaya perjalanan dinas berdasarkan ketentuan dalam pedoman penyediaan fasilitas
perjalanan dinas yang di tetapkan oleh BPMIGAS.
5.7. Setelah selesai mengikuti program pegawai instansi pemerintah tersebut wajib
memberikan laporan kepada KKKS yang memberikan sponsorship dan tembusan
kepada Ka. Dinas PTK & HI BPMIGAS, selambat-lambatnya 2 minggu setelah pelatihan
berakhir.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP& B).
VII. LAMPIRAN
7.1. Surat persetujuan hak & kewajiban mengikuti program pelatihan atas beban KKKS.
(Lampiran 1).
56
>ĂŵƉŝƌĂŶ ϭ 1
Attachment
1. N a m a : …………......………………………………………….
3. Jabatan : …………..…………………………………………….
Jakarta,
(____________________)
57
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PROGRAM PRAKTEK KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL MAHASISWA, COOP, SISWA DAN
PIHAK LAIN
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005 Mulai Berlaku Tanggal. : 11 Mei 2005
I. UMUM
Program Praktek Kerja Lapangan/Tugas Akhir, Magang dan Cooperative Education (Co-op)
merupakan salah satu bentuk kerjasama dengan Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan
Tinggi lainnya dalam rangka membantu para mahasiswa/lulusan Perguruan Tinggi dan siswa
untuk persyaratan akademis serta mendapatkan pengalaman bekerja.
1.1. Praktek Kerja Lapangan (PKL) & Tugas Akhir.
Adalah program bagi mahasiswa/siswa dan pihak lain untuk praktek kerja lapangan dan
melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir dengan waktu 1 s/d 2 bulan.
1.2. Magang
Adalah program bagi lulusan Perguruan Tinggi/Akademi untuk bekerja di perusahaan/
industri dengan jangka waktu tertentu (sesuai peraturan perundangan yang berlaku)
dalam rangka mendapatkan pengalaman bekerja.
1.3. Co-operative Academic Education (Co-op).
Adalah program kemitraan di bidang akademis antara perguruan tinggi dan dunia
usaha/industri. Program tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk
meningkatkan kualitas calon sarjana S1 dengan cara diberikan kesempatan bekerja di
perusahaan/industri guna mendapatkan pengalaman bekerja secara nyata.
II. TUJUAN
Untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa, siswa dan pihak lain yang memerlukan guna
melaksanakan praktek kerja dan melakukan penelitian dalam rangka memenuhi persyaratan
akademis dan pengalaman bekerja.
III. PETUNJUK/PELAKSANAAN
3.1. Program Praktek Kerja Lapangan/Tugas Akhir.
3.1.1. Surat permohonan Perguruan Tinggi dengan menggunakan Form TEA-1 diajukan
ke Bagian SDM KKKS.
3.1.2. Bagian SDM KKKS meneruskan ke lini untuk mendapatkan tempat praktek kerja
beserta bimbingannya.
3.1.3. Konfirmasi KKKS ke Perguruan Tinggi/Sekolah/Lembaga Pendidikan (jika ada
tempat) untuk diberitahukan kepada mahasiswa/siswa dan pihak lain sebagai
pelamar.
3.1.4. Mahasiswa/siswa dan pihak lain mengurus pemeriksaan klinik dan korespondensi
surat menyurat dengan bagian SDM KKKS yang menerima.
3.1.5. Mahasiswa/siswa dan pihak lain menyerahkan hasil pemeriksaan klinik dari
Rumah Sakit, Klinik/Puskesmas Pemerintah setempat (berikut pembacaan hasil
rontgen) ke Diklat KKKS untuk dilegalisir Bagian Kesehatan KKKS.
3.1.6. Berdasarkan surat sehat dari Bagian Kesehatan KKKS, Diklat KKKS
memberitahu mahasiswa/siswa/pihak lain lewat Perguruan Tinggi/Sekolah/
Lembaga Pendidikan tentang konfirmasi jadwal praktek kerja.
3.1.7. Mahasiswa/siswa/pihak lain melapor ke KKKS untuk menandatangani perjanjian
praktek lapangan dengan menggunakan formulir TEA-2.
3.1.8. Pelaksanaan praktek kerja ke lapangan operasi.
58
3.1.9. Bantuan keuangan Praktek Kerja Lapangan minimal sebesar Rp. 100.000,-
perbulan untuk setiap peserta sesuai dengan kemampuan KKKS dan kondisi
setempat.
3.2. Magang
3.2.1. Permohonan magang dapat ditujukan secara langsung kepada KKKS yang
bersangkutan dengan berpedoman kepada tersedianya tempat magang maupun
mentor.
3.2.2. KKKS melaksanakan seleksi sesuai persyaratan yang berlaku di KKKS masing-
masing.
3.2.3. Jangka waktu pelaksanaan magang maksimum sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
3.2.4. Bantuan keuangan untuk magang minimal Rp. 400.000,- per bulan untuk setiap
peserta sesuai dengan kemampuan KKKS dan kondisi setempat.
3.3. Program Co-op Education
3.3.1. KKKS menerima calon Co-op yang telah diseleksi oleh Perguruan Tinggi.
3.3.2. KKKS membuat surat kesepakatan dengan Perguruan Tinggi.
3.3.3. Dilakukan evaluasi dan diberikan sertifikat bagi yang berhasil menyelesaikan
programnya dengan baik. Sertifikat dikeluarkan oleh KKKS yang bersangkutan.
3.3.4. Honor Peserta Co-op.
Honor setiap Mahasiswa ditetapkan sendiri oleh KKKS yang bersangkutan.
IV. REFERENSI
4.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
4.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
4.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
4.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
4.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
4.6. Work Program & Budget (WP&B).
4.7. Pedoman Penyelenggaraan Program Co-operative Academic Education (Co-op) oleh
BAPPENAS, Dirjen. Dikti Depdiknas.
4.8. Konsep Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
oleh Depdikbud-1994.
V. LAMPIRAN
5.1. TEA (Technical Education Assistance) 1 (Lampiran 1).
5.2. TEA (Technical Education Assistance) 2 (Lampiran 2).
59
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PROGRAM PRAKTEK KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL MAHASISWA, COOP, SISWA DAN
PIHAK LAIN
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005 Mulai Berlaku Tanggal. : 11 Mei 2005
Lampiran 1
Form : TEA-1
BADAN PELAKSANA
KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
KKKS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PERMOHONAN PRAKTEK LAPANGAN
PADA KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA
NO.: /TEA-1/KPS/20 . . . .
-----------------------------------------------------------------------------------
SEMUA PERMOHONAN PRAKTEK LAPANGAN PADA
KONTRAKTOR KONTRAK KERJASAMA
HARUS MELAMPIRKAN ISIAN LENGKAP DARI
FORMULIR TEA-1 INI
UNIVERSITAS : ........................................................................................
FAKULTAS/JURUSAN : ........................................................................................
ALAMAT/TELEPON : ........................................................................................
A. MAHASISWA
1. Nama : ........................................................................................
2. Lahir di/Tanggal : ........................................................................................
3. Alamat/Telepon : ........................................................................................
4. Tanggal masuk Universitas/
Akademi : ........................................................................................
5. Keterangan mengenai “tingkat” yang sudah dicapai saat ini (jika “sistem kredit”, agar
dijelaskan prosentase yang sudah dicapai dari yang semestinya s/d akhir tahun akademi
sekarang).
..............................................................................................................................................
..............................................................................................................................................
60
(. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .) (. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .)
Dekan Fakultas
Tandatangan dan Cap Fakultas
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
61
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PROGRAM PRAKTEK KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL MAHASISWA, COOP, SISWA DAN
PIHAK LAIN
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005 Mulai Berlaku Tanggal. : 11 Mei 2005
Lampiran 2
Form : TEA-2
BADAN PELAKSANA
KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
KKKS/PSC : …………………………………………….
Perjanjian ini dibuat dengan maksud untuk The Agreement is made for the purpose of
memberikan program praktek lapangan di industri providing a Practical Training program in oil and
minyak dan gas bumi kepada mahasiswa. gas industry for University students.
Program ini diatur dengan syarat dan kondisi The following terms and conditions shall govern
sebagai berikut : this program :
1. Praktikan setuju untuk mematuhi dan tunduk 1. Practical student agree to abide by and
kepada semua ketentuan dan peratutran comply all existing rules and regulations of
yang berlaku selama menjalani program the Company while undergoing the practical
Praktek Lapangan. work.
2. Program ini berlaku mulai tanggal : ........... 2. The Program will be effective on ..….............
….dan berakhir pada tanggal ……………., and expire on …………., except stimulated
kecuali ditentukan lain oleh Perusahaan. otherwise by the Company.
3. Praktikan setuju untuk melaksanakan tugas- 3. Practical Student agree to maintain a
tugas Praktek Lapangan sesuai dengan satisfactory level of performance in accordance
ketentuan yang berlaku. Penilaian Praktek with the prevailing regulation. Appraisal of
Lapangan dilakukan oleh Perusahaan. performance shall be done by the Company.
4. Perusahaan akan berusaha memberikan 4. Company will make every effort to provide
kesempatan pengalaman kerja yang sesuai work experience opportunities within
dengan minat Praktikan maupun kehendak Practical Student interest as well as special
Perguruan Tinggi akan tetapi pekerjaan requirements of the University. How ever,
sehari-hari lebih diutamakan, dengan normal operational requirement shall take
demikian tidak selamanya dapat berpegang precedence, therefore it may not always be
kepada program yang diinginkan. possible to adhere to the desired program.
5. Perusahaan akan memberikan bantuan 5. Company will grand a financial assistance a
keuangan sebesar Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
6. Perusahaan akan memberikan fasilitas 6. Company will provide the following if
berikut apabila tersedia : available :
62
63
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA BEASISWA DAN BEAWIYATA DALAM
& HUBUNGAN INDUSTRIAL NEGERI
I. UMUM
Beasiswa dan Beawiyata dalam negeri dilaksanakan melalui Konsorsium Pendidikan
BPMIGAS-KKKS atau melalui Community Development (comdev) dan Community Relation.
II. TUJUAN
2.1. Membantu pembiayaan pendidikan dalam negeri bagi mahasiswa perguruan tinggi di
Indonesia berdasarkan seleksi.
2.2. Meningkatkan citra BPMIGAS dan Kontraktor Kontrak Kerjasama.
2.3. Membantu program Pemerintah dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
III. KEWENANGAN
Alokasi jumlah beasiswa dalam negeri dan beawiyata KKKS program konsorsium untuk
setiap koordinator daerah operasi ditetapkan Dewan Konsorsium.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Pemberian beasiswa dan beawiyata dalam negeri beban biaya operasi non konsorsium
ditetapkan oleh KKKS dan Hupmas BPMIGAS.
4.2. Program pemberian beasiswa dan beawiyata yang dilakukan melalui program Community
Development dan Community Relation oleh masing-masing KKKS (beban biaya operasi
non konsorsium) ditetapkan KKKS dan Hupmas BPMIGAS dengan melaporkan kepada
Dinas PTK & HI BPMIGAS.
