You are on page 1of 6

PERITONITIS

Definisi Inflamasi peritoneum, mengancam jiwa. Klasifikasi Etiologi primer sekunder Perjalanan penyakit akut kronik Epidemiologi Secondary peritonitis lebih sering disbanding primary peritonitis. PRIMARY (SPONTANEOUS) BA TERIA! PERITONITIS (PBP) E"iolog# Tidak ada sumber kontaminasi intraabdominal yang jelas. ewasa paling sering ditemukan pada pasien sirosis hati !biasanya karena alcohol" dan preexisting ascites !hampir selalu mendahului P#P". Pada kondisi lain !malignancy, hepatitis, S$E%" Paling umum enteric gram negati&e bacilli !Eschericia coli". Terkadang ditemukan gram positif !streptococci, enterococci, pneumococci". 'anya ditemukan ( organisme !monomicrobial infection" dari hasil isolasi dan bakteri anaerob jarang ditemukan.

Pa"ogenesis Pada pasien dengan diseased liver !sirosis" dan altered portal circulation sehingga mengganggu fungsi filtrasi hati, terjadi translokasi bakteri dari lumen usus ke system limfe akibat menurunnya imunitas tubuh, penyebaran infeksi melalui darah !bacteremia" ke cairan ascites. S#P )ariant *orms+ Monomicrobial Bacterascites hasil kultur cairan ascites positif namun P,- . /012mm3, ditemui bila reaksi inflamasi belum terjadi. Culture Negative Neurocytic Ascites !4--5" dengan gejala klinis dan criteria diagnostic sama dengan P#P, namun hasil kultur negati&e. apat ditemui bila bacterascites dapat diatasi oleh

normal antimicrobial defences dari tubuh !organisme dilisis" sehingga cairan ascites steril, namun lebih sering disebabkan karena teknik kultur yang kurang baik. $e%ala klinis Paling umum demam !pada 6 71 8 pasien". 5scites hampir selalu ditemukan mendahului infeksi. 5bdominal pain, tanda iritasi peritoneum !abdominal tenderness", gejala nonspesifik 9 nonlocal !malaise, fatigue, encephalopathy". Diagnosis Sampel cairan peritoneal !paracentesis" P,- : /01 cells 2 mm3 'asil kultur positif, dengan hanya satu mikroorganisme. ;ntuk meningkatkan kualitas hasil dapat digunakan blood culture bottle, dengan memasukkan (1ml cairan ascites ke dalamnya. No evident intra abdominal source of infection. Ta"alaksana #road spectrum 5# ceftria<one /g 2 hari 2 I) atau piperacillin2ta=obactam 3,3>0g 2 tiap ? jam2 I). Setelah etiologi diketahui berikan 5# yang sesuai. iberikan selama 0@(A hari, tergantung impro&ement pasien. Pemberian albumin (,0g 2 kg## saat diagnosis dan (g 2 kg## saat A7 jam, dapat menurunkan insiden disfungsi renal dan meningkatkan sur&i&al.

P&ognosis Tingkat rekurensi tinggiB >18 mengalami rekurensi dalam ( tahun. P&e'ensi ,encegah rekurensi 4iproflo<acin >01 mg 2 minggu atau norflo<acin A11 mg 2 hari. SE ONDARY BA TERIA! PERITONITIS E"iolog# 'ampir selalu ditemukan mi<ed flora !polymicrobial infection" facultati&e gram negati&e bacilli 9 anaerob. 5da sumber infeksi intraabdominal yang dapat ditangani secara surgical !missal+ perforasi &isceral, abses, acute pancreatitis atau kolesistitis". Pa"ogenesis #akteri mengkontaminasi peritoneum akibat tumpahan dari organ intraabdomen. $e%ala klinis Cejala tergantung dari organ sumbernya. Infeksi menyebar ke peritoneal ca&ity pain pasien tidak bergerak, lutut ditekuk ke atas untuk hindari stretching serabut saraf rongga peritoneal. #atuk2bersin tekanan rongga peritoneum sharp pain )oluntary@in&oluntary guarding otot anterior abdomen, abdomen ternderness !sering rebound tenderness", demam. Diagnosis Paracentesis P,- : /01 cells2mm3

'asil kultur posititf, polymicrobial. 4airan ascites minimal dua dari+ Serum glucose concentration . 01 mg2dl. Total protein concentration : ( g2dl. $ ' : //0 ;2ml !atau diatas upper normal limit". 5da sumber infeksi intraabdominal hemodinamik stabil + 4T scan

hemodinamik tidak stabil + surgical inter&ention Mar ed leu ocytosis ! left shift of "BC. Ta"alaksana Surgical inter&ention untuk mengatasi sumber infeksi. 5ntibiotik meliputi anaerobic gram negati&e bacilli dan anaerob+ penisilin D @lactamase inhibitor !ticarcillin2cla&ulanate 3,(g 2 tiap A@? jam 2 I) atau cefoti<in /g 2 tiap A@? jam 2 I)" I4; imipenem 011 mg 2 tiap ? jam 2 I) atau ampicillin D metronida=ole D ciproflo<acin.

PERITONITIS IN PATIENTS UNDER$OIN$ APD ( ONTINUOUS AMBU!ATORY PERITONEA! DIA!YSIS) E"iolog# Monomicrobial infection. #iasanya skin organism+ staphylococcus sp. !A08 S.aureus", gram negati&e bacilli, fungi !candida sp.". Pa"ogenesis

Skin organism migrasi melalui kateter. $e%ala klinis iffuse pain, peritoneal signs !seperti pada secondary peritonitis%" Diagnosis #eberapa ratus ml dialysis fluid dicentrifuge kultur di blood culture. #ialysate biasanya cloudy! : (11 E#4s 2 l, : 018 neutrophil. Ta"alaksana 4efa=olin D fluoroFuinolone, cefta=imide, diberi continuously 2 intermittently. 4atheter remo&al jika kondisi pasien tidak membaik dalam A7 jam.

You might also like