Professional Documents
Culture Documents
( Oreochormis Niloticus )
Oleh :
MUHAMMAD SUPIANOR
NIM. 072279
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: PEMBESARAN
IKAN
NILA
(OREORCHORMIS
NIOTIKUS) DI KOLAM MASYARAKAT DESA SEI
TATAS, KECAMATAN PULAU PETAK, KABUPATEN
KAPUAS.
Disusun oleh
: MUHAMMAD SUPIANOR
NIM
: 072279
Fakultas
: Perikanan
Jurusan
: Budidaya Perikanan
Disetujui oleh :
TIM PEMBIMBING,
1. INFA MINGGAWATI, S.Pi., M.Si
( ..........................)
( ..........................)
Mengetahui :
Jurusan Budidaya Perikanan
Ketua,
Ir. SAPTONO
ii
KATA PENGANTAR
mengonsumsi
ikan,
karena
telah
terbukti
bahwa
produksi.
Yang
pada
akhirnya,
diharapkan
dapat
menyadari
Laporan
Kerja
Lapangan
ini
disusun
sesederhana mungkin dan jauh dari sempurna. Untuk itu, diharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan Laporan Kerja
Lapangan ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
pembaca.
Kuala Kapuas,
2010
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktek............................................... 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Morfologi Ikan Nila.............................................................. 4
B. Pemilihan Lokasi Kolam..................................................... 5
C. Pembesaran Ikan Nila di Kolam Air Tenang...................... 6
BAB III
METODE PRAKTEK
A. Lokasi dan Waktu Praktek.................................................. 7
B. Alat dan Bahan................................................................... 7
C. Metode Praktek................................................................... 8
BAB IV
BAB V
10
10
11
12
13
14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luas perairan Kabupaten Kapuas sebesar + 323.950 hektar;
yang terdiri dari perairan laut 15.770 hektar, perairan umum (sungai,
rawa dan danau (308.180 hektar).
Desa Sei Tatas merupakan daerah wilayah Kecamatan Pulau
Petak yang terletak di sebelah utara Kabupaten Kapuas. Jarak dari
ibukota Kabupaten Kapuas 16 Km, sedangkan jarak dari ibukota
provinsi (Palangkaraya) 166 Km.
Luas wilayah Kecamatan Pulau Petak 135 Km 2 atau 13.500 Ha
atau 0,39 % dari luas wilayah Kabupaten Kapuas yaitu 34.000 Km 2.
Melihat potensi sumberdaya perikanan dan kelautan Kabupaten
Kapuas belum seluruhnya tergali, apabila dimanfaatkan dan dikelola
secara bijaksana dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat.
Kebutuhan akan gizi mutlak diperlukan karena meningkatkan
produktifitas manusia di segala bidang. Maka perlu dicari bahan
pangan yang bermutu baik dengan harga yang relatif terjangkau dan
mudah didapat. Di antaranya adalah ikan, baik dari hasil tangkapan di
laut maupun hasil budidaya. Daging ikan segar ternyata cukup
mengandung protein antara 16%-24%, lemak antara 0,2%-2,2%, unsur
cocok
mengkonsumsi
ikan
karena
daging
ikan
tidak
mengandung kolesterol.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang berasal dari Taiwan
sudah sejak tahun 1969 dikenal oleh masyarakat Indonesia. Nama
atau sebutan nila ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan pada
tahun 1972, diambil dari nama spesiesnya nilotika menjadi nila.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ikan Nila (oreochormis
niloticus) mempunyai keunggulan dan perkembangan budidaya relatif
lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang mudah berkembang
biak, pertumbuhan badannya cepat, dan merupakan pemakan
plankton serta tumbuhan air lunak yang tumbuh di dalam kolam.
Keunggulan lain, ternyata Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat
hidup, tumbuh dan berbiak pada kondisi air ber pH = 5.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) termasuk salah satu jenis ikan
yang mempunyai toleransi terhadap kualitas air dengan kisaran lebar,
maka Ikan Nila (oreochormis niloticus) sehinga sangat cocok
dibudidayakan di kolam-kolam pekarangan yang relatif sempit di
sekitar rumah tinggal. Cara pembudidayaan tidak sulit. Dari segi
pembesaran, dapat dibudidayakan dengan berbagai cara atau sistem
antara
lain
monokultur
(pemeliharaan
tunggal),
polikultur
yang
harganya
terjangkau
masyarakat,
mudah
pengetahuan
dan
wawasan
mahasiswa
di
bidang
Praktek
Kerja
Lapangan
(PKL)
yaitu
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saanin
(1992)
secara
sistematika
: Animalia
Phylum
: Chordata
Sub Phylum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Sub Kelas
: Acanthotherigi
Ordo
: Perchomorphi
Sub Ordo
: Perchomorphi
Famili
: Perchoiaea
Genus
: Oreochormis
Spesies
: Oreochormis Niloticus
Ikan
Nila
kolam
yang
baik
untuk
pembesaran
Ikan
Nila
BAB III
METODE PRAKTEK
2. Bahan
bahan-bahan yang dipakai selama melaksanakan praktek
kerja lapanga (PKL), yaitu :
a. Ikan Nila (oreochormis niloticus) = 1.000 ekor benih
b. Kapur (CaCO3) dolomit = 50 Kg
c. Pupuk kandang 50 Kg
d. Pakan Ikan Nila (oreochormis niloticus)
Bahan melaksanakan PKL ini yang diamati adalah masa
pertumbuhan Ikan Nila (oreochormis niloticus) di kolam yakni dari
penebaran sampai pembesaran nantinya.
C. Metode Praktek
Metode praktek yang digunakan adalah metode observasi kerja
langsung di lapangan dan menandatangi instansi yang terkait di
daerah untuk memperoleh data primer maupun data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan, keadaan nyata sambil
melakukan wawancara dengan para petani di Desa Sei Tatas,
Kecamatan Pulau Petak, Kabupaten Kapuas yaitu data tentang jumlah
kolam milik masyarakat Desa Sei Tatas.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dinas dan
instansi terkait yang berhubungan dengan masalah perikanan.
1.
2.
Uraian Kegiatan
Juni 2010
Juli 2010
1 2 3 4 1 2 3 4 5
Persiapan PKL
a. Survei Lokasi PKL
b. Perecanaan PKL
c. Ke lokasi PKL
Pelaksanaan PKL
a. Mengadakan Pendataan
b. Pengamatan
c. Menyimpulkan Data
3.
Agustus 2010
BAB IV
A. Lokasi Kolam
Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan di lokasi kolam milik
Rahmawati dengan ukuran kolam 10 x 10 = 100 m 2 dari Desa Sei
Tatas Kecamatan Pulau Petak Kabupaten Kapuas, Tofografinya
daerah daratan rendah dan jenis tanahnya agar liat yang bercampur
dengan gambut sehingga untuk pembuatan kolamnya harus memiliki
kedalaman yang cukup untuk dapat menampung air.
B. Persiapan kolam
Langkah-langkah dilakukan dalam persiapan kolam yaitu
sebagai berikut :
1. Pengeringan dasar kolam, pengeringan mutlak dilakukan karena
berfungsi menghilangkan senyawa beracun saerta membasmi
hama dan penyakit ikan, juga untuk memperbaiki pematang yang
longsor dengan cara menambal dengan tanah bagian berlubang,
serta perbaikan pintu pemasukan dan pengeluaran air jika ada
yang tidak berfungsi misalnya saringan yang rusak atau koyak,
untuk mencegah ikan liar masuk ke dalam kolam, mengikuti arus
air, seperti ikan gabus, belut dan sebagainya.
2. Pengapuran, digunakan kapur dolomit bertujuan untuk memperbaiki
kualitas dasar kolam. Takaran yang dianjurkan 250 gr/m 2 500
10
gr/m2 luas kolam. Untuk kolam seluas 100 m 2, dosis kapur yang
disebar 25000 gr 50.000 gr atau 25 50 kg. Biarkan selama
5 sampai 7 hari.
3. Pemupukan, dilakukan untuk menumbuhkan makanan alami yang
sangat dibutuhkan, baik oleh benih maupun induk di kemudian hari.
Sangat dianjurkan pupuk berupa kotoran unggas yang sudah
menjadi tanah. Dengan takaran 250 gr/m 2 500 gr/m2 ; pupuk di
sebar merata di dasar kolam.
4. Untuk kolam seluas 100 m2 harus disediakan pupuk kandang
antara 25.000 gr 50.000 atau 25 kg atau 50 kg. Dibiarkan selama
7 hari.
5. Pengisian air, setelah persiapan selesai masukkan air kedalamnya
hingga ketinggian 10 cm dan biarkan selama beberapa hari agar
makanan alami tumbuh. Kemudian, pemasukan air ditambah lagi
sampai mencapai ketinggian 100 Cm.
C. Sarana Budidaya
Alat/sarana yang digunakan oleh masyarakat pembudidaya
Desa Sei Tatas Kecamatan, Pulau Petak Kabupaten Kapuas adalah
hampir sama semua, misalnya :
1. Kapur dolomit
Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan
mengendapkan lumpur yang baru dibuat.
11
2. Pupuk kandang
Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi oleh
makanan alami dan membuat kolam menjadi subur.
3. Benih ikan
Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada di Kuala
Kapuas yaitu dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Kapuas, ukuran benih yang ditebarkan ukurannya berkisar antara
3-5 cm yang seragam.
4. Pakan ikan
Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu
ukuran pakan No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan kandungan
Protein 30 %.
D. Penebaran Benih
Setelah kolam dinyatakan sudah siap, lalu dilakukan penebaran
benih nila dengan ukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 10-15
ekor/m2. Untuk kolam ukuran 100 m 2 dapat ditebari benih 1.000 ekor.
Benih yang dipilih benar-benar sehat dengan ciri-ciri : warna cerah,
gerakannya lincah dan tidak sakit. Agar benih tidak menderita stress
oleh perbedaan suhu udara dan air. Penebaran benih dilakukan pada
pagi atau sore hari. Penebaran pada siang hari dapat membahayakan
keselamatan benih.
12
E. Pemberian Pakan
Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu diberi
makan karena pakan alami hasil pemupukan masih tersedia.
Menginjak hari keempat barulah kita memberikan pakan buatan
berupa pellet berkadar protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan
setiap hari sebanyak tiga kali pemberian, disesuaikan dengan umur
dan ukuran ikan.
Untuk mengetahui pertambahan berat badan ikan yang ada di
kolam, dilakukan penangkapan seminggu sekali kurang lebih 30% dari
jumlah ikan keseluruhan.
Untuk ukuran 20-50 gr diberikan pellet sebanyak 4% - 5% dari
bobot total ikan, 50-200 gr diberikan pellet sebanyak 3% dan ukuran
200-500 gr sebanyak 2% dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.
F. Pembesaran
13
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di
Kabupaten
Kapuas
mempunyai
prospek
yang
cukup
baik
15
sistem air deras, keramba, jaring terapung, longyam serta di kolam air
tergenang (stagnat water). Oleh karena dibudidayakan dengan banyak
cara itulah, maka Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) dapat dijadikan
alternatif pemilihan usaha.
B. Saran
Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya
serangan hama dan penyakit. Cara yang paling aman untuk
mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap langsung hewan
liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.
Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran
yang seimbang untuk mempertahankan kualitas air, serta diupayakan
suhu air tidak kurang dari 28 0C.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku I). Direktorat Bina
Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian,
Jakarta. 1989.
----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah (Oreochormis Sp).
Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bandung.
1988.
----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah Proyek Diversifikasi
Pangan dan Gizi Sub Sektor Perikanan, Direktorat Jenderal
Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta 1996/1997.
Cholik, F., Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam
Kolam Ikan. 1991.
Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta
Jakarta. 1992.
Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran
Ikan Nila. 1988.
17