4.3. Program pemberian beasiswa dalam negeri yang dilakukan melalui Konsorsium
Pendidikan BPMIGAS-KKKS, ditetapkan oleh Dewan Konsorsium Pendidikan
BPMIGAS-KKKS.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
64
I. UMUM
Beasiswa luar negeri dilakukan melalui program sesuai kebutuhan KKKS atau kebijakan
BPMIGAS dengan beban biaya operasi atau melalui Konsorsium Pendidikan BPMIGAS-
KKKS.
II. TUJUAN
2.1. Menyediakan tenaga-tenaga profesional pada industri Migas TKI yang bertaraf
internasional.
2.2. Berpartisipasi dalam pembinaan SDM Nasional dalam Industri Migas dengan
menyediakan kesempatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir
melalui pendidikan yang berkualitas.
III. KEWENANGAN
3.1. Alokasi jumlah BSLN yang menggunakan dana konsorsium ditetapkan oleh Dewan
Konsorsium.
3.2. Program BSLN yang dilaksanakan KKKS masing-masing dengan beban biaya operasi
ditetapkan KKKS masing-masing dan diusulkan kepada BPMIGAS.
3.3. KKKS dapat menentukan calon grantee dengan proses seleksi dan persyaratan yang
ditetapkan Konsorsium Pendidikan BPMIGAS-KKKS diusulkan kepada cq. Ketua Harian
Dewan Konsorsium Pendidikan BPMIGAS-KKKS.
3.4. Ketua Harian Konsorsium Pendidikan BPMIGAS-KKKS menyetujui grantee.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Program pemberian beasiswa luar negeri sesuai kebutuhan masing-masing KKKS
dengan beban biaya operasi, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Dewan Konsorsium
Pendidikan BPMIGAS-KKKS.
4.2. Program pemberian beasiswa luar negeri yang dilakukan melalui konsorsium pendidikan
BPMIGAS-KKKS, ditetapkan oleh Dewan Konsorsium Pendidikan BPMIGAS-KKKS.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
65
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENYUSUNAN PERATURAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL PERUSAHAAN & PERJANJIAN KERJA
BERSAMA (PP & PKB)
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005 Mulai Berlaku Tanggal. : 11 Mei 2005
I. UMUM
1.1. Peraturan Perusahaan (PP) adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
Manajemen Perusahaan yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib Perusahaan.
1.2. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan
antara (satu atau beberapa) Serikat Pekerja (SP) yang tercatat di instansi ketenagakerjaan
pemerintah (Depnakertans) dengan Manajemen Perusahaan yang memuat syarat-
syarat kerja untuk mengatur dan melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak.
1.3. Setiap rencana PP/PKB yang disusun KKKS terlebih dahulu harus dibahas bersama
dengan BPMIGAS untuk mendapat persetujuan sehingga terjamin terciptanya
keseimbangan di lingkungan KKKS dan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
II. TUJUAN
Untuk memberikan acuan bagi perusahaan KKKS dalam pembuatan PP/PKB sehingga
kepentingan nasional, perusahaan dan pekerja terlindungi.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menyusun rancangan PP/PKB sesuai dengan strategi bisnis dan kemampuan
finansial perusahaan dengan berdasar pada ketentuan normatif peraturan perundang-
undangan serta memperhatikan masukan/hasil diskusi dengan wakil-wakil pekerja
dalam suatu mekanisme kerja sama bipartit dalam perusahaan.
3.2. BPMIGAS melakukan evaluasi atas PP/PKB yang disusun oleh KKKS sesuai dengan
WP&B perusahaan dan peraturan perundang-undangan.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. PP/PKB yang disusun KKKS tidak boleh bertentangan dan lebih rendah kualitas atau
kuantitasnya dari ketentuan peraturan perundang-undangan.
4.2. Prosedur pembuatan Peraturan Perusahaan (PP) :
4.2.1. KKKS menyiapkan rancangan PP dengan berpedoman pada peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dan WP&B.
4.2.2. Rancangan PP dikirimkan ke Dinas PTK & HI BPMIGAS untuk dibahas bersama-
sama.
4.2.3. Berpedoman kepada hasil pembahasan tersebut, KKKS menyusun kembali
rancangan PP tersebut dengan memperhatikan masukan dan pertimbangan dari
wakil-wakil pekerja secara bipartit.
4.2.4. Bila masih terdapat perubahan, rancangan PP tersebut dibahas kembali bersama
dengan Dinas PTK & HI BPMIGAS.
4.2.5. Rancangan PP yang sudah disepakati dibuat dokumen aslinya rangkap 3
(tiga), dengan disertai Surat Persetujuan dari BPMIGAS dikirimkan ke instansi
ketenagakerjaan pemerintah (Depnakertans) untuk disahkan.
4.3. Prosedur pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) :
4.3.1. KKKS menyiapkan rancangan PKB dengan berpedoman pada peraturan
perundangan-undangan dan WP&B.
4.3.2. Rancangan PKB dikirimkan ke Kepala Dinas PTK & HI BPMIGAS untuk dibahas
bersama-sama dengan manajemen/wakil perusahaan KKKS.
66
67
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENYUSUNAN PERATURAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL PERUSAHAAN & PERJANJIAN KERJA
BERSAMA (PP & PKB)
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005 Mulai Berlaku Tanggal. : 11 Mei 2005
V. FORMULIR
Surat Persetujuan dari BPMIGAS atas rancangan PP/PKB dan untuk diproses lebih lanjut,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak
dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kepmenakertrans No. 48/2004 tentang Tatacara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan
Perusahan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Sama.
6.6. Kontrak Kerja Sama (PSC).
68
I. UMUM
1.1. Penetapan kebijakan dan sistim pengupahan/kesejahteraan di KKKS harus
memperhatikan peraturan perundang-undangan, kinerja keuangan perusahaan dan
mencerminkan tingkat upah yang kompetitif sehingga mampu mendorong produktifitas
SDM.
1.2. Kebijakan dan sistim pengupahan/kesejahteraan di lingkungan KKKS harus dicantumkan
dalam Peraturan Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama (PP/PKB). Bila ada yang
diatur di luar PP/PKB, semuanya harus disampaikan ke BPMIGAS untuk dimintakan
persetujuan terlebih dahulu sebelum dapat diterapkan.
II. TUJUAN
2.1. Untuk menjaga keseimbangan di bidang kebijakan dan sistem pengupahan/
kesejahteraan di lingkungan KKKS dan menjaga agar tidak menimbulkan permasalahan
hubungan industrial.
2.2. Untuk mendorong tingkat upah yang kompetitif dan produktifitas pekerja sesuai dengan
kinerja finansial perusahaan yang tertuang dalam Work Program & Budget (WP&B).
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menyusun kebijakan dan sistim pengupahan/kesejahteraan sesuai dengan
WP&B dan yang telah disetujui oleh BPMIGAS.
3.2. BPMIGAS melakukan persetujuan dan pengawasan atas semua kebijakan dan sistem
pengupahan/kesejahteraan yang disusun dan yang diterapkan oleh KKKS.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. Pengupahaan dan Kesejahteraan pekerja KKKS (TKI dan TKA) disusun berdasarkan
pedoman remunerasi yang ditetapkan BPMIGAS.
4.2. Insentif/bonus yang diberikan kepada pekerja KKKS (TKI dan TKA) dapat di bebankan
sebagai biaya operasi apabila diberikan sesuai kinerja operasi KKKS dengan prinsip
sama antara TKI dan TKA melalui persetujuan BPMIGAS.
4.3. Pembayaran “Severance” bagi TKA yang diputuskan hubungan kerjanya di KKKS jika
dibebankan pada biaya operasi diperhitungkan secara prorata sesuai masa kerja di
KKKS.
4.4. Pemberian insentif kepada pekerja (TKI dan TKA) dalam rangka “Mempertahankan
Pekerja” sebagai dampak dari “Transfer Interest KKKS” (akuisisi dan merjer) tidak
dibebankan pada biaya operasi KKKS.
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. KKKS menyusun rencana kebijakan dan sistem pengupahan/kesejahteraan dalam PP/
PKB untuk dibahas dengan BPMIGAS.
5.2. Rencana kebijakan dan sistem pengupahan/kesejahteraan yang diatur di luar PP/PKB
tetap harus dibahas dengan BPMIGAS.
5.3. Rencana penetapan atau perubahan kebijakan dan sistem pengupahan/kesejahteraan
tahunan diajukan ke Kepala Dinas PTK & HI BPMIGAS untuk dievaluasi dan
mendapatkan persetujuan BPMIGAS. Rencana tersebut setelah disetujui akan menjadi
dasar rekomendasi penyusunan WP&B KKKS secara keseluruhan.
69
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
70
I. UMUM
1.1. KKKS dengan segala upaya harus mengusahakan agar tidak terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK). Dalam hal segala upaya tersebut telah dilakukan, namun tetap
terjadi PHK maka KKKS memproses PHK berdasarkan Peraturan Perusahaan (PP)/
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan peraturan perundangan.
1.2. Mutual Agreement Termination (MAT) dilakukan dengan prinsip penawaran baik dari
perusahaan atau pekerja dengan pengakhiran hubungan kerja atas kesepakatan
bersama secara sukarela.
II. TUJUAN
2.1. Untuk memberikan perlindungan tenaga kerja dan manajemen KKKS.
2.2. Untuk mengakhiri masalah hubungan industrial.
2.3. Untuk meminimalisasi dampak gejolak ketenagakerjaan dan biaya operasi yang
timbul.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS melakukan proses PHK/MAT yang bersifat individu sesuai Peraturan Perusahaan/
PP atau Perjanjian Kerja Bersama/PKB.
3.2. BPMIGAS melakukan penolakan atau persetujuan terhadap PHK/MAT yang bersifat:
Massal (lebih dari 10 orang).
Individu yang pembayaran hak atas PHK/MAT melebihi ketentuan normatif yang
diatur di dalam PP/PKB.
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. KKKS melakukan proses PHK atau MAT terhadap pekerjanya sejak rencana awal
hingga selesai. Baik yang perlu ataupun yang tidak perlu memperoleh penetapan atas
PHK/MAT tersebut dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial atau
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
4.2. KKKS harus melaporkan setiap pelaksanaan PHK Kasus kepada BPMIGAS. Bila
diperlukan KKKS dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada BPMIGAS
sebelum PHK Kasus dijatuhkan.
4.3. BPMIGAS akan memberikan tanggapan dalam batas waktu 14 hari kalender sejak
menerima surat usulan PHK Individu yang diajukan oleh KKKS.
4.4. Pemutusan Hubungan Kerja bukan karena kasus baik secara individu atau massal hanya
dapat dilakukan apabila terjadi penutupan wilayah kerja atau sebagai upaya efisiensi
yang harus dilakukan akibat penurunan kegiatan operasi yang sangat signifikan yang
dapat menyebabkan penutupan wilayah kerja.
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. PHK Individu Karena Kasus.
5.1.1. KKKS meneliti dan memproses kasus yang terjadi serta memutuskan sanksi
yang akan dikenakan.
