You are on page 1of 38

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hormon tiroid sangat penting untuk metabolisme energi, nutrisi, dan ion organik, termogenesis serta merangsang pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan, Pada periode kritis juga untuk perkembangan susunan syaraf pusat dan tulang.1 Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan sel melalui berbagai pola aktivasi genomik dan sintesis protein serta reseptor yang mempunyai arti penting untuk berbagai aktivitas. Hormon tiroid berpotensiasi dengan katekolamin (efek yang menonjol adalah hipertiroidisme , dan berefek pada pertumbuhan somatik dan tulang diperantai oleh stimulasi sintesis dan kerja hormon pertumbuhan dan !"#.$ Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan metabolik yang ditemukan pada de%asa, berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, karena maturasi jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur perkembangan bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid bergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi dan anak. Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati, menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap, ini menunjukan betapa pentingnya peran hormon tiroid dalam perkembangan otak saat masa tersebut. &etelah usia ' tahun , sebagian besar perkembangan otak yang tergantung hormon tiroid sudah lengkap, hipotiroidisme pada saat ini mengakibatkan pertumbuhan lambat dan keterlambatan maserasi tulang, biasanya tidak menetap dan tidak berpengaruh pada perkembangan kognitif dan neurologik, sehingga perlu dilakukan skrinning untuk deteksi dan terapi dini.' (uruknya pengaruh hipotirod pada tumbuh kembang anak membuat penulis merasa perlu untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi kelainan ini secara dini dan bagaiman terapi yang tepat sehingga dapat mencegah ataupun memperbaiki kualitas tumbuh kembang anak selanjutnya.

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 1

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

1.2

RUMUSAN MASALAH )umusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah

bagaimana skrining dan terapi hipotiroid pada anak. 1.3 TUJUAN PENULISAN *ujuan penelitian ini adalah + ,emenuhi sebagian tugas untuk program pendidikan profesi di bagian !lmu -esehatan Anak, )&.D -/*A,AD0A &A1A*!"A. .ntuk mengetahui cara mendeteksi dini dan terapi yang tepat pada anak dengan hipotiroid. 1.4 MANFAAT PENULISAN Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai deteksi dini dan terapi hipotiroid pada anak. Penulis mengharapkan penulisan ini dapat membantu pembelajaran para mahasis%a kedokteran dalam bidan Ilm! K"#"$a%an Ana&.

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI DAN KLASIFIKASI HIP'TIR'ID Hipotiroid artinya kekurangan hormon tiroid, yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid atau kelenjar gondok. Hipotiroid anak dapat diklasifikasikan menjadi primer dan sekunder, atau congenital dan didapat, serta menetap dan transient.2 Hipotiroid dapat diklasifikasikan menjadi3 + 1. Hipotiroidisme -ongenital a. Hipotiroid -ongenital menetap b. Hipotiroid -ongenital transien $. Hipotiroidisme Didapat (Ac4uired a. Hipotiroidisme Primer (kelainan pada kelenjar tiroid b. Hipotiroidisme &ekunder (kelainan pada hipofisis c. Hipotiroidisme tersier (kelainan hipotalamus d. )esistensi Perifer terhadap kerja hormone tiroid Hipotirod kongenital merupakan penyebab retardasi mental yang tersering dan dapat diobati. Disebabkan karena tidak adekuatnya produksi hormone tiroid pada bayi baru lahir karena defek anatomik kelenjar tiroid, inborn error metabolism tiroid atau defisiensi yodium. Hipotiroid kongenital adalah kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan. kira5kira satu dari '666 bayi lahir dengan Hipotiroid kongenital, meskipun kelainan ini jarang tetapi mungkin saja terjadi pada bayi ibu.7 Hipotiroid kongenital ditemukan 1 dalam $366 sampai dengan 2666, dan harus dapat segera terdeteksi secara dini terutama pada saat bayi lahir atau dalam beberapa hari setelah bayi dilahirkan (6 5 $8 hari segera setelah bayi terdiagnosis kemudian dilakukan terapi. Dari hasil penelitian diketahui bah%a bayi anak dengan kelainan hipotiroid kongenital yang diobati sebelum berusia tiga bulan mempunyai kemungkinan mencapai tingkat intelegensil !9 : ;6 (normal yaitu berkisar antara <35 83=. &edangkan yang diobati setelah berusia lebih dari tiga Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

bulan, <3= nya tetap menderita keterbelakangan mental atau dapat menjadi normal namun dengan beberapa permasalahan antara lain kesulitan belajar, kelainan tingkah laku, atau kelainan neurologist non spesifik. Hipotiroidisme pada masa anak, juga sering disebut sebagai hipotiroidisme didapat. (iasanya terjadi setelah usia 7 bulan, sebagian besar kelainan ini sporadic, hanya 16513= kasus yang diturunkan, paling sering disebabkan oleh tiroiditis Hashimoto, dan kejadiannya lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki5laki, dengan perbandingan $+1. Pada usia sekolah, angka kejadiannya 6,''=, yang paling sering karena tiroiditis limfositik kronik pada anak usia 1$51; tahun angka kejadiannya 7=.7 2.2 ANAT'MI KELENJAR TIR'ID -elenjar tiroid adalah kelenjar kecil yang berbentuk seperti kupu5kupu, terletak pada bagian depan leher tepat diba%ah kedua sisi laring dan terletak di sebelah anterior trakea. -elenjar ini mensekresi dua hormon tiroid yaitu tiroksin atau *2 dan triilodotironin atau *', dan hormon5hormon itu khusus dibuat di dalam kelenjar tiroid. produksi *' dan *2 merupakan proses yang kompleks dan dapat dikatakan unik untuk kelenjar tiroid.< !odium merupakan unsur utama yang diperlukan untuk membuat hormon tiroid. iodium adalah >at gi>i mikro yang diperoleh tubuh kita dari makanan termasuk garam beriodium. jadi iodium merupakan unsur penting di dalam nutrisi.

L"%a& K"l"n(a) Ti)*id+ Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 2

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

#ungsi kelenjar tiroid dikendalikan oleh suatu hormon lain yaitu *&H yang dibuat dalam kelenjar hipofisis, suatu kelenjar yang terletak di otak. *&H mutlak diperlukan untuk suatu fungsi tiroid yang baik. Hormon tiroid memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. jika kelenjar tiroid tidak berkembang sempurna, maka tidak akan menghasilkan hormon yang cukup untuk pertumbuhan bayi dan perkembangan otak yang normal. Hormon tiroid didalam tubuh diperlukan untuk mengoptimalkan kerja semua jaringan dan organ. pada keadaan kekurangan hormon tiroid maka berbagai proses kehidupan akan terhambat. karena pada bayi jaringan otak sedang berkembang sangat cepat, maka jumlah hormon tiroid yang normal amat sangat penting untuk tumbuh kembang mereka. 2.3 FISI'L'GI H'RM'N TIR'ID Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan empat mekanisme + (1 sumbu hipotalamus5hipofisis5tiroid klasik, di mana hormon pelepas5tirotropin hipotalamus (*)H merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon perangsang5tiroid hipofisis anterior (*&H , yang pada gilirannya merangsang sekresi hormon dan pertumbuhan oleh kelenjar tiroid? ($ deiodininase hipofisis dan perifer, yang memodifikasi efek dari *2 dan *'? (' autoregulasi dari sintesis hormon oleh kelenjar tiroid sendiri dalam hubungannya dengan suplai iodinnya? dan (2 stimulasi atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor *&H.3,< Thyrotropin-Releasing Hormone Hormon pelepas5tirotropin (*)H merupakan suatu tripeptida, piroglutamil5histidil5prolineamida, disintesis oleh neuron dalam nuklei supraoptik dan supraventrikuler dari hipotalamus . Hormon ini disimpan eminensia mediana dari hipotalamus dan kemudian diangkut via sistem venosa portal hipofisis ke batang hipofisis ke kelenjar hipofisis anterior, di mana ia mengendalikan sintesis dan pelepasan dari *&H. *)H juga ditemukan pada bagian lain dari hipotalamus, otak, dan medulla spinalis, di mana ia berfungsi sebagai suatu neurotransmiter. Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 3

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

Pada kelenjar hipofisis anterior, *)H berikatan denganreseptor membran spesifik pada tirotrop dan sel pensekresi5prolaktin, merangsangsintesis dan pelepasan *&H maupun prolaktin. Hormon tiroid menyebabkan suatu pengosongan lambat dari reseptor *)H hipofisis, mengurangi respons *)H? estrogen meningkatkan reseptor *)H, meningkatkan kepekaan hipofisis terhadap *)H. *)H dihasilkan di hipotalamus mencapai tirotrop di hipofisis anterior melalui sistem portal hipotalamus5hipofisis dan merangsang sintesis dan pelepasan *&H. (aik hipotalamus dan hipofisis, *' terutama menghambat sekresi *)H dan *&H. *2 mengalami monodeiodinasi menjadi *' di neural dan hipofisis sebagaimana di jaringan perifer.

S!mb! $i,*%alam!#-$i,*.i#i#-$i,*%i)*id/ Ti)*%)*,in Thyroid-stimulating hormone (hormon perangsang5tiroid , atau tirotropin (*&H , merupakan suatu glikoprotein yang disintesis dan disekresikan oleh tirotrop dari kelenjar hipofisis anterior. ,empunyai berat molekul sekitar $8.666 dan terdiri dari dua subunit yang dihubungan secara kovalen, alfa dan beta. &ubunit alfa la>im untuk dua glikoprotein hipofisis lain, #&H dan 1H, dan juga untuk hormone plasenta h@"? subunit beta berbeda untuk setiap hormon Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 7

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

glikoprotein dan memberikan sifat pengikatan dan aktivitas biologik yang spesifik. &ubunit alfa manusia mempunyai suatu inti apoprotein dari ;$ asam amino dan mengandung satu rantai oligosakarida. &ecara normal, hanya subunit A dan *&H utuh ditemukan dalam serum. -adar dari subunit A adalah sekitar 6,35$,6 BgC1? terjadi peningkatan pada %anita pascamenopause dan pada pasien dengan TSH-secreting pituitary tumor . -adar serum dari *&H adalah sekitar 6,353 m.C1? meningkat pada hipotiroidisme dan menurun pada hipertiroidisme, baik karena endogen ataupun akibat asupan hormon tiroid per oral yang berlebihan. Daktu5paruh *&H plasma adalah sekitar '6 menit, dan kecepatan produksi harian adalah sekitar 265136 m.Chari.< K*n%)*l S"&)"#i TSH Hi,*.i#i# Dua faktor utama yang mengendalikan sintesis dan pelepasan *&H adalah kadar *' intratirotrop, yang mengontrol m)EA untuk sintesis dan pelepasan *&, dan *)H, yang mengendalikan glikosilasi, aktivasi, dan pelepasan *&H . &intesis dan pelepasan dihambat oleh kadar serum *2 dan *' yang tinggi (hipertiroidisme dan dirangsang oleh kadar hormon tiroid rendah (hipotiroidisme . Di samping itu, hormon5hormon dan obat5obatan tertentu menghambat sekresi *&H. Dalam hal ini termasuk somatostatin, dopamin, agonis dopamin seperti bromokriptin, dan glukokortikoid. Penyakit akut dan kronik dapat menyebabkan penghambatan dari sekresi *&H selama penyakit aktif, dan kemungkinan terdapat peningkatan balik dari *&H pada saat pasien pulih. (esarnya efek ini bervariasi? dengan demikian, obat5obatan yang disebutkan di atas mensupresi *&H serum, tetapi biasanya akan dapat dideteksi. &ebaliknya, hipertiroidisme akan menghentikan sekresi *&H sama sekali. Pengamatan ini secara klinik penting dalam menginterpretasi kadar *&H serum pada pasien yang mendapatkan terapi ini. 1esi atau tumor destruktif dari hipotalamus atau hipofisis anterior dapat mengganggu sekresi *)H dan *&H dengan destruksi dari sel5sel sekretori. Hal ini akan menimbulkan Fhipotiroidisme sekunderF akibat destruksi tirotrop hipofisis atau Fhipotiroidisme tersierF akibat destruksi dari *)H5secreting neuron. Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page <

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

R" !la#i A!%*im!n -emampuan dari limfosit ( untuk mensintesis antibodi reseptor *&H yang dapat menghambat aksi dari *&H ataupun meniru aktivitas *&H dengan berikatan dengan daerah5daerah yang berbeda pada reseptor *&H memberikan suatu bentuk pengaturan tiroid oleh sistem kekebalan (1,$,2 Dengan demikian, sintesis dan sekresi dari hormon tiroid dikontrol oleh tiga tingkatan yang berbeda + (1 tingkat dari hipotalamus, dengan mengubah sekresi *)H? ($ tingkat hipofisis, dengan menghambat atau merangsang sekresi *&H? dan (' tingkat tiroid, melalui autoregulasi dan blokade atau perangsangan dari reseptor *&H .7 Tab"l 1 . Fa&%*)-.a&%*) 0an M"n a%!) S"&)"#i H*)m*n Ti)*id/ 1. H!P/*A1A,.& + &intesis dan pelepasan *)H Perangsangan + Penurunan *a dan *' serum, dan *' intraneuronal Eeurogenik + sekresi bergelombang dan irama sirkadian Paparan terhadap dingin (he%an dan bayi baru lahir -atekolamin adrenergik5alfa Gasopresin arginin Penghambatan + Peningkatan *a dan *' serum, dan *' intraneuronal Penghambat adrenergik alfa *umor hipotalamus $. H!P/#!&!& AE*H)!/)+ &intesis dan pelepasan *&H Perangsangan + *)H Penurunan *2 dan *' serum, dan *' intratirotrop Penurunan aktivitas deiodinasi53I tipe $ Hstrogen + meningkatkan tempat pengikatan *)H Penghambatan+ Peningkatan *2 dan *' serum, dan *' intratirotrop Peningkatan aktivitas deiodinase53I *ipe $ &omatostatin Dopamin, agonis dopamin + bromokriptin "lukokortikoid Penyakit5penyakit kronis *umor hipofisis '. *!)/!D + &intesis dan pelepasan hormon tiroid Perangsangan + *&H Antibodi perangsangan *&H5) Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 8

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

Penghambatan + Antibodi penghambat *&H5) -elebihan iodida *erapi litium 2.4 PERKEMBANGAN FUNGSI TIR'ID Pada embrio manusia, kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang pertama kali berkembang. -elenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dan kalsitonin, diproduksi dari dua tipe sel, yaitu sel folikel tiroid dan parafolikuler atau sel @. Pada umur kehamilan dua minggu, mulai tampak ekspresi gen *g, *P/ dan reseptor *&H (*&Hr , sodiumCiodide symporter (E!& . *2 terdeteksi pertama kali pada hari ke517 kehamilan. Dalam perkembangannya kelenjar tiroid dipengaruhi terutama oleh faktor transkripsi atau gen, apabila terjadi mutasi pada gen tersebut, maka akan terjadi malformasi yang berhubungan dengan disgenesis tiroid. &elama kehidupan janin, kelenjar tiroid berkembang dan mulai terbentuk bilobus pada minggu ke5< kehamilan, sel folikel tiroid dan koloid terbentuk pada minggu ke516 kehamilan dan memproduksi tiroksin (*2 dan triidotironin (*' yang disekresikan kedalam serum sejak usia kehamilan 1$ minggu, kadarnya terus meningkat sampai aterm.7 Dalam tiga bulan pertama kehamilan, *2 ibu menembus plasenta dalam jumlah terbatas, ini memegang peran penting dalam perkembangan sistem saraf pusat, sebagai contoh dapat dilihat terjadinya kerusakan neurologic pada janin akibat defisiensi gen fetomaternal dan kekurangan yodium berat, kedua keadaan tersebut mengakibatkan hipotiroidisme berat pada ibu dan janin. Di daerah defisiensi yodium endemik suplementasi yodium pada ibu sebelum kehamilan hingga akhir trimester kedua dapat melindungi otak janin dari efek kekurangan yodium, setelah trimester ketiga atau neonatal, suplementasi yodium tidak dapat memperbaiki kelainan neurologik. Pada trimester kedua, ibu mentransfer *2 ke janin, ini sangat penting untuk bayinya %alaupun bayinya dengan kelainan tiroid primer, dan kadar dalam darah tali pusat hanya sekitar 26= kebutuhan normal janin. Dalaupun tiroid janin tidak dapat mensekresikan *2 secara total,

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page ;

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

perkembangan neurologik dapat mendekati normal bila segera diberikan pengobatan. Pada pertengahan kehamilan, produksi hormone dari hipotalamus Jthyrotropin releasing hormoneK (*)H , hipofisis yaitu Jthyroid stimulating hormoneK (*&H , dan produksi *2 kelenjar tiroid janin meningkat terus sampai kehamilan '7 bulan. (ahkan saat kelenjar tiroid janin berfungsi otonom, fungsi tiroid normal pada ibu masih penting untuk perkembangan neurologik normal. *elah diketahui, bah%a komponen genetik mempengaruhi kadar hormone tiroid dalam sirkulasi, tetapi varien gen yang sering terlibat tidak semuanya dapat diidentifikasi. *iga en>im penting yang terlibat dalam proses deodinasi untuk mempertahankan tetap dalam keadaan eutiroid baik dalam serum maupun pada tingkat jaringan lokal, adalah deiodinase ! (D1 , (D$ , dan (D' . -erja en>im tersebut sangat penting untuk mempertahankan aktivitas hormone tiroid pada berbagai jaringan, berbagai keadaan penyakit dan berbagai tingkat perkembangan anak. Di jaringan perifer bioaktovitas hormone tiroid diatur oleh en>im deiodinase, *2 dikonversi pada cincin luar deiodinase menjadi *', yang memiliki potensi '52 kali *2. *2 dan *' di inaktivasi oleh deiodinase cincin dalam menjadi JreverseK *' (r*' dan ',' diiodotironin. Deiodinase tipe ! (D1 mempunyai aktivitas deiodinase, baik pada cincin dalam maupun luar yang terletak dalam hati, ginjal dan tiroid dan ini penting untuk produksi *'. Deiodinase tipe !! (D$ hanya mengkatalisis deiodinase cincin luar, ditemukan dalam otak hipofisis dan jaringan lemak coklat. Deiodinase tipe !!! (D' hanya mempunyai aktivitas pada cincin dalam, berada dalam otak, kulit dan usus. *' dan *2 juga diinaktifasi menjadi Jsulphat analoguesK oleh sulphatransferase dalam hati janin. &ulfat iodotironin merupakan metabolit hormone tiroid yang terbanya pada janin, konjugasi sulfat dari iodotironin ini mempercepat deiodinasi.< Didalam kelenjar tiroid, iodotirosin dehalogenase bekerja pada pelepasan mono dan diiodotirosin selama hidrolisis tiroglubulin untuk melepaskan yodida, yang kemudian akan masuk kembali dalam alur pembentukan hormone. *elah dilaporkan deiodinasi dari iodotirosin predominan dalam mikrosom diperantarai Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 16

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

oleh EADPH. Akhir akhir ini didapatkan dua cDEA yang dipublikasikan dalam genbank sebagai iodotirosin dehalogenasi 1( (DHHA! 1( . Hkspresi proteinnya pada polapikal sel. (ilamana terjadi defek kongenital atau mutasi pada gen ini, maka akan terjadi pelepasan yodium yang berlebihan melalui ginjal dalam bentuk mono dan diiodotirosin, sehingga menyebabkan hipotiroidisme karena defisiensi yodium dengan goiter yang ukuran besarnya bervariasi. .mumnya terjadi hipertiroidisme pada usia anak sehingga menyebabkan pengobatan terlambat dan tidak dapat ditemukan pada saat skrining hipotirodisme. Pada janin, kadar *' rendah dan meningkat hanya pada akhir kehamilan. &ebaliknya, kadar r*' tinggi, hanya mengalami penurunan pada akhir kehamilan dan periode neonatal, sehingga termogenesis endogen minimal dan anabolisme meningkat. *ingginya aktivitas D' dalam plasenta (mengkonversi sebagian besar *2 dan *' menjadi r*' dan ',' diiodotironin selama transfer plasenta , dan didalam hati janin pada bayi preterm menyumbang tingginya kadar r*'. D1 dan D$ ada pada trimester ', meningkatnya aktivitas D1 ditunjukkan dengan meningkatnya kadar *' mulai kehamilan '6 minggu. Laringan janin bergantung pada *' (terutama otak yang mengandalkan konversi *2 lokal menjadi *' melalui D$. &etelah lahir pada bayi aterm sehat, kadar *&H serum meningkat secara tiba5tiba menjadi 76586 B.C1 dalam '6576 menit setelah lahir. -adar serum *&H kemudian menurun secara cepat menjadi kira5kira $6 B.C1 pada hari pertama setelah lahir, dan terus menurun sampai 7516 B.C1 pada usia satu minggu. -enaikan kadar *&H yang mendadak tersebut merangsang sekresi *2, dan puncak kadar *2 165$$ BcgCd1 (1$8,<5$8',$ nmolC1 terjadi pada $25'7 jam setelah lahir. &ecara simultan kadar *' juga meningkat sampai $36 ngCd1 (',; nmolC1 , demikian juga terjadi konversi *2 menjadi *' di perifer. -emudian terjadi penurunan secara bertahap dalam 2 minggu setelah lahir, kadar *2 menjadi <517 MgCd1 (;6,1 5 $63,; nmolC1 , *2 bebas 6,8 5 $,6 ngCd1 (16,' 5 $3,< pmolC1 , dan *&H 6,; 5 <,< B.C1, kadar ini masih lebih tinggi dari kadar pada de%asa. Pada bayi preterm (umur kehamilan $25$< minggu , kenaikan kadar *&H dan *2 bebas lebih sedikit dibandingkan bayi aterm, karena imaturitas aksis hipotalamus5 Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 11

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

hipofisis5tiroid.7 Pada bayi preterm kadar *2 darah talipusat pada saat lahir lebih rendah, karena imaturitas dan penyakit nontiroid pada saat tersebut, sehingga peningkatan kadar *2 postnatal yang seharusnya pada keadaan normal terjadi, menjadi terlambat kenaikannya. (ila mekanisme ini tidak dipahami dengan baik, dapat menyebabkan kesalahan interpretasi pada hasil skrining hipotiroid pada bayi baru lahir. 2./ FUNGSI TIR'ID PADA BA1I PRETERM Pada bayi preterm dan janin yang umur kehamilannya sama, jaras tiroid imatur, produksi dan sekresi *)H kurang, respon kelenjar tiroid terhadap *&H imatur, kapasitas sel folikuler tiroid terhadap organifikasi yodium tidak efisien dan kapasitas untuk merubah *2 menjadi *' aktif rendah. &ehingga bila bayi lahir preterm, kadar *2 lebih rendah dibanding bayi aterm, ini berhubungan dengan umur kehamilan dan berat badan lahir. -adar *&H dan *' normal sampai rendah, kadar *2 bebas juga rendah, dan kadar tiroglobulin tinggi (menunjukkan peningkatan produksi kelenjar tiroid karena jeleknya prekursor yodinasi hormone tiroid . )espon *&H dan *2 terhadap *)H normal. menggambarkan imaturitas hipotalamus. hipotiroksinemia terjadi sekunder akibat berkurangnya kadar *(". Dari data tersebut menunjukkan bah%a hipotiroksinemia pada bayi premature fisiologis. Dalam keadaan normal bayi aterm pada saat lahir, karena suhu lingkungan sekitar rendah, terjadi kenaikan *&H sekitar 86 M.C1 dalam %aktu '6 menit. -eadaan ini merangsang kelenjar tiroid melepaskan *' dan *2 dalam jumlah besar diatas kadar normal. Pada bayi aterm kadar *2 total dan *2 bebas menurun setelah 257 minggu, namun setelah 7 bulan kadarnya masih tetap lebih tinggi dibanding anak yang lebih besar dan de%asa. -adar *' secara bertahap mencapai kadar bayi normal antara $51$ minggu. Pada bayi preterm, kejadiannya sama, *&H, *2 dan *' meningkat cepat, tatpi tidak terlalu tinggi. Pada bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari '6 minggu, kadar *2 dan *2 bebas setelah 758 minggu meningkat ke kadar yang sama dengan bayi yang lahir aterm. Eamun pada bayi yang lahir kurang dari '6 Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 1$

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

minggu dan berat badan lahir sangat rendah (kurang dari 1366gram , kenaikan kadar *&H dan *2 terbatas bahkan seringkali *2 turun dalam minggu pertama sampai kedua setelah lahir, seringkali terjadi hipotiroksinemia. Dalaupun insiden hipotirodisme primer transien meningkat, namun sebagian besar hipotiroksinemia dengan kadar *&H normal. Derajat beratnya penyakit pada bayi juga dapat direfleksikan pada kadar *2, pada bayi yang memakai ventilator karena sindrom distress respirasi, didapatkan kadar *2 rendah, menyokong kearah penyakit non tiroid (sick euthyroid syndrome , mungkin ini merupakan respon adaptasi terhadap penyakit yang menyebabkan laju metabolism menurun. Alasan terjadinya hipotiroksinemia ini multifaktor, termasuk hilangnya kontribusi *2 dari ibu, imaturitas jaras hipotalamus5hipofisis, respon kelenjar tiroid terhadap *&H kurang, dan imaturitas deiodinasi jaringan perifer. -eseimbangan yodium negatif pada minggu pertama setelah lahir pada bayi berat badan lahir sangat rendah, menyokong bah%a tiroid tidak sanggup untuk memperbesar JuptakeK yodium dan meningkatnya sekresi *2. &elanjutnya perubahan ini terpengaruh oleh defisiensi yodium, dan penggunaan yodium yang terdapat dalam kandungan antiseptik, obat5obatan dan bahan kontras. -adar *' yang relative rendah tidak meningkat dengan pemberian *2, mungkin karena rerndahnya kadar D1 didalam hepar, sebagian besar *' dalam sirkulasi berasal dari produksi tiroid. Pada bayi preterm, sebagian besar laporan menghubungkan antara hipotiroksinemia dan hasil keluaran yang merugikan. Hipotiroksinemia berat yang didapatkan dari hasil pemeriksaan tetes darah pada program skrining bayi baru lahir yang pemeriksaan a%al *2, dihubungkan dengan meningkatnya mortalitas dan morbiditas perinatal. antara lain kebutuhan oksigen, penggunaan ventilator mekanik dan lama pera%atan di rumah sakit, dan meningkatnya insiden perdarahan intraventrikuler. Pada mereka yang hidup, dilaporkan resiko problem perkembangan syaraf meningkat, !9 berkurang, dan palsi serebral, %alaupun faktor perancu yang potensial telah dikoreksi, antara alin umur kehamilan, pertumbuhan janin dan penyakit berat.

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 1'

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

&ehingga timbul pertanyaan, apakah pada bayi preterm harus diberikan suplementasi hormone tiroid. &ampai sekarang pada sebagian besar bayi premature masih tidak jelas hubungan antara *' rendah, *2 rendah dengan morbiditas dan mortalitas jangka pendek dan kecacatan jangka panjang yang disebabkan oleh atau refleksi dari beratnya penyakit saja. Hasil dari sejumlah penelitian yang memberikan suplementasi hormone tiroid untuk mengurangi problem ini, jumlah kasus pada tiap penelitian sangan keci dan dosis yang digunakan berbeda serta hormone yang digunakan juga berbeda (*2 atau *' sehingga tidak dapat dilakukan meta5analisis. (eberapa penelitian menyimpulkan, bah%a tidak ada perbedaan yang bermakna pemberian hormone tiroid dengan kematian, distress respirasi dan perkembangan psikomotor. Anjuran suplementasi *2 hanya diberikan pada bayi yang umur kehamilannya lebih dari $7 minggu, hal ini didukung oleh A@*/(A* (Australian @ollaborative *rial of Antenatal thyrotropin releasing hormone . Pada ibu yang resiko melahirkan bayi preterm dapat diberikan $66 ug *)H ditambah kortikosteroid, pemberian ini sangat efektif mengurangi distress respirasi, namun tetap terjadi deficit perkembangan pada usia 1$ bulan, khususnya keterlambatan motorik, sosial dan sensorik. Tab"l 2. Eilai rentang free5*2 (f*2 and *&H dalam serum pada bayi preterm.< Um!) 2min !3 $35$< $85'6 '15'' '25'7 F)"" T4 2n 4dL3 6,7 5 $,$ 6,7 5 ',2 1,6 5 ',8 1,$ 5 2,2 TSH 25!4L3 6,$ 5 '6,' 6,$ 5 $6,7 6,< 5 $6,; 1,$ 5 $1,7

Tab"l 3. Eilai rentang *2, f*2 dan *&H dalam serum bayi aterm sesuai umur.< Um!) *ali pusat 15' hari 25< hari 15$ minggu $57 minggu 7 mgg 5 1$ bln
Ndata tak tersedia

T4 26 4dL3 m"an 16,8 (7,7 5 13 17,3 (11 5 $1,3 N 1$,< (8,$ 51<,$ 7,3 5 17,' 11,1 (3,; 5 1,'

.T4 2, 4mL3 m"an 2SD3 1',8 (',3 N $$,' (',; N 6,; 5 $,$ N

TSH 25U4mL3 m"an 16,6 (15$6 3,7 (1516 N $,' (6,3 57,3 1,< 5 ;,1 $,' (6,3 5 7,3

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 12

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

2.7

ETI'L'GI 2.7.1 ETI'L'GI HIP'TIR'IDISME K'NGENTAL MENETAP4 a. Di# "n"#i# Ti)*id ,erupakan penyebab terbesar Hipotiroidisme -ongenital non endemik, kira5kira 835;6 =. ,erupakan akibat dari tidak adanya jaringan tiroid total (agenesis atau parsial (hipoplasia yang dapat terjadi akibat gagalnya penurunan kelenjar tiroid ke leher (ektopik , disini dapat terjadi agenesis unilateral atau hipoplasia. #aktor genetik dan lingkungan mungkin berperan pada disgenesis tiroid, namun demikian sebagian besar penyebabnya belum diketahui. b. Inb*)n E))*)# *. T0)*id H*)m*n* "n"#i# ,erupakan kelainan terbanyak kongenital karena kelainan genetik. Defek yang didapatkan adalah + -egagalan mengkonsentrasikan yodium Defek organifikasi yodium karena kelainan en>im *P/ atau pada H$/$ generating system Defek pada sintesis atau transport triglobulin -elainan katifitas iodotirosin deidonase 8. R"#i#%"n TSH &indrom resistensi hormone, bermanifestasi sangat luas, sebagai akibat dari berkurang atau tidak adanya respon Jend organK terhadap hormone yang biologis aktif. Hal ini dapat disebabkan karena defek pada reseptor atau post reseptor, *&H resisten adalah suatu keadaan kelenjar tiroid refakter terhadap rangsang *&H. Hilangnya fungsi reseptor *&H , akibat mutasi reseptor *&H defek molekuler pada sebagian keluarga kasus dengan resisten *&H yang ditandai dengan kadar serum *&H tinggi , dan serum hormon tiroid

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 13

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

normal atau menurun, disertai kelenjar tiroid normal atau hipoplastik. d. Sin%"#i# a%a! #"&)"#i TSH b")&!)an Hipotiroidism sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis atau hipotalamus. Pada bayi sangat jarang dengan prevalensi antara 1 + $3.666 sampai 1+ 166.666 kelahiran. ". M"n!)!nn0a %)an#,*)% T4 #"l!l") &indrom ini terjadi akibat mutasi monocarboOylate

transporter 8 (,@*8 , merupakan fasilitator seluler aktif transport hormone tiroid ke dalam sel. (iasanya pada laki laki menyababkan hipotiroidisme dengan kelainan neurologi seperti kelambatan perkembangan menyeluruh, distonia hipotoniasentral , gangguan pandangan mata serta kadar *' meningkat. .. R"#i#%"n#i $*)m*n" %i)*id ,erupakan sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target terhadap hormone tiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar #*2 dan #*' dalam sirkulasi dengan kadar *&H sedikit meningkat atau normal. 2.7.2 ETI'L'GI HIP'TIR'IDISME K'NGENITAL TRANSIEN49/97 a. D".i#i"n#i 0*di!m a%a! 0*di!m 0an b")l"bi$an Pada janin maupun pada bayi yang baru lahir sangat peka pengaruh nya pada tiroid, sehingga harus dihindarkan penggunannya yodiu pada ibu selama kehamilan, sumber sumber yodium termasuk obat5obatan (kalium yodia, amidarone , bahan kontras radiologi( untuk pyelogram intra vena, cholecytogram dan

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 17

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

larutan antiseptic (yodium povidon yang digunakan membersihkan kulit dan vagina, dapat berpengaruh. b. P"n *ba%an ib! d"n an *ba% an%i%i)*id Dapat terjadi pada ibu yang diberikan obat antitiroid (P*. atau karbimasol atau metimasil untuk penyakit graves, bayi nya ditandai oleh pembesaran kelenjar tiroid, sehingga dapat mengakibatkan gangguan prnafasan, khususnya bila diberikan obat yang dosisnya tinggi. 8. An%ib*d0 )"#",%*) %i)*%)*,in ib! )eseptor *&H (*&H) meruoakan pasangan protein "

merupakan reseptor berbentuk seperti jangkar terhadap permukaan sel epitel tiroid (*irosid yang mengatur sintesis dan lepasnya hormone tiroid . bila memblok *&H endogen dapat mengakibatkan hipo tiroidisme. 2.7.3 ETI'L'GI HIP'TIR'ID DIDAPAT1 PRIMER + 1. *iroiditis Hasimoto + a. Dengan goiter b. Atropi tiroid idiopatik, diduga sebagai stadium akhir penyakit tiroid autoimun, setelah tiroiditis Hashimoto atau penyakit "raves. $. *erapi iodin radioaktif untuk penyakit "raves. '. *iroidektami subtotal untuk penyakit "raves atau goiter nodular. 2. Asupan iodide berlebihan (kelp, >at %arna kontras 3. *irokiitis subakut. 7. Penyebab yang jarang di Amerika &erikat. a. Defisiensi iodide.

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 1<

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

b. (ahan goitrogenik lain seperti litium? terapi dengan obat antitiroid. c. -elainan ba%aan sintesis hormon tiroid. S"&!nd") + Hipopituitarisme karena adenoma hipofisis, terapi ablasi hipofisis, atau destruksi hipofisis. T")#i") : Disfungsi hipotalamus (jarang . R"#i#%"n#i ,")i.") %")$ada, &")(a $*)m*n %i)*id. 2.; MANIFESTASI KLINIS Pada bayi sulit ditemukan, ;3= bayi dengan hipotroidisme congenital tidak menunjukka gejala (@ounts D $66< , karena *2 dari ibu berasal dari plasenta , sehingga %alaupun bayi tidak dapat memproduksi *2 sama sekali, kadar dalam darah nya masih $3536= kadar normal. Di Amerika &erikat, program skrining neonatus telah memperlihatkan bah%a pada populasi kulit putih insidens hipotiroidisme neonatus adalah 1 + 3666, sementara pada populasi kulit hitam insidensnya hanya 1 + '$.666. Hipotiroidisme neonatus dapat diakibatkan dari kegagalan tiroid untuk desensus selama periode perkembangan embrionik dari asalnya pada dasar lidah ke tempat seharusnya pada leher ba%ah anterior, yang berakibat timbulnya kelenjar Ftiroid ektopikF yang fungsinya buruk. *ransfer plasenta *&H5) Ab (blok dari ibu pasien tiroiditis Hashimoto ke embrio, dapat menimbulkan agenesis kelenjar tiroid dan Fkretinisme atireotikF. Defek ba%aan pada biosintesis hormon tiroid menimbulkan hipotiroidisme neonatus termasuk pemberian iodida, obat antitiroid, atau radioaktif iodin untuk tirotoksikosis saat kehamilan "ejala hipotiroid sangat bervariasi tergantung berat ringannya kekurangan hormon tiroid. seringkali pada minggu5minggu pertama setelah lahir, bayi nampak normal atau memperlihatkan gejala tidak khas seperti kesulitan bernafas, bayi kurang aktif, malas menetek, ikterik berkepanjangan, hernia umbilikalis, kesulitan buang air besar, kecenderungan mengalami hipotermi. (ila tidak segera diobati(sebelum bayi berumur 1 bulan akan terlihat gejala hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak berpenampilan jelek. Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page 18

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

*ubuh pendek (cebol , muka hipotiroid yang khas, muka sembam, lidah besar, bibir tebal, hidung pesek, mental terbelakang, bodoh (!9 dan H9 rendah , kesulitan bicara. Agar bayi tidak mengalami keadaan demikian, satu5satunya cara untuk mengetahui kelainan hipotiroid kongenital sedini mungkin dan segera mengobatinya adalah dengan tes skrining.

ba0i $i,*%i)*idi#m" 8*n "ni%al d"n an &)"%ini#m"9 $i,*%*nia9 &!li% <a(a$ nam,a& &a#a) dan $")nia !mbili8al.= "ambaran klinis klasik (lidah besar, suara tangisan serak, %ajah sembab, hernia umbilikalis, hipotonia, klit belang belang, akral dingin,letargi tidak jelas. Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital : 3? tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan hipotiroid kongenital. Tab"l : S&*) A, a) ,ada $i,*%i)*id &*n "ni%al G"(ala &lini# Hernia umbilicalis -romosom 0 tidak ada (%anita Pucat, dingin, hipotermi *ipe %ajah khas edematus ,akroglosi Hipotoni !kterus lebih dari ' hari -ulit kasar, kering Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked S&*)" $ 1 1 $ 1 1 1 1

Page 1;

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

#ontanella posterior terbuka (:'cm -onstipasi (erat badan lahir : ',3 kg -ehamilan : 26 minggu T*%al

1 1 1 1 1/

Tab"l 4. &kor Apgar pada hipotiroid congenital' "ejala non spesifik yang menyokong yaitu umur kehamilan lebih dari 2$ minggu, ikterus eonatorum yang lama, kesulitan meminum, konstipasi, hipotermia atau distress respirasi pada bayi dengan berat lebih dari $.366 kg. bayi yang lahir dengan hipotiroidime congenital pada saat lahir ukurannya normal, namun demikian bilamana diagnosis terlambat makaakan terjadi gagal tumbuh. Apabila ditemukan jaringan tiroid pada palpasi menyokong adanya kelainan hormogenesis kerja hormone tiroid. Pengenalan skrining rutin terhadap bayi baru lahir untuk *&H dan *4 telah menjadi keberhasilan besar dalam diagnosis dini hipotiroidisme neonatus. *2 serum di ba%ah 7 MgCd1 atau *&H serum di atas '6 B.Cm1 indikatif adanya hipotiroidisme neonatal. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan bukti radiologis adanya retardasi umur tulang.' Hipotiroidisme pada anak5anak ditandai adanya retardasi pertumbuhan dan tanda5tanda retardasi mental. Pada remaja, pubertas prekok dapat terjadi, dan mungkin ada pembesaran sella tursika di samping postur tubuh pendek. Hal ini tidak berhubungan dengan tumor hipofisis tapi mungkin berhubungan dengan hipertrofi hipofisis yang berhubungan dengan produksi *&H berlebihan.

2.+

DIAGN'SIS

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $6

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

2.+.1

ANAMNESIS *anpa adanya skrining pada bayi baru lahir , pasien sering datang

terlambat dengan keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal tumbuh atau pera%akan pendek, pada bayi baru lahir sampai usia 8 minggu keluhan tidak spesifik. 2.+.2 PEMERIKSAAN FISIK a. "ejala hipotiroid yang dapat diamati adalah konstipasi, lidah besar, kulit kering, hernia umbilical, ubun ubun besar lebar atau terlambat menutup, kutis marmomata, suara serak, bayi kurang aktif. b. Penampilan fisik sekilas seperti sindroma do%n , namun pada sindroma do%n bayi lebih aktif. c. Pada saat ditemukan pasien pada umumnya tampak pucat.
d. Pada anak yang lebih besar mungkin ditemukan %ajah bodoh,

lidah membesar, retardasi pertumbuhan dan tanda5tanda retardasi mental. Pada remaja, pubertas prekok dapat terjadi, dan mungkin ada pembesaran sella tursika di samping postur tubuh pendek 2.+.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan fungsi tiroid *2 dan *&H dilakukan untuk memastikan diagnosis, apabila ditemukan kadar *2 rendah disertai kadar *&H yang meningkat, maka diagnosis dapat ditegakkan. Eilai cut5off adalah $3M.Cml. (ila nilai *&H P$3M.Cml dianggap normal? kadar *&H :36 M.Cml dianggap abnormal dan perlu pemeriksaan klinis dan pemeriksaan *&H dan *2 plasma. (ila kadar *&H tinggi : 26 M.Cml dan *2 rendah, P 7 MgCml, bayi diberi terapi tiroksin dan dilakukan pemeriksaan

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $1

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

lebih lanjut. (ayi dengan kadar *&H diantara $3536 M.Cml, dilakukan pemeriksaan ulang $5' minggu kemudian.' b. Pemeriksaan darah perifer lengkap c. Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi perlu diperiksa antibody antitiroid. -adar *(" diperiksa bila ada dugaan defisiensi *(" yaitu bila dengan hormone tiroid tidak ada respon. 2.+.4 PEMERIKSAAN RADI'L'GI a. @olor Doppler ultrasonografi , tidak menggunakan radiasi, prosedur ini merupakan alternative pertama yang dianjurkan untuk pencitraan tiroid b. (one age c. .ntuk menentukan penyebabnya maka dilakukan pemeriksaan sintigrafi kelenjar tiroid. Pada kasus hipotiroidisme didapat, kombinasi #*2 atau #*2! serum yang rendah dan *&H serum meningkat adalah diagnostik adanya hipotiroidisme primer. -adar *' bervariasi dan dapat berada dalam batas normal. .ji positif terhadap autoantibodi tiroid mengarah tiroiditis Hashimoto yang mendasari. Pada pasien dengan miksedema hipofisis, #*2 atau #*2 akan rendah tapi *&H serum tidak akan meningkat. -emudian mungkin perlu membedakan penyakit hipofisis dari hipotalamus, dan untuk hal ini uji *&H paling membantu. *idak adanya respons *&H terhadap *)H menunjukkan adanya defisiensi hipofisis. )espon parsial atau FnormalF menunjukkan bah%a fungsi hipofisis intak tapi bah%a defek ada pada sekresi *)H hipotalamus. Pasien mungkin mendapatkan terapi tiroid (levotiroksin atau tablet tiroid kering ketika pertama kali kita jumpai.3 -elenjar tiroid yang teraba atau membesar dan uji positif terhadap autoantibody tiroid akan mengarahkan pada adanya tiroiditis Hashimoto yang mendasari, pada kasus mana terapi harus diteruskan. Lika antibodi tidak ada, terapi

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $$

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

harus dihentikan selama 7 minggu. ,asa penghentian 7 minggu diperlukan karena %aktu paruh tiroksin cukup panjang (< hari dan memungkinkan kelenjar tiroid penyembuhan kembali setelah penekanan yang cukup lama. Pada individu hipotiroid, *&H menjadi jelas meningkat pada 357 minggu dan *2 tetap normal, kemudian keduanya normal setelah 7 minggu pada penga%asan eutiroid. "ambaran klinis miksedema yang lengkap biasanya cukup jelas, tapi gejala gejala dan tanda5tanda hipotiroidisme ringan dapat sangat tidak jelas. Pasien dengan hipotiroidisme akan datang dengan gambaran tak la>im + neurasthenia dengan gejala kram otot, parestesia, dan kelemahan? anemia? gangguan fungsi reproduksi, termasuk infertilitas, keterlambatan pubertas atau menoragia? edema idiopatik, efusi pleurokardial? pertumbuhan terhambat? obstipasi? rinitis kronis atau suara parau karena edema mukosa nasal atau pita suara? dan depresi berat. yang terus berlanjut menjadi ketidakstabilan emosional atau bahkan jelas5jelas psikosa paranoid. Pada kasus s eperti ini, pemeriksaan diagnostik akan memastikan atau menyingkirkan hipotiroid sebagai faktor penunjang.

Diagnosis hipotiroidisme didapat. *iroksin bebas (#*2 maupun indeks tiroksin bebas (#*2! dapat bersama *&H untuk penilaian.3

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $'

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

BAB III PEMBAHASAN

3.1

SKRINING HIP'TIR'ID K'NGENITAL Aksis hipotalamus hipofisis tiroid pada janin mulai berfungsi pada

pertengahan kehamilan dan mulai mtaur pada saat dilahirkan aterm. (ila terjadi hipotiroidisme pada janin terjadi efek yang tidak menguntungkan pada beberapa sistem organ, termasuk sistem syaraf pusat dan tulang. Eamun demikian, sebagian besar bayi hipotiroidisme congenital pada saat lahir tampak normal. Data terakhir mendukung bah%a hipotiroidisme pada janin diproteksi oleh adanya transfer hormone tiroid dari ibu melalui plasenta. -adar serum tiroksin (*2 dalam darah tali pusat janin atiroid kira5 kira 1C' kadar ibunya. Pada penelitian hipotiroidisme pada binatang dapat menunjukkan adanya kenaikan kadar iodotiroksin deidonase otak. Hn>im ini mengkonversi *2 menjadi *'. Pada janin hipotiroid kenaikan en>im yang bekerja pada *2 yang berasal dari ibu cukup untuk memproduksi kadar *' di otak mendekati normal, sehingga deteksi dan terapi dini hipotiroidisme kongenital potensial dapat mengembalikan hipotiroid pada janin secara total pada hamper semua kasus, kecuali pada kasus sangat berat, misalnya pada bayi atirotik yang lahir dari ibu dengan problem tiroid sehingga menyebabkan transfer hormone tiroid melalui plasenta tidak adekuat. &ejak berkembangnya program skrining ini di 9uebe4 dan Pitsburg pada tahun 1;<2 $;, skrining Hipotiroidime -ongenital ini menjadi rutin dan sangat penting untuk Eegara sedang berkembang di seluruh dunia dan Eegara5Eegara sedang berkembang di Hropa *imur, Amerika &elatan, termasuk Asia dan Afrika. Di amerika .tara diperkirakan lebih dari 3 juta bayi baru lahir dilakukan skrining, kira5kira 1266 bayi Hipotiroidisme -ongenital terdeteksi setiap tahun. Program skrining disamping menguntungkan juga menghasilkanm informasi baru tentang epidemiologi, patofoisiologi, diagnosis dan pengobatan penyakit tiroid pada bayi dan anak. Dalam periode tersebut terjadi implementasi dan berkembangnya program skrining, termasuk pendekatan skrining yang optimal, pemantauan bayi dengan Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $2

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

*2 rendah dan *&H

normal yang didapatkan pada saat skrining, peran

autoimunitas sebagai etiologi dari penyakit, dan pengobatan optimal yang diberikan sehingga anak dapat berkembang normal bila penyakitnya terdereksi dini. &eperti diketahui hipotiroidisme dapat menyebabkan retardasi mental, kecuali apabila mendapatkan pengobatan sebelum usia dua minggu, karena sebagai besar hipotiroidisme kongenital tidak dapat dideteksi secara klinis pada saat lahir, maka diperlukan program skrining. &krining hipotiroidime kongenital dilakukan dengan mengambil tetesan darah bayi pada usia 152 hari, bila tidak ada hambatan sebaiknya tetes darah diambil pada hari 253 diteteskan pada kertas filter kering, kemudian sampel dikirim ke lab yang sudah ditentukan. .ji saring hipotiroid dapat dilakukan dengan cara +7 1 Pemeriksaan primer *&H dengan sample darah dari tali pusat, dengan nilai cut off $3 B.Cml. *es ini dilakukan saat pemotongan tali pusat, ditampung dalam tabung dan diperiksa di laboratorium. @ara ini mudah, tidak membutuhkan pelatihan khusus dan tidak invasive, tetapi kerugiannya tidak praktis untuk mass screening programme, false positif tinggi. $ Pemeriksaan primer *&H dengan sample darah dari tumit bayi (heel prick dengan nilai cut off $6 B.Cml. tes ini dilakukan pada hari ke5' sampai hari ke57 setelah lahir. -emudian diteteskan di kertas saring, dikeringkan dalam suhu kamar, dan dikirim ke laboratorium. @ara ini membutuhkan pelatihan khusus dan secara invasive tetapi false positifnya rendah. Di daerah defisiensi iodium, meskipun hipotiroid kongenital endemis mudah dikenali karena adanya goiter, tes uji saring bisa memberikan informasi tingkat keparahan kegagalan fungsi tiroid, selain itu juga dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan program penanggulangan "A-!.

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $3

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

Ada 2 strategi skrining untuk mendeteksi Hipotiroidisme kongenital +16 a. P"m")i&#aan a<al T49 bila &ada) T4 )"nda$ dii&!%i d"n an ,"m")i&#aan TSH &ebagian besar program di Amerika .tara menggunakan pendekatan ini. Pertama diambil tetes darah dengan kertas filter untuk pemeriksaan kadar *2, diikuti dengan pemeriksaan kadar *&H bila kadar *2 rendah. (ila kadar *2 rendah dan *&H : 26m.C1, harus dipertimbangkan hipotiroid kongenital dan harus segera dilakukan tes konfirmasi. Pemberian pengobatan tidak usah menunggu hasil tes konfirmasi. (ila *&H meningkat namun P26 m.C1, harus dilakukan pemeriksaan ulang dengan sampel baru. -ira5kira 16= bayi hipotiroidisme kongenital didapatkan kadar *&H antara $6526 m.C1. Dengan melihat kadar *2, maka dapat mengidentifikasi bayi dengan defisiensi *(" atau hipotiroidisme hipotalamus5hipofisis (-adar *2 rendah atau normal rendah dengan kadar *&H normal . (ila didapatkan kadar *2 tinggi juga dapat mengidentifikasi bayi dengan hipertiroksinemia. .ntuk memastikan identifikasi bayi dengan hipotirodisme kongenital didapatkan kadar *2 normal rendah dan kadar *&H tinggi. b. P"m")i&#aan a<al TSH dii&!%i d"n an ,"m")i&#aan T4 bilamana &ada) TSH %in i. &ebagian besar dilakukan di Hropa dan Lepang, pertama tama diperiksa *&H, bila *&H nya tinggi maka periksa *2. dengan metode ini bayi dengan defisiensi *(", hipotiroidisme hipotalamus hipofisis dan hipotiroksinemia dengan kelambatan kenaikan *&H tidak dapat dideteksi. Pada penelitian di 9uebec yang membandingkan pemeriksaan *2 dan *&H bersama sama , dari ;'.666 bayi yang diskrining pemeriksaan *&H dua kasus hipotiroid kongenital yang didiagnosis salah dapat dideteksi dengan pemeriksaan pertama *2.

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $7

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

8. K*mbina#i P"m")i&#aan T4 dan TSH Dalam beberapa tahun kedepan metoda pemeriksaan *2 dan *&h secara simultan dapat dilakukan. ,etode ini paling ideal, sehingga dapat cepat dibuat dalam %aktu 28 jam tanpa keterlambatan pengobatan. d. K*mbina#i T4 > TSH > TBG -ampers, dkk ($667 dalam penelitiannya antara 1 April $66$ sampai '1 ,ei $662 yang melibattkan 2'6.<72 bayi dilakukan skrining ini dan dapat disimpulkan bah%a dengan metode ini sangat efisien untuk hipotiroid kongenital %alaupun pada metode ini terdapat hasil positif palsu pada penyakit berat dan defisiensi *(", dengan tambahan pemeriksaan *(" biayanya tidak mahal. Eamun demikian dokter harus %aspada akan keterbatasan masing masing metoda skrining, %alaupun tidak ada kesalahan teknik dan kesalahan manusia, penelitian sebelumnya mendapatkan kira kira 3 Q 16 = bayi hipotiroisme kongenital kadar hormonnya didapatkan normal. Ha#il S&)inin dan Tinda& Lan(!%11 &etelah ada hasil pemeriksaan dari otoritas atau lembaga laboratorium yang melakukan tes, mereka bertanggung ja%ab mengirimkan kembali hasil tes skrining pada dokter atau rumah sakit yang melakukan skrining. Dianjurkan hasil tes skrining dimasukkan ke dalam catatan medik pasien. (ila ditemukan hasil penyaringan abnormal, dokter penganggung ja%ab harus segera diberitahu agar dapat melakukan tindak lanjut. Lika dokter yang mera%at tidak ada atau tidak dapat menemukan bayi tersebut, maka harus segera memberitahu pada laboratorium skrining. Dalam keadaan seperti ini, dinas kesehatan setempat seringkali dapat membantu menemukan alamat bayi tersebut untuk memastikan bah%a mereka tidak hilang untuk dilakukan tindak lanjtu. &etelah ada hasil maka diterapkan algoritme sesuai dengan yang dianjurkan oleh AAP (The American Academy of Pediatrics . Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $<

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

a. -adar *2 normal )entang normal kadar *2 dan nilai batas persentil kadar *2 untuk dilakukan pemeriksaan *&H, biasanya ditetapkan oleh masing5masing program skrining. &ebagian besar memilih menggunakan persentil ke516 sebagai nilai batas untuk pemeriksaan kadar *&H, dan sebagian besar program tidak melaporkan bila kadar *2 rendah dan *&H normal. &eperti dijelaskan sebelumnya, dalam program skrining rutin yang spesimen kedua diperoleh saat bayi berusia antara $ sampai 7 bulan, menunjukkan bah%a didapatkan sekitar 16= bayi hipotiroid %alaupun pada skrining kadar *2 dalam kisaran normal, baik dengan kadar *&H tinggi atau yang a%alnya rendah dan kenaikan kadar *&- terlambat, bayi ini tidak ditemukan pada skrining a%al. (ayi hipotiroidisme mungkin tidak semuanya dapat ditemukan dengan program skrining, sehingga harus dilakukan pemeriksaan ulang pada masa bayi bila terdaat kecurigaan klinis hipotiroid atau dishormonogenesis familial. b. -adar *2 rendah dan kadar *&H tinggi &emua bayi dengan kadar *2 rendah dan *&H lebih dari 26 m.C1, dipertimbangkan sebagai hipotiroidisme primer sampai dibuktkan sebaliknya. (ayi harus segera diperiksa secepatnya dan dikerjakan tes konfirmasi untuk menegakkan diagnosis. Pada kasus dengan kadar *&H hanya meningkat sedikit, antara $6526 m.C1, spesimen harus diperiksa ulang. &ebagian kecil bayi dengan hasil skrining abnormal merupakan hipotiroidisme transien yang dapat dilihat pada hasil konfirmasi laboratorium pada pemantauan selanjutnya. -arena hipotiroidisme transien tidak ditemukan pada semua bayi, maka pengobatan a%al diberikan sama dengan bayi hipotiroidisme kongenital menetap. &ehingga sangat penting untuk menentukan apakah pengobatan hanya diberikan sementara %aktu atau harus diberikan selama hidup, karena pada hipotiroidisme transien biasanya kadar *2 dan *&H kembali normal antara 15' minggu sesudah lahir tanpa pengobatan. Eamun untuk bayi yang sangat kecil (eOtreme preterm infant dianjurkan untuk diberikan terapi Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $8

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

substitusi, namun harus dipantau kadar *' dan *&Hnya untuk menghindari tersupresinya jaras hipotalamus5hipofisis5tiroid karena kelebihan pemberian *2. c. -adar *2 rendah dan kadar *&H normal (ayi dengan kadar *2 rendah (biasanya kurang dari 16 pgCd1 , tetapi kadar *&H normal, jarang menderita insufisiensi tiroid. -asus seperti ini dapat terjadi pada '53= bayi baru lahir, hal ini akibat imaturitas hipotalamus (khususnya pada bayi premature . -eadaan ini juga dapat sebagai akibat dari gangguan Jprotein bindingK seperti pada defisiensi *(" dan hipotiroidisme hipotalamus5hipofisis atau pada hipotiroidisme primer pada bayi dengan kelambatan kenaikan kadar *&H. (ayi baru lahir atau bayi sakit didapatkan nilai laboratorium yang tidak menentu. Apabila dalam program skrining didapatkan hasil *2 rendah dan *&H normal, masih belum jelas consensus untuk tindak lanjutnya. (eberapa program 1 . tidak mengambil tindakan apa5apa, $ memantau dengan kertas saring untuk skrining tes sampai kadar *2 menjadi normal, ' mengulang pemeriksaan kadar *2 bebas dan *&H, kadang disertai dengan pemeriksaan kadar *(", *2 bebas atau hanya *(" saja. .mumnya sebagian besar bayi dengan *2 rendah dan *&H normal, pada pemeriksaan selanjutnya hasilnya normal. Pengobatan bayi ini (kecuali pada hipotiroidisme hipofisis atau kelambatan kenaikan *&H , jarang diberikan tiroksin, dan bila diberikan lebih banyak kerugiannya daripada keuntungannya. d. *2 rendah dan *&H kenaikannya terlambat &aat ini sudah banyak bukti bah%a bayi dengan hipotiroidisme kongenital dapat dilahirkan dengan kadar *2 rendah dan kadar *&H dalam rentang normal. -adar serum *&H pada bayi ini meningkat dalam minggu pertama kehidupan menuju ke kadar yang khas untuk hipotiroidisme primer. Hal ini tidak jelas, apakah bayi dengan kelambatan kenaikan kadar *&H menderita kelainan pada mekanisme umpan balik hipofisis5tiroid, atau Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page $;

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

merupakan petanda a%al bentuk hipotiroidisme didapat. Hal ini sangat penting sehingga bayi dengan kadar *2 yang jelas rendah (misalnya kurang dari 'pgCd1 atau '; nmolC1 atau bayi dengan tanda5tanda yang menyokong hipotiroidisme, skrining harus diulang, karena ini merupakan petunjuk mungkin adanya kesalahan dalam skrining pertama, dan harus diulang pada usia $57 minggu. Dalaupun perbaikan deteksi bermakna dengan pemeriksaan rutin dan spesimen kedua pada usia $57 minggi, sebagian besar program tidak menetapkan pemeriksaan rutin skrining kedua karena 1 . meningkatkan biaya skrining, $ . hasil kasusnya relative rendah, ' . perpindahan dan berkurangnya personil kunci, 2 tidak dapat mengimplementasikan program baru, dan 3 . prognosis yang meragukan dari kelompok tersebut.16,11

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '6

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

Al *)i%m" #&)inin $i,*%i)*id &*n "ni%al1?

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '1

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

3.2

TERAPI HIP'TIR'ID

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '$

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

Pengobatan hipotiroid adalah dengan memberikan penggantian hormon tiroid yang kurang dengan tablet hormon tiroid sintetik, disebut levotiroksin atau 15tiroksin(15*2 setiap hari. hormon sintetik ini khasiatnya sama seperti hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Pada pemberian dengan dosis yang benar, tidak ada efek samping dari pengobatan dengan hormon tiroid buatan. Pada hipotiroid kongenital yang permanen yang merupakan penyebab tersering hipotiroid kongenital, kekurangan hormon tiroid tidak dapat dicegah namun gejala akibat kekurangan hormon tiroid dapat dicegah dengan pemberian pengganti atau suplemen hormon tiroid dalam bentuk tablet. Pemberian obat ini harus dimulai sedini mungkin (usia P 1 bulan dan diberikan seumur hidup, terutama pada usia 65' tahun. Dengan pemberian hormon tiroid yang teratur dan terkontrol, anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal. *ujuan dari pengobatan yaitu mengembalikan secepatnya kadar *2 serum normal, harus dihindari timbulnya hipotiroidisme, namun harus merangsang pertumbuhan dan perkembangan kembali normal. &etelah didiagnosis segera berikan pengobatan dengan 15*2 16 Q 13 MgC kg(( agar *2 kembali secepatnya. (ayi dengan hipotiroid kompensasi dapat dimulai dari dosis rendah, sedang hipotiroidisme berat (kadar t2 P 3 BgC1 atau 72 nmolC1 seperti pada agenesis tiroid harus dimulai dengan dosis tinggi 13 MgC kg((. Dengan dosis yang diberikan diatas, sebagian besar bayi kadar *2 serum kembali normal dalam %aktu satu minggu dan *&H dalam %aktu satu bulan.11 Tab"l /. Dosis 15*iroksin pada hipotiroid kongenital.' Um!) 65' bulan '57 bulan 751$ bulan 153 tahun $51$ tahun :1$tahun D*#i# 6 4K BB4$a)i 16513 8516 758 357 253 $5'

Hormon tiroid dapat dicampur dengan sari buah atau susu formula tetapi harus diminum habis, tidak boleh diberikan bersama dengan bahan5bahan yang menghambat penyerapan, seperti besi, kedelai atau serat. (eberapa bayi dapat Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page ''

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

menelan tablet utuh atau dikunyah dengan air liurnya sebelum bayi mempunyai gigi. /bat dalam bentuk cairan tidak stabil sehingga sebaiknya tidak digunakan. )ekomendasi saat ini yang dianjurkan adalah mengulang pemeriksaan kadar *2 dan *&H pada $ dan 2 minggu sesudah pengobatan dengan 15thyroksin, setiap 1 Q $ bulan dalam 1 tahun pertama pengobatan, setiap $ 5' bulan pada usia 1 Q ' tahun, setelah itu setiap '51$ bulan sampai pertumbuhan selesai.7,16,11 .ntuk hipotiroid kongenital yang sementara (transient sebenarnya tidak diperlukan pengobatan karena fungsi dari kelenjar tiroid akan kembali normal setelah lahir dalam %aktu yang bervariasi tergantung penyebabnya. Eamun kadang diperlukan pengobatan untuk masa yang bervariasi karena kadang sulit diketahui apakah ini tergolong sementara atau permanen pada a%al kelahiran, sehingga pengobatan tetap diberikan. Pada bayi hipotiroid yang pada saat lahir dasar kelainan organiknya tidak jelas dan yang dicurigai hipotiroidisme transien, maka penghentian pengobatan dapat dicoba setelah usia ' tahun, pada masa tersebut maturasi otak sudah tidak tergantung hormone tiroid. Pada bayi premature, hal yang perlu dipertimbangkan pada usia kehamilannya kurang dari $< minggu dengan *2 rendah dan *&H tinggi diberikan pengobatan dengan dosis 8 ugCkg((Chari.7 Hipotiroidisme kongenital pada anak yang sudah besar, tidak terlalu penting untuk diberikan pengobatan secepatnya. Pada pasien yang benar5benar hipotiroidisme berat dan telah berlangsung lama, bila diberikan pengobatan untuk menormalkan keadaan aktivitas yang diba%ah normal ini secepatnya, akan terjadi efek samping yang tidak diinginkan (kemunduran prestasi sekolah, perhatiannya cepat berpindah, hiperaktif, insomnia, kelainan tingkah laku , sehingga pengobatan harus diberikan dengan dosis kecil dinaikkan perlahan5lahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Pada anak hipotiroidisme berat, harus diamati secara ketat keluha5keluhan sakit kepala yang hebat pada a%al pengobatan, karena %alaupun jarang dapat terjadi pseudotumor serebri. &ebaliknya pada anak dengan hipotiroidisme ringan pemberian dosis penih dapat diberikan tanpa resiko dan tidak ada konsekuensi efek yang merugikan. Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '2

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

Pengobatan pada anak hipotiroidisme kompensasi (*2 normal dan *&H meningkat masih kontroversi. (eberapa dokter mengobati semua pasien dengan keadaan seperti ini, sedang dokter lain mengulang pemeriksaan fungsi tiroid dalam '57 bulan sebelum diberikan pengobatan karena kemungkinan kelainan tiroidnya transien. Pengobatan dianjurkan untuk mengurangi gejala dan menghindari resiko melanjutnya penyakit menjadi hipotiroidisme yang lebih berat. Pengobatan pada anak usia 153 tahun dengan dosis 166 MgCm$ atau 257 BgCkg((, pada usia 7516 tahun dengan dosis '52 MgCkg((, dan pada usia 11 tahun atau lebih dengan dosis $5' BgCkg((. Pada pasien dengan goiter dapat diberikan dosis tinggi untuk menekan *&H agar tetap dalam rentang normal rendah (6,' 5 1 m.C1 sehingga meminimalkan efek goiterogenik. .ntuk pasien dengan resisten hormone tirois pengobatannya masih kontroversial.7 &etelah anak mendapat dosis yang dianjurkan selama paling sedikit 758 minggu, pemeriksaan kadar *2 dan *&H harus diulang. Apabila telah dicapai keadaan eutiroid, pasien harus selalu dipantau setiap 751$ bulan. Harus diberikan perhatian penuh pada pertumbuhan dan umur tulang. (eberapa anak dengan hipotiroidisme berat dan sudah berlangsung lama, mungkin tidak dapat mencapai potensi tinggi de%asa %alaupun diberikan terapi yang optimal, sehingga perlu ditekankan pentingnya diagnosis dan pengobatan a%al. Pengobatan biasanya dilanjutkan dalam %aktu yang tidak terbatas. *idak dilaporkan adanya alergi terhadap levotiroksin murni, %alau mungkin pada pasien timbul alergi terhadap pe%arna atau beberapa komponen tablet. )eaksi toksik utama kelebihan levotiroksin adalah gejala5gejala hipotiroidisme55 terutama gejala5gejala jantung55dan osteoporosis. "ejala tirotoksik pada jantung adalah aritmia, khususnya, takikardia atrial proksimal atau fibrilasi. !nsomnia, tremor, gelisah, dan panas berlebih juga dapat mengganggu. Dengan mudah dosis harian levotiroksin ditiadakan untuk ' hari dan kemudian penurunan dosis mengatasi masalah ini. Peningkatan resorbsi tulang dan osteoporosis berat telah dikaitkan dengan

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '3

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

hipertiroidisme yang berlangsung lama dan akan timbul pada pasien yang diobati dengan levotiroksin jangka lama. Hal ini dapat dicegah dengan pemantauan teratur dan dengan mempertahankan kadar normal serum #*2 dan *&H pada pasien yang mendapat terapi penggantian jangka panjang. Pada pasien yang mendapat terapi supresi *&H untuk goiter nodular atau kanker tiroid, jika #*2! atau #*2 dijaga pada batas normal atas, %alau jika *&H disupresi55 efek sampingterapi *2 pada tulang akan minimal.

BAB I@ KESIMPULAN

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '7

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

Disfungsi tiroid pada bayi dan anak berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, juga dapat berakibat kelainan metabolic yang ditemukan pada masa de%asa, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid bergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi atau anak. Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati, maka dapat menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap. !ni menunjukkan betapa pentingnya peran hormone tiroid dalam kehidupan pada perkembangan otak saat tersebut. &etelah usia ' tahun, pada saat tersebut sebagian besar perkembangan otak yang bergantung hormone tiroid sudah lengkap, hipotiroidisme pada saat ini mengakibatkan pertumbuhan lambat dan kelambatan maturasi tulang, tetapi biasanya tidak menetap dan tidak berpengaruh menetap pada perkembangan kognitif dan neurologik.

DAFTAR PUSTAKA

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '<

Pembimbing : Dr reni suryanti sp.A Dr nanda susanti sp.A Dr nuchsan umar lubis sp.A

1. (ettendorf ,. Thyroid disorders in children from birth to adolescence. Hur L Eucl ,ed. $66$?$;+&2'; 5 &27. $. /gilvy5&tuart A1. Neonatal thyroid disorders. Arch Dis @hild #etal Eeonatal. $668?8<+#173 5 #<1. '. #ai>i ,. Hipotiroid. %%%.pediatrik.com. $66;. diakses tanggal $8 Agustus $616. 2. Digeorge, A. Hipotiroidisme. Eelson !lmu -esehatan Anak. Hdisi 13. Gol. '. Lakarta + H"@. $666? Hlm 1;'<51;22. 3. An%ar, ). Fungsi dan Kelainan Kelenjar Tiroid. ,akalah Hndokrinologi. (andung + #- .EPAD. $66<. 7. &usanto, ). Kelainan Tiroid masa ayi! *hyroidology .pdate. &emarang + (ag. !lmu -esehatan Anak )& dr. -ariadi. $66;. <. "uyton, A., Hall, L. Hormon "etabolik Tiroid. (uku Ajar #isiologi -edokteran. Hdisi ;. Lakarta + H"@. 1;;<? Hlm 118;51$61. 8. )aven, P. Anatomi "anusia. Atlas Anatomi# $akarta % &jambatan# '(()! ;. Postellon,D. *ongenital Hypothyroidism. Hmedicine article. %%%.emedicine.com. $616 diakses tanggal $8 Agustus $616. 16. )ose, &.). +pdate Ne,born Screening and Therapy for *ongenital Hypothyroidism. /ff. L of AAP. Pediatrics. $667? 11<?$$;65$'6'. 11. Lain, G.dkk. *ongenital Hypothyroidism. A!!,&5E!@. Protocols. All !ndia !nstitute of ,ed. &cience. $668.

Vachroul rauzi s.ked Ratih purwasari s.ked Indri sulastri s.ked

Page '8

You might also like