You are on page 1of 33

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

Putri Prihartati (030.05.173)

STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS Nama : Tn. R Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 19 th Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 30 januari 1992 Agama : Islam Suku bangsa /warga Negara : Sunda / Indonesia Status Pernikahan : Belum menikah Pendidikan Terakhir : Tamat SLTP Pekerjaan : Tidak bekerja Alamat : Ujung aspal, pondok gede Tanggal Masuk RS.MM : IGD tanggal 22 Agustus 2011 R. Kresna tanggal 22 Agustus 2011

STATUS PSIKIATRI
II. RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesa dan Alloanamnesa IGD di RS.Marzoeki Mahdi pada tanggal 22 Agustus 2011 pada pukul 16.00 wib. Alloanamnesa dengan kakak perempuan dan laki-laki pasien. A. Keluhan Utama Pasien mengamuk dan marah-marah sejak 3 hari SMRS.

Keluhan Tambahan Pasien sering keluyuran keluar rumah, berbicara sendiri, diajak bicara tidak nyambung, senyum-senyum sendiri dan sulit tidur.

STATUS PSIKIATRI
B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke IGD RSMM pada pukul 16.00 wib dibawa oleh keluarganya dengan keluhn mengamuk dan marah-marah sejak 3 hari SMRS. Menurut pengakuan keluarga pasien juga sering keluyuran keluar rumah, berbicara sendiri, diajak bicara tidak nyambung, senyum senyum sendiri dan sulit tidur sejak 1 hari lalu. Keluhan dirasakan hampir 2 bulanan ini dan terparah sejak 3 hari SMRS. Keluhan tersebut dimulai ketika pasien tidak meminum obatnya secara teratur. Pasien mengeluh selama ini ada bisikan dari kakek dan nenek yang tidak jelas membisikkan apa. Menurut keluarga pasien, pasien sering berbicara sendiri dan senyum-senyum ketika sedang sendiri dan pasien sering marah dan mengamuk ketika ada keluarga yang sedang mengobrol, karena pasien sering merasa curiga bahwa pasien sedang menjadi objek pembicaraan. Keluarga juga mengeluh bahwa pasien sering melihat keberadaan makhluk-makhluk halus seperti pocong, kuntilanak, iblis yang sewaktu dulu sebelum pasien sakit tidak pernah melihat halhal yang seperti itu. Keluarga juga mengeluhkan pasien jadi sulit diajak berbicara karena setiap diajak berbicara selalu tidak nyambung. Pasien juga sering keluar rumah dan sering

STATUS PSIKIATRI
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya Berdasarkan alloanamnesis, kakak pasien mengaku keluhan sudah diawali sejak 2 tahunan lalu. Ketika itu pasien mulai stress ketika menghadapi kenaikan kelas dari SMA kelas 1 ke kelas 2. Saat itu pasien mulai sering melakukan aktivitas yang berulang seperti menyapu. Beberapa kali pasien selalu menyapu tempattempat yang sudah bersih. Kemudian pasien mulai berbicara sendiri dan mulai sering marah-marah. Keluarga membawa pasien berobat ke poli jiwa RSMM dan rawat jalan. Selama meminum obat, keluhan pasien berkurang tapi semenjak 3 bulanan ini pasien sudah tidak meminum obat-obatan itu lagi dan keluhan bertambah parah.

2. Riwayat Penyakit Medis Keluarga pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan, terjatuh atau terbentur yang mengakibatkan luka / cedera pada daerah kepala. Keluarga pasien juga mengatakan tidak pernah mengalami demam tinggi sampai kejang, penyakit berat lainnya seperti diabetes melitus maupun darah tinggi.

STATUS PSIKIATRI
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol Keluarga pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat obatan seperti pil BK, esstacy ataupun jenis obat-obatan terlarang yang lain. Keluarga pasien mengatakan tidak pernah meminum minuman alkohol seperti bir bintang,anggur cap orang tua,atau minuman lainnya.

STATUS PSIKIATRI
D. Riwayat Kehidupan Pribadi Riwayat Prenatal dan perinatal Pasien lahir di dukun beranak atau paraji secara spontan normal, tidak ada trauma waktu lahir, cacat dan cukup bulan. Pasien merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara. Masa Kanak Awal (0 3 tahun) Riwayat tumbuh kembang pasien saat masa kanak awal dalam keadaan normal sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya. Pasien sewaktu kecil seorang anak yang aktif, tak bisa diam selalu senang bermain di luar rumah. Masa Kanak Pertengahan (3 11 tahun)

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah tinggal kelas selama duduk di bangku sekolah, pasien merupakan siswa dengan prestasi di sekolah dengan nilai rata rata, tidak terlalu menonjol.
Pasien agak sulit beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan menghadapi banyak orang. Pasien termasuk sedikit mempunyai teman-teman dilingkungan sekolah maupun rumahnya.

STATUS PSIKIATRI
Masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja) Hubungan Sosial Pasien kurang mempunyai teman, Pasien selalu berganti ganti teman. Baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar jarang mempunyai sahabat atau teman dekat. . Pasien sangat tertutup dan sangat jarang bercerita keteman maupun keluarganya. Riwayat Pendidikan Pasien bersekolah sampai tamat SLTP. Kemudian pasien melanjutkan SMA sampai kelas 1 dan tidak melanjutkan lagi karena sakit. Pasien termasuk orang yang tertutup jarang mempunyai teman serta jarang berinteraksi dengan orang lain. Pasien termasuk anak yang biasa-biasa saja dengan prestasi rata-rata. Perkembangan kognitif dan motorik Pasien masih bisa membaca dan menulis dengan cukup baik. Tidak terdapat disfungsi otak dan ganguan perkembangan spesifik. Latar Belakang Agama Pasien beragama Islam, pasien sering melakukan ibadah shalat 5 waktu. Pasien melaksanakan puasa di bulan ramadhan.

STATUS PSIKIATRI
Masa dewasa Riwayat Pekerjaan Pasien setelah berhenti sekolah belum pernah melakukan pekerjaan apapun. Pasien hanya dirumah saja. Aktivitas sosial Pasien tidak memiliki banyak teman, jarang dapat berteman dengan baik. Pasien sering berganti ganti teman. Pasien lebih sering berdiam diri dirumah dan sendiri saja. Kehidupan Seksual masa dewasa tidak pernah berhubungan seks sebelum menikah. Pasien juga belum mempunyai pacar. Riwayat kemiliteran Pasien tidak mempunyai riwayat pendidikan militer.

STATUS PSIKIATRI
E. Riwayat Keluarga Pasien mengatakan tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Pasien merupakan anak empat dari empat bersaudara. Sejak lahir pasien diasuh oleh ibu dan ayahnya. Semenjak ayahnya meninggal, pasien dirawat oleh neneknya dan tinggal dengan kakak-kakaknya.

STATUS PSIKIATRI
F. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien tinggal dengan nenek dan kakakkakaknya, disebuh rumah yang cukup asri dengan sanitasi yang baik. Ayah pasien telah meninggal dunia dan ibu pasien tinggal bersama anak tertuanya. Pasien tidak bekerja dan segala urusan dan keperluan ditanggung oleh kakak-kakaknya. G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan pasien tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan.

STATUS MENTAL
Dilakukan pada tanggal 22 agustus 2011 jam 16.00 wib di IGD jiwa RSMM A. Deskripsi Umum 1. Kesadaran : Compos Mentis 2. Penampilan Umum : Pasien seorang laki-laki, berusia 19 tahun, berpenampilan fisik terlihat sesuai dengan usianya. kulit sawo matang, rambut berwarna hitam pendek 2 cm. Pasien memakai kaos berwarna coklat dan menggunakan celana panjang berbahan jeans berwarna hitam. Pasien datang tanpa menggunakan alas kaki baik sepatu maupun sandal. Kebersihan dan kerapihan diri tidak baik.

STATUS MENTAL
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik Sebelum wawancara, pasien sedang duduk-duduk di tempat tidur di IGD jiwa. Selama wawancara, pasien gelisah, kontak mata kurang baik, bicara volume cukup tinggi, agak terlambat dalam merespon pertanyaan. Pasien tidak sempurna dalam menjawab pertanyaan dan sering tidak nyambung. Selama wawancara terlihat gerakan pasien gelisah dan pasien menggoyang-goyangkan kakinya sambil tiduran. Setelah wawancara, pasien mondar mandir disekitar ruangan IGD RSMM.. 4.Pembicaraan Pasien kurang bisa menjawab pertanyaan dengan jelas, artikulasi tidak jelas dan jawaban tidak sinkron sehingga pemeriksa sulit untuk memahami pembicaraan dengan pasien. 5.Sikap Terhadap Pemeriksa : tidak kooperatif.

STATUS MENTAL
Alam Perasaan Afek Mood Keserasian Empati : terbatas : Euthym : Tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan. : Tidak dapat diraba rasakan

Fungsi Intelektual Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan : Taraf Pendidikan : Tamat SLTP Pengetahuan Umum : kurang baik (pasien tidak dapat menyebutkan nama nama presiden yang pernah memimpin indonesia ) Kecerdasan : kurang baik (pasien tidak mampu mengikuti gambar yang diberikan dan menjumlahkan angka angka) Daya konsentrasi : Kurang baik ( pasien tidak dapat mengurangi 100 dengan 7 secara berurut ).

STATUS MENTAL
Orientasi : Daya Orientasi Waktu : kurang baik (pasien tidak dapat menyebutkan sekarang siang atau malam dan dapat menyebutkan tanggal, bulan dan tahun) Daya Orientasi Tempat : kurang baik (pasien tidak mengetahui dirinya berada di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi ) Daya Orientasi Personal : kurang baik (pasien tidak mengetahui siapa yang memeriksanya). Daya ingat: Daya Ingat Jangka Panjang : kurang baik (masih tidak ingat tempat pasien bersekolah waktu SD dimana ) Daya Ingat Jangka Pendek : kurang baik (pasien tidak ingat hari ini makan sudah berapa kali dan makan dengan lauk pauk apa saja) Daya Ingat Sesaat : kurang baik (pasien tidak mampu mengingat nama pemeriksa setelah beberapa menit) Pikiran Abstrak : Tidak Baik (Saat wawancara pasien tidak mampu mengartikan : perbedaan jeruk dan bola tenis jawaban pasien tidak sinkron. Kemampuan Menolong Diri : cukup baik

STATUS MENTAL
Gangguan Persepsi Halusinasi Ilusi Depersonalisasi Derealisasi : tidak begitu jelas. : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

Proses Pikir Arus Pikir - Produktivitas : Logorrhea Pasien banyak bicara tapi tidak menjawab pertanyaan yang ditanya, respon jawabnnya tidak sinkron. - Kontinuitas Pikiran : Terganggu asosiasi longgar Setiap jawaban yang diberikan, pasien menjawab namun jawabannya tidak tepat dengan maksud / pertanyaan. - Hendaya Berbahasa : Ada Artikulasi tidak jelas dan terdapat ketidaksinkronan dalam menjawab semua pertanyaan dan pasien sering mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti.

STATUS PSIKIATRI
Isi Pikir Preokupasi : Tidak ada Waham : Waham kejar Pasien sering merasa curiga terhadap kakak-kakaknya yang sering mengobrol karena pasien merasa menjadi objek pembicaraan. Pengendalian Impuls : kurang baik. selama wawancara pasien gelisah.

Daya Nilai Daya nilai sosial Tidak bisa dinilai (ketika diberi pertanyaan mengenai apakah marah-marah pada orang tua itu baik atau tidak, pasien tidak kooperatif).

Uji daya nilai Tidak bisa dinilai


Penilaian realita Terganggu, karena terdapat halusinasi auditorik, halusinasi taktil dan waham curiga.

STATUS PSIKIATRI
Tilikan : Derajat I Pasien tidak menyadari kalau pasien mengalami ganguan jiwa. Taraf Dapat Dipercaya dapat dipercaya : tidak

STATUS FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 22 Agustus 2011 Jam 16.00 wib A. Status Internus Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi napas Frekuensi nadi Suhu Status gizi Kulit Kepala Rambut Mata THT Gigi dan mulut Leher Jantung Paru Abdomen Ekstremitas : Baik : Kompos mentis : 120/90 mmHg : 22x/menit : 86 x/menit : afebris : Kesan gizi cukup(normal) : sawo matang : Tidak ada deformitas : Hitam, lurus, pendek : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik : Dalam batas normal : Dalam batas normal : Pembesaran KGB (-), pembesaran didaerah trakea (+) : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-) : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/: Supel, bising usus normal, hepatomegali (-) : Akral hangat, edema (-)

STATUS NEUROLOGIS

GCS : 15 (E4,V5,M6) Kaku kuduk : (-) Pupil : Bulat, isokor Kesan parase nervus kranialis: (-) Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas Reflex fisiologis : Normal Reflex patologis : (-) Gejala ekstrapiramidal : (-) Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal Stabilitas postur tubuh : Normal Tremor di kedua tangan : (-)

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien laki-laki 19 tahun masuk IGD RSMM dengan keluhan mengamuk dan marah-marah sejak 3 hari SMRS, sering keluyuran keluar rumah, berbicara sendiri, diajak bicara tidak nyambung, senyum senyum sendiri dan sulit tidur serta sangat sering mandi. Pasien tidak nyambung bila diajak bicara. Waham kejar (+), halusinasi tidak begitu jelas Pasien merupakan pasien rawat jalan di poli jiwa RSMM dan telah putus obat sejak 2 bulanan ini. Pada status mental ditemukan : - Penampilan Pasien berumur 19 tahun., berpenampilan fisik sesuai dengan usianya. ,Rambut hitam pendek, warna kulit sawo matang. - Pembicaraan Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan pemeriksa respon yang agak lambat, inkoheren (+). Pasien menjawab pertanyaan dengan intonasi yang tidak jelas. Pasien menjawab pertanyaan namun kadang terdengar jawaban pasien tidak berhubungan atau aneh.( asosiasi longgar). Kontak mata dengan pewawancara kurang baik.

Selama wawancara terlihat gerakan pasien yang gelisah dan tidak bisa duduk tenang dan sering tiduran sambil menggoyangkan kakiknya.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


- Kesadaran Compos mentis - Gangguan alam perasaan berupa Afek : terbatas Mood : Euthym Keserasian : Tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan - Gangguan Alam pikiran berupa: - Gangguan isi pikir :
Waham kejar Preokupasi : tidak ada

- Gangguan persepsi : Halusinasi yang tidak begitu jelas - Gangguan Alam Perbuatan (-)
Pengendalian impuls baik

- Daya Nilai Realita : Terganggu - Tilikan : Derajat I - Taraf dapat dipercaya : Tidak dapat dipercaya

FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I : skizofrenia hebefrenik Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

Pada pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif, Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan. Diagnosis lebih diberatkan pada F20.1 skizofrenia hebefrenik

FORMULASI DIAGNOSTIK
Digolongkan dalam : Gangguan psikosis karena ada hendaya berat dalam menilai realitas yang ditandai dengan: Waham: waham kejar pasien yakin kalau setiap obrolan dia menjadi objek pembicaraan. Perilaku terdisorganisasi: marah-marah, sulit tidur, mengamuk, berkeliaran diluar rumah, berbicara sendiri dan senyum-senyum sendiri. Inkoheren (+) Gejala Negatif : afek terbatas, kesulitan dalam pemikiran abstrak, kurangnya spontanitas dan arus pikir percakapan, perilaku yang steriotipik. Ditemukan pertama kalinya pada usia remaja (onset biasanya 15-25 tahun) dan adanya kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis aksis II : gangguan kepribadian skizoid Pada pasien ditemukan gangguan kepribadian dissosial F60.1 karena pada saat pasien ditemukan gejala: Pasien senang menyendiri dan sangat jarang mempunyai teman. Pasien sangat tertutup sehingga apabila ada masalah lebih banyak diam dan menyendiri dikamar. Pasien kurang tertarik dengan aktivitas diluar rumah seperti bermain dengan teman-teman lingkungan. Pasien mudah untuk marah dan tidak senang apabila ada orang-orang yang tidak sengaja berbicara keras dan meninggung perasaannya. Diagnosis aksis III Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan tak ada diagnosis pada aksis III.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis aksis IV Ditemukan factor pencetus atau stressor berupa masalah pendidikan dimana pasien tidak sanggup melanjutkan jenjang 1 SMA ke jenjang berikutnya (tinggal kelas) Diagnosis aksis V Skala GAF : GAF HLPY : 55 ( gejala sedang (moderate), disabilitas sedang) Fungsi Pekerjaan : pasien saat ini tidak bekerja Fungsi sosial/keluarga :pasien kurang dapat bekomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga Fungsi perawatan diri : pasien kurang dapat merawat dirinya sendiri. GAF Current : 55 (Gejala sedang moderat, disabilitas sedang) Fungsi pekerjaan : pasien saat ini tidak bekerja. Fungsi sosial/keluarga : pasien mengalami gangguan dalam komunikasi dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Fungsi perawatan diri : pasien kurang dapat merawat dirinya sendiri.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia tipe hebefrenik Aksis II : Ganguan kepribadian skizoid Aksis III : Tidak ada diagnosis Aksis IV : Masalah pendidikan Aksis V : GAF HLPY : 55 ( gejala sedang moderate, disabilitas sedang) GAF Current : 55 (Gejala sedang moderat, disabilitas sedang)

DAFTAR PROBLEM Organobiologis : Tidak terdapat faktor herediter Psikologis : waham kejar Halusinasi yang tidak begitu jelas Sosiobudaya : Hendaya dalam fungsi sosial

PROGNOSIS Ad vitam Ad fungtionam Ad sanationam

: dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

A. Faktor yang memperingan : Tidak terdapat faktor herediter Diketahuinya faktor pencetus timbulnya gangguan Dukungan keluarga yang penuh B. Faktor yang memperberat : Bukan serangan yang pertama Terdapat gejala negatif Pasien tidak patuh minum obat Sering putus obat..

PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka Haloperidol 3x5 mg

Risperidone
Clorpromazine Trihexsifenydil Psikoterapi :

2x2 mg
3x100 mg 3 x 2 mg

Psikoterapi suportif: Memberikan pasien kesempatan untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi masalah yang ada. Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan jangan bosan untuk minum obat karna obat yang diberikan merupakan pengontrol agar tidak timbulnya gejala atau bisa mengurangi gejala yang dirasakan pasien. Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar gejala yang dialami pasien bisa terkontrol dan pasien bisa menjalani kegiatan sehari hari seperti sebelum sakit.

PENATALAKSANAAN
Sosioterapi :
Memberi saran kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien. Mengikut sertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat berinteraksi dengan baik, dengan orang lain, Menganjurkan pasien untuk lebih mendalami agama sesuai dengan kepercayaannya Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Rumah Sakit yang terdekat dan mengambil obat secara teratur Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikannya Memberikan informasi pentingnya aktivitas daily living dalam kehidupannya sehari-hari karena bisa mengalihakan perhatiaan pasien kepada hal hal yang positif. Meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan kegiatan yang bermanfaat bagi pasien.

TERIMAKASIH

You might also like