You are on page 1of 10

LAPORAN SKILL LAB INTEGRITAS R.

2
Senin, 14 April 2014

1. Fitri Jumalang 2. Claudia G. Rawis 3. Besth To Frynce Hutabarat 4. Regina C.M.C. Daryono 5. Mark Piere Pondaag 6. Edwin Sebastian Lasut 7. Eka Apriani Patandianan 8. Wulan Lingki Palilingan 9. Novita A. Abay 10. Fadhillawatie Maanaiya 11. Christa Sondakh 12. Rosnatalia Datu Arruan 13. Kevin Valeri Hosang 14. Agustinus Andika 15. Maya Sophiana Putri 16. Maria Erro 17. Aaron Christopher Rambi

110111038 110111057 110111076 110111133 110111152 110111189 110111208 110111246 110111075 110111193 110111049 110111087 110111161 110111254 110111274 110111251 110111037

18. Seorang wanita berusia 34 tahun mengelu mengalami penurunan Berat Badan dalam beberapa bulan terakhir,merasa lemas,kesemutan dan sering terbangun malam hari karena ingin buang air kecil.Ia juga mengeluh keputihan pada alat kelamin.Setelah melakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil pemeriksaan : Kadar gula darah puasa 153mg/dl dan gula darah 2 jam sesudah makn 236 mg/dl. Pembahasan 1. Anamnesis Dokter Pasien Dokter Pasien Dokter Pasien Dokter Pasien Dokter Pasien

: Saya pagi Bu.Saya dokter Pier dengan ibu siapa? : Slamat pagi Dok, dengan ibu Besth : Oh, Ibu Besth, suda usia berapa tahun? : 34 tahun Dokter : Pekerjaan Ibu sehari-hari sebagai apa? : Ibu Rumah Tangga Dokter :Ibu Tinggalnya di mana? : saya tinggal di malalayang. : Oh, begitu terus ada keluhan apa ibu dating ke dokter? : Saya sering terbangun tengah malam karena ingin BAK,saya juga Sering setelah makan langsung lemas,saya banyak makan tetapi BB saya tidak naik-naik Dokter, terus saya juga sering kesemutan setelah selesai mencuci,Oh iya dokter saya juga keputihan terusmenerus ini. : Sejak kapan ibu rasa? Apakah sejak merasa seperti itu sampai sekarng timbulnya terus-menerus? : Sejak saya Umur 31 tahun.iya terus-menerus sampai sekarang. : Apakah ada keluhan lain yang Ibu rasa? : Oh, iya dokter saya juga sering bangun tengah malam karena Kehausan. : Sejak kapan Ibu rasa seperti itu? Apakah sejak ibu rasa sampai sekarang hal itu timbul terus-menerus? : kira-kira sudah 1 tahun yang lalu. Iya terus menerus dokter jadi saya sangat terganggu.

Dokter

Pasien Dokter Pasien

Dokter

Pasien

Dokter Pasien

: Apakah ibu pernah memeriksakan diri ke Dokter? : Karena tidak ingin memberatkan keluarga jadi saya tidak pernah ke dokter untuk periksa. : Sebelum Ibu mengalami hal ini apakah sebelumnya Pernah mengalami hal yng sama? : Tidak pernah Dokter, baru pertama kali mengalami hal ini di usia 31 tahun. :Berapa Berat Badan ibu sekarang? Terus bagaimana pola makan ibu setiap hari? Dan menu apa? : Sekarang sudah trun sekali Dokter 50 kg, pada hal dulunya berat badan saya itu sekitar 70 kg. Oh iya, setiap hari saya makan 3kali dalam satu hari terus menunya hanya nasi dengan Nike. : Akhir-akhir ini apakah ibu pernah mengalami Luka? :Iya Dokter, saya di gigit nyamuk di betis terus saya garuk-garuk smapai berdarah tapi saya heran kenapa samapi sakrang belum sembuh padahal sudah agak lama. : Oh iya sudah berapa lama kira-kira? : kira-kira sudah 1 bulan in., padahal anak saya yang baru beberapa hari ini ada luka di kakinya sudah sembuh tapi saya yng sudah agak lama buknnya sembuh malahan tambah parah. : Ibu punya anak berapa? Sekarang sudah umur berapa tahun? : Ada 2 anak. Yang pertama sudah SMP sekitar 14 tahun dan yang kedua masih usia 3 tahun. :Apakah Ibu masih ingat BB anak2nya waktu lahir? : yang saya ingat hanya anak terakhir Dokter, Berat Badannya itu Sekitar 4,5 Kg. : Oh,Iya Ibu apakah ada orang tuanya yang Gemuk? : iya, Bapak Saya Gemuk bahkan dia sudah sering periksa gula darah ke RS.
3

Dokter

Pasien

Dokter

Pasien

Dokter Pasien

Dokter Pasien

Dokter Pasien

Dokter Pasien

Dokter Pasien

Dokter Pasien

: Ibu Sekarang tnggal dengan suami?Suaminya kerja apa bu? :Iya Dokter. Suami saya hanya sebagai Tukang Ojek.

2. Diagnosis Kerja dan Diagnosis Banding Diagnosis Kerja : Diabetes Melitus Diagnosis DM harus di dasarkan pada pemeriksaan Konsentrasi Glukosa darah. Untuk diagnosis ,pemeriksaan yang di anjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dan bahan darh plasma Vena. Gejala khas DM terdiri dari polyuria,polydipsia,polifagia,dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.Sedangkan gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan,luka sulit sembuh,gatal, mata kabur, disfungsi ereksi(pria),pruritus vulva vagina (wanita). Kriteria Diagnosis DM 1. Gejala klasik DM +glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl (11,1mmol/l) 2. Atau Gejala klasik DM +Glukosa plasma puasa126mg/dl (7,0mmol/L) 3. Glukosa Plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dl (11.1mmol/L)

Pada kasus ini di temukan gejala Khas DM,Glukosa darah Puasa 153mg/dl dan glukosa darah 2 jam setelah makn 236 mg/dl. Oleh karena itu pada kasus dapat di tegakkan diagnosis sebagai Diabetes Mellitus. Diagnosis Banding TGT GDPT 3. Pemeriksaan Fisik Tensi Nadi Respirasi Suhu Berat Badan Tinggi Badan IMT : 150/100 mmHg : 120x/menit : 26x/menit :37C : 50 kg : 155 Cm 20,8 (Normal)

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Gula Darah Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994) 3 Hari sebelum pemeriksaan tetap makn seperti biasanya ( dengan karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasanya Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan,minum air putih tanpa gula tetap di perbolehkan Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa Berikan glukosa 75 gram(orang dewasa), larutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai Diperiksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa Selama proses pemeriksaanpasien tetap istirahat dan tidak boleh merokok Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembebanan dibagi menjadi 3 : <140 mg/dL 140- <200 mg/dL 200 mg/dL : Normal : Toleransi Glukosa Terganggu : Diabetess

TTGO

GD 2 jam pasca pembebanan

200

140-199

<140

DM

TGT

Normal

4. Penatalaksanaan Farmakologi Golongan insulin senitizin Biguanid : Metformin. M glukosa di usus setelaetformin menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin pada tingkat seluler dan menurunkan produksi glukosa di hati.Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga di duga menghambat absobsi glukosa di usus setelah asupan makanan. Dosis : Metformin (Glocophage) 500-850mg/tab, dosis harian 250-300 =1-3x/hari Efek samping : gastrointestinal,asidosis laktat, mengganggu absorbs vitamin B12. Glitazone : rosiglitazone waktu paruh 3-4 jam, pioglitazone waktu paru 3-7 jam.Glitazon merupakan regulator hemoestasislipid,diferensiasi adiposity,dan kerja insulin.Glitazon tidak menstimulasi produksi insulin oleh sel beta pancreas bahkan menurunkan konsentrasi insulin lebih besar dari metformin. Dosis : Rosiglitazon (Avandia) 4mg/tab,dosis harian 4-8 =1x/hari Pioglitazon (Actos)15,30mg/tab, dosis harian 15-30=1x/hari Efek smping & Kontraindikasi : Glitazon dapat menyebabkan penambahan Berat Badan,Keluhan infeksi saluran napas atas,sakit kepala,anemia delusional(penuruna Hb sekitar 1 gr/dL). Pemakaina glitazon di hentikan bilaterdapat kenaikan enzim hati (ALT & AST) lebih dari 3 kali batas atas normal. Golongan sekretagok insulin Sulfonilurea : Glibenklamid ;golongan obat ini bekerja dengan merangsnag sel beta pancreas melepaskan insulin yang tersimpan sehingga hanya bermanfaat pada paisen yang masih mampu mensekresi insulin.Golongan obat ini tidak dapat dipakai untuk DM tipe 1.

Dosis awal sulfonylurea tergantung pada beratnya hiperglikemia.Jika konsentrasi glukosa puasa <200 mg/dl,SU sebaiknya dimulai dengan pemberian dosis kecil dan titrasi secara bertahap setelah 1-2 minggu sehingga tercapai glukosa 90-130mg/dl, bila glukosa darah puasa >200mg/dl dapat diberikan dosis awal yang lebih besar. Efek Samping : Penambahan Berat Badan, fotosensitifitas, ganggua enzim hati dan flushing. Kontraindikasi DM tipe 1. Glinid :Mekanisme kerja glinid juga melalui reseptor sulfonylurea (SUR) dan mempunyai struktur yang mirip sulfonylurea hanya berbeda pada masa kerjanya yang lebih pendek. Repaglinid dan nateglinid keduanya diabsorbsi,dengan cepat setelah pemebrian secara oral dan cepat di keluarkan melalui metabolism dalam hati sehingga diberikan 2-3 kali sehari. Dosis : Repaglinid (NovoNorm) 0.5,1.2mg/tab,dosis harian 1.5-6=3x/hari Penghambat Alfa Glukosidase : Obat ini secara klinis akan menghambat pembentukan monosakarida intraluminal, menghambat dan memperpanjang peningkatan glukosa darah postprandial, dan memepengaruhi respon insulin plasma. Monoterapi dengan acarbose dapat menurunkan rata-rata sebesar 40-60 mg/dl dan glukosa puasa rata-rata 10-20 mg/dL dan HbA1c 0.5%. Efek samping dan kontraindikasi :Efek samping akibat maldigesti karbohidrat akan berupa gejala gastrointestinal seperti; meteorismus,flatulence,dan diare. Flatulence merupakan efek yang paling sering terjadi. Acarbose kontraindikasi pada kondid arritable bowel syndrome,obstruksi sluran cerna,sirosis hati dan gangguan fungsi ginjal. Non Farmakologi Terapi Gizi Medis Tujuan terapi gizi medis in adalah untuk mencapai dan mempertahankan: 1. Kadar Glukosa darah mendekati normal Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dL Glukosa darah 2 jam setelah makan <180mg/dL Kadar A1c <7% 2. Tekanan darah <130/80 mmHg 3. Profil Lipid Kolesterol LL <100 mg/dL
7

Kolesterol HDL >40 mg/dL Trigliserida <150 mg/dL 4. Berat Badan senormal mungkin Latihan jasmani Prinsip latihan jasmani bagi Diabetisi memenuhi beberapa hal, seperti : Fekuensi : jumlah olaraga perminggu sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-5 kali pe minggu Intensitas : ringan dan sedang (60-70% maksimum hear rate) Durasi : 30-60 menit Jenis : latihan Jasmani endurans ( Aerobik) untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda. Untuk menentukan intensitas latihan,dapat di gunakan Maximum heart Rate (MHR) yaitu : 220-umur.Setelah MHR didapatkan, dapat ditentukan target Heart rate (THR). Kasus ini : THR=60%x(220-34) =112. Dengan demikian,Diabetisi tersebut dapat melakukan latihan jasmani,sasaran denyut nadinya adalah sekitar 112x/menit. Dalam melakukan latihan jasmani, perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut : Pemanasan (Warm-up) :5-10 menit Latihan inti (Conditioning) Pendinginan (cooling-down) :5-10 menit Peregangan (stretching)

5. Edukasi Atur Pola makan Olaraga teratur dan ajak anak serta suami Menggunakan alas kaki yang nyaman nuntuk menghindari luka Rajin Kontrol Gula darah

Edukasi perubahan perilaku (oleh Tim Edukator Diabetes)

Dalam menjalankan tugasnya, tenaga kesehatan memerlukan landasan empati, yaitu kemampuan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Prinsip yang perlu diperhatikan pada proses edukasi diabetes adalah: Memberikan dukungan dan nasehat yang positif serta hindari terjadinya kecemasan Memberikan informasi secara bertahap, dimulai dengan halhal yang sederhana Lakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melakukan simulasi Diskusikan program pengobatan secara terbuka, perhatikan keinginan pasien. Berikan penjelasan secara sederhana dan lengkap tentang program pengobatan yang diperlukan oleh pasien dan diskusikan hasil pemeriksaan laboratorium Lakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat diterima Berikan motivasi dengan memberikan penghargaan Libatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi Perhatikan kondisi jasmani dan psikologis serta tingkat pendidikan pasien dan keluarganya Gunakan alat bantu audio visual Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik. Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi edukasi tingkat lanjutan. Edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi pemahaman tentang: Materi edukasi pada tingkat awal adalah: Materi tentang perjalanan penyakit DM Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan Penyulit DM dan risikonya Intervensi farmakologis dan non-farmakologis serta target pengobatan Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat-obatan lain Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri (hanya jika pemantauan glukosa darah mandiri tidak tersedia) Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia Pentingnya latihan jasmani yang teratur Masalah khusus yang dihadapi (contoh: hiperglikemia pada kehamilan) Pentingnya perawatan kaki Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan. Materi edukasi pada tingkat lanjut adalah : Mengenal dan mencegah penyulit akut DM Pengetahuan mengenai penyulit menahun DM Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain
9

Makan di luar rumah Rencana untuk kegiatan khusus Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir tentang DM Pemeliharaan/perawatan kaki

Edukasi perawatan kaki harus diberikan secara rinci pada semua orang dengan ulkus maupun neuropati perifer atau peripheral arterial disease Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkeluapas, kemerahan, atau luka Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan mengoleskan krim pelembab ke kulit yang kering Potong kuku secara teratur Keringkan kaki, sela-sela jari kaki teratur setelah dari kamar mandi Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung-ujung jari kaki Kalau ada kalus atau mata ikan, tipiskan secara teratur Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak tinggi Jangan gunakan bantal atau botol berisi air panas/batu untuk kaki. Edukasi dapat dilakukan secara individual dengan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah. Seperti halnya dengan proses edukasi, perubahan perilaku memerlukan perencanaan yang baik, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi.

Daftar Pustaka: Ahmad Rudianto. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2011. 2011. Jakarta: PB. PERKENI. Hal. 37-40. PB PAPDI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jilid 1. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

10

You might also like