You are on page 1of 54

Kata Pengantar

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


ANGGREK DENDROBIUM

Anggrek Dendrobium merupakan komoditas yang banyak digemari masyarakat dan sangat berpotensi untuk dikembangkan karena mempuyai nilai ekonomis yang tinggi sebagai komoditas ekspor maupun untuk pasaran dalam negeri. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan tanaman anggrek dendobium perlu didukung dengan teknologi maju dalam pembudidayaannya. Buku StandarProsedur Operasional (SPO) Anggrek Dendrobium ini merupakan penyempurnaan dari buku SPO yang diterbitkan pada tahun 2004, yang menyajikan cara budidaya anggrek Dendrobium, khususnya fase pertumbuhan dari compot s/d tanaman berbunga. Diharapkan buku SOP ini dapat menjadi salah satu pedoman dalam budidaya yang baik dan benar bagi para produsen atau petani anggrek Dendrobium. Dengan penerapan SPO diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas serta keamanan lingkungan dan juga petani yang mengusahakannya. Dengan selesainya buku ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh anggota tim pembahas Kami menyadari buku ini masih belum sempurna, oleh karena itu kepada pembaca diharapkan saran-saran guna penyempurnaan penyusunan buku Standar Operasional Prosedur Anggrek Dendrobium selanjutnya

DIREKTORAT BUDIDAYA TANAMAN HIAS


DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI HORTIKULTURA DEPARTEMEN PERTANIAN 2008

Direktorat Budidaya Tanaman Hias

Isi si Daftar I
Halaman

IV. PANEN DAN PASCA PANEN ............................. V. PENCATATAN .....................................................


i

KATA PENGANTAR ............................................

DAFTAR ISI ....................................................... ii

DAFTAR GAMBAR .................................................... iv I. PENDAHULUAN .................................................. 1. Latar Belakang ................................................. 2. Maksud ............................................................. 3. Tujuan .............................................................. 4. Ruang Lingkup ................................................ 5. Pengertian ........................................................ 6. 1 1 2 3 3 3

II. PENYIAPAN SARANA PRASARANA PRODUKSI 1. Penyiapan Lokasi Budidaya ............................. 2. Penyiapan Rumah Lindung .............................. 3. Penyiapan Media Tumbuh ............................... 4. Penyediaan Pot ............................................... 5. Pemasangan Penopang 6. Pemilihan Varietas/Benih ................................ 7. Pengeluaran Planlet .. III. PROSES PRODUKSI 1. Penanaman ....................................................... 2. Pemupukan ....................................................... 3. Pengairan ......................................................... 4. Penyiangan .. 5. Perlindungan Tanaman ...................................

Bab 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Anggrek

merupakan

tanaman

hias

yang

banyak

digemari masyarakat. Bunga anggrek sangat populer karena bentuk dan warna yang beragam. Dalam upaya mendapatkan tanaman dan bunga bermutu tinggi diperlukan tehnik pengelolaan tanaman memadai. Penerapan tehnik penyilangan tanaman yang benar menyebabkan produksi anggrek tidak optimal. karena itu para petani perlu mengetahui cara budidaya benar untuk memperoleh hasil yang maksimal. yang yang tidak Oleh yang

Bab 1

Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat internasional terhadap produk yang ramah lingkungan, penerapan konsep GAP dalam budidaya anggrek menjadi suatu keharusan. Di dalam buku ini dikemukakan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya anggrek berbasis GAP. Penerapan SOP dalam budidaya anggrek diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, produktivitas, keamanan lingkungan dan petani yang melaksanakannya. Anggrek Dendrobium merupakan salah satu genus yang dapat tumbuh di dataran rendah medium dan mempunyai sifat mudah berbunga dibandingkan dengan anggrek jenis lainnya. Anggrek ini memiliki batang semu atau pseudo bulb yang panjang. Bentuk batang semunya silinder dan menggelembung. Daun tunggalnya bersilangan sepanjang batang semu. Menurut sifat tumbuhnya anggrek ini termasuk

PENDAHULUAN

jenis simpodial, yaitu membentuk rumpun dan akar yang cukup banyak di setiap batang semunya. Bunga muncul pada tunas ujung, pada tanaman dewasa bunga muncul di ketiak daun. Mulai berbunga pada umur 1,5 tahun terhitung dari awal semai. Dengan budidaya intensif , penanaman seedling Dendrobium dapat berbunga pada umur 8 bulan.

b. Proses produksi

d. Pencatatan

1.5. Pengertian
a. Benih tanaman adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. b. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, meng-ganggu kehidupan atau menyebabkan kematian. c. Pestisida adalah zat atau senyawa pengatur tumbuh atau perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman. d. SOP dibuat dengan pendekatan : - Penentuan nama tindakan, menjabarkan tahapan apa di proses produksi yang harus dilakukan dengan standar tertentu agar target tercapai. Latar belakang dapat berupa hasil penelitian atau hasil studi pustaka. - Validasi, menjelaskan latar belakang yang mendasari SOP tersebut. - Langkah SOP, menjelaskan langkah detail dari SOP tersebut. - Verifikasi, isian yang menjelaskan SOP sudah dikerjakan atau belum. e. Varietas adalah bagian dari satu jenis tanaman yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.

1.2. Maksud
Maksud penerbitan SOP budidaya, panen dan pasca panen anggrek Dendrobium adalah sebagai acuan dalam melaksanakan budidaya , panen dan pasca panen yang baik dan benar sehingga meningkatkan efisiensi, produktivitas, kualitas maupun keamanan lingkungan dan petani itu sendiri.

1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan SOP anggrek Dendrobium adalah : a. Menghasilkan ditetapkan. produk dan mutu sesuai target yang

b. Meningkatkan efisiensi produksi. c. Mengatasi permasalahan yang menyebabkan target tidak tercapai melalui proses pelacakan prosedur budidaya, panen dan pasca panen. d. Melakukan koreksi terhadap prosedur budidaya, panen dan pasca panen secara cepat.

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup SOP tanaman hias meliputi : a. Penyiapan sarana produksi c. Panen dan Pasca panen

f.

Rumah lindung adalah rumah tempat tumbuhnya anggrek yang atapnya terdiri dari paranet atau plastic UV.

Bagan Alur SOP Anggrek Dendrobium


Penyiapan lokasi

Penyiapan Rumah Lindung

Penyiapan Media Tumbuh Penyedian Pot Pemasangan Penopang

P e n c a t a t a n

Pemilihan Varietas Benih


Pengeluaran Planlet dr Botol

Penanaman Pemupukan Pengairan


Penyiangan dll

Perlindungan Tanaman Panen Pasca Panen

Bab 2 Bab 2
Standar Operasional Prosedur Penyiapan Lokasi Budidaya

Penyiapan Sarana dan Prasarana Produksi


Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

Penyiapan Sarana dan Prasarana Produksi

2.1.

Penyiapan Lokasi Budidaya


Tujuan :

Penyiapan

lokasi budidaya bertujuan untuk menyediakan

ruang tumbuh tanaman anggrek sehingga dapat menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal. Ruang Lingkup Kegiatan : Menyiapkan rencana pemilihan lokasi, melakukan cek fisik lokasi dan pencatatan. Acuan/referensi : Literatur, pengalaman petani anggrek Dendrobium Standar Penyiapan Lokasi : 1) Ketinggian lahan dari dataran rendah sampai menengah (0 500) m.dpl.

2) Curah hujan < 2.000 mm/th, bulan basah lebih dari 5 bulan dan curah hujan lebih dari 200 mm. 3) Suhu udara rata-rata 25 C 27 C. 4) Suhu udara maksimum 31 C 34 C dan minimum 21 C 23 C. 5) Kelembaban nisbi 60 85%. 6) Sinar matahari 35 - 50%, 7) Aliran udara bebas (sirkulasi udara baik) 8) Tidak banjir/drainase bagus. 9) Sumber air tersedia baik dan cukup terutama pada musim kemarau, dengan pH 6 - 7. 10) Kemiringan lokasi lahan maksimum kemungkinan longsor. 250 dan bebas dari

3) Sampaikan instruksi kerja melakukan pemilihan lokasi.

kepada

petugas

yang

akan

4) Menghubungi stasiun meteorologi atau dinas pertanian terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir (curah hujan), ketinggian dari permukaan laut, kelembaban dan temperatur udara 5) Pengecekan langsung ke lokasi. 6) Lihat kondisi drainase, kelancaran pembuangan air, kemungkinan tergenang air atau kebanjiran. Kalau drainase kurang baik, dibuatkan drainase yang baik sehingga tidak banjir. Bila tidak memungkinkan, lahan jangan dipakai untuk budidaya. 7) Pengecekan data curah hujan 10 tahun terakhir, Curah hujan < 2.000 mm/th, bulan basah lebih dari 5 bulan dan curah hujan lebih dari 200 mm. 8) Ukur rata rata temperatur siang dan malam hari. Apakah temperatur rata-rata (25 C 27 C), Suhu udara maksimum 31 C 34 C dan minimum 21 C 23 C. Bila ya, lokasi tersebut cukup baik untuk budidaya. 9) Ukur kelembaban udara siang dan malam hari. Bila kelembaban udara rata-rata mencapai 60 85 %, berarti lokasi tersebut cocok untuk budidaya. 10) Cek intensitas sinar matahari yang masuk ke lahan. Bila intensitas kurang, cek apakah banyak terhalang pohon. Bila ya perlu dilakukan penebangan. Umumnya, semakin rendah lokasi dari permukaan laut , intensitas matahari akan semakin banyak yang masuk. 11) Cek aliran udara apakah bebas atau terhalang, bila terhalang apa penyebabnya. Upayakan penghalang dikurangi sehingga aliran bebas tidak terhalang. 12) Cek ketersediaan sumber air, terutama pada musim kemarau. Cek sumber air disekitar lahan dan tanyakan ke masyarakat sekitarnya, terutama muim kemarau.

11) Peruntukan lahan sesuai dengan RUTR atau RTRD. 12) Tersedia akses jalan menuju lokasi, terutama kendaraan roda empat sehingga memudahkan pengangkutan. 13) Lokasi aman terhadap gangguan lingkungan. 14) Tenaga kerja lokal tersedia dan terjangkau. 15) Catat setiap tahapan kerja dan data/informasi pendukung lainnya. Alat dan Bahan : Data iklim (curah hujan) 10 tahun terakhir, pH meter, baro meter, termo meter, hygrometer, RUTR dan RDTRD, blangko pencatatan. Prosedur Kerja Penyiapan Lokasi: 1) Siapkan rencana pelaksanaan pemilihan lokasi. 2) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemilihan lokasi.

13) Ukur pH air, pH air yang baik sekitar 6 -7. Bila terlalu rendah perlu ditaburkan dolomit seperlunya. Bila PH terlalu tinggi bisa ditambahkan asam nitrat. Bila secara ekonomis terlalu mahal, dapat dialihkan untuk mencari lokasi yang lebih sesuai pHnya. 14) Cek kualitas air, apakah terjadi pencemaran air. Bila terjadi pencemaran logam berat atau limbah beracun, sebaiknya jangan digunakan untuk budidaya, karena cukup berbahaya bagi kesehatan. 15) Cek/ukur posisi kemiringan lahan dengan busur derajat , standar yang dapat digunakan kurang dari 25 . 16) Cek kondisi dan posisi lahan, dari bahaya longsor. tentang kemungkinan bebas

ketersediaan tenaga kerja dan keamanan lingkungan, tersedia sarana jalan dan kemudahan transportasi

17) Cek peruntukan lahan dengan rujukan RUTR dan RDTRD di tata kota. Sebaiknya menggunakan lahan yang sesuai RUTR dan RDTRD untuk menghindari penggusuran. 18) Cek ketersediaan sarana jalan penghubung ke lahan usaha tani untuk memudahkan transportasi atau pengangkutan. Bila sulit dijangkau dengan alat transportasi, sebaiknya dipertimbangkan lagi. 19) Cek kondisi keamanan lingkungan, tanyakan kepada aparat pemerintah desa/kelurahan/ polsek terdekat atau tanyakan kepada masyarakat sekitarnya. 20) Kumpulkan informasi lain yang mendukung, ketersediaan tenaga kerja lokal yang cukup dan murah. 21) Catat setiap tahapan yang dilakukan dan informasi lainnya. Verifikasi : Terpenuhinya persyaratan ketinggian dari permukaan laut, kondisi lahan, curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, kebutuhan cahaya, sumber air, pH air, bebas dari pencemaran, aman longsor, sesuai RUTR dan RTRD,

Standar Operasional Prosedur Penyiapan Rumah lindung dan Saprodi

Rumah lindung terbuat dari bahan yang kuat dan tahan


Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

lama. Rumah lindung harus kokoh, sehingga tidak mudah roboh. Bentuk rumah lindung harus di atur sehingga aliran udaranya lancar. Tinggi rumah lindung 3 4 meter. Nett untuk kompot s/d seedling 70%, remaja s/d dewasa 55 65%. 2. Rak anggrek : Tinggi rak 60 80 cm dan lebar 100 120cm, kokoh dan tidak mudah roboh. Alas atas rak dibuat dari konstruksi yang memudahkan sirkulasi udara dari dan ke atas/bawah. Jarak antar rak 70 100 cm, sehingga memudahan untuk perawatan. Permukaan bawah rak, bebas dari tumbuhan atau benda lain yang dapat menggangu sirkulasi udara atau memudahkan terserangnya hama dan penyakit. 3. Permukaan bawah rak dijaga kelembabannya.

2.2.

