Professional Documents
Culture Documents
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
Namun kita semua harus tetap sadar bahwa bisnis kita adalah bisnis yang memiliki risiko tinggi. Disamping risiko finansial akibat persaingan usaha, risiko dari operasional juga tidak kalah pentingnya. Kesalahan dan atau kekurang hati-hatian sekalipun kecil, bisa berdampak besar bagi kelangsungan bisnis kita maupun kelangsungan masa depan kita dan keluarga. Bisnis kita dalam memasarkan produk Minyak dan Gas Bumi dan produk turunannya mengandung berbagai potensi bahaya baik terhadap pekerja, fasilitas, konsumen, lingkungan dan masyarakat. Untuk itu, perusahaan harus selalu mengedepankan aspek keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan dalam seluruh kegiatan operasinya. Mengingat bahwa Safety is everybodys responsibility, maka seluruh jajaran direksi, manajemen dan pekerja harus memiliki komitmen untuk menciptakan dan menjaga operasi yang bebas dari kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan sehingga tercipta rasa aman dan nyaman baik bagi pekerja, pelanggan, mitra kerja, masyarakat dan stake holder lainnya. Dalam rangka memenuhi komitmen tersebut, perusahaan menerbitkan Buku Panduan K3LL untuk dapat dijadikan nara sumber bagi seluruh pekerja di lingkungan Direktorat Pemasaran Niaga dalam melaksanakan tugasnya. Tiada artinya kesuksesan yang tinggi bila diikuti kecelakaan, baik yang menimpa mitra, pelanggan, masyarakat maupun lingkungan apalagi pekerja.
A. Faisal
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
Safety, Health dan Environment atau K3LL saat ini sudah tidak lagi dipandang sebagai Cost atau beban bagi unit usaha. Aspek K3LL sudah menjadi suatu kebutuhan dan bagian dari operasi perusahaan. Karena dengan menerapkan aspek K3LL yang built in dalam operasi, akan tercipta jaminan atau garansi kontinuitas operasi, sehingga perusahaan dapat selalu exist dan terus bergerak maju dalam memenangkan persaingan. Dit. Pemasaran & Niaga selaku pemasok BBM, telah beberapa kali di audit aspek pengelolaan K3LL oleh konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli pada harga yang murah, namun juga mengharapkan adanya jaminan kontinuitas supply/operasi yang ditunjukkan dengan rendahnya tingkat risiko karena adanya pengelolaan aspek K3LL yang baik. Gangguan pada pemasok juga berarti sebagai cost bagi perusahaan. Kita harus ingat, akibat insiden yang hanya berlangsung satu detik, bisa memusnahkan segala impian dan masa depan pekerja, rekan kerja, mitra kerja, lingkungan maupun keluarga. Aspek K3LL bukanlah tugas fungsi K3LL saja, namun merupakan tanggung jawab kita semua. Safety is a shared responsibility. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menaruh perhatian yang tinggi terhadap aspek K3LL dalam melaksanakan tugas dan mengejar target perusahaan. Dengan buku panduan K3LL ini diharapkan dapat membantu para pekerja dalam memberikan pemahaman aspek K3LL yang sesuai dengan bidang tugasnya, sehingga dengan berbekal pengetahuan yang lengkap pada gilirannya akan membentuk kesadaran pribadi yang kuat. Mari kita capai Visi kita. Dengan K3LL menuju Perusahaan Kelas Dunia.
Achmad Mizan
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
KATA PENGANTAR
Sudah menjadi kebijakan dan komitmen PT Pertamina untuk menjalankan operasi perusahaan dengan memenuhi standard dan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan (K3LL) sehingga memberikan rasa aman baik bagi pekerja, masyarakat sekitar maupun seluruh stake holder perusahaan. Agar kebijakan dan komitmen tersebut dapat terlaksana hingga ke lini operasi, maka perlu disediakan panduan untuk melaksanakan kaidah-kaidah K3LL agar bisa dijadikan rujukan bagi pekerja didalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari. PT. Pertamina Direktorat Pemasaran dan Niaga telah menerbitkan buku Panduan K3LL pada tahun 1993 dan telah direvisi pada tahun 2002. Namun dengan berkembangnya operasi perusahaan maupun peraturan perundangan, dalam beberapa hal sudah tidak sesuai sehingga perlu dilakukan Up Dating. Dalam revisi kali ini, perubahan yang dilakukan antara lain adalah penggunaan istilah yang lebih familiar bukan sekedar translate bahasa, pemasukan peraturan dan kebijakan perusahaan yang baru, penggunaan kalimat yang lebih ringkas dan pemberian nomor halaman serta penjilidan dalam bentuk buku. Bagian yang mendapatkan revisi signifikan antara lain pada : 1. Operasi LPG, dilakukan perubahan dalam pemakaian istilah menjadi yang lebih familiar bagi pekerja serta perbaikan gambar yang pada edisi terdahulu tidak jelas. 2. Pelumas dan Petrokimia dilakukan perubahan hampir menyeluruh, karena edisi yang terdahulu sudah tidak sesuai dengan kondisi operasi sekarang. 3. Manajemen Kebakaran, dimasukkan tuntunan estimasi kebutuhan air pemadam untuk suatu Depot. 4. Segi pengetikan dan tata bahasa untuk menghindarkan salah persepsi. Kami menyadari bahwa Buku Panduan K3LL ini bersifat dinamis dan belum maksimal dalam mempertimbangkan berbagai aspek operasional, kebijakan maupun peraturan dan perundang-undangan sehingga perlu terus disempurnakan untuk menjadi standard operasi perusahaan yang terbaik (best practice). Untuk itu apabila ada masukan perihal Buku Panduan ini agar segera disampaikan ke K3LL&M Dit. Pemasaran & Niaga, Gedung Annex lantai 7 Telp.021-3815504, Fax.021-3455344
Jakarta, 18 November 2008 Manajer K3LL & MM Dit. Pemasaran dan Niaga.
A. Yuliandi B.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 1 /28
I 1.1.
1.1.1 1.1.2
Umum Pendahuluan
Latar Belakang Maksud dan tujuan
I- 2 I- 2 I- 2 I- 3 I- 3 I- 3 IIIII4 4 4 7 8
1.2.
1.2.1 1.2.2
Lingkup Kegiatan
Standard Ruang Lingkup
1.3.
1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4
1.4.
Definisi/Batasan
I - 14
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I UMUM
I - 2 /28
1.1.0. PENDAHULUAN 1.1.1. LATAR BELAKANG PERTAMINA Bidang Pemasaran dan Niaga mempunyai tugas dalam bidang penyediaan dan pelayanan BBM dan Gas Bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, disamping pemasaran hasil-hasil Minyak dan Gas Bumi serta produk-produk Petrokimia dan produk-produk lainnya di dalam dan luar negeri. Di dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut selalu terkait aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Agar dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan adanya suatu Buku Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan yang dapat diberlakukan di semua jajaran unit kerja Bidang Pemasaran dan Niaga PERTAMINA, sehingga dapat diharapkan adanya keseragaman dan keterpaduan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 1.1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Buku Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan ini dimaksudkan untuk dapat dijadikan pedoman umum dalam hal melaksanakan kegiatan Perencanaan Fasilitas Instalasi, Kegiatan Operasi, Transportasi, Pemeliharaan dan Perluasan serta sistem Pembinaan dan Pelaporannya, dengan mendasarkan pada Safety Code, peraturan terkait serta berwawasan lingkungan. Adapun penyusunan buku ini bertujuan untuk memberikan pedoman umum agar dalam melaksanakan kegiatannya mulai dari saat perencanaan, pengelolaan fasilitas, kegiatan penyediaan, penimbunan, penyaluran/penyerahan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non BBM, Fabrikasi serta sistem pengelolaannya dapat dilakukan dengan aman, seragam serta sesuai dengan peraturan yang berlaku ditinjau dad aspek Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan. Yang dimaksud dengan produk produk Minyak Bumu adalah sebagai berikut : 1. Produk BBM a. Premium b. Minyak Tanah c. Minyak Solar d. Minyak Diesel (MDF) e. Minyak Bakar (MFO) 2. Produk Khusus dan Aviasi a. Avtur b. Avigas c. Pertamax d. Pertamax Plus e. Solar Dex f. BioSolar
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
3. Produk Pelumas dan Grease a. Berbagai produk pelumas mesin otomotive b. Berbagai produk pelumas Gardan c. Berbagai produk pelumas Mesin Industri d. Gemuk Pertamina 4. Produk Gas Domestik a. Elpiji (Liquified Petroleum Gas) b. BBG (Bahan Bakar Gas) c. Musicool d. LGV (Liquified Gas for Vehicle) 5. Produk Petroleum lainnya a. Methanol b. Minasol c. Low Aromatic White Spirit (LAWS) d. Special Boiling Point (SBP) e. Special Gasoil (SGO) f. Minarex g. Polytam (Poly Propylene Pertamina) h. Purified Terephthalic Acid (PTA) i. Parafinic 60 dan 95 j. Pertasol k. Methmix.
I - 3 /28
1.2.0. LINGKUP KEGIATAN. 1.2.1. Standard. Standard atau Code yang digunakan di dalam Buku Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. IP. Marketing Safety Code. IP. Refining Safety Code. IP. Electrical Safety Code. IP. LPG Safety Code Practice. IP. Petroleum Pipe Line Safety Code. National Fire Protection Association.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
1.2.2. Ruang Lingkup.
I - 4 /28
PERTAMINA Bidang Pemasaran dan Niaga dalam melaksanakan tugasnya yakni mengelola BBM dan Non BBM di dalam negeri selalu mendasarkan pada safety, tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dan berwawasan lingkungan. Sehingga di dalam Buku Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan ini ruang lingkup kegiatan yang dibahas meliputi: 1. 2. 3. 4. Operasi BBM. Operasi LPG Operasi Pelumas Operasi Petrokimia & Aspal
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 5 /28
d. Uap BBM lebih berat dari udara. Bila ada kebocoran atau tumpahan, uap BBM akan mengalir sepanjang permukaan tanah atau melalui parit dan turun ke level yang lebih rendah. Pengenceran kadar uap BBM ini diudara mungkin berlangsung lambat. e. Cairan BBM mengapung diatas air. Bila terjadi kebocoran atau tumpahan di area yan mengandung air, produk akan menyebar dipermukaan air. Jika produk yang bocor atau tumpah ini mencapai fasilitas drain, bisa ikut mengalir jauh hingga ke area berbahaya. Karena cairan mengapung di air, penggunaan air untuk pemadaman bisa memperluas kebakaran.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 6 /28
Lower Flammable limit / LFL (batas flammable terendah). Bila persentasi uap lebih besar dari 8% volume, campuran juga tidak dapat terbakar dan disebut campuran kaya (too rich) atau diatas Upper Flammable Limit/UFL (Batas flammable tertinggi)
1.3.2.4. Hazardous Atmosfir dalam ruangan. a. Tekanan uap produk adalah faktor penting dalam informasi suatu hazardous
atmosfir. i. Produk yang memiliki tekanan uap rendah pada temperatur handling ( misal : minyak tanah atau solar), akan menghasilkan atmosfir dalam ruang kosong tangki berupa campuran miskin. Akan tetapi, uap dalam ruang kosong tersebut bisa terbakar pada temperatur dibawah flash pointnya jika produk berada dalam bentuk kabut atau spray seperti yang timbul akibat pengisian yang cepat atau turbulent. Produk dengan tekanan uap tinggi (contoh : premium) bila telah mencapai keseimbangan biasanya akan membentuk campuran kaya. Produk dengan tekanan uap sedang setiap saat bisa membentuk campuran flammable dan karenanya akan terbentuk Hazardous Atmosfir dalam ruang kosong tangki selama handling. Contoh produk ini adalah Avtag (Jet B, JP4) bahan bakar aviasi. Kondis yang sama dari Hazardous Atmosfir di ruang kosong tangki dapat terbentuk pada kondisi pergantian pengisian. Lihat clausul 1.2.5. dan juga selam proses gas freeing tangki yang sebelumnya berisi produk yang memiliki tekanan uap tinggi.
ii. iii.
b. karena itu yang paling penting adalah mengambil langkah-langkah kehati-hatian mencegah resiko terbentuknya sumber api, seperti listrik statis, selama operasi bila kondisi hazardous atmosfir ada dalam ruang kosong tangki atau bila hazardous atmosfir dapat terbentuk akibat sumber api.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
1.3.3. LISTRIK STATIS
I - 7 /28
ii. Resiko terbesar dari kebakaran oleh listrik statis terjadi ketika pengisian produk akumulator listrik statis pada kondisi dimana terdapat campuran uap yang flammable dalam ruang kosong tangki.
ii. Kegiatan settling titik-titik air atau partikel padat dalam tangki yang mengandung cairan BBM. iii. Pembentukan gelembung gas atau udara melalui produk BBM.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 8 /28
Penanganan produk-produk BBM memerlukan perhatian yang serius terhadap kemungkinan teijadinya api, kebakaran dan ledakan karena produk-produk ini merupakan bahan yang mudah menyala/terbakar. Uap bahan bakar minyak yang tercampur dengan udara pada konsentrasi tertentu dapat terbakar dengan adanya sumber penyalaan (bunga api/lidah api), tetapi campuran uap bahan bakar dan udara itupun bisa terbakar dengan sendirinya tanpa adanya sumber penyalaan, pada tekanan dan temperatur tertentu. Campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar dengan memberikan suatu sumber penyalaan, jika kandungan uap bahan bakar dalam udara tersebut berada diantara batas daerah dapat terbakar bawah dan batas daerah dapat terbakar atas atau Lower Flammable Limit (LFL) dan Upper Flammable Limit (UFL). Batas daerah dapat terbakar (Flammable Limit) dari beberapa senyawa hidrokarbon dan beberapa produk minyak bumi dapat dilihat pada Tabel 1.1. PersoniI yang berkecimpung dalam penanganan BBM harus mengetahui Flammable Limit dari produk BBM yang dikelola, sehingga dapat segera melakukan tindakan pencegahan, agar produk-produk yang ditanganinya tidak menimbulkan bahaya kebakaran, misalnya dengan mempertahankan agar campuran uap bahan bakar dan udara dijaga berada dibawah lower flammable limit atau diatas upper flammable limit. Campuran uap bahan bakar dan udara yang berada dibawah lower flammable limit dijamin tidak akan menimbulkan bahaya kebakaran, tetapi untuk campuran yang berada diatas upper flammable limit harus mendapatkan perhatian yang serius.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 9 /28
Tabel 1.1 Batas Daerah Dapat Terbakar Dari Beberapa Senyawa Hidrokarbon
Flammable Limits Percent Vol/Vol Lower Methana Ethana Propana Benzena Butana Toluena Pentana Hexana Heptana Crude Oil Gasoline Naptha Kerosine Avtur
Sumber :
Senyawa
Upper 14,0 12,5 9,5 8,0 8,5 7,0 7,8 7,5 6,7 10,0 7,6 5,0 5,0 6,0
5,3 3,0 2,2 1,6 1,9 1,3 1,5 1,2 1,2 1,0 1,4 0,8 0,7 1,6
Campuran uap bahan bakar dan udara diatas upper flammable limit (UFL) memang tidak bisa terbakar, tetapi jika kita menangani campuran ini kita harus mempertimbangkan kemungkinan adanya udara disekitarnya yang mungkin terdifusi kedalam campuran tadi sehingga campuran itu dapat berubah menjadi campuran dibawah upper flammable limit. Jika hal ini terjadi maka campuran tersebut akan menjadi campuran yang bisa terbakar. Uap bahan bakar yang mempunyai daerah (range) flammable limit (selisih upper limit dengan lower limit) yang lebar atau besar, lebih berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran dari pada uap bahan bakar yang mempunyai range flammable limit sempit atau kecil, karena untuk bahan yang mempunyai range flammable limit lebar kebakaran bisa terjadi pada range komposisi bahan bakar dan udara yang lebar. Jika range flammable limitnya sempit maka pengendalian agar komposisi bahan bakar dan udara diluar range flammable limit akan lebih mudah. Range flammable limit bisa dipersempit dengan menambahkan "inert gas" kedalam campuran uap bahan bakar dan udara. Oleh karena itu tindakan purging dengan menggunakan inert gas kedalam tangki timbun, selain bertujuan agar komposisi uap bahan bakar diluar range flammable limit juga agar range flammable limit menjadi lebih sempit.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 10 /28
Penanganan bahan bakar pada temperatur yang tinggi juga harus mendapatkan perhatian yang serius, karena range flammable limit akan menjadi makin lebar dengan kenaikan suhu. Sifat mudah terbakarnya suatu cairan/minyak biasanya dinyatakan dengan flash point. Cairan/minyak yang mempunyai flash point lebih rendah dari 0C (32F) sering disebut flammable liquid. Bahan bakar dengan flash point yang tinggi untuk bisa terbakar harus dipanaskan terlebih dahulu hingga terbentuk gas yang cukup dalam campurannya dengan oksigen. Titik nyala (Flash Point) dari produk BBM juga harus diketahui oleh petugas yang menangani BBM tersebut, agar selalu menjaga kondisi penanganan yang aman. Dengan mengetahui nilai flash point tersebut, petugas bisa mengetahui pada temperatur berapa uap yang ditimbulkan oleh BBM cair tersebut bisa menyala, sehingga jika disekitar daerah operasi terdapat sumber penyalaan (source of ignition) maka pengawasan harus lebih diperketat. Tabel 1.2 Spontaneous Ignition dari beberapa Senyawa Hidrokarbon
Hydro Carbon Methana ( CH4 ) Ethana (C2H6) Propana (C3H6) Butana (C4H10) Pentana (C5H12) Hexana (C6H14) Heptana (C7H16) Oktana (C8H18) Nonana (C9H20) Benzene (C6H6 ) High Seed Diesel Medium Diesel Oil Fuel Oil Avigas Premium /Mogas Minyak Tanah / Kerosine Avtur Pelumas Wax Spontaneuous Temperature Ignition (C) 536 514 466 406 309 234 223 220 206 580 338 338 225-410 429 280 250 254 250 -415 245
Dari tabel 1.2. dapat dilihat, makin panjang rantai karbon makin rendah temperatur penyalaannya (Spontaneous Ignition Temperature).
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 11 /28
Pada waktu kita melakukan pengelasan (pada saat perbaikan) pada pipa-pipa penyalur BBM, kita juga harus hati-hati, karena kemungkinan adanya sisa-sisa cairan atau uap BBM dalam pipa yang dapat menimbulkan kebakaran sewaktu pengelasan. Pada temperatur tertentu BBM bisa terbakar dengan sendirinya tanpa adanya sumber api (source of ignition), apabila dikabutkan dan dikenakan pada permukaan material yang panas seperti steam pipe, knalpot dll. Temperatur penyalaan secara penyalaan sendiri dari senyawa hidrokarbon dapat dilihat pada Tabel 1.2. Jadi produk-produk seperti fuel oil, pelumas dan solar dapat diperkirakan mempunyai temperatur penyalaan yang rendah karena rantai karbonnya panjang, maka penanganan produkproduk ini perlu mendapatkan perhatian yang serius.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 12 /28
Disamping digunakan sebgai bahan bakar, LPG juga bisa digunakan untuk refrigerant, untuk menggantikan fungsi freon yang saat ini mulai dibatasi produksi dan penjualannya.. Produk Refrigerant Musicool yang dipasarkan oleh Pertamina dibuat dari campuran propana dan butana dengan komposisi tertentu, disesuaikan peruntukannya. b. Polypropylene Pertamina (Polytam). Polytam berbentuk butiran, yang dihasilkan dari proses polimerisasi propylen. Polytam ini dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan karung plastik dan tali rafia. Karena bersifat sebagai plastik maka produk polytam ini tahan cuaca dan tidak mudah rusak oleh suhu tinggi, bahan kimia (asam, basa dan garam). c. Purified Terephthalic Acid (PTA). PTA yang berbentuk powder ini mempunyai rumus kimia C6H4(C00H)2. PTA dibuat dari bahan baku Paraxylene, dan saat ini digunakan untuk bahan baku untuk pembuatan serat polyester sebagai bahan baku sandang. PTA dikemas didalam kantong (bag) yang beratnya masingmasing 1 ton, dan setiap 20 ton dimasukkan di dalam satu kontainer. d. Petroleum Coke. Petroleum Coke (Coke) berupa zat padat yang hampir seluruhnya terdiri atas kristal-kristal Karbon (C). yang berbentuk amourphous sampai graphite dengan Carbon Hydrogen Ratio antara 18 sampai 1000. Ada 2 (dua) macam Coke yaitu Green Coke dan Calcined Coke. Green Coke adalah coke yang dihasilkan oleh proses pengolahan residu dengan pemanasan pada suhu tinggi dan waktu yang lama di dalam. Delayed Coker Unit, sedangkan Calcined Coke adalah coke yang dihasilkan dari pengolahan lanjut Green Coke di dalam unit Kalsinasi yang disebut Calciner. Perbedaan utama antara Green Coke dan Calcined Coke secara visual adalah dapat dilihat dari warna Green Coke yang hitam berkilat agak basah, sedangkan Calcined Coke berwarna hitam agak kelabu dan kering. Green Coke mengandung Karbon antara 85-90% dan Calcined Coke mengandung karbon 95-99% berat. Green Coke digunakan sebagai bahan baku pembuatan Calcined Coke, bahan bakar padat (solid fuel) pada industri peleburan baja, industri logam, peleburan timah di Pulau Bangka dan sebagainya. Calcined
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 13 /28
Coke digunakan untuk Industri Peleburan Aluminium (PT Inalum), Industri Logam, Industri Calcium Carbida (CaC2), Industri Graphite Electroda, Carbon sebagai unsur pengisi pada industri baja. e. Methanol. Methanol disebut juga Metil Alkohol (CH3OH), Carbinol atau Wood Alcohol dibuat dari gas alam dengan dasar proses steam reforming. Metanol ini.adalah berupa zat cair yang tidak berwarna, berbau pedas, mudah terbakar, mudah larut di dalam air. Metanol ini adalah bahan baku yang diperlukan pada industri kayu lapis, plastik, farmasi dan sebagai bahan bakar campuran bensin. f. Solvent (LAWS, SBP, SGO). Jenis solven Low Aromatic White Spirit (LAWS), Special Boiling Point (SBP) dan Special Gasoil (SGO) ini dihasilkan dari proses distilasi minyak bumi. Produk ini digunakan di dalam industri. Bahan ini berupa cairan tidak berwarna dan mudah terbakar. LAWS banyak digunakan di dalam industri cat (sebagai pelarut) dan sebagai pengencer (thinner), industri pestisida sebagai pelarut dalam pembuatan pestisida (pembunuh hama), industri pupuk seperti PUSRI untuk pencucian peralatan dan sebagainya. SBP banyak dipakai oleh industri ban (digunakan di dalam proses pembuatan ban), industri lem (digunakan untuk bahan pembuatan lem). SGO digunakan pada pabrik obat misalnya, bahan ekstraksi Kina. g. Minarex Minarex adalah ekstrak produk hasil samping Lube Oil Plant yang dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis yaitu Minarex A, B, C dan D. Minarex ini berupa cairan yang relatif tidak mudah menguap dan mempunyai flash point cukup tinggi (435F). Penggunaan Minarex ini tergantung pada jenisnya masing-masing. Minarex A Dapat digunakan sebagai bahan pencampur bersama plasticizer (pelumas) pada proses pembuatan produk-produk PVC dan kulit imitasi. Minarex B Pada umumnya digunakan pada industri produk yang terbuat dari karet yang berwarna gelap, misalnya industri ban, belt conveyor dan dapat digunakan pada industri tinta cetak yang berwarna hitam. Minarex C dsn D Dapat digunakan di dalam industri tinta cetak yang memproduksi warna-warna terang.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
h. Parafinic 60 dan 95.
I - 14 /28
Produk ini digunakan sebagai oil yang bermutu tinggi, khusus dibuat untuk industri barang-barang karet seperti ban kendaraan bermotor, tali kipas, suku cadang karet kendaraan, karet sintetis dan base oil untuk printing ink. Parafinic 60 dan 95 ini berupa cairan yang berwarna agak gelap, dan mempunyai flash point relatif tinggi (204F). Disimpan di dalam tangki timbun atau drum. i. Minasol. Minasol adalah merupakan produk samping yang berupa kondensat dari produk utama LPG. Minasol ini adalah berupa cairan tidak berwarna dan mudah menguap serta mudah terbakar. J. Bahan Kimia Pertanian. Bahan kimia pertanian ini berbentuk cairan, mudah menguap dan beracun serta mudah terbakar. Kegunaan pada umumnya adalah sebagai pestisida yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama atau penyakit tanaman misalnya fungisida, herbisida, insectisida dan sebagainya. Produk ini dikemas di dalam kemasan drum dan plastik dalam berbagai ukuran.
1.4.0. DEFINISI/BATASAN.
Dalam rangka menyamakan pengertian dalam kegiatan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) maka, digunakan terminology sebagai berikut:
A
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR): Suatu alat pemadam api / kebakaran yang beratnya tidak lebih dari 16 kg (35 Ibs), dapat berdiri sendiri (tanpa harus ditunjang dengan peralatan lain), dapat dipindah-pindahkan dari suatu tempat ketempat yang lain dan dapat digunakan/dioperasikan oleh satu orang. Media pemadam yang digunakan dapat berupa air, busa kimia (chemical foam), tepung kimia kering (dry chemical powder), gas inert (nitrogen/karbon dioksida) atau cairan yang mudah menguap (halon).
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 15 /28
ALAT PERNAFASAN DEBU (DUST RESPIRATOR): Masker yang dapat menutupi seluruh muka atau mulut dan lubang hidung dan dilengkapi dengan alat penyaring udara guna menghilangkan debu dan partikelpartikel secara efisien. ALAT PERNAFASAN KANISTER (CANISTER RESPIRATOR): Alat yang digunakan untuk menjamin bahwa pemakainya memperoleh hawa yang dimurnikan melalui masker atau penutup mulut dengan menghilangkan gas dan uap yang berbahaya dari persediaan udara. Alat ini tidak cocok untuk udara dengan kadar oksigen rendah atau udara yang mengandung gas atau uap beracun dengan konsentrasi yang besar. APMS (AGEN PREMIUM DAN MINYAK SOLAR): Adalah Agen Premium dan Minyak Solar, dimana biaya pengiriman (angkutan) BBM ke lokasi agen ditanggung sendiri oleh agen yang bersangkutan, sedang harga penjualan BBM sesuai dengan Keputusan Kepala Daerah (Gubernur atau Bupati) setempat. ALAT UNTUK BERNAFAS (BREATHING APPARATUS): Alat yang menjamin agar pemakainya mendapatkan udara murni (bersih) terus menerus dari sebuah tabung dan dialirkan melalui slang ke masker, topi, helm atau penutup mulut.
B
BACK LOADING: Pemuatan elpiji/BBM dari suatu Peralatan/Pembungkus/Instalasi/ Elpiji Filling Plant untuk dikirim ke Pelabuhan penerima/Instalasi. BEBAS GAS (GAS FREE): Suatu bejana (Vessel), tabung (Container) atau daerah dianggap bebas gas, apabila konsentrasi gas-gas yang mudah menyala atau beracun didalamnya berada didalam batas-batas aman yang telah ditentukan bagi orang yang memasukinya. BOOSTER STATION: Adalah lokasi dimana tersedia fasilitas untuk meningkatkan tekanan pemompaan produk (tekanan pompa) dalam suatu sistem pemompaan melalui jalur pipa. BESI PIROFORIK (PYROPHORIC IRON OXIDE): Besi dengan komposisi dalam bentuk yang sangat mudah teroksidasi jika berada di udara terbuka, sehingga dapat memijar, bahan ini terdiri dari logam yang terurai tetapi biasanya terbentuk ferrous sulfide dengan adanya merkaptan atau hidrogen sulfida. BOTTOM LOADING: Pengisian/pemuatan elpiji/BBM dari bagian bawah tangki penerima muatan yang berhubungan sehingga ujung slang dan pipa pengisian terendam didalam cairan elpiji/BBM yang berada didalam tangki penerima muatan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 16 /28
BOUNDING CABLE Kabel (kawat) tembaga yang menghubungkan tangki/ bejana yang sedang diisi elpiji/BBM dengan alat pengisi untuk menghilangkan beda potensial yang terjadi sebagai akibat terbentuknya listrik statis selama berlangsungnya pengisian elpiji/BBM. BULK ELPIJI Elpiji dalam bentuk curah.
C
CAP PROTECTOR: Tutup pelindung katup pada tabung elpiji untuk kemasan 50 kg (108 It WC) dari kemungkinan bahaya benturan. CHECK SCALE: Timbangan akhir yang digunakan untuk mengecek kebenaran dari pengisian tabungtabung tersebut setelah tabung keluar dari tempat pengisian. COMPRESSED NATURAL GAS: Gas alam bertekanan (GAT - Gas Alam Tekan) dengan gas Methan (CH4) yang dominan. CONTAINER: Wadah/kemasan, baik yang berupa tangki penyimpan atau pengangkut produk dalam bentuk curah (Bulk) maupun bejana yang lebih kecil yaitu berupa tabung, kaleng, can dan sebagainya. CONVENTIONAL BUOY MOORING (CBM): Fasilitas penambatan kapal di lepas pantai di tengah laut, dimana kapal ditambatkan pada beberapa Mooring Buoy, tergantung dari ukuran kapal (4,6 atau 8 Mooring Buoy). CONVEYOR: Sarana berupa bantalan roll/ban berjalan yang terpasang tetap dan dapat berputar sejajar permukaan lantai yang berfungsi memindahkan tabung dari satu tempat ketempat lain tanpa harus diangkut untuk tabung kosong maupun tabung isi.
D
DAERAH Yaitu daerah dimana kondisi udaranya tidak tercampur gas/uap bahan bakar yang mudah terbakar. Daerah yang tidak termasuk kategori daerah berbahaya.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 17 /28
DAERAH BERBAHAYA (DANGEROUS AREA): Suatu daerah dimana terdapat atau mungkin dalam keadaan bahaya. Daerah keadaan bahaya digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: Divisi 0 (nol) Divisi 1 (satu) Divisi 2 (dua) : Daerah dimana terdapat udara berbahaya secara terus menerus. : Daerah yang terdapat udara berbahaya yang mungkin timbul pada waktu keadaan pekerjaan berjalan normal. : Daerah yang terdapat udara berbahaya yang mungkin timbul dalam keadaan tertentu.
DAERAH TANGGUL PENAHAN (BUNDED AREA) Daerah yang dibatasi oleh relief tanah secara alamiah (natural) atau oleh tanggul penahan yang direncanakan/dibangun sedemikian rupa sehingga dapat menahan / menampung tumpahan-tumpahan minyak. DEALER Penyalur BBM/Non BBM ke pihak konsumen. DEPOT PENGISIAN PESAWAT UDARA (DPPU): Adalah tempaf penimbunan khusus untuk Bahan Bakar Penerbangan yang pembekalannya dilaksanakan menggunakan sarana angkutan darat dan atau sarana angkutan air dari Instalasi/Seafed Depot/Kilang Dalam Negeri/Import dan menyerahkannya langsung kepada konsumen pesawat udara.
E
EARTHED EQUIPMENT: Alat yang dihubungkan ke tanah dengan memakai kabel khusus untuk menyalurkan adanya listrik statis, petir dan imbas arus listrik lainnya ke pentanahan. ELPIJI: Merk dagang dari Liquified Petroleum Gases yang merupakan campuran Butana dan Propana. ELPIJI FILLING HEAD: Ujung pipa akhir dimana terdapat kerangan dan atau slang, nozzle untuk penyaluran elpiji kepada konsumen di Instalasi pengisian elpiji. ELPIJI FILLING HOSE: Slang penyaluran elpiji di Instalasi pengisian elpiji. ELPIJI FILLING MACHINE: Merupakan suatu unit pengisian tabung - tabung ELPJI yang terdiri dari : 1. Timbangan. 2. Kerangan dan nozzle pengisi tabung. 3. Master penyetelan volume/berat pengisian untuk 12-50 kg.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 18 /28
ELPIJI FILLING PLANT: Instalasi pengisian elpiji dalam bentuk tabung ataupun skid tank. ELPIJI LOADING PACKAGE: Merupakan suatu unit pompa (kompresor) yang dipakai untuk mentransfer elpiji kedalam container. ELPIJI UNLOADING PACKAGE Merupakan suatu unit pompa (kompresor) yang berhubungan langsung dengan tanki (Storage Tank) yang digunakan untuk memindahkan elpiji dari Tank Car ke storage tank atau sebaliknya. EMERGENCY SHUT-OFF VALVE Katup pengaman dalam keadaan darurat yang dapat ditutup penuh dengan kurang dari satu putaran secara cepat. EVAQUATION PUMP Jenis pompa yang dipakai untuk mengeluarkan sisa elpiji yang didapat didalam tangki dan container/tabung kemasan elpiji. EXPLOSI METER atau COMBUSTIBLE GAS INDICATOR Alat untuk mengukur konsentrasi kandungan gas di udara yang mudah menyala / terbakar.
