You are on page 1of 25

GANGGUAN REFRAKSI MATA

A. PENGERTIAN 1. Kelainan refraksi adalah pembiasan sinar oleh media penglihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kara atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat di biaskan di daerah macula lutea tanpa bantuan akomodasi , keadaan ini disebut Ametropia ( masjoer, A :1999 : 7 ! . Kelainan refraksi adalah penyimpangan cahaya yang le"at secara miring dari suatau medium ke medium lain yang berbeda densitasnya. #enyimpangan tersebut terjadi pada permukaan pembatas kedua medium tersebut yang dikenal sebagai permukaan refraksi ( $orland, 199%& 1'91 !. (. )angguan refraksi adalah suatau keadaan dimana penglihatan terganggu karena terlalu pendek atau terlalu panjang bola mata sehingga mencegah cahaya terfokus dengan jelas pada retina ( *imby, +cherer dan +mith, ,,, ! B. KLASIFIKASI Klasifikasi kelianan refleks menurut ilyas, +. ( 199- !, *inaby, +cherer dan +mith, .. ( ,,, !. Ada yaitu : 1. Ametropia. Ametropoa dibedakan menjadi / yaitu: a. Ametropi oksial: Ametropia yang terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih panjang atau pendek. b. Ametropia refraktif: Ametropia akibat kelainan system pembiasan sinar di dalam mata. c. Ametropia kur0atur: Ametropia akibat kelengkungan kornea atau lensa yang tidak normal. d. Ametropia indeks: Ametropia karena indeks bias abnormal di dalam mata.

Ametropia dapat ditemukan empat bentuk kelainan yaitu : a. 1yopia 1yopia adalah mata denga daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga di fokuskan di depan retina. 1yopia dibedakan berdasarkan: 1! 1enurut bentuknya myopia dibedakan menjadi a! 1yopia refraktif 2ertambahnya indeks bias media penglihatan seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. b! 1yopia aksial 1yopia akibat panjanganya sumbu bola mata, dengan kelengkungan lenssa mata dan kornea yang normal. ! 1enurut derajat beratnya myopia dibedakan dalam: a! 1yopia ringan dimana myopia kecil dari pada 1 3 ( dioptri. b! 1yopia sedang dimana myopia lebih dari antara ( 3 % dioptri. c! 1yopia berat atau tinggi dimana myopia lebih besar dari % dioptri. (! 1enurut perjalanan myopia dikenal bentuk: a! 1yopia stasioner, myopia yang menetap setelah de"asa. b! 1yopia progresif, myopia yang bertambah terus menerus pada usia de"asa akibat bertambah panjangnya bola mata. c! 1yopia maligna atau degeneratif, myopia yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak lahir. b. 4ipermetropi 1erupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titim fokusnya terletak dibelakang retina, hipermetropi dikenal dalam bentuk : yaitu:

1! 4ipermetropi manifestasi 5alah hipermetropi yang dapat dikoreksi dengan kaca mata positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan yang normal. ! 4ipermetropi laten 5alah dimana kelainan hipermetropi tanpa sikloplegia ( atau dengan obat yang melemahkan akomodasi ! diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. (! 4ipermetropi total 4ipermetropi yang ukuranya didapatkan sesudah diberikan sikloplegia ( obat tetes mata, biasanya diberikan pada anak, pemberian diberikan selama ( hari untuk mengetahui kelainan refraksi !. c. Afakia Adalah suatau keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata tersebut menjadi hipermetropi tinggi. d. Astigmatisme Adalah kelainan kelengkungan kornea mata. Astigmatisme dikenal dalam bentuk: 1! Astigmatisme reguler Adalah Astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan 3 lahan secara terataur dari satau meredian ke meredian berikutnya. ! Astigmatisme irreguler Adalah astigmatisme yang terjadi tidak mempunyai yang tegak lurus. . #resbiopi. Adalah gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dpat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi, lensa meta tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa. meredian

