You are on page 1of 32

Dermatitis Peradangan epidermis dan dermis (epidermo-dermatitis) yg tdk disebabkan oleh mikroorganisme Dermatitis Atopik Dermatitis Kontak Dermatitis

tis Seboroik Dermatitis Stasis Neurodermatitis Dermatitis Numularis Dishidrosis Dermatitis Asteatotik Dermatitis Ekzematoid Infeksiosa

Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Wanita > laki-laki DKI > DKI dengan presentasi 80% : 20%

Dermatitis Kontak

DK Alergi (DKA)

DK Iritan (DKI)

DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)

DKA merupakan suatu peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi (Siregar, 2004).

Alergen: Paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut bahan kimia sederhana

Faktor Eksternal: Potensi sensitisasi alergen Dosis per unit area Luas daerah yang terkena Lama pajanan Oklusi Suhu dan kelembaban lingkungan Vehikulum pH

Faktor Internal: Keadaan kulit pada lokasi kontak Status imunologik Genetik Status higinitas dan gizi

Kejadian DKA di Amerika Serikat terhitung sebesar 7%

dari penyakit yang terkait dengan pekerjaan. Perempuan (18,8%) > laki-laki (11,5%)(Belsito, 2003). Individu yang lebih muda (18 sampai 25 tahun) memiliki onset lebih cepat dan resolusi cepat untuk terjadi dermatitis dibandingkan orang tua (Belsito, 2003).

ANAMNESIS Penderita umumnya mengeluh gatal. Riwayat kontak dengan kontaktan yang menimbulkan alergi Riwayat pekerjaan Obat topikal yang pernah digunakan, obat sistemik, kosmetika, bahan-bahan yang diketahui menimbulkan alergi Penyakit kulit yang pernah dialami Riwayat atopi, baik dari yang bersangkutan

PEMERIKSAAN FISIK Penampilan klinis DKA dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan durasi. Erupsi akut: macula dan papula eritema, vesikel, atau bula, tergantung pada intensitas dari respon alergi. Batas-batas umumnya tidak tegas. Fase subakut: vesikel kurang menonjol, dan pengerasan kulit, skala, dan lichenifikasi dini bisa saja terjadi. DKA kronis: hampir semua kulit muncul scaling, lichenifikasi, dermatitis yang pecah-

PEMERIKSAAN PENUNJANG Uji Tempel Histopatologi

Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Dermatitis Atopi Dermatitis numularis

infeksi kulit sekunder oleh bakteri terutama Staphylococcus aureus, jamur, atau virus misalnya herpes simpleks eritema multiforme (lecet) akibat garukan Neurodermatitis

Pencegahan :

Identifikasi agen penyebabnya Menghindari agen penyebab Memakai alat pelindung diri (pekerjaan yang berhubungan dengan agen penyebab) Akut (luka basah oozing) kompres basah
Burowi solution 1/20 1/40 Permanganate 1/10.000

Topikal

dilanjutkan dg pemberian steroid topikal.

Kronik steroid topikal moderat

Sistemik

Gatal hebat antihistamin

Lesi berat & luas steroid sistemik

Prognosis dermatitis kontak alergi umumnya baik, sejauh bahan kontaknya dapat disingkirkan.

DERMATITIS KONTAK IRITAN (DKI)

Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan kulit sebagai respon agen eksternal atau iritan tanpa keterlibatan sel T, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi (Sularsito & Djuanda, 2007; English, 2004)

Dermatitis kontak iritan merupakan penyakit yang sering dijumpai sebagai occupational skin disease (Sularsito & Djuanda, 2007; English, 2004). Namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh. Diperkirakan angka kejadiannya kurang lebih 40% dari seleuruh penyakit akibat kerja (Hogan, 2013). Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Pada pekerja, umumnya pekerjaan yang berhubungan dengan kerja basah. Dermatitis kontak iritan juga dapat meningkatkan risiko terkena dermatitis kontak alergi.

Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis. Onset gejala : menit sampai jam DKI akut. 8-24 jam Acute delayed irritant minggu dermatitis kontak iritan kumulatif Pada pasien ini didapati gatal, nyeri, yang disebabkan oleh kulit hiperkeratotik. nyeri, rasa terbakar, atau tidak nyaman mendahului rasa gatal.

Dua kriteria subjektif: 1. paparan dalam 2 minggu 2. adanya keluarga atau teman kerja yang mempunyai keluhan sama.

Rietschel dan Fowler mengajukan penegakan diagnosis untuk dermatitis kontak iritan sebagai berikut:
1. 2. 3. 4.

Macula eritematosa, hyperkeratosis, atau fisura mendominasi vesikulasi Kering atau glazed pada epidermis Proses penyembuhan dimulai dengan penghindaran agen Hasil negative pada tes patch (Hogan, 2013)

1.

Kriteria objektif minor dermatitis kontak iritan, yaitu Pempunyai gambaran lesi dermatitis

2.
3. 4.

Dripping effect
Tidak mempunyai kecenderungan untuk menyebar Perubahan morfologikal menggambarkan perbedaan konsentrasi atau kontak dengan waktu kerusakan kulit (Hogan, 2013).

Dermatitis Kontak Iritan (DKI) akut, yaitu yang terjadi oleh karena bahan iritan kuat dengan menimbulkan reaksi cepat 12-24 jam pasca kontak iritan tersebut. Contoh: podofilin, antralin, bulu serangga Dermatitis Kontak Iritan (DKI) kronik, yaitu iritan kumulatif yang terus berulang terjadi pada kulit, karena biasanya berkaitan dengan pekerjaan pasien yang terus kontak dengan bahan iritan tersebut.

Pengobatan dermatitis kontak iritan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu menangani kasus aktif dan pencegahan (Hogan, 2013).

PENANGAN AKTIF: Pada kasus aktif kortikosteroid topical, pelembab, sabun Infeksi sekunder antibiotik (English, 2004). penggunaan lotion atau krim untuk mengatasi iritasi direkomendasikan. Pengobatan lini kedua PUVA topical, azathiprone, dan siklosporin digunakan untuk dermatitis kronik resisten (Visscher, Davis, & Wickett, 2009; Bourke, Coulson, & Englisht, 2009).

Mengeliminasi dan mengganti eksposur termasuk, prioritas, substitusi kimia dengan yang kurang iritan. 2. Penggunaan proteksi personal 3. Barrier Cream 4. Krim setelah bekerja 5. Kebersihan dan penggunaan pembersih (Visscher, Davis, & Wickett, 2009).
1.

Infeksi sekunder oleh baktei, seperti

Neurodermatitis Postinflammatory hyperpigmentasi atau hipopigmentasi (Hogan, 2013)

Staphylococcus aureus

Beberapa penelitian menyatakan bahwa dermatitis kontak iritan-okupasional mempunyai prognosis yang buruk hanya 25% sembuh sempurna. Sisanya mempunyai gejala periodik ataupun gejala permanen (English, 2004).

... TERIMA KASIH

You might also like