You are on page 1of 112

i

IMPLEMENTASI DIAGONALISASI MATRIKS


UNTUK MENYELIDIKI PEWARISAN GENOTIP PADA
GENERASI Ke-n


SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam memperoleh gelar Strata Satu
Program Studi Pendidikan Matematika














Oleh :
DEDI HARIYANTO
NIM 105.532

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2014





ii

SKRIPSI

IMPLEMENTASI DIAGONALISASI MATRIKS
UNTUK MENYELIDIKI PEWARISAN GENOTIP PADA
GENERASI Ke-n

Oleh :
DEDI HARIYANTO
NIM 105.532




telah disetujui pada tanggal 05 Maret 2014




Pembimbing



Rohmatul Umami, S.Si, M.Si.




iii

SKRIPSI

IMPLEMENTASI DIAGONALISASI MATRIKS
UNTUK MENYELIDIKI PEWARISAN GENOTIP PADA
GENERASI Ke-n

yang telah dipersiapkan dan disusun oleh

DEDI HARIYANTO
Nim 105.532

Dewan Penguji



Ketua Penguji

Nama

: Edy Setyo Utomo, M. Pd.

Tanda Tangan

............................................

Penguji I

: Rohmatul Umami, S. Si, M.Si.

............................................

Penguji II

: Esty Saraswati. N. H, S.Pd, M.Pd

.....................................

Mengesahkan,
Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika,




Dr. Wiwin Sri Hidayati, M. Pd
NIP. 19730502 200501 2 001





iv

PERSEMBAHAN

Kuingat Engkau di saat malam kian pekat,
Tak ada hasrat untuk lelap dan nyenyak,
Pikiran dan hati hanya tertuju padaMu,
Kaulah yang paling mengerti dan setia mendampingiku,
Kusadari diri ini tak luput dari salah kepadaMu,
Terlalu mudahnya ku tergoda akan indahnya dunia,
Lelah diri mengejar ambisi,
Lemah lunglai saatnya menghampiri jiwa,
Berkali-kali aku terjatuh dan terlelah,
Hingga hampir hilang arah, menyerah dan mengaku kalah,
Aku tak lebih dari jiwa tanpa nyawa,
Ketika ku kembali pada diriMu,
Kuserahkan nasibku yang telah tergores luka,
Kau beri aku kekuatan untuk bangkit dan bersemangat,
Ragu di awal,
Tapi semangat dan nikmat yang berlimpah yang akhirnya Kau berikan,
Kasih sayangMu masih terekam jelas dalam memoriku,
Tiada hari tanpa syukurku padaMu,
Karena Engkau adalah sandaran hatiku,
Hidup matiku kuserahkan padaMu,







v

Dengan cintaMu dan karena kasih sayangMu
Kupersembahkan secuil karya ini
Buat orang-orang tercinta dan tersayang.

Untuk ibuku Minati yang tercinta, yang tidak pernah lelah mendoakanku dari
hari ke hari, hingga air matamu terjatuh mengiringi perjalananku.
Untuk Bapakku Prihastono, yang tak pernah lelah mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan hidupku dari kecil hingga sekarang, dan selalu memberikan
semangat ketikaku rapuh.
Untuk ketiga adikku Dani Aditya Prasetyanto, Septi Ayu Ramadhani dan
Dzakiyya Talita Sakhi, yang selalu mewarnai hari-hariku.
Untuk semua keluargaku yang selalu memotivasi aku.
Untuk ibu Rohmatul Umami, S.Si., M.Si, yang senantiasa membimbingku dalam
pembuatan skripsi.
Untuk semua dosen STKIP PGRI Jombang yang telah mencurahkan ilmunya
kepadaku.
Untuk sahabat-sahabatku Nur Ainni Islamiah, Amy, Muhammad Yusron Ali
yang setia mendampingi dan memberikan pengetahuan serta pengalaman kalian
kepadaku.
Untuk sahabat-sahabat SMAku Da_Fecia, Mbak Qiqi, Mbak Sartika dan Rudi
makasih atas bantuannya
Untuk teman-temanku Evi Novitasari, Icha Wulandari, Sri Fatmawati, Lilin
Ratnasari, M. Abu Amar yang selalu memberi kemudahan aku ketika ku kuliah.
Untuk teman-teman PPL MAN Jombang dan teman-teman KKN SMKN 1
Jombang, terima kasih atas kerjasamanya.
Dan semua yang tak bisa ku sebutkan satu persatu yang selalu memberi suport buat
aku...... Thanks All......





vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji syukur peneliti panjatkan
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi Diaogonalisasi Matriks
untuk Menyelidiki Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah
mengantarkan kita kepada jalan yang benar.
Suatu kebanggaan bagi peneliti karena dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini yang tentunya tidak lepas dari dukungan semangat dan segenap bantuan
dari beberapa pihak, karenanya dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan
banyak terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada :
1. Dr. H. Winardi , S.H, M.Hum , selaku ketua STKIP PGRI Jombang.
2. Dr. Heni Sulistyowati, M. Hum selaku Kepala Pusat Penelitian.
3. Dr. Wiwin Sri Hidayati, S.Pd, M.Pd, selaku ketua Program Pendidikan
Matematika.
4. Rohmatul Umami, S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk untuk membimbing dan mengarahkan peneliti
demi kebaikan isi skripsi.
5. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.




vii

Semoga dengan segenap bantuan yang diberikan kepada peneliti menjadi
amal sholeh dan semoga Allah memberikan balasan yang sepantasnya. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan, seperti pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan penelitian
selanjutnya.
Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan
keilmuan bagi semua para pembaca. Amiin.