F
FILLING NOZZLE: Ujung pipa dan atau selang penyalur produk cair yang terdapat peralatan kerangan, kopling di Instalasi pengisian.
sebagai
penahan
menjalarnya
FIXED MOORING BERTH: Fixed Mooring Berth adalah tempat sandar kapal yang terdiri dari Dolphin untuk penambatan tanker dan suatu Yetty head untuk penempatan hose equipment dan manifold yang menghubungkan pipe line system. FLAMMABLE: Setiap zat cair, gas atau uap yang mudah dinyalakan/mudah terbakar. FLAMMABLE GAS: Tanda peringatan (sticker plakad) tentang Bahan Bakar Gas yang mudah terbakar dan terpasang pada dinding tangki skid tank dan RTW.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 19 /28
FLAME PROOF ATAU EXPLOSION PROOF Flame proof atau Explosion proof dalam hubungan dengan alat-alat listrik berarti konstruksi alat-alat tersebut dapat menahan tanpa ada kerusakan pada setiap timbul ledakan dari gas atau uap tertentu yang mudah menyala atau ledakan yang mungkin terjadi di dalam selubung itu pada saat operasi. Hal ini berkaitan dengan perkiraan kekuatan konstruksi alat-alat listrik termaksud jika terjadi kelebihan-kelebihan beban, serta mencegah menjalarnya nyala api yang dapat membakar gas atau uap tertentu yang mudah menyala, yang mungkin berada disekitarnya terpasang di bawah tanah (under ground tank). FLEXIBLE PIPE: Pipa lentur yang dapat mengikuti perubahan kedudukan tangki timbun dengan jalur pipa dan atau meredam getaran dari suatu peralatan dengan peralatan lainnya. FOOT RING: Bagian bawah dari tabung elpiji yang berfungsi sebagai alat penyangga tabung. FORKLIFT: Alat/kendaraan pengangkat container/kemasan pallet elpiji/BBM/Pelumas dari kendaraan ke tempat penimbunan dan sebaliknya.
G
GAS CYLINDER TRUCK SYSTEM (TRAVASI SYSTEM): Sejumlah cylinder atau tangki yang terpasang tetap di atas truck untuk angkutan GAT ke stasiun pengisian. Travasi truck dapat mengangkut 2.500 m3 GAT, disesuaikan dengan kemampuan jalan. GAS PURGING VALVE/ VENT NOZZLE: Kerangan untuk mengosongkan sisa gas didalam storage tank pada waktu tank cleaning. Dapat juga untuk membuang O2 yang ada didalam storage tank pada waktu pengisian N 2 . GAS STORAGE UNIT: Sekelompok cylinder gas dengan ukuran 5,5 x 1,1 x 1,6 meter dalam, kotak yang botolnya berdiri tegak atau 5,5 x 2,0 x 1,6 meter dalam kotak dengan botolnya disusun mendatar/horizontal. GROUNDING CABLE: Kabel tembaga yang menghubungkan dinding tangki dengan plat logam tembaga dibawah tanah untuk menyalurkan muatan listrik statis yang terjadi pada tangki.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
H
I - 20 /28
HAMMER TEST: Pengujian dengan menggunakan alat pemukul (hammer) untuk mendapatkan petunjuk perkiraan tentang terjadinya kelainan/ keretakan/ kerusakan pada dinding bejana tekan. HAND GUARD: Bagian atas tabung elpiji yang berfungsi sebagai alat pelindung valve dan untuk mengangkat elpiji. HYDROSTATIC TEST: Pengujlan terhadap bejana tekan dengan jalan memasukkan air bertekanan kedalamnya. Pengujian ini dapat dimaksudkan sebagai uji kekedapan atau uji kekuatan bahan dinding bejana. INLAND DEPOT: Tempat penerimaan penimbunan dan penyaluran BBM yang pembekalannya dilaksanakan dengan sarana angkutan darat/sungal seperti : mobil tangki, RTW dan jalur pipa. INSTALASI: Adalah Seafed Depot dalam skala besar antara lain terdapat di Labuhan Deli, Instalasi Tanjung Priok, Instalasi Pengapon, Instalasi Surabaya Group, Instalasi Ujung Pandang. INTERTANK TRANSFER: Pemindahan BBM/elpiji dari suatu tangki timbun ke tangki timbun lain yang dilakukan untuk keperluan operasional bila terjadi kondisi darurat maupun operasi biasa.
IJIN (PERMIT): Suatu surat yang dikeluarkan oleh pejabat bidang operasi yang berwenang untuk suatu pekerjaan didalam daerah-daerah berbahaya/terbatas.
J
JOBBER: Adalah Seafed Depot yang pemilikan assets dan pengoperasiannya dilaksanakan oleh pihak swasta.
K
KERANGAN DARURAT (EMERGENCY SHUT OFF VALVE): Kerangan/katub yang secara otomatis dapat terbuka maupun tertutup yang bekerja dengan sistem hidrolis, pneumatis dan kabel yang dapat
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 21 /28
dioperasikan jarak jauh dari sumber bahaya. Sebagai contoh, disetiap tangki dipasang 2 buah. 1. Satu buah dipasang di pipa inlet. 2. Satu buah dipasang di pipa oulet. Juga terpasang pada sistem pipa saluran pengisian. KONSENTRASI YANG DIIJINKAN (PERMISIBLE CONCENTRATION): Konsentrasi yang diperbolehkan (MAC = Maximum Allowable Concentration). Bagi suatu kandungan gas tertentu diudara yang dapat dihirup oleh manusia dalam waktu lama, yaitu 8 jam atau lebih tanpa menyebabkan sakit atau rasa tidak enak. KONSINYASI: Pengiriman BBM/Non BBM dari suatu Instalasi/Depot PDN ke Instalasi/Depot lainnya dilingkungan PERTAMINA dalam rangka memenuhi stock lokasi/daerah.
L
LOADING PORT: Lokasi tempat berlangsungnya kegiatan pemuatan BBM/ elpiji/Non BBM.
M
MAN HOLE (LUBANG LALU ORANG): Suatu lubang yang disediakan untuk lalu orang masuk kedalam tangki timbun pada waktu diadakan pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan. MANIFOLD: Satu atau lebih pipa utama dengan sambungan-sambungan cabang serta kumpulan kerangan-kerangan yang dipergunakan untuk mengumpulkan atau mendistribusikan bahan cairan atau gas (zat alir) yang diatur melewati pipa-pipa, pompa-pompa atau bejana-bejana dari suatu tempat ketempat lain. MANOMETER TEKANAN (PRESSURE GAUGE): Alat pengukur tekanan; sebagai contoh pada tangki timbun elpiji alat ini ada dua buah dipasang pada bagian atas dan bawah tangki elpiji, dimana bagian atas untuk mengetahui tekanan uap gas, bagian bawah untuk mengetahui tekanan cairan. MOBILE PLANT ATAU EQUIPMENT Mesin atau peralatan yang dinaikkan diatas roda-rodanya sendiri, untuk berpindah-pindah atau mudah dipindahkan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 22 /28
MUDAH MENYALA (FLAMMABLE): Merupakan sifat setiap zat cair, gas atau uap yang dapat mudah dinyalakan. Penambahan awalan "non" pada kata "flammable" menunjukkan bahwa zat-zat tersebut tidak mudah menyala. Akan tetapi belum tentu berarti bahwa zat-zat tersebut tidak dapat terbakar (Non Combustible).
N
NAKED LIGHT (API TERBUKA): Api terbuka yang berasal dari alat-alat pemanas dan lampu yang mengeluarkan nyala api / bara, seperti alat pengelas, alat-alat portable yang digerakkan / dioperasikan dengan tangan atau motor penggerak yang dapat menimbulkan bara api dll.
O
OIL INTERCEPTOR (JEBAKAN MINYAK): Suatu peralatan yang penempatannya dalam suatu sistem drainage dan disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan aliran air lewat, tetapi dapat menahan setiap bahan minyak yang terdapat didalamnya.
P
PEJABAT YANG BERWENANG (COMPETENT PERSON): Orang yang memiliki kepandaian yang diperlukan pada suatu proses tertentu atau jenis mesin dan perlengkapan sehingga orang tersebut mampu untuk mengerjakan pekerjaan yang bersangkutan dan atau yang sudah diberi wewenang untuk melaksanakan pekerjaan termaksud. PENAHAN NYALA API (FLAME ARRESTER): Alat untuk membatasi menjalarnya nyala api masuk kedalam atau keluar dari suatu alat, peralatan atau tempat tertentu. PENGGOLONGAN MINYAK BUMI DAN HASIL-HASILNYA: Penggolongan dari minyak bumi dan hasil-hasilnya menurut flash pointnya, yaitu : 1. Penggolongan menurut NFPA-30 tahun 1984. a. Kelas IA : Yang mempunyai yang mempunyai (37,8C). IB : Yang mempunyai yang mempunyai (37,8C). flash point dibawah 73F (22,8C) dan boiling point pada atau dibawah 100F flash point dibawah 73F (22,8C) dan boiling point pada atau diatas 100F
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 23 /28
IC : Yang mempunyai flash point pada atau diatas 73F (22,8C) dan dibawah 100F (37,8C). Minyak kelas I ini digolongkan kedalam "Flammable liquid". b. Kelas II : Yang mempunyai flash point tertutup antara 100F (37,8C) sampai dengan 140F (60C).
c. Kelas III : Yang mempunyai flash point diatas 140F. IIIA : Yang mempunyai flash point terhitung antara 140F (60C) sampai dengan 200F (93C). IIIB : Yang mempunyal flash point pada atau diatas 200F (93C). Sedang kelas II & III ini termasuk "Combustible liquid" (cairan yang dapat terbakar). 2. Penggolongan menurut IP marketing Safety Code 1978. Kelas 0 Kelas I Kelas ll Liquified Petroleum Gases (LPG). Cairan yang mempunyai flash point dibawah 21C. Cairan yang mempunyal Flash Point 21 C sampai dengan 55C. Kelas III Cairan yang mempunyai Flash Point diatas 55C sampal dengan 100C. Bila Flash Point diatas 100C, tak diklasifikasikan atau tanpa kelas.
Dilihat dari operasinya, bilamana dikelola pada suhu dibawah Flash Point maka diberi tanda (1), misainya II (1) atau III(1) tetapi bila dikelola (handling) diatas suhu flash pointnya maka diberi tanda (2), misainya II (2), III (2).
PENGHENTI API : Penghalang-penghalang yang dikonstruksi secara menyilang pada lubanglubang penempatan saluran-saluran buangan air limbah dengan pipa sebagai pencegahan menjalarnya api. PENGHUBUNG PENTANAHAN ATAU DIBUMIKAN (EARTHING CONNECTION): Penghubung terminal dari bahan logam pada suatu konstruksi dan atau dengan elektroda pentanahan untuk menjamin peralatan konstruksi bangunan dan atau peralatan itu tetap atau terhubung dengan tegangan bumi (earth potential). PERALATAN LISTRIK DENGAN SELUBUNG YANG TAHAN API/LEDAKAN (FLAME PROOF ENDOSURE) : Suatu selubung dengan peralatan listrik tahan cacat terhadap adanya ledakan didalamnya, pada keadaan operasi yang sesuai dengan batas kemampuan peralatan listrik tersebut, disamping selubung tersebut harus
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 24 /28
mampu mencegah menjalarnya api dari dalam selubung keluar ke lingkungannya. PERALATAN LISTRIK YANG INTRINSICALLY SAFE : Peralatan listrik yang cara pembuatannya sedemikian rupa sehingga bila dipasang pada lokasi Area berbahaya karena potensi ada gas/uap yang mudah terbakar dan bila dipasang sesuai dengan petunjuk, tidak akan mengeluarkan bunga api kecuali pada saat terjadi gangguan.
PERALATAN LISTRIK YANG SUDAH DIPERIKSA (APPROVED APPARATUS): Peralatan-peralatan lain timbul tidak termasuk kedua jenis diatas, akan tetapi sudah diperiksa sesuai dan memenuhi syarat untuk digunakan pada suatu lokasi/tempat oleh yang berwenang. PERANGKAP GAS (GAS TRAP): Suatu ruangan di dalam sistem drainage yang dibuat sedemikian rupa, sehingga memungkinkan bahan cair lewat tetapi menahan dari produkproduk yang berupa gas. PSPD (PREMIUM SOLAR PACKED DEALER): Lembaga penyalur yang ditunjuk Pertamina, yang bertugas melayani kebutuhan Premium dan Minyak Solar kendaraan bermotor bagi daerahdaerah yang belum memungkinkan untuk dibangun SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Untuk Umum) dengan harga jual PERTAMINA. PRODUK YANG MENGANDUNG TIMBAL (LEADED PRODUCT): Produk yang telah dibubuhi dengan senyawa kimia yang mengadung timbal, misalnya TEL dan TML.
Q R
RTW: Kereta Ketel (Rail Tank Wagon = RTW) yaitu tangki silinder datar (horizontal) yang dipasang diatas rangka kereta didalam rangkaian gerbong kereta api.
S
SAFE ATMOSPHERE: Keadaan atmosphere atau udara yang tidak dapat menimbulkan nyala api. SAFETY CAP: Tutup pelindung kerangan pada tabung elpiji dengan kapasitas 45 kg.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 25 /28
SAFETY GAUGE: Jaringan Yang dipergunakan untuk mencegah diteruskannya nyala api kedalam atau keluar dari setiap alat/perlengkapan atau bangunan. SAFETY VALVE: Katup pengaman yang tekanan kerjanya diset pada suatu tekanan maksimum misalnya (18 kg/cm) dan apabila tekanan gas didalam tangki lebih besar dari tekanan maksimum (18 kg/cm) maka gas akan keluar untuk mencegah tekanan berlebihan melampaui kemampuan tekanan bejana/tabung. SEAFED DEPOT: Tempal penerimaan penimbunan dan penyaluran BBM yang pembekalannya dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkutan laut/air, yang berasal dari Kilang/Import, Floating Storage, Seafed Depot yang lain dan menyalurkannya ke lokasi kerja yang lain serta melakukan penyerahan kepada konsumen. SERTIFIKASI BEBAS GAS: Suatu sertifikat yang diberikan oleh orang yang berwenang dilokasi kerja setelah diadakan test gas untuk menentukan bahwa konsentrasi dari gas yang dapat menyala dan atau gas-gas beracun yang terdapat didalam daerah/tempat tertentu berada dalam batas- batas aman, termasuk pemeriksaan kondisi peralatan dan lingkungan. NYALA API TERBUKA (NAKED LIGHT ATAU NAKED FLAME): Cahaya terbuka meliputi semua nyala api, sumber panas bahan bercahaya, lampu dari jenis tertentu, alat las atau perlengkapan yang dapat dibawabawa dan dikerjakan dengan tangan atau dikerjakan dengan mesin yang mudah menimbulkan percikan bunga api, bara, panas. SINGLE BUOY MOORING (SBM): Fasilitas penambatan kapal di lepas pantai, di tengah laut, dimana kapal ditambatkan hanya pada satu Mooring Buoy. SINGLE POINT MOORING (SPM): Fasilitas penambatan kapal di lepas pantai, ditengah laut, dimana kapal dapat diikat hanya pada satu titik tambat, menggunakan satu Mooring Buoy. SKID TANK : Bejana atau tabung dengan batasan kapasitas isi air diatas 1.000 Ib (454 kg), yang dipergunakan untuk mendistribusikan elpiji sebagai sebuah "Paket" (package) dan dapat dipasang atau dilepas lagi diatas kendaraan pengangkut, misalnya truck atau trailer. Appurtenance pada wadah/tangki tersebut harus dilindungi sedemikian rupa sehingga tangki tersebut dapat ditangani sebagal sebuah paket.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 26 /28
SPARK ARRESTOR : Suatu alat yang mampu untuk mencegah pengeluaran dari partikel-partikel bunga api ke udara bebas hasil proses pembakaran motor bakar yang terpasang pada sistem pengeluaran gas buang. Hendaknya diperhatikan bahwa spark arrestor tidak perlu merupakan suatu flame trap. SPBA (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK ABRI) : Sarana penyaluran premium dan minyak solar yang dilengkapi dengan unit pompa untuk melayani kendaraan bermotor ABRI. SPBI (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK INDUSTRI) : Sarana penyaluran premium dan minyak solar yang dilengkapi dengan unit pompa (dispencing pump) untuk melayani kendaraan bermotor konsumen dan peralatan industri itu sendiri. SPBU (STASIUN PENGISIAN BBM UNTUK UMUM) : Sarana penyaluran BBM untuk kendaraan bermotor untuk umum yang dilengkapi dengan unit pompa (dispencing pump) untuk melayani kendaraan bermotor. premium, minyak solar dan Premix SPBU TERAPUNG : SPBU yang ditempatkan diatas tongkang sebagai sarana penyaluran premium dan minyak solar bagi kendaraan air. SPPBE (STASIUN PENGISIAN DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI) : Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji yang dikelola oleh pihak swasta. SUMBER PENYALAAN (SOURCE OF IGNITION) : Kegiatan yang dapat menghasilkan nyala api terbuka, kebakaran, bahan penerangan yang menyala, panas las listrik, lampu-lampu yang tidak memenuhi persyaratan, atau suatu percikan nyala api yang disebabkan oleh apapun juga. SUPPLY POINT : Seafed Depot atau Inland Depot yang berfungsi juga sebagai tempat penimbunan BBM sementara untuk selanjutnya disalurkan ke lokasi kerja lainnya dilingkungan UPMS yang bersangkutan.
T
TANGGUL PENAHAN (BUND) : Suatu tanggul yang mempunyai ketinggian cukup dan dibuat dari beton, tanah atau bahan lainnya yang sesuai dengan maksud untuk penampung tumpahan minyak dari segala arah.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 27 /28
TITIK NYALA (FLASH POINT) : Adalah suhu terendah dimana bila api kecil didekatkan ke bahan tersebut, bahan langsung terbakar kemudian mati lagi karena bahan belum mampu menghasilkan uap yang cukup untuk membentuk campuran uap-udara yang flammable.
U
UDARA BERBAHAYA (DANGEROUS ATMOSPHERE) : Udara yang mengandung konsentrasi gas atau uap dalam jumlah tertentu, dalam konsentrasi yang dapat menimbulkan nyala api. Istilah ini hanya mengenai bahaya yang timbul dari nyala api, sedangkan sebab-sebab lain misalnya keracunan, menyesakkan dan radioaktivitas, maka bahaya-bahaya ini disebut secara khusus. UDARA BERTEKANAN (COMPRESSED AIR) : Udara yang ditekan hingga tekanan tertentu misalnya digunakan untuk membuka automatic diaphragms pada Bottle Filling Machine dan Emergency Valve di Storage Tank. UNDERGROUND TANK : Tangki dengan seluruh bagian-bagiannya terpendam di dalam tanah, kecuali fitting fitting yang terpasang pada tangki tersebut.
V
VALVE INLET LIQUID (KERANGAN PENERIMAAN CAIRAN LPG): Untuk memasukkan cairan elpiji dari bejana/tabung penyerahan ke bejana/tabung penerima yang dioperasikan secara manual pada proses penerimaan dengan manual.
VALVE INLET VAPOUR (KERANGAN PENERIMA GAS/UAP LPG): Untuk mengembalikan gas kedalam bejana/tabung penyerahan pada saat pengisian Skid Tank dan pemuaian pada pipa ke bejana/tabung penerima untuk menghindari tekanan berlebihan dijalur pipa, tangki pada saat proses penerimaan.
VALVE OUTLET LIQUID (KERANGAN PENYERAHAN CAIRAN LPG): Untuk mengeluarkan cairan elpiji dari tangki timbun ke stasiun pengisian untuk pengisian elpiji kedalam bejana/tabung maupun melayani pengisian Skid Tank dan Bulk Tank Truck.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
BAB I. UMUM
I - 28 /28
VALVE OUTLET VAPOUR: Untuk pengembalian gas/uap elpiji pada saat melaksanakan proses penyerahan LPG. VAPORIZER: Suatu alat yang dapat menerima elpiji dalam bentuk cair, kemudian dipanaskan sehingga mengubah cairan tersebut menjadi gas untuk dimanfaatkan lebih lanjut. WATER SPRINKLER: Pipa galvanized yang pada jarak tertentu dipasang nozzle pengabut yang berfungsi untuk mendinginkan permukaan dinding tangki. WC (WATER CAPACITY): Kapasitas sebuah bejana/tabung elpiji ditentukan standar dalam satuan volume, misalnya liter atau dalam satuan massa, misalnya kilogram apabila tabung tersebut diisi dengan air.
X Y Z ZAT ATAU CREAM PELINDUNG (BARRIER SUBSTANCE CREAM): Suatu ramuan obat-obatan yang dioleskan pada permukaan kulit, guna melindungi kulit dari zat-zat ang dapat menyebabkan sakit atau bahaya pada kulit.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 1 / 95
OPERASI BBM (BAHAN BAKAR MINYAK) Umum Perencenaan Fasilitas Inst./TT/Depot BBM
Lokasi Tata Letak Fasilitas Operasional Jarak Aman
II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II -
3 3 3 3 5 15 19 19 22 24 26 29 29 31 34 34 35 35 35 36 40 41 42 44 47 47 47 48 49 50 51 53 53 53 54 54 54
2.3.
2.3.1 2.3.2 2.2.3 2.3.4 2.3.5 2.3.6 2.3.7 2.3.8 2.3.9
Tangki
2.4.
2.4.1 2.4.2 2.4.3 2.4.4 2.4.5 2.4.6 2.4.7 2.4.8
Tangki Timbun
Umum Pengertian Persyaratan Operasi Pengosongan Tangki Isolasi Pembebasan Gas Pembersihan Tangki Pekerjaan Perbaikan
2.5.
2.5.1 2.5.2 2.5.3 2.5.4 2.5.5
Jaringan Perpipaan
Pengertian Ketentuan Operasional Pengosongan Pipa Penyalur Penutupan/Isolasi Pipa Memperbaiki Jaringan Pipa
2.6.
2.6.1 2.6.2 2.6.3 2.6.4 2.6.5
Dermaga
Umum Pengertian Memasuki Daerah Terbatas Penerimaan dan Pemasangan Peraturan Sandar
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 2 / 95
II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II 55 55 56 56 56 57 57 57 57 57 58 58 58 58 58 59 59 59 60 60 60 65 76 76 78 79 79 80 81 84 87 87 88 88 89 89
2.7.
2.7.1 2.7.2 2.7.3 2.7.4 2.7.5 2.7.6
Transportasi
Umum Tongkang Mobil Tangki Truk Pengangkut BBM Rail Tank Wagon (RTW) Pipa
2.8.
2.8.1 2.8.2 2.8.3 2.8.4 2.8.5 2.8.6 2.8.7 2.8.8 2.8.9 2.8.10
SPBU
Jarak Aman Peralatan Potensi Bahaya di SPBU Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Lindungan Lingkungan Pembinaan Keadaan Darurat Persyaratan Konstruksi SPBU Pelaporan Pemasangan Sumur Pantau
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 3 / 95
Instalasi/Terminal Transit/Depot penimbunan BBM merupakan bagian dari kegiatan Bidang Pemasaran dan Niaga yang pembangunannya berdasarkan hasil penilaian dari segi/aspek ekonomis, teknis, keselamatan kerja dan lingkungan hidup serta faktor politis yang berlaku pada saat itu. Ketentuan dalam bab ini dimaksudkan sebagai petunjuk pembangunan Instalasi/Terminal Transit/Depot dimasa mendatang yang menggunakan/ mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan. Pada tahap perencanaan pembangunan Instalasi/Terminal Transit/Depot, hal-hal yang menyangkut Ijin pembangunan dan persyaratan yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Pusat dan Peraturan Pemerintah Daerah setempat, harus dikelola dan diselesaikan sebelum mulai kegiatan pembangunan . Ketentuan yang ada pada bab ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk membangun Instalasi/Terminal Transit/Depot/Transit Terminal pada suatu lokasi dimana pembangunan akan dilaksanakan. Dalam perencanaan pembangunan Fasilitas Instalasi BBM menyakup hal-hal diantaranya: Tata Letak Tangki Timbun, Bangunan, Sistem Perpipaan dan Fasilitas Operasional misainya Bund Wall, Filling Shed, Jalan dan Jarak Aman, Elpiji Plant serta Pabrikasi.
2.2.
2.2.1. Lokasi Lokasi untuk Instalasi/Terminal Transit/Depot adalah suatu lahan dengan luas tertentu yang digunakan untuk kegiatan operational Penerimaan, Penimbunan dan Penyaluran BBM dan Non BBM. Pemilihan lokasi harus berdasarkan perhitungan teknis, ekonomis, aspek lingkungan dan politis. Dasar perhitungan luas lahan berdasarkan pada perkiraan jumlah kebutuhan BBM minimum untuk jangka waktu dua puluh tahun mendatang, sehingga kapasitas tangki yang dibutuhkan dapat dirancang sesuai kebutuhan. Luas lahan untuk tangki timbun sangat berpengaruh pembangunan fasilitas penunjangnya yang akan dibangun. terhadap rencana
2.2.2. Tata Letak Untuk menunjang kelancaran operasional baik penerimaan, penimbunan dan penyerahan BBM pada Instalasi/Terminal Transit/ Depot perlu mempertimbangkan faktor-faktor keselamatan, keamanan dan kelestarian lingkungan serta
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 4 / 95
perkembangan masa mendatang, maka tata letak peralatan dan bangunan, tempat penimbunan dan lain sebagainya perlu diatur sebagai berikut
2.2.2.1.
Pada umumnya Produk BBM yang disimpan dalam tangki selalu melepaskan uap BBM yang mudah terbakar dan berbahaya bagi pernafasan pekerja terutama selama pengisian tangki-tangki tersebut atau karena pengaruh cuaca lingkungan. Untuk menghindarkan bahaya kebakaran maupun bahaya bagi pernafasan pekerja, maka tangki-tangki BBM yang dibangun harus ditempatkan pada jarak yang aman, sehingga konsentrasi uap yang bercampur dengan udara disekitarnya dibawah flammable range dan Nilai Ambang Batas (NAB) yang dapat mengganggu pernafasan/ kesehatan. Dengan pertimbangan tersebut diatas, maka tangki-tangki penimbunan BBM maupun Non BBM harus dikelompokkan dalam daerah kelompok tangki (tank farm). Penentuan isi produk dalam tangki agar disesuaikan dengan sistem silang menurut kelasnya, sehingga tidak dibenarkan adanya tangki yang berdekatan dengan tangki lainnya yang satu kelas terutama produk kelas A.
2.2.2.2. Tata Letak Bangunan Bangunan-bangunan kantor administrasi harus berada dalam suatu daerah aman. Sebaiknya ditempatkan di dekat pintu keluar/masuk utama yang dapat dicapai dari jalan besar, agar pengunjung kantor tidak akan melewati daerah kerja berbahaya dari Instalasi/Terminal Transit/Depot. Penempatan ruang Kepala Instalasi/Terminal Transit/Depot harus sedemikian rupa sehingga dapat melihat/mengawasi keseluruhan lokasi lapangan yang diawasinya. Bangunan-bangunan kerja yang meliputi gudang-gudang, bengkel, laboratorium, bangsal pengisian (filling shed) dan rumah-rumah pompa tata letaknya harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan kelancaran operasional serta tidak menghalangi di dalam usaha penanggulangan bahaya kebakaran dan pencegahan merambatnya api ke bangunan lainnya.
2.2.2.3. Tata Letak Sistem Perpipaan Sistem perpipaan adalah suatu sarana transportasi yang dipergunakan untuk menyalurkan cairan BBM dari suatu tangki ke tangki yang lain dalam operasi penerimaan dan penyaluran. Pemasangannya dapat berada diatas tanah atau dibawah tanah maupun melalui daerah perairan. Disamping dari segi estetika, tata letak sistem perpipaan harus memperhatikan kemudahan dari segi operasi dan perawatan serta inspeksinya. Pipa-pipa yang ditempatkan dibawah tanah yang melintasi jalan raya, jalan kereta api atau tempat lain yang diperkirakan akan mendapatkan beban yang berat harus diberikan perlindungan yang secukupnya.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 5 / 95
Pada jalur pipa di atas tanah yang berada di dalam/di luar Instalasi/Terminal Transit/Depot harus diberi tanda yang jelas diatasnya. Identifikasi kode dengan warna standard perlu diberikan pada semua sistem perpipaan diatas tanah untuk membedakan isi/jenis cairan yang dialirkannya. Sedang jalur pipa di bawah tanah di luar Instalasi/Terminal Transit/Depot cukup diberi tanda yang menyatakan bahwa pada lokasi tersebut dibawahnya terdapat/terpasang pipa.
2.2.2.4.
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam menunjang operasi penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM dan Non BBM seperti pompa, pembangkit uap (boiler), pembangkit listrik dan lain-lainnya harus ditempatkan dengan mempertimbangkan jarak aman dan daerah bahaya. 2.2.3. Fasilitas Operasional Dalam suatu perencanaan Instalasi/Terminal Transit/Depot diperlukan fasilitas operasi dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut 2.2.3.1. Batas Lokasi
Dibangun pagar kawat atau suatu dinding yang mempunyai tinggi vertikal minimum 2,25 meter dari permukaan tanah serta bagian atas diberi kawat duri 4 lapis keatas dengan jarak 40 cm mengelilingi seluruh kegiatan operasional pemasaran BBM dan Non BBM di lokasi tersebut. Pembangunan pagar tersebut dilakukan untuk mempertegas batas lokasi Instalasi/Terminal Transit/Depot, sehingga apabila Instalasi/Terminal Transit/Depot berada di dalam daerah pelabuhan atau yang merupakan suatu pemilikan dari Instansi lain, maka sebelum perencanaan/pemagaran agar dibicarakan bersama dengan pemerintah setempat dengan mempertimbangkan master plan kota di tahuntahun mendatang. Bentuk konstruksi pagar dapat berupa kawat haromonika, tembok pasangan batu bata, tembok beton cor bertulang, atau kombinasi antara tembok pasangan batu bata dengan kawat harmonika. Akan tetapi sering dijumpai bahwa penggunaan lebih dari satu macam pagar dapat dilaksanakan didalam Instalasi/Terminal Transit/Depot yang sama, seperti kawat harmonika standar SWG 40 atau BRC-M8-150 C/C, atau bentuk lainnya untuk lapangan-lapangan tangki, bangunan dan sebagainya. Sedang konstruksi pagar dari batu bata atau dinding beton untuk daerah-daerah operasional yang sibuk khususnya untuk daerah yang berdekatan dengan jalan umum yaitu kegiatan yang melibatkan orang banyak (misainya sekolahan, lapangan bola dan sebagainya) yang ditinjau dengan aspek ketentuan daerah berbahaya (hazardous area) dari suatu sarana peralatan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 6 / 95
Untuk mencegah atau memperkecil timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM seperti kebisingan dan penyebaran uap Hidrokarbon terhadap lingkungan sekitamya, maka sebelum batas Instalasi/Terminal Transit/Depot diperlukan suatu daerah penyangga yang ditanami pepohonan dengan lebar minimal 15 meter. 2.2.3.3. Tangki Timbun BBM
Pada dasarnya letak tangki timbun BBM dapat dibedakan menjadi 2 jenis 1. Tangki diatas permukaan tanah. 2. Tangki didalam tanah (tangki pendam atau setengah pendam). Bahan untuk kedua jenis tangki timbun tersebut dapat terbuat dari bahan plat baja, yang dilengkapi dengan : 1. Pipa masuk/keluar. 2. Lubang lalu orang (Man Hole). 3. Kerangan masuk/keluar (Gate Valve in/out). 4. Katup tekan hampa (Pressure Vacum Valve). 5. Katup pernapasan (Full Vent). 6. Lubang ukur. 7. Sistim pendingin tangki jika perlu. 8. Tangga khusus untuk tangki diatas tanah. Selain tangki timbun tersebut diatas ada juga tangki khusus untuk penimbunan slop yang disebut "slop tank" (tangki slop) yang mempunyai fasilitas sama dengan tangki diatas tanah. 2.2.3.4. Tanggul Kebakaran (Bund Wall).
Tanggul adalah suatu sarana untuk menampung tumpahan minyak dan atau mengisolir/membatasi apabila terjadi kebakaran dari satu atau beberapa buah tangki yang dikelilinginya agar kedua kondisi tersebut diatas benar-benar dapat dibatasi atau ditahan sehingga tidak menyebar ke lokasi yang lain. Konstruksinya terbuat dari beton atau timbunan tanah yang ditutupi oleh rumput. Tinggi tanggul tidak boleh melebihi dari 1.5 meter dari sudut pandangluar. Volume tanggul harus dapat menampung tumpahan minyak minimum 100% darl kapasitas tangki yang terbesar. Isi bersih yang dapat ditampung didaerah tanggul harus berada 20 cm dibawah bibir tanggul utama dengan total kapasitas dalam tanggul. Antara tangki-tangki yang terdapat didalam daerah tanggul kebakaran (bund wall) diperlukan dinding-dinding penahan atau penyekat yang berguna untuk mencegah merambatnya api dan untuk membagi tangki dalam pengelompokan ukuran guna memudahkan usaha dalam penanggulangan kebakaran. Tinggi dinding penyekat maksimum setengah dari tinggi tanggul utama, atau minimum 0,6 meter. Setiap tempat yang ditanggul harus dilengkapi dengan sistem saluran buangan air limbah termasuk bak kontrol, oil interceptor dan berhubungan dengan saluran diluar tanggul melalui sebuah pipa lengkap dengan kerangan yang dapat dibuka/ditutup dengan segera apabila diperlukan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 7 / 95
Bangunan untuk pengisian BBM dari tangki timbun ke mobil tangki, kereta (RTW) yang dilengkapi peralatan lengan pengisian (loading arm), meter arus meter), kerangan pembuka/penutup (gate valve), kerangan pengatur aliran governor) dan kerangan yang dapat disetel (preset valve), pembuang gas eliminator), saringan kawat (strainer), satuan penyaring (unit filter).