Penyiapan Rumah Lindung dan Sarana Lainnya

Tujuan : 1) Untuk mendapatkan kondisi mikroklimat yang optimal 2) Untuk melindungi dari serangan organisme pengganggu tanaman, intensitas sinar matahari dan curah hujan yang tinggi. Ruang Lingkup Kegiatan : Perencanaan, rumah lindung, rak anggrek, jalan kebun, instalasi air , gudang, tempat parkir dan penerangan,. Acuan/Referensi : Literatur, pengalaman petani anggrek. dendrobium Penanggungjawab : Bagian sarana dan prasarana Standar Penyiapan Rumah Lindung dan Sarana Pendukung: 1. Rumah lindung : Rumah lindung memudahkan sinar matahari pagi sampai sore dan aliran udara mudah masuk ke areal tanam.

Jalan kebun: Jalan sebaiknya agak lebar 70 100 cm dan tidak licin.

4.

Instalasi air : Instalasi air tersedia dan berfungsi dengan baik, terutama pada musim kemarau. Kapasitas tampungan air mencukupi kebutuhan.

10. Pagar kebun : Pagar kebun dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan keamanan. 11. Ruang parkir : Untuk memudahkan pengangkutan peralatan, media, pot, tanaman anggrek dll, sebaiknya disiapkan tempat parkir

5.

Tempat pembuangan air limbah: Dalam kebun disediakan tempat pembuangan air limbah bekas pencucian peralatan yang digunakan. Tempat pembuangan tertutup.

dengan luas yang memadai dengan permukaan yang diperkeras dan tidak licin. 12. Sarana penerangan : Pasang lampu penerangan secukupnya, terutama bila diperlukan untuk kerja malam atau bila melayani

6.

Ruang atau tempat kerja ; Tersedia ruang cukup untuk kerja pegawai. Tidak becek, terlindung dari sengatan matahari langsung dan terlindung dari hujan.

konsumen pada malam hari.

7.

Gudang : Tersedia gudang secukupnya untuk menyimpan media, pot, pupuk, pestisida dan lain-lain.

Bahan dan Peralatan : Pipa besi/ kayu/ bambu, net, batu bata, semen, pasir, genteng/asbes, pompa air, bak penampungan air, pipa paralon, selang, cangkul, meteran, gergaji ,snar/kabel.

8.

Rumah pekerja: Tersedia istirahat pekerja yang memadai sekaligus tempat pelayanan konsumen.

Prosedur Kerja Penyiapan Rumah Lindung : 1. Perencanaan : Diskusikan kembali rencana pembuatan kebun dengan pakar atau pelaku usaha angrek yang berpengalaman.

9.

Ruang sanitasi Tersedia ruang sanitasi yang memadai

Cek kembali anggrek dendrobium pada fase apa yang akan dibudidayakan. Apakah dendrobium dari compotan s/d seedling, seedling s/d remaja atau remaja s/d berbunga. Tiap fase pertumbuhan membutuhkan perlakuan yang berbeda. Hitung rencana produksi atau rencana panen yang

ke dalam lubang sedalam 50 cm, beri pasangan bata dan dipadatkan dengan adukan semen campur pasir. Lakukan untuk semua tiang rumah lindung. Setelah kering, pasang tiang penahan dengan besi/kayu pada posisi dari dalam kebun. Lakukan untuk setiap tiang pada posisi pinggir. Pasang pipa besi/kayu diameter/ketebalan 1 1,5 inci, atau kawat galvanis diameter 2 3 cm untuk menghubungkan antar tiang sekaligus penahan net. Pasang net dengan posisi di atas pipa penghubung antar

disesuaikan kemampuan biaya dan serapan pasar. Buat sketsa gambar tata ruang kebun yang disesuaikan kemampuan biaya dan luas lahan yang ada. Hitung rencana kebutuhan bahan, biaya dan

tiang dan dijahit antar net satu dengan lainnya dengan senar atau benang nilon benang rajut. Net diikat sedemikian

pengadaannya. 2. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan

rupa pada pipa atas, sehingga net tdak akan kabur bila kena tiupan angin. Nett untuk kompot s/d seedling 70%, remaja s/d dewasa 55 65%, ada beberapa varietas tanaman yang

pembuatan rumah lindung dan sarana produksi.

3. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan


melakukan pembuatan rumah lindung dan sarana produksi. 4. Pembuatan rumah lindung : Cek kembali bentuk dan posisi rumah lindung harus di atur sehingga aliran udaranya lancar. Ukur luas rumah lindung, posisi tiang, sekitar 3 4 m disesuaikan kondisi lahan. Buat lubang tiang masing-masing: panjang x lebar x dalam sekitar 40 x 40 x 50 cm. Pasang tegak lurus tiang besi/kayu dengan tinggi 3,5 4 m jarak antar tiang

menyukai tempat agak teduh, begitu sebaliknya ada varieas yang menghendaki tempat agak panas, sehingga persentase net menyesuaikan. Siapkan kawat diameter 2 3 mm dan ikatkan kencang pada tiang rumah lindung untuk menghubungkan antar tiang dibagian luar. Ikatkan net pada kawat yang menghubungkan antar tiang sekeliling kebun sedemikian rupa sehingga net tidak

mengelembung dan kencang. Bagitu juga ikatkan net pada tiang sekeliling kebun.

Pasang

naungan antara lain dari plastik UV, fiber atau

pertumbuhan gulma. 6. Jalan kebun: Ukur Lebar jalan sekitar 70 100 cm diantara rak, buatlah jalan yang menuju kebun disesuaikan kondisi lahan. Jalan diperkeras dengan semen atau menggunakan paving blok sehingga tidak licin. 7. Instalasi air : Buatlah sumur jet pump atau sumur pompa dengan kedalaman cukup untuk menjamin ketersediaan air terutama pada musim kemarau. Siapkan bak penampung / water towrn dengan daya tampung disesuaikan luas kebun. Buat bak penampung air untuk menyiram tanaman atau tempat menampung larutan pupuk, fungisida, atau insecisida. Ukuran bak disesuaikan dengan luas kebun. Buat instalasi pipa air sampai ke titik yang strategis untuk memasang selang air. Pasang pompa air untuk menyedot air tanah ke bak penampungan air. Pasang pompa air untuk mendorong air dari bak penampungan ke pipa/selang penyiraman. Pasang nozzle yang dapat mengeluarkan air dalam

polycarbonat khusus untuk tempat anggrek dalam fase pertumbuhan compot s/d seedling, dalam fase ini sangat rentan dengan curah hujan yang terlalu tinggi yang dapat mengakibatkan pembusukan tanaman. 5. Rak anggrek : Ukur lebar rak sekitar 100 cm, tinggi rak 60 80 cm dan lebar 100 120cm. Jarak tiang rak sekitar 70 x 1,5 m. Jarak antar rak 70 100 cm, sehingga memudahan untuk operasional perawatan. Buat tiang sekaligus penyangga rak dengan bentuk

letter U dari bahan besi galvanis diameter 1,5 cm. Tinggi tiang sekitar 90 cm, lebar 100 120 cm dan ditanam sekitar 20 cm pada lubang yang disediakan dan diperkuat dengan pasangan bata dan adukan semen. Jarak antar tiang sekitar 1,5 2 m. Pasang pipa galvanis diameter 1 inci diatas tiang rak dan ikatkan sedemikian rupa dengan kawat sehinga tidak mudah bergerak. Ukuran panjang rak diseseuaikan disesuaikan kondisi lahan. Letakkan Alas atas rak dibuat dari konstruksi yang yang

memudahkan sirkulasi udara dari dan ke atas/bawah, antara lain anyaman kawat atau anyaman kawat ayam. Taburkan batu split atau pecahan bata secukupnya di bawah rak untuk menjaga kelembaban dan menekan

bentuk kabut. 8. Tempat pembuangan air limbah: Buat lubang pembuangan air limbah dengan ukuran disesuaikan luas kebun dan kondisi lahan.

11. Rumah Pekerja: Buat rumah istirahat pekerja sekaligus tempat pelayanan konsumen dengan ukuran disesuaikan dan ketersediaan anggaran. 12. Pagar Kebun :

Jarak lubang pembuangan limbah paling tidak 20 30 m dari sumur pompa. Buat saluran air dari tempat bak penampungan air dan dari kamar mandi menuju lubang pembuangan limbah. Buat tutup pembuangan limbah. 9. Ruang tempat kerja ; Buatlah ruang kerja pegawai dengan ukuran 13. Tempat sanitasi Buat tempat sanitasi yang memadai . 14. Peralatan P3K Sediakan peralatan P3K sebagai sarana pertolongan Buatlah pagar keliling kebun yang dibuat dari kawat, bambu atau tembok permanen dengan tinggi minimal 2 m.

disesuaikan. Tempat kerja diperkeras, tidak becek dan buat atap pelindung dari sengatan matahari langsung dan air hujan. 10. Gudang : Buat gudang dengan ukuran secukupnya untuk

pertama sebelum dibawa ke dokter/rumah sakit 15. Tempat Parkir : Buat tempat parkir sedemikian rupa memudahkan mobil parkir dan memudahkan menaikkan dan

menurunkan barang. Tempat parkir diperkeras, sehingga tidak becek.

menyimpan media, pot, pupuk, pestisida dan lain-lain. Tempatkan posisi gudang memudahkan pengambilan dan pemasukan barang.

16. Sarana Penerangan : Pasang instalasi lampu penerangan pada tiap sudut kebun, gudang, tempat parkir, ruang kerja dan tempat istirahat pegawai. Pasang lampu penerangan secukupnya.

Catatan : Pada contoh ini, rumah lindung dibuat dengan besi galvanis. Bila dana terbatas bahan disesuaikan dengan kemapuan dan tetap diusahakan kuat, kokoh dan tahan lama. Verifikasi : 1. Mencapai syarat kebutuhan intensitas cahaya matahari: 95% masuk standar 2. Mencapai syarat bahan penutup lantai : 90% masuk standar 3. Mencapai 85% perlengkapan terpenuhi, masuk standar dalam rumah lindung

Bersih dari lumut atau tumbuhan lain.


Standar Operasional Prosedur Penyiapan Media Tumbuh

Media tidak menjadi sarang serangga.


Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

Media akan lebih baik bila sekaligus sebagai unsur hara.

penyedia

2.3. Penyiapan Media Tumbuh


Tujuan : Sebagai tempat tumbuhnya tanaman anggrek. Ruang Lingkup Penyiapan Media Tumbuh : Pengecekan kebutuhan media tanam, mencari sumber media tanam, pilih kualitas dan jumlah, pembersihan / pencucian, perendaman dalam larutan fungisida dan pengeringan. Acuan/Referensi: Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium.

Media dapat digunakan sekitar 4 bulan. Semakin lama media digunakan, semakin asam atau pH menurun dan mengakibatkan akar tanaman sulit menyerap unsur hara dan menyebabkan daun rontok, tanaman kurus dan sulit berbunga. Penggunaan media, disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman anggrek. Setiap media mempunyai karakter membutuhkan perlakuan yang berbeda. berbeda dan

Setiap fase pertumbuhan memerlukan media tanam yang berbeda. Prosedur Kerja Penyiapan Media Tumbuh 1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penyediaan media tumbuh. 2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penyediaan media tumbuh. 3. Cek kebutuhan media tanam, yang perlu diperhatikan al : Setiap fase pertumbuhan menggunakan media tanam yang berbeda. Fase Pertumbuhan Compot s/d seedling : umumnya digunakan : Pakis, daun kaliandra, serutan kayu, sabut kelapa. Fase pertumbuhan Seedling s/d Remaja: arang, pakis, kaliandra.

Alat dan Bahan Ayakan, air bersih, martil, karung, media (arang kayu, pakis, sabut kelapa, daun kaliandra, serutan kayu, steroform, pecahan genteng. Standar Penyediaan Media Tumbuh Porus, Mudah menyerap air. Tidak mudah lapuk. Tidak cepat asam. Tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri.

Remaja s/d Berbunga : streroform, arang, pakis, batu bata, pecahan genteng. Pertimbangkan ketersediaan penggunaan itu media, di terkait daerah dengan terdekat,

Sabut kelapa mudah menyerap air, daya penyimpanan air sangat baik, mudah lapuk, mudah menjadi sumber penyakit, mudah terserang jamur, mengandung tanin yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Serutan Kayu Serutan kayu memiliki aerasi dan drainase yang baik, daya menyimpan air kurang baik serta miskin unsur hara N, mudah menjadi sarang serangga. Pecahan Batu Bata atau Genteng Sedikit menyerap air, dan mudah melepas air/draenase dan aerasi baik, mudah ditumbuhi lumut, miskin hara. Steroform

media

sendiri

disamping dipengaruhi ketersediaan dana yang tersedia. Pahami sifat atau karakter jenis media tanam. Masingmasing media tanam memiliki karakter, kelebihan dan kekurangan masing-masing, antara lain : Arang kayu; Arang kayu tidak mudah melapuk, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri, tetapi sukar mengikat air dan miskin unsur hara. Pakis

Mempunyai draenase yang baik, tidak mudah lapuk. Pakis memiliki kemampuan menyerap air tinggi, aerasi dan drainase cukup baik, melapuk secara perlahanlahan dan sedikit mengandung unsur hara yang dibutuhkan anggrek. Daun kaliandra : 5. Pilih kualitas media yang baik : Mudah menyerap air, sulit melepas air, menyediakan unsur hara N tinggi, cepat asam, mudah lapuk, mudah ditumbuhi jamur, sebagai sarang serangga. Sabut Kelapa Kriteria arang berkualitas baik antara lain : Warna hitam gelap, terbuat dari kayu keras, berat, bersih dari kotoran, serbuk, serangga/ hama, jamur, lumut, ukuran merata 3 4 cm, kering. 4. Hubungi distributor, agen atau sumber media tanam terdekat untuk mendapatkan media dengan harga relatif murah dan berkualitas baik. Pembelian dalam partai besar cenderung harganya relatif lebih murah.