71
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
& HUBUNGAN INDUSTRIAL & MUTUAL AGREEMENT TERMINATION
(MAT)
Ditetapkan Tanggal : 11 Mei 2005 Mulai Berlaku Tanggal. : 11 Mei 2005
VI. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-Undang No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
72
I. UMUM
Dalam rangka mengambil keputusan untuk suatu kebijakan menyangkut bidang medis
dirasakan perlu adanya pertimbangan keahlian yang diberikan oleh suatu tim dari lingkungan
KKKS. Pertimbangan semacam ini diharapkan dapat lebih seimbang dan berwawasan lebih
luas. Untuk tujuan itulah maka Dewan dibentuk dalam membantu menganalisa dan memberi
rekomendasi menyangkut beberapa hal masalah bidang kedokteran dan kesehatan.
II. TUJUAN
Memberikan persamaan pemahaman dalam pembentukan dan tata kerja Administratif Dewan
Medik sehingga dapat berfungsi secara maksimal.
III. KEWENANGAN
BPMIGAS menetapkan susunan, lingkup tugas dan tanggung jawab Dewan Medik. Dalam
menjalankan fungsinya, Dewan Medik menyampaikan pendapat ataupun rekomendasinya
menurut pandangan keahlian di bidang kedokteran dan bila perlu dapat meminta pertimbangan
dokter ahli lain.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
Dewan Medik dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh personil lainnya terdiri dari Wakil
ketua, Sekretaris dan anggota.
Susunan personil dewan ditetapkan oleh Kepala Divisi Eksternal berjumlah sedikitnya 6
orang di mana setiap personil mempunyai hak mengajukan pendapat.
4.1. Fungsi Dewan Medik
4.1.1. Memberikan rekomendasi persetujuan pengiriman pasien ke luar negeri.
4.1.2. Memberikan bantuan pendapat pertimbangan penetapan ketidakcakapan
seorang pekerja dalam memangku tugas dan jabatan atas permintaan suatu
KKKS.
4.1.3. Memberikan pendapat dan pertimbangan di bidang medis lainnya atas pemintaan
Kepala Dinas PTK & HI BPMIGAS.
4.1.4. Dewan bersidang atas permintaan Kepala Dinas PTK & HI sesuai keperluan
ataupun kehendaknya maupun setelah menerima permohonan dari KKKS dan
setidak-tidaknya dihadiri oleh 2/3 jumlah personil.
4.2. Tugas Dewan Medik
4.2.1. Tugas Ketua.
• Menentukan arah dan memimpin personil dewan dalam melaksanakan
fungsinya.
• Menyampaikan rekomendasi kepada Kepala Dinas PTK & HI.
4.2.2. Tugas Wakil Ketua.
• Menghadiri sidang, mengemukakan pendapat dan usulan.
• Menjabat sebagai ketua apabila berhalangan hadir.
4.2.3. Tugas Sekretaris.
• Mendokumentasikan dan mengadministrasikan kegiatan dewan.
• Mempersiapkan sidang-sidang.
• Merangkap anggota.
73
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA KETENTUAN ADMINISTRATIF DEWAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL MEDIK
V. REFERENSI
6.1. Undang-Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan.
6.2. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.3. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.5. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 03/Men/82 tentang Pelayanan Kesehatan
Pekerja.
6.7. Kontrak Kerja Sama (PSC).
6.8. Work Program & Budget (WP&B).
74
I. UMUM
Pembelian obat dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi keperluan perawatan
dan pengobatan sebagai pelaksanaan salah satu program kesehatan kerja dan layanan
kesehatan. Obat merupakan satu komoditi yang peredaran dan perdagangannya diatur
secara khusus oleh Pemerintah.
II. TUJUAN
Penetapan prosedur pembelian obat yang memenuhi azas kepatuhan terhadap peraturan
dan harga yang bersaing sehingga diperoleh efisiensi biaya.
III. KEWENANGAN
3.1. BPMIGAS menetapkan standar obat, menunjuk dan berkoordinasi dengan apoteker serta
membagi beban jasa apoteker secara proporsional kepada KKKS yang memanfaatkan
apoteker.
3.2. KKKS menetapkan obat yang diperlukan sendiri dengan mengacu pada daftar standar
obat, merencanakan dan melaksanakan pembelian obat.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Setiap pemesanan obat harus disahkan oleh Apoteker yang terdaftar di Departemen
Kesehatan.
4.2. Bagi mereka yang belum memiliki tenaga apoteker sendiri, disediakan apoteker oleh
BPMIGAS yang dimanfaatkan bersama dengan Kontraktor Kerjasama yang lain.
4.3. Surat Pemesanan Obat dikirim ke BPMIGAS cq. Dinas Pendayagunaan Tenaga Kerja
Dan Hubungan Industrial untuk diteliti jenis dengan mengacu daftar standar dan harga
obat.
4.4. BPMIGAS selanjutnya mengirimkan berkas tersebut untuk dilakukan pengesahan oleh
apoteker.
4.5. Berkas pemesanan obat yang sudah disetujui dikirim kembali kepada KKKS.
4.6. BPMIGAS menyampaikan informasi pembebanan biaya kepada setiap KKKS yang
memanfaatkan Apoteker.
4.7. Pembelian obat golongan narkotika diproses dan dilakukan sendiri oleh KKKS dengan
menggunakan resep dokter langsung ke apotik yang ditunjuk Perusahaan.
V. REFERENSI
5.1. Undang Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan.
5.2. Undang Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.3. Undang Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.4. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
5.5. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
5.6. Permenaker No. Per 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
5.7. Kontrak Kerja Sama (PSC).
5.8. Work Program & Budget (WP&B).
5.9. Undang-Undang 1/1970 mengenai Keselamatan Kerja.
75
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA TATA CARA ADMINISTRASI RUJUKAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL PASIEN KE LUAR NEGERI
I. UMUM
Rujukan ke luar negeri merupakan salah satu bentuk layanan pengobatan dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi karyawan dan keluarganya.
Disadari bahwa kemajuan teknologi kedokteran telah demikian pesatnya dan hal ini dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin untuk tujuan pelayanan kesehatan pekerja dan keluarganya.
Secara bertahap para dokter menyusul menguasai teknologi tersebut dan mengembangkannya
di Indonesia.
II. TUJUAN
Menyamakan persepsi dan mengupayakan terjaminnya pelaksanaan layanan kesehatan
yang optimal dengan mengutamakan jasa layanan kesehatan yang ada di dalam negeri.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS mengajukan pekerja atau keluarga yang akan dirujuk sesuai dengan yang diatur
dalam Peraturan Perusahaan/Perjanjian Kerja Bersama masing-masing mengenai
layanan kesehatan.
3.2. BPMIGAS menyetujui atau menolak usulan rujukan tersebut setelah mempertimbangkan
pikiran-pikiran yang disampaikan oleh tim yang ditunjuk untuk itu (Dewan Medik).
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
Pada dasarnya dapat disediakan layanan berobat ke luar negeri sesuai dengan ketentuan
masing-masing KKKS seperti yang tercantum dalam PP/PKB.
4.1. Setiap pengiriman pasien ke luar negeri perlu mendapat persetujuan dari BPMIGAS.
4.2. KKKS mengajukan permohonan dengan mengirim Assistance Requisition Sheet (ARS)
kepada Kepala Dinas PTK & HI BPMIGAS yang selanjutnya meminta Dewan Medik
untuk bersidang.
4.3. Riwayat dan status terakhir pasien juga dikirimkan kepada Kepala Dinas PTK & HI
BPMIGAS sebagai bahan sidang.
4.4. Dewan Medik menyiapkan rekomendasi.
4.5. Persetujuan diberikan oleh Kepala Dinas PTK & HI BPMIGAS dengan membubuhkan
tanda tangan pada formulir ARS ataupun melalui surat.
4.6. Dalam situasi gawat darurat yang perlu penanganan lebih lanjut karena mengancam
jiwa pekerja, KKKS dapat merujuk langsung ke luar negeri dengan mempertimbangkan
keselamatan jiwa dan akses kelayanan pengobatan tanpa meminta persetujuan
BPMIGAS terlebih dahulu. KKKS harus melaporkan pengiriman tersebut dalam waktu
selambat-lambatnya 2x24 jam.
V. REFERENSI
5.1. Undang Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan.
5.2. Undang Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.3. Undang Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.4. Undang-Undang 1/1970 mengenai Keselamatan Kerja.
5.5. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
76
5.6. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
5.7. Permenaker No. Per 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
5.8. Kontrak Kerja Sama (PSC).
5.9. Work Program & Budget (WP&B).
VI. LAMPIRAN
6.1. Assistance Requisition Sheet (ARS) Lampiran 1.
77
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA TATA CARA ADMINISTRASI RUJUKAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL PASIEN KE LUAR NEGERI
Lampiran 1
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mengirim istri dari karyawan kami, Sdr/i
……(nama karyawan/i dan nama pasien)………
Adapun permohonan ini atas rekomendasi dari .....(nama dokter)…… untuk berobat ke
rumah sakit .....(nama rumah sakit yang dituju)…..
Perlu kami jelaskan bahwa pasien tersebut diatas di diagnosa menderita penyakit ……
(diagnosa penyakit)………… sejak tahun …………….. dan telah dirawat beberapa kali di
Rumah Sakit yang ada di Indonesia, tanpa ada tanda–tanda penyembuhan penyakitnya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kami sangat mengharapkan persetujuan dari
Bapak.
To Be Completed by BPMIGAS
Signature : …………………………..
Name : …………………………..
Function : …………………………..
Charge To : …………………………..
78
I. UMUM
1.1. Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu cara melakukan pengawasan derajat
kesehatan pekerja berkaitan dengan lingkungan kerjanya, dilakukan untuk memperoleh
dan menjaga tenaga kerja agar mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, terlindung
dari bahaya kerja sehingga tidak membahayakan dirinya, rekan sekerja di sekitar dan
lingkungan.
1.2. Hasil pemeriksaan kesehatan mencerminkan pelaksanaan program kesehatan kerja
secara umum.
II. TUJUAN
2.1. Untuk menjamin KKKS melaksanakan program pemeriksaan kesehatan sebagai bagian
dari Program Kesehatan Kerja, fungsi BPMIGAS selaku pengawas dan koordinator
dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja adalah sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam PP 42/2002.
2.2. Sebagai sarana dalam memperoleh dan mengumpulkan data di bidang kesehatan
kerja yang dapat digunakan sebagai evaluasi, menyusun standar serta perbaikan
pelaksanaan program.
2.3. Untuk memonitor tingkat kesehatan kerja di seluruh KKKS secara umum.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menyusun dan menetapkan Program Pemeriksaan Kesehatan termasuk antara
lain jadwal dan jenis pemeriksaan serta sumber daya pemeriksa sesuai dengan anggaran
yang tersedia namun tetap memenuhi peraturan dan pedoman yang ditetapkan.
3.2. BPMIGAS melaksanakan pengawasan, meminta laporan maupun data untuk keperluan
evaluasi, penyusunan standar serta penetapan kebijakan.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Menyusun pedoman dan rencana kerja untuk pelaksanaan setiap jenis Pemeriksaan
Kesehatan yang dilaporkan kepada Dinas PTK & HI BPMIGAS.