Bangunan filling shed harus dilengkapi pentanahan (grounding) untuk fasilitas mobil tangki BBM saat pengisian, konstruksi bangunan dari bahan yang tidak mudah terbakar, atap dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai kedap air/beton bertulang dikelilingi dengan selokan parit untuk mengisolir kemungkinan tumpahan/ceceran BBM serta diberi tutup konstruksi besi yang dialirkan ke oil catcher. Luas lantai bangunan tersebut harus diperhitungkan dengan jenis produk dan jumlah mobil yang akan memakai fasilitas pengisian BBM. Rambu-rambu, prosedur pekerjaan dan penanggulangan keadaan darurat dibuat dari bahan tidak mudah terbakar dan dipasang/ditempatkan dilokasi bangunan filling shed yang mudah dibaca. 2.2.3.6. Jalan
Jalan adalah sarana penghubung dilokasi Instalasi/Terminal Transit/Depot untuk menunjang kegiatan operasi penerimaan dan penimbunan serta penyaluran BBM. Pada tempat ini terdapat arus lalu-lintas dari atau menuju ke suatu jalan umum dikontrol oleh pintu-pintu gerbang, maka dianjurkan untuk menempatkan pintu gerbang sedemikian rupa agar memungkinkan kendaraan dapat dihentikan dengan bebas sebelum kejalan umum. Khusus kendaraan mobil tangki yang akan masuk ke Instalasi atau Depot dari jalur cepat, harus direncanakan suatu cara untuk menghindari terjadinya kecelakaan maupun kemacetan arus lalu-lintas. Konstruksi jalan harus kuat, dilengkapi selokan/got disebelah kiri dan kanan dengan ukuran jalan minimal 6 meter untuk dua arah dan 4 meter apabila satu arah. Khusus untuk kemudahan dalam pemadaman kebakaran perlu ada jalan tambahan yang kuat untuk dilalui mobil pemadam atau. Peralatan-peralatan pemadam kebakaran lainnya. 2.2.3.7. Lapangan Parkir
Lapangan Parkir adalah sarana di Instalasi/Terminal Transit/Depot yang berguna untuk menampung antrian mobil-mobil tangki yang akan mengisi BBM di Bangsal Pengisian (Filling Shed). Luas lahan untuk lapangan parkir harus diperhitungkan dengan jumlah penjualan BBM serta mobil tangki yang akan mengisi BBM sesuai hasil perkiraan studi kelayakan. Konstruksi lapangan parkir harus kuat dan dikelilingi dengan selokan/got. Lapangan parkir harus dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas untuk mencegah kecelakaan dan diletakkan di tempat yang sesuai dan mudah dibaca.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 8 / 95
Pada umumnya Depot BBM juga memiliki fasilitas untuk menampung/menyimpan produk Non BBM dalam drum seperti minyak pelumas, additive atau drum kosong dengan ketentuan luas lahan mengacu kepada jumlah Non BBM yang akan ditampung atau disimpan. Konstruksinva dibuat dari beton bertulang kedap air, sedapat mungkin diberi pelindung untuk mencegah terjadinya penguapan berlebihan, serta kerusakan drum oleh cuaca. Konstruksinya dapat dari paving block yang di kelilingi dengan selokan/ parit yang dialirkan ke oil catcher. 2.2.3.9. Gudang Dan Bengkel
Instalasi/Terminal Transit/Depot memiliki fasilitas untuk menampung/menyimpan bahan-bahan kebutuhan operasi, bahan kimia dan produk Non BBM untuk dipasarkan. Luas iahan dan persyaratan gudang harus mengacu pada jumlah barang yang akan ditampung/disimpan disesuaikan dengan hasil perkiraan studi kelayakan serta tingkat bahaya yang akan terjadi. Konstruksi gudang terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai dari beton bertulang, memakai pintu dorong. Perbaikan semua peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan operasional pada suatu Instalasi/Terminal Transit/Depot dilaksanakan pada tempat yang dinamakan bengkel. Konstruksi bengkel terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai beton bertulang memakai pintu dorong, ventilasi serta penerangan yang cukup dan dikelilingi oleh selokan/got yang kedap air untuk menyalurkan air limbah ke sebuah oil catcher. Gudang dan bengkel dengan ukuran tertentu harus dilengkapi pintu darurat (emergency door) yang bisa terbuka didorong keluar dan rambu-rambu peringatan/ pemakaian alat pelindung diri (APD). 2.2.3.10. Rumah Generator Listrik Bangunan untuk sarana pembangkit tenaga listrik utama atau cadangan, apabila listrik dari PLN tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk peralatan operasi dari Instalasi/Terminal Transit/Depot. Konstruksinya dari bahan yang tidak mudah terbakar, pondasi beton bertulang dan diupayakan dapat meredam/mengurangi tingkat kebisingan suara generator. 2.2.3.11. Lampu Penerangan Sarana penerangan dilokasi Instalasi/Terminal Transit/Depot yang ditempatkan dan dipergunakan menunjang kegiatan operasi pada malam hari maupun siang hari. Ketentuan penempatan lampu penerangan dan typenya harus disesuaikan dengan kebutuhan jenis pekerjaan dan ketentuan pada daerah bahaya serta mempunyai intensitas cahaya yang cukup. 2.2.3.12. Rumah Pompa Produk Bangunan untuk pemasangan tetap beberapa buah pompa BBM dari tangki timbun yang disalurkan ke bangsal pengisian (filling shed) atau ke pengisian kembali ke tangki (Back Loading). Disekeliling bangunan dibuat saluran/paritan yang terhubung menuju oil catcher. Bangunan harus dilengkapi dengan rambu-rambu keselamatan/ pemakaian APD dan pengoperasian
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 9 / 95
2.2.3.13. Rumah Pompa Pemadam Kebakaran Bangunan yang dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, untuk menampung beberapa buah pompa pemadam kebakaran sesual kebutuhan Instalasi/Terminal Transit/Depot. Rumah pompa harus dapat dilihat dari sebagian besar peralatan operasi. 2.2.3.14. Bak Air Pemadam Kebakaran Kolam/bak tempat penampungan air untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran, terbuat dari bahan beton bertulang dan atau terbuat dari kolam air tanah galian. Penempatan bak air dengan rumah pompa harus sedekat mungkin, sehingga dapat melayani kebutuhan air untuk pemadaman kebakaran. 2.2.3.15. Pipa Air Pemadam Kebakaran Sarana penyaluran air untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Instalasi/Terminal Transit/Depot. Penempatan pipa air pemadaman kebakaran, berbentuk lingkaran tertutup (ring system) dilengkapi dengan beberapa kerangan dan pilar-piiar hydrant yang berjarak antara 60-70 m dengan tekanan kerja di hydrant minimum 10 kg/CMZ yang jumlah kebutuhannya disesuaikan dengan luas areal yang dilindungi. 2.2.3.16. Peralatan Pemadam Kebakaran Untuk memadamkan api pada saat terjadinya kebakaran maka beberapa alat pemadam api ringan harus disiagakan sesuai dengan potensi bahaya yang ada. Peralatan pemadam kebakaran minimum yang harus disediakan pada beberapa tempat/lokasi tercantum pada Tabel 2.1. Table 2.1 Peralatan Pengadaan Kebakaran Minimum Yang Harus Disediakan.
No 1 Lokasi / Tempat Gudang Produk Minyak Alat Pemadam yang disediakan 2 (dua) buah tabung (APAR) jenis tepung kimia kering berkapasitas minimum 11 kg untuk setiap 200 m2 luas lantai. 2 (dua) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas minimum 11 kg. 3 (tiga) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg atau I sebuah "mobil unit" jenis tepung kimia kering berkapasitas 75 kg. 1 (satu) buah tabung APAR jenis air berkapasitas 9 liter untuk setiap 100 m2 luas lantai atau satu roll slang hidran yang terpasang tetap di dinding sebagai pilihan lain.
Tempat penimbunan terbuka Timbunan s/d 125 m atau khusus untuk minyak klas C berkapasitas 500 m 3. Timbunan melebihi 125 m3 atau khusus untuk minyak klas C berkapasitas 500 m3.
Rumah pompa dan kawasan (areal) pompa. Untuk minyak klas A. 1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg untuk setiap 2 buah pompa sampai maksimum 4 buah tabung APAR Untuk minyak klas B dan C. 1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering berkapasitas 11 kg untuk setiap 4 buah pompa sampai maksimum 2 1 buah tabungh APAR.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 10 / 95
Rumah saklar listrik (electrical switch houses). Fasilitas bongkar muat kereta api. Fasilitas bongkar muat kendaraan bermotor. Dermaga bongkar muat kapal laut
10
Laboratorium.
11
Dapur.
12 13
K a n t i n.
Oil Catcher terbuka (Open 1 (satu) buah tabung APAR jenis tepung kimia kering Interceptor). berkapasitas 11 kg per interceptor. Ketentuan : penerangan, pemberian tanda, perawatan dan pemeriksaan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan Peraturan. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor.04/Men/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
2.2.3.17. Sistem Pemadam Kebakaran Dengan Busa (Foam System) Suatu sistem untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran dengan memakai bahan kimia busa yang berfungsi untuk menutup permukaan cairan BBM yang terbakar. Sistem injeksi foam pada tangki BBM dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dari bawah atau dari atas. 2.2.3.18. Penyalur Petir Suatu alat untuk menyalurkan arus listrik yang datang dari proses iklim/perubahan udara panas ke udara dingin/petir sehingga arus iistrik tersebut dapat diteruskan ke bumi. Penempatan tiang dan tinggi penangkal petir harus diperhitungkan dengan luas areal yang akan diproteksi (dilindungi) dari sambaran arus listrik yang datang
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 11 / 95
terhadap ketinggian tiang yang akan dipasang. Pemasangan penyalur petir mengacu pada peraturan umum pemasangan penangkal petir dari Departemen Pekerjaan Umum. 2.2.3.19. Kantor Tempat kegiatan untuk mengurus kelancaran operational pelayanan BBM dan Non BBM dari Instalasi/Terminal Transit/Depot yang lengkap dengan fasilitas penunjangnya. Penempatan bangunan harus memperhatikan kemudahan bagi karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan oleh perusahaan untuk pemasaran BBM dan Non BBM. Bangunan harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup untuk melakukan aktivitas kerja dan pintu darurat yang dapat didorong keluar 2.2.3.20. Rumah Portir Bangunan untuk pemeriksaan hasil pengisian BBM dan Non BBM ke dalam mobil tangki yang ke luar dari Instalasi/Terminal Transit/Depot. Rumah portir dibangun di dekat pintu keluar dari Instalasi/Terminal Transit/Depot, dengan ukuran yang memadai. 2.2.3.21. Pintu Gerbang Pintu utama untuk masuk Instalasi/Terminal Transit/Depot yang dapat dibuka dan di tutup. Pintu dapat dibangun dengan konstruksi besi jenis sorong dengan lebar minimum 6 m, disamping itu perlu juga dibuatkdn pintu darurat konstruksi besi jenis dua . daun yang dapat terbuka dua arah dengan lebar minimum 6 m. Pemasangan rambu-rambu dan peringatan tentang persyaratan masuk lokasi pada pintu gerbang harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah dibaca. 2.2.3.22. Selokan Selokan merupakan tempat penyaluran air limbah dari kegiatan Instalasi/Terminal Transit/Depot dan air permukaan/air hujan, konstruksinya harus kedap air mengingat fungsinya sebagai pencegah resapan minyak kedalam tanah, agar tidak mencemarkan air tanah. Bahan lain yang perlu dialirkan ke selokan adalah tumpahan /ceceran minyak yang terdapat dibeberapa tempat pada waktu kegiatan Instalasi/Terminal Transit/Depot sudah beroperasi sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Dari Dari Dari Dari lokasi tangki timbun. lokasi Filling Shed. Drum Yard. lokasi bengkel/Rumah pompa produk.
Semua kegiatan tersebut diatas masing-masing perlu dibuat selokan yang mengelilingi dan menuju ke oil catcher. Selokan yang menuju ke oil catcher harus dibuat kemiringannya sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran dapat sesuai dengan kapasitasnya. Untuk menjaga kemampuan pemisahan minyak didalam oil catcher, harus diperhitungkan atau dipisahkan selokan untuk menyalurkan air permukaan / air hujan dan air limbah dari daerah sumber tumpahan/ceceran minyak seperti tersebut diatas.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 12 / 95
Tempat pembongkaran/pengisian BBM melalui sarana angkut air/kapal tangker atau tongkang, pengoperasiannya dilakukan oleh suatu Instansi atau khusus PERTAMINA. Dermaga khusus yang memakai konstruksi trestel dapat dibangun pada lahan yang terletak dipantai/dilaut karena kemungkinan terjadi sedimentasi relatif kecil. Sedangkan dermaga khusus yang terletak di alur sungai tidak dibenarkan memakai konstruksi trestel beton, karena sedimentasi di alur sungai cukup tinggi dapat mengganggu kedalaman tempat sandar kapal tanker/tongkang. Dengan demikian ketentuan membuat dermaga Qetty head) harus mengacu kepada ketentuan kebutuhan ukuran kapal tanker yang dibuat oleh bidang Perkapalan. Tabel 2.2. Ketentuan Pembangunan Dermaga D.W.T. 1.500 3.500 6.500 17.500 35.000 85.000 Panjang Tanker (m) 54 89.7 128 158 152 242 Draft Muat (m) 29.5 5.0 6.9 7.0 11.75 12.92 Kedalaman Pelabuhan (m) 3.3 5.5 7.6 7.7 9.75 14.2 Jarak Panjang Depth (m) Dermaga(m) 15-22.5 25-34 36-48 45-60 51-68 69-92 10 15 20 25 30 40
2.2.3.24.
1. Jebakan Minyak (Oil Catcher/Oil Interceptor). Alat ini digunakan untuk menjebak minyak dan memisahkan minyak dengan air yang akan keluar area. Konstruksinya harus kedap air dengan ukuran disesuaikan dengan kecepatan aliran/debit air dan kapasitas tampung sehingga tidak terjadi luapan keluar. Lokasi penempatan jebakan minyak diprioritaskan dilokasi keluaran saluran yang mengelilingi sumber tumpahan minyak seperti : a. b. c. d. Areal tangki timbun. Areal Bangsal Pengisian (Filling Shed). Areal Penimbunan Drum (Drum Yard). Areal Bengkel/Rumah Pompa Produk.
Untuk menjaga kemungkinan lolosnya ceceran minyak dari jebakan minyak pada suatu lokasi tersebut di atas, maka semua air larian/permukaan dan air limbah keluaran dari oil catcher disalurkan ke oil catcher terakhir dengan ukuran yang disesuaikan dengan perkiraan debit air agar tidak terjadi luapan minyak keluar lokasi Instalasi/Terminal Transit/Depot (sebelum air limbah tersebut disalurkan ke badan air/ perairan umum). 2. Alat pemisah minyak-air (Oil-Water Separator). Sebuah alat untuk memisahkan minyak dari air dengan cara pemompaan menggunakan penggerak motor listrik ke alat pemisahan minyak dan air. Alat ini dapat dipakai pada lokasi kegiatan yang operasinya banyak terdapat limbah bercampur minyak seperti di Instalasi dan sejenisnya.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 13 / 95
3. Pompa penyebar bahan pelarut minyak (Oil Dispersant Sprayers Pump). Sebuah alat untuk penyemprotan bahan cairan kimia dispersant ke lokasi tumpahan minyak dengan menggunakan tenaga manusia dan tenaga mesin. Semua Depot/Sub. Depot harus dilengkapi Type Hand Sprayer minimal 2(dua) buah, sedangkan untuk Instalasi atau sejenisnya dilengkapi 2 (dua) buah mesin pompa oil dispersant dan ditambahkan 2 (dua) buah oil dispersant hand sprayers. 4. Penyerap Minyak (Oil Sorbent). Alat/sarana yang dibuat dari bahan benang-benang polypropylene atau sejenisnya dapat digulung, dapat menyerap tumpahan cairan minyak di suatu lokasi tumpahan minyak di dapat maupun di perairan. Oil Sorbent harus dapat dipergunakan untuk menyerap tumpahan minyak disuatu lokasi, penggunaannya di sesuaikan dengan jumlah tumpahan minyak. Lokasi yang sangat memungkinkan terjadi tumpahan minyak (misalnya dermaga minyak, bangsal minyak/ filling shed) perlu dilengkapi dengan oil sorbent sekurangkurangnya satu roll/gulung setiap lokasi tersebut. 5. Flexible Storage Tanks/Oil Container Bag. Sarana/tempat penampungan minyak dari hasil tumpahan / ceceran minyak di dapat maupun di perairan. Dibuat dari bahan polyurethane rubber yang tahan dari segala jenis minyak dan dapat dipindah-pindahkan serta dapat dilipat. Semua Depot/Sub Depot dilengkapi satu buah flexible storage tanks/oil container bag ukuran yang sesuai/cukup. Sedangkan untuk instalasi/sejenisnya dilengkapi minimal dua buah masing-masing dengan ukuran yang memadai. 6. Oil Boom. Alat terapung diatas air untuk melokalisir (membendung / mengurung / membatasi) tumpahan minyak di sungai dan di laut terdiri dari bagian-bagian antara lain ; Skirt, Pelampung, Timah hitam untuk pemberat dan Penyambung unit/potongan ke unit. 7. Oil Skimmer. Alat untuk mengisap minyak yang telah di blokir oleh oil boom, melalui sirip-sirip/plat dari bahan fibre glass yang diputar dengan tenaga hidrolik oleh sebuah pompa yang dapat ditempatkan didarat, diatas kapal atau motor boat. 8. Oil Dispersant Chemical. Cairan kimia untuk memecah dan mengikat cairan minyak (tumpahan) agar dapat menyebar keseluruh permukaan air, sehingga tumpahan minyak tersebut tidak mencemari lingkungan perairan setempat. Semua pemakaian, jenis dan merk oil dispersant chemical di lokasi Instalasi/ Depot harus mendapat rekomendasi.dari Dit. Jend. Migas. 9. Oil Dispersant Pump. Alat pompa digerakkan oleh mesin untuk mengisap dan menyemprotkan cairan minyak dari Oil Dispersant ke lokasi tumpahan minyak di sungai atau di laut. Ketentuannya alat atau pompa tersebut harus dilengkapi knalpot yang tidak mengeluarkan bunga api atau explotion proof. 10. Incinerator. Sebuah alat untuk membakar sludge/blubber dibuat darn rangka besi baja dilengkapi dengan dapur memakai batu tahan api, satu set brander, cerobong asap, pintu dapur, digerakkan oleh tenaga listrik.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 14 / 95
Pelabuhan khusus adalah sebuah pelabuhan yang khusus untuk melayani suatu kegiatan industri dimana penyelenggaranya dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Untuk menentukan kebutuhan peralatan pencegahan pencemaran perairan di dermaga minyak pelabuhan khusus diklasifikasikan sebagai berikut : a. Dermaga Minyak Pelabuhan Khusus Besar adalah dermaga minyak yang dapat disandari kapal tanker minimum 17.500 DWT, dengan kebutuhan peralatan lindungan lingkungan sebagai berikut : b. Oil Oil Oil Oil Oil Oil Boom Skimmer Container Bag/Flexible Rubber Tanks Dispersant Pumps Dispersant Sprayers Dispersant Chemical 1500 Meter 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit 25 drum
Dermaga Minyak Pelabuhan Khusus Sedang adalah dermaga minyak yang dapat disandari kapal tanker minimum 6500 DWT, dengan kebutuhan peralatan lindungan lingkungan sebagai berikut : Oil Oil Oil Oil Oil Oil Boom Skimmer Container Bag/Flexible Rubber Tanks Dispersant Pumps Dispersant Sprayers Dispersant Chemical 500 Meter 1 unit 1 unit 1 unit 2 buah 15 drum
c.
Dermaga Minyak Pelabuhan Khusus Kecil adalah dermaga minyak yang dapat disandari kapal tanker minimum 1000 DWT dengan kebutuhan peralatan lindungan lingkungan sebagai berikut : Oil Oil Oil Oil Oil Boom Container Bag/Flexible Rubber Tanks Dispersant Pumps Dispersant Sprayers Dispersant Chemical 300 Meter 1 buah 1 unit 2 buah 10 drum
2.
Gudang Lindungan Lingkungan adalah gudang/tempat penyimpanan peralatan untuk mencegah pencemaran perairan dari tumpahan minyak. Untuk gudang tersebut harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : a. Lokasi gudangnya dekat dengan dermaga kapal, untuk memudahkan pengoperasian semua peralatan pencegahan pencemaran perairan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 15 / 95
Ukuran gudang disesuaikan dengan kebutuhan tempat untuk penyimpanan peralatan tersebut, sesuai kriteria pelabuhan khusus yang telah dijelaskan diatas. Peralatan peluncur oil boom disesuaikan dengan spesifikasi oil boom yang akan dipasangkan sebagai berikut Memakai Storage Reel Boom (Oil boom yang dapat digulung / dibentangkan melalul wheel storage boomnya). Pada saat pen urunan/penyimpanan digudang, langsung ditarik atau dibentang oleh storage wheel boomnya. Memakai peluncur khusus untuk oil boom (Oil boom yang tidak dapat digulung karena pelampungnya panjang).
c.
Penurunan ke dalam air dan penyimpanan di gudang harus diatur dan disusun sedemikian rupa.
2.2.4. JARAK AMAN Dalam menentukan jarak aman harus diperhatikan kemungkinan terjadinya kebakaran sehingga transmisi panas atau radiasi panas yang memancar pada saat kebakaran tidak akan membahayakan. Penentuan jarak aman antar peralatan harus juga direncanakan kemudahan keluar/masuk kendaraan/manusia ke lokasi untuk maksud penanggulangan kebakaran dan melakukan inspeksi. 2.2.4.1. Tangki
Tangki dengan diameter 10 meter atau kurang, dapat dianggap sebagai satu buah tangki dan jarak keselamatan antara tangki hendaknya ditentukan oleh klasifikasi isi produk dari tangki-tangki yang berdekatan, dimana setiap kelompok tidak boleh mempunyai kapasitas melebihi 8000 M3 (8000 ton air). 1. Jarak aman tangki vertikal yang berkonstruksi atap tetap untuk minyak kelas I, II dan III di instalasi. a. Jarak antara tangki-tangki dalam satu kelompok dengan atap tetap yang konvensional dengan diameter 10 meter atau kurang harus ditentukan menurut keperluan konstruksi dan operational. b. Jarak antara kelompok tangki dengan diameter tangki 10 meter atau kurang adalah 15 meter. c. Jarak antara tangki-tangki yang berdiameter 10 meter atau lebih adalah setengah diameter tangki yang terbesar atau sama dengan diameter tangki yang terkecil, atau 15 meter tetapi tidak boleh kurang dari 10 meter. d. Jarak antara tangki dengan titik pengisian, bangsal pengisian dan gedung adalah 15 meter. e. Jarak antara tangki dengan pagar batas instalasi, daerah aman dan sumber api tetap adalah minimal 15 meter.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 16 / 95
2. Jarak aman tangki vertikal yang berkonstruksi atap terapung untuk minyak kelas I dan II di instalasi. a. Jarak antara 2 tangki yang berdiameter sampai 45 meter adalah 10 meter. b. Jarak antara 2 tangki yang berdiameter lebih dari 45 meter adalah 15 meter. 3. Jarak aman tangki timbun diatas tanah untuk minyak kelas I, II dan III di depot. a. Jarak antara tangki dengan diameter 10 meter atau kurang dengan tinggi 14 meter atau kurang hendaknya ditentukan menurut keperluan konstruksi dan operational. b. Jarak antara tangki dengan diameter lebih dari 10 meter dan tinggi lebih darl 14 meter adalah setengah diameter dari tangki yang terbesar atau sama dengan diameter tangki terkecil atau 15 meter tetapi tidak boleh kurang dari 10 meter. c. Jarak antara tangki dengan titik pengisian, bangsal pengisian atau bangunan adalah 15 meter, tetapi dengan persetujuan penguasa untuk jenis tangki silinder vertikal atau horizontal yang kecil jarak dapat dikurangi, tetapi tidak kurang dari 6 meter. d. Jarak antara tangki dengan pagar batas depot, daerah aman atau sumber api tetap adalah 15 meter, tetapi dengan persetujuan penguasa untuk jenis tangki silinder vertikal atau horizontal yang kecil jarak dapat dapat dikurangi, tetapi tidak kurang dari 6 meter. 4. Jarak aman tangki yang berkonstruksi horizontal a. Jarak antara tangki adalah setengah diameter tangki yang paling besar atau 6 meter atau jarak yang terpendek. b. Jarak antar tangki adalah sama dengan diameter tangki atau 9 meter atau jarak jang terpendek. 5. Jarak aman tangki yang konstruksinya dipendam, atau setengah pendam. Untuk tangki dengan konstruksi pendam, setengah pendam atau urugan, maka jarak antar tangki, jarak antar tangki dengan pagar batas dan jarak dengan bangunan hendaknya hanya ditentukan oleh keperluan konstruksi dan operational bagi tangkitangki timbun BBM kelas "II" penentuan jarak aman untuk tujuan keselamatan perlu dipertimbangkan oleh keperluan konstruksi dan mempertimbangkan adanya realokasi isi produk tangki kelas "I" karena kebutuhan segi operational. Oleh karena itu dianjurkan dalam penentuan jarak aman tangki timbun BBM kelas "II" memakai acuan penentuan jarak aman tangki timbun BBM kelas "I".
2.2.4.2.
Bangunan
Yang dimaksud dengan bangunan-bangunan disini adalah bangunan-bangunan kerja diantaranya gudang, lapangan drum, bangsal pengisian minyak, tempat penyerahan minyak, dan rumah pompa.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 17 / 95
1. Tempat penimbunan, bangsal pengisian atau rumah pompa yang melayani bahan bakar minyak kelas I harus berada sekurang-kurangnya 15 meter dari pagar batas yang dibangun dengan konstruksi type terbuka misalnya pagar kawat harmonica. Untuk bangunan yang menggunakan tembok yang rapat dan pagar yang berada di sebelah belakang (tidak ada jendela, ventilasi) dan yang terbuka hanya satu sisi bagian depan maka jarak tersebut diatas dapat dikurangi menjadi 10 meter. Apabila pagar telah diganti dengan dinding-dinding padat, jarak ini dapat dikurangi, tetapi tidak boleh kurang darl 6 meter. Untuk bahan bakar minyak unclassified tidak diperlukan batas-batas mengenai jarak aman. 2. Jarak antara lokasi tempat penimbunan kemasan I wadah container produk minyak atau bangsal pengsian dengan tangki-tangki penimbun yang menyimpan produk minyak kelas 'I' tidak boleh kurang dari 15 meter. 3. Tempat penimbunan kemasan/wadah bangsal pengisian, dan rumah pompa yang dipergunakan untuk bahan bakar minyak kelas "I" harus berada pada jarak minimum 15 meter darl setiap bangunan dimana dilaksanakan pekerjaan, yang memerlukan panas atau api terbuka, umpamanya bangsal/bengkel pemeliharaan, pabrik drum, tempat/ruang menyolder. Dalam hal bahan bakar minyak kelas "II", maka jarak tersebut dapat dikurangi sampai mencapai 6 meter dan dalam keadaan bahan bakar minyak kelas "III" maka tidak terdapat batas jarak aman. 4. Kemasan/wadah yang diangkut dalam bentuk drum atau bentuk lainnya yang dapat ditimbun diudara terbuka. Kemasan atau wadah untuk jarak antara yang telah dikemukakan diatas, harus disusun menurut pengelompokan produk kelasnya. "Jarak antara" menurut kelasnya harus dibuat gang dan diatur sedemikian rupa agar dapat dengan mudah diambil/diangkut serta memudahkan didalam usaha penanggulangan kebakaran. Bangunan-bangunan yang pada hakekatnya tidak merupakan sumber bahaya kebakaran bahan bakar minyak, atau dapat mempergunakan api terbuka atau bahaya kebakaran lainnya, harus ditempatkan didaerah aman, jauh dari tempat dimana produk-produk ditimbun dan dikerjakan diluar kemungkinan garis jalur jalan uap. 5. Rumah pembangkit uap (Boiler Houses), pembangkit tenaga (Power Plant), rumah pompa pemadam kebakaran (Fire Pump Houses). Bangunan ini harus ditempatkan di daerah aman dan ditempat-tempat dimana peralatan tersebut dapat dipergunakan dengan aman jika terjadi suatu kebakaran. Khusus untuk pembangkit tenaga sebaiknya ditempatkan jauh dari bang unanbangunan kerja terutama kantor.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 18 / 95
Dinding-dinding dari setiap bangunan apapun, terkecuali bagi bangunanbangunan yang telah diperinci dari jarakjarak keselamatannya dalam ketentuan bangunan kerja dapat merupakan bagian dari batas suatu instalasi atau Depot.
2.2.4.3. 1. 2.
Perpipaan
Pipa yang dipasang diatas tanah harus dilengkapi dengan penyangga beton atau besi dengan jarak maksimum 3 meter. Pipa yang dipasang didalam tanah harus dilengkapi dengan sarana anti korosi dan ditanam sedemikian rupa dengan kedalaman minimal 1 meter dari permukaan tanah. Pipa yang dipasang didalam air harus dilengkapi pemberat atau "concrete block" jarak antara pemberat satu dengan yang lain adalah 3 meter. Berat pemberat harus sesuai dengan daya apung dari pipa (Bouyancy).
3.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 19 / 95
2.3.1.1. Personel 1. Selama kegiatan pembongkaran atau pemuatan dilakukan, orang yang berkompeten di Instalasi/Terminal Transit/Depot harus berada pada lokasi sambungan darat ke kapal, sedang di atas kapal supaya ada perwira dan beberapa anggota yang mengawasi deck kapal. 2. Sambungan kapal kedarat dan pressure gange supaya selalu diawasi. 3. Semua personel kapal yang menggunakan fasilitas darat untuk merokok, memasak, istirahat atau rekreasi harus mentaati peraturan yang dibuat oleh Instalasi/Terminal Transit/Depot. 2.3.1.2. Peraturan dan Tanda Peringatan 1. Semua peraturan penguasa pelabuhan dan penanggulangan kebakaran serta peraturan perusahaan harus dipatuhi. Kepala Instalasi/Terminal Transit/Depot atau wakil yang dikuasakannya berhak naik ke atas kapal setiap saat untuk meyakinkan bahwa peraturan-peraturan tersebut ditaati, dan berhak menghentikan pembongkaran atau pengisian bilamana terjadi pelaggaran. 2. Intisari peraturan-peraturan pelabuhan, penanggulangan kebakaran serta peraturan dari Instalasi/Terminal Transit/Depot supaya disampaikan kepada nakhoda kapal pada saat kedatangannya dan prosedur yang disepakati mengenai tindakan yang diambil bilamana terjadi keadaan darurat atau kebakaran. 3. Selama operasi pembongkaran atau pengisian dilakukan supaya dipasang tanda peringatan yang menyatakan "dilarang masuk untuk yang tidak berkepentingan. Dilarang merokok dan membawa api terbuka".
2.3.1.3. Komunikasi Harus disediakan sistem komunikasi yang efisien antara personil yang terkait di dalam operasi/kegiatan untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara aman dan tindakan akan cepat dilaksanakan di dalam keadaan darurat.
2.3.1.4. Prosedur untuk Penerimaan atau Pengiriman Bulk Cargoes 1. Kepala Instalasi/Terminal Transit/Depot atau wakilnya supaya membicarakan dan bersepakat dengan perwira kapal yang bertanggung jawab, urutan operasi, kecepatan pompa dan tekanan maksimal untuk masing-masing produk, sistem tanda sandi untuk mengendalikan pembongkaran atau pemuatan, termasuk penyetopan dalam keadaan darurat.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 20 / 95
2. Staf Instalasi /Terminal Transit/ Depot supaya menyatakan bahwa tangki penerima mempunyai ruang yang cukup. Dilakukan pengukuran pada tangki darat dan tangki kapal sebelum kegiatan bongkar/muat dimulai. Selama kegiatan dilakukan supaya dilakukan peneriksaan apakah ada kebocoran di kapal atau di darat dan tidak terjadi "Cross-over" dari produk, atau tangki darat tidak sampai luber. Waktu mengambil pengukuran pertama, suhu juga dicatat, periksa apakah terdapat air dan lakukan pengambilan contoh. 3. Sebelum dan selama pembongkaran dilakukan, bila kapal membawa lebih dari satu jenis produk, flash points supaya diperiksa untuk menjamin tidak terjadi "Cross contaminations" (disamping visual test yang biasa). Begitu pula bila sedang dilakukan pemuatan kapal.