Kriteria pakis berkualitas baik antara lain : warna hitam gelap, bersih dari kotoran, serbuk, dan bebas dari hama, serangga, jamur, sudah terurai, panjang 2 - 3 cm, kering. Kriteria Kaliandra : Warna coklat, bersih dari kotoran potongan kayu,

Kriteria steroform yang baik: Bersih dari kotoran, dipotong dengan ukuran 2-3 cm

6. Sediakan media dalam jumlah cukup. 7. Untuk arang, batu bata/genteng, bila ukuran masih terlalu besar diperkecil menjadi berukuran sekitar 2-3 cm. Untuk

pakis atau sabut kelapa potong potong dulu menjadi ukuran 2 3 cm. 8. Sabut kelapa direndam dulu sekitar 1 hari untuk

serangga/ hama, jamur, kering. Kriteria media pecahan bata merah/ genteng yang baik : Warna merah, bebas dari kotoran dan lumut, terbuat dari tanah liat. Kriteria media sabut kelapa yang baik : Warna coklat, bersih dari serbuk, hama, jamur, kotoran lain, lumut, bersih dari tanin/ getah sabut kelapa

mengeluarkan zat taninnya. 9. Bersihkan media dari kotoran atau benda lainnya yang dapat menggangu pertumbuhan. 10. Cuci bersih dengan air . 11. Rendam media dengan larutan fungisida sesuai dosis dalam label selama sekitar 1 jam. 12. Jemur atau kering anginkan media sebelum digunakan.

(direndam dulu min 3 hari), gunakan sabut kelapa yang telah lama dan tua. Kriteria serutan kayu yang baik al : Dari kayu kering, bebas dari getah kayu atau telah matang/netral, bersih dari hama, jamur dan kotoran lainnya.

Verifikasi : Mencapai persyaratan pemilihan media tanam yang berfungsi sebagai media tumbuh (campuran arang dan pakis, campuran pakis dan serutan kayu, campuran kaliandra dengan arang, pecahan batu bata/genteng) 90% masuk standar.

Standar Operasional Prosedur Penyediaan Pot

Nomor: SOP Dendrobium

Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

menyerap panas panas, mudah kering drainase baik, tidak disukai oleh serangga, tidak mudah ditumbuhi jamur dan lumut, tidak mudah rusak/lapuk/ pecah, memudahkan akar untuk melekat. Bahan pot, antara lain terbuat dari tanah liat, plastik. 4. Pot mudah didapat dan cukup murah. 5. Di daerah panas dan kelembaban udara rendah sebaiknya menggunakan pot tanah. 6. Di daerah dingin, curah hujan/kelembaban tinggi, sebaiknya menggunakan pot plastik, karena air yang tertangkap lebih cepat menguap. 7. Bekas pot yang masih bagus setelah melalui proses atau daur ulang dapat digunakan kembali. Untuk pot tanah dapat dicuci bersih dengan air bersih, detergen dan disterilisasi. Pot plastik dapat dicuci bersih dengan air bersih dan detergen kemudian dikeringkan. Prosedur Kerja Penyediaan Pot: 1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penyediaan pot. 2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penyediaan pot. 3. Cek fase pertumbuhan tanaman anggrek yang memerlukan penggantian pot. 4. Cek kebutuhan pot, ukuran/diameter, jumlah dan bahan pot. 5. Hubungi distributor/agen penjualan pot, untuk memperoleh harga lebih murah beli dalam jumlah banyak. Kalau mungkin, minta harga sampai terkirim di tempat. 6. Pilih, ukuran/diameter, cukup. kualitas dan jumlah pot yang

2.4. Penyediaan Pot


Tujuan : Sebagai wadah tempat media dan ruang tumbuh perakaran tanaman anggrek sesuai dengan fase pertumbuhannya. Ruang Lingkup Kegiatan : Menyiapkan pot yang sesuai dengan fase anggrek yang akan dibudidayakan. Acuan/Referensi: Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium. Standar Penyediaan Pot : 1. Diameter dan tinggi pot disesuaikan dengan kebutuhan fase pertumbuhan. Semakin besar tanaman, perakaran semakin meluas dan membutuhkan pot semakin besar diameternya. Fase pertumbuhan compot s/d seeling dapat menggunakan keranjang plastik (bila menggunakan media sabut kelapa yang diikat), tray/pot diameter sekitar 8 cm. Seedling menggunakan pot diameter 12 cm, tanaman remaja menggunakan pot berdiameter 15 cm, tanaman siap berbunga pot diameter 18 24 cm. 2. Pot memiliki lubang cukup atau aerase yang baik. 3. Bahan baku pembuatan pot tidak menghantarkan atau

7. Rendamlah pot tanah ke dalam air bersih selama 1 jam.

8. Cuci bersih pot dengan air bersih dan celupkan ke dalam larutan fungisida sesuai dosis tertera pada label. 9. Tiriskan atau keringkan ditempat yang kering .

Verifikasi

1. Pemilihan jenis pot yang mempunyai sistem drainase yang baik mencapai 90%, masuk standar 2. Pemilihan ukuran pot berdasarkan tanaman mencapai 90%, masuk standar stadia tumbuh

Standar Operasional Prosedur Pemasangan Penopang

sebagian kawat menjulur tegak ke atas sekitar 20 30 cm disesuaikan umur dan pertumbuhan/ukuran batang tanaman.
Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

Pengikat bersifat lentur, tahan karat dan tidak mudah lapuk serta mampu mengikat erat penopang dengan batang/tangkai bunga. 2. Pemasangan penopang bulb/batang tanaman 3. Yang perlu ditopang antara lain :

2.5. Pemasangan Penopang


Tujuan : Untuk menjaga agar tanaman anggrek dan tangkai dapat berdiri tegak, tahan goncangan, tidak mudah roboh dan tidak mudah patah. Batang yang mudah bergerak/bergeser menyebabkan akar mudah bergerak dan akan menghambat pertumbuhan tanaman. Ruang Lingkup Kegiatan : Penyiapan penopang dan pemasangan tanaman remaja dan dewasa Acuan/Referensi: Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium. Standar Pemasangan Penopang : 1. Penyiapan Penopang : Bahan tahan lapuk/ karatan, tidak mudah patah, lentur, mampu menahan beban batang tanaman/tangkai bunga, tahan lama. Misalnya kawat galvanis diameter sekitar 2 -3 mm. Diameter atau kuran tidak terlalu besar/kecil dan disesuaikan beban yang akan ditopang. Bentuk dan lekukkan batang kawat penopang sesuai ukuran sedemikian rupa dapat menjepit bibir pot dan penopang pada

Batang/bulb cukup panjang/ tinggi, besar dan mudah rebah. Batang/bulb tanaman yang baru ditanam. Batang/bulb tanaman yang melengkung, kurang tegak, untuk meluruskan/menegakkan kembali. 4. Pemasangan penopang harus erat, tidak mudah bergeser, tidak mudah patah, tidak mudah roboh dan tidak menyebabkan luka pada tanaman. Alat dan Bahan : Kawat galvanis tahan karat, kawat pengikat antara lain : sisa kawat telepon/tali rafia, tang. Prosedur Kerja Pemasangan penopang: 1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemasangan penopang. 2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pemasangan penopang. 3. Cek tanaman anggrek yang memerlukan pemasangan penopang dan tandai dengan ikatan rafia atau spidol kemudian hitung untuk mentukan jumlah kawat penopang. 4. Siapkan kawat galvanis diameter 2 3 mm, ukur panjang secukupnya dan potong.

5. Bentuk kawat sedemikian rupa sehingga dapat menjepit bibir pot dan sebagian terjulur ke atas sekitar 20 30 cm. Buat jumlah penopang sesuai kebutuhan. 6. Siapkan kawat pengikat antara lain dari kabel telepon secukupnya atau tali rafia. 7. Pasang kawat penopang di bibir pot, sedemikian rupa mendekat ke batang/bulb yang akan di topang. 8. Ikat bulb atau batang tanaman yang akan ditopang disatukan dengan kawat penopang 1 2 tempat sehingga tanaman tidak bergerak atau tahan goncangan. Verifikasi : Mencapai 95% penyiapan penopang sesuai dengan ukuran tananan, masuk standar


Standar Operasional Prosedur Pemilihan Varietas Benih

Kuntum bunga tidak mudah gugur Warna daun hijau mengkilat Tangkai bunga tidak mudah patah. Sesuai preferensi pasar (warna, ukuran dan bentuk bunga).

Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

2. Kalau merupakan anggrek hibrida, jelas tetuanya atau induknya. 3. Kalau hasil kultur jaringan, sudah teruji kualitasnya baik. bukan merupakan kultur jaringan yang dikultur jaringankan ulang, karena cenderung tanaman kurang baik. 4. Ada nama yang jelas. 5. Dianjurkan varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian. 6. Pemilihan benih yang berasal dari dalam botol, yang harus diperhatikan:

2.6. Pemilihan Varietas/Benih


Tujuan : Pemilihan varietas benih bertujuan untuk menghasilkan produksi yang bermutu tinggi dan diminati pasar. Ruang Lingkup Kegiatan : Mencari benih dengan varietas yang menghasilkan kualitas terbaik. Acuan/Referensi: Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium. Standar Pemilihan Varietas/Benih : 1. Pilih varietas berkualitas : tanaman anggrek yang unggul dan

- Tertulis nama yang jelas, tanggal penyemaian/umur


penyemaian yang tertera pada label/botol. - Benih dalam botol (planlet) sehat dan tidak berjamur baik pada tanamannya maupun pada media tumbuh. - Pilih ukuran planlet yang seragam, berdaun warna hijau segar, dan tidak ada yang menguning

Bebas hama penyakit. Mudah dirawat dan pertumbuhannya cepat Diameter batang /bulb cukup besar. Tinggi tanaman tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi sekitar 30 50 cm. Cepat dan sering berbunga. Jumlah kuntum minimal 10 per tangkai. Warna bunga menarik.

(senescense). - Planlet tumbuh normal tidak kerdil, komposisi daun dan akar seimbang, artinya tidak akarnya saja yang panjang sedang daunnya kecil atau sebaliknya. - Pertumbuhan relatif seragam

- Tinggi planlet sekitar 3-5 cm (perakaran dan daunnya sudah seimbang) - Media agar dalam botol masih utuh dan tidak hancur. 7. Pemilihan bibit dari split: Dari varietas berkualitas baik. Bibit sehat, tidak terserang hama dan penyakit. Pertumbuhan tanaman bagus. Perakaran sehat dan cukup. Tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bulb atau batang yang tertinggal minimal 3. 11. Pemilihan bibit dari tanaman remaja: Kondisi fisik tanaman gemuk. Pertumbuhan baik, relative seragam. Perakaran sehat. Tinggi tanaman sekitar Bulb minimal 3 batang. Bulb berdiri tegak, tidak melengkung. Fisik tanaman mulus, tidak cacat. Bebas hama penyakit. 30 cm. 10. Pemilihan bibit dari seedling: Kondisi seedling dan segar. Pertumbuhan baik, gemuk dan seragam. Perakaran sehat. Sehat, bebas hama penyakit. Tinggi seedling sekitar 15 cm. Bulb minimal 2 batang. Pertumbuhan bulb berdiri tegak, tidak melengkung.

8. Pemilihan Bibit dari Keiki (anakan yang tumbuh dari bulb/ batang): Keiki kondisi sehat. Pertumbuhan bagus. Sehat, bebas hama penyakit. Perakaran sehat, jumlah dan panjang akar cukup. Tinggi keiki sekitar minimal 10 cm. Bulb minimal 2

9. Pemilihan bibit dari compotan: Kondisi sehat, bebas hama penyakit. Pertumbuhan baik dan gemuk. Pertumbuhan seragam. Tinggi bibit sekitar 10 cm. Jumlah bulb muda minimal 2 batang.

Alat dan Bahan Alat tulis, daftar varietas anggrek, gambar atau foto varietas tanaman atau contoh tanaman.

Prosedur Kerja Pemilihan Varietas/Benih: 1. Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pemilihan varietas/benih. 2. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pemilihan varietas/benih. 3. Hubungi petani atau produsen anggrek sukses lainnya yang telah berpengalaman untuk belajar atau mendapatkan berbagai informasi varietas benih berkualitas baik. 4. Hubungi produsen atau penjual benih berkualitas yang telah berpengalaman. 5. Tanyakan varietas/benih yang berkualitas antara lain : 1) bebas hama penyakit, 2) mudah pemeliharaan, 3) diameter batang cukup besar. 4) tinggi tanaman tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi sekitar 30 100 cm, 5) cepat berbunga dan sering berbunga, jumlah kuntum minimal 10 per tangkai, 6) warna bunga menarik, 7) tangkai bunga tidak mudah patah, 8) diminati pasar, 9) kalau merupakan anggrek hybrid, 10) jelas tetuanya atau silsilah keturunannya dan merupakan hasil karya penyilang yang cukup ternama, 11) kalau hasil kultur jaringan, telah teruji berkualitas baik; 12) bukan hasil kultur jaringan ulang; 14) ada nama yang jelas; 15) sebaiknya varietas telah dilepas oleh Menteri Pertanian. 9) 7) 8) 6)

sesuai dengan rencana varietas yang akan di budidayakan, bila tidak cari produsen benih yang lain. Pilih botolan yang berisi planlet (tanaman kecil) sehat dan tidak berjamur baik pada tanamannya maupun pada media tumbuh. Pilih ukuran planlet yang seragam, berdaun warna hijau segar, dan tidak ada yang menguning (sensecense). Cek apakah planlet tumbuh normal, tidak kerdil, komposisi daun dan akar seimbang dan yang tidak hanya akarnya saja yang panjang sedang daunnya kecil atau sebaliknya. Cek apakah pertumbuhan relatif seragam.

10) Cek tinggi planlet sekitar 5 7 cm 11) Cek media agar dalam botol masih utuh dan tidak hancur. 7. Pemilihan bibit dari split: 1) 2) 3) Rencanakan veriatas dibudidayakan. Hubungi produsen berpengalaman. tanaman benih anggrek yang yang akan dan

ternama

Cek nama varietas benih, tanggal penyemaian/umur penyemaian yang tertera pada label/botol. Apakah sesuai dengan rencana varietas yang akan di budidayakan, bila tidak cari produsen benih yang lain.

6. Pemilihan benih yang berasal dari botol: 3) 4) 5) Rencanakan veriatas dibudidayakan. Hubungi produsen berpengalaman. tanaman benih anggrek yang yang akan dan

4) Cek kondisi bibit kondisi kesehatan bibit, tidak terserang hama dan penyakit. 5) Cek pertumbuhan tanaman bagus.

ternama

6) Cek perakaran sehat dan cukup. 7) Cek kondisi bibit, tidak terlalu tua atau terlalu muda. 8) Hitung jumlah bulb atau batang minimal 2.

Cek nama varietas benih, tanggal penyemaian/umur penyemaian yang tertera pada label/botol. Apakah

8. Pemilihan Bibit dari Keiki (anakan yang tumbuh dari bulb/ batang): 1) 2) 3) 4) 5) Cek apakah varietas berkualitas baik. Cek kondisi kesehatan. Cek apakah pertumbuhan bagus; Cek kesehatan perakaran dan jumlah dan panjang akar cukup. Ukur tinggi keiki, sekitar 10 cm.

5) 6) 7)

Ukur tinggi seedling sekitar 20 30 cm. Cek dan yakinkan bahwa batang/bulb subur, lurus dan tegak. Hitung jumlah bulb, minimal 3 batang.

Verifikasi : Mencapai keseragaman bibit (ukuran planlet, warna daun dan hijau segar, komposisi akar dan daun seimbang), 90% dipenuhi, masuk standar.

9. Pemilihan bibit dari compotan: 1) 2) 3) Cek apakah merupakan varietas berkualitas baik. Cek kondisi kesehatan bibit compotan. Cek pertumbuhan compot dan keseragaman.

10. Pemilihan bibit dari seedling: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Cek apakah termasuk dari varietas baik. Cek kondisi kesehat dan kesegaran. Cek pertumbuhan dan seragam. Cek kondisi kesehatan perakaran. Ukur tinggi seedling sekitar 10 15 cm Cek dan yakinkan bahwa batang/bulb subur, lurus dan tegak. Hitung jumlah bulb minimal 2 batang.

11. Pemilihan bibit dari tanaman remaja: 1) 2) 3) 4) Cek apakah termasuk dari varietas baik. Cek kondisi kesehatan dan kesegaran tanaman remaja. Cek pertumbuhan baik dan seragam. Cek kesehatan perakaran.

6. Sebelum di tanam, planlet harus tiris/kering.


Standar Operasional Prosedur Pengeluaran Planlet dari Botol

Alat dan Bahan


Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

Bibit /plant let dalam botol Kawat pengait Gunting Air bersih. Fungisida Baskom/ tempat air besih. Kertas koran.

2.7. Pengeluaran Planlet dari Botol


Tujuan : Tujuan mengeluarkan planlet atau bibit dari botol adalah untuk mendapatkan benih bermutu baik, secara fisik tidak rusak dan siap tanam. Ruang Lingkup Kegiatan : Mengeluarkan bibit tanaman anggrek dari botol. Acuan/Referensi: Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium. Standar Pengeluaran Planlet dari Botol: 1. Varietas bibit dalam botolan berkualitas baik. 2. Planlet dalam botol dalam kondisi baik dan siap

Prosedur Kerja Pengeluaran Planlet dari Botol : 1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan pengeuaran planlet dari botol. 2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pengeluaran planlet dari botol. 3) Siapkan media tanam berupa pakis cacah secukupnya di dalam pot ukuran 15 18 cm. steril

4) Seleksi planlet dalam botol sesuai kelompok varietas dengan nomor seri yang sama. 5) Cek dan pastikan planlet dalam botol dalam kondisi sehat dan siap dikeluarkan dari botol. 6) Kumpulkan planlet dalam botolan yang akan dibuka per nomor/silangan yang sama. 7) Buka tutup botol. 8) Keluarkan planlet satu persatu dengan kawat pengait pada bagian akar dan usahakan akar menghadap ke mulut botol. Letakkan planlet pada baskom berisi air bersih.

dikeluarkan. 3. Pengeluaran planlet secara hati-hati untuk menghindari cacat fisik. 4. Planlet yang telah keluar dari botol, bersih dari media agar. 5. Planlet harus bebas dari jamur.

9)

10) Cuci tanaman satu persatu di bawah kran yang mengalir hingga tidak ada lagi agar-agar yang melekat. 11) Buang akar yang rusak menggunakan gunting tajam steril. 12) Rendam sekitar 5 menit, bibit yang sudah bersih dalam larutan fungisida dengan dosis, sesuai dalam label. 13) Keringkan bibit dengan mengangin-anginkan di atas kertas koran, lebih kurang 15 (lima belas) menit. Bibit siap tanam. Verifikasi : Mencapai keseragaman bibit (ukuran planlet, warna daun dan hijau segar, komposisi akar dan daun seimbang), 90% dipenuhi, masuk standar

Bab 3

Proses Produksi
Standar Operasional Prosedur Penanaman Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

Bab

3.1. Penanaman
Tujuan : Untuk menumbuhkan bibit pada media tanam.

Proses Produksi

Ruang Lingkup Kegiatan : Menyeleksi tanaman sesuai besar tanaman, menanam ke dalam pot/kompot. Acuan/Referensi: Studi pustaka, Dendrobium. hasil penelitian dan pengalaman petani

Standar Penanaman : 1. Standar Penanaman Community pot/Compot: 1) Bibit yang dikeluarkan dari botol, benar-benar sehat dan siap tanam. 2) Pengelompokkan/seleksi menurut keseragaman ukuran

tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan ditanam dalam satu pot. 3) Media tanam dipastikan baik, untuk penanaman. 4) Bibit yang ditanam, hanya pada bagian akar saja dan dipastikan tidak mudah bergerak/bergeser. 5) Pelabelan varitas tanaman, tanggal tanam pada pot menggunakan spidol tahan air. 6) Penempatan compot pada rak khusus kompot dengan naungan paranet 70 80 %, kelembaban lebih tinggi, penyinaran hari panjang dan terlindung dari air hujan langsung. 7) Penyiraman pagi dan sore hari dengan butiran air lembut, tidak terlalu basah berlebihan. 8) Satu minggu setelah tanam diberikan vitamin B1 dengan dosis dari anjuran yang tertera pada label. 9) Pemupukan dilakukan satu bulan setelah tanam. Pemupukan dilakukan seminggu 2 kali, menggunakan larutan pupuk NPK (N tinggi) lengkap dengan unsur mikro dosis yang dianjurkan dalam label atau sekitar 1 gram/1 liter air bersih. 10) Menghindari serangan jamur, pemberian fungisida 15) 14) bersih/steril dan siap

dari anjuran yang tertera pada label. 11) Bila diperlukan, lakukan penyemprotan insektisida sesuai dosis. 12) Bila terdapat bibit yang rusak, segera diambil dengan pinset dan musnahkan dengan cara dibakar. 13) Pemeliharaan compot s/d siap panen, yaitu sekitar umur 5-6 bulan. Bibit dalam compot dapat dipanen bila telah berukuran sekitar 8 cm. Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.

2. Standar penanaman dalam pot tunggal /repotting: 1) Pemindahan tanaman/repotting, disesuaikan dengan ukuran tanaman, jumlah bulb/batang dan padatnya akar. 2) Repotting atau penanaman kembali dapat dilakukan, bila media tanam sudah lapuk atau hancur dan sudah terlalu asam (pH rendah) yang menghambat

penyerapan unsur hara. 3) Penanaman: Bibit dari compot umur sekitar 5 bulan, tinggi sekitar 8 cm dapat dipindah/ditanam ke pot individu ukuran 8 12 cm. Bibit (seedling) dari pot 8 12 cm, tinggi tanaman sekitar 15 20 cm dapat dipindah ke pot ukuran 15

diperlukan terutama bila musim hujan tiba atau kelembaban terlalu tinggi. Fungisida diberikan dosis

cm. Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi tanaman sekitar 35 cm dapat dipindah ke pot ukuran 18 cm. Tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan ke pot 24 cm. 6) Penanaman jangan dilakukan, saat musim hujan atau cuaca sering berubah dalam sehari (sering terjadi

12)

Luka bekas potongan diolesi dengan fungisida untuk menghindari pembusukan.

13)

Sebelum penanaman, akar tanaman di rendam dalam larutan perangsang akar.

14)

Penanaman dilakukan dengan memposisikan tanaman berdiri tegak, bulb muda tidak dekat bibir pot dan mengarah keruang yang lebih longgar.

pergantian hujan ke panas begitu sebaliknya). Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari resiko pembusukan atau gagal pertumbuhan. 7) Gunakan media tanam yang bersih/steril, cepat tiris, mengandung unsur hara dan sesuaikan dengan fase pertumbuhan. Media tanam dalam pot tidak terlalu

15)

Berikan

media

tanam

secukupnya,

tidak

terlalu

padat/penuh sedemikian rupa, sehingga akar dapat lebih leluasa tumbuh. 16) Letakkan tanaman yang tertanam dalam pot pada rak dengan jarak antar pot tidak terlalu rapat. 17) Naungan nett, disesuaikan dengan variatasnya. Ada

padat/tidak terlalu penuh untuk memberi keleluasaan tumbuhnya akar . 8) Pembongkaran tanaman dilakukan berhati-hati, sehingga batang/bulb dan akar tidak mengalami kerusakan berarti. 9) Akar tua, mati atau busuk dibuang. Akar yang terlalu panjang dikurangi. 10) Jumlah bulb yang akan ditanam tidak terlalu banyak. Jumlah bulb tua dikurangi, sehingga menjadi minimal 3 -4 bulb/batang. 11) Pemotongan akar dan bulb menggunakan gunting tajam steril.

varietas yang membutuhkan naungan lebih rapat sekitar 70 %, tetapi ada juga yang memerlukan 55 65 %. Karenanya kenali sifat tanaman itu sendiri. 18) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman. Prosedur Kerja Penanaman : 1. Standar Prosedur Kerja Penanaman Bibit dalam

Community Pot/ Compot: 1) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penanaman bibit dalam compot. 2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penanaman bibit dalam compot.

3) Cek bibit yang telah dikeluarkan dari botol, benar-benar sehat, bersih /steril dan siap tanam. 4) Lakukan pengelompokkan/seleksi menurut keseragaman ukuran tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan ditanam dalam satu pot. 5) Siapkan media tanam siap pakai antara lain stero form/ serutan kayu (lapisan dasar pot) s/d setengah pot, kemudian diatasnya diberi cacahan pakis hingga setinggi bagian pot. Buat gundukan pakis, memanjang setinggi sekitar 1,5 cm dari pinggir pot. Atau siapkan sabut kelapa siap pakai dengan jumlah disesuaikan benih yang akan dikompotkan. 6) Siapkan pot 15 18 cm atau kranjang plastik (tinggi sekitar 5 cm, lebar sekitar 12 cm, panjang sekitar 30 cm) yang telah dibersihkan dan siap pakai. 7) Penanaman dalam pot dengan media pakis. Bibit yang telah disiapkan di tanam/dibariskan dengan posisi berdiri, satu persatu di sepanjang gundukkan (setinggi 1,5 cm) dengan jarak sekitar 1,5 cm memanjang mulai dari pinggir bibir pot, kemudian akar ditimbun pakis yang dipilin. Lakukan seterusnya hingga penuh satu pot dan pastikan akar tidak mudah bergerak, bila kena siraman air. 8) Penanaman menggunakan keranjang dengan media sabut kelapa. Ambil bibit yang telah disiapkan, jepit akar dengan sabut kelapa (ukuran sabut diametr sekitar 2 cm, panjang sekitar 5 cm). Ikat dengan karet, sehingga akar tidak berberak, namun tidak terlalu kenceng ikatannya.

Tempatkan bibit berbaris pada keranjang, hingga penuh dalam satu keranjang. 9) Tulis label varitas tanaman, tanggal tanam pada pot menggunakan spidol tahan air. 10) Tempatkan penempatan compot pada rak khusus kompot dengan naungan paranet 70 80 %, kelembaban lebih tinggi, penyinaran hari panjang (penambahan sinar lampu hingga pukul 22.00) dan terlindung dari air hujan langsung. 11) Penyiraman pagi dan sore hari dengan butiran air lembut, tidak terlalu basah berlebihan. 12) Selama satu bulan setelah tanam, tidak dilakukan pemupukan. 13) Pemupukan seminggu 2 kali, menggunakan larutan pupuk NPK (N tinggi) lengkap dengan unsur mikro. Pemupukan 1/2 dosis yang dianjurkan dalam label atau sekitar 1 gram / liter air bersih. 14) Lakukan penyemprotan larutan fungisida seminggu sekali. Pemberian fungisida diperlukan terutama bila musim hujan tiba atau kelembaban terlalu tinggi. Fungisida diberikan dosis atau sekitar gram per litar. 15) Bila diperlukan, lakukan penyemprotan insektisida dosis atau sekitar gram/ litar. 16) Lakukan pengontrolan intensif, minimal 1 kali per hari.
17)

Bila terdapat bibit yang rusak, segera diambil dengan pinset dan musnahkan dengan cara dibakar.

18) Pemeliharaan compot s/d siap panen, yaitu sekitar umur 5-6 bulan. Bibit dalam compot dapat dipanen bila telah berukuran sekitar 8 cm. 19) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman dan pemeliharaan.
2. Standar Prosedur Kerja Penanaman Bibit dalam Pot Tunggal: 1) 2) 3) Siapkan petugas atau pekerja yang akan melakukan penanaman bibit dalam pot tunggal/ repotting. Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penanaman bibit dalam pot tunggal. Lakukan pengecekan tanaman (seedling, remaja, tanaman dewasa), apakah sudah perlu dilakukan penanaman kembali atau repotting. Pengecekan meliputi akar, keasaman media tanam, jumlah bulb, pertumbuhan tanaman, keseimbangan ukuran antara tanaman dengan pot. Ciri tanaman yang sudah perlu di repotting, terlalu penuh, banyak akar tua dan busuk, antara

12 cm. Bibit (seedling) dari pot 8 12 cm, tinggi tanaman sekitar 15 20 cm dapat ditanam ke pot ukuran 15 cm. Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi tanaman sekitar 35 cm dapat dipindah ke pot ukuran 18 cm. Tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan ke pot 24 cm. 4) Beri tanda dengan spidol atau tali raffia untuk tanaman yang perlu di lakukan penanaman kembali/repotting. 5) Lakukan pengelompokkan/sortir menurut keseragaman ukuran tinggi bibit, kesuburan dan varietas bibit yang akan ditanam untuk mengetahui ukuran dan jumlah pot, serta jumlah dan jenis media yang akan digunakan. 6) Siapkan media tanam siap pakai, antara lain : arang kayu, pakis, kaliandra siap pakai dengan jumlah disesuaikan kebutuhan. Daun daun kaliandra (untuk seedling s/d remaja) dikombinasi dengan arang dan pakis. Tanaman dewasa menggunakan arang kombinasi pakis. 7) Siapkan pot, ukuran dan jumlah disesuaikan dengan tanaman yang akan ditanam/ repotting. 8) Cek cuaca dan pastikan tidak akan ada hari hujan dalam beberapa hari saat tanam maupun sesudah tanam. Jangan dilakukan penanaman bila cuaca sering berubah dalam sehari (sering terjadi pergantian hujan ke panas begitu

lain: jumlah bulb lebih dari 4, volume akar dalam pot tinggi/

ukuran tanaman tidak seimbang lagi dengan ukuran pot, media tanam terlalu asam/pH kurang dari 5 (untuk media kaliandra telah hancur seperti tanah/ lebih dari 3 bulan, pakis lebih 5 bulan, arang lebih dari 6 bulan), media tanam banyak ditumbuhi jamur. Bibit dari compot umur sekitar 5 bulan, tinggi sekitar 8 cm dapat dipindah / ditanam ke pot individu ukuran 8

sebaliknya). 9) Pembongkaran tanaman dilakukan berhati-hati, sehingga batang/bulb dan akar tidak mengalami kerusakan berarti. Dorong media tanam dari lubang bawah pot, kurangi media tanam sedikit demi sedikit hingga bersih, pegang pada pangkal bulb utama dan tarik perlahan. Pembongkaran

19) Tanaman ditiriskan atau dikering anginkan. 20) Ambil tanaman dan posisikan tanaman berdiri tegak, akar menyentuh dasar pot, bulb muda tidak dekat bibir pot dan mengarah keruang pot yang lebih longgar. 21) Bulb/batang tanaman utama diikat pada kawat penopang menggunakan kabel lentur/tali rafia, tanaman sehingga tidak mudah bergerak. 22) dipotong 23) Letakkan tanaman yang tertanam dalam pot pada rak dengan jarak cukup antar pot, tidak terlalu rapat. Naungan nett, disesuaikan dengan variatasnya. Ada

tanaman dilakukan bertahap, disesuaikan kemampuan petugas menyelesaikan pekerjaan repotting. 10) Akar tua, mati atau busuk dibuang

menggunakan gunting tajam steril. Akar yang terlalu panjang dan terlalu padat dikurangi dengan cara

varietas yang membutuhkan naungan lebih rapat sekitar 70 %, tetapi ada juga yang memerlukan 55 65 %.

memotong dengan gunting steril. 11) Jumlah bulb tua dikurangi, sehingga menjadi minimal 3 4 bulb/ batang dalam satu pot. Potong bulb yang tua, 25) atau jumlah bulb dibagi dua masing-masing sekitar 3-4 bulb. Gunakan pemotong gunting tajam steril. 12) Luka bekas potongan diolesi dengan fungisida untuk menghindari pembusukan. 13) Sebelum penanaman, akar tanaman di rendam sekitar 10 menit dalam larutan perangsang akar sesuai dosis dalam label. 24)

Karenanya kenali sifat tanaman itu sendiri. Biarkan tanaman sekitar 2 minggu, sehinga akar mulai tumbuh sebelum diberi media tanam. Berikan media tanam secukupnya, tidak terlalu

padat/penuh sedemikian rupa, sehingga akar dapat lebih leluasa tumbuh. 26) Lakukan pencatatan setiap tahapan penanaman.

Verifikasi : 1. Community pot :

90% memenuhi tanam pada media steril, masuk standar 90% memenuhi agroklimat (kelembapan, intensitas cahaya) masuk standar mencapai jumlah bibit mati 5%, masuk standar 90% memenuhi umur/stadia tanam tanaman ( 10 cm), masuk standar 90% media steril, masuk standar 90% tinggi tanaman mencapai 15 cm, masuk standar. 90% ukuran pot (18-20 cm) dan media tanam sesuai, masuk standar. dan tinggi

Standar Operasional Prosedur Pemupukan

Nomor: SOP Dendrobium

Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

2. Tanam pada pot individu : -

3.2. Pemupukan
Tujuan : Menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggrek untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Ruang Lingkup Kegiatan : Menyiapkan pupuk yang yang diperlukan, mencari informasi mengenai dosis yang paling tepat. Acuan/Referensi: Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani anggrek Dendrobium. Standar Pemupukan : 1) Pemupukan harus tepat jenis, dosis, waktu dan tepat cara. 2) Gunakan pupuk majemuk lengkap yang mengandung unsur makro (NPK) yang diperkaya dengan unsur mikro B, Fe, Zn, Ca, Co, Cu, Mg, Mn, Mo, S. 3) Gunakan pupuk yang dipastikan jelas kandungan nutrisinya, dikeluarkan oleh perusahaan terdaftar dan kondisi pupuk tidak rusak. 4) Gunakan peralatan yang bersih. 5) Pemupukan dilakukan sesuai fase pertumbuhan tanaman. 6) Tanaman anggrek fase bibit dalam compot s/d seedling, menggunakan pupuk dengan kandungan N lebih tinggi

3. Tanam pada pot besar (untuk tanaman remaja) : -

dibanding kndungan P dan K. Masing-masing produk pupuk memiliki kandungan maupun perbandingan yang berbeda. Antara lain NPK dengan perbandingan 25 : 5 : 20; atau 20 : 15 : 15; atau 30 : 10 : 10 dll. Fase pertumbuhan bibit compot diberikan dosis anjuran. 7) Fase pertumbuhan tanaman remaja s/d dewasa, menggunakan pupuk dengan kandungan NPK rata. Seperti perbandingan NPK = 20 : 20 : 20; atau 21: 21 : 21 dll. 8) Fase pertumbuhan tanaman dewasa s/d berbunga, menggunakan pupuk dengan kandungan P tinggi dibanding N dan K. Antara lain dapat menggunakan perbandingan NPK sebagai berikut 10 : 40 : 15. 9) Dosis pemupukan antara 1 s/d 2 gram per liter air bersih. Air yang digunakan untuk pemupukan memiliki pH sekitar 6 - 7. Pemupukan dilakukan seminggu dua kali. 10) Waktu pemupukan sebaiknya pagi hari ( pukul 6.00 s/d 8.00) atau sore hari (pukul 16.00 s/d 18.00). Pemupukan untuk fase bibit dalam compot yang baru ditanam, dilakukan pemupukan satu minggu setelah penanaman. 11) Cara pemupukan dilakukan dengan menyemprotkan larutan pupuk dalam bentuk butiran lembut atau kabut air ke seluruh bagian tanaman dan media tanam hingga basah di seluruh bagian. 12) Penyemprotan pupuk dilakukan dengan jarak nozle/titik semprot dengan tanaman sekitar satu meter. 13) Bila hari hujan atau sedang banyak air, tidak dilakukan pemupukan. 14) Bila terdapat sisa larutan pupuk yang digunakan, ditampung dalam satu wadah dan dapat digunakan saat pemupukan berikutnya. 15) Peralatan yang telah digunakan untuk pemupukan dicuci bersih. Air bekas cucian dibuang dalam penampungan air limbah.

16) Pemupukan tambahan dapat dilakukan dengan pemberian pupuk slow realise dalam bentuk butiran yang diberikan ke dalam media tanam. Dosis diberikan sekitar 1 2 gram per pot atau sesuai yang tertulis dalam label kemasan. Pemupukan slow release untuk kebutuhan sekitar 4 6 bulan, sesuai label. Komposisi kandungan pupuk disesuaikan kebutuhan fase pertumbuhan. 17) Setiap tahapan pemupukan dilakukan pencatatan.

Alat dan Bahan : 1) Alat pemupukan seperti : hands sprayer, alat atau instalasi pengairan, bak air/ ember/ baskom, corong air, timbangan, sendok pengaduk dan pH meter/ kertas lakmus, gelas ukur. 2) Pupuk NPK lengkap dengan unsur mikro dengan komposisi kandungan dan jumlah disesuaikan dengan pemupukan untuk fase pertumuhan tanaman. Prosedur Kerja Pemupukan : 1) Siapkan petugas pemupukan. atau pekerja yang akan melakukan

2) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan pemupukan. Sampaikan prinsip pemupukan, tepat jenis, dosis, waktu dan tepat cara. 3) Buatlah jadwal pemupukan sesuai fase pertumbuhan, jenis pupuk, dosis, waktu dan petugas yang melaksanakan pemupukan. 4) Cek jadwal pemupukan dan cek waktu pemupukan terakhir untuk menghindari frekwensi pemupukan yang terlalu rapat. 5) Cek cuaca atau perkiraan cuaca. Bila kondisi hujan atau menjelang hujan, tidak dianjurkan melakukan pemupukan. 6) Cek fase pertumbuhan tanaman yang akan dipupuk, berapa jumlah compot/ tanaman yang akan dipupuk.

7) Cek kondisi dan kecukupan peralatan pemupukan yang akan digunakan paling tidak 1 hari sebelum pemupukan. Bila terjadi kerusakan, perlu segera diperbaiki. Bila tidak lengkap, segera dilengkapi. 8) Siapkan peralatan pemupukan dan cuci bersih menggunakan sabun deterjen. Peralatan pemupukan antara lain: hands sprayer, alat atau instalasi pengairan, bak air/ember/baskom, corong air, timbangan, sendok pengaduk, kecuali pH meter/ kertas lakmus tidak perlu dicuci . 9) Cek paling tidak 1 hari sebelum pemupukan di gudang penyimpanan pupuk. Pengecekan meliputi, jenis pupuk, jumlah dan kualitas pupuk yang akan digunakan. Bila kurang jumlah atau kualitas kurang baik, segera belanja di kios terdekat sesuai jumlah dan jenis yang dibutuhkan. 10) Baca kemasan untuk mengecek dan memastikan, pupuk diproduksi dari perusahaan yang terdaftar, kemasan dan isi pupuk tidak rusak/kadaluarsa. 11) Siapkan pupuk majemuk lengkap yang mengandung unsur makro (NPK) yang diperkaya dengan unsur mikro B, Fe, Zn, Ca, Co, Cu, Mg, Mn, Mo, S. 12) Timbang jenis pupuk yang akan digunakan sesuai kebutuhan/ dosis dalam label kemasan. Tanaman anggrek fase bibit dalam compot s/d seedling, menggunakan pupuk dengan kandungan N lebih tinggi dibanding kndungan P dan K. Masing-masing produk pupuk memiliki kandungan maupun perbandingan yang berbeda. Antara lain NPK dengan perbandingan 25 : 5 : 20; atau 20 : 15 : 15; atau 30 : 10 : 10 dll. Fase pertumbuhan bibit compot diberikan dosis anjuran. Fase pertumbuhan tanaman remaja s/d dewasa, menggunakan pupuk dengan kandungan NPK rata. Seperti perbanduingan NPK = 20 : 20 : 20; atau 21: 21 : 21 dll.

Fase pertumbuhan tanaman dewasa s/d berbunga, menggunakan pupuk dengan kandungan P tinggi dibanding N dan K. Antara lain dapat menggunakan perbandingan NPK sebagai berikut 10 : 40 : 15 . 13) Ambil pH meter atau kertas lakmus. Celupkan sebagian kertas lakmus, kemudian dekatkan dengan standar warna pH. Bila pH terlalu rendah atau kurang dari 6, sebaiknya tambahkan larutan kapur secukupnya. Sebaliknya bila lebih dari 7, diturunkan dengan menambah asam nitrat. Biasanya pengukuran pH hanya dilakukan sekali saat awal survey. 14) Larutkan pupuk dengan air bersih (pH sekitar 6-7), 2 gram perliter air dalam bak air atau langsung ke dalam hand sprayer. Untuk fase pertumbuhan bibit compot diberikan dosis anjuran( 1 gram/litar) 15) Atur nozle atau titik semprot air, sehingga air keluar seperti kabut atau lembut, dan tidak melawan arah angin. 16) Cek waktu pemupukan, pagi hari (pukul 6.00 s/d 8.00) atau sore hari (pukul 16.00 s/d 18.00). 17) Yakinkan pemupukan untuk fase bibit dalam compot yang baru ditanam, dilakukan pemupukan satu bulan setelah penanaman. 18) Yakinkan waktu penyemprotan pupuk tidak akan jatuh hujan atau sedang banyak air. 19) Atur jarak penyemprotan, nozle dengan tanaman berjarak sekitar 1 m. 20) Semprotkan larutan pupuk dalam bentuk butiran lembut atau kabut air ke seluruh bagian tanaman dan media tanam hingga basah di seluruh bagian. Lakukan dengan berjalan kearah depan tidak melawan arah angin. 21) Cek dan yakinkan, semua bagian tanaman telah dipupuk merata.

22) Peralatan yang telah digunakan untuk pemupukan dicuci bersih dengan sabun deterjen, tiriskan dan letakkan ke tempat gudang peralatan seperti semula. 23) Lakukan pemupukan tambahan dengan pemberian pupuk slow realise dalam bentuk butiran yang diberikan ke dalam media tanam. Ambil pupuk butiran slow realise, baca aturan pakai. Pastikan pemupukan slow release untuk kebutuhan sekitar 4 6 bulan, sesuai label. Komposisi kandungan pupuk disesuaikan kebutuhan fase pertumbuhan. Buka kemasan pupuk, ambil pupuk butiran dengan sendok teh atau dosis sekitar 1 2 gram per pot atau sesuai yang tertulis dalam label kemasan. 24) Setiap tahapan pemupukan dilakukan pencatatan. Verifikasi : 1) 90% komposisi pupuk sesuai dengan fase pertumbuhan, masuk standar 2) 90% pemupukan tepat, masuk standar (dosis/ konsentrasi, waktu pemberian, frekwensi dan jenis)

Standar Operasional Prosedur Pengairan

Nomor: SOP Dendrobium

Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

3.3. Pengairan
Tujuan : 1. Menyediakan kebutuhan air untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, agar proses transpirasi dan membukanya stomata berlangsung optimal sehingga proses fotosintesa bisa berjalan dengan baik. 2. Menyediakan air sebagai pengangkut senyawa-senyawa dalam tubuh tanaman dan sebagai pengatur suhu agar tidak naik terlalu tinggi pada saat hari panas. Ruang Lingkup Kegiatan : Menyiapkan jadwal pengairan, menyiapkan air bersih dan mengukur PH air, melaksanakan penyiraman dan pembukuan. Acuan/Referensi: Studi pustaka dan hasil penelitian Standar Pengairan : 1) Buatlah jadwal penyiraman yang disesuaikan kondisi cuaca, verietas dan fase pertumbuhan tanaman. 2) Sumber air tersedia dengan pH sekitar 6,5 7. 3) Air tidak tercemar logam berat atau limbah beracun.

3) Sebaiknya penyiraman dilakukan pada pagi hari, pukul 7.00 8.00 atau sore hari pukul 16.00 18.00, tidak pada waktu terik matahari. 4) Frekwensi penyiraman harus disesuaikan dengan jenis anggrek, ukuran tanaman, jenis media tumbuh, jenis pot, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin. Ada jenis/ varietas yang suka banyak air dan ada juga yang kurang suka banyak air. Media yang mudah menyerap air dan lambat melepas air, frekwensi penyiraman disesuaikan kelembaban media tanam. Bila media terlalu lembab/basah sebaiknya tidak dilakukan penyiraman. Media pot yang sifatnya menyerap dan menahan air, sebaiknya frekwensi penyiraman dikurangi disesuaikan kelembaban pot.

media tanam dibiarkan tetap kering atau tidak terlalu basah untuk menghindari busuk. 10) Penyiraman dilakukan secara merata pada seluruh bagian tanaman. 11) Hindari air tergenang disekitar tanaman. 12) Hindari percikan tanah atau kotoran naik dan menempel pada tanaman. 13) Jika lingkungan sangat kering, pada pagi hari dianjurkan dilakukan penyemprotan air secara halus hingga lembab. 14) Pada wilayah industri dan diduga air hujan mengandung keasaman tinggi, dianjurkan bila tanaman terkena air hujan tetap disiram untuk pencucian tanaman dan mengurangi keasaman. 15) Lakukan pencatatan setiap pelaksanaan penyiraman dan informasi lainnya. Alat dan bahan;

Temperatur rendah atau kelembaban tinggi dan kecepatan aliran angin rendah, sebaiknya frekwensi penyiraman dikurangi dan disesuaikan konsisinya. 5) Frekuensi penyiraman dilakukan dua kali sehari dan minimal satu hari sekali, tergantung kondisi dan situasi, terutama pada musim kering. 6) Bila hujan atau cuaca mendung, sebaiknya tidak dilakukan penyiraman. 7) Bila media tanam dalam kondisi basah, sebaiknya tidak dilakukan penyiraman. 8) Kebutuhan air penyiraman tergantung pada ukuran atau fase pertumbuhan. Semakin besar ukuran tanaman kebutuhan air semakin banyak. 9) Penyiraman pada kompot, hanya untuk melembabkan tanaman (tidak terlalu basah). Dianjurkan pada permukaan

1) Kertas kosong, alat tulis dan penggaris. 2) Alat pH meter atau kertas lakmus. 3) Pompa air, slang, nozle atau hand sprayer. 4) Air bersih. Prosedur Kerja Pengairan : 1) Siapkan petugas pengairan. atau pekerja yang akan melakukan yang akan

2) Sampaikan instruksi melakukan pengairan.

kerja

kepada

petugas

3) Sampaikan instruksi pengairan. 4) Membuat jadwal penyiraman yang disesuaikan kondisi cuaca, verietas dan fase pertumbuhan tanaman. Ambil kertas kosong, alat tulis dan penggaris.

Buat kolom nomor, tanggal, waktu, petugas penyiraman, tanda tangan dan keterangan cuaca dll.

5) Penyiapan air bersih: Ambil air bersih secukupnya dan tampung kedalam bak penampung air. Mengukur pH air. Ambil kertas lakmus, Celupkan kertas lakmus ke air yang akan digunakan untuk penyiraman, Dekatkan kertas lakmus basah tersebut ke table standard pH. Bila pH kurang dari 6,5 7, tingkatkan dengan pemberian larutan kapur dan ukur kembali sehingga pH mencapai 6,5 - 7. Bila pH di atas 7, turunkan dengan pemberian larutan asam nitrat dan ukur kembali sehingga mencapai pH 6,5 7. Pengukuran pH air juga dapat dilakukan dengan pH meter. Cek dan pastikan air tidak tercemar logam berat atau limbah beracun. Bila terjadi perubahan pada warna air, dan bau, sebaiknya dilakukan pengecekan ke laboratorium terdekat. 6) Pelaksanaan penyiraman: Cek jadwal penyiraman untuk melihat dan memastikan penyiraman telah dilakukan dan kapan penyiraman berikutnya dilakukan. Cek cuaca, dan pastikan dalam waktu dekat tidak akan terjadi hujan, atau telah terjadi hujan. Penyiraman dapat dilakukan bila tidak akan hujan dan sebelumnya tidak hujan.

Kecuali untuk daerah di kawasan industri yang diduga banyak terjadi pencemaran udara dengan keasaman tinggi, bila telah terjadi hujan sebaiknya disiran. Cek temperatur, kelembaban dan kebasahan media tanam. Bila temperatur rendah, kelembaban tinggi dan media tanam kondisinya basah, tidak perlu dilakukan penyiraman. Bila kondisi sebaliknya, perlu dilakukan penyiraman. Cek dan pastikan, tidak dalam kondisi cuaca panas terik. Atau pastikan penyiraman akan dilakukan pada pagi hari, pukul 7.00 8.00 atau sore hari pukul 16.00 18.00. Cek dan pastikan jenis/varietas yang suka banyak air dan yang kurang suka banyak air, untuk memastikan frekwensi perlakuan penyiraman. Cek dan kelompokkan tanaman menurut fase pertumbuhan atau ukuran tanaman, untuk memudahkan pengaturan penyiraman. Semakin besar ukuran tanaman kebutuhan air semakin banyak. Bila terjadi hujan terus menerus dan media tanam kondisi lembab atau basah, sebaiknya tidak dilakukan penyiraman untuk menghindari busuk. Ambil peralatan dan pastikan peralatan dalam kondisi siap pakai dan bersih. Atur titik keluarnya air/nozle sehingga air keluar lembut/ dalam bentuk kabut. Atur jarak antara nozle dengan tanaman yang akan disiram sekitar 60 100 cm. Siramlah tanaman secara merata dengan air ke seluruh bagian tanaman maupun media tanam. Hindari air tergenang disekitar tanaman. Hindari percikan tanah atau kotoran, naik dan menempel pada tanaman. Kecuali bibit pada kompot, hanya untuk melembabkan tanaman (tidak terlalu basah). Permukaan media tanam

dibiarkan tetap kering atau tidak terlalu basah untuk menghindari busuk. 7) Lakukan pencatatan setiap pelaksanaan penyiraman dan informasi lainnya. Verifikasi : 1) 2) 80% air irigasi baik (PH, kandungan mineral), masuk standar 90% perlakuan pengairan tepat (frekwensi pengairan, waktu, teknis pengairan), masuk standar

Standar Operasional Prosedur Penyiangan dll

Nomor: SOP Anggrek Dendrobium

Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

3.4. Penyiangan, pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak / terserang hama penyakit serta pengontrolan kondisi kebun.
Tujuan Mengurangi persaingan penyerapan hara dan air, memperbaiku sirkulasi udara serta mengurangi serangan hama penyakit dengan menghilangkan tumbuhan liar sebagai inang/sumber penyakit atau infeksi. Ruang Lingkup Penyiangan Acuan / Referensi : Literatur, hasil penelitian dan pengalaman petani Dendrobium. Penanggung Jawab : (nama penanggungjawab pelaksana kegiatan) Stndar Operasional Prosedur Stndar Penyiangan, Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang penyakit: 1) Penyiangan : Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma atau tumbuhan liar yang tumbuh pada media tanam, di pot, rak atau di bawah rak. Dalam pelaksanaan pembersihan diupayakan tidak mengganggu tanaman utama yang dibudidayakan. Gulma atau tumbuhan liar yang telah dicabut dikumpulkan dalam satu lubang dan dibenam.

Penyiangan dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali. 2) Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/terserang hama penyakit : Daun tua dan bagian tanaman yang rusak (daun, bulb) karena terserang hama dan penyakit dibersihkan dengan pemotongan. Dalam pelaksanaan pembersihan diupayakan tidak mengganggu tanaman yang dibudidayakan. Bagian tanaman yang dibersihkan dikumpulkan dalam satu lubang dan dibenam atau dibakar. Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang hama penyakit dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali. 3) Pengontrolan dan perbaikan kondisi kebun. Pengontrolan kebun dilakukan pada seluruh bagian kebun antara lain: sarana kebun meliputi kondisi tiang net, net, rak, saluran air, gudang, instalasi air, tempat pembuangan limbah, saluran drainase dll. Bila terjadi kerusakan segera diperbaiki. Lakukan minimal 2 minggu sekali. Pengontrolan dan perbaikan kecil atau pembenahan kebun secara rutin untuk menghindari kerusakan yang semakin besar, sehingga akan menekan biaya operasional. 4) Pencatatan setiap tahapan pelaksanaan penyiangan dan pemotongan bagian tanaman yang rusak . Alat dan bahan : Sarung tangan, gunting, keranjang/pengki/karung. kored/ cangkul kecil, parang, dan

3) Sampaikan instruksi kerja kepada petugas yang akan melakukan penyiangan dan pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang hama penyakit. 5) Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan penyiangan dan pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang hama penyakit. 6) Penyiangan : Cek setiap pot tanaman, apakah ada tumbuhan /gulma, lumut yang tumbuh. Cabut secara hati-hati tumbuhan/gulma, dan bersihkan lumut yang melekat pada pot/rak. Cek tumbuhan liar/gulma yang tumbuh di bawah rak/ atau disekitar kebun. Cabut, potong tumbuhan liar/gulma yang tumbuh di bawah rak atau disekitar kebun dengan menggunakan parang/cangkul. Gulma atau tumbuhan liar yang telah dicabut dikumpulkan dalam satu lubang dan dibenam/ dibakar. Penyiangan dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali. 7) Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak terserang hama penyakit : Cek daun tua dan bagian tanaman yang rusak (daun, bulb) karena terserang hama dan penyakit dibersihkan dengan pemotongan. Ambil gunting steril, potong daun tua dan bagian tanaman yang rusak (daun, bulb)/terserang hama dan penyakit. Gunting yang telah digunakan untuk memotong bagian tanaman yang terserang penyakit, segera disterilkan kembali dengan mencuci kembali menggunakan detergen. Jangan digunakan untuk memotong bagian tanaman sehat lainnya, sebelum disterilisasi kembali.

Prosedur Pelaksanaan Penyiangan dan Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang penyakit: 1) Siapkan rencana pelaksanaan penyiangan dan pemotongan daun tua atau bagian tanaman yang rusak/ terserang hama penyakit. 2) Siapkan petugas atau pekerja yang akan menyiang dan pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/terserang hama penyakit.

Lakukan pemotongan dengan tidak mengganggu tanaman yang dibudidayakan. Bagian tanaman yang dibersihkan/dipotong dikumpulkan dalam satu lubang dan dibenam atau dibakar. Pemotongan daun tua, bagian tanaman yang rusak/ terserang hama- penyakit dilakukan secara rutin, minimal 2 minggu sekali.

Standar Operasional Prosedur Perlindungan Tanaman

Nomor: SOP Anggrek Dendrobium

Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

5) Pengontrolan dan perbaikan kondisi kebun. Lakukan pengontrolan kesekeliling kebun yang dilakukan pada seluruh bagian kebun antara lain: sarana kebun meliputi kondisi tiang net, net, rak, saluran air, gudang, instalasi air, tempat pembuangan limbah, saluran drainase, termasuk kondisi tanaman dll. Bila terjadi kerusakan, buat daftar prioritas kemudian diperbaiki sesuai urutan prioritas. segera

3.5. Perlindungan Tanaman


Tujuan Pengendalian tanaman bertujuan untuk melindungi tanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman. Ruang Lingkup Perlindungan tanaman Acuan / Referensi : Perlindungan tanaman mengacu pada ketentuan sbb.: 1) Undang-Undang (UU) nomor 12, tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman 2) Peraturan Pemerintah Perlindungan Tanaman; (PP) Nomor 6, tahun 1995, tentang

6) Pencatatan setiap tahapan pelaksanaan penyiangan, pembersihan bagian tanaman yang rusak dan pengontrolan serta perbaikan kebun. Catat hal-hal yang perlu ditindak lanjuti.

Verifikasi : Sekitar tanaman anggrek bersih dengan tumbuhan liar, daun tua dan bagaian tanaman yang rusak serta kebun dalam kondisi baik.

3) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/OP.210/9/1999, tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan; 4) Literatur dan pengalaman petani anggrek dendrobium.nanggungjawab pelaksana kegiatan) Standar Operasional Prosedur Perlindungan Tanaman : 1) Upayakan perlindungan tanaman dilakukan berdasarkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Tindakan pengendalian preventif yang dikembangkan sebagai upaya menghindari terjadinya serangan OPT dengan cara

budidaya tanaman sehat pengendalian secara alami.

dan

mengoptimalkan

peran

Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh dari cemaran bahan kimia (pestisida).

Tindakan kuratif yang merupakan tindakan pengendalian jika populasi OPT berada pada tingkat di atas ambang ekonomi. Tindakan represif yang diambil harus mengutamakan cara-cara yang ramah lingkungan, seperti cara mekanik, penggunaan agens hayati dan penggunaan pestisida sedapat mungkin dihindarkan.

Prosedur Kerja Perlindungan Tanaman : 1) Kepala Kebun merencanakan perlindungan tanaman. 2) Mengumpulkan petugas yang akan melaksanakan perlindungan tanaman. 3) Kepala kebun memberikan instruksi kerja kepada petugas untuk melaksanakan perlindungan tanaman. 4) Lakukan tindakan preventif : 4.1) Lakukan budidaya tanaman sehat, yaitu : a Gunakan bibit yang sehat. Ciri tanaman sehat antara lain akarnya tumbuh lebat, daunnya berwarna hijau terang/cukup tua, fisik tanaman normal. Gunakan bibit yang benar-benar unggul, sehingga pertumbuhannya baik dan lebih tahan serangan penyakit. Buat saluran drainase yang baik dengan membuat kemiringan selisih 2 cm per meter, sehingga air mengalir baik dan tidak menggenang, Sirkulasi udara berlangsung baik. Hindari kerusakan fisik, Jangan terlalu banyak menyiram tanaman. Jarak tanam jangan terlalu rapat. Jangan menanam atau meletakkan tanaman di tempat terlalu teduh. Upayakan pada tanaman tidak mengalami luka. Bila bagian tanaman terluka /terpotong segera olesi dengan fungisida dan bakterisida dan biarkan mengering untuk menghindari serangan bakteri atau jamur.

2) Tindakan preventif dikembangkan dan direncanakan sebelum tanam dan dalam pelaksanaannya diintegrasikan dalam sistem budidaya tanaman. Tindakan responsif diambil berdasarkan pengamatan di lapang. 3) Pengembangan pengendalian harus didasarkan pada pengenalan gejala serangan, penyebab sumber serangan, cara penyebaran/ penularan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT. 4) Lakukan pencatatan tentang langkah-langkah pengendalian OPT yang dilakukan dan informasi lainnya. Alat dan Bahan: Alat potong tanaman (pisau, gunting tanaman) Jaring serangga. Alat semprot (hand sprayer) Blanko pengamatan mingguan. Bahan pengendalian kuratif (agens hayati, pestisida (bio-pestisida, pestisida kimiawi) dan musuh alami (parasitoid, patogen, predator) untuk mengendalikan OPT. Air sebagai bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih. Ember sebagai bahan untuk mencampur pestisida dengan air. Pengaduk untuk mengaduk pestisida dengan air. Takaran/gelas ukur untuk menakar pestisida dan air.

b c

d e f g h i

Pisahkan tanaman terinfeksi dan musnahkan serta segera lakukan pencegahan. Jika menyentuh bagian yang busuk, tangan harus dicuci sebelum memegang tanaman lain. Sterilkan pisau atau gunting untuk memotong. Hindari tanaman kekurangan zat hara/kurang pupuk

Informasi pokok mengenai jenis OPT utama yang terdapat pada setiap fase/ stadia pertumbuhan tanaman anggrek Dendrobium, sebagai berikut: a) Belalang Hama ini suka memakan pucuk-pucuk daun dan dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain. Pengendalian : Penyemprotan dengan insektisida secara rutin sebulan sekali. Jika populasi besar, penyemprotan insektisida 7 10 hari sekali. b) Keong (Subulina octana, Keong Telanjang, Keong Belicong) Menyerang bagian akar dan daun dengan cara melukai dan menyerap sari makanan anggrek sehingga pertumbuhan terhambat. Pengendalian : Menyemprotkan bahan aktif metal dehida ditambah dengan air atau disebarkan dengan mencampurkan dedak. Merendam pot dalam larutan insektisida seminggu sekali.

k l

m Hindari pemupukan berlebihan. n Menjaga tingkat keasaman tanah.

4.2) Lakukan pengendalian secara alami. 5) Pengendalian dengan tindakan represif. a Lakukan pengamatan berkala seminggu sekali untuk melihat jenis dan tingkat populasi OPT. b Identifikasi jenis serangan OPT. Kenali gejala serangan, penyebab sumber serangan, cara penyebaran/penularan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan OPT. Setelah diketahui dilakukan. penyebabnya, lakukan tindakan kuratif

b c

Tindakan mengutamakan cara-cara yang ramah lingkungan antara lain: Tindakan cara mekanik antara lain penangkapan hama dengan jaring dan dimatikan, memotong bagian tanaman yang sakit dll. Tindakan penggunaan agens hayati atau bio-pestisida sesuai jenis OPT. Penggunaan pestisida sedapat mungkin dihindarkan. Bila terpaksa menggunakan pestisida sebagai alternatif terakhir. Gunakan jenis pestisida yang terdaftar dan dizinkan Mentan, tepat jenis, dosis, mutu, waktu, cara dan alat aplikasi penggunaan pestisida.

c) Kumbang Penggerek Menyerang batang/bulb dengan membuat lubang di tengahtengah batang. Larva Kumbang ini bisa merusak daun-daun muda. Pengendalian : penyemprotan dengan insektisida secara rutin sebulan sekali. Jika populasi besar, penyemprotan insektisida 7 10 hari sekali. d) Kumbang Gajah (Orchidophilus arterrimus Wat) Serangan larva menyebabkan daun berlubang-lubang kuning dan layu. Serangan kumbang dewasa

6) Lakukan pencatatan perkembangan populasi OPT, tindakan preventif dan responsif yang dilakukan serta pencatatan informasi lain yang dianggap perlu.

menyebabkan kematian pada tanaman yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pengendalian : e) Kutu Putih (Pseudococcus sp) Kutu menyerang ujung akar, bagian sebelah bawah batang. Bagian tanaman yang terserang akan berwarna kuning dan akhirnya mati. Pengendalian : f) Tungau Merah (Tenuipalpus pacificus) Gejala serangan terdapat garis putih keperakan pada permukaan daun akhirnya daun berwarna coklat dan berlekuk-lekuk, daun kemudian gugur. Pada Dendrobium bulbnya menjadi gundul. Pengendalian : menggunakan akarisida yang sistemik atau berpenetrasi yang terdaftar dan diizinkan. g) Tungau Jingga (Dolichotetranychus vandergoots) Serangan pada ketiak daun dan diantara pelepah dengan batang/bulb sehingga pelepah bagian teratas dan pangkal helai daun berbercak hitam. Aliran air dan hara ke daun terputus, seluruh daun akan menguning kemudian gugur. Pengendalian : h) Siput Setengah Telanjang (Parmarion pupillaris) Gejala serangan siput memakan daun dan membuat lubang-lubang tidak beraturan. Akar dan tunas anakan juga diserang. i) Siput Telanjang (Parmarion pupillaris)

Gejala serangan mirip parmation. siput menyerang pada malam hari. Bagian tanaman yang diserang adalah daun dan pucuknya. Pengendalian siput dapat menggunakan Molukisida dicampurkan dengan dedak basah dan ditaburkan disekitar pertanaman. Siput Telanjang akan mati bila Molukisida dicampur dengan rajangan tembakau/tape atau air minuman keras.

Beberapa penyakit yang menyerang anggrek


1. Penyakit yang disebabkan cendawan a) Penyakit Rebah Semai (Phytium) dan tanaman yang baru dipindahkan, kecil maupun besar yang diserang akarnya sehingga menjadi busuk, tanaman menjadi layu dan tidak dapat tumbuh normal. Pengendalian : Menggunakan fungisida direkomendasikan 1 2 minggu sekali. b) Penyakit Panu Daun (Colletotrichun sp) Daun Dendrobium yang terserang akan menguning, kemudian gugur. Bulb menjadi gugur sehingga bunga yang dihasilkan menurun kuantitas dan kualitasnya. Pengendalian : dengan fungisida yang direkomendasikan 1 2 minggu sekali. c) Penyakit Busuk Pucuk (Phytopthora sp) Gejala serangan : Pucuk di ujung bulb yang masih vegetatif terlihat menguning dan pangkal pucuknya agak basah. Pucuk ini mudah dicabut

karena jaringannya telah rusak, sering terjadi titik tumbuh terserang juga sehingga pertumbuhan bulb terhenti. Pengendalian : Dengan menggunakan fungisida yang direkomendasikan 2 minggu sekali.
2. Penyakit yang disebabkan Bakteri (Erwinia sp)

Bakteri ini menyerang pot kelompok, sehingga anak semai mati dalam beberapa hari dan terlihat seperti diseduh air panas atau seperti lalab yang direbus, pada Dendrobium dapat menyerang daun yang susah tua. Penyakit ini hebat jika temperatur dan kelembaban tinggi. 3. Penyakit yang disebakan Virus Dendrobium Mozaik Virus Gejala serangan : daun mengalami bercak hitam cekung, bunga tidak mengalami perubahan warna, pertumbuhan tanaman terhambat. Untuk mencegah penyebaran Virus : Kendalikan Kutu Daun atau serangga lain yang mungkin dapat berperan sebagai vector Virus.

Hindari meletakkan pot di atas pot tanaman lain untuk mencegah penularan Virus melalui tetesan air siraman. Verifikasi : 90% melakukan pengamatan dini dan mengidentifikasi adanya OPT, masuk standar. 90% melakukan pengendalian OPT, masuk standar (jenis pestisida, dosis/konsentrasi, waktu, tehnik pengendalian).

Bab 4

Panen danPasca Panen


Standar Operasional Prosedur Panen Nomor: SOP Anggrek Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

Bab

4.1. Panen
Tujuan : Untuk mendapatkan kualitas tanaman/bunga sesuai dengan permintaan pasar. Anggrek Dendrobium dapat dipanen dan dijual dalam berbagai fase pertumbuhan antara lain: fase bibit dalam compot, bibit seedling, remaja, tanaman berbunga atau dipanen bunganya. Ruang Lingkup Kegiatan : Pengecekan spesifikasi tanaman pemanenan, sortasi, labelisasi. Acuan/Referensi: Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani anggrek Dendrobium. Penanggung Jawab : (nama penanggungjawab pelaksana kegiatan) yang diminta konsumen,

Panen dan Pasca Panen

Standar Prosedur Panen :

1) Pastikan spesifikasi tanaman yang akan dipesan konsumen. 2) Cukup umur, kondisi prima sesuai fase pertumbuhan tanaman dan sesuai spesifikasi tanaman yang diinginkan konsumen. 3) Upayakan dalam proses panen, tanaman tidak mengalami kerusakan. 4) Cuaca saat panen tidak dalam kondisi hujan. 5) Bunga potong dipanen pada pagi hari, sebelum terbit matahari. 6) Bunga potong yang akan dipetik 30% (5 6 kuntum) belum mekar. 7) Pencatatan pelaksanaan panen. Prosedur Kerja Panen : 1) Hubungi konsumen, untuk menanyakan kepastian spesifikasi tanaman Dendrobium yang inginkan (nama varietas, warna bunga, jumlah bulb, kesuburan tanaman, daun, jumlah tangkai bunga, jumlah kuntum bunga, jumlah yang mekar dan belum mekar, jumlah tanaman masingmasing varietas). 2) Tanyakan kembali kepada konsumen, apakah tanaman akan diambil tidak dilepas dari pot atau dilepas dari pot. Bila dilepas dari pot, kapan mau diambil atau harus dikirim. Atau yang diminta hanya bunganya saja sebagai bunga potong. 2) Lakukan pengecekan fisik ke areal tanaman Dendrobium, apakah spesifikasi tanaman dan jumlah tanaman yang diminta konsumen sesuai dengan yang ada di areal tanam. 3) Buat rencana persiapan panen; 4) Hubungi petugas yang akan memanen, berikan Instruksi pemanenan kepada para petugas yang akan memanen. 5) Cek cuaca dan pastikan saat panen tidak hujan. 6) Seleksi tanaman Dendrobium yang akan di panen sesuai spesifikasi yang diminta konsumen. 7) Pastikan kembali jumlah yang dapat dipanen untuk memastikan apakah jumlah maupun spesifikasi tersebut memenuhi permintaan. 8) Komunikasikan dengan pimpinan kebun dan konfirmasikan dengan konsumen, terutama bila spesifikasi dan jumlah kurang memenuhi

syarat. Bila diputuskan memenuhi syarat, maka proses panen dilanjutkan. 9) Penen pot plant dengan cara mengambil dan kumpulkan tanaman atau bunga yang dipanen di tempat teduh. 10) Bila dipanen dalam bentuk pot plant, kelompokkan menurut nama varietas. Kelompokkan menurut ukuran atau spesifikasi dan kualitas tanaman. 11) Untuk bunga potong, pastikan akan dipetik pagi hari sebelum terbit matahari. 12) Cek bunga potong yang akan dipetik 30% (5 6 kuntum) belum mekar. 13) Potong pangkal tangkai bunga menggunakan gunting steril. 14) Cek kembali, apakah kualitas atau spesifikasi telah sesuai keinginan atau selera konsumen. 15) Bila spesifikasi atau jumlah kurang sesuai, perlu segera dilengkapi. 16) Bila belum ada pelabelan (pot plant), beri nama atau label tiap tanaman menggunakan spidol permanen atau kertas label. 17) Lakukan pencatatan pelaksanaan pemanenan dan informasi lain yang dianggap perlu. Standar panen : a. Standar Panen Pot Plant: 1) Standar Bibit Kompot Siap Panen : Varietas unggul /berkualitas baik dan jelas nama serta asal induknya. Umur sekitar 4 6 bulan. Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun) bebas hama penyakit Pertumbuhan subur (daun hijau segar) dan seragam. Tinggi bibit lebi dari 6 cm

Tidak ada kerusakan fisik. Bulb atau batang tanaman kokoh, berdisi tegak 2) Standar Bibit dari seedling Siap Panen: Varietas unggul /berkualitas baik dan jelas nama serta asal induknya. Umur sekitar 5 6 bulan. Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun) bebas hama penyakit Pertumbuhan subur (hijau daun segar) dan seragam. Tinggi bibit lebi dari 10 15 cm. Jumlah bulb muda minimal dua batang. Tidak ada kerusakan fisik. Bulb atau batang tanaman kokoh, berdiri tegak 3). Standar Bibit dari Tanaman Remaja Siap Panen: Varietas unggul /berkualitas baik dan jelas nama serta asal induknya. Umur sekitar 6 7 bulan. Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun) bebas hama penyakit Pertumbuhan subur/gemuk (daun hijau segar) dan seragam. Tinggi bibit lebi dari 30 40 cm. Jumlah bulb muda minimal tiga batang. Tidak ada kerusakan fisik. Bulb atau batang tanaman kokoh, berdisi tegak . Bulb tidak tumbuh/keluar keiki.

4). Standar Bibit dari Tanaman Dewasa Siap Panen: Varietas unggul/berkualitas baik dan jelas nama serta asal induknya. Kondisi kesehatan bibit baik (perakaran, bulb dan daun) bebas hama penyakit. Kondisi tanaman mulus. Pertumbuhan subur/gemuk (daun hijau segar) dan seragam. Tinggi bibit lebih dari 30 cm s/d 100 cm. Jumlah bulb minimal tiga batang. Tidak ada kerusakan fisik. Bulb atau batang tanaman kokoh, berdisi tegak . Bulb tidak tumbuh/keluar keiki. Jumlah tangkai bunga minimal 1 batang. Keluar kuntum bunga knop besar.

b. Standar Bunga Potong Siap Panen: 1) 2) 3) Bunga dipetik 30% (5 6 kuntum) belum mekar. Tangkai atau kuntum bunga tidak rusak atau cacat. Tangkai dan bunga bersih dari kotoran.

4) Tangkai dan bunga terbebas dari hama penyakit. Verifikasi : Spesifikasi tanaman memenuhi minimal 95%, masuk standar. selera konsumen terpenuhi

4) Tanaman yang sudah lepas dari pot, jangan ditumpuk terlalu banyak, maksimal penumpukan 4 tanaman.
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen Nomor: SOP Anggrek Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

5) Tanaman harus dalam kondisi kering dari air, sebelum di bungkus/ packing. 6) Paking menggunakan kertas yang menyerap air, tidak mudah robek, tidak terlalu tebal. 7) Pembungkusan tanaman tidak terlalu kencang, tetapi tidak mudah lepas. 8) Susun silang dalam kardus dengan ukuran disesuaikan panjang dan volume yang akan dipacking. Penyusunan dilakukan dengan posisi daun ketemu daun hingga penuh dan tidak mudah bergeser. . 9) Kardus diberi lubang angin secukupnya. 10) Kardus di tutup rapat dengan selotip, sehingga kuat. 11) Tulis nama pengirim dan alamat tujuan. 12) Sesampai ditempat tujuan, diupayakan segera dibongkar dan diamankan dari sinar matahari langsung dan air hujan. 13) Bungkus segera dibuka dan dibiarkan 2 3 hari untuk penyesuaian kondisi setempat dan disiram. 14) Jika ditanam kembali, diberikan vitamin B1 sebanyak 2 kali seminggu selama 1 bulan. 15) Rendam akar tanaman beberapa menit kedalam perangsang akar dan tiriskan. 16) Lakukan penanaman/ repotting.

4.2. Pasca Panen


Tujuan Memberikan perlakuan kepada tanaman atau bagian tanaman yang baik, sehingga tanaman atau bagian tanaman kondisinya tetap baik dan bertahan lama. Ruang Lingkup Pasca panen Acuan / Referensi :

Studi pustaka, hasil penelitian dan pengalaman petani anggrek Dendrobium. Standar Pasca Panen: Pot plant untuk pengiriman melalui pesawat udara atau pengiriman melalui bis/cargo: 1) Setelah panen dikumpulkan dalam satu lokasi, pada tempat yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. 2) Dicek ulang, baik kondisi tanaman, jumlah maupun varietas tanamannya sesuai permintaan konsumen. 3) Bila tanaman akan dilepas dari pot, lakukan pelepasan dari pot secara hati-hati.

Pot plant untuk pengiriman melalui angkutan darat (truk/ pick up) dalam jumlah banyak: 1) Setelah panen dikumpulkan dalam satu lokasi, pada tempat yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. 2) Dicek ulang, baik kondisi tanaman, jumlah maupun varietas tanamannya sesuai permintaan konsumen. 3) Bila tanaman akan diangkut tanpa lepas dari pot, lakukan pelepasan dari pot secara hati-hati. 4) Tanaman harus dalam kondisi kering dari air, sebelum di bungkus/ packing. 5) Paking menggunakan kertas yang menyerap air, tidak mudah robek, tidak terlalu tebal. 6) Pembungkusan pada bagian bulb, daun dan tangkai/kuntum bunga tidak terlalu kencang, tetapi tidak mudah lepas. 7) Susun bot posisi berdiri berjajar, diantara pot diletakkan lagi pot tanaman lain seterusnya hingga penuh satu bak mobil. 8) Usahakan penyusunan rapat dan tidak mudah bergerak. 9) Dalam proses pengangkutan, usahakan diatasnya diberi naungan paranet, bila dipastikan hari tidak hujan. 10) Bila hari diperkirakan hujan, diatasnya diberi naungan terpal. Sebaiknya dalam proses pengangkutan tidak mengalami kehujanan yang dikawatirkan tanaman akan busuk. 11) Sepanjang perjalanan, pengangkutan dilakukan lebih berhatihati. 12) Sesampai ditempat tujuan, diupayakan segera dibongkar dan diamankan dari sinar matahari langsung dan air hujan. 13) Bungkus segera dibuka.

Standar Pasca Panen Bunga Potong (Perendaman Tangkai Bunga):


1) Setelah panen dikumpulkan dalam satu lokasi, pada tempat yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. 2) Dicek ulang, baik kondisi tanaman, jumlah maupun kualitas tanamannya sesuai permintaan konsumen. 3)

Seleksi menurut panjang tangkai, jumlah kuntum, jumlah kuntum yang mekar, maupun kemulusan tangkai/bunga. Pisahkan bunga yang rusak/cacat akibat serangan Organisme
Pengganggu Tanaman serta kerusakan mekanisme.

4) 5) 6) 7) 8) 9)

Tempat/wadah untuk tempat merendam harus bersih. Gunakan air bersih, Gunakan larutan pengawet Chrysal 2 gr/liter, 20 gr Sukrosa dan Asam Sitrat 150 ppm. Perendaman tangkai bunga Dendrobium segera setelah petik dalam larutan di atas selama 90 menit. Sebelum di paking di kering anginkan/di tiriskan. Pangkal tangkai bunga dipotong 1 cm, kemudian dibungkus kapas basah atau ke dalam tabung kecil yang berisi air bersih atau dapat ditambah bahan pengawet agar ketahanan bunga lebih lama. pangkal tangkai dengan karet, tiap 10 tangkai bunga. Bungkus/lindungi bunga dengan lembaran plastik yang diikat dengan selotip pada pangkal tangkai bunga.

10) Ikat 11)

12) Gunakan container dos sesuai ukuran untuk packing dan diberi lubang angin secukupnya. Pilih jenis karton yang kuat, seperti corogated karton dan tahan berat. Ukuran kemasan bunga potong Dendrobium adalah :

- Untuk kelas mutu XL, L = 81 x 42 x 42 cm - Untuk kelas mutu M, S, BQ = 76 x 38 x 42cm Kemasan/dus dilubangi pada sisi panjang dan lebar dengan diameter lubang 2 cm. 13) Susun ikatan bunga dalam dos, bunga ketemu bunga hingga penuh. Jumlah tumpukan maksimal 3 ikatan. Standar Kualitas Bunga Potong : Standar klas bunga potong anggrek berdasarkan panjang tangkai bunga S, M, L, jumlah bunga yang mekar dan kuncup bunga.
No. Spesifikasi Kelas I
min 60 cm min 16 min 6 maks 6 tidak ada lengkap tidak ada tidak ada

Kelas II
min 50 cm min 12 min 8 maks 4 tidak ada lengkap tidak ada tidak ada

Kelas III
min 40 cm min 8 min 6 maks 2 tidak ada lengkap tidak ada tidak ada

1. Panjang malai
2. Jumlah bunga keseluruhan 3. Jumlah bunga mekar 4. Jumlah kuncup 5. Bunga rusak 6. Susunan bunga dalam malai 7. Bekas pestisida 8. Binatang hidup

Verifikasi : 90% menggunakan bahan kimia pengawet yang tepat, masuk standar 95% perlakuan pemberian bahan kimia pengawet tepat, masuk standar (waktu pemberian, tehnik pemberian, frekwensi). - Mencapai 90% pengepakan, masuk standar

V. PENCATATAN
Standar Operasional Prosedur Pencatatan Nomor: SOP Dendrobium Tanggal Dibuat ................... Revisi ..... Tanggal ...... Disahkan .................

Bab

Pencatatan

Tujuan : Agar setiap tindakan dan perlakukan yang diberikan dapat ditelusuri tingkat kebenarannya berdasarkan pedoman SOP dan GAP. Langkah langkah 1) Siapkan buku pencatatan untuk semua aktivitas persiapan, produksi, panen dan pasca panen. . 2) Pencatatan dilakukan mulai dari kondisi lingkungan, aktivitas persiapan, proses produksi, panen dan pasca panen, setiap tahapan kegiatan yang dilakukan tiap hari, serta kejadian maupun tahapan antisipasi yang dilakukan, nama petugas/pelaksana dll. Catatan yang benar harus disimpan minimum 2 tahun. 3) Catatan tersebut antara lain mencakup : Nama usaha; Alamat usaha; Varietas, jumlah yang ditanam, jumlah panen, produksi ; Penggunaan sarana produksi; Pupuk (jenis, metode/teknik pemupukan, dosis, pelaksanaan pemupukan, stadia tanaman, tanggal penggunan, lokasi/tempat pembelian). Pestisida (jenis, dosis/konsentrasi, OPT sasaran, waktu aplikasi, frekuensi, lokasi/ tempat pembelian). Serangan OPT dan pengendalian (jenis OPT, stadia pertumbuhan tanaman, kerugiannya, waktu serangan OPT).

Penilaian Pelaksanaan SOP: Standar Operasional Prosedur memiliki tiga bobot pelaksanaan, yaitu : 1) Anjuran : dianjurkan untuk dilaksanakan

2) Sangat dianjurkan : sangat dianjurkan untuk dilaksanakan 3) Wajib : wajib atau harus dilaksanakan

Setiap kelompok standar di beri nilai skor 0 s/d 10. Nilai yang diberikan disesuaikan berdasarkan penerapan/kondisi di lapangan dengan ketentuan sebagai berikut : Skor penilaian per kelompok kegiatan: 9 10 : proses atau persyaratan / prosedur telah sepenuhnya telah dilaksanakan 5 8 : dilaksanakan sebagian besar atau mendekati pelaksanaan penuh 2 4 : dilaksanakan hanya sebagian kecil dari norma yang bersangkutan 0 1 : persyaratan atau proses tidak dilakukan sesuai kaidah norma Total Skor : 1141 1900 dan semua norma kegiatan kelompok wajib telah diterapkan, diartikan telah sesuai dengan norma budidaya tanaman hias yang baik dan benar. 571 1140 dan semua norma kelompok sangat dianjurkan telah dirapkan diartikan sebagi mendekati persyaratan norma budidaya tanaman hias yang baik dan benar. s/d 570 diartikan sebagai kurang sesuai dengan norma budidaya tanaman hias yang baik dan benar.

You might also like