4.2. Secara berkala menyampaikan Laporan Kegiatan Pemeriksaan kesehatan sesuai
dengan formulir yang sudah ditetapkan kepada Dinas PTK & HI BPMIGAS.
4.3. Melakukan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala
di perusahaan kontraktor dengan cara bekerja sama dengan fungsi lain yang terkait.
4.4. Bentuk dan cara pelaporan ditetapkan terpisah yang dituangkan dalam pedoman teknis
mengenai pencatatan dan pelaporan.
4.5. Tata Cara Pemeriksaan Berkala dilakukan sebagai berikut :
4.5.1. Pemeriksaan kesehatan calon pekerja
• Dilakukan atas permintaan dari Bagian Sumber Daya Manusia.
• Keputusan memenuhi atau tidak memenuhi syarat kesehatan seorang
calon pekerja merupakan rekomendasi bagi Manajemen dalam menentukan
diterimanya calon tersebut untuk menjadi pekerja.
4.5.2. Pemeriksaan kesehatan berkala
• Dilakukan sekurang-kurangnya sekali setahun untuk semua pekerja.
• Hasil pemeriksaan dicatat, dirangkum dan dianalisa.
79
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA TATA CARA ADMINISTRASI PEMERIKSAAN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KESEHATAN PEKERJA
V. REFERENSI
5.1. Undang Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan.
5.2. Undang Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.3. Undang Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.4. Undang-Undang 1/1970 mengenai Keselamatan Kerja.
5.5. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
5.6. Permenaker No. Per 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
5.7. Permenaker No. Per 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
5.8. Kontrak Kerja Sama (PSC).
5.9. Work Program & Budget (WP&B).
80
I. UMUM
1.1. Kebijakan dan program remunerasi di KKKS mengacu pada filosofi dan strategi bisnis
dari masing-masing KKKS dengan ketentuan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia termasuk pedoman BPMIGAS dan prinsip-prinsip/
kaidah remunerasi serta best practices yang berlaku umum terutama di lingkungan
industri hulu migas.
1.2. Kebijakan dan program remunerasi KKKS harus dikelola dengan mengacu pada
prinsip cost effectiveness, cost efficiency, keseimbangan internal/eksternal, bersifat
accountable, auditable dan menganut azas good governance.
1.3. Kebijakan dan program remunerasi TKI KKKS diatur dalam Peraturan Perusahaan/
Perjanjian Kerja Bersama (PP/PKB) KKKS yang disusun sesuai Pedoman BPMIGAS.
Untuk program remunerasi KKKS yang diatur melalui kebijakan manajemen lainnya
di luar PP/PKB KKKS perlu persetujuan khusus BPMIGAS. Persetujuan BPMIGAS
akan menjadi dasar dalam penyusunan evaluasi Rencana Kerja & Anggaran (RKA)
Ketenagakerjaan KKKS dan persetujuan WP&B yang mengacu pada strategi bisnis,
kinerja dan kemampuan finansial KKKS, serta keseimbangan dan kewajaran tariff
market sesuai hasil market survey KKKS BPMIGAS.
1.4. Penyusunan kebijakan dan program remunerasi TKA atau pekerja KKKS secara global
mengacu pada:
1.4.1. Prinsip-prinsip remunerasi global untuk global employees berdasarkan standar
internasional dan praktek yang berlaku secara umum.
1.4.2. Sistem remunerasi yang telah ditetapkan kantor pusat KKKS (corporate/home
company), sebagai bagian dari global expatriate policy.
1.4.3. Hasil local market survey KKKS BPMIGAS berdasarkan kebijakan lokal masing-
masing KKKS.
1.4.4. Persetujuan RKA Ketenagakerjaan dan WP&B KKKS oleh BPMIGAS.
Kebijakan dan program remunerasi TKA/global employees yang mengacu pada
kebijakan kantor pusat hanya dapat diaplikasikan di KKKS setelah disetujui BPMIGAS
dengan mempertimbangkan keterkaitan langsung dengan kebutuhan operasional dan
pencapaian kinerja di KKKS secara proporsional.
II. TUJUAN
2.1. Untuk memberikan acuan bagi KKKS dalam pengelolaan kebijakan dan program
remunerasi TKI dan TKA.
2.2. Untuk memberikan acuan penyusunan proposal RKA Ketenagakerjaan KKKS sebagai
bagian dari evaluasi persetujuan WP&B KKKS oleh BPMIGAS.
2.3. Untuk memberikan acuan bagi BPMIGAS/instansi terkait lainnya dalam menjalankan
fungsi pengawasan dan pengendalian kebijakan dan program remunerasi KKKS.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menetapkan kebijakan dan program remunerasi untuk pekerjanya dan menyusun
proposal anggarannya dalam format RKA Ketenagakerjaan ke BPMIGAS.
3.2. BPMIGAS melakukan evaluasi persetujuan RKA Ketenagakerjaan KKKS tersebut.
81
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA TOTAL REMUNERASI
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Penyusunan kebijakan dan program remunerasi TKI:
4.1.1. KKKS menyusun kebijakan dan program total remunerasi sesuai dengan
strategi bisnis masing-masing KKKS yang sejalan dengan strategi BPMIGAS
dengan mengacu pada: peraturan perundang-undangan, pedoman BPMIGAS,
hasil survey remuneration market yang dilakukan secara regular serta prinsip-
prinsip dan kaidah sistem remunerasi yang berlaku umum di Industri Hulu Migas.
KKKS juga harus mengacu pada komponen total remunerasi TKI di Lampiran
1 Pedoman ini dengan mempertimbangkan kemampuan finansial dan kinerja
KKKS serta persetujuan WP&B dari BPMIGAS.
4.1.2. Kebijakan dan program remunerasi KKKS yang diatur dalam PP/PKB KKKS
dapat dimintakan persetujuan BPMIGAS melalui persetujuan PP/PKB KKKS
sesuai pedoman BPMIGAS. Untuk program remunerasi KKKS yang diatur melalui
kebijakan manajemen lainnya di luar PP/PKB KKKS harus ada persetujuan
khusus BPMIGAS.
4.2. Penyusunan kebijakan dan program remunerasi TKA:
4.2.1. KKKS menyusun kebijakan/program remunerasi TKA dengan memperhatikan
kebijakan kantor pusat (jika ada), dan mengacu pada peraturan perundang-
undangan terkait, hasil local benefit market survey KKKS yang dilakukan secara
regular serta prinsip-prinsip dan kaidah sistem remunerasi yang berlaku umum
di Industri Hulu Migas. KKKS juga harus memperhatikan komponen dan tariff
remunerasi TKA yang diatur dalam Lampiran 2 Pedoman ini sesuai kemampuan
finansial dan kinerja KKKS dan persetujuan BPMIGAS.
4.2.2. Remunerasi TKA/pekerja global yang mengacu pada kebijakan kantor pusat
hanya dapat diaplikasikan di KKKS (di wilayah kerja Indonesia) setelah disetujui
BPMIGAS dengan mempertimbangkan keterkaitan langsung dengan kebutuhan
operasional dan pencapaian kinerja di KKKS (di wilayah kerja Indonesia) secara
proporsional.
4.2.3. Program remunerasi TKA/pekerja global yang disusun hanya berdasarkan
kebijakan global/kantor pusat KKKS atau yang hanya mengacu pada hasil
pencapaian kinerja global/kantor pusat tidak dapat dibebankan ke dalam
biaya operasi KKKS. Program remunerasi TKA yang dinyatakan tidak dapat
dibebankan sebagai biaya operasi KKKS contohnya seperti: kepemilikan saham
secara global, retensi TKA, insentif jangka panjang secara global, penggantian
kerugian penjualan rumah/kendaraan TKA dan sebagainya.
4.3. KKKS menyampaikan anggaran/pembiayaan program remunerasi TKI dan TKA tersebut
di atas kepada BPMIGAS melalui RKA Ketenagakerjaan tahunan (sesuai Pedoman
BPMIGAS) untuk mendapatkan persetujuan dan dijadikan sebagai dasar dalam evaluasi
personnel related cost dalam WP&B KKKS.
4.4. KKKS dalam pengajuan usulan baru/perubahan terhadap kebijakan dan program
remunerasi, khususnya TKI, ke BPMIGAS harus menyampaikan beberapa data analisa
remunerasi terkait antara lain seperti: filosofi/strategi remunerasi, kajian atas kebijakan
82
V. REFERENSI
5.1. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.2. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
5.4. Kontrak Kerja Sama (PSC).
5.5. Work Program & Budget (WP&B).
83
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA TOTAL REMUNERASI
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
VI. LAMPIRAN
6.1. Lampiran 1 : Komponen & Tariff Remunerasi TKI.
6.2. Lampiran 2 : Komponen & Tariff Remunerasi TKA (Local Policies).
6.3. Lampiran 3 : Evaluasi RKA Ketenagakerjaan terhadap Hasil Survey Remunerasi.
84
1. Kompensasi Kompensasi adalah segala bentuk pemberian dalam bentuk tunai kepada pekerja
atas nilai pekerjaan yang telah dilakukan.
FUNGSI :
1.1. Upah Pokok Suatu bentuk imbalan dalam bentuk cash atas pekerjaan yang telah dilakukan Salary
oleh pekerja. Dasar pemberian dikaitkan dengan nilai pekerjaan dalam suatu
perusahaan yang dapat dilakukan melalui mekanisme evaluasi pekerjaan. Upah
pekerja dievaluasi sekali setiap tahun anggaran sesuai dengan kondisi market
kompetitif antar KKKS, tingkat inflasi nasional, kemampuan finansial/kinerja
produksi KKKS.
Catatan:
• Upah Pokok dan Komponen Tunjangan Tetap dapat digabung sebagai Upah
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
1.2. Pembedaan (Premium) Imbalan selain upah yang diberikan karena adanya additional hardship yang
dihadapi pekerja.
1.2.1. Waktu Kerja Imbalan yang diberikan karena kelebihan waktu kerja atau selama bekerja Benefit
dijadwal yang tidak normal.
PERIHAL :
1.2.2. Lokasi Kerja Imbalan yang diberikan sehubungan dengan tingkat kesulitan kerja (hardship) Benefit
yang dikaitkan dengan tempat kerja / domisili pekerja.
TOTAL REMUNERASI
TOTAL REMUNERASI
85
3/19/2009 3:51:11 PM
86
TOTAL REMUNERASI
1.2.3.Kelangkaan Keahlian Imbalan yang diberikan untuk pekerja dengan keahlian tertentu yang sulit Benefit
KKKS lain tidak dapat dibebankan ke dalam biaya operasi KKKS. Bila untuk calon
pekerja dari luar KKKS, dapat diusulkan KKKS untuk dibebankan ke dalam biaya
operasinya.
1.3.Tunjangan
1.1. Tunjangan Suatu bentuk imbalan dalam bentuk cash sebagai tambahan atas upah pokok
yang diberikan perusahaan.
Catatan: Dalam hal komponen tunjangan tetap sudah masuk dalam upah, maka
dapat digunakan sistem upah bersih (cleanwage).
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
1.3.1.THRK
1.1.1. THRK Imbalan yang berkaitan dengan hari raya keagamaan yang diberikan sesuai Salary
dengan ketentuan normatif.
Ditetapkan Tanggal : 20 Oktober 2008
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
1.3.2.Tunjangan
1.1.2. Perawatan
Tunjangan Perawatan Imbalan berkaitan dengan bantuan perawatan rumah. Tunjangan ini tidak dapat Salary
Rumah
Rumah diberikan bila pekerja menempati fasilitas perumahan dari perusahaan (tidak
boleh double-benefits).
Catatan: Dalam hal komponen tunjangan tetap sudah masuk dalam upah, maka
dapat digunakan sistem upah bersih (cleanwage).
PERIHAL :
1.3.3.Tunjangan
1.1.3. Tunjangan Transportasi
Transportasi Imbalan berkaitan dengan bantuan biaya transportasi pekerja. Tunjangan ini tidak Salary
dapat diberikan bila pekerja mendapatkan fasilitas kendaraan dinas dari
perusahaan (tidak boleh double-benefits).
Catatan: Dalam hal komponen tunjangan tetap sudah masuk dalam upah, maka
TOTAL REMUNERASI
1.3.5.Tunjangan
1.1.5. Kemahalan
Tunjangan Kemahalan Imbalan terkait dengan kenaikan biaya hidup di suatu lokasi tertentu. Salary
Contoh: Tunjangan COLA (Cost of Living Allowance).
1.3.6.Tunjangan
1.1.6. Cuti
Tunjangan Cuti Imbalan terkait dengan bantuan untuk menikmati istirahat tahunan. Salary
Contoh: Vacation Allowance.
3/19/2009 3:51:12 PM
LAMPIRAN 1. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)
WP&B RKA
NO. KOMPONEN DEFINISI KETERANGAN
SAL/BEN/OTHER
1.3.7. Tunjangan Harian Imbalan yang diberikan kepada pekerja selama melakukan perjalanan dinas, saat Salary
interim leave atau saat tinggal sementara di akomodasi sementara saat
1.1. Variable
1.4. VariablePay
Pay Kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja pekerja berdasarkan pencapaian
FUNGSI :
target tertentu. Pemberian dapat diberikan langsung atau tidak langsung (non-
direct cash) dengan siklus pembayaran tertentu.
1.4.1.Insentif Kinerja
1.1.1. InsentifKinerja Adalah bentuk kompensasi atas dasar kinerja individu, tim dan/atau perusahaan Benefit
(Performance Incentive)
(PerformanceIncentive) dengan pencapaian suatu target tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Insentif juga dapat diberikan dalam rangka mendorong kinerja individu/tim dengan
memberikan apresiasi khusus dalam bentuk cash/non-cash untuk menghargai
pencapaian target kinerja dalam suatu proyek penugasan atau perilaku (good
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
2. Benefits Benefits atau kesejahteraan adalah imbalan tambahan yang bertujuan untuk
melindungi standar hidup pekerja dan keluarga atas resiko yang dihadapi dalam
menjalankan tugas.
2.1. Normatif (Mandatory) Program kesejahteraan sesuai ketentuan normatif dan diwajibkan untuk Benefit
dilaksanakan oleh perusahaan. Contoh: Jamsostek.
PERIHAL :
2.2. Kesejahteraan Program KKKS untuk membantu pemenuhan kebutuhan jasmani/ rohani pekerja,
baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak
langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang
aman dan sehat.
TOTAL REMUNERASI
2.2.1. Fasilitas Kesehatan Program kesejahteraan dalam bentuk fasilitas kesehatan. Benefit
Contoh: Pemeriksaan Kesehatan, Asuransi Kesehatan, Fasilitas RS atau Klinik
Pengobatan/Perawatan Kesehatan, Travel Insurance untuk perjalanan dinas ke
luar negeri.
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
2.2.2. Fasilitas Perumahan Program kesejahteraan menyangkut tempat tinggal pekerja, baik dalam bentuk Benefit
fasilitas kompleks rumah dinas atau bantuan lainnya.
Contoh: Rumah Dinas Perusahaan, Housing Ownership Plan (HOP), Rumah/
Apartment Sewa.
TOTAL REMUNERASI
87
3/19/2009 3:51:13 PM
88
TOTAL REMUNERASI
pendanaan dari Bank tidak boleh menimbulkan dampak biaya dalam WP&B
KKKS (biaya perbankan tidak menjadi beban biaya operasi KKKS).
• Fasilitas perumahan bagi TKI level eksekutif hanya dapat diberikan dengan
persetujuan khusus BPMIGAS.
2.2.3. Fasilitas Kendaraan Program kesejahteraan menyangkut kendaraan pekerja, baik dalam bentuk Benefit
Dinas fasilitas mobil operasional/mobil dinas atau bantuan lainnya, termasuk biaya
operasional & administrasinya.
Contoh: Kendaraan dinas perusahaan
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
Catatan:
• Pembebanan biaya sewa mobil dinas perusahaan hanya untuk keperluan
operasional/dinas dan diberikan hanya bagi TKI level manajerial (seorang TKI
Ditetapkan Tanggal : 20 Oktober 2008
tidak boleh lebih dari 1 unit mobil) sesuai dengan peraturan internal di masing-
Benefit
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
Direct Report
Top Executive (Country
Managerial (Mgr/Sr.Mgr) Top Executive
Mgr/ President)
(VP/Sr.VP)
2.2.4. Kepemilikan Kendaraan Program kesejahteraan menyangkut kepemilikan kendaraan pekerja yang
Benefit
diberikan dengan persyaratan tertentu untuk tujuan transportasi dinas. Contoh:
Car Ownership Plan (COP)
TOTAL REMUNERASI
operasi dalam WP&B KKKS. COP dengan pendanaan dari Bank tidak boleh
menimbulkan dampak biaya dalam WP&B KKKS (biaya perbankan tidak menjadi
beban biaya operasi KKKS).
3/19/2009 3:51:14 PM
LAMPIRAN 1. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)
WP&B RKA
NO. KOMPONEN DEFINISI KETERANGAN
SAL/BEN/OTHER
2.2. Program Pensiun / Funding Program kesejahteraan terkait PHK atau usia pensiun yang dananya dihimpun
Pesangon saat pekerja aktif dan manfaatnya diambil setelah pekerja PHK memasuki masa
pensiun.
2.3.2. Program Pensiun Iuran Program pensiun kontribusi tetap merupakan program pensiun yang diberikan Benefit
Pasti (Defined dengan metode pemupukan dana melalui premi dan hasil investasinya. Besaran
Contribution) manfaat pensiun akan tergantung sepenuhnya dari hasil pemupukan dana
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
2.3.3. Program Kesehatan Program kesehatan yang manfaatnya dapat diambil setelah pekerja memasuki Benefit
Pensiun masa purna karya. Contoh: Dakespen.
Catatan: Pembentukannya perlu persetujuan khusus BPMIGAS
2.4. Hari Tidak Kerja Yang Dibayar Waktu yang diberikan untuk tidak bekerja dengan imbalan. Benefit
PERIHAL :
2.5.Asuransi Jiwa/Kecelakaan Program Asuransi yang melindungi pekerja dari risiko kehilangan jiwa dan Benefit
kecelakaan selama menjadi pekerja di perusahaan.
TOTAL REMUNERASI
Contoh: Asuransi Jiwa dan Kecelakaan, penghapusan sisa hutang bila pekerja
meninggal dunia atau cacat tetap karena kecelakaan kerja.
3. Keseimbangan antara pekerjaan Bantuan fasilitas dan kemudahan dari perusahaan untuk membantu pekerja
dan kehidupan pribadi (Work-Life mencapai kesuksesan dan keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
Balance) pribadinya.
3.1. Fleksibilitas pengaturan tempat Pengaturan waktu dan tempat kerja oleh perusahaan untuk mempermudah Benefit
& waktu kerja pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Contoh: Flexi Time, 9/80 (Jumat libur setiap dua minggu sekali)
TOTAL REMUNERASI
89
3/19/2009 3:51:15 PM
90
TOTAL REMUNERASI
3.2.Kegiatan Keagamaan, Bantuan untuk menfasilitasi pekerja agar tercapai tingkat kesehatan fisik dan Benefit
Olahraga & Seni Budaya mental yang diperlukan memotivasi kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan
sehat. Contoh:
• Peringatan hari raya keagamaan, bantuan biaya ONH
• Kegiatan employee relations seperti acara kesenian/budaya untuk memenuhi
work life balance: silaturahmi pekerja & keluarganya,
• Kegiatan olahraga, pemeliharaan kesehatan,
• Keanggotaan klub olahraga,
• Membership club executive diberikan sebagai benefit untuk pimpinan KKKS
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
• Top Executive (Country Mgr/ GM/ President) Max. US$ 2.000 per tahun
• Direct Report Top Executive (VP/Manager) Max. US$ 1.500 per tahun
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
3.3.Pendidikan Anak Pekerja Bantuan untuk keluarga pekerja sehubungan dengan pendidikan anak pekerja Benefit/Other
dalam Kondisi Khusus dalam kondisi tertentu. Contoh: Orphanage Scholarships, Authism, Speech
Theraphy.
4. Program dan/atau Bantuan Program dan/atau Bantuan biaya pendidikan pekerja (termasuk yang atas inisiatif
PERIHAL :
Pengembangan dan Peningkatan sendiri) untuk meningkatkan kompetensi/pengembangan diri pekerja yang
Karir bersangkutan.
4.1. Pendidikan/Pelatihan (Learning Program pelatihan/pendidikan untuk menempuh jenjang lebih tinggi Benefit/Other
Opportunity) Contoh: Education Assistant Program, Training Abroad.
TOTAL REMUNERASI
4.2. Program Pengembangan Lain Program untuk percepatan kompetensi/peningkatan karir pekerja. Benefit/Other
Contoh: Coaching/ Mentoring, International Assignment, Secondment/ Transfer/
Relocation.
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
3/19/2009 3:51:16 PM
LAMPIRAN 2. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA ASING (TKA) – LOCAL POLICIES
WP&B RKA
NO. KOMPONEN DEFINISI KETERANGAN
SAL/BEN/OTHER
Upah Suatu bentuk imbalan dalam bentuk cash atas pekerjaan yang dilakukan oleh Salary Home Country
TKA. Dasar pemberian dikaitkan dengan nilai pekerjaan sesuai dengan kondisi Policy
FUNGSI :
2. Tunjangan
2.1.1. Tunjangan Ekspatriasi Tunjangan bagi TKA yang bertugas ke Indonesia (melakukan ekspatriasi) untuk Benefit Home Country
(Assignment/ Expatriation jangka pendek/panjang sebagai kompensasi atas: Policy
Premium) • Penugasan ke lokasi kerja dengan kondisi kerja yang sulit atau situasi tidak
aman.
• Kompensasi atas perbedaan standar biaya hidup antara home country dengan
host country yang biaya hidupnya lebih tinggi.
Catatan :
PERIHAL :
2.2.1. Tunjangan Kerja Rotasi Tunjangan yang diberikan sebagai kompensasi atas kerja rotasi. Benefit Home & Host
(Rotator Premium) Catatan: Pemberian kompensasi hanya pada kondisi tertentu. Dapat Country Policy
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
TOTAL REMUNERASI
91
3/19/2009 3:51:17 PM
92
TOTAL REMUNERASI
LAMPIRAN 2. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA ASING (TKA) – LOCAL POLICIES
3.1. Insentif Kinerja (Variable Program insentif berupa pembayaran cash yang besarnya bervariasi sesuai Benefit Home & Host
Cash Incentive) dengan kinerja perusahaan dan individu berdasarkan target yang sudah Country Policy
ditetapkan sebelumnya yang sejalan dengan target/strategi BPMIGAS.
Catatan:
• Hanya diberikan bila menggunakan acuan pencapaian kinerja individu TKA, tim
atau perusahaan di wilayah kerja Indonesia. Pembagian profit/ insentif atas
pencapaian kinerja korporat/bisnis di luar wilayah Indonesia tidak dapat
dibebankan sebagai biaya operasi KKKS.
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
4.1. Benefit yang diwajibkan oleh Pemerintah (Home and/or Host Country)
4.1.1. Jaminan Sosial dan/ Jaminan sosial dan/atau Jaminan Kesehatan yang diharuskan secara normatif Benefit Home & Host
atau Jaminan oleh pemerintah di home/host country. Country Policy
Kesehatan
4.2. Proteksi Kesehatan, Kematian, Cacat Tetap
PERIHAL :
4.2.1. Asuransi atau Jaminan Jaminan kesehatan dan rawat inap untuk TKA dan keluarganya selama masa Benefit Home & Host
Kesehatan penugasan atau premi atas asuransi kesehatan rawat jalan dan rawat inap. Dapat Country Policy
diterapkan ketentuan host country system dengan batasan hanya diberikan dalam
bentuk pembayaran premi asuransi
TOTAL REMUNERASI
Catatan :
• Rujukan pasien TKA untuk pengobatan ke luar negeri mengacu ke Pedoman
BPMIGAS (Pedoman Rujukan Pasien ke Luar Negeri).
• Besaran maksimum US$ 3,500 /orang /tahun
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
3/19/2009 3:51:18 PM
migas_17x25 cm_2009.indd Sec1:93
LAMPIRAN 2. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA ASING (TKA) – LOCAL POLICIES
WP&B RKA
NO. KOMPONEN DEFINISI KETERANGAN
SAL/BEN/OTHER
4.2.2. Asuransi Jiwa, Kematian, Premi perlindungan asuransi jiwa, kematian dan cacat tetap atau program proteksi
Cacat (Death, Disability khusus lainnya selama penugasan. Dapat diterapkan ketentuan host country
FUNGSI :
Max. US$ 1,250 Max. US$ 1,500 Max. US$ 1,750 Max. US$ 2,000
Ditetapkan Tanggal : 20 Oktober 2008
4.2.3. Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan kesehatan bagi TKA sebelum dimulainya penugasan di Indonesia Benefit Home & Host
(Medical Checkup) dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi TKA dan keluarganya selama Country Policy
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
penugasan di Indonesia.
4.3. Pensiun
4.3.1. Program Pensiun Kontribusi pensiun untuk program pensiun manfaat pasti proporsional selama Benefit Home Country
Manfaat Pasti (Defined penugasan di Indonesia Policy
PERIHAL :
Benefit)
4.3.2. Program Pensiun Iuran Kontribusi pensiun untuk program pensiun iuran pasti selama penugasan di Benefit Home Country
Pasti (Defined Indonesia dengan ketentuan iuran tersebut di lakukan selama yang bersangkutan Policy
Contribution/Saving) bekerja di Indonesia (meneruskan kebijakan home). Tidak diperkenankan
membuat program yang baru.
TOTAL REMUNERASI
4.3.3. Pesangon (Severance Pembayaran “severance” bagi TKA yang diputuskan hubungan kerjanya di KKKS Benefit Home Country
Payment ) jika dibebankan pada biaya operasi diperhitungkan secara prorata sesuai masa Policy
kerja di KKKS
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
TOTAL REMUNERASI
93
3/21/2009 9:39:39 AM
94
TOTAL REMUNERASI
LAMPIRAN 2. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA ASING (TKA) – LOCAL POLICIES
WP&B RKA
NO. KOMPONEN DEFINISI KETERANGAN
SAL/BEN/OTHER
4.4.1. Pelajaran Bahasa/ Bantuan profesional untuk TKA dan keluarganya untuk belajar bahasa Indonesia, Benefit Home Policy &Host
Budaya Indonesia memahami tradisi dan kebiasaan sehari-hari budaya Indonesia. Diberikan Arrangement
(Cultural Training) bantuan sebesar biaya sesungguhnya & sewajarnya (actual & reasonable
FUNGSI :
4.5.1. Tunjangan Istri/Suami Tunjangan yang diberikan kepada Istri/Suami yang mendampingi TKA saat Benefit Home Country
(Spouse Allowance) penugasan di Indonesia dalam kondisi Istri/Suami meninggalkan pekerjaan di Policy
home country dengan tarif acuan US $ 0 -10,000 per tahun.
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
4.5.2. Bantuan Sekolah Anak Bantuan biaya pendidikan atau fasilitas sekolah bagi anak TKA yang ditugaskan
(Children Education) di Indonesia. Diberikan bantuan sebesar actual & reasonable joining & annual Benefit Home
Policy
Ditetapkan Tanggal : 20 Oktober 2008
tuition fees namun tidak lebih dari US$ 5,000 per anak per bulan dengan usia Country
maksimum 18 tahun (atau Grade 12). Dapat diterapkan ketentuan home country
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
4.5.3. Bantuan Pisah Keluarga Bantuan biaya tiket pesawat untuk keluarga (istri/suami/anak) yang ditinggalkan di
(Family Visit) home country maksimal 2 kali dalam setahun dengan ketentuan TKA tidak pulang Home Country
(tidak melaksanakan cuti/di luar kedinasan) sesuai dengan peraturan yang Benefit
Policy
berlaku di masing-masing KKKS. Diterapkan ketentuan home country system
dengan host country arrangement.
PERIHAL :
4.6.1. Bantuan Biaya Pindah Fasilitas/bantuan pemindahan TKA yang ditugaskan ke Indonesia atau Home Country
Benefit
pulang/repatriasi (accomodation & travel cost for mob/demob) Policy
TOTAL REMUNERASI
4.6.2. Tunjangan Biaya Tunjangan yang diberikan satu kali kepada TKA untuk menutup biaya-biaya Home Country
Benefit
Relokasi sehubungan dengan diterimanya penugasan di Indonesia Policy
4.6.3. Bantuan Pengiriman Bantuan pengiriman perlengkapan rumah tangga dan barang pribadi TKA dan
Barang keluarganya sebesar biaya airfreight/seafreight sesungguhnya yang wajar,
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
Home Country
termasuk asuransi kerusakan. Diterapkan ketentuan home country system Benefit
Policy
dengan host country arrangement.
Catatan : Diberikan hanya 1 kali saat TKA pertama kali tugas ke Indonesia
3/19/2009 3:51:19 PM
migas_17x25 cm_2009.indd Sec1:95
LAMPIRAN 2. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA ASING (TKA) – LOCAL POLICIES
WP&B RKA
NO. KOMPONEN DEFINISI KETERANGAN
SAL/BEN/OTHER
4.6.4. Biaya Transisi Pembayaran biaya yang timbul sehubungan dengan penugasan dan repatriasi
termasuk biaya perjalanan, akomodasi, selama masa transisi (pre-assignment Home Country
FUNGSI :
Benefit
atau repatriasi). Diterapkan ketentuan home country system dengan host country Policy
arrangement.
4.7.1. Fasilitas Perumahan, Fasilitas perumahan dan perabotan rumah tangga standar atau bantuan biaya
Perabotan, Utilites dan penyewaan rumah TKA (full furnished), biaya utilities dan perawatan rumah
Perawatan Rumah selama masa penugasan.
Catatan:
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
Max. US$ 3,500 Max. US$ 4,500 Max. US$ 5,500 Max. US$ 6,000
per bulan per bulan per bulan per bulan
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
TOTAL REMUNERASI
95
3/21/2009 9:39:49 AM
96
TOTAL REMUNERASI
4.8. Transportasi
FUNGSI :
4.8.1.Kendaraan mobil dinas Fasilitas kendaraan dinas TKA dapat diberikan maksimal 1 kendaraan (sudah
termasuk untuk keluarganya) selama bertugas di Indonesia. Fasilitas mobil rental
dari perusahaan termasuk biaya operasional & administrasinya dengan acuan
total biaya sewa bulanan sebesar:
Home Country
Managerial/ Direct Report Top Executive Benefit Policy
Professional
Sr. Professional Top Executive (Country Mgr/
(Specialist)
(Mgr/Sr.Mgr) (VP/Sr.VP) President)
Max. US$ 2.000 Max. US$ 2.500 Max. US$ 3.000 Max. US$ 3.500
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
4.9.1. Hari istirahat untuk Hari istirahat yang diberikan kepada TKA dan keluarganya yang ikut ke Indonesia
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
pulang ke home country selama penugasan untuk pulang ke home country atau cuti berlibur dengan
atau untuk cuti berlibur termasuk biaya perjalanannya. Dapat diterapkan ketentuan home country system
(annual leave) untuk cuti tahunan dengan batasan:
• Maksimal 1 kali per tahunnya. Home Country
Benefit
• Hari-hari cuti yang tidak diambil akan hangus dan tidak dapat diakumulasi Policy
(no carry over) & tidak dapat diuangkan (no cash out)
• Diberikan berupa direct route - return tickets atau uang penggantian tiket
PERIHAL :
4.9.2. Hari istirahat untuk Hari istirahat yang diberikan kepada TKA untuk pergi ke tempat yang aman
Home Country
kondisi darurat selama situasi berbahaya, tidak aman maupun terjadi konflik, dengan termasuk Benefit
Policy
biaya perjalanannya.
TOTAL REMUNERASI
4.9.3 .Hari istirahat dalam hal Hari istirahat yang diberikan kepada TKA untuk pulang ke home country saat ada
ada musibah (compassio- keluarga yang terkena musibah (emergency leave, sick leave, orang tua/keluarga Home Country
Benefit
nate leave) TKA meninggal atau sakit keras, paternity leave, dsb.), termasuk dengan biaya Policy
perjalanannya. Diterapkan home country system.
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
3/21/2009 9:39:57 AM
LAMPIRAN 2. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA ASING (TKA) – LOCAL POLICIES
WP&B RKA
NO. KOMPONEN DEFINISI KETERANGAN
4.10.1. Keanggotaan Asosiasi Keanggotaan TKA terkait dengan posisi/jabatan sesuai kompetensi profesinya
Professional dengan ketentuan TKA tersebut melakukan sharing knowledge kepada TKI.
FUNGSI :
Diberikan hanya 1 kali per tahun dan hanya untuk TKA (biaya keanggotaan Home Country
Benefit
suami/istri/anak TKA tidak dapat dibebankan ke dalam biaya operasi KKKS). Policy
Dapat diterapkan ketentuan Home Country System dengan Host Country
Arrangement.
4.10.2. Keanggotaan Olah Keanggotaan olah raga untuk TKA dan keluarganya (selama belum
Raga diperhitungkan dalam C&S/COLA dan tidak boleh double benefit) yang diberikan
hanya 1 kali per tahun. Diterapkan Home Country System dengan Host Country
Arrangement.
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
Max. US$ 1,250 Max. US$ 1,500 Max. US$ 1,750 Max. US$ 2,000
per tahun per tahun per tahun per tahun
4.11.1. Bantuan Imigrasi dan Bantuan administrasi dan hukum untuk TKA dalam hal mendapatkan ijin kerja,
Visa serta keperluan imigrasi lainnya untuk TKA dan keluarganya. Diberikan bantuan
PERIHAL :
sebesar biaya perijinan sesungguhnya yang wajar mencakup TKA dan Home Country
keluarganya (anak dan istri/suami) Benefit Policy & Host
Catatan : Country Policy
Diterapkan host country system, sehingga TKA membayar pajak sesuai ketentuan
di Indonesia
TOTAL REMUNERASI
4.12.1.Tunjangan harian Tunjangan yang diberikan kepada TKA dan keluarga selama interim leave atau
saat tinggal sementara di hotel (pada saat pemindahan - sebelum mendapatkan Home Country
Benefit
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
tempat tinggal permanen) selama maksimal 3 bulan (fixed amount) sesuai tarif Policy
Home country.
TOTAL REMUNERASI
97
3/21/2009 9:40:06 AM
98
TOTAL REMUNERASI
LAMPIRAN 2. KOMPONEN & TARIF REMUNERASI TENAGA KERJA ASING (TKA) – LOCAL POLICIES
4.12.2. Tunjangan Tunjangan yang berikan saat menjalani pengobatan sesuai ketentuan yang
Benefit Host Country Policy
FUNGSI :
4.12.3. Fasilitas Kerja (HP, Fasilitas kerja bagi TKA selama penugasan / terkait dengan pekerjaan/ kedinasan.
Home Country
Laptop, Coporate Dapat diterapkan ketentuan Home Country System dengan Host Country Benefit
Policy
Card Arrangement.
& HUBUNGAN INDUSTRIAL
3/19/2009 3:51:22 PM
LAMPIRAN 3. EVALUASI RKA KETENAGAKERJAAN TERHADAP HASIL SURVEY REMUNERASI
5. ………………
Total Salaries
Ditetapkan Tanggal : 20 Oktober 2008
4. ………………
5. ………………
Total Other Personnel Cost
Grand Total Personnel Cost
Berlaku Tanggal. : 20 Oktober 2008
* besaran tarif acuan dapat berubah sesuai hasil market survey tahunan.
TOTAL REMUNERASI
99
3/19/2009 3:51:23 PM
TOTAL REMUNERASI
100
5. ………………
Total Salaries
BENEFIT- in USD (annualized)
Ditetapkan Tanggal : 20 Oktober 2008
Total Benefits
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA
5. ………………
Total Other Personnel Cost
Grand Total Personnel Cost
TOTAL REMUNERASI
3/19/2009 3:51:24 PM
CROSS POSTING TENAGA KERJA INDONESIA
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA CROSS POSTING TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL INDONESIA
I. UMUM
1.1. Dalam rangka mengoptimalkan dan pengembangan kompetensi Tenaga Kerja Indonesia
di lingkungan KKKS, maka sebagai salah satu solusi untuk menjawab kelangkaan
tenaga kerja dalam bidang usaha hulu migas di Indonesia dilakukan melalui program
Cross Posting.
1.2. Program Cross Posting dilaksanakan sesuai dengan kontrak kerja KKKS bahwa
BPMIGAS berkewajiban membantu menyediakan personil yang berasal dari sumber-
sumber dalam kontrol BPMIGAS apabila personil tersebut tidak tersedia maka BPMIGAS
akan mengadakan dari sumber-sumber lainnya.
1.3. Pengertian:
1.3.1 Cross-Posting (CP) di lingkungan KKKS adalah menempatkan pekerja dari
satu KKKS ke KKKS lainya dan dari KKKS ke BPMIGAS atau sebaliknya dalam
jangka waktu tertentu.
1.3.2 Unit Asal adalah KKKS atau BPMIGAS yang mengirimkan pekerjanya untuk
dapat diperbantukan ke KKKS lain atau BPMIGAS.
1.3.3 Unit Penerima adalah KKKS atau BPMIGAS yang menerima Pekerja Perbantuan
dari KKKS lain atau BPMIGAS.
1.3.4 Pekerja Perbantuan adalah pekerja dari Unit Asal yang diperbantukan ke Unit
Penerima.
II. TUJUAN
2.1. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terhadap pelaksanaan operasional dari Unit
Penerima dengan mengisi kekosongan posisi-posisi tenaga profesional sesuai dengan
bidangnya.
2.2. Untuk menjaga keseimbangan operasi KKKS/BPMIGAS melalui penyediaan dan
perbantuan tenaga kerja.
2.3. Untuk dapat mempercepat pengembangan kompetensi dan penguasaan teknologi
migas oleh tenaga kerja nasional dengan mendayagunakan Tenaga Kerja Indonesia
secara optimal dalam rangka pengembangan wilayah operasi.
2.4. Untuk dapat memberi kesempatan pengembangan karir bagi pekerja potensial dan
mengakomodasi kebutuhan KKKS/BPMIGAS terhadap kebutuhan tenaga kerja
di bidang usaha hulu migas baik tenaga kerja yang berpengalaman maupun belum
berpengalaman.
III. KEWENANGAN
3.1. BPMIGAS memberikan masukan untuk memastikan program dapat berjalan dengan
baik.
3.2. Peserta CP (unit asal maupun unit penerima) melakukan evaluasi dan memutuskan
kesepakatan pelaksanaan perbantuan pekerja.
3.3. Unit Penerima dan Unit Asal bertanggung jawab untuk melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan CP, untuk kemudian dilaporkan kepada BPMIGAS.
101
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA CROSS POSTING TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL INDONESIA
IV. PENGATURAN/BATASAN
4.1. Unit Penerima dapat melakukan rotasi dan mutasi Pekerja Perbantuan didalam Unit
Penerima dan wajib menginformasikan kepada unit Asal.
4.2. Unit Penerima memiliki hak untuk mengembalikan Pekerja Perbantuan atas dasar
kesepakatan dengan Unit Asal dan kemudian disampaikan kepada BPMIGAS.
4.3. Pekerja yang akan diperbantukan minimum telah memiliki pengalaman kerja di Unit
Asal dengan penilaian kinerja minimal di atas skala tengah pada penilaian kinerja unit
Penerima.
4.4. Pekerja Perbantuan tunduk kepada perjanjian kerahasiaan dan tata tertib/tata kerja di
Unit Penerima.
4.5. Unit Penerima wajib memberikan pelatihan dan pengembangan kepada Pekerja
Perbantuan sesuai dengan program rencana pengembangan Pekerja Perbantuan.
4.6. Program Cross Posting ini berlaku dengan jangka waktu penugasan yang didasarkan
pada kebutuhan proyek minimum 1 (satu) tahun dan maksimum 3 (tiga) tahun, dan
dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
4.7. Pekerja yang diperbantukan dalam mekanisme CP harus kembali ke Unit Asal setelah
masa CP berakhir.
V. PETUNJUK/PELAKSANAAN
5.1. Pertukaran pekerja antar Unit Asal dan Unit Penerima diatur sebagai berikut:
5.1.1. Peserta CP berkoordinasi dengan KKKS atau BPMIGAS untuk mendapatkan
informasi mengenai kebutuhan/peluang CP.
5.1.2. Setiap KKKS/BPMIGAS dapat mengajukan pekerjanya untuk dapat diikutsertakan
dalam program CP dengan menyampaikan kepada BPMIGAS untuk dicarikan
unit penerima.
5.1.3. Setiap KKKS/BPMIGAS dapat mengajukan posisi yang dapat diisi oleh calon
pekerja perbantuan dengan menyampaikan kepada BPMIGAS untuk di carikan
calon pekerja perbantuan.
5.1.4. Rencana CP untuk unit asal disampaikan kepada BPMIGAS dengan
mencantumkan:
a. Nama, kualifikasi dan posisi pekerja.
b. Tujuan dan manfaat CP.
c. Jangka waktu CP.
d. Administrasi remunerasi.
e. Program kerja untuk pekerja perbantuan.
5.1.5. Rencana CP untuk unit penerima disampaikan kepada BPMIGAS dengan
mencantumkan:
a. Kualifikasi posisi yang diperlukan.
b. Tujuan dan manfaat CP.
c. Jangka waktu CP.
d. Administrasi remunerasi.
102
VI. REFERENSI
6.1. Undang-undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
6.2. Undang-undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
6.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
6.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
6.5. Kontrak Kerja Sama pasal 5.3.3 (PSC).
6.6. Work Program & Budget (WP&B).
VII. LAMPIRAN
7.1. Cross Posting Bisnis Process (Lampiran 1).
103
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA CROSS POSTING TENAGA KERJA
& HUBUNGAN INDUSTRIAL INDONESIA
Lampiran 1
Proses Pihak
5 Implementasi CP KKKS
- Pekerja perbantuan membuat laporan berkala
- Evaluasi kinerja pertengahan program dan/atau akhir program
6 Pelaporan program
- Unit penerima mengajukan laporan tahunan kepada BPMIGAS KKKS, Unit Asal &
- KKKS, Unit Asal dan BPMIGAS melakukan evaluasi atas pelaksanaan BPMIGAS
keseluruhan program CP
104
I. UMUM
1.1. Pedoman Rancangan Struktur Organisasi KKKS adalah referensi bagi KKKS dalam
penyusunan struktur organisasi di kegiatan usaha hulu migas, dan merupakan alat
untuk melaksanakan evaluasi atas pengajuan struktur organisasi dan Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja KKKS yang diajukan kepada BPMIGAS dalam bentuk
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja (RPTK).
1.2. Pedoman Rancangan Struktur Organisasi KKKS mencakup kaidah-kaidah umum
perancangan struktur organisasi dan parameter yang menggambarkan kepentingan
BPMIGAS dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian. Hal ini diperlukan agar
KKKS dapat menyusun struktur organisasi secara profesional dan obyektif berdasarkan
aktivitas, efektivitas biaya dan optimalisasi pendayagunaan tenaga kerja, serta mampu
mengakomodasi pengembangan karir Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
II. TUJUAN
2.1. Memberikan arahan dan acuan kepada KKKS untuk merancang/menyusun struktur
organisasi dan perencanaan tenaga kerja yang akan diajukan KKKS kepada
BPMIGAS.
2.2. Memberikan acuan kepada KKKS untuk menganalisa bentuk struktur organisasi yang
tepat sesuai dengan besaran organisasi KKKS dan komitmen operasi yang terdapat di
dalam POD dan WP&B untuk mencapai peningkatan efektivitas dan efisiensi operasi
dan penggunaan tenaga kerja.
2.3. Meningkatkan efektivitas pengembangan TKI & efisiensi penggunaan Tenaga Kerja
Asing (TKA) di KKKS.
2.4. Menentukan jumlah TKA sesuai dengan kebutuhan bisnis yang diperlukan dalam
organisasi, mengacu pada kategorisasi KKKS.
2.5. Memberikan acuan kepada KKKS dalam penentuan jabatan dan formasi yang terangkum
di dalam RPTK yang akan diajukan kepada BPMIGAS.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menyusun struktur organisasi berdasarkan POD, WP&B, Bisnis Proses dan
sesuai kebutuhan operasi, yang kemudian diajukan dalam bentuk permohonan bentuk
struktur organisasi yang tertuang dalam RPTK untuk dievaluasi dan disetujui oleh
BPMIGAS. Apabila KKKS melakukan perubahan terhadap struktur organisasi 3 layer
pada top management level, antara lain: President, Sr. Vice President, Vice President,
General Manager, Sr Manager, atau setingkat dengan jabatan-jabatan tersebut, harus
meminta persetujuan terlebih dahulu dari BPMIGAS. Perubahan yang terjadi pada
layer selanjutnya (sampai pada tingkat operasional) hanya perlu diinformasikan kepada
BPMIGAS.
3.2. BPMIGAS melakukan evaluasi atas usulan struktur organisasi KKKS yang terangkum
di dalam RPTK sesuai dengan POD, WP&B dan Bisnis Proses serta pedoman
pengembangan organisasi (terlampir) dan memberikan persetujuan terhadap RPTK
tersebut serta menyampaikan kepada instansi terkait jika diperlukan.
105
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KKKS
V. REFERENSI.
5.1. Undang – undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.2. Undang – undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.3. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
5.4. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
5.5. Kontrak Kerja Sama (PSC).
5.6. Work Program & Budget (WP&B).
5.7. Kepmenakertrans No. Kep-228/Men/2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana
Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
5.8. Kepmenakertrans No. Kep-20/Men/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin
Mempekerjakan Tanaga Kerja Asing.
5.9. Penyusunan Struktur Organisasi di Lingkungan KKKS.
106
I. UMUM
1.1. Minyak dan Gas Bumi adalah sumber daya alam strategis yang dikuasai oleh negara
dan merupakan komoditi andalan dalam penerimaan devisa negara. Industri Hulu Migas
adalah industri yang padat modal dan padat teknologi yang perlu didukung dengan
pengelolaan sumber daya manusia yang profesional yang mampu menjamin kelancaran
pengoperasian industri tersebut dengan optimal, aman dan sesuai persyaratan ketentuan
peraturan terkait.
1.2. Jaminan kelancaran operasi industri Migas sangat bergantung dari situasi dan kondisi
kerja yang kondusif harmonis antara KKKS, BPMIGAS, Serikat Pekerja (SP) serta
lingkungan sosial–ekonomi wilayah sekitar.
1.3. Aktifitas menyampaikan aspirasi pekerja melalui media unjuk rasa dan mogok kerja
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, merupakan hak pekerja yang perlu
diatur pelaksanaannya sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran
operasi industri Migas.
1.4. Pedoman ini merupakan sistem penanganan yang komprehensif dan sinergi antara
tuntutan keamanan operasi dan kepentingan pekerja, negara serta KKKS.
II. TUJUAN
2.1. Untuk memberikan pedoman yang dapat dijadikan acuan oleh KKKS dalam menghadapi
Unjuk Rasa dan Mogok Kerja.
2.2. Pedoman ini sebagai acuan dalam melaksanakan koordinasi antara Tim SDM KKKS
dengan BPMIGAS dan/atau instansi lain yang terkait dalam menghadapi Unjuk Rasa
dan Mogok Kerja.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS menyusun strategi dan langkah-langkah dalam menangani rencana Unjuk Rasa
& Mogok Kerja di lingkungan operasinya.
3.2. KKKS melaporkan kepada BPMIGAS setiap aktivitas yang terjadi berkaitan dengan
rencana Unjuk Rasa & Mogok Kerja.
3.3. BPMIGAS melakukan pengendalian & pengawasan atas pelaksanaan kebijakan KKKS
dalam menangani Unjuk Rasa & Mogok Kerja.
3.4. KKKS dan BPMIGAS melakukan koordinasi terhadap instansi terkait, antara lain :
Disnaker, Aparat Keamanan (Pamobvitnas), Pemda.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Unjuk rasa & mogok kerja yang dilakukan oleh pekerja KKKS
4.1.1. Tahap Persiapan
Segera setelah perusahaan mengetahui adanya indikasi kuat tentang rencana
Unjuk Rasa & Mogok Kerja, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
KKKS adalah sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi internal & eksternal dan melakukan persiapan-
persiapan dalam menghadapi rencana Unjuk Rasa dan Mogok Kerja.
107
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENANGANAN UNJUK RASA & MOGOK
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KERJA
108
109
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENANGANAN UNJUK RASA & MOGOK
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KERJA
4.2.4. Jika diperlukan, KKKS dapat melarang pekerja PJP yang melakukan unjuk rasa
& mogok kerja berada di lokasi perusahaan KKKS.
4.2.5. Untuk mengamankan alat produksi dan asset KKKS, menjaga kepentingan
operasional KKKS & kelangsungan proses produksi, bila diperlukan KKKS dapat
mengadakan pekerja pengganti.
4.3. Unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat
4.3.1 Pedoman ini disusun khusus untuk unjuk rasa & mogok kerja yang dilakukan
oleh pekerja KKKS dan pekerja PJP.
4.3.2 Penanganan unjuk rasa yang dilakukan masyarakat dikoordinasikan dengan
fungsi Hubungan Pemerintah & Masyarakat (HUPMAS) BPMIGAS, KKKS dan
fungsi-fungsi terkait.
V. REFERENSI
5.1. Undang-Undang No. 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka
Umum.
5.2. Undang-Undang No. 39/1999 tentang HAM (Pasal 25 Hak untuk Mogok).
5.3. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.4. Undang-Undang No. 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
5.5. KEPPRES No. 63/2004 tentang Objek Vital Nasional.
5.6. Kepmen No. 232/2003 tentang Akibat Hukum Mogok Kerja Yang Tidak Sah.
VI. LAMPIRAN
6.1. Alur Mogok Kerja (Lampiran 1).
6.2. Bagan Komunikasi (Lampiran 2).
110
Lampiran 1
Perselisihan
SP/B dan atau
Pengusaha
pekerja
Perundingan untuk
penyelesaian
Perundingan gagal
111
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PENANGANAN UNJUK RASA & MOGOK
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KERJA
Lampiran 2
Bagan Komunikasi
K O M U N IK A S I
IN T E R N A L EK STERN AL
T eam M an ajem en B P M IG A S
T eam H R (H u b u n g an
D IS N A K E R
In d u strial d an C & B )
T eam H u k u m P A M O B V IT
T eam K o m u n ik asi M E D IA M A S A
T eam K eam an an
T eam P eru n d in g /
N eg o siato r
112
I. UMUM
Rujukan pasien ke luar negeri merupakan salah bentuk pelayanan yang diberikan kepada
pekerja dan keluarganya di lingkungan KKKS BPMIGAS dalam usaha mencapai derajat tingkat
kesehatan paripurna. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
dirasakan sangat cepat dan tingkat penyerapan perkembangan tersebut dirasakan kurang
merata di pusat kesehatan di Indonesia.
II. TUJUAN
Mempunyai kesamaan cara pandang dalam menetapkan standar rujukan pasien keluar negeri
dalam usaha mengupayakan pelayanan kesehatan yang terbaik sesudah memperoleh jasa
pelayanan kesehatan yang ada di dalam negeri.
III. KEWENANGAN
3.1. KKKS mengusulkan pekerja dan/atau keluarganya yang dirujuk ke luar negeri.
3.2. Badan Pertimbangan Kesehatan (Medical Board) BPMIGAS akan berdiskusi untuk
menyetujui atau menolak usulan rujukan ke luar negeri tersebut.
IV. PETUNJUK/PELAKSANAAN
4.1. Rujukan pengobatan ke luar negeri bagi pekerja/keluarga KKKS harus mendapat
persetujuan dari BPMIGAS melalui Badan Pertimbangan Kesehatan.
4.2. KKKS yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (TKA) dapat menyediakan fasilitas
pengobatan dan perawatan kesehatan TKA melalui kerjasama dengan primary health
care provider yang ada di Indonesia.
4.3. Dalam membuat keputusannya, Badan Pertimbangan Kesehatan mengacu pada alasan
profesi medis dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
4.3.1. Ketersediaan di Indonesia
• Sarana dan fasilitas kesehatan
• Obat-obatan
• Donor organ
4.3.2. Kompetensi & Pengalaman:
• Teknologi medis baru tidak tersedia/belum memadai di Indonesia
• Angka kegagalan terapi atau morbiditas tinggi
• Tingkat kesulitan kasus yang tinggi
• Jumlah kasus yang ditangani belum banyak
4.4. Riwayat Pengobatan sebelumnya:
4.4.1 Setelah terapi maksimal di Indonesia, masih terdapat ketidakjelasan diagnosa
atau terapi dan tindaklanjutnya.
4.4.2 Tidak ada perbaikan keadaan setelah terapi maksimal di Indonesia.
4.4.3 Follow up/kontrol kasus dari pengobatan di luar negeri sebelumnya yang telah
disetujui oleh BPMIGAS.
113
FUNGSI : PERIHAL :
PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA BAHAN PERTIMBANGAN RUJUKAN PASIEN
& HUBUNGAN INDUSTRIAL KE LUAR NEGERI
4.5. Kasus Emergensi yang perlu dilakukan tindakan evakuasi ke luar negeri dengan
mempertimbangkan keselamatan jiwa dan fasilitas kesehatan yang memadai, cukup
dilaporkan kepada BPMIGAS maksimal 3x24 jam pasca kejadian dengan memperhatikan
peraturan/pedoman BPMIGAS.
4.6. Khusus untuk pengobatan TKA KKKS dan keluarganya ke luar negeri harus ada
referensi dari primary health care provider dan persetujuan Dokter Perusahaan (Chief
Medical Officer) atau fungsi Human Resources masing-masing KKKS. Apabila tidak
dilakukan, maka biaya yang dikeluarkan tidak dapat dibebankan sebagai biaya operasi
KKKS.
4.7. Untuk pengobatan pekerja KKKS dan keluarganya ke luar negeri yang tidak memenuhi
ketentuan tersebut di atas, maka seluruh biaya yang timbul tidak dapat dibebankan
dalam biaya operasi KKKS.
V. REFERENSI
5.1. Undang-Undang No. 23/1992 tentang Kesehatan.
5.2. Undang-Undang No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5.3. Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.
5.4. Peraturan Pemerintah No. 42/2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas Bumi.
5.5. Peraturan Pemerintah No. 35/2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi.
5.6. Kontrak Kerja Sama (PSC).
5.7. Work Program & Budget (WP&B) KKKS-BPMIGAS.
114