Jombang, 05 Maret 2014


Peneliti




viii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
ABSTRAK ................................................................................................. xii
ABSTRACT ............................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Batasan Masalah Penelitian .............................................................. 3
C. Perumusan Masalah Penelitian ........................................................ 3
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
F. Definisi Operasional ........................................................................ 4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Matriks ................................................................... 6
1. Pengertian Matriks ...................................................................... 6
2. Jenis-Jenis Matriks ..................................................................... 8
3. Perkalian Matriks ........................................................................ 12
4. Perpangkatan Matriks dan Polinomial dalam Matriks ................. 13
5. Determinan dan Invers Matriks ................................................... 14
6. Nilai eigen dan Vektor Eigen ...................................................... 17
7. Diagonalisasi Matriks ................................................................. 19
B. Genetika ........................................................................................... 25
1. Jenis-jenis Pewarisan .................................................................. 26




ix

a. Penurunan Autosomal (autosomal inheritance) ........................ 26
b.Penurunan Gonosom ................................................................ 27
2. Kromosom ................................................................................... 29
3. Genetika Mendel ........................................................................ 30
4. Peristiwa Keacakan ..................................................................... 30
a. Perkawinan Satu Sifat Beda (Monohibrid) ............................. 30 30
b. Perkawinan Dua Sifat Beda (Dihibrid) ................................... 32
BAB III : METODE PENULISAN
A. Rancangan Penulisan ........................................................................ 34
B. Objek Penulisan ............................................................................... 34
C. Instrument Penulisan ........................................................................ 35
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 35
E. Analisis Data .................................................................................... 35
F. Prosedur Penelitian ........................................................................... 36
BAB IV: PEMBAHASAN MASALAH
A. Penentuan Distribusi Genotip dari Pewarisan Autosomal ................. 38
B. Implementasi Diagonalisasi Matriks pada Pewarisan Genotip .......... 42
a. Pewarisan Autosomal (autosomal inheritance) ............................. 43
b. Penyakit-penyakit Resesif Autosomal .......................................... 80
BAB IV: PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 92
B. Saran ............................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94
LAMPIRAN ................................................................................................ 95





x

DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Perkawinan Marmut Putih dan Albino
(Monohibrid)
32
2.2 Persilangan Dihibrid 33
4.1 Persilangan Dua Sifat Beda antara Laki-
Laki dan Perempuan Pembawa Penyakit
bagi Warisan Autosomal
39
4.2 Peluang dari Persilangan Dua Individu
Pewarisan Autosomal
40
4.3 Peluang Genotip Persilangan Individu
Normal Heterozigot dengan Individu
carier
43
4.4 Peluang Genotip Persilangan Dihibrid
antara Laki-Laki Penderita dan
Perempuan Normal
81





xi

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Halaman
Lampiran 1 Perhitungan Polinomial, Nilai Eigen, Vektor
Eigen dan Invers Matriks Baru yang
Dibentuk oleh Tabel Peluang Persilangan
Individu Normal Heterozigot dan Carier
dengan Softwere Maple.
95
Lampiran 2 Perhitungan Polinomial, Nilai Eigen, Vektor
Eigen dan Invers Matriks Baru yang
Dibentuk oleh Tabel Peluang Persilangan
Dua Sifat Beda antara Laki-Laki Normal
dan Perempuan Carier dengan Softwere
Maple.
96





xii

ABSTRAK
Hariyanto, Dedi. 2014. Implementasi Diagonalisasi Matriks untuk Menyelidiki
Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n. Dosen pembimbing : Rohmatul
Umami, S.Si, M.Si.

Kata Kunci : matriks, nilai eigen, vektor eigen, diagonalisasi matriks, genotip.

Ilmu matematika dan biologi merupakan ilmu yang selalu berkembang
sejalan perkembangan zaman dan teknologi yang ada. Keduanya saling berkaitan,
salah satu contoh penerapannya adalah diagonalisasi matriks dalam menyelidiki
pewarisan genotip pada generasi ke-n. Adapun rumus yang digunakan adalah

dimana D merupakan matriks diagonal, A merupakan matriks yang


diperoleh dari tabel peluang persilangan genotip, P merupakan matriks yang
tersusun dari vektor eigen yang sesuai dengan nilai-nilai eigen matriks A, dan


adalah matriks invers dari P. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi diagonalisasi matriks pada pewarisan autosomal dan bentuk
persamaan eksplisit dalam fraksi-fraksi dari AABB, AABb, Aabb, AaBB, AaBb,
Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb pada suatu generasi ke-n.

Metode yang digunakan penulis adalah kajian literatur atau metode
penelitian kepustakaan yaitu sebagian besar tugas penulis adalah berada di
perpustakaan untuk mengumpulkan data dari berbagai macam sumber literatur
yakni buku-buku dan jurnal. Selanjutnya penulis melakukan pencarian distribusi
peluang persilangan pewarisan genotip melalui tabel persilangan. Dari tabel
tersebut penulis membentuk matