Professional Documents
Culture Documents
Dr.dr.Sutoto,M.Kes**
*Disampaikan Pada Seminar Persi Jatim dan Surabaya Hospital Expo, Surabaya April 2012 **Ketua Umum PERSI Pusat
POKOK BAHASAN
POIN PENTING UU BPJS TENTANG UNIVERSAL HEALTH INSURANCE COVERAGE TANTANGAN DAN PELUANG DALAM UNIVERSAL HEALTH INSURANCE COVERAGE UPAYA PERSI MENGHADAPI PENERAPAN UU BPJS
kepada Presiden
BPJS Kesehatan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014, semua
PT. Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Jan 2014. Semua pegawai PT. Jamsostek (Persero) menjadi pegawai BPJS
Lanjutan
BPJS berwenang menagih iuran, menempatkan dana, melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan pemberi kerja, mengenakan
sanksi administrasi kepada Peserta dan pemberi kerja Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta Program Jaminan Sosial Sangsi adminstratif yang dapat dilakukan oleh BPJS: teguran tertulis dan denda
PT ASKES MENJADI BPJS KESEHATAN BPJS SEBAGAI PEMBELI TUNGGAL MONOPSONI MONOPSONI adalah: keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
UU SJSN
Pasal 24 1. Besarnya pembayaran kepada FASKES (fasilitas kesehatan) untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara BPJS dan asosiasi FASKES di wilayah tersebut. 2. BPJS wajib membayar FASKES atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak permintaan pembayaran diterima. 3. BPJS mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Pasal 23
1. Manfaat jaminan kesehatan diberikan pada FASKES
Pemerintah atau swasta yang menjalin kerjasama dengan BPJS 2. Dalam keadaan darurat , pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan pada FASKES yang tidak menjalin kerja sama dengan BPJS 3. Dalam hal di suatu daerah belum tersedia FASKES yg memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medik sejumlah peserta, BPJS wajib memberikan Kompensasi. 4. Rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di RS diberikan berdasarkan kelas standar. 5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Perpres
memungut iuran yang menjadi beban peserta dari pekerjanya dan menyetorkannya kepada BPJS RS sebagai Pemberi kerja wajib membayar dan menyetor iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada BPJS.
Peraturan Per Undang-undangan Yang Terkait BPJS dan SJSN 2. Terlibat Secara Langsung Dalam Penyusunan Pola Tarif BPJS 3. Meningkatkan Lobby Ke Pemerintah Untuk Mendapat Keringanan Pajak Bagi RS Serta Pajak Obat Obatan Dan Pajak Alkes 4. Terlibat Dalam Sosialisasi UU SJSN Maupun UU BPJS perumah skitan di Indonesiua dapat melakukan antisipasi
12
Lanjutan.
5. Memberikan bekal bagi PERSI daerah dalam melakukan negosiasi tarif dengan BPJS 6. Menjembatani kepentingan RS dan BPJS serta masyarakat dlm berbagai masalah yg muncul dlm pelaksanaan UUBPJS 7. Melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program BPJS untuk memberi masukan kepada DJSN guna perbaikan kebijakan