2.3.1.5.
Kapal supaya ditambat dengan posisi sambungan untuk pembongkaran atau pemuatan di atas kapal sedekat mungkin dengan sambungan pipa darat. Selama kegiatan pembongkaran atau pengisian muatan, supaya dicegah terjadinya strain (ketegangan) atau kerusakan sambungan flexible kapal kedarat. Sebelum melepaskan sambungan, produk di dalam sambungan flexible supaya didorong sejauh mungkin. Waktu melepaskan sambungan, sisa produk di dalam sambungan supaya ditampung, jangan sampai jatuh ke dalam jalur perairan. Pada ujung pipa darat yang terbuka supaya dipasang blank flanges. 2.3.1.6. Ballasting
Pembebasan gas dan pembersihan tangki muatan kapal waktu ada di sepanjang Jetty atau Wharf (dermaga). 1. Melakukan ballasting ke dalam tangki muatan kapal selama kegiatan pembongkaran berlangsung hanya boleh dilakukan dengan ijin kepala Instalasi/Terminal Transit/Depot atau yang dikuasakannya. 2. Membuang air ballast sementara kapal masih bertambat di Instalasi/Terminal Transit/Depot supaya sesuai dengan yang disarankan oleh IOTTSG. 3. Pembebasan gas atau membersihkan tangki waktu sandar di sepanjang Jetty atau pelabuhan untuk memungkinkan penggantian produk di dalam tangki muatan, pemuatan air ballas yang bersih atau untuk perbaikan hanya dapat dilakukan dengan perjanjian antara management kapal dan Instalasi/Terminal Transit/Depot. Semua pengujian dan tindakan pencegahan supaya dilakukan, terutama untuk produk Class I Petroleum. Lihat IOTTSG Chapter VI.
2.3.1.7.
Jalur Pipa
1. Jalur pipa ditempat penyandaran untuk pembongkaran atau pemuatan supaya diberi tanda produk. 2. Sebelum kegiatan/operasi dimulai, jalur pipa supaya diperiksa untuk meyakinkan bahwa :
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 21 / 95
Kerangan-kerangan bekerja dengan baik. Kerangan yang tidak digunakan telah ditutup dengan baik. Blank flanges yang dipasang permanen atau sementara telah diikat/dibaut dengan baik dan cukup kuat untuk menahan tekanan pipa yang sudah ditentukan, bilamana pemompaan berlangsung. 3. Bilamana sebuah jalur pipa dipakai untuk pembongkaran dan pemuatan, pada waktu akan dilakukan pemuatan, check valve yang ada di jetty/warf supaya dibuka, dan sambungan fleksibel darat ke kapal supaya terus-menerus diawasi. 4. Operator yang bertugas mengawasi sambungan fleksibel darat ke kapal dan peralatan bongkar lainnya, supaya memeriksa pressure gauge terus-menerus dan bilamana terjadi kenaikan tekanan yang sudah ditentukan, supaya segera menghubungi petugas kapal untuk menghentikan pemompaan, sampai penyebabnya diketahui dan sudah ditanggulangi. Pressure gauges supaya diuji dan dikalibrasi secara berkala. 5. Jalur pipa supaya dipatroli setiap jangka waktu yang ditentukan.
2.3.1.8. Sambungan Fleksibel Kapal Ke Darat 1. Sarana dengan selang, sambungan beberapa selang untuk memungkinkan gerakan bebas pada semua tahapan air pasang dan kondisi draft kapal. Untaian selang yang panjang supaya disanggah dengan baik agar tidak terjadi tekukan yang patah/tajam, kelelahan dan gesekan. 2. Sebelum dipakai, kondisi selang secara umum supaya diperiksa. Selang supaya di dalam kondisi yang baik, tanpa tanda kegagalan pada penguatnya ( reinforcement) dan tidak digunakan untuk tugas-tugas yang melebihi tekanan kerjanya yang sudah ditentukan. Ditangani dengan sarana yang memadai, tidak boleh diseret, digelundungkan atau ditarik. Bila tidak dipakai supaya disimpan dengan baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan atau deteriorasi. 3. Secara berkala diuji secara hydrostatik. Masa uji dan tekanan pengujiannya tergantung dari frekuensi pemakaian dan kondisi operasi setempat, tapi bilamanapun juga, tidak melebihi 12 bulan. Tanggal dan tekanan pengujian supaya dicatat dan dicantumkan pada masing-masing selang. Pengujian "Electrical Continuity" supaya dilakukan setiap waktulsecara berkala. 4. Sarana mesin penanganan selang supaya diuji secara berkala sesuai dengan peraturan perundangan setempat, tetapi tidak melebihi 12 bulan. 5. Untuk "metal retractable swing arm" supaya bersikap waspada untuk menjamin agar tidak menjadi sasaran gerakan, atau dioperasikan disaat angin kencang yang melebihi batas kemampuannya yang sudah ditentukan (designed), tidak menghadapi ketegangan yang tidak diharapkan pada manifold kapal pada setiap tahapan air pasang dan kondisi draft kapal. 6. Supaya diuji secara berkala sesuai dengan saran pabrik pembuatnya, tenggang waktu masa uji tergantung dari frekuensi pemakaian dan kondisi operasi setempat.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 22 / 95
1. Buoy, tali penambat, selang dan jalur pipa bawah laut supaya diperiksa secara berkala, oleh penyelam bilamana diperlukan, dan hasil pemeriksaan, pengujian dan perawatan supaya disimpan dengan baik. 2. Blla salah satu dari untaian selang menunjukkan tanda-tanda keausan, kerusakan atau akan pecah, seluruh untaian selang supaya diangkat ke atas permukaan air. 2.3.1.10. Pencegahan Terhadap Listrik Statis dan Arus Listrik 1. Selang-selang yang dihubungkan (bonded) supaya diuji electrical continuity-nya pada saat pertama akan digunakan, selanjutnya supaya diuji secara berkala. 2. Kegiatan pembongkaran atau pemuatan produk class I atau II (2) Petroleum supaya dihentikan bila terjadi badai listrik. 3. Mencegah terjadinya muatan listrik waktu memompa produk disaat tangki sedang kosong (kecepatan kurang dari 1 m/detik sampai inletnya tertutup seluruhnya). 4. Penggunaan udara atau air seminim mungkin untuk membebaskan jalur pipa berisi air atau udara, kecepatan pompa supaya tidak melebihi 1 m/detik sampai air atau udara bebas dari jalur pipa. 2.3.1.11. Tumpahan atau Kebocoran 1. Bilamana terjadi tumpahan atau kebocoran, kegiatan bongkar/muat supaya segera dihentikan dan kerangan ditutup secepatnya. Kegiatan dapat dilanjutkan sesudah terdapat kesepakatan antara staf Instalasi/Terminal Transit/Depot dengan perwira kapal. 2. Tumpahan minyak diatas perairan, biasanya dapat dikumpulkan dengan menggunakan oil boom (untuk perairan tenang dan laut bebas). 2.3.2. PENGISIAN DAN PEMBONGKARAN BBM DENGAN RTW
2.3.2.1. Umum 1. Masuknya RTW kejalurnya supaya dikendalikan oleh orang yang berkompeten. Didalam hal ini supaya memperhatikan, seperti perintang, tempat yang harus dikunci di dalam posisi "off' untuk mencegah masuk kereta lainnya kejalur dimana RTW sedang diisi atau menurunkan muatannya. Untuk jenis lok tertentu supaya dihentikan pada batas aman yang sudah ditentukan. Waktu RTW sedang muat atau bongkar supaya dipasang tanda peringatan "KERETA SEDANG TERSAMBUNG". Setelah RTW ditempatkan, lok sudah disingkirkan, RTW supaya diblok agar tidak bergerak sewaktu pengisian atau pembongkaran sedang berlangsung. Bila RTW diisi dari atap, drop-pipe supaya diturunkan sampai kedasar tangki.
2. 3. 4. 5.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 23 / 95
1. Sebelum RTW membongkar muatannya supaya diperiksa ullage, suhu, air dan bila perlu, ambil contoh untuk visual/short test. Tangki penerima supaya diperiksa jenis produknya dan ruang yang cukup untuk menerima kiriman. 2. RTW yang akan dimuat supaya diperiksa kebersihan didalamnya, kelaikan operasi, produk yang diangkut sebelumnya dan yakin benar-benar kosong. Bilamana masih ada sisa supaya diperhitungkan jumlahnya. 3. Bila akan ganti produk, RTW supaya di drain kering, dan bila diperlukan untuk quality control, dibilas dengan produk pengganti yang akan diangkut (selanjutnya perhatikan produk quality control). Bila memuat produk yang menimbulkan uap yang mudah terbakar, termasuk switch-loading, supaya dilakukan secara perlahan sampai lobang pengisian tertutup sepenuhnya dengan produk. Bila menggunakan "fill pipe" supaya diturunkan sampai ke dasar tangki. 4. Bila pengisian dilakukan dari atas, foot valve dan kerangan penurunan supaya ditutup. Bila pengisian dilakukan dari bawah, yang juga dipakai untuk penurunan, foot valve supaya dibuka. Setelah selesai pengisian, foot valve ditutup dan produk yang ada diantara foot valve dan kerangan penurunan supaya ditiris. 5. Sebelum kereta diberangkatkan, periksa ullage, tutup manhole dan lobang pengeluaran supaya ditutup rapat, disegel dan bila diperlukan digembok dan diberi label seperlunya. 2.3.2.3. Tindakan Pengamanan (Safety Precautions) 1. Bejana terbuka berisi produk class I atau II (2) petroleum tidak boleh dibiarkan di daerah bongkar/muat RTW. 2. Hanya martil berkepala kayu atau karet yang boleh digunakan untuk membuka pengikat tutup manhole. 3. Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, kegiatan bongkar/muat supaya dihentikan dan foot valve yang terbuka supaya ditutup. Kegiatan dapat diteruskan setelah dinyatakan aman oleh pengawas yang bertugas. 4. Perbaikan besar RTW tidak boleh dilakukan di jalur bongkar/muat. 5. Loading/unloading arms, selang dan sambungan sambungan supaya diberi tanda yang jelas dengan tanda warna atau papan nama. 6. Loading/unloading arms atau selang supaya ditempatkan yang rapi setelah dipergunakan. 7. Bilamana terjadi kebakaran sewaktu kegiatan bongkar/muat sedang berlangsung, semua kegiatan supaya segera dihentikan. Supply produk ke fasilitas pengisian supaya diputuskan/dihentikan. Bilamana memungkinkan, RTW yang tidak terkena supaya dijauhkan dari daerah bahaya. Prosedur brand-roll supaya diterapkan. 2.3.2.4. Pentanahan dan Penyambungan (Earthing /grounding and Bonding)
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 24 / 95
1. Selalu diperlukan bonding dan pentanahan bilamana menangani produk, terutama produk class I atau II petroleum termasuk "switching loading". 2. Fasilitas bongkar/muat RTW supaya "Electrically continous" dan ditanahkan (earthed). Dalam hal ini tidak perlu lagi kabel penghubung yang panjang. (i.e. bila jalur rel sudah dibonding dan ditanahkan). 2.3.2.5. Keselamatan Personil 1. Orang tidak boleh ada di atas buffer lok dan RTW bila sedang bergerak/jalan. 2. Orang tidak boleh melintas dengan cara merangkak di bawah RTW. 3. Orang tidak boleh naik ke atas/puncak RTW bila sedang berhenti di bawah kabel listrik tegangan udara (overhead). 4. Waktu langsir supaya menggunakan tanda sandi (signal code) yang sudah dimengerti oleh petugas lnstalasi/Terminal Transit/Depot dan perusahaan kereta api. 2.3.3. 2.3.3.1. PEMUATAN DAN PEMBONGKARAN BBM DENGAN MOBIL TANGKI Umum
1. Bilamana di tempat pengisian sudah ada kendaraan, yang antri di belakangnya tidak boleh lebih dekat dari 6 m. Untuk itu supaya diberi garis pembatasan parkir yang jelas. Mesin supaya dimatikan. 2. Bila sedang melakukan pemuatan/ penurunan, mobil tangki tidak boleh ditinggalkan tanpa penjaga, dan rem supaya dipasang dengan baik, atau diganjal balok penahan. 3. Pada waktu memuat produk, terutama produk class I dan II petroleum, mesin supaya dimatikan dan hubungan listrik diputuskan. Kendaraan boleh distart setelah penutup dan kerangan ditutup dengan baik. 4. Pada waktu memuat produk, terutama produk class I dan II petroleum, mesin supaya dimatikan dan hubungan listrik diputuskan. Kendaraan boleh distart setelah penutup dan kerangan ditutup dengan baik. 5. Sambungan untuk bonding supaya dibuat sesuai dengan IP Electrical Safety Code. 6. Bilamana mobil tangki diisi dari atas, terutama produk class I dan II, termasuk switch loading, drop pipe supaya diturunkan sampai ke dasar tangki, foot valve dan kerangan-kerangan ditutup. 7. Dip rods mobil tangki supaya diikat dengan baik setelah digunakan. 2.3.3.2. Prosedur 1. Bila mobil tangki akan ganti produk yang diangkutnya, tangki atau kompartemennya supaya didrain sampai kering dari produk terdahulu. Bila melakukan pengisian dengan produk yang dapat menimbulkan uap yang mudah terbakar, termasuk switch loading, pengisian supaya dilakukan pelanpelan sampai kaki/ujung fil pipe tertutup produk.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 25 / 95
2. Bila mobil tangki diisi dari atas, foot valve dan kerangan penurunan supaya ditutup semuanya dan hanya lobang tangki atau kompartemen yang akan diisi saja yang dibuka. Bila pengisian dari bawah, hanya foot valve dan kerangan tangki atau kompartemen yang akan diisi saja yang dibuka, dan segera ditutup bila pengisian sudah selesai. 3. Sebelum pengisian dilakukan, supaya yakin bahwa tangki / kompartemen akan diisi dengan produk yang sesuai. Hati-hati agar tangki / kompartemen tidak sampai diisi berlebihan dari batas yang sudah ditentukan. Yakinkan bahwa tangki / kompartemen adalah kosong sebelum pengisian dilakukan. Bila ada isinya supaya dihitung jumlahnya. 4. Bila tangki/kompartemen diisi berlebihan, kelebihannya supaya dimasukkan kedalam mobil trolley atau wadah penampungan yang memadai. 5. Loading arm diangkat, selang dilepaskan dari kendaraan dan dirapihkan bebas dari kendaraan, semua bukaan ditutup dengan baik dan kuat sesudah selesai pengisian. Tangga disingkirkan ketempatnya. Dan kabel bonding dilepaskan yang terakhir. 6. Bila menurunkan muatan mobil tangki, periksa bahwa tangki penerimanya sesuai dengan produk yang akan diturunkan dan tersedia cukup ruang untuk penampungan. 7. Bila produk class III petroleum dengan tekanan udara, kendaran supaya tidak bergerak dan jangan mempermainkan tutup manhole atau fittings sampai tekanannya dibebaskan. Gumpalan produk yang menyumbat outlet supaya dilepaskan sebelum tekanan difungsikan. Tekanan kerja udara untuk menurunkan produk supaya serendah mungkin, tidak melebihi tekanan kerja yang aman. Tangki penerima supaya diventilasikan dengan baik. 2.3.3.3. Tindakan Pengamanan (Safety Precautions)
1. Tempat penampungan produk class I dan II petroleum terbuka tidak boleh dibiarkan di daerah penurunan atau pengisian. 2. Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, semua kegiatan Vengisian ditempat tersebut dan didekatnya supaya dihentikan segera dan foot valves yang terbuka untuk pengisian atau pembongkaran supaya ditutup. Hanya orang yang diperlukan saja yang boleh ada di daerah pengisian. Tumpahan supaya dibersihkan dengan segera. Bila yang tumpah itu produk class I atau II petroleum, mobil yang ada di tempat dan sekitarnya tidak boleh mengoperasikan starter, tapi didorong atau ditarik. Pengisian dilanjutkan setelah dinyatakan aman oleh pengawas yang bertanggung jawab. 3. Loading dan Unloading arms, selang dan sambungan supaya diberi tanda yang jelas dengan tanda warna atau papan nama yang menunjukkan jenis produknya. 4. Unloading arms atau selang supaya ditata dengan baik setelah dipakai.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 26 / 95
5. Bilamana terjadi kebakaran waktu kegiatan bongkar/muat sedang berlangsung, kegiatan tersebut supaya segera dihentikan dan kendaraan yang tidak terlibat supaya dilarikan ketempat yang aman. Supply produk ke fasilitas pengisian supaya dihentikan. Brand-roll setempat supaya diberlakukan dengan segera. 2.3.3.4. Pentanahan dan Hubungan (Earthing Bonding) 1. Selalu diperlukan "Electrical Continuity" dan pentanahan untuk menangani produk class I dan II petroleum, termasuk switch loading. 2. Fasllitas pengisian dan pembongkaran mobil tangki supaya "Electrical Continous: dan ditanahkan. Kendaraan supaya disambungkan dengan baik dengan bonding ke fasilitas pengisian atau pembongkaran yang ditanahkan (earthed) sebelum kegiatan pengisian atau pembongkaran produk dimulai, dan bonding tersebut supaya tidak terlepas sampai seluruh bagian sudah selesai, semua kerangan dan tutup sudah ditutup dengan baik dan kuat. Kabel bonding tersediri tidak diperlukan di dalam pengisian atau pembongkaran yang menggunakan jenis selang "Conductive" atau "Semi Conductive" yang dilengkapi dengan "Liquid Tight Connections".
2.3.4. 2.3.4.1.
1. Class I petroleum biasanya ditampung di dalam "floating roof tank" atau "fixed roof tank" yang dilengkapi dengan PV. Vents. Hal ini berlaku juga untuk class II bilamana suhu udaranya tinggi (40C keatas). Atau dapat juga disimpan di dalam tangki dengan internal folating diaphragms. Class II dan III petroleum biasanya disimpan di dalam tangki dengan open/free vents. Produk class III yang berat dapat disimpan di dalam tangki dengan fasilitas pemanasan di dalam atau di luar tangki (i.e. di Indonesia biasanya dengan mengecat tangki seluruhnya dengan warna hitam). 2. Kita anggap bahwa semua tangki dilengkapi dengan fitting sesuai standard pembuatan yang digunakan. 3. Personil yang terkait dengan pengoperasian tangki penimbunan supaya benarbenar menguasai/mengerti dengan jenis tangki yang ada di bawah tanggunjawabnya, pengukuran dan kapasitas operasi yang aman, fittings dan sambungan-sambungannya. 4. Semua kerangan dimana produk dapat keluar/dikeluarkan dan kerangan inlet tangki-tangki yang tidak dioperasikan supaya ditutup dengan rapat dan kuat. Untuk meningkatkan keamanannya, selain disegel, supaya dirantai dan digembok, terutama bila Instalasi/Terminal Transit/Depot sudah tidak ada kegiatan. Semua kerangan supaya sering dioperasikan untuk menjamin kemudahan pengoperasiannya sewaktu diperlukan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 27 / 95
1. Untuk keperluan "Safe Operation" supaya diberikan metoda pengertan yang jelas mengenai tanda warna produk pada tangki dan jalur pipa dan data kuantitas isi tangki. 2. Setiap tangki supaya diberi nomor yang jelas. 2.3.4.3. Prosedur 1. Harus tersedia prosedur yang jelas untuk penerimaan produk kedalam tangkitangki Instalasi/Terminal Transit/Depot. Prosedur tersebut akan berbeda-beda sehubungan dengan metoda penerimaan yang akan dipergunakan, jalur pipa cross country, kapal laut, RTW atau mobil tangki ; jumlah dan jenis produk yang akan dikirim, kecepatan pengiriman, jumlah dan kapasitas tangki kemana pengiriman tersebut akan dilakukan dan metoda pengendalian / pengawasan operasi kerangan-kerangan masuk ke tangki. Prosedur untuk pindah (change over) dan jenis produk, sebagai tambahan, pencegahan resiko pengisian tangki yang berlebihan (overfiliing), supaya menjamin penyekatan (segregation) jenis dan menghindari resiko kontaminasi produk. 2. Harus tersedia sistem komunikasi yang efisien antara semua personil yang terkait di dalam operasi, dengan ketentuan bahwa prosedur seperti yang diuraikan di dalam butir(1) di atas telah dilaksanakan secara baik, dan dengan demikian dapat mengambil tindakan dengan segera di dalam keadaan darurat. 2.3.4.4. Pengukuran Tangki dan Pengambilan Contoh Referensi kedalaman supaya ditulis secara jelas di dekat. lubang pengukuran secara manual. 1. Lubang pengukuran manual tangki yang menampung produk class I atau II (2) petroleum supaya dibuka sejarang mungkin, sedapatnya terbatas untuk pemeriksaan inventarisasi dan pengisian tangki saja. 2. Bila tidak dalam keadaan dipakai, lobang tempat pengukuran supaya ditutup dengan rapat. Bilamana tangki dilengkapi dengan beberapa iubang pengukuran, hanya sebuah yang digunakan untuk setiap waktu. 3. Pengukuran secara manual supaya tidak dilakukan bila kondisi cuaca menunjukkan kemungkinan adanya bahaya badai listrik statik, atau bahaya lainnya seperti hujan, badai dsb. 4. Pengukuran secara manual dan pengambilan contoh supaya tidak dilakukan bilamana kegiatan pengisian tangki sedang berlangsung dengan produk class I petroleum atau produk class II dan III jenis penumpuk listrik statik yang tinggi yang dimasukkan kedalam tangki yang berisi uap minyak yang mudah terbakar, atau dimana ada kemungkinan produk classlI dan III terkontaminasi produk class I petroleum. Bila diberi anti static additive (ASA-3) di dalam konsetrasi yang disarankan, ketentuan waktu tersebut di atas dapat dikurangi. 5. Orang yang bertugas mengukur, setibanya di atas atap tangki supaya istirahat sebentar untuk bernafas sebelum melakukan pengukuran dan pengambilan contoh, supaya tidak naik bila terjadi badai listrik. Bilamana ada benda yang terjaduh ke dalam tangki supaya dilaporkan dengan segera.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 28 / 95
6. Floating roof tank diukur dari lubang pengukuran yang terletak di puncak tangga/stairway. 7. Bila mengunakan float gauges suapay diperiksa dengan fitting yang disediakan untuk meyakinkan pelampung ada di atas permukaan produk dan bacaan yang diberikannya adalah benar. Peralatan pengukuran otomatis supaya diuji secara berkala dengan pengukuran manual. 2.3.4.5. Drainage Air Dari Tangki 1. Dasar air (water bottom) di dalam tangki menyebabkan pengkaratan bagian dalam dasar tangki dan ring bawah badan tangki. Disarankan agar tidak menggunakan dasar air, terkecuali bila dasar tangki bocor atau diperkirakan bocor, dapat dipakai sementara menunggu pembersihan dan perbaikan tangki. 2. Air yang ada di dalam tangki dapat datang dari kapal, atau jalur pipa yang dibersihkan dengan dorongan air yang di dalam praktek tidak dibenarkan. Air tersebut supaya dibuang secepatnya setelah produk di dalam tangki mengendap. Selama pembuangan air berlangsung, operator harus selalu disiagakan, terkecuali bila dilengkapi dengan sarana pembuangan air otomatis. Setelah pembuangan air selesai, kerangan supaya ditutup dengan baik dan digembok serta sambungan pembuangan di blank mati. 3. Air yang dibuang dari tangki supaya melalui, perangkap minyak sebelum memasuki sistem drainage yang ada di luar. 2.3.4.6. Pencegahan Untuk Menghindari Muatan Statik
Untuk menghindari terjadinya muatan statik waktu mengisi tangki dengan produk class I petroleum, atau class II dan III petroleum yang menimbun muatan statik di dalam kondisi dimana mungkin terjadi udara yang mudah terbakar di dalam ruang ullage tangki yang disebabkan oleh penguapan atau terbentuknya mist (kabut) minyak yang mudah menyala, kecepatan masuk sehingga inlet tangki tertutup seluruhnya di bawah permukaan produk, dan jalur pipa bebas dari air dan udara, supaya tidak lebih dari 1 mldetik. Disamping kecepatan masuk tersebut, supaya menjamin kelancaran masuk ke dalam tangki tanpa menimbulkan gejolak (turbulence), memecahkan permukaan produk dan mengaduk (disturbing) endapan (sediment) dasar tangki.
2.3.4.7. Drainage Lapangan Tangki (Tank Endosures) 1. Air hujan dan air buangan dari tangki yang terkumpul di dalam lapangan tangki dapat di drain/dibuang dengan cara drainage gravitasi biasa. Dalam hal ini daerah di dalam lapangan tangki supaya diisolasi/dipindahkan dari sistem drainage yang ada di luar dengan kerangan yang ditempatkan disebelah luar, dibiarkan selalu tertutup, terkecuali untuk mendrain air yang selalu di bawah pengawasan. 2. Pilihan lainnya untuk mendrain lapangan tangki dengan menggunakan pompa yang dikendalikan secara manual, atau dengan siphon drain, yang melalui puncak bund wall lapangan tangki, yang dipancing (primed) dengan menggunakan pompa kecil yang dikendalikan secara manual.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 29 / 95
3. Air di dalam lapangan tangki supaya dialirkan melalui perangkap minyak sebelum disalurkan ke sistem drainage yang ada di luar atau ke jalur perairan. Dikelilingi perangkap dapat dibuatkan by pass yang dilengkapi kerangan untuk mengalirkan air yang tidak terkontaminasi bila terjadi hujan lebat atau untuk membuang air dari penanggulangan kebakaran. 2.3.5. POMPA
2.3.5.1. Perneriksaan dan Pengujian Sebelum pemakaian pertama dan setelah perbaikan besar, pompa tidak boleh langsung digunakan di dalam operasi, sampai kecepatan (aligment)-nya telah diperiksa, dan bila menggunakan penggerak listrik, motor dan control gear diuji untuk hubungannya (continuity), pentanahan dan tahanan insulasinya. Setelah itu supaya diperiksa secara berkala, khususnya untuk kebisingan suaranya waktu dijalankan, tanda-tanda suhu yang berlebihan, kebocoran glands dan kondisi pada umumnya. Sarana untuk menutup secara darurat supaya diuji secara berkala. 2.3.5.2. Pump Glands Glands yang bocor di dalam pompa dapat menimbulkan bahaya, selain dapat menimbulkan kerugian/hilangnya produk yang mungkin cukup besar. Bila kebocoran terjadi pada sisi penghisapan, udara dapat masuk, dan bila hal ini terjadi pada jalur yang membawa produk class I petroleum, dapat menimbuikan campuran uap dan udara yang membahayakan. 2.3.5.3. Pump Operations Walaupun pompa centrifugal dapat ditransfer dengan kerangan pengeluaran (delivery) tertutup, untuk mengurangi "beban start" pada motor, dan pompa positive displacement, supaya dilengkapi dengan by pass relief valve atau yang bersamaan. Pompa jangan dibiarkan jalan dengan kerangan pengeluaran tertutup. Hal ini akan membuat pengadukan dan meningkatnya suhu pompa dan produk.
2.3.6.
JALUR PIPA
2.3.6.1. Umum Penanganan produk dengan jalur pipa, apakah jalur pipa cross country, atau dengan jalur pipa dari jetty atau pelabuhan, dapat menghubungi prosedur dan disiplin tertentu sejak pihak ketiga mungkin dapat terlibat dan kesalahan mungkin dapat menimbulkan akibatnya di luar Instalasi/Terminal Transit/Depot. 2.3.6.2. Product Indentifications (Tanda Produk) 1. Supaya menggunakan sarana Indentifikasi (tanda) yang sudah ada, untuk jalur pipa dan kerangan yang menunjukkan jenis produknya. Jalur pipa supaya diberi Indentifikasi, sebaiknya disesuaikan dengan "master flows sheet" untuk Intalasi/Depot. Perhatian khusus supaya diberikan untuk mengindentifikasi titiktitik kritis pada jalur pipa, eg. Titik pengisian dan pembongkaran, tempat pengisian RTW dan mobil tangki, rumah pompa, jetty atau pelabihan, manifolds.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 30 / 95
2. Dimana fasilitas di Instalasi/Terminal Transit/Depot hanya dipakai oleh staf suatu perusahaan saja, cukup menggunakan tanda warna saja bila digunakan oleh staf beberapa perusahaan, sebaiknya menggunakan tanda dengan nama masingmasing produk. 2.3.6.3. Jalur Pipa Multi-Produk
Jalur pipa multi-produk dapat diklasifikasikan kedalam kelompok berikut ini : 1. Satu produk yang disusul langsung dengan produk yang lainnya, memerlukan perencanaan sequence untuk pumping operations, berdasarkan pada sifat-sifat produk dan prosedur yang ditentukan untuk menangani product interfaces. Interface dapat diperkecil dengan menjaga arus pipa yang cukup tinggi hingga diambang turbulensinya dan penyebaran interfacenya minimal. Interface material sedapatnya supaya dapat diserap seluruhnya ke dalam tangki penerima produk terdahulu atau yang menyusul kemudian, agar dengan demikian dapat menghindari "Slopping". 2. Bilamana produk dipisahkan oleh "pigs" atau "spheres", perencanaan sequence untuk pemompaan juga diperlukan, tetapi kontaminasi produk satu dengan yang lainnya adalah keci I. 3. Dimana produk dikosongkan dari jalur pipa sebelum disusul oleh produk lainnya, lihat butir (4) di bawah ini. 2.3.6.4. Pengosongan Pipa (Line Dearing) Pengosongan pipa tidak dibenarkan untuk normal operations, dan untuk itu disarankan agar membiarkan jalur pipa seluruhnya berisi dengan produk sementara pipa tidak beroperasi. Bilamana pengosongan pipa diperlukan, ada tiga cara yang disarankan. 1. Menarik kembali, menggunakan pompa kapal atau pompa pendorong lainnya, yang hanya akan membersihkan jalur pipa yang mendatar dan menurun secara teratur ke pompa. Jalur yang akan dibersihkan dengan cara ini mempunyai pegelaran dengan penurunan sedemikian rupa dan diventilasikan pada titik tertinggi. 2. Pencucian dengan menggunakan air, sambungan masuk untuk air supaya dilengkapi dengan check valve. Tangki yang menerima produk dicuci dengan air supaya dibiarkan mengendap, kemudian airnya didrain secepat mungkin. Air di dalam tangki atau jalur pipa akan menimbulkan resiko pengkaratan yang cukup tinggi, air asin atau payau supaya tidak digunakan untuk mengosongkan pipa. Resiko selanjutnya ialah terjadinya listrik statik yang disebabkan oleh adanya butir-butir air di dalam produk. Kecepatan arus di dalam jalur pipa supaya dibatasi tidak melebihi 1 m/detik, bila pemompaan produk dilakukan setelah pengosongan pipa dengan air sampai airnya bersih dan tidak ada lagi produk yang tercampur air. Bilamana jalur pipa yang akan dibiarkan kosong untuk beberapa waktu, supaya dicuci dengan air yang dibubuhi "Inhibitor pencegah karat".
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 31 / 95
3. Pengosongan dengan menggunakan udara yang langsung dari kompresor supaya tidak digunakan untuk produk class I dan II petroleum. Udara dari penerima yang terpisah yang digunakan untuk mengosongkan jalur pipa supaya mempunyai tekanan seminim mungkin yang diperlukan untuk operations. Angin ini supaya tidak diijinkan masuk ke dalam tangki yang menampung produk class I dan II petroleum, tetapi diventilasi-kan ke udara terbuka secara aman bilamana batch produk berikutnya dipompakan. Udara dapat digunakan untuk membersihkan jalur pipa produk class III (1) petroleum bila disana tidak ada resiko terjadinya uap yang mudah terbakar, tetapi untuk jalur pipa yang penampangnya lebih besar, akan memerlukan jumlah udara bertekanan lebih banyak, kalau tidak dia hanya akan "meniup lobang yang menembus produk di dalam jalur pipa dan tidak dapat membersihkan pipa secara baik. Jalur pipa yang dirancang untuk menggunakan "pig atau "Sphere" akan membersihkan pipa tersebut lebih efektif dengan cara menempatkannya diantara produk dan udara yang dipakai untuk membersihkan.
2.3.6.5. Kerangan 1. Kerangan supaya dijaga agar bebas dan mudah dioperasikan. Plug valve, jenis berpelumas, supaya diberi pelumas secara teratur. 2. Glands kerangan yang bocor, sama halnya dengan pompa, dapat menimbulkan bahaya. 3. Roda pegangan atau tuas kerangan, bila dilepaskan karena suatu alasan operasional, supaya mudah ditemukan, sehingga dengan demikian kerangan dapat ditutup dan dibuka, bilamana diperlukan, di dalam keadaan darurat.
2.3.7.
2.3.7.1. Pembuatan Pembuatan kemasan berupa drum dilakukan di pabrikasi yang aman dari Instalasi/Terminal Transit/Depot. 2.3.7.2. Pembersihan dan Pembebasan Gas
Dilakukan di bangunan yang ventilasinya baik atau di udara terbuka. Yang umum digunakan untuk pembersihan dan pembebasan gas drum ialah "steam". 2.3.7.3. Perbaikan
Perbaikan drum dengan pekerjaan panas tidak boleh dilakukan sebelum dibebasgas-kan. Perbaikan seperti ini supaya dilakukan di daerah aman (non-hazardous area). Bejana bekas minyak berat dapat saja menunjukkan bebas gas waktu diuji, tapi waktu dipanaskan mengeluarkan uap yang mudah terbakar, produk harus dibersihkan dahulu.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 32 / 95
1. Pengisian kemasan dengan produk class I atau II (2) supaya dilakukan di bangunan yang terpisah. Bilamana dilakukan di dalam bangunan yang juga digunakan untuk keperluan lainnya, daerah pengisian supaya dapat sekat secara menyeluruh dari bagian bangunan lainnya dalam keadaan darurat oleh penghambat api yang memadai. Kemasn dan bangunan/unit pengisian supaya dihubungkan dan unit pengisian supaya ditanahkan. 2. Mengisi kemasan dengan produk class II (1) dan III dapat dilakukan di dalam bangunan yang mana saja, terkeculai di dalam bangunan dimana terdapat sumber api yang membahayakan, tetapi bangunan supaya memenuh dause 1.6. 3. Bila terjadi tumpahan supaya diisolasi, jangan sampai menyebar ke tempat lain dan segera bersihkan. Bila yang tumpah itu produk class I atau II (2) petroleum, semua kegiatan yang ada didekatnya supaya dihentikan dan dilanjutkan sesudah dinyatakan aman oleh pengawas dan penanggung jawab. 4. Setelah diisi, kemasan supaya dicap atau diberi label seperlunya yang menunjukkan isinya dan bila dianggap perlu, bahaya yang berkaitan. 2.3.7.5. Storage (Penimbunan)
1. Kemasan hanya ditimbun dalam bangunan atau ruangan lainnya yang khusus dibuat untuk keperluan itu. Lantai bangunan supaya berupa konstruksi yang baik, lantai dan jalur jalan menuju ketempat penyimpanan terbuka supaya bebas lubang-lubang atau bahaya lainnya dijalanan. Walkways Qalur lintasan) supaya bebas rintangan dan sebaiknya diberi membatas garis putih. 2. Sejak pembungkus diterima, apakah kosong atau berisi, dari sumber di luar Instalasi/Terminal Transit/Depot, supaya diatur perputaran penanganannya yang baik, untuk membatasi penanganan-penanganan yang tidak perlu. 3. Bila menyusun pembungkus yang berisi penuh, agar diatur sedemikian rupa supaya kebocoran yang terjadi dapat diketahui dengan segera. Pembungkus yang bocor supaya dipindahkan / dituangkan ke pembungkus yang baik. 4. Drum isi berkapasitas nominal 210 liter yang disusun berbaring supaya diberi sarana penahan gerakan/ganjal yang baik pada kedua sisinya yang tidak merusak badannya. Tingginya tidak boleh melebihi beban berat yang diijinkan untuk baris yang terbawah. 5. Drum yang disusun berdiri supaya tumpukannya stabil, dapat menggunakan pallets atau disusun secara "cross bonding" (bentuk piramida). Tingginya supaya tidak melebihi beban berat yang terbawah dan tidak membahayakan di dalam penanganannya. 6. Pembungkus lainnya supaya disusun secara rapih dan stabil. Kardus-kardus yang lebih kecil, yang tidak mempunyai kekuatan mekanik suapaya tidak ditumpuk tinggi tanpa para-para (racking). 7. Semua tumpukan supaya ditumpuk di dalam daerah yang sudah diberi pembatasan, mempunyai lorong yang cukup lebar untuk kegiatan sehari-hari dan merupakan pemisah bila terjadi kebakaran. Harus ada jalur pemisah antara tumpukan dengan dinding bangunan, baik diluar maupun di dalam.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 33 / 95
8. Kemasan-kemasan kosong dapat disusun sesuai dengan kemudahan operasional. Pembungkus bekas penampung produk minyak supaya diperlakukan sebagai berpotensial bahaya kebakaran dan supaya diperhatikan pencegahan keselamatan yang diperlukan. 9. Pembungkus kosong yang dibuang supaya diberihkan dan dibebasgaskan, terkecuali bila diserahkan kepada orang yang mengerti, dan kondisinya diberitahukan. 2.3.7.6. Penanganan (Handling) 1. Untuk menghindari kerugian dan kecelakaan pada pekerja yang terlibat dan orang-orang yang ada disekitarnya, penanganan pembungkus supaya dilakukan secara hati-hati. 2. Bila pembungkus ditangani di daerah berbahaya, supaya dicegah jangan sampai terjadi percikan api dari pembungkus atau peralatan yang menanganinya. 2.3.7.7. Peralatan Bantu Mekanik 1. Peralatan yang dioperasikan dengan tangan atau dengan tenaga/listrik, termasuk alat angkat, forklift, conveyor dan alat bantu mekanik lainnya, supaya dicantumkan kapasitas beban masing-masing yang tidak boleh dilampaui. Rantai dan sling yang digunakan supaya di dalam kondisi yang baik. Semua peralatan tersebut diperiksa dan diuji secara berkala dan dicatat di dalam log book masingmasing peralatan. 2. Kerek pengangkat yang menggunakan tenaga listrik, hanya dioperasikan oleh orang yang sudah terlatih dengan baik, mempunyai penglihatan yang baik, kalau perlu diberi kaca mata oleh perusahaan. 3. Kerek pengangkat hanya boleh digunakan untuk mengangkat saja, tidak boleh digunakan untuk menghela atau membebaskan peralatan mesin yang penuh sesak (jammed). 4. Alat pengait kerek pengangkat dicat dengan warna terang (jingga). 5. Muatan/beban diikat dengan kuat dan baik. 6. Orang tidak boleh ada di bawah beban yang sedang tergantung. 7. Kerek tidak boleh dipakai untuk mengangkut/membawa orang. 8. Hanya rantai, tali, sling dan sarana bantu alat angkat yang sudah disediakan untuk pekerjaan tersebut yang boleh digunakan. Jangan menggunakan alat bantu yang dibuat sendiri. Rantai tidak boleh disambung dengan ikat simpul (knots), dengan baut atau kawat. Tali tidak boleh disambung dengan knots, tetapi dengan cara penguraian dan pemintalan yang baik. 2.3.7.8. Fork Lift Trucks & Power Trollies 1. Fork lift truck dan power trollies yang dioperasikan di dalam bangunan sebaiknya menggunakan jenis yang digerakkan oleh tenaga listrik/aki. Bila sistem ventilasi cukup baik, dapat menggunakan kendaraan dengan bahan bakar solar/bendin atau LPG. Dengan BBG keracunannya rendah, tetapi tangki supaya terlindung dengan baik terhadap kemungkinan kerusakan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 34 / 95
2. Kendaraan seperti ini tidak boleh digunakan di daerah berbahaya atau dimana kerusakan pembungkus dapat menimbulkan daerah berbahaya, terkecuali bila dilengkapi dengan peralatan yang dapat mencegah terjadinya percikan api. (dibuat flameproof) 3. Kendaraan-kendaraan ini hanya boleh dikemudikan oleh orang yang sudah ditunjuk oleh perusahaan, sudah dilatih dan memiliki sertifikat/SIM dari Depnaker. 4. Tidak boleh membawa penumpang selain pengemudi. 5. Kecepatan maksimum supaya dibatasi. 6. Supaya dirawat dengan baik dan cermat, dengan perhatian khusus ditujukan pada sistem hydraulic, elevating gear, rem, alat kemudi, flame/spark arrester. Pengemudi supaya segera melapor bila terjadi/terdapat kerusakan. 7. Beban yang diangkat tidak boleh melebihi kapasitas beban maksimum yang sudah ditentukan, terikat dengan kuat dan mengangkutnya sedekat mungkin dengan permukaan tanah/lantai untuk menjaga kestabilannya di lantai yang miring atau bergelombang. 8. Orang tidak boleh ada di bawah garpu fork lift yang sedang memuat beban. Bila kendaraan tidak digunakan, garpunya supaya diturunkan sedekat mungkin dengan permukaan tanah/lantai. 9. Fork lift tidak boleh digunakan untuk menarik kendaraan lain, terkecuali sudah dirancang untuk keperluan tersebut, tidak boleh digunakan untuk pekerjaan di luar kegunaannya. 10. Pengemudi supaya berhati-hati di dalam berolah gerak atau waktu memutar kendaraan. Kalau perlu supaya menggunakan pemandu dan menyingkirkan orang-orang yang ada disekitar jalur lintasannya. Diperlukan kaca spion untuk melihat ke belakang, berputar dan mudur. Berolah gerak secara mulus (tanpa sentakan) agar muatan tidak terjatuh. 11. Semua orang supaya menjauhi bagian-bagian kendaraan yang bergerak. 12. Pengisian arus aki, pengisian bahan bakar dan menstarter kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak supaya dilakukan pada jarak sekurangkurangnya 10 m dari titik dimana produk class I dan II (2) petroleum disimpan I ditimbun atau sedang ditangani. 2.3.8. FASILITAS UMUM (GENERAL FACILITIES)
2.3.8.1. Udara yang Dimampatkan (compressed Air) Air di dalam bejana penampungan udara yang dimampatkan dapat menimbul kan pengkaratan yang serius. Bajana yang dipakai secara tetap supaya ditiriskan setiap hari, terkecuali bila dilengkapi dengan alat peniris otomatis. 2.3.8.2. Perangkap Minyak (Oil Interceptors)
Membiarkan minyak dan kotoran menumpuk di dalam perangkap minyak, membuat kegunaannya tidak efektif. Supaya sering diperiksa dan bila perlu dibersihkan agar efisiensi operasinya terjamin. Sediakan "log book" untuk mencatat pemeriksaan rutin, pembersihan dan keadaan pada umumnya.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 35 / 95
Seluruh bagian Instalasi / Depot, termasuk daerah lapangan tangki, daerah pengisian / pembongkaran, daerah pemompaan, jalur pipa, jaringan jalan, jalur rel, jetty / pelabuhan bongkar / muat, lapangan dan bangunan untuk penumpukan dan penyimpanan kemasan; lapangan parkir, parit drainage, selalu dalam keadaan bersih dan rapih serta bebas dari sampah. Perhatian khusus supaya ditujukan pada lapangan tangki penimbunan, pekarangan, gudang, daerah dibelakang bangunan dan daerah Instalasi/Terminal Transit/Depot yang jarang digunakan. 1. Tumpahan-tumpahan supaya segera dibersihkan dengan baik. 2. Tangga, stairways, walkways dan access platforms suapaya selalu dirawat dengan baik, bebas dari minyak, pelumas dan gemuk. 3. Segera setelah selesai dengan pekerjaan konstruksi atau perawatan, semua sisa bahan (surplus material) dan sampah pekerjaan (debris) supaya dibersihkan/diangkut dari lokasi kerja.
2.4. 2.4.1.
Tangki dan bejana merupakan sarana penunjang untuk kelancaran operasi iilang. Agar tangki dan bejana bisa berfungis sebagaimana mestinya, maka persyaratan untuk mengoperasikan kedua sarana tersebut harus dipenuhi. Persyaratan ini harus sudah dipenuhi sejak tahap rancang bangun. Pemeliharaan tangki dan bejana dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kondisikondisi dibawah standar, sehingga tangki dan bejana selalu dalam keadaan layak operasi atau dapat dioperasikan dengan aman. Sehubungan dengah hal tersebut, maka perlu disiapkan pedoman yang berisi kententuan-ketentuan tentang tangki dan bejana. 2.4.2. PENGERTIAN
2.4.2.1. Tangki adalah suatu vessel untuk menimbun cairan dengan kapasitas melebihi 227 liter (60 gallon) dan merupakan instalasi tetap serta tidak digunakan untuk keperluan proses. 2.4.2.2. Air Supplied breathing apparatus adalah alat bantu pernapasan dengan pasokan udara segar dari tabung udara bertekanan, selang dan regulator serta dan masker. 2.4.2.3. Produk kelas I adalah cairan yang mempunyai titik nyala (flash point) dibawah 37,8C. 2.4.2.4. Produk kelas II adalah cairan yang mempunyai titik nyala (flash point) 37,8C atau lebih tinggi, namun kurang dari 60C.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 36 / 95
2.4.2.5. Peralatan listrik flameproof adalah peralatan listrik yang berada di dalam suatu pelindung (endosure), dimana pelindung tersebut tahan terhadap ledakan yang terjadi dibagian dalam akibat gas dari luar masuk dan terbakar disertai ledakan di dalam pelindung, tanpa menimbulkan kerusakan dan gas yang sudah terbakar keluar ke udara bebas dalam keadaan dingin. 2.4.2.6. Inert gas adalah gas yang secara kimiawi tidak bereaksi apabila kontak / menyentuh bahan lain. 2.4.2.7. TEL / TML atau Tetra Ethyl / Tetra Methyl Lead adalah senyawa timah hitam yang dimasukkan kedalam premium / gasoline dengan maksud untuk meningkatkan nilai oktan. 2.4.3. Persyaratan Operasi
2.4.3.1. Tanggul Tanggul-tanggul tangki dan dinding penahan harus selalu dijaga kondisinya agar tetap baik. Tumbuhan yang berada di dalam tanggul, begitu juga rumput-rumput harus pendek. Tanggul tidak diperlukan di sekitar tangki LPG bertekanan. Tanggul tangki tidak boleh dibongkar, kecuali telah dikeluarkan Surat Ijin Kerja dingin atau Surat Ijin Kerja Gali untuk maksud itu. Surat Ijin tersebut harus mencantumkan metoda untuk membongkar, mesin-mesin dan alat-alat yang boleh digunakan serta tindakan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan kabel yang ditanam di dalam tanah, dan lain-lain. Jika tangki masih berisi produk, harus dilengkapi dengan sarana sementara yang dapat menutupi bagian tanggul yang dibongkar secepat mungkin apabila diperlukan. Pipa-pipa yang berada di dalam area tanggul tangki harus dijaga jangan sampai terkena paparan api yang ada di dalam area tersebut dengan salah satu cara berikut ini. 1. Buatlah parit sedemikian rupa sehingga minyak tidak terkumpul di bawah pipa. Permukaan tanah di dalam area tanggul tangki dibuat miring ke arah luar. 2. Apabila tidak mungkin dibuat parit, tutuplah pipa-pipa di dalam area tanggul tangki dengan tanah campur kerikil, dan ambil tindakan pengamanan untuk melindungi pipa terhadap karat. Kerangan pembuangan pada tanggul harus selalu terbuka. Semua jalan menuju ke tangki harus diberi penerangan yang cukup. Anak tangga yang cukup harus tersedia ke atas tanggul, dan jalan setapak dengan permukaan yang keras yang menuju ke arah tangga dan kerangan tangki harus terpelihara baik. 2.4.3.2. Susunan Tangga, Tangga Mendatar dan Tangga Tegak. Semua perlengkapan tersebut harus selalu dijaga dalam keadaan baik, dan setiap saat ada kerusakan harus segera dilaporkan. 2.4.3.3. Peralatan Pembuangan (Relieving Devices). Semua tangki dan bejana harus diproteksi dengan alat penganginan (atmospheric vents) atau peralatan pembuang tekanan (pressure / vacuum relieving devices)
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 37 / 95
sesuai dengan fungsinya dan harus dijaga agar alat-alat tersebut selalu dalam kondisi baik dengan cara di inspeksi secara rutin. Sambungan diantara kerangan penutup yang digunakan untuk keperluan perbaikan, apakah antara bejana bertekanan dan relief valve atau pada bagian hilir, hanya boleh dipakai setelah dilakukan pertimbangan yang matang dan hati-hati terhadap kemungkinan adanya salah operasi pada kerangan penutup.Hal ini memerlukan persetujuan tertulis dari Pimpinan Unit dan mungkin malah membutuhkan ijin lebih lanjut dari Lembaga Pemerintah atau Asuransi. Kerangan penutup harus selalu terkunci, apakah dalam keadaan tertutup atau terbuka. Apabila relief valve tidak difungsikan, langkah-langkah seperti tercantum dalam Pedoman Pengawasan Terhadap Isolasi dan Menonaktifkan Sistem Pengaman Vital harus ditindak lanjuti. Selama dalam periode tangki atau bejana tersebut diijinkan beroperasi dengan tanpa relief valve, petugas operasi atau operator harus selalu mengawasi dan mencek agar tekanan di dalam tangki atau bejana tidak melebihi tekanan kerja yang telah ditentukan. Jika kondisi operasi pada bejana atau sistem yang dilengkapi relief valve berubah, maka Inspektor dari bagian inspeksi harus diberitahu agar kemampuan / kapasitas relief valve tersebut dihitung kembali. 2.4.3.4. Lubang Ukur
Penutup Iubang ukur, Iubang pengambilan contoh dan manholes harus selalu dijaga dalam keadaan tertutup apabila tidak dipergunakan untuk keperluan operasi. 2.4.3.5. Manholes
Manholes digunakan sebagai sarana untuk masuk ke dalam setiap tangki atau bejana yang jika berbentuk segi empat harus berukuran sekurang-kurang nya 18" x 16", dan jika berbentuk lingkaran, sekurang-kurangnya mempunyai diameter 18". Mungkin ketentuan Pemerintah menghendaki ukuran lebih besar dari pada ketentuan di atas. Penyimpangan dari ukuran tersebut harus mendapat persetujuan dari Instansi Pemerintah atau Pejabat Pemerintah yang berwenang untuk maksud itu. Keterangan tentang penyimpangan tersebut dapat diperoleh dari Bidang K3LL. Metoda, jalan masuk dan jalan keluar yang aman harus tersedia pada setiap manhole. 2.4.3.6. Berjalan di Atap Tangki
Tidak seorangpun dibenarkan berjalan di atap tangki kecuali telah mendapat ijin dari pejabat yang berwenang untuk itu 2.4.3.7. Mengambil Contoh Minyak dan Mengukur Isi Tangki
Pada saat ada petir atau hujan, dilarang melakukan pengukuran isi tangki secara manual dan mengambil contoh minyak. Petugas harus mencegah terhirupnya uap minyak, oleh karena itu ia tidak boleh berdiri di bawah angin dari Iubang ukur atau Iubang untuk mengambil contoh minyak. Untuk mencegah timbulnya muatan listrik statis pada saat mengambil contoh minyak dan mengukur isi tangki.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 38 / 95
Pada atap tangki dan lantai pembambilan contoh harus dihindari adanya ceceran minyak. Jika ini terjadi, harus segera dibersihkan. Ceceran minyak di area proses, penanganannya harus sama dan setiap kain lap yang telah kotor harus ditempatkan di dalam tempat yang tertutup untuk kemudian secepatnya dibuang. 2.4.3.9. Kain Lap
Kain lap yang digunakan untuk membersihkan pita pengukur dan lain-lain, tidak boleh ditinggalkan di atap tangki ataupun di dalam daerah tanggul, tetapi harus ditempatkan pada tempat-tempat khusus yang tertutup dan secara berkala dibuang ke tempat yang aman. 2.4.3.10. Membawa Alat Ukur Peralatan pengukur tangki dan alat-alat lainnya yang dibawa petugas pengukur, harus dimasukkan ke dalam suatu tempat kusus dan dibawa dengan cara disandang dibahu. Botol tempat contoh minyak harus dibawa dengan alat yang khusus dirancang untuk itu. 2.4.3.11. Floating Roof Mengingat adanya bahaya gas, tidak seorangpun dibenarkan turun ke atap tangki apung (floating roof) yang sedang berisi, kecuali dengan menggunakan alat Bantu pernapasan (air supplied breathing apparatus) dan tali penyelamat, serta harus diawasi dan dikontrol paling sedikit oleh 2 (dua) orang yang berdiri di platform tempat lubang ukur. Patuhi Pedoman Memasuki ruang Tertutup (confined space entry). Jika atap tangki dinaikkan ke atas sehingga batas tertinggi, dimana kemungkinan endapan gas tidak akan terjadi, penggunaan breathing apparatus tidak diperlukan lagi, tetapi syarat atau kondisi kerja yang lain harus tetap dipatuhi. Penyekat (fabric seals) dan kaki penyangga atap tangki, harus diperiksa secara periodik dan diganti baru bila diperlukan. Pemeriksaan dari waktu kewaktu harus dinkukan untuk meyakinkan bahwa sambungan-sambungan penghantar (shunt) stainless steel disekeliling tangki yang melewati penyekat dalam keadaan cukup dan baik. Kondisi lubang pembuangan (drains) dan penganginan (vent) harus diperiksa secara berkala. Jika digunakan tube seals, maka tube seals tersebut selalu dijaga agar berisi cairan yang sesuai. Pada kondisi operasi normal, atap tangki tidak boleh diturunkan hingga menyentuh dudukannya. 2.4.3.12. Kerangan Semua kerangan pada tangki dan bejana harus dipasang sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dijangkau saat dioperasikan. As dan roda kerangan tidak boleh menimbulkan bahaya benturan (stricking hazards).
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 39 / 95
Jika pengaduk jenis propeller atau jet dipasang pada tanki beratap tetap (fixed roof) yang berisi produk Kelas I dan Kelas II, alat tersebut tidak boleh dioperasikan jika ketinggian minyak dalam tangki kurang dari 3 (tiga) meter. Pengambilan contoh minyak dan pengukuran isi tangki setelah proses pengadukan, harus mematuhi tindakan terkait dalam butir 2.3.4.4. 2.4.3.14. Bak dan Lubang Penampung Minyak (Sump dan Pit). Semua bak dan lubang penampung minyak harus dilengkapi dengan pagar pelindung dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1 (satu) meter atau ditutup secara sempurna dengan lantai dari jenis yang memenuhi syarat. Bak penampung kotoran harus dianginkan selama paling tidak 5 (lima) menit dan dilakukan pemeriksaan gas, sebelum seseorang diijinkan memasukinya. Kondisi atau persyaratan seperti tercantum dalam butir 2.3.4.5. (a) harus dipenuhi dan diikuti sebelum seseorang diijinkan masuk ke dalam bak atau lubang penampungan. 2.4.3.15. Air Didalam Tangki Minyak Berat. Tangki-tangki yang berisi minyak berat, dengan pengecualian bitumen dan aspal, harus dioperasikan dan dijaga agar suhunya selalu dibawah titik didih air. Sehlngga air dibagian bawah tangki tidak berubah menjadi uap yang bisa menyebabkan kemungkinan pecahnya tangki. Semua aliran ke dalam tangki atau bejana panas harus bebas dari air atau cairan hidrokarbon ringan yang berlebihan. Pipa pemanas (steam coils) harus ditest secara teratur untuk mengetahui sedini mungkin jika terjadi kebocoran.
2.4.3.16.
High level alarm harus dipasang pada tangki-tangki yang menerima bahan / produk Kelas I dan kelas II dari saluran pipa atau dari kapal. Alarm akan berbunyi di tempat kerja yang ada petugasnya apabila permukaan cairan di dalam tangki melebihi batas tertinggi yang telah ditentukan. Alat untuk membunyikan alarm tidak tergantung kepada instrumentasi pengukur tangki. 2.4.3.17. Low Level Alarm
Low level alarm harus dipasang pada tangki-tangki yang dilengkapi dengan koil pemanas untuk mencegah pengeringan dan panas yang berlebihan pada koil akibat permukaan cairan di dalam tangki melebihi batas terendah yang telah ditentukan. Alarm akan berbunyi di tempat kerja yang ada petugasnya. Alat untuk membunyikan alarm tidak bergantung kepada instrumentasi pengukur tangki. 2.4.3.18. Sistem Proteksi Petir. Tangki dan bejana harus dilengkapi dengan sistem proteksi petir yang dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu operasi kilang dan mudah perawatannya. Jika terjadi sambaran petir, sistem proteksi petir harus berfungsi sehingga :
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 40 / 95
1. Dapat mengendalikan arus petir. 2. Tidak menimbulkan tegangan induksi yang menyebabkan adanya bunga api di area yang berbahaya. 3. Tidak timbul elevasi tegangan yang dapat merusak peralatan. 4. Tidak membahayakan manusia. 2.4.3.19. Muatan Listrik Statis Tindakan-tindakan di bawah ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya muatan listrik statis. 1. 2. 3. 4. Memasang grounding dan bonding system. Memberikan anti static additive pada cairan. Mengurangi kadar air sekecil mungkin. Membatasi kecepatan aliran maksimun 1 m/detik pada waktu Pengisian minyak, sampai pipa pengisian terendam minyak sedalam 60 cm. Pengisian produk minyak yang lebih ringan ke dalam tangki yang berisi minyak yang lebih berat (pada saat blending). Pemompaan minyak yang mengandung air maupun udara.
5. Setelah pipa pengisi terendam minyak sedalam 60 cm, kecepatan aliran selanjutnya maksimum 5 m/detik. 6. Untuk mengambil contoh minyak dan mengukur isi tangki secara manual harus menggunakan tempat contoh dan bandul alat ukur yang terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan bunga api dan tidak terbuat dari bahan yang mempunyai daya tahan listrik tinggi. Tali nylon atau tali sintetis yang sejenis tidak boleh digunakan untuk mengambil contoh minyak dan mengukur isi tangki, tetapi tali manila atau tali sisal boleh digunakan. 7. Pengambilan contoh dan pengukuran isi tangki secara manual, hanya boleh dilakukan 30 menit kemudian setelah proses pengisian atau proses pengadukan akhir. 2.4.4. Pengosongan Tangki
2.4.4.1. Pemompaan Tangki dan bejana, sejauh memungkinkan harus dikosongkan isinya ketempat yang aman, dengan menggunakan saluran yang biasa atau saluran pembuangan. Selang dapat digunakan untuk memompakan isi tangki atau bejana, dengan syarat suhu cairan dibawah suhu penyalaan sendiri. Selama pemompaan berlangsung, harus selalu dijaga agar tidak sampai terjadi kehampaan udara (vacuum), hal ini dapat terjadi jika lubang penganginan (atmospheric vents ataupun vacuum vents) ditutup atau tertutup oleh sesuatu, atau dapat juga terjadi jika kecepatan pengosongan berlebihan melalui sambungan pipa pengisi atau pipa isap yang berdiameter besar. 2.4.4.2. Penggunaan Pompa Portable Jika pompa portable dengan penggerak tenaga listrik atau mesin dengan sistem pembakaran di dalam digunakan untuk mengosongkan tangki atau bejana, Surat Ijin
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 41 / 95
Kerja Panas harus disiapkan terlebih dahulu, untuk menyatakan bahwa tempat tersebut aman bagi penempatan pompa dimaksud. Jika menangani produk Kelas I dan Kelas II, hanya jenis pompa tersebut dibawah ini yang boleh digunakan : 1. Pompa yang digerakkan oleh angin. 2. Pompa yang digerakkan oleh uap air (steam). 3. Pompa yang digerakkan oleh motor listrik dari jenis yang disyahkan yaitu dari type flameproof. Kerangka motor harus digrounding dengan baik dan kabel-kabelnya harus diproteksi dari kerusakan.
2.4.4.3.
Jika dipergunakan bahan pengencer atau pelarut untuk membantu membuang Lumpur minyak, jenis metoda penggunaan bahan pengencer atau pelarut tersebut harus disetujui oleh Bidang Operasi yang berwenang.
2.4.5.
Isolasi
2.4.5.1. Metoda Umum Isolasi harus dilaksanakan dengan salah satu cara tersebut dibawah ini. 1. Dengan melepas kerangan atau bagian dari setiap sambungan pipa dan yang sambungan terletak paling dekat dengan dinding tangki atau bejana dan penutup sambungan yang telah dilepas tersebut dengan memasang flens buta (blind flanges) yang memenuhi standard. 2. Dengan menyisipkan flens buta yang memenuhi standard, sedekat mungkin dengan dinding tangki atau bejana. Untuk maksud ini sorokan kacamata (spectades) lainnya yang sama, harus digunakan. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar tidak ada minyak yang terjebak diantara flens penutup dengan kerangan yang tertutup. 3. Bak penampungan (sumps) dapat diisolasi dengan menggunakan penyumbat yang terbuat dari karet (expandable rubber plugs). Jika menggunakan metoda ini, harus diyakinkan bahwa lubang pipa yang akan disumbat berbentuk bulat dan rata. Jika ada kemungkinan terjadi kenaikan tekanan di dalam pipa penyumbat karet tidak boleh digunakan, dan sistem isolasi ini jangan dicampur adukkan dengan prosedur isolasi seperti yang tercantum dalam Pedoman Jaringan Pipa. Catatan Dalam Keadaan bagaimanapun, tidak diperbolehkan diijinkan untuk melakukan isolasi dengan hanya menutup kerangan saja, bila seseorang harus masuk ke dalam tangki atau bejana.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 42 / 95
1. Jika membuka manhole atau melepas pipa pada setiap tangki atau bejana, kemungkinan adanya kerak pyrophoric di dalamnya harus diperhitungkan. Selang steam dan air harus secepatnya tersedia untuk membasahi setiap bahan pyrophoric. Tindakan pencegahan yang lebih teliti harus dilakukan, jika tangki atau bejana tersebut berisi minyak mentah, gas lapangan atau fraksi-fraksi yang belum terdestilasi, dimana unsur belerang yang terkandung di dalam cairan tersebut, dapat membentuk kerak yang mudah teroksidasi dan sering bersifat pyrophoric. 2. Pada waktu membuka manhole atau melepas pipa, dimana ada kemungkinan keluarnya gas H2S dalam jumlah yang besar (misalnya kadar H2S dalam minyak melebihi 0,5% berat), harus memakai Breathing Apparatus yang sesuai. 3. Pelaksanaan melepas pipa-pipa untuk mengambil / mencabut sorokan atau sambungan-sambungan adalah suatu pekerjaan yang berbahaya dan sebelum ada ijin untuk melakukan hal ini, yaitu dalam bentuk dikeluarkannya Surat Ijin Kerja Dingin, Bidang Operasi yang berwenang harus meyakinkan sendiri bahwa Iangkah-langkah untuk membuang tekanan dari dalam pipa telah dilakukan. Setiap kemungkinan adanya cairan yang tertinggal di ujung pipa atau kerangan, harus diberitahukan kepada Bidang Teknik dan dinyatakan dalam Surat Ijin Kerja Dingin, dimana juga harus menyebutkan sorokan-sorokan dimana yang dicabut. Harus diingat bahwa saluran pembuangan mungkin perlu untuk tetap dibuka. 2.4.5.3. Tangki Bejana yang dilengkapi dengan Alat Pengaduk. Jika tangki atau bejana dilengkapi dengan pengaduk jenis propeller, maka switchgear dari pengaduk tersebut harus diputuskan dari aliran listriknya dan pada Surat Ijin Masuk hal-hal tersebut dicatat sebagai tindakan pengamanan yang diperlukan, sebelum seseorang diijinkan masuk. Uji coba alat ini bilamana tangki atau bejana dalam keadaan terbuka, harus diawasi dengan ketat. 2.4.5.4. Mengisolasi Tangki atau Bejana yang berisi Larutan Asam. Metoda yang diijinkan adalah dengan lelepas beberapa buah pipa dan mentup sambungan pipa yang berbuka dengan flens buta. Setiap sisa endapan larutan asam yang tertinggal harus dinetralisir, dibuang secara sempurna dan tangki atau bejana dicuci dengan air sebelum seseorang yang tanpa menggunakan pakaian pelindung diijinkan masuk kedalamnya. 2.4.6. Pembebasan Gas
Sebagai kelanjutan pengisolasian tangki atau bejana, maka tangki atau bejana tersebut tidak boleh dimasuki, kecuali telah mendapat ijin dari petugas Bidang Operasi yang berwenang, yang mana akan menentukan persyaratan untuk masuk, tetapi belum merupakan jaminan bahwa tempat tersebut aman untuk dimasuki tanpa memakai alat Bantu pernapasan, kecuali tangki dan bejana tersebut telah benarbenar bebas gas secara sempurna. Untuk menghilangkan uap-uap berbahaya, gas dan cairan mudah menyala dapat dilakukan secara tersendiri maupun kombinasi dari metoda berikut.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 43 / 95
Metoda ini harus digunakan, jika penggunaan air atau steam tidak praktis atau tidak diinginkan. Jika telah diputuskan untuk menggunakan metoda ini, setiap usaha harus dilakukan untuk memompakan keluar minyak dan lumpur sebanyak-banyaknya. Bila memungkinkan ventilasi mekanis harus digunakan, sehingga uap bagan mudah menyala atau beracun dapat dibuang dalam waktu yang singkat. Semua peralatan listrik yang digunakan harus mempunyai konstruksi flameproof. Alat penghisap udara (air mover) harus dipasang pada lubang lalu orang (manhole) di atap tangki, sehingga udara dapat dihisap mulai dari bawah melalui lubang lalu orang (manhole) di dinding tangki dan terus dibuang ke bagian atas. Semua peralatan listrik yang digunakan harus mempunyai konstruksi flameproof. Alat penghisap udara (air mover) harus dipasang pada lubang lalu orang (manhole) di atap tangki, sehingga udara dapat dihisap mulai dari bawah melalui lubang lalu orang (manhole) di dinding tangki dan terus dibuang ke bagian atas. Tindakan penjagaan harus dilakukan jika menggunakan penganginan alamiah pada kondisi cuaca tenang, karena uap yang keluar dari tangki dapat mencapai jarak yang jauh tanpa terdispersi. Uap yang keluar dari manhole pada dinding tangki dapat meningkat mencapai kadar yang berbahaya, jika berada di dalam tanggul atau di daerah terbatas, dan dalam keadaan seperti ini tidak satupun jenis sumber penyalaan yang diperbolehkan. Pembuangan uap dengan menggunakan alat penghisap udara (air mover) yang terpasang pada manhole di atap tangki merupakan tindakan keselamatan yang dianjurkan. Untuk tangki atau bejana yang berisi produk atau minyak mentah yang mengandung larutan asam, tindakan pengamanan yang harus dilakukan adalah dengan membasahi secara terus menerus permukaan dalam dinding tangki dengan alat pengabut air (water fog), yang dimasukkan dari lubang di atap tangki. Pengabut air harus dibuka terlebih dahulu, setelah itu segera alat penghisap udara dijalankan. Tutup manhole pada dinding tangki harus dibuka 5 (lima) menit kemudian setelah permukaan dalam dinding tangki selesai dibasahi semuanya. Sementara alat penghisap udara tetap beroperasi, pengabut air dapat dihentikan dan kerak-kerak yang sudah terlepas dikeluarkan dengan semprotan air yang bertekanan tinggi. Nozzle yang digunakan harus dihubungtanahkan (arde). 2.4.6.2. Pengisian Dengan Air Sebelum tangki atau bejana diisi dengan air, harus dipastikan bahwa tangki atau bejana dan pondasinya betul-betul mampu menahan berat keseluruhan. Untuk mencegah timbulnya listrik statis selama pengisian tangki atau bejana tersebut, sebaiknya air dimasukkan lewat bagian bawah tangki atau bejana. Bila digunakan selang, kecepatan aliran harus tetap rendah, sampai ujung bagian selang tersebut terendam air dan nozzle yang digunakan harus dihubungtanahkan (aarde). Pembersihan dengan menggunakan air ini tidak dapat membuang semua sisa-sisa uap minyak, cairan maupun endapan padat lainnya secara sempurna.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 44 / 95
Jika ada pekerjaan panas dilakukan di bagian luar tangki yang sedang diisi dengan air, permukaan daiam dinding tangki atau bejana tersebut harus selalu dibasahi dengan air.
2.4.6.3. Penggunaan Innert Gas Metoda ini digunakan jika tidak mungkin untuk membuang gasgas atau cairan mudah menyala, karena adanya pengaruh air, uap air atau udara terhadap isi tangki atau bejana. Bahaya yang terdapat dalam metoda ini yaitu bila udara terlambat dipastikan dengan inert gas, dan saat itu terdapat endapan pyrophoric maka dapat timbul nyala api. Oleh karena itu sebelum udara dimasukkan, permukaan dalam tangki harus selalu dibasahi dengan semprotan air seperti tercantum dalam Pedoman Jaringan Pipa tentang Kerak Pyrophoric. Inert gas didalam tangki atau bejana, tidak sesuai untuk pernapasan, oleh sebab itu inert gas harus didorong dengan udara bersih dan ditest untuk mengetahui konsentrasi zat asam yang ada, sebelum seseorang diperbolehkan masuk tanpa menggunakan alat bantu pernafasan. Kadar zat asam di udara tidak boleh kurang dari 17%.
2.4.7.
Pembersihan Tangki
2.4.7.1. Memasuki Tangki Sebelum seseorang diijinkan masuk ke dalam ruang tertutup, termasuk petugas yang akan memeriksa kandungan gas, Surat Ijin Masuk yang mencantumkan kondisi/syarat yang ditentukan harus diperoleh terlebih dahulu. Jika petugas pejabat yang berwenang menyatakan bahwa tempat tersebut telah aman untuk dimasuki tanpa memakai alat bantu pernapasan, maka masa berlaku Surat Ijin Masuk dan orang yang akan masuk ke dalam ruangan tersebut harus diingatkan kapan berakhirnya waktu ijin tersebut. Jika Surat Ijin Masuk menyebutkan bahwa alat bantu pernapasan harus dipakai, tali penyelamat dan pengaman harus juga dipakai oleh orang yang masuk ke dalam ruang tertutup tersebut. Ujung tali penyelamat harus dipegang oleh petugas lain yang berdiri di luar tangki dekat manhole, dan selalu dalam keadaan siaga, siap memberikan tanda jika ada bahaya, serta siap menarik keluar orang yang berada di dalam ruang tertutup tadi. Penolong tidak dibenarkan memasuki ruang tertutup tanpa menggunakan alat bantu pernapasan yang sesuai. Catatan Dalam keadaan apapun, alat pelindung pernapasan jenis canister (canister respirator)) tidak boleh digunakan pada saat memasuki tangki atau bejana. Alat Bantu pernapasan yang cocok untuk memasuki tangki atau bejana adalah Alat Bantu Pernapasan dengan Supply Udara Segar (Air Supplied Breathing Apparatus). Tangki, bejana, bak atau lubang penampung tidak dapat dinyatakan sebagai tempat yang aman untuk dimasuki tanpa menggunakan alat Bantu pernapasan, kecuali :
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 45 / 95
a. tempat tersebut sudah diisolasi dengan sempurna (lihat butir 5.2.3) dan tindakan pencegahan secara efektif sudah dilakukan untuk menghindari masuknya gasgas berbahaya. b. Sudah dilaksanakan penganginan dengan sempurna dan sudah diperiksa bahwa tidak ada gas-gas berbahaya, serta sudah ada pasokan zat asam yang cukup untuk pernafasan. c. Setiap Lumpur atau endapan lain yang dapat menghasilkan uap berbahaya, sudah dibersihkan. d. Di dalam tangki atau bejana bekas berisi cairan yang mengandung senyawa timah hitam seperti TEL/TML, rekomendasi dari OCTEL atau ETHYL Companies harus telah dipenuhi 2.4.7.2. Membuang Lumpur Kerak
Setelah tangki atau bejana dibuka, minyak, lumpur dan karatkarat yang ada di dalamnya, harus dibuang sebanyak mungkin, baik dengan timba, sapu dan lain-lain, dan dapat juga dibntu dengan air yang dimasukkan dengan memakai selang yang telah dihubungtanahkan (arde). Tindakan pengamanan harus dilakukan sebelum lumpur ditampung dalam kolam di tanph atau tempat penampungan minyak, bahan-bahan ini harus secepat mungkin disingkirkan dari tempat tersebut. Semua kerak pyrophoric secepat mungkin harus dibakar atau dikubur di tempat yang telah diberi tanda untuk itu, dan selama mengerjakan ini, bahan-bahan tersebut harus dibasahi dengan air. Jika tangki atau bejana sudah selesai dibersihkan dari lumpur atau kerak, akan tetapi dari hasil pengukuran gas ternyata masih mengandung uap hidrokarbon, maka tindakan selanjutnya adalah melakukan pembebasan gas. 2.4.7.3. Memasuki Tangki / Bejana Setelah Bebas Gas Sebelum seseorang diijinkan masuk tangki atau bejana, baik untuk pekerjaan inspeksi atau pemeliharaan dan perbaikan, petugas Bidang Operasi yang berwenang harus memeriksa dan menyatakan bahwa alat tersebut telah diisolasi secara sempurna, tidak ada lagi gas tidak ada endapan yang tertinggal yang dapat menghasilkan uap atau gas. Jika keadaan sudah memenuhi syarat, Surat Ijin Masuk yang lain harus dikeluarkan untuk inspeksi. Jika pekerjaan perbaikan dilakukan, Surat Ijin Kerja Dingin atau Panas, sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan harus disiapkan. 2.4.7.4. Cara Membersihkan Minyak dan Gas yang Terperangkap Tindakan yang menjamin bahwa tidak ada minyak yang terkumpul pada tempattempat yang rendah harus diambil jika pekerjaan perbaikan di dalam tangki atau bejana akan dilakukan. Hollow king post dan penyangga atap (roof leg support) serta di bawah plat dasar (bottom), seringkali merupakan tempat terkumpulnya sisa-sisa minyak dan satu atau beberapa lubang kecil harus diborkan pada bagian atas dan bawah dari hollow support dan pada plat dasar untuk menjamin pembuangan secara sempurna dan selanjutnya harus dibersihkan dengan steam, udara atau inert gas.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 46 / 95
Bagian belakang lapisan metal atau plat yang terpasang di dinding tangki atau bejana, dapat merupakan tempat terkumpulnya sisa-sisa minyak. Cairan yang ada ini suatu saat akan keluar ke dalam tangki atau bejana karena adanya retakan kecil, oleh karena itu tangki atau bejana harus sering di gas test untuk meyakinkan bahwa keadaan masih bebas gas. Jika diperlukan untuk memperbaiki setiap bagian logam pelapis, pada plat atau platplat harus dibuat 2 (dua) buah lubang dengan ukuran 5 (lima) mm, yang letaknya saling berseberangan (diagonal), yang berfungsi untuk membuang sisa cairan yang terdapat di dalam pelapis logam tersebut. Ruangan di belakang plat, kemudian harus dibersihkan beberapa saat, sebelum ijin untuk perbaikan diberikan. Pembersihan pada tangki atau bejana yang mempunyai pelapis tidak akan menghilangkan cairan atau gas yang terperangkap di belakang pelapis tersebut jika plat tidak dilubangi. 2.4.7.5. Produk Aromatik. Sebelum seseorang tanpa memakai pakaian pelindung dan alat bantu pernapasan diijinkan masuk ke dalam tangki atau bejana bekas berisi produk aromatik, tangki atau bejana tersebut terlebih dahulu harus ditest untuk memeriksa adanya komponen aromatik ini dengan menggunakan detektor yang sesuai. 2.4.7.6. Penerangan Buatan Jika diperlukan penggunaan penerangan buatan di dalam tangki atau bejana, hal-hal berikut harus dilaksanakan : Jika tangki atau bejana belum dinyatakan bebas gas, maka hanya lampu listrik jenis "Compressed air turbin flame proof' dan atau lampu battery yang telah disahkan saja yang boleh digunakan, dan ini harus dinyatakan di dalam Surat Ijin Kerja. Tangki atau bejana yang sudah dinyatakan bebas gas, boleh diterangi seperti tersebut diatas atau dengan lampu listrik jenis portable dengan tegangan maksimun 24 volt. Mengingat kabel lampu penerangan dapat rusak bila digunakan, maka harus disiapkan terlebih dahulu Surat Ijin Kerja Panas. Kabel dari flame proof transformer harus diberi penyangga yang cukup. Transformer tidak boleh diletakkan di dalam angki atau bejana. 2.4.7.7. Pembuangan Endapan yang Keras Jika terdapat sisa-sisa endapan yang keras, sehingga memerlukan pahat untuk membuangnya, pada Surat Ijin Kerja harus dinyatakan bahwa permukaan yang akan dipahat harus selalu dibasahi dengan air selama pekerjaan dilakukan. Jika mengunakan semprotan air bertekanan tinggi untuk membuang Lumpur atau kerak, nozzle yang digunakan harus digrounding (aarde). Pembersihan dengan menggunakan bahan-bahan kimia kemungkinan dapat mengeluarkan H2S. Oleh karena itu perlu diatur agar pembuangannya harus pada tempat yang aman dan sebaiknya melalui sistem tertutup.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 47 / 95
2.4.8.1. Surat Ijin Kerja Sebelum memulai suatu pekerjaan perbaikan, terlebih dahulu harus disiapkan Surat Ijin Kerja sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang akan dilaksanakan (lihat Pedoman Surat Ijin Kerja). 2.4.8.2. Sistem Penganginan Jika ada pekerjaan pengelasan atau lainnya dilakukan di dalam ruang tertutup, maka harus diambil langkah-langkah yang menjamin bahwa selalu terdapat sirkulasi udara segar yang cukup di dalam ruangan tersebut, dan uap hasil pengelasan harus dibuang keluar. Langkah pencegahan khusus harus diambil agar pada saat pengelasan, udara selalu mengalir menjauhi tempat tukang las berada, dan udara yang telah bercampur dengan uap hasil pengelasan tidak mengalir kembali ke tempat tukang las. Jika digunakan penganginan dengan sistem penyedotan (exhaust ventilation) pada ruangan tertutup, harus diusahakan agar selalu ada lubang untuk masuknya udara segar yang berfungsi untuk menggantikan udara yang ada diruangan tersebut. Jika peng-anginan yang cukup tidak dapat terpenuhi, harus digunakan alat bantu pernapasan yang disupply dengan udara segar. Zat asam yang bertekanan tidak boleh digunakan sebagai sarana penganginan di dalam setiap ruang tertutup. 2.4.8.3. Pekerjaan Panas Sebelum pekerjaan panas dilakukan, permukaan logan yang mengandung minyak harus dibersihkan sampai terlihat logam dasarnya. Juga jika tangki tersebut bekas berisi minyak berat. Jika dirasakan kurang praktis untuk membuang bahan-bahan yang melekat pada permukaan dalam dinding tangki dengan cara membersihkan sampai terlihat logam dasarnya, maka selanjutnya, permukaan logam tersebut harus selalu dibasahi dengan air selama seluruh pekerjaan panas berlangsung.
2.5.
JARINGAN PERPIPAAN
2.5.1. Pengertian. 2.5.1.1. Bordes adalah sarana jalan inspeksi / operasi yang melintasi jalur perpipaan maupun tepi kolom dan biasanya berupa jembatan yang terbuat dari plat besi. 2.5.1.2. Pipe Rack adalah jalur dari kelompok jaringan pipa. 2.5.1.3. Jaringan pipa adalah jaringan / saluran perpipaan untuk menyalurkan fluida cair ataupun gas.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 48 / 95
2.5.1.4. Expansion joint adalah sarana untuk pengendalian / antisipasi kerusakan perpipaan apabila pipa memuai akibat kenaikan temperatur ataupun getaran. 2.5.1.5. Flange adalah sarana penyambung pipa dengan sistem baut, baik penyambung terhadap pipa yang lain ataupun dengan saranan perpipaan seperti kerangan, valve dsb. 2.5.1.6. Flange non konduktor adalah flange yang dilengkapi dengan sarana yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. 2.5.1.7. Sorokan adalah plat bulat yang biasa digunakan untuk mengisolasi aliran dan biasa dipasang diantara flange. 2.5.1.8. Hot-tapping adalah metoda pemasangan koneksi pada pipa, tangki, bejana atau peralatan lain, dimana koneksi tersebut digunakan untuk a. Pemasangan bypass untuk penggantian sepotong pipa dalam rangka perbaikan. b. Pemasangan peralatan lainnya yang dilaksanakan pada suatu sistem dalam keadaan tetap beroperasi. Metode ini terdiri dari pengelasan fitting pada pipe line / peralatan yang telah terpasang atau nozzle dan reinforcing pada tangki. 2.5.1.9. Listrik statis adalah aliran elektris yang ditimbulkan oleh 2 macam benda yang saling bergesekan yang menimbulkan kerapatan elektron yang berbeda. 2.5.1.10. Pentanahan adalah sarana penyaluran adanya aliran arus listrik yang tidak dikehendaki, dan disalurkan ke dalam tanah.
2.5.2. Ketentuan Operasional 2.5.2.1. Selubung Pipa Jaringan pipa (yang ditimbun atau diselubung) harus dilengkapi dengan relief valve atau peralatan lain untuk merelease tekanan lebih pada pipa akibat pengaruh kenaikan temperatur. Kenaikan tekanan dapat segera timbul akibat mengembangnya cairan didalam pipa karena panas matahari. Dalam hat ini perlu diingat, check valve akan bertindak sebagai kerangan penahan / penutup, jika cairan yang berada disebelah hilir (down stream) mengembang. 2.5.2.2. Kestabilan Pipa
Penyangga pipa harus diperiksa secara berkala oleh Petugas yang berwenang, untuk meyakinkan bahwa pipa-pipa masih disangga dengan baik. Hal ini sangat penting, mengingat pipa pipa cenderung bergetar. Setiap ditemukan hal-hal yang tidak biasa atau terjadi getaran yang berlebihan, meskipun hanya bersifat sementara, harus segera dilaporkan. Tali penahan, kawat penguat atau tackle dari berbagai peralatan, tidak diperkenankan untuk diikatkan pada sembarang pipa atau penyangga pipa.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 49 / 95
Jika jaringan pipa melintas jalan, bordes dan lain-lainnya, maka harus diberi pelindung yang memadai. Jaringan pipa diatas kepala (overhead), harus mempunyai ketinggian paling sedikit 2 (dua) meter diatas permukaan lantai kerja (platform) atau tempat jalan (walkways). 2.5.2.4. Jaringan Pipa yang Melewati Tanggul
Rongga antar pipa dan pelindungnya harus diisi atau disumbat dengan bahan yang ticlak mudah terbakar, untuk menjamin agar tidak ada minyak yang keluar dari dalam tanggul atau dinding penahan, bila terjadi tumpahan minyak. 2.5.2.5. Bahaya Gas
Parit, lubang dan galian dapat merupakan tempat terkumpulnya gas-gas berbahaya. Terkecuali jika hasil pemeriksaan gas menunjukkan tidak adanya gas beracun ataupun yang mudah terbakar, serta adanya gas oksigen yang cukup, maka orangorang yang memasuki tempat tersebut untuk keperluan pemeriksaan ataupun perbaikan kebocoran pipa, harus memakai alat Bantu pernafasan yang sesuai, tali penyelamat dan pengaman. Setiap tali pengaman harus dijaga oleh seorang yang setiap saat dapat memberitahu adanya bahaya. Serta membantu menarik keluar orang yang mengalami bahaya. Petugas yang menjaga tali pengaman harus dilengkapi juga dengan alat bantu pernafasan yang siap digunakan sewaktu-waktu. 2.5.2.6. Bahaya Listrik Statis
Semprotan steam ataupun minyak yang keluar dari bocoran pipa, flens atau lubang yang serupa akibat suatu tekanan, dapat menyebabkan timbulnya muatan listrik statis, yang bersifat akumulatif menjadi muatan yang berbahaya pada setiap konduktor yang tidak dihubung tanahkan (contohnya pekerja yang memakai sepatu karet). Segera harus dilakukan untuk memperbaiki bocoran seperti ini. 2.5.2.7. Bocoran Minyak Jika terjadi bocoran minyak, daerah yang terpapar harus segera ditutup atau diisolasi, dan semua sumber api harus segera disingkirkan atau dipandamkan. 2.5.3. Pengosongan Pipa Penyalur Pipa-pipa minyak, sedapat mungkin harus dikosongkan melalui saluran pembuangan yang tersedia, jika ini tidak tersedia, pengosongan dilakukan dengan membuka flens pada saluran yang terendah guna menghindari semburan. Minyak panas yang mempunyai temperatur diatas temperatur penyalaan sendiri, harus didinginkan ke temperatur yang aman sebelum pipa dibuka. Sebelum pipa minyak di pipe rack dibuka, sarana yang diperlukan untuk menampung dan mengambil kembali tumpahan minyak yang mungkin terjadi harus disediakan. Minyak-minyak berat seperti minyak Kelas III mempunyai temperatur penyalaan sendiri (Auto-ignition) yang relatif rendah, oleh sebab itu pipa-pipa tersebut tidak boleh dibuka pada suhu diatas 250C.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 50 / 95
Sebelum pekerjaan penutupan suatu pipa dimulai, Surat Ijin Kerja dingin harus didapat oleh petugas yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut dari Bidang Operasi yang berwenang. Surat Keterangan ini harus menyatakan mengenai syarat-syarat kerja dan perincian bahaya-bahaya yang mungkin timbul. 2.5.4.2. Penutupan Pipa yang Berisi Cairan Hydrocarbon Pipa-pipa yang berisi cairan hydrocarbon harus diisolasi dengan salah satu cara di bawah ini, atau kombinasinya. a. Dengan membuka kerangan atau sebagian sambungan (spool piece) dan menutup bagian pipa yang masih berisi cairan dengan flens buta yang standard. b. Dengan menyisipkan atau memasang sorokan yang standard (standard spectacles blanks). c. Dengan mengunci kerangan isolasi, saat kerangan pada posisi tertutup. Jika bocoran yang melewati kerangan dianggap berlebihan penutupan dengan cara seperti tersebut (i) atau (ii) harus dilakukan. 2.5.4.3. Tindakan Pencegahan Sebelum Membuka Pipa Hydrocarbon Isi pipa harus dialirkan (depressured) kedalam bejana atau sistem pengeluaran (vent system) ke atmosfir. Cairan harus dibuang sebelum pipa dibuka, langkah penjagaan perlu dilakukan terhadap kemungkinan adanya sisa-sisa cairan di dalam pipa. Pakaian pelindung yang sesuai harus digunakan, terutama alat pelindung muka dan tangan. Bidang Operasi yang berwenang harus mengingatkan dan memberitahukan kepada para pekerja yang berada dibawah angin (down-wind) mengenai kemungkinan keluarnya gas beracun. Metoda berikutnya sebaiknya digunakan dalam pembersihan pipa-pipa yang berisi hydrocarbon. a. Minyak Air dapat digunakan, langkah penjagaan harus diambil, guna meyakinkan bahwa air didalam pipa benar-benar telah terbuang semuanya keluar sebelum pipa tersebut dioperasikan kembali. b. Liquefied Petroleum Gases (LPG) Pipa yang berisi LPG sedapat mungkin didorong isinya ketempat yang aman sebelum mengalirkan air atau inert gas untuk membuang sisa-sisa LPG. Jika memungkinkan pembuangan LPG hanyalah ke udara bebas saja. Langkahlangkah penjagaan dan pencegahan haruslah dibuat sedemikian rupa, sehingga uap LPG yang berat tidak turun dan menyebar ke jalan, alat-alat pemanas ataupun ke sumber penyalaan yang lain. Pendorongan LPG harus dilakukan secara berlahan-lahan, untuk mencegah timbulnya listrik statis.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 51 / 95
Jika harus memotong pipa pada jalur pipa yang panjang, dimana tidak mudah untuk melakukan pembebasan gas (Gas Freeing), maka harus dilakukan dengan metoda khusus. Pekerjaan ini hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari K3LL. Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan tersebut harus benar-benar diberitahu menenai peraturan-peraturan yang berlaku
2.5.5. Memperbaiki Jaringan Pipa 2.5.5.1. Surat Keterangan Jika dilakukan suatu pekerjaan yang menyangkut pemotongan pipa, maka diperlukan Surat Ijin Kerja dari Bidang Operasi yang berwenang. 2.5.5.2. Pipa yang Bekas berisi Gasoline Sesuai dengan Peraturan Keselamatan Kerja, tindakan pengamanan khusus harus dilakukan bila mengerjakan pipa berisi cairan yang mengandung senyawa timah hitam. 2.5.5.3. Pipa yang Dilindungi dengan Katodik Proteksi dengan katodik sering dipakai pada tiang penyangga dermaga, besi-besi dan jaringan pipa didalam tanah. Untuk mencegah aliran listrik supaya jangan sampai terkena langsung dengan konstruksi yang dilindungi, flens non konduktor (insulation flanges) harus dipasang pada semua ujung sambungan pipa yang ada di dermaga dan tempat-tempat tertentu sepanjang pipa tersebut. Anoda digunakan untuk melindungi pipa-pipa bawah tanah yang berada di daerah depot/instalasi/terminal seperti pipa air pemadam kebakaran, pipa air dan pipa-pipa proses lainnya. Sambungan-sambungan pada cabang jaringan pipa atau sistem pipa tersebut, harus juga dilengkapi dengan flens non konduktor (insulation flanges). Flens non konduktor (insulation flanges) dapat ditandai dengan pita berwarna hitam. Alat ini juga dapat dikenali dengan adanya 2 (dua) buah penyekat (washer), atau diantarnya adalah penyekat non konduktor yang berada dibawah mur dan kepala baut. Bila ada pekerjaan perbaikan pada flens non konduktor yang ada di pipa-pipa dermaga ataupun pipa-pipa lainnya, seperti pemotongan pipa, pertama kali yang harus dilakukan adalah mengamankan sistem terhadap kemungkinan timbulnya percikan atau bunga api, yaitu dengan mematikan rectifier dan memasang sambungan pentanahan sementara. Dalam hal ini sistem anoda tidak perlu dilepas. Operasi pemutusan aliran dan pentanahan merupakan tanggung jawab Ahli Listrik dan Surat Ijin Kerja harus menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut sudah dilakukan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 52 / 95
Dalam membuat sambungan pada pipa-pipa yang berisi minyak bumi dengan cara pengelasan, bila tidak praktis untuk mengisolasi dan membuang gas dari pipa dengan prosedur biasa, dapat digunakan peralatan : "Hot-tapping" dengan persyaratan yang berlaku, harus dipenuhi. 2.5.5.5. Memotong Pipa dengan Alat Pemotong Pekerjaan ini dapat menimbulkan 2 (dua) jenis sumber penyalaan yang berbeda, karena itu Surat Ijin Kerja Panas harus disiapkan terlebih dahulu. Bahaya yang terdapat akibat pekerjaan ini seperti bahaya diluar pipa, yaitu dari hubungan api, meskipun energi yang timbul relatif kecil, namun dapat membakar bahan-bahan yang mengandung Hydrocarbon. Bahaya yang lebih besar justru terjadi didalam pipa, ketika pisau pemotong mengenai dinding pipa, pada saat ini dinding pipa sebelah dalam akan menjadi panas dan bunga api dengan energi yang tinggi akan terpancar kedalam pipa. Pengaruh panas ini dapat menyebabkan penguapan pada minyak berat (sama halnya seperti minyak ringan) yang tertinggal didalam pipa, meskipun pada test awal tidak menunjukkan adanya uap bahan mudah menyala / terbakar. Catatan untuk butir (e) dan (f) Tidak ada pekerjaan panas seperti pengelasan, pembakaran atau pemotongan dengan alat mesin yang boleh dilakukan pada sembarang pipa yang berisi minyak (baik yang mempunyai titik nyala tinggi maupun rendah), kecuali permukaan dalam pipa yang berhubungan langsung dengan sumber panas dari luar telah dibersihkan, misalnya tidak boleh terdapat lapisan minyak walaupun tipis. Karena dalam banyak hal tidak praktis untuk membersihkan dengan sempurna permukaan pipa sebelah dalam, maka pemotongan harus dilakukan dengan cara manual atau metoda dingin. Gas test yang dilakukan pada pipa bekas berisi minyak berat, tidak akan menunjukkan adanya gas / uap, tetapi dengan adanya panas, lapisan tipis dari minyak dapat menguap dan membentuk campuran uap yang mudah terbakar didalam pipa tersebut.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 53 / 95
2.6.1. Umum. Dalam pengoperasian depot dan terminal diperlukan sarana transportasi berupa kapal laut, baik untuk mengangkut bahan baku maupun produk, untuk itu diperlukan adanya fasilitas dermaga. Di dalam pelaksanaan kegiatan yang menyangkut penggunaan fasilitas dermaga tersebut banyak potensi bahaya, yang antara lain disebabkan oleh material/bahanbahan berbahaya/beracun atau mudah terbakar. Untuk itu, diperlukan adanya suatu peraturan keselamatan yang menyangkut seluruh aktifitas di dermaga tersebut. 2.6.2. PENGERTIAN. Dalam peranturan ini, pengertian dari suatu kata mungkin mempunyai makna yang berbeda dalam hubungan yang lain. Bila dipergunakan dalam peraturan ini, maka istilah kata-kata berikut adalah : a. Disyahkan Peralatan yang disyahkan adalah suatu peralatan dari suatu jenis yang sudah disetujui dan syahkan oleh suatu bahan yang berwenang seperti Instansi Pemerintah ataupun Biro Klasifikasi Niaga. b. Kapal Kecil Semua kapal tunda, kapal sungai, kapal bunker, kapal ringan atau kapal lainnya yang bukan kapal tanker dan berat bersihnya tidak lebih dari 100 ton bersih (terdaftar). c. Dek Utama Dek Utama dari suatu kapal tanker adalah berbentuk plat baja, yang mentutupi bagian atas tanki muatan, ruang penyekat dan kamar pompa. d. Nakhoda Nakhoda harus diartikan sebagai Nakhoda atau wakilnya yang. diberi wewenang ataupun orang lain yang pada waktu tersebut diberi tanggung jawab penuh di atas kapal. e. Operasi Dermaga Bongkar, muat, pemindahan minyak, membuang ballast, mengisi ballast, pembebasan gas serta pembersihan tangki. f. Minyak Bumi Minyak mentah serta semua hasil pengolahannya, baik berbentuk cair, padat maupun gas.
g. Perwira Kapal yang Bertanggung Jawab. Nakhoda atau setiap Perwira Kapal kepada siapa Nakhoda mendelegasikan tanggung jawabnya untuk setiap operasi tugas.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 54 / 95
h. Kapal Tanker Suatu kapal yang sebagian besar ruangannya dibuat untuk dimuat atau digunakan mengangkut minyak bumi cair. i. Kapal Setiap kapal, kapal keruk, kapal ringan atau alat apung lainnya.
2.6.3. Memasuki Daerah Terbatas. Melalui dapat atau laut memasuki Daerah Terbatas. Tamu tidak diperbolehkan berada di atas kapal, kecuali telah didaftarkan, dan seizin dari Bidang Operasi yang berwenang dan Nakhoda Kapal. Pejabat yang berwenang dari perusahaan, setiap saat mempunyai hak untuk naik ke kapal, untuk meyakinkan apakah peraturan-peraturan ini telah dilaksanakan, serta dapat menghentikan operasi dermaga bilamana peraturan-peraturan ini dilanggar. Naik turun kapal harus melewati tangga. Tangga harus dibuat dan dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada jarak yang dapat menyebabkan orang jatuh. Bila memungkinkan, jaring pengaman harus dipasang di bawah tangga. Daerah Dermaga merupakan daerah terbatas, sehingga tidak semua orang dibolehkan memasuki are tersebut kecuali telah mendapat ijin (kewenangan) dari Bidang operasi
2.6.4. Penerimaan dan Pemasangan Peraturan. Operasi Dermaga tidak boleh dimulai sebelum: 2.6.4.1. Nakhoda menanda tangani Sertifikat yang menyatakan sudah menerima dan mengetahui peraturan-peraturan ini. 2.6.4.2. Pernyataan yang dibuat dalam bahasa yang dimengerti sudah dipasang di tempat yang jelas di atas kapal, serta dekat dengan tangga naik kapal, seperti HATI - HATI DILARANG MEMBUAT API TERBUKA DILARANG MEROKOK DILARANG MASUK KECUALI PEJABAT YANG BERWENANG 2.6.4.3. Nakhoda dan Pejabat Operasi yang berwenang telah menanda tangani Check List Kesehatan. 2.6.5. Sandar Nakhoda kapal harus : 2.6.5.1. Yakin bahwa kapalnya telah cukup diikat sepanjang sisi dengan tali atau sling yang disetujui oleh Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang. 2.6.5.2. Yakin bahwa kapal sudah-ditambatkan dengan benar, sehingga tidak ada lagi pergerakan kapal tersebut.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 55 / 95
2.6.5.3. Yakin bahwa tali dan sling kapal sudah tertambat pada peralatan yang tersedia untuk itu. 2.6.5.4. Menyediakan tangga yang sempurna dan yakin bahwa pada waktu gelap, penerangan untuk tangga telah tersedia dan cukup. 2.6.5.5. Menyediakan kawat tunda dengan kekuatan yang cukup dan dipasangkan ditiang pancang tambat di haluan dan samping dan dijaga agar kawat tunda tersebut tetap berada di atas permukaan air. 2.6.6. Persyaratan Selama Operasi Dermaga Selama operasi dermaga, awak kapal dalam jumlah yang cukup harus siaga di atas kapal, di bawah pengawasan terus-menerus dari Perwira kapal yang bertanggung jawab untuk mengatasi setiap keadaan darurat. Anak buah kapal yang bertanggung jawab harus berada di dekat kerangan kontrol utama selama operasi bongkar muat. Petugas dapat yang bertanggung jawab harus selalu siaga di dekat kerangan kontrol utama di darat, pada ujung selang fleksibel. Selama muat, bongkar atau pemindahan antar kompartement (tangki) dari cairan Kelas I dan Kelas II dan selama muat atau pemindahan cairan Kelas III ke dalam tangki yang tidak bebas gas, dan ketika pengisian ballast setelah bongkar cairan Kelas I dan Kelas 11, maka : 2.6.6.1. Semua pintu, lubang-lubang kapal dan bagian terbuka dari dek utama ke ruang akomodasi atau ruang mesin (selain kamar pompa), harus tertutup rapat dan pintu-pintu, lubang kapal dan bagian terbuka pada dek di atas dek utama yang berdekatan harus tertutup rapat. 2.6.6.2. Semua ventilasi dimana gas dapat masuk, harus ditutup rapat dan ventilasi mekanis serta AC haros dimatikan segera bila ada gas masuk ke dalam ruang akomodasi. 2.6.6.3. Semua tutup tangki harus tertutup erat dan rapat. 2.6.6.4. Pembuangan gas dari tangki-tangki kapal harus dilaksanakan hanya melalui sistim penganginan (venting system). 2.6.6.5. Bila terjadi suatu perubahan yang tidak biasanya dan gas terakumulasi, pengisian harus di stop atau kecepatan muat (loading rate) dikurangi, sesuai pertimbangan dari Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang, atau Perwira Kapal yang bertanggung jawab. Syarat pada 2.5.6.1. dan 2.5.6.2. di atas harus selalu diperhatikan pada waktu pembebasan gas atau pembersihan tangki, setelah bongkar cairan kelas I dan kelas I1.
2.6.7. Mencegah Timbulnya Bunga Api. Kegiatan buka dan tutup palka, menyambung dan melepas selang serta kegiatan lainnya di dek kapal tanker, harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga terhindar dari timbulnya bunga api. Langkah segera harus diambil untuk mengurangi timbulnya bunga api dad cerobong kapal dan jika hal ini terjadi segera dipadamkan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 56 / 95
Selama adanya badai atau petir, operasi dermaga harus dihentikan, yang disesuaikan dengan kebijakan dari Perwira Kapal yang bertanggung jawab ataupun Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang. 2.6.9. Merokok Dilarang keras merokok di darat, kecuali dalam bangunan atau lokasi lain yang telah dikeluarkan surat Izin merokok yang syah oleh Perusahaan. Begitu juga di kapal, dilarang merokok selama pelaksanaan operasi dermaga, kecuali pada lokasi yang terkontrol pada satu atau paling banyak dua tempat yang aman dan ditentukan. Tempat-tempat tersebut harus di buritan, dan tidak boleh ada pintu atau lubang yang dibuka mengarah kearah atau diatas tangki-tangki. Tempat tersebut ditentukan oleh Nakhoda dan disetujui oleh Pejabat Depot / Instansi/Terminal yang berwenang. 2.6.9.1. Selama bongkar muat cairan Kelas I dan Kelas II, mulai saat pertama tangki dibuka atau pada saat operasi penyambungan selang dari darat dimulai (yang mana saja mulai lebih dahulu) sampai semua selang dilepas, semua blank saluran dilepas dan semua lubang tangki terbuka, kecuali venting gas harus ditutup rapat. Operasi ballast setelah bongkar Kelas I atau Kelas . Pemindahan cairan Kelas I atau Kelas II darl satu tangki ke tanki yang lainnya. Pembebasan gas atau pembersihan tangki setelah pembongkaran cairan kelas I atau Kelas II. Pengisian atau pemindahan cairan Kelas II ke dalam tangki yang tidak bebas gas, atau bila temperatur di atas flash pointnya. Bilamana tidak ada kegiatan apapun seperti tersebut di atas, merokok di kapal diperbolehkan di ruangan-ruangan yang disetujui Nakhoda dan Pejabat Depot/InstalasifTerminal yang berwenang. Tanda tempat merokok sesuai dengan tempat dan waktu yang diizinkan harus dinyatakan dengan jelas dan ditempatkan pada tempat yang menyolok selama kapal sandar. lzin merokok ini setiap saat dapat dicabut bila keadaan menghendakinya.
2.6.9.7.
2.6.10. Korek Api dan Alat Pembuat Api Tidak seorangpun, kecuali orang yang diberi izin khusus oleh Kepala Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, diizinkan membawa korek api ke dalam Daerah Terbatas, termasuk Daerah Dermaga bongkar muat dimana dilaksanakan bongkar muat minyak dari Kelas I atau II, pada kapal-kapal tanker yang muatan atau sebagian muatannya adalah minyak bumi atau yang belum dinyatakan bebas gas setelah kapal tersebut pernah dimuati minyak bumi. Semua korek api yang digunakan pada tempat-tempat yang disyahkan, haruslah korek api dari jenis yang aman. Membawa korek api atau pembuat api lainnya juga dilarang.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 57 / 95
Penggunaan sumber penyalaan setempat dilarang, kecuali yang telah dilindungi dengan Surat Izin Kerja Panas yang dikeluarkan oleh Pejabat Depot/InstalasifTerminal yang berwenang dari Perusahaan untuk maksud tersebut, dengan mempertimbangkan semua sumber penyalaan tetap seperti ketel-ketel uap kapal dan tungku dapur. 2.6.12. Lampu Portable Lampu portable atau lampu tangan dari jenis yang tidak disyahkan dilarang digunakan. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kelayakan dari suatu lampu, Perusahaan akan meminjamkan lampu yang memenuhi syarat. Di atas kapal tanker dilarang menggunakan lampu listrik serta peralatan listrik lainnya pada tangki muatan, ballast, kamar pompa, cofferdam, tangki bunker atau dimana saja di atas tangki kapal. Sambungan yang merupakan bagian dari suatu instalasi yang layak dan aman untuk daerah berbahaya dapat digunakan (instrinsically safe) seperti pada alat pengukur level/level indicator. 2.6.13. Pekerjaan Perbaikan Pekerjaan perbaikan termasuk boiler dan pembersihan tube boiler, chipping dan menyekrap ataupun pengetesan berbagai peralatan listrik . (termasuk radar, radio dan peralatan kapal lainnya) dilarang dikerjakan di atas kapal, kecuali telah ada izin tertulis dari Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang. Pekerjaan perbaikan yang dapat menimbulkan sumber penyalaan setempat yang dilakukan di atas kapal atau dekat tangki muatan, pal, kamar pompa dan sebagainya dilarang, kecuali telah mendapat izin tertulis dari Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang, sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Bila izin telah diperoleh, maka daftar dari perbaikan yang akan dilaksanakan dan daftar orang-orang dari darat yang bekerja di atas kapal, harus diberikan kepada Pejabat Depot/ Instalasi/ Terminal yang berwenang sebelum pekerjaan dimulai. Perbaikan dan pekerjaan lainnya yang akan menyebabkan kapal tidak bisa meninggalkan dermaga, tidak diperkenankan tanpa izin dari Pejabat Depot/ Instalasi/ Terminal yang berwenang. 2.6.14. Pembersihan Tangki Pembersihan tangki tidak boleh dilaksanakan tanpa persetujuan dari Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang dan Syahbandar. Dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat, maka harus dilakukan steaming out ke dalam tangki yang dilengkapi dengan alat pencuci tangki. 2.6.15. Kebakaran Boiler Kebakaran pada boiler hanya boleh dipadamkan bila Pejabat Depot/InstalasifTerminal yang berwenang telah berkonsultasi dengan Nakhoda dan menetapkan bahwa kebakaran boiler tersebut merupakan bahaya yang tidak diinginkan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 58 / 95
Penggunaan kompor dan peralatan masak lainnya diperbolehkan, kecuali bila Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang memperkirakan adanya bahaya yang tidak semestinya. 2.6.17. Liquefied Petroleum Gases (LPG) Selama operasi muat Liquefied Petroleum Gases (LPG), api boiler dan dapur harus dipadamkan dan tidak boleh ada sumber penyalaan dalam bentuk apapun, sampai bongkar muat selesai dan semua selang dilepas dan dibuka. 2.6.18. Pencegahan Kebakaran Alat-alat pemadam kebakaran di atas kapal termasuk pompa pemadam harus dijaga dan selalu siap untuk digunakan. Selang pemadam kebakaran agar digelar dan disambung dengan saluran air pemadam. Sedikitnya satu pompa harus dijalankan untuk menjaga tekanan air dalam pipa pemadam kebakaran. Nakhoda bertanggung jawab untuk menjamin bahwa peraturan pemadam kebakaran di dermaga telah diketahui dan terpasang di papan pengumuman. Apabila terjadi kebakaran pada kapal, Nakhoda harus segera memberitahukan dengan memberi tanda isyarat yang berbentuk bunyi suling (peluit) panjang atau membunyikan lonceng kebakaran. 2.6.19. Penanganan Muatan Umum dan Perbekalan Kapal Tidak boleh ada muatan umum, termasuk minyak di dalam drum atau tempat lain, gas cair dalam silinder, yang dimuat atau dibongkar selama berlangsung. a. Pemuatan atau pemindahan dalam bentuk curah dari suatu bagian tangki kebagian lainnya untuk muatan Kelas I atau Kelas II. b. Pembongkaran cairan Kelas I dalam bentuk curah. c. Pengisian ballast atau pembebasan gas sesudah pembongkaran cairan Kelas I dan II. Selama pembongkaran cairan Kelas III dan waktu pemuatan, pengosongan atau pemindahan dari satu tangki ke tangki lainnya (kecuali pemuatan atau pemindahan cairan Kelas III kedalam tangki yang itdak bebas gas), operasi bongkar muat barang umumnya diizinkan atas persetujuan Nakhoda dan Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang. Penanganan perbekalan kapal diperoleh selama operasi dermaga, atas persetujuan Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang dan Nakhoda.
2.6.20. Kapal Tunda dan Kapal Kecil Lainnya Selama pemuatan, pembongkaran atau pemindahan cairan Kelas 1 dan Kelas II ke tangki lain, ataupun selama pemuatan atau pemindahan dari cairan Kelas III ke tangki yang tidak bebas gas, atau selama pengisian ballast dan pembuangan gas sesudah pembongkaran cairan Kelas I atau Kelas III tidak boleh ada kapal kecil
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 59 / 95
sepanjang sisi kapal, kecuali sudah ada izin dari Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang dan Nakhoda. Bila kapal tunda berada disisi atau sedang membantu tanker, semua lubang muatan harus ditutup, tanpa melihat jenis minyak yang dibawa, kecuali bila semua tangki telah bebas gas. 2.6.21. Pencegahan Pencemaran Minyak Tidak diperbolehkan segala jenis minyak atau ballast kotor (yang mengandung minyak) dibiarkan lepas dari kapal ke perairan. Selama operasi dermaga berlangsung, semua lubang pada sisi dek kapal harus disumbat secara efektif dan bila ada kebocoran atau tetesan minyak di atas kapal, harus segera dibersihkan dengan kain pel atau pasir yang digunakan untuk membersihkan ceceran minyak, dan harus diangkut ke darat untuk dimusnahkan. Semua bocoran atau tumpahan harus segera dilaporkan kepada Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang. Ballast kotor harus dibongkar lewat pipa ballast ke tangki darat yang tersedia. Surat Permintaan untuk pembuangan ballast kotor ke darat harus dibuat oleh Nakhoda dan ditujukan kepada Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang. 2.6.22. Membuang Barang Keluar Kapal Tidak boleh membuang sisa pembakaran (arang atau abu) atau barangbarang panas dan berbahaya lainnya ke luar kapal. Begitu juga barangbarang lain yang tidak disetujui, baik berupa padat maupun cair tidak dibenarkan dibuang ke luar kapal. 2.6.23. Catatan Nakhoda harus mempelajari dan mengenal ketetapan dan Peraturan di dermaga, sebagai tambahan Peraturan di atas. Apabila terdapat suatu perbedaan antara peraturan tersebut dengan Peraturan Pemerintah, maka yang diberlakukan adalah Peraturan Pemerintah.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 60 / 95
2.7.1. UMUM. Lingkup kegiatan transportasi yang dikelola Bidang Pemasaran dan Niaga meliputi penggunaan sarana transportasi darat dan laut/air. Transportasi yang dimaksud adalah sarana untuk memindahkan, mengangkut dan menyalurkan produk BBM dari suatu lokasi penimbunan ke lokasi penimbunan yang lain atau ke konsumen. Sarana transportasi yang digunakan meliputi : a. b. c. d. e. Tongkang. Mobil Tangki. Truk Pengangkut. Rail Tank Wagon (RTW). Pipa.
2.7.2. TONGKANG Tongkang adalah suatu kapal tangki yang dasarnya berbentuk cekung mendatar. Tongkang digunakan untuk mengangkut bahan bakar minyak terutama di lokasi perairan dangkal, baik untuk distribusi ke konsumen di daerah pedalaman yang tidak mempunyai Term inal/Instalasi/Depot dan untuk melayani bunker dari Instalasi/Depot ke kapal angkutan di perairan. Dalam pengoperasiannya, tongkang harus memenuhi beberapa persyaratan yang dapat menjamin keselamatan kerja dan operasi. Ada 2 jenis tongkang yang digunakan, yaitu : 1. Tongkang yang ditarik/ditunda Tug Boat. 2. Tongkang bermesin atau dikenal dengan Self Propelled Oil Barge (SPOB).
2.7.2.1. Persyaratan Umum 1. Mempunyai pernyataan Laik Layar yang dikeluarkan oleh Dinas Lalu Lintas Air Sungai Danau Penyeberangan (DLLASDP), dengan memiliki surat dan kelengkapan sebagai berikut : a. Sertifikat kesempumaan dan lambang timbul. b. Surat Ukur. c. Surat-surat lain yang menyangkut perijinan setempat, antara lain: Pas tahunan. Ijin berlayar. Ijin angkutan barang khusus. d. Kelas BBM Garis Mast (load line) Mesin (Machinary) Lambung (Hull)
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 61 / 95
2. Mempunyai fasilitas yang memadai untuk mencegah ceceran minyak. 3. Peralatan-peralatan listrik, termasuk penerangan dalam tongkang disesuaikan dengan standard IP Electrical Safety Code. 4. Dipasang pernyataan yang dibuat dalam bahasa yang mudah dimengerti dan dipasang pada lokasi yang dapat dilihat dari segala arah dengan tulisan seperti : a. Hati-hati. b. Dilarang Merokok. c. Dilarang masuk kecuali petugas yang berwenang.
a. Motor starter harus tertutup dan bersih. b. Accu/Battery harus tertutup dan bersih. c. Manifold dan knalpot tidak boleh bocor, terbungkus isolasi asbes dan dilengkapi flame trap yang sesuai dengan standard dan diberslhkan secara rutin minimal 1 kali seminggu, dan ujung knalpot harus diletakkan sedemikian rupa pada posisi yang aman, dan cukup tinggi. d. Kabel listrik dan saluran pengapian harus benarbenar terisolasi. e. Peralatan listrik harus dilengkapi dengan sekering pengaman (fuse) yang sesuai. f. Tidak dibenarkan adanya tetesan dan tumpahan minyak disekitar mesin. g. Tersedia cukup racun api dengan jenis yang sesuai. 2.7.2.2.2. Bagian Lambung & Deck.
b. Tangki sebagai penampung BBM harus dilengkapi Penyekat kompartemen. Man hole dengan tutup yang mempunyai packing/seal. PV valve untuk produk kelas I dan free vent untuk kelas II & III yang masing-masing dipasang keatas minimal 5 meter. Tangki ballast.
c. Hand rail harus terpasang sekeliling tongkang. d. Damprah harus terpasang sekeliling tongkang. e. Kompartement harus dilengkapi tangga yang berfungsi untuk memudahkan petugas naik turun kompartement. f. Bandul pengukur tidak boleh terbuat dari bahan besi. g. Ballast tidak diperbolehkan kotor (mengandung minyak) dan dilarang dibuang keperairan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 62 / 95
h. Semua lubang pada sisi deck tongkang harus disumbat secara efektif dan bila ada kebocoran atau tetesan minyak diatas tongkang harus segera dibersihkan dengan kain pel atau pasir. Pembersih ceceran minyak tersebut harus diangkut kedarat untuk dimusnahkan. i. Mempunyai perlengkapan pemadam api dan keselamatan kerja.
2.7.2.2.3. Pipa-pipa Saluran. a. Setiap kompartemen harus dapat diatur pengisian dan pembongkarannya secara tersendiri dengan kelengkapan kerangan yang tersendiri pula. b. Diameter flange manifold kapal sedapat mungkin sesuai dengan manifold dermaga Instalasi/Depot, atau disediakan reducer/gulenger yang disesuaikan . dengan manifold Dermaga. c. Pipa pengisian ke dasar tangki harus cukup rendah hingga lebih kurang 10 cm dari dasar tangki. d. Pipa pembongkaran (isap) harus dilengkapi dengan saringan. e. Kerangan (Valve) pada sistem pipa saluran sama sekali tidak boleh ada kebocoran / tetesan. f. Tetesan/kebocoran harus ditampung sedemikian rupa dan diberlakukan sebagai minyak kotor (tidak boleh dicampurkan kembali ke kompartemen) serta pemusnahannya harus dipertanggung jawabkan dengan berita acara.
g. Harus tersedia gambar diagram (lay out) dari sistem pipa saluran yang jelas dan dapat dibaca. 2.7.2.2.4. Pompa. j. Spesifikasi dan letak pompa harus memenuhi syarat penggunaan.
k. Tekanan kerja pompa tidak boleh melebihi batas tekanan kerja aman yang telah ditentukan untuk pompa itu. Untuk keperluan tersebut harus dipasang alat-alat pengamannya yang selalu dapat bekerja dengan baik di atas batas tekanan kerja aman yang telah ditentukan. l. Pompa harus diperiksa secara berkala dan diuji kemampuannya menurut tata-cara yang telah ditentukan.
m. Apabila terjadi kebocoran pada pompa, fluida di dalamnya harus dapat dihentikan dengan segera dari tempat yang aman. n. Apabila terjadi perubahan, penambahan atau pemindahan terhadap suatu pompa dan perlengkapannya, maka kemampuan pompa tersebut harus diuji kembali. Syarat-syarat pemakaian yang diperbolehkan dan jangka waktu pemakalan sebelum inspeksi berikutnya akan ditentukan kembali. o. Apabila didalam suatu kelompok pompa (sebuah pompa atau lebih) dibersihkan atau diperbaiki, sedangkan pompa yang lain masih beroperasi, maka semua saluran pipa dari dan ke pompa tersebut harus dilepaskan dan ditutup dengan flange mati.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 63 / 95
p. Semua saluran pipa yang bersuhu tinggi atau bersuhu rendah sekali harus diisolasi dengan baik ditempattempat yang dapat menimbulkan bahaya terhadap orang dan peralatan disekitarnya. q. Tidak ada kebocoran pada pompa atau pada saluran bahan bakarnya (untuk yang menggunakan penggerak mesin). r. Motor pompa harus dari jenis tahan ledakan (explosion proof).
2.7.2.2.5. Alat Keselamatan. s. Harus disediakan pompa air untuk pemadaman atau pencucian (Cleaning) dengan kerangan isap tersendiri yang kedap/tidak bocor dengan kapasitas minimum 300 GPM. t. Tersedia slang pemadam lengkap dengan Nozzle. u. Harus tersedia racun api Tepung Kering (Dry Powder) ukuran 20 Lbs, minimum 1 buah untuk tiap Man Hole dan jenis alat pemadam lainnya seperti C02, BCF, Foam, pasir dsb. v. Tersedia bahan kimia (Dispersant) untuk penanggulangan pencemaran di laut/perairan, jumlah dan penempatannya berdasarkan rekomendasi Syahbandar. w. Kotak obat P3K secukupnya sesuai kebutuhan awak Tongkang/ Lighter/Tug Boat. x. Tersedia Life Buoy dan Life Jacket sesuai ketentuan. y. Sekoci penyelamat pada Lighter/Tug Boat ukurannya sesuai ketentuan. z. Masker sesuai ketentuan. aa. Safety belt. bb. Sarung tangan. cc. Lampu tanda navigasi dan lampu merah tanda bahaya harus selalu kedap gas (gas light), terutama untuk bagian yang diperkirakan banyak terdapat akumulasi gas (misal pada geladak depan pada Lighter/LCT). dd. Pagar pengaman (hand rail) harus dalam keadaan baik dan terawat. ee. Khusus bagi Kapal Tunda, Lighter dan LCT Cerobong Asap harus dibersihkan secara rutin dan bebas dari jelaga.
2.7.2.3. Persyaratan Sandar. Nakhoda Tongkang harus: 1. Yakin bahwa tongkangnya telah diikat sepanjang sisi dengan tali atau sling yang disetujui oleh bidang operasi yang berwenang. 2. Yakin bahwa tongkang sudah ditambatkan dengan benar, sehingga tidak ada lagi pergerakan tongkang tersebut.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 64 / 95
3. Yakin bahwa tali dan sling tongkang sudah tertambat pada peralatan yang tersedia untuk itu. 4. Menyediakan tangga yang sempurna dan yakin dalam waktu gelap, penerangan untuk tangga telah tersedia dan cukup. 5. Menyediakan kawat tunda dengan kekuatan yang cukup dan dipasangkan ditiang pancang tambat dihaluan dan samping dan dijaga agar kawat tunda tersebut tetap berada diatas permukaan air. 2.7.2.4. Lain-Lain. 1. Pencegahan timbulnya bunga api. Kegiatan yang sifatnya dapat menimbulkan bunga api seperti kegiatan membuka dan menutup palka, menyambung dan melepas slang serta kegiatan lainnya dideck tongkang harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya api. Langkah pengamanan harus segera diambil untuk mengurangi timbulnya bunga api dari cerobong asap, dan jika ini terjadi langsung dipadamkan. 2. Peringatan Merokok. Dilarang merokok di tongkang, kecuali pada lokasi yang terkontrol pada suatu tempat yang aman dan ditentukan. Tempat tersebut harus diburitan, dan tidak boleh ada pintu atau lubang yang dibuka mengarah ke atau diatas tangkitangki. Tempat tersebut ditentukan oleh nakhoda dan disetujui deh bidang operasi yang berwenang. Tanda tempat merokok sesuai dengan tempat dan waktu yang diijinkan harus dinyatakan dengan jelas dan ditempatkan pada tempat yang menyolok. Ijin merokok ini setiap saat dapat dicabut bila keadaan menghendaki. 3. Korek Api dan Alat Pembuat Api. Tidak seorangpun, kecuali orang yang diberi ijin khusus oleh Nakhoda boleh membawa-korek api. Semua korek api yang digunakan pada tempat-tempat yang telah disyahkan harus dari jenis yang aman. 4. Pekerjaan Perbaikan. Pekerjaan perbaikan, pembersihan atau_ pengetesan peralatan listrik (termasuk radio dan peralatan tongkang lainya) dilarang dikerjakan diatas tongkang, kecuali sudah ada ijin tertulis dari pejabat operasi yang berwenang. Dilarang melakukan pekerjaan perbaikan yang dapat menimbulkan sumber penyalaan api setempat (diatas tongkang atau pada tangki muatan, palka, kamar pompa dan sebagainya), kecuali sebelumnya sudah mendapat ijin tertulis dari pejabat operasi yang berwenang. 5. Kebocoran dan Tumpahan Minyak. Semua kebocoran dan tumpahan harus segera dilaporkan kepada pejabat operasi yang berwenang. Ballast kotor harus dibongkar lewat pipa ballast ke tangki dapat yang tersedia. Surat permintaan untuk pembuangan ballast
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 65 / 95
harus dibuat oleh nakhoda dan ditujukan kepada pejabat operasi yang berwenang. 6. Kelistrikan. Tanda-tanda kabel tidak boleh dipindahkan atau dilepas, kecuali dengan persetujuan ahli listrik. 7. Penerangan. a. Lampu tangan Portabel. Hanya lampu senter safety (safety flash light) portabel yang memenuhi syarat yang boleh digunakan. b. Penerangan dalam tangki. Bila diperlukan penerangan buatan untuk memasuki tangki, atau ruang tertutup lainnya, maka peraturan berikut harus dipenuhi. Bila tangki atau ruangan tertutup lainnya belum dinyatakan bebas gas, lampu listrik yang tahan ledakan dan lampu batery yang terjamin keselamatan dan yang disahkan yang boleh dipakai. Pada tangki yang dinyatakan bebas gas, dapat dipakai penerangan seperti tersebut di atas, atau dengan tegangan rendah (25 Volt AC) dari peralatan penerangan portabel. Oleh karena jaringan kabel dapat menimbulkan bunga api bila terjadi kerusakan kabel, maka surat ijin kerja panas harus didapat terlebih dahulu sebelum peralatan ini dipakai. Jalur kabel tidak boleh ada beban atau benda di atasnya, untuk itu perlu diberikan pelindung. c. Bila menggunakan meter penggerak listrik, harus memenuhi persyaratanlkedap gas (gas tight) terutama pada unit-unit yang diletakkan diatas geladak. 8. Selain petugas tidak dibolehkan berada diatas tongkang, kecuali telah didaftarkan dan seijin pejabat yang berwenang dan Nakhoda tongkang. 9. Perlengkapan lain yang perlu adalah: a. Bendera-bendera. b. Lampu navigasi dan penerangan yang cukup dan memenuhi ketentuan. c. Jangkar dan tali-temali. d. Slang air pemadam 2,5" x 75 ft. 1, 5 " x7 5 ft. e. Bounding cable (wire) dengan damp. f. Nozzle spray 2,5" & 1,5".
2.7.3.
MOBIL TANGKI.
2.7.3.1. Jenis Mobil Tangki. 1. Mobil tangki rigid adalah mobil yang dilengkapi dengan tangki tetap yang melekat pada chassis kendaraan tersebut.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 66 / 95
2. Mobil tangki semi trailer adalah mobil tangki dilengkapi dengan tarikan tangki dan merupakan satu rangkaian yang dapat dilepas/ dipisahkan. 3. Mobil tangki trailer, mobil tangki yang dilengkapi dengan rangkaian tangki yang melekat pada chassis dan roda tersendiri dan dapat dipisahkan/ dilepaskan. 4. Tronton. Mobil yang dilengkapi dengan tangki tetap yang melekat pada chassis kendaraan tersebut tetapi mempunyai kapasitas angkut lebih besar dari mobil tangki rigid. 5. Bridger, adalah mobil tangki . pengangkut BBM penerbangan, yang digunakan sebagai sarana penyalur/penyerahan AVTUR dan AVGAS dari Instalasi/Depot lain atau DPPU dan bila dilengkapi dengan dispenser dapat dipakai sebagai sarana pengisian bahan bakar pesawat udara. 6. Refueller. Refueller adalah mobil tangki atau bridger yang dilengkapi dengan dispenser. Selain sarana pengisian pesawat udara refueller juga dapat digunakan untuk refuelling, off loading dan self loading.
2.7.3.2. Persyaratan Umum. 1. Mobil Tangki. a. Tangki terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan konstruksi yang sesuai serta memenuhi persyaratan lalu lintas kendaraan umum. b. Tangki harus melekat pada chassis dan tidak goyah dengan mur baut. Antara skid dengan chassis diberi perantara kayu klos kelas I. c. Berat tangki dengan muatan tidak boleh melebihi batas kemampuan chassis dan kendaraan itu serta disesuaikan dengan kelas jalan. d. Lebar tangki tidak boleh melebihi lebar kendaraan/kabin serta panjang tangki tidak boleh melebihi panjang sisa chassis. Jarak antara kabin belakang dengan dinding tangki minimum 50 Cm. e. Kapasitas maksimal tangki tiap kompartemen 9 KI (9.000 liter). 2. Semi Trailler. a. Mobil tunda (penarik) harus dilengkapi dengan ban ganda pada bagian belakang. b. Hubungan mobil tunda dengan tangki trailler harus sesuai dan dilengkapi pin pengaman/pengikat/per penekan yang mempunyai kekuatan patah dari penghubung atau pin pengaman minimal 2 x berat trailler sendiri. Bagian depan dari tangki trailler dilengkapi dengan minimal sebuah tiang penyangga yang dapat diatur ketinggiannya guna menunjang berat tangki dan muatan bila rangkaian dilepas. c. Sistem rem untuk ban belakang dari trailler harus berfungsi serta dipasang nomor polisi dan lampu sesuai ketentuan lalulintas / DLLAJR.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 67 / 95
a. Panjang tangki tidak boleh melebihi panjang chassis sendiri baik kebelakang atau kedepan. Ban muka dan belakang kiri kanan harus terpasang ganda. Kapasitas muatan tangki trainer tidak boleh sama atau melebihi muatan tangki dari mobil tangki sendiri. b. Rangkaian mobil tangki dan trailer dilengkapi dengan pin dan 2 buah rantai keselamatan (terbungkus karet) yang kuat daya tariknya dan dihubungan dengan kaitan, serta tidak menggeser di jalanan pada saat kendaraan berjalan. 4. Tronton. a. Mobil Tangki Tronton adalah mobil tangki yang memiliki double gandar dibelakan atau memiliki jumlah ban 10 buah. Karena itu, kapasitas angkutnya lebih besar dari pada mobil tangki type rigid. b. Tangki bisa mempunyai lebih dari 1 kompartemen, namun setiap kompartemen maks. 9.000 KL. c. Setiap tronton harus dilengkapi dengan 2 buah alat pemadam api ringan (APAR). d. Masing-masing kompartemen terpisah dengan dilengkapi man hole. 5. Bridger. Secara umum konstruksi bridger sama dengan konstruksi mobil tangki. Istilah Bridger adalah mobil tangki yang dipakai untuk mengangkut produk Aviasi. Tangki dapat terbuat dari mild steel atau aluminium. Untuk menghindari terjadinya kerusakan mutu dari produk yang dimuat, tangki yang terbuat dari mild steel, dinding tangki bagian dalam harus diepicoat. 6. Refueller. Konstruksi Refueller sama kelengkapannya adalah b. Racun api 2 buah. dengan konstruksi bridger. Sedangkan
2.7.3.3. Klasifikasi Mobil Tangki. Mobil tangki terdiri dari beberapa klasifikasi antara lain sebagai berikut : 1. Mobil tangki BBM kelas "A" Kendaraan mobil tangki, yang pada tangki pengangkut harus dilengkapi dengan peralatan khusus.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 68 / 95
Mobil tangki BBM kelas "B" dan "C" tidak memerlukan peralatan khusus, kecuali direncanakan sewaktu-waktu untuk digunakan juga untuk mengangkut BBM kelas "A". Mobil tangki LPG. Kendaraan mobil tangki LPG secara garis besar sama dengan kendaraan mobil tangki BBM kelas "A", tetapi tangki pengangkut produk dikonstruksi dan dilengkapi peralatan khusus sesuai dengan sifat produk yang dimuat. Konstruksi dan peralatan tersebut harus disahkan oleh instansi yang berwenang.
3.
2.7.3.4. Persyaratan Muatan. 1. Setiap mobil tangki hanya dibenarkan diisi dengan satu jenis produk. Jika terdapat/dilengkapi sekat penahan goncangan, pada sisi atas dan bawah harus berlobang, agar cairan maupun udara tidak terjebak .
Tanda jenis selendang dicat dibagian belakang tangki dengan lebar 20 cm.
3. Batas isi aman. Batas isi aman setiap mobil tangki harus sesuai dengan kapasitas. menghindari adanya perubahan volume akibat kenaikan suhu, konstruksinya diusahakan mempunyai ruang kosong. Batas isi aman kapasitas tangki yang telah ditera oleh Dinas Metreologi. Maksimum 98,5 kapasitas penuh tangki yang bersangkutan. Untuk maka sesuai % dari
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 69 / 95
2. Knalpot. Harus didepan, tidak bocor, dengan ujung pipa pembuangan kesamping kanan. Ujung knalpot dilengkapi dengan flame trap, lapisan berlubang dan berselaput kawat kasa sesuai standard. 3. Kabel Listrik. a. Semua aiiran listrik tertutup/isolasi. b. Sambungan kabel ke klakson harus tertutup. c. Zekering asli dan tidak boleh diganti dengan kawat yang tidak standar. 4. Rem harus bekerja seketika / bagus / tidak mengocok, tidak makan sebelah. Rem tangan juga harus bekerja dengan baik. Ban harus baik, tidak gundul. Gerakan stir max. 60. 5. Accu dipasang dalam kap mesin yang tertutup atau disamping chassis dengan kotak khusus dengan dilengkapi tutup. Tidak boleh dipasang dibawah tangki. 6. Safety switch/ main switch supaya ditempatkan sedemikian rupa sehingga pengontrolannya mudah dijangkau dari luar kendaraan dan memungkinkan pengemudi memutuskan tanpa meninggalkan tempat duduknya dan diberi tanda yang jelas. 7. Racun api CO2 atau type lain untuk kelas kebakaran BC ukuran 2 atau 3 Ibs ditempatkan ditempat yang mudah terlihat didalam kabin. Racun api jenis dry powder dengan ukuran siap pakai 20 lbs. Dipasang di belakang kabin luar, diikat, namun dalam keadaan darurat dan mudah diabil. Pemeriksaan racun api dilakukan setiap 6 bulan sekali. 8. Kotak P3K ditempatkan dalam kabin yang dilengkapi dengan kotak obat P3K & zalf bakar. 9. Tempat alat/kunci disimpan dalam kabin. Apabila disimpan diluar, harus dibuatkan tempat khusus yang rapat serta tidak mudah terbakar/benturan. 10. Grounding. Mobil tangki harus dilengkapi dengan grounding dari kawat khusus / tembaga. Kabel grounding tidak boleh dari besi atau bahan yang mudah menimbulkan bunga api. 2.7.3.6. Persyaratan Konstruksi Tangki. Konstruksi tangki sedemikian rupa sehingga mampu menahan tekanan statis dari cairan, tekanan pengisian, goncangan dalam perjalanan, dan lain-lain, ditambah safety factor 35 Kpa atau 3,5 Kg /cm2.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 70 / 95
Bentuk tangki harus dibuat oval panjang agar mampu mengurangi goncangan, mantap dan mempunyai ketahanan yang baik. Perlu dipasang penyangga tangki yang kuat dibuat dari bahan besi untuk memperkuat kedudukan tangki. Bahan tangki alummunium alloy atau besi plat seperti low carbon steel/low alloy steel dengan tebal 3 mm. Khusus untuk tangki BBM penerbangan yang terbuat dari bahan non allumunium, maka bagian dalam dinding tangki tersebut harus diepicoat. Tangga dipasang dibagian depan, samping atau belakang tangki dengan jarak antara anak tangga maksimum 30 cm. Slang ditempatkan disamping kiri/kanan sepanjang tangki. Rumah slang atau tabung slang harus cukup kuat. Bagian atas tangi dilengkapi pelat datar yang bergerigi/bordes. Untuk tangki BBM penerbangan tutup saluran isi ataupun keluar dilengkapi dengan tutup saluran sedemikian rupa, sehingga secara otomatis menutup apabila tidak digunakan dan membuka bila dihubungkan/ditekan, dan ulir luar ujungnya ditutup dengan sungkup. Tangki BBM kelas II & III, tutup saluran dapat memakai kerangan (ball valve) yang ujungnya diberi penutup. Sedang untuk BBM kelas I, tutup saluran dipasang penutup gas darurat. Ujung pipa keluar harus dipasang sambungan quick release coupling, tidak dibenarkan dengan sistim ulir dan bahannya harus terbuat dari material yang tidak menimbulkan api kalau terjadi gesekan atau benturan. Untuk menghindari penguapan yang berlebihan dan keamanan sewaktu bongkar muat, tangki harus dilengkapi alat pernafasan. 2.7.3.7. Fasilitas Dan Perlengkapan Mobil Tangki. Mobil tangki harus dilengkapi dengan : 1. PV Valve. Untuk produk kelas 1 (Premium, AVIGAS) harus dilengkapi dengan PV-Valve. PV. Valve harus dapat bekerja secara otomatis terhadap perbedaan tekanan dan vacum didalam dan diluar tangki. (maksimum perbedaan 0,5 kg/cm2). 2. Bottom Valve/Emergency valve. Setiap mobil tangki dilengkapi dengan bottom valve/Emergency valve yang ditempatkan diawal pipa keluar dari tangki, berfungsi agar produk dalam tangki tidak tumpah sekalipun pipa outlet pecah/patah akibat kecelakaan. Outlet valve nya diletakkan disebelah kiri. 3. Man hole. Setiap tangki dilengkapi dengan man hole yang terletak dibagian atas tangki. Jumlah man hole disesuaikan dengan kapasitas tangki. Lubang man hole berbentuk bundar atau oval. Tutup man hole dilengkapi dengan paritan untuk tempat packing pencegah kebocoran dan benturan antara metal tutup dan metal leher tangki. 4. Slang Pembongkaran. Sesuai kebutuhan, untuk membongkar BBM di SPBU dan lain sebagainya, dan slang harus terbuat dari karet dan juga dilengkapi dengan fasilitas bonding. 5. Kabel Listrik. Grounding (kawat penyalur listrik statis).
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 71 / 95
6. Baut Tera. Indikator tentang kapasitas yang ditetapkan Dinas Meterologi (ter segel). 7. Plpa Pernapasan. Untuk sirkulasi udara dalam tangki produk (PV Valve). 8. Tanda Jenis. Selendang pada badan tangki bagian belakang untuk mengetahui jenis produk yang diangkut. 9. Tangga Tangki. Fasilitas untuk naik turun petugas. 10. Bordes. Tempat berpijak petugas diatas tangki. 11. Alat Pemadam. Untuk setiap produk 20 lbs. DCP (tepung kimia kering) untuk kabin mobil tangki 2 lbs. BCF. 12. Tempat Slang. Untuk menyimpan slang pembongkaran. 13. Kotak P3K. Perlengkapan untuk pertolongan darurat. 14. Tempat Accu. Dibawah kabin dan tertutup. 15. Flame Trap. Penangkal percikan api/ bunga api pada ujung knalpot.
2.7.3.8. Persyaratan Lain-Lain. 1. Mobil tangki harus dilengkapi dengan STNK, surat kir dan formalitas lain yang berlaku. 2. Lampu-lampu, signal dan perlengkapan pengaman yang lain. 3. Spad board dan bagian bawah tangki 1/3 tangki di cat merah, sedang bagian atas tangki 2/3 bagian di cat putih. 4. Bendera merah 20 x 30 cm dipasang diatas tangki. 5. Tanda peringatan DILARANG MEROKOK DILARANG MEMUAT PENUMPANG Tanda peringatan tersebut dipasang dikaca kabin depan. 6. Kecepatan maximum kendaraan 40 Km/jam (dalam kota) 60 Km/jam (luar kota), tanda batas kecepatan tersebut disablon dikaca depan sebelah kiri. 7. Secara periodik seluruh persyaratan harus diperiksa ulang dan disesuaikan dengan ketentuan K3LL yang dikeluarkan oleh pejabat K3LL setempat.
2.7.3.9. Persyaratan Bridger. Semua persyaratan untuk mobil tangki tersebut diatas berlaku juga bagi bridger, disamping itu ada beberapa persyaratan lain sebagai berikut : 1. Bahan tangki alluminium alloy atau plat besi di epicote. 2. Fasilitas bongkar muat menggunakan ground unit (bottom loader) yang terletak dikiri kanan tangki. 3. Dilengkapi dengan drain point ditempatkan pada posisi terendah.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 72 / 95
2.7.3.10.2.
2.7.3.10.3.
Kode warna
2.7.3.10.4.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 73 / 95
2.7.3.11. Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Mobil Tangki. 1. a. Persyaratan Pengemudi Syarat-Syarat Umum 1) 2) 3) 4) Pengemudi mobil tangki harus mempunyai tanda ijin mengemudi (SIM) yang sesuai untuk kendaraan yang dikemudikannya. Pengemudi mobil tangki harus berbadan sehat, tidak terpengaruh minuman keras yang dinyatakaan dengan Surat Keterangan Dokter yang berwenang. Pengemudi mobil tangki harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh Security PERTAMINA. Setiap pengemudi mobil tangki harus mematuhi ketentuan lalu litas jalan yang berlaku, batas kecepatan maksimum yang diijinkan dan ketentuan lainnya. Pengemudi mobil tangki harus berpakaian seragam dengan memakai identitas Transportir masing-masing.
5)
b.
Tanda Pengemudi Mobil Tangki 1) 2) 3) 4) Setiap pengemudi mobil tangki disamping mempunyai SIM Pemerintah, harus mempunyai Tanda Pengemudi Mobil Tangki (TPM). TPM dikeluarkan oleh Fungsi K3LL setempat setelah memenuhi persyaratan-persyaratan teknis dan administrasi yang ditentukan. Permintaan TPM diajukan oleh pihak transportir kepada Fungsi K3LL melalui bagian S&D setempat. Persyaratan untuk memperoleh TPM adalah sebagai berikut 5) Memiliki SIM yang sesuai dan masih berlaku. Mengikuti latihan yang diadakan oleh K3LL meliputi pengetahuan lalu lintas, dan kemampuan mengemudi.
Calon pengemudi mobil tangki yang memenuhi syarat di atas akan memperoleh TPM yang berlaku sesuai masa berlaku SIM yang bersangkutan. Setelah itu dapat diperpanjang kembali.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 74 / 95
Setiap pengemudi mobil tangki harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup tentang aspek keselamatan dalam pengangkutan bahan berbahaya antara lain a. Bahaya-bahaya kebakaran b. Penanggulangan kebakaran c. Penanggulangan pencemaran/tumpahan minyak d. Pertolongan pertama pada kecelakaan e. Peraturan-peraturan lalu litas f. Cara pengisian formulir laporan kecelakaan
2. Kewajiban Pengusaha a. Pengusaha angkutan mobil tangki bertanggung jawab terhadap keselamatan pengoperasian mobil tangki yang dioperasikannya b. Pengusaha wajib melakukan pembinaan keselamatan kerja, pencegahan kebakaran dan pencemaran kepada seluruh pengemudi mobil tangki. c. Pengusaha wajib melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi mobil tangki supaya tetap dalam kondisi aman. d. Pengusaha wajib melaporkan setiap kejadian kecelakaan, kebakaran, pencemaran (tumpahan minyak) akibat operasi mobil tangki dalam waktu 2 x 24 jam kepada PERTAMINA melalui K3LL, atau petugas Depot setempat. e. Pengusaha wajib mematuhi/memenuhi persyaratan keselamatan untuk mobil tangki yang ditetapkan oleh PERTAMINA. f. Pengusaha tidak diperbolehkan menggunakan sopir yang tidak mempunyai Tanda Pengemudi Mobil Tangki (TPM).
g. Pengusaha wajib melaporkan setiap tindakan hukum terhadap pelanggaran UU Lalu Lintas yang dikenakan kepada pengemudinya. h. Pengusaha wajib melalporkan setiap penambahan / pengurangan pengemudi dan pembantu pengemudi kepada PETAMINA melalui bagian S&D. i. j. Pengusaha wajib mematuhi/memenuhi persyaratan keselamatan mobil tangki yang ditetapkan oleh PERTAMINA. Pengusaha wajib mengatur jam kerja dan istirahat pengemudi menurut peraturan yang berlaku antara lain : 1) Waktu kerja bagi pengemudi adalah 8 (delapan) jam sehari. 2) Setelah mengemudikan kendaraan selama 4 (empat) jam berturut-turut, harus diberikan istirahat sekurang-kurangnya setengah jam. 3) Dalam hal-hal tertentu, pengemudi dapat dipekerjakan lebih dari 8 (delapan) jam sehari, tetapi tidak boleh lebih dari 12 (dua belas) jam sehari termasuk istirahat 1 (satu) jam. Ketentuan ini tidak berlaku bagi angkutan antar kota. k. Pengusaha wajib menyediakan seragam kerja bagi supir dan kernet mobil tangki, lengkap dengan indentitas Kontraktor / Transportir yang bersangkutan.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 75 / 95
a. Mobil tangki harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan oleh PERTAMINA sesuai dengan kententuan yang berlaku. b. Mobil tangki harus mempunyai surat-surat lengkap menurut perundangan seperti STNK, Tanda Kir, Dispensasi Jalan, Surat Pemeriksaan DEPNAKER, dan sebagainya. c. Untuk menyedakan bahwa kendaraan telah memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja yang berlaku, maka petugas K3LL melakukan pemeriksaan secara berkala. d. Mobil yang telah diperiksa dan diijinkan beroperasi oleh K3LL diberi tanda stiker pemeriksaan yang berlaku selama periode waktu pada item 5.3. e. Setiap mobil tangki harus dilengkapi dengan sarana penanggulangan kebakaran dan tumpahan minyak sebagai berikut 1) 2 buah alat pemadam kebakaran type Dry Chemical 20 Ibs yang diletakkan di belakang cabin pengemudi dan tangki. 2) 1 buah alat pemadam type CO2 10 Ibs yang diletakkan di dalam kabin. 3) 10 kg bahan penanggulangan tumpahan minyak (Oil foil) atau sorbent. 4) 1 Unit peralatan P3K. 5) Alat pemadam diletakkan pada tempat yang terlihat dan mudah diambil. f. Dipasang bendera merah bagi setiap mobil tangki BBM dan LPG. g. Untuk mobil tangki LPG dilengkapi dengan Beacon/Rotary Lamp. h. Setiap perubahan / penambahan / perubahan instalasi listrik pada kendaraan harus dilaporkan ke PERTAMINA, untuk diadakan pemeriksaan keselamatannya. i. Khusus untuk skid tank LPG, wajib dilengkapi dengan radio komunikasi.
4. Emergency a. Setiap kejadian darurat (kecelakaan, kebakaran dan atau tumpahan minyak) harus segera ditanggulangi dangan peralatan yang tersedia sambil menunggu bantuan pihak-pihak berwenang. b. Pengemudi/kernek mobil tangki harus dengan segera mengamankan kendaraan/muatan dan berupaya supaya kejadian tidak menimbulkan gangguan terhadap masyarakat dan lingkungan. c. Setiap kejadian, harus segera dilalporkan kepada PERTAMINA PDN terdekat melalui petugas setempat atau K3LL. d. Pengemudi harus segera menghubungi/melapor kepada pimpinan perusahaannya.
5. SISTEM PELAPORAN a. Setiap kejadian harus segera dilaporkan oleh pengemudi / kernet kepada PERTAMINA PDN terdekat melalui petugas setempat, Security, atau K3LL.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 76 / 95
akan
b. Petugas Security atau K3LL atau Depot PERTAMINA setempat, mengadakan pemeriksaan ke lokasi dan membuat laporan penyelidikan.
c. PERTAMINA UPMS setempat membuat laporan pendahuluan kepada Deputi Direktur Bidang Pemasaran dan Niaga dalam waktu 2 x 24 jam dengan tembusan K3LL Pemasaran dan Niaga menggunakan formulir terlampir. d. Laporan pendahuluan harus disusul degan laporan tertulis lengkap mengenai hasil penyelidikan kecelakaan dan saran pencegahan dalam waktu 2 minggu setelah kejadian. e. Setiap UPMS harus membuat statistik kecelakaan setiap bulan, triwulan dan tahunan. 6. PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN
a. Petugas PERTAMINA yang berwenang (security, K3LL, Kepala Depot, S&D dan sebagainya) berhak memeriksa setiap mobil tangki untuk memeriksa syaratsyarat keselamatan yang ditentukan.
2.7.4.1. Persyaratan Truk (Iihat 4.6.3.5). 2.7.4.2. Persyaratan Bak Pengangkut. 1. Bak terbuat dari bahan kayu Was I dan konstruksi yang sesuai serta memenuhi persyaratan lalu lintas kendaraan umum. 2. Bak harus melekat pada chassis dan tidak goyah yang dipasang dengan mur baut. 3. Berat Bak dengan muatan tidak boleh melebihi batas kemampuan chassis dan kendaraan itu serta disesuaikan dengan keias jalan. 4. Lebar bak tidak boleh melebihi lebar kendaraan/kabin, serta panjang bak tidak boleh melebihi panjang sisa chassis. 5. Tinggi dinding bak minimal 2/3 bagian dari tinggi kemasan BBM.
2.7.5. RAIL TANK WAGON (RTW). Rail Tank Wagon (RTW) merupakan rangkaian tangki horizontal yang dipasang diatas chassis dengan roda, yang pengoperasiannya ditarik dalam rangkaian kereta api. 2.7.5.1. Konstruksi Umum.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 77 / 95
1. Rail Tank Wagon dirancang/dikonstruksi harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari Perumka dan disesuaikan dengan sifat produk yang akan diangkut. 2. Kerangka (chassis) harus dikonstruksi sedemikian rupa dengan memenuhi persyaratan dan spesifikasi teknik yang cocok dengan memperhatikan faktor keselamatan baik produk, personal maupun lingkungan. 3. Tangki, "underframe" dan "running gear" harus dikonstruksi dengan kuat serta dibuat dari bahan tahan api. Hal ini untuk menjaga kebocoran produk pada saat operasi normal dan meminimalkan bahaya jika terjadi kecelakaan. 2.7.5.2. Persyaratan Umum. 1. Lokomotif. a. Lokomotif pembawa Rail Tank Wagon (RTW) yang menggunakan tenaga penggerak mesin diesel diijinkan masuk ke area penimbunan BBM, sistim pembuangan gas harus menggunakan flame trap. b. Lokomotif dengan sistim pembakaran (lokomotif uap)tidak diijinkan masuk ke area penimbunan BBM. 2. Tangki. Konstruksi tangki dengan bentuk silinder menggunakan plat baja, konstruksi harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi teknik yang sesuai dengan sifat produk yang diangkut. Tangki yang memuat BBM penerbangan, dinding bagian dalam harus diepicoat. Tangki harus dilengkapi dengan peralatan peralatan sebagai berikut a. Ruang penguapan. Tangki yang khusus memuat/meng-angkut BBM Klas "I" harus dilengkapi dengan ruang penguapan dalam tangki, besar ruang penguapan minimal 4 % darl total volume produk yang dimuat. b. Man Hole dan Tutup Man Hole. Tangki harus dilengkapi lubang periksa atau Man Hole untuk memeriksa bagian dalam dari tangki. Man hole harus cukup untuk memungkinkan seseorang keluar / masuk tangki tanpa kesulitan. Man hole harus dilengkapi tralis. Man hole harus dilengkapi Handhole untuk membuka dan menutup man hole. Tutup man hole harus dilengkapi lubang untuk tempat penyegelan. Pada leher man hole dipasang baut tera sebagai batas isi tangki. Antara man hole dan tutup man hole harus dipasang seal karet tahan minyak dan tali asbes, untuk mencegah kebocoran dan kontak antara metal, Tutup man hole dilengkapi dengan baut pengunci. c. PV-Valve dan Free Vent. Tangki isi minyak kelas "I" harus dilengkapi dengan PV-Valve. Tangki isi minyak kelas "ll" harus dilengkapi Free Vent. PV-Valve dan Free Vent dihubungkan langsung kedalam ruang uap (vapour space). d. Valve.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 78 / 95
Tempat pengeluaran dibagian bawah harus disambung dengan primary internal foot valve dan secondary external valve. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan posisi valve dalam keadaan tertutup/terbuka sempurna. e. Tangga. Tangki harus dilengkapi tangga dalam dan luar. Tangga dalam berfungsi untuk memasuki bagian dalam pada saat pemeriksaan atau perbaikan. Tangga luar berfungsi untuk menaiki bagian atas tangki pada saat perbaikan maupun operasi pengisian dan penerimaan. f. Pipa Pengisian/Pembongkaran (Pipa Tee), Valve dan penutup pipa. Tangki harus dilengkapi pipa pengisian / pembongkaran yang diarahkan ke sebelah kanan dan kiri bagian bawah tangki yang dilengkapi dengan valve. Pipa pengisian pembongkaran terbuat dari pipa hitam dengan ukuran 4", pipa dihubungkan dengan bagian dasar tangki, dan dipasang tutup yang terbuat dari blind flange, dengan baut pengikat penutup diberi lobang untuk tempat penyegelan. Semua bukaan loading dan unloading harus dilengkapi dengan seal cap yang aman. Jika dibutuhkan untuk mempertahankan suhu pengeluaran, maka dapat dilengkapi steam coil sesuai dengan standar yang berlaku.
3. Penandaan. Setiap tangki harus dilengkapi dengan tanda jenis selendang sesuai dengan produk yang diangkut sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. AVGAS 100/130 Premium SBPXX Mlnyak tanah AVTUR Solar Mlnyak diesel Mlnyak bakar : : : : : : : : warna warna warna warna warna warna warna warna hijau kuning merah biru putih dengan kedua sisi warna kuning. abu-abu coklat hitam
Setiap tangki harus dilengkapi dengan tulisan sebagai berikut : a. b. c. d. e. 4. Asal Depot. Tujuan Depot. Kapasltas tangki. Tanda dilarang merokok. Tanda peringatan agar nyala api terbuka tidak terbawa kedekatnya. Terminal Bonding Cable. untuk
Tangki harus dilengkapi fasilitas terminal bonding cable, digunakan menyalurkan listrik statis pada waktu operasi pengisian/pembongkaran.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 79 / 95
Pipa sebagai sarana transportasi produk BBM, konstruksinya harus sesuai ketentuan. (Ref. 2.4.0.) Mengingat jarak yang ditempuh cukup jauh dan melalui berbagai kondisi daerah yang berbeda, maka dalam operasi penerimaan/penyaluran produk dengan menggunakan pipa perlu diperhatikan faktor Keselamatan Kerja dan Lingkngan Lingkungan.
2.7.6.1. Persyaratan Umum. Pipa penyalur/penerima BBM dan Non BBM, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Bahan pips adalah carbon steel dan tidak digunakan pipa Galvanized, dan memenuhi standard yang ditentukan. Untuk BBM Penerbangan, bagian dalam harus diberi antirust inhibitor. Dipasang cathodic protection, untuk pipa yang ditanam. Untuk pipa diatas tanah sebaiknya dipasang 30 cm diatas tanah dan pada jarak tertentu diberi penyangga. Pada sambungan flange dilengkapi dengan bounding plate. Bagian luar dicat dengan warns standar. Valve, fitting dan meter ukur pada pipa penyalurlpenerima BBM dan Non BBM yang berada didalam suatu ruangan harus dilengkapi dengan sistem ventilasi yang baik pada ruangan tersebut, atau ditempatkan dalam lubang. Untuk pipa lewat laut harus dilengkapi dengan concreate coating, dari bahan yang tahan terhadap air laut dan dipasang cathodic protection. Bahan pipa untuk penyaluran LPG/gas harus memenuhi persyaratan
5.
6.
2.7.6.2. 1.
Perlengkapan Pipa.
Jaringan penerimaan/penyaluran BBM dan Non BBM melalui pipa harus dilengkapi dengan adaptor/reducer, beberapa jenis valve, fitting, pressure gauge, strainer, filter, pompa, sample cock, manometer dan thermometer, dengan mempert imbangkan aspek operasi, maintenance dan safety. Jaringan pipa untuk LPG, harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
2.
2.8.
SPBU
2.8.1. JARAK AMAN PERALATAN SPBU merupakan ujung tombak penyaluran BBM dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Sesuai dengan kebijaksanaan PERTAMINA, pengelolaan SPBU diserahkan Kepada swasta, yang diharapkan akan mampu mengeiola usaha SPBU secara efisien dan aman.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 80 / 95
Kegiatan di SPBU seperti halnya kegiatan perminyakan lainnya mengandung potensi bahaya seperti kebakaran, pencemaran atau gangguan terhadap kesehatan. Karena itu, SPBU harus dikelola menurut standar keselamatan kerja, dan lindungan lingkungan yang berlaku dengan memperhatikan kepentingan masyarakat dan iingkungan sekitarnya. Manajemen Pertamina, khususnya di Pemasaran dan Niaga sangat memperhatikan aspek keselamatan kerja dan lindungan iingkungan dalam setiap kegiatan oeprasi termasuk kegiatan di SPBU. Karena itu sejak rancang bangun suatu SPBU konstruksi sampai ke tahap pengoperasiannya, Pertamina Bidang Pemasaran dan Niaga melakukan pengawasan dan pembinaan LK3 untuk menjamin keamanan dan keselamatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi dan peran aktif semua pihak termasuk pengusaha, karyawan, dan masyarakat luas selaku konsumen SPBU dengan senantiasa memenuhi dan mengikuti prosedur yang berlaku dalam pengoperasian SPBU
2.8.2. POTENSI BAHAYA DI SPBU 2.8.2.1. Produk BBM Bahan bakar yang dikelola di SPBU ada beberapa macam yaitu solar, premium dan premix dan lain-lain yang masing-masing mempunyai spesifikasi berbeda, baik sifat phisis, kandungan maupun potensi bahayanya. Dewasa ini beberapa SPBU juga melayani pengisian LPG dan BBG.
2.8.2.2. Potensi Bahaya Seperti halnya produk minyak bumi lainnya, BBM yang dikelola di SPBU mempunyai potensi bahaya dan tergolong B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Bahaya utama dari BBM adalah : a. Bahaya Kebakaran. Bahan bakar minyak khususnya jenis pelumas dan premix sangat mudah terbakar bila ada sumber api dan udara yang cukup. Sumber api dapat berasal dari rokok, gesekan, bunga api, listrik statis atau sambara petir. Dalam operasi SPBU; kebakaran dapat terjadi antara lain: 1) Pada waktu pembongkaran dari mobil tangki ke tangki pendam. Sumber api dapat berasal dari listrik statis atau percikan api dari mesin atau knalpot. Karena itu selama pembongkaran, sistem arde harus dipasang/ disambung dari mobil tangki ke bibir dombak tangki pendam. Pada waktu pengisian BBM ke mobil/motor konsumen. Peristiwa ini sering terjadi terutama karena adanya tumpahan yang mengenai bagian yang panas pada kendaraan seperti knalpot atau mesin/busi (pada sepeda motor). Karena
2)
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 81 / 95
itu pada saat pengisian tidak dibenarkan menghidupkan mesin kendaraan dan tidak boleh ada tumpahan BBM.
b. Bahaya Pencemaran. Produk minyak merupakan bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti perairan, kolam penduduk, air sumur penduduk atau air tanah. Karena itu upaya lindungan lingkungan dalam kegiatan perminyakan dijalankan dengan ketat. Dalam kegiatan SPBU, pencemaran dapat terjadi bila timbal tumpahan, seperti pada saat pembongkaran, pemompaan atau pengisian. Sumber lain adalah bocoran dari tangki pendam yang masuk ke dalam air tanah dan merembes ke area sekitarnya. c. Bahaya Kesehatan. Produk-produk minyak seperti premium dan premix merupakan bahan berbahaya terhadap kesehatan, terutama uap minyak bila terhirup oleh manusia. Karena itu, setiap petugas yang menangani bahan-bahan tersebut, harus berhati-hati dan uap minyak tidak terhirup. Minyak premium atau premix juga mengandung bahan aditif seperti timah hitam dan MTBE. Kedua zat tersebut mengandung potensi bahaya terhadap kesehatan.
2.8.3. KESELAMATAN KERJA 2.8.3.1. Ketentuan Umum a. Area SPBU merupakan daerah berbahaya, sehingga diberlakukan peranturanperaturan khusus untuk mencegah kecelakaan dan kebakaran. b. Pengusaha SPBU dan karyawan bertanggung jawab dalam menangani, menjaga dan mengawasi keselamatan kerja dalam daerah kerja. c. Dalam areal SPBU tidak dibenarkan mengadakan kegiatan selain yang berkaitan dengan penyaluran BBM dan usaha penunjangnya, kecuali dengan izin khusus. d. Kebersihan areal SPBU beserta kelengkapannya harus selalu terpelihara, dan terjaga. Setiap ceceran minyak harus segera dibersihkan. 2.8.3.2. Penerimaan Pembongkaran dan Penimbunan
a. Penerimaan 1) 2) 3) 4) Persiapkan tangki timbun (pendam) mencakup: Menghentikan penjualan dari tangki tersebut. Pengukuran tinggi cairan (volume BBM). Pastikan jumlah BBM yang bisa diterima (ruang kosong). Tempatkan mobil tangki pada posisi pembongkaran yang benar. Tarik rem tangan, matikan switch accu dan kunci mobil tetap terpasang. Tempatkan alat pemadam pada posisi yang benar dan mudah terjangkau.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 82 / 95
Periksa bersama keuntuhan segel atas dan bawah serta kesesuaiannya dengan dokumen. Ambil BBM dari kerangan bawah, periksa visual dan yakinkan jenis BBM dari bau dan warnanya. Ukur density/SG serta suhu.
10) Konversikan ke suhu 15/150C (Tabel ASTM 53 dan 54). 12) Bandingkan dengan density/SG dan suhu 15/150C dari Depot (surat jalan). 11) Masukkan ke dalam botol gelap dan tilak sebagai sample pertinggal. 12) Tandatangani table bersama supir dan tempel di botol tersebut. 13) Pasang selang bongkar yang standar pada tangki yang tepat. b. Pembongkaran 1) 2) 3) Buka kerangan bongkar mobil tangki sedikit demi sedikit (pastikan tidak ada kebocoran). Lubang pengukuran tangki pendam harus dalam keadaan tertutup. Selesai pembongkaran lakukan hal terikut Periksa dari lubang atas, yakinkan BBM benar-benar sudah habis. Bila perlu mobil tangki dimiringkan. Tutup kerangan 4) 5) 6) 7) 8) Lepas selang bongkar. Ukur tinggi cairan (BBM) dalam tangki timbun (pendam). Lepaskan kabel arde. Kembalikan alat pemadam ke tempat semula. Selesaikan proses administrasinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selarna pembongkaran : Sopir/kernet mobil tangki harus selalu berada di tempat pembongkaran. Bebaskan mobil tangki dari lalu lintas orang/kendaraan pada radius aman. Lakukan pengawasan di sekitar mobil tangki dan areal pembongkaran dari kemungkinan sumber api. c. Penimbunan 1) Tangki timbun harus mempunyai sertifikat kelaikan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. 2) Tangki timbun agar ditera oleh instansi yang berwenang (Metrologi).
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 83 / 95
3) Tangki timbun untuk BBM kelas A harus dipasang PV Valve dan untuk BBM kelas B harus dipasang Free Vent. 4) Pipa deep stick agar diberi tutup yang terbuat dari kuningan / aluminium. 5) Penutup manhole agar diberi packing dan dimur baut yang baik. 6) Tangki timbun agar dipasang grounding. 7) Setiap hari stock BBM di dalam tangki timbun harus diukur dan dihitung untuk mengetahui berapa jumlah BBM yang telah disalurkan pada hari sebelumnya atau sebagai data penghitungan untuk pesanan BBM selanjutnya. 2.8.3.3. Penyaluran a. Pipa isap dari pulau pompa sampai dombak agar diberi pipa pelindung (casing) yang dapat berfungsi juga sebagai pengaman apabila terjadi kebocoran pada pipa isap, sehingga BBM yang tumpah dapat kembali ke dombak melalui pipa selubung. b. Dispensing pump agar dipasang grounding. c. Pada waktu penyaluran BBM, Nozzle (pistol kran) agar ditempelkan pada lubang tangki BBM kendaraan dan hindarkan terjadinya tumpahan/tetesan dan listrik statis. d. Bila ada BBM yang tumpah / tetesan segera dibersihkan / keringkan dengan pasir yang tersedia. e. Selama pengisian BBM, mesin kendaraan harus dimatikan. f. Dilarang mengisikan BBM selain ke tangki kendaraan, seperti kaleng, jerigen, dsb.
g. Dilarang merokok dalam kendaraan yang akan / sedang mengisi BBM (terutama kendaraan umum seperti bus, oplet). h. Pada saat pengisian dapat timbul uap BBM. Bahaya uap tersebut dapat dihindarkan dengan memakai penutup hidung (Gas Masker). i. Dilarang mengoperasikan/menghidupkan pesawat telepon genggam (HP), saat pengisian bahan bakar minyak.
2.8.3.4. Kebersihan dan Kerapihan a. Kebersihan di areal SPBU harus selalu terjaga. b. c. d. e. Oil Catcher dan saluran air harus selalu dalam keadaan bersih dan lancar serta berfungsi dengan baik. Harus disediakan bak sampah yang mencukupi. Tanaman penghijauan harus selalu terpelihara dan terawat. Ruang peraga, WC, dan kamar mandi harus selalu dalam keadaan baik dan bersih.
2.8.3.5. Lain-Lain
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 84 / 95
a. Dilarang menjual produk-produk yang mudah menimbulkan bahaya kebakaran di areal SPBU (korek api dan lain-lain). b. Dilarang memperbaiki kendaraan di dalam area SPBU. c. Khusus SPBU yang dilengkapi sarana pengisian gas (LPG/BBG), standar keselamatan baik tentang cara penanganan maupun teknik konstruksi SPBU harus mengacu persyaratan keselamatan LPG dan BBG.
2.8.4. KESELAMATAN KERJA 2.8.4.1. Ketentuan Umum a. b. Dilarang merokok, membuat api terbuka atau pekerjaan lainnya yang dapat menimbulkan bunga api di area SPBU. Area SPBU harus aman dari sumber api yang berdekatan dengan cara pengaturan jarak yang aman (Safe Distance) atau tembok pembatas antara SPBU dan area sekitarnya. Bila terjadi kebocoran yang dapat membahayakan, SPBU harus segera diisolir dan diamankan. Kegiatan pengisian segera dihentikan.
c.
2.8.4.2. Peralatan Pemadam Kebakaran. a. Di area SPBU harus tersedia alat pemadam kebakaran yang siap pakai dalam jumlah yang cukup menurut petunjuk petugas K3LL PERTAMINA, dari jenis jenis sebagai berikut : Tepung kering 150 Ibs atau 350 Ibs jenis beroda. Tepung kering 20 Ibs Tepung kering 10 Ibs CO2 10 Ibs b. Alat pemadam kebakaran harus ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan. Tidak dibenarkan memindahkan atau mengganti alat tanpa ijin petugas setempat. c. Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh petugas/perusahaan yang berwenang. Hasil dan tanggal pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung pemadam.
2.8.4.3. Prosedur Penanggulangan Kebakaran a. Kebakaran di Dalam SPBU Semua karyawan SPBU yang melihat / mengetahui adanya gejala yang diduga dapat menimbulkan bahaya kebakaran, baik yang langsung menimpa SPBU atau kondisi lainnya yang dipandang akan dapat membahayakan keutuhan SPBU, wajib segera bertindak sesuai ketentuan-ketentuan berikut 1) Penanggulangan Kebakaran Kecil/Awal.
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
II - 85 / 95
Karyawan yang mengetahui terlebih dahulu segera memadamkan kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) terdekat yang tersedia. Setelah usaha penanggulangan selesai, segera melaporkankejadian tersebut ke Komandan / Pengawas SPBU/SPBI/SPBD, yang kemudian diteruskan ke PERTAMINA Cq. WP atau K3LL setempat. Apabila kebakaran kecil tidak dapat ditanggulangi maka klasifikasi kebakaran menjadi kebakaran besar. Petugas yang terdekat/mengetahui segera memberi tanda atau teriak kebakaran sebagai tanda/isyarat bahwa terjadi kebakaran besar dan menghubungi Komandan. Regu pemadam SPBU segera berkumpul dan melakukan upaya pemadaman sampai team bantuan tiba di tempat kejadian. Regu pemadam SPBU tetap membantu upaya penanggulangan. Komandan regu segera mengambil tindakan-tindakan, sebagai berikut Mengkoordinir usaha pemadam kebakaran. pemadam kebakaran dengan peralatan
b)
2)
Kebakaran Besar. a) b)
c)
d)