C. ETIOLOGI #enyebab kelainan refraksi menurut 5lyas, +. ( 199- !. *imby, +cherer dan smith. ( ,,, ! yaitu : 1. 1yopia a. +umbu optik bola mata lebih panjang. b. #embiasan media penglihatan kornea lensa yang terlalu kuat. . 4ipermetropi a. 2ola mata pendek atau sumbu anteropasterior yang pendek. b. Kelengkungan kornea atau lensa kurang. c. 5ndeks bias kurang pada sistem optik mata. (. Afakia *idak adanya lensa mata. /. Astigmatisme a. Kelainan kelengkungan permukaan kornea. b. Kelainan pembiasan pada miridian lensa yang berbeda. c. 5nfeksi kornea. d. *ruma distrofi. '. #resbiopi a. Kelemahan otot akomodasi. b. 6ensa mata tidak kenyal atau berkurangnya elastisitas akibat sklerosis lensa. D. PATOFISIOLOGI #atofisiologi menurut 5lyas ( 199- !. 4asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca dan panjangnya bola mata. #ada orangn normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan mata dibiaskan tepat di macula lutea. 1ata normal disebut emetropia mata dengan kelainan refraksi mengakibatkan sinar normal tidak dapat terfokus pada macula. 4al ini disebabkan oleh kornea yang terlalu mendatar atau mencembung, bola mata lebih panjang atau pendek lensa berubah kecembungannyaatau tidak ada lensa

mengakibatkan Ametropi dan bila di akibatkan oleh elastisitas lensa yang kurang atau kelemahan otot akomodasi mengakibatkan presbiopi. #ada Ametropi apabila bola mata lebih panjang pembiasan kornea berlebihan atau lensa yang terlalu kuat mengakibatkan pembiasan terlalu kuat sehingga fokus terletak didepan retina dan penderita mengalami rabun jauh ( myopia !sebaliknya bila bola mata terlalu pendek, indeks bias kurangatau kelengkungan kornea atau lensa kurang maka pembiasan tidak cukup sehingga fokus dibelakang retina dan mengakibatkan rabun dekat ( hipermetropi !. 4ipermetropi tinggi terjadi akibat mata tidak memiliki lensa ( Afakia ! apabila terjadi kelainan kelengkungan kornea, infeksi kornea, distrofi atau pembiasan lensa berbeda maka akan mengakibatkan bayangan ireguler ( Astigmatisme !. #ada presbiopi elastisitas lensa yang berkurang atau kelemahan otot akomodasi mengakibatkan daya akomodasi berkurang, sehingga lensa kurang mencembung dan pembiasan kurang kuat. 7ntuk melihat mata berakomodasi terus menerus sehingga terjadi ketegangan otot siliar yang mengakibatkan mata lelah, dan mata berair jika menekan kelenjar air mata. #ada ametropi akomodasi juga dilakukan terus menerus agar mata dapat melihat. 4al ini mengakibatkan mata lelah atau sakit, mata esotropia atau mata juling ke dalam dan strabismus karena bola mata bersama 3 sama kon0ergensi, serta glaucoma sekunder karena hipertrofi otot siliar pada badan siliar mempersempit sudut bilik mata. 8abun jauh atau myopia yang berjalan progresif akan mengakibatkan kebutaan dan hiperplasi pigmen epitei dan perdarahan, kebutaan dapat terjadi karena digenari macula dan retina perifer mengakibatkan atrofi lapis sensori retina dan degennerasi saraf optik. 4iperplasi pigmen epitel dan perdarahan terjadi karena neo0askularisasi sub retina akibat ruptur membran bruch. E. MANIFESTASI KLINIS 1. 1yopiaa a. 1elihat jelas bila dekat dan melihat jauh kabur ( rabun jauh !. b. +akit kepala sering disertai juling. c. 9elah kelopak yang sempit.

d. Astemopia kon0ergensi. e. 1yopik kresen yaitu: gambaran bulan sabit yang terlihat pada polos posterior fundus matamyopia yang terdapat pada daerah pupil saraf optik akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid. f. $egenerasi macula dan retina bagian perifer.

PATOFISIOLOGI
Kornea mendatar: cembung 2ola mata ( lebih panjang:pendek! 6ensa( berubah kecembunganya! .lastisitas lensa berkurang Kelemahan otot akomodasi

+inar normal tak focus pada makula

6ensa sukar mencembung

Ametropi 2ola mata lebih panjang. #embiasan penglihatan kornea terlalu kuat. 6ensa terlalu kuat #embiasan terlalu kuat <ocus terletak depan retina 8abun jauh( 1yopia ! 2ola mata lebih pendek. 5ndeks bias kurang. Kelengkungan kornea atau lensa kurang *ak ada lensa Afakia ;Kelainan kelengkungan kornea. ; $istrofi. ;#embiasan lensa berfbeda

$aya akomodasi berkurang

#resbiopi 7ntuk melihat akomodasi terus

#embiasan tidak cukup <ocus dibelakang retina 8abun dekat ( hiper metropia !

4iper metropia tinggi

2ayangan ireguler

*egangan otot siliar 1enekan kelenjar air mata 1ata berair

1ata lelah

1ata lelah:sakit 2erjalan progresif Akomodasi *erus menerus Akomodasi *erus menerus 2ola mata bersama sama konfergensi

1ata juling kedalam +trabismus

$egenerasi macula dan retina perifer

Ketegangan otot siliaris dan saraf +akit kepala dan mata

Kon0ergensi terus menerus

4ipertrofi otot siliar pada badan siliar

Atrofilapis sensoris retina dan degenerasi saraf optik Kebutaan

Atrofi korioretina

1ata juling kedalam

+trabismus 1empersempit sudut bilik mata

8upture membrane brush =eo0askularisasi subretina 4iperplasi pigmen epitel dan perdarahan

)laukoma sekunder

. 4ipermetropi a. #englihatan dekat dan jauh kabur. b. +akit kepala. c. +ilau d. $iplopia atau penglihatan ganda. e. 1ata mudah lelah. f. +akit mata. g. Astenopia akomodatif. h. Ambiopia i. Kelelahan setelah membaca. j. 1ata terasa pedas dan tertekan. (. Afakia a. 2enda yang dilihat menjadi lebih besar sebenarnya. b. *erdapat efek prisma lensa tebal sehingga benda terlihat seperti melengkung. c. 2agian yang jelas terlihat hanya bagian sentral sedangkan penglihatan tepi kabur. /. Astigmatisme a. #enurunan ketajaman mata baik jarak dekat maupun jauh. b. *idak teraturnya lekukan kornea. '. #resbiopi a. Kelelahan mata. b. 1ata berair. c. +ering terasa pedas pada mata. F. KOMPLIKASI Komplikasi dapat terjadi pada kelainan refraksi menurut ilyas ( 199- ! dan 5lyas, *am?il, +alamun dan Ashar ( 19-1 ! yaitu: 1. +trabismus. . @uling atau esotropia. (. #erdarahan badan kaca. '> dibandingm ukuran

/. Ablasi retina. '. )laukoma sekunder. %. Kebutaan . G. PEMERIKSAAN PENUNJANG #emeriksaan penunjang menurut 1ansjoer ( 1999 !: 1. #emeriksaan ketajaman penglihatan. $ilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu snellen caranya: a. #asien duduk dengan jarak % meter dari kartu snellen dengan mata tertutup satu b. #asien diminta membaca huruf yang terdapat pada kartu, mulai dari yang paling atas ke ba"ah dan tentukan baris terakhir yang bisa di baca seluruhnya dengan benar. c. 2ila pasien tidak dapat membaca baris paling atas ( terbesar ! maka dilakukan uji hitung dengan uji hitung jarak %m. d. @ika pasien tidak dapat menghitung jarak dari % m, maka jarak dapat dikurangi 1 m sampai jarak maksimal penguji dengan pasien 1m. e. @ika psien tetap tidak dapat melihat, dilakukan uji lambaian tangan dari jarak 1m. f. @ika pasien tetap tidak dapat melihat lambaian tangan dilakukan uji dengan arah sinar. g. @ika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinarmaka dikatakan penglihatannya adalah , ( nol ! buta total. #enilaian: a. *ajam penglihatan adalah %:% berarti pasien dapat membaca seluruh hurup dalam kartu snellen dengan benar. b. 2ila baris yang dibaca seluruhnya bertanda (, maka dikatakan tajam penglihatan %:(,, berarti dia hanya bisa melihat pada jarak %m yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak (,m. c. 2ila dalam uji hitung pasien hganya dapat melihat atau menentukan dari jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak (m maka dinyatakan

tajam penglihatan (:%,. jari terpisah dapat terlihat orang normal pada jarak %,m. d. Arang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak (,,m bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1m berarti tajam penglihatan adalah 1:(,,. e. 2ila mata hanya mengenal adanya sinar saja, tidak dapat melihat lambaian tangan maka dikatakan sebagai 1:B orang normal dapat melihat cahaya pada jarak yang tak terhingga. . #emeriksaan kelainan refraksi. $ilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian mata kiri, dilakukan setelah tajam pemeriksaan diperiksa dan diketahui adanya kelainan refraksi. 9aranya: a. #asien duduk dengan jarak %m dari kartu snellen. b. +atu mata dututup dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris yang terkecil yang masih dapat dibaca. c. #ada mata yang terbuka diletakan lensa C ,,', untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan. d. Kemudian diletakan lensa positif tambahan, dikaji: 1! 2ila penglihatan tidak bertambah baik berarti pasien tidak hipermetropi. ! 2ila bertambah jelas dan dengan kekuatan lensa yang ditambah secara perlahah ; lahan bertambah baik berarti pasien mengalami hipermetropi, lensa positif terkuat yang masih memberikan ketajaman terbaik merupakan ukuran lensa koreksi untuk mata hipermetropia tersebut. e. 2ila penglihatan tidak bertambah baik maka diletakan lensa negatif, bila menjadi lebih jelas bearti pasien mengalami myopia. 7kuran lensa koreksi adalah lensa negatif teingan yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal.D f. 2ila baik dengan lensa positif maupun negatif penglihatan tidak bertambah baik atau tidak maksimal ( penglihatan tidak mencapai

%:% ! maka akan dilakukan ujipinhole. 6etakan pinhole didepan mata yang sedang diuji dan meminta membaca baris terakhir yang masih dapat dilihat atau dibaca sebelumnya bila: 1! #inhole tidak memberikan perbaikan berarti mata tidak dapat dikoreksi lebih lanjut karena media penglihatan keruh terdapat kelainan pada retina atau syaraf optik. ! *erjadi perbaikan penglihatan, berarti terdapat astigmatisma atau silinder pada mata tersebut yang belum mendapat koreksi. g. 2ila pasien astigmatisma maka pada mata tersebut di pasang lensa potsitif untuk membuat pasien menderita kelainan refraksi astigmatismus miopikus. h. #aien diminta melihat kartu kipas astigma dan ditanya garis yang paling jelas terlihat pada kartu kipas astigma. i. 2ila perbedaan tidak terlihat lensa positf diperlemah secara perlahan ; lahan hingga pasien melihat garis yang paling jelas dan kabur. j. $ipasang lensa silinder negatif dengan sumbu yang sesuai dengan garis terkabur pada kipas astigma. k. lensa silinder negatif diperkuat sedikit demi sedikit tersebut sehingga sama jelasnya dengan garis lainya. l. 2ila sudah sampai jelasnya dilakukan tes kartu snellen kembali. m. 2ila tidak didapatkan hasil %:% maka mungkin lensa positif yang diberikan terlalu berat harus dikurangi perlahan 3 lahan atau ditambah lensa negatif perlahan 3 lahan sampai tajam penglihatan menjadi %:%. derajat astigmat adalah ukuran lensa silinder negatif yang dipakai sehingga gambar kipas astigmat terlihat sama jelas. (. #emeriksaan presbiopia. 7ntuk lanjut usia dengan keluhan membaca dilanjutkan dengan pemeriksaan presbiopia caranya: a. $ilakukan penilaian tajam penglihatan dan dilakukan koreksi kelainan refraksi bila terdapat myopia hipermetropia, atau astigmatisma sesuai prosedur diatas. b. #asien diminta membaca kartu pada jarak (, 3 /, cm. pada sumbu

c. $iberikan lensa positif mulai C1 dinaikan perlahan E sampai terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan. d. $ilakukan pemeriksaan mata satu persatu. H. PENATALAKSANAAN #enatalaksanaan refraksi menurut +atino, Ariani dan 6estari ( ,,, !. 1. =on bedah. )angguan refraksi harus diperbaiki agar cahaya adapat terfokus pada retina. #erbaikan ini dapat menggunakan sebuah lensa. jenis lensa yang digunakan tergantung dari jenis kelainan refraksi. a. 1yopia menggunakan lencsa konkaf atau negatif. b. 4ipermetropia menggunakan lensa kon0eks atau positif. c. #resbiopia dapat menggunakan lensa kon0eks tetapi jika pasien tidak dapat melihat jarak jauh, menggunakan lensa konkaf kon0eks atau lensa ganda. d. Astigmatisma menggunakan lensa silinder. 6ensa tersebut dapat digunakan dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak. a. Kaca mata. Keuntungan : 1! 1udah dugunakan ! 4arganya lebih murah dan tahan lama. Kerugian: 1! #erubahan penampilan fisik ! 2eratnya frame pada hidung dan penurunan penglihatan periperal karena penglihatan dapat menjadi baik jika pasien melihat melalui pusat lensa. b. 9ontact lense atau lensa kontak. 1erupakan diskus atau cakram bulat dari plastik yang di design untuk mengistirahatkan kornea mata dan dipasang diba"ah mata. 9ontak lense dipasang sesuai dengan ukuran, bentuk kornea dan kekuatan refraksi atau pembiasan yang diinginkan.

Kerugian: 1! +ulit dalam pera"atan. ! 4arga lebih mahal. (! Ada jangka "aktu pemakaian ( tidak tahan lama !. Keuntungan: 1! 1odel lebih simple. ! *idak menimbulkan gangguan penampilan peran. (! 2isa berfungsi sebagai estetika. . 2edah #embedahan dapat mejadi alternatif tindakan untuk kelainan refraksi. 8adial keratotomy merupakan tindakan bedah untuk mengatasi myopia sedang - 3 1% insisi diagonal dibuat melalui 9,> pada periperal kornea. contac cornea tidak di insisi sehingga penglihatan tidak dipengaruhi insisi pada kornea yang mana menurunkan panjang antereposterior mata dan membantu gambaran terfokus pada retina. Komplikasi pada pembedahan ini diantaranya luka atau scar pada kornea jika insisi terlalu dalam dan kegagalan untuk mencapai kecukupan perbaikan jika insisi terlalu dangkal. (. #rosedur bedah #rosedur bedah yang lain yang dapat dilakukan untuk memperbaikai kelainan refraksi yaitu epikeratophakia pembedahan dari donor jaringan kornea untuk klien kita yang mengalami kelainan refraksi akan tetapi dalam hal ini jaringan donor yang digunakan untuk prosedur ini tidak semua pasien dapat menerima transplantasi korne dari donor.

I. PATHAWAI KEPERAWATAN DAN PELAKSANAAN PATHWAY KEPERAWATAN


2ola mata lebih panjang. #embiasan penglihatan kornea terlalu kuat. 6ensa terlalu kuat 2ola mata lebih pendek. 5ndeks bias kurang. Kelengkungan kornea atau lensa kurang *ak ada lensa ;Kelainan kelengkungan kornea. ; $istrofi. ;#embiasan lensa berfbeda .lastisitas lensa berkurang Kelemahan otot akomodasi

6ensa sukar mencembung

$aya akomodasi berkurang )angguan pembiasan cahaya

9emas
)angguan persepsi sensori penglihatan

8esiko tinggi cidera


Astigmatisme #resbiopi

8abun @auh ( mipoi !

8abun dekat ( hiper metropi !

Afasia

7ntuk melihat akomodasi terus menerus

6ensa C keratotomy

4ipermetropia tinggi

2ayangan ireguler

7ntuk melihat akomodasi terus

Ketegangan otot silior Ketegangan otot siliasis dan saraf Kon0ergensi terus menerus

1ata lelah

1enekan kelenjar air mata

=yeri:sakit kepala dan mata

1ata juling kedalam : esotropia

1ata berair

PENATALAKSANAAN Kelainan 8efraksi

Ametropi

#resbiopi

6e0esia

Aperasi kornea ( keratotomy ! Afasi a 6ensa C Astigmatisme

6ensa C

1iopi

4ipermetropi a 6ensa C: cembeung

6ensa ;: cekung

)angguan persepsi snsori penglihatan

8esiko infeksi

6ensa silinder

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN REFRAKSI A. PENGKAJIAN 1. Fa"ancara 1enurut 2urnner dan +uddath ( ,,, !, informasi yang perlu didapatkan pada "a"ancara adalah sebagai berikut : a. 1enanyakan kepada psien tentang sejarah penyebab dan "aktu mulai terjadinya gangguan penglihatan tersebut. #asien dengan diabetik mokular edema misalnya tipe tertentu mempunyai ketajaman penglihatan naik turun. #asien dengan mokular degenerasi mempunyai pusat masalah ketajaman. b. 1enyanyakan kepada pasien sehubungan dengan kerusakan lapang periperal dimana pada kondisi ini pasien akan lebih kesulitan saat mobilisasi sehingga ketergantungan aktifitas hidup sehari 3 hari ( 1edication +egmen ! menjadi sebuah kebiasaan ( seperti merokok !. c. 1engkaji tentang penerimaan dari keterbatasan fisik melalui penggunaan fisual harus diidentifikasi pula mengenai pengharapan realistic darlo"0ition. . dasar sata pengkajian pasien. a. Aktifitas istirahat. )ejala: perubahan aktifitas berhubungan dengan penglihatan lelah bila membaca. b. =eurosensori. )ejala : gangguan penglihatan kabur atau tidak jelas , sinar terang yang menyebabkan silau. *anda: bilik mata dalam, pupil lebar. c. =yeri atau kenyamanan. )ejala: =yeri pada mata dan sekitar mata, sakit kepala, pusing

(. pemeriksaan fisik 5speksi: a. 9elah kelopak mata sempit b. )ambaran bulan sabit pada polos posterior fundus mata. c. *idak teraturnya lekukan kornea. d. 1ata beair. e. @uling.

B. ANALISA DATA =o 1 $ata $+: kabur, silau pada cahaya. $A: *es pemeriksaan tajam penglihatan menunjukan pasien menderita miopi, hipermetropi, astigmatisme, presbiopi. $+: pada $A: +kala nyeri(, otot sekitar mata ( tegang. $+ : ; $A: miopi, / hipermetropi, Kebutuhan yang Ansietas astigmatisme, presbiopi. $+: #asien mengatakan cemas terhadap perubahan kemampuan melihatnya $A : ' #asien tampak gelisah $+: ; $A: *erjadi demam, adanya luka pembedahan C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Adanya prosedur 8esiko tinggi infasif pembedahan infeksi 4ilangnya keseimbangan 8esiko cidera tinggi mata dan Adanya daerah ( pusing, mata agen =yeri biologi sakit dan akut .tiologi #erubahan #roblem )angguan persepsi sensori penglihatan

#asien mengatakan pandangan penerimaan sensor

#asien mengatakan pusing, sakit cidera sekitarnnya. pada

sekitarnya !

tidak terpenuhi

1. )angguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan adanya perubahan penerimaan sensor. . =yeri akut berhubungan dengan adanya agen cidera biologi. (. 8esiko tinggi cidera berhubungan dengan hilangnya keseimbangan. /. Ansietas behubungan dengan adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi '. 8esiko tinggi infeksi berhubungnan dengan adanya prosedur infasif. D. INTERVENSI KEPERAWATAN BERDASARKAN NOC DAN NIC 1. )angguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan adanya perubahan penerimaan sensor. NOC : Orientasi kognitif Tujuan: setelah dilakukan tindakan kepera"atan selama ( E diharapkan sttimulus penglihatan kenyataanya dengan kriteria hasil : a. #asien mampu mengidentifikasi diri sendiri. b. #asien mampu mengidentifikasi orang lain. c. #asien mampu mengidentifikasi tempat saat ini. d. #asien mampu mengidentifikasi hari, bulan, tahun, dan musim yang benar. NIC :Peningkatan komunikasi: defisit penglihatan Intervensi a. 2eri bantuan dalam pembelajaran dan penerimaan metode alternatif untuk menjalani hidup dengan kurangnya fungsi penglihatan. b. 1anipulasi lingkungan sekitar pasien senyaman mungkin. c. *imngkatkan penglihatan pasien yang masih tersisa dengan mengoptimalkan pencahayaan. d. @angan memindahkan barang 3 barang di dalam kamar pasien untuk mempermudah pasien menemukan barang yang dibutuhkan. e. #astikan akses ke dan penggunaan alat bantu sensori seperti alat bantu dengar dan kacamata. . =yeri akut berhubungan dengan adanya agen cidera biologi. / jam yang diterima dapatsesuai dengan

Tujuan : Individu dapat mengindikasikan dari resiko penyakit dan cidera. NOC 1 : Tingkat nyeri riteria hsil : a. <rekuensi nyeri pasien berkurang. b. .kspresi "ajah pasien santai. c. 6ama nyeri saat menyerang berkurang dari a"al. d. #asien melaporkan nyeri berkurang. NOC II: Pain control ! kontrol nyeri " / jam

Tujuan :+etelah dilakukan tindakan kepera"atan selama (E diharapkan pasien mampu mengotrol nyeri dengan kriteria hasil : a. #asien mengetahui penyebab dari nyerinya. b. #asien dapat mendeteksi dengan segera adanya serangan nyeri.

c. #asien dapat mengurangi nyeri dengan tanpa menggunakan obat 3 obatan anti nyeri. d. #asien dapat menggunakan obat 3 obatan anti nyeri sesuai resep yang dianjurkan. e. #asien melaporkan nyeri terkontro. NIC : Pain #anajemen ! manajemen nyeri "

Intervensi a. Abser0asi karakteristik nyeri ( penyebabnya, kualitasnya, skalanya, "aktu terjadinya, arealnya dan frekuensinya ! b. Kontrol kondisi lingkungan agar tercipta lingkungan yang nyaman ( suhu udara, kebisingan, kepadatan jumlah pengunjung ! c. $orong pasien untuk dapat mengontrol nyerinya sendiri saat nyeri menyerang dan menentukan tindakan yang tepat. d. $orong pasien untuk banyak beristirahat guna mengurangi nyeri. e. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat 3 obatan anti nyeri.

(. 8esiko tinggi cidera berhubungan dengan hilangnya keseimbangan.

NOC :$isk Control : visual Impairment ! control resiko : kerusakan penglihatan " Tujuan: +etelah dilakukan tindakan kepera"atan selama (E penglihatanya dengan criteria hasil: a. #asien mampu mendeteksi penyebab dari kerusakan penglihatanya. b. #asien mampu menggunakanalat bantu penglihatan c. #asien mampu menggunakan obat 3obatan untuk mata. d. #asien mampu memonitor penyebab terjadinya cidera yang ada di lingkunganya. e. #asien mampu melakukan aktifitas dengan lancar dengan bantuan cahaya yang adekuat. NIC :%nvironmental managemen : safety ! manajemen&ingkungan : keselamatan " Intervensi a. 5dentifikasi resiko yang meningkatkan kerentanan terhadap cidera. b. 4indara kegiatan yang menyebabkan cidera fisik. c. #antau faktor resiko perilaku pribadi dan lingkungan. d. 1engembangkan dan mengikuti strategi pengendalian resiko. e. 1engubah gaya hidup untuk mengurangi resiko ijuri. /. Ansietas behubungan dengan adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi NOC : 'n(ietas control ! control kecemasan " Tujuan : setelah dilakukan tindakan kepera"atan selama (E diharapkan kecemasan pasien dapat hilang dengan kriteria hasil : a. #asien dapat mengontrol intensitas kecemasanya sendiri. b. #asien dapat menghilangkan tanda 3 tanda kecemasan pada dirinya. c. #asien mampu pengontrol kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan peningkatan kecemasan. d. #asien dapat mendemonstrasikan upaya mengontrol kecemasan. e. #asien dapat menemukan informasi atau hal yang dapat menghilanghkan cemas. / jam / jam diharapkan pasien dapat mengontrol factor cidera kare keterbatasan

NIC

: 'n(ietas reduction ! pengurangan kecemasan "

Intervensi : a. $enganrkan keluhan pasien dengan seksama. b. 9iptakan lingkungan yang dapat membina hubungan saling percaya. c. 2antu pasien mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan peningkatan kecemasan. d. kolaborasi medis dalam pemberian obat 3 obatan penenang untuk mengurangi kecemasan. e. ajarkan pasien teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan. '. 8esiko tinggi infeksi berhubungnan dengan adanya prosedur infasif. NOC : )tatus Infeksi Tujuan :+etelah dilakukan tindakan kepera"atan selama (E diharapkan pasien terbebas dari gejala infeksi dengan kriteria hasil : a. #asien terbebas dari tanda dan gejala infeksi. b. #asien mampu mengidentifikasi higiene pribadi yang adekuat. c. #aien mampu melaporkan bila terjadi tanda dan gejala infeksi. d. #asien mampu menggambarkan faktor yang menunjang terjadinya infeksi. NIC : 1. ontrol Infeksi *. Perlindungan Infeksi NIC 1 : ontrol Infeksi Intervensi a. Komunikasi dengan pasien untuk menjelaskan tentang penyakitnya b. #ertahankan tekhnik isolasi jika diperlukan c. 5nstruksikan pasien tentang perlunya cuci tangan d. 9uci tangan sebelum dan sesudah aktifitas untuk perlindungan tiap pasien e. Ajari pasien tentang nafas dalam dan batuk efektif f. 2erikan terapi antibiotik secukupnya / jam

g. Anjurkan pasien untuk menggunakan antibiotic h. Ajari pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi i. #ertahankan lingkungan dengan mengganti selang dan bantal *#= NIC * : Perlindungan Infeksi Intervensi a. 1onitor suster dan lokasi gejala dan tanda dari infeksi b. 1onitor timbulnya infeksi c. 5nspeksi kulit dan membrane mukus dari panas dan d. Ajari pasien dan anggota keluarga bagaimana menghindari nyeri e. Ajari pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi f. 6aporkan adanya infeksi untuk mengontrol infeksi diri g. 6aporkan jenis infeksi untuk mengontrol infeksi diri h. 1oti0asi pasien untuk bernafas dalam i. 5nstruksikan pasien untuk menggunakan antibiotic jika diperlukan

E. EVALUASI 1. )angguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan adanya perubahan penerimaan sensor. a. #asien mampu mengidentifikasi diri sendiri. +kala ' b. #asien mampu mengidentifikasi orang lain. +kala ' c. #asien mampu mengidentifikasi tempat saat ini. +kala ' d. #asien mampu mengidentifikasi hari, bulan, tahun, dan musim yang benar. +kala ' . =yeri akut berhubungan dengan adanya agen cidera biologi. a. <rekuensi nyeri pasien berkurang. +kala ' b. .kspresi "ajah pasien santai. +kala ' c. 6ama nyeri saat menyerang berkurang dari a"al. +kala ' d. #asien melaporkan nyeri berkurang. +kala ' (. 8esiko tinggi cidera berhubungan dengan hilangnya keseimbangan.

a. #asien mampu mendeteksi penyebab dari kerusakan penglihatanya. +kala / b. #asien mampu menggunakanalat bantu penglihatan. +kala / c. #asien mampu menggunakan obat 3obatan untuk mata. +kala / d. #asien mampu memonitor penyebab terjadinya cidera yang ada di lingkunganya. +kala / e. #asien mampu melakukan aktifitas dengan lancar dengan bantuan cahaya yang adekuat. +kala / /. Ansietas behubungan dengan adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi a. b. c. d. e. #asien kecemasanya sendiri. +kala ' #asien dapat menghilangkan tanda 3 tanda kecemasan pada dirinya. +kala ' #asien mampu pengontrol kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan peningkatan kecemasan. +kala ' #asien dapat mendemonstrasikan upaya mengontrol kecemasan pada dirinya . +kala ' #asien dapat menemukan informasi atau hal yang dapat menghilanghkan cemas. +kala ' '. 8esiko tinggi infeksi berhubungnan dengan adanya prosedur infasif. a. #asien terbebas dari tanda dan gejala infeksi. +kala 1 sampai b. #asien mampu mengidentifikasi higiene pribadi yang adekuat. +kala 1 sampai c. #aien mampu melaporkan bila terjadi tanda dan gejala infeksi. +kala 1 sampai d. #asien mampu menggambarkan faktor yang menunjang terjadinya infeksi. +kala 1 sampai dapat mengontrol intensitas

DAFTAR PUSTAKA

2ulechek, )loria 1. 1c9loskey, @oanne 9. ( ,,,!. =ursing inter0ention project. 7+A : 1osby. 9or"in, .li?abeth @. ( ,,, !. 2uku saku patfisiologi. @akarta : .)9. $orland. ( 199% !. Kamus kedokteran droland edisi %. @akarta : .)9. 5lyas,+. ( 199- !. 5lmu penyakit mata. @akarta: <K75 5lyas, +, 1u?akir, *. +alamun dan Gaenal, A. ( 19-1 !. +ari ilmu penyakit mata. @akarta : <K 75. @ohnson, 1arion. 1aas, 1erideah. 1oorhead, +ue. ( outcomes classification. 7+A : 1osby ,,, !. =ursing

1asjoer, Arif. ( 1999 !. Kapita selekta kedokteran. @akarta : 1edia Aesculapius. #anduan diagnosa kepera"atan =A=$A ,,'; ,,%. 8ee0es, @. 9harlene. ( ,,1 !. Kepera"atan medikal bedah. 2uku satu. @akarta : +alemba 1edika. +atino, 8ita , 4enya, A. H siti,6. ( ,,, ! +urgical medical nursing 5. +emarang $epartemen Af 4ealth 9entral @a0a. +melt?er,+.9.H 2are, 2.). ( ,,, ! 2runer H sudarts teE book of medical surgical nursing. #hildelphia: 6ippincctt Filliam H Filkins. *imby, 2. K. @eanne. +. H nancy. <.+. ( ,,, ! introductory medical surgical nursing. +e0ent edition : #hildelphia: 6ippincctt *ucker,+.1.9anabbia,1.1. #aIuette, ..J. Fells,1.<.( 199 !. #atient care standards nursing process diagnosis and outcome.'th edition, 1osby Kear 2ook #hiladelphia.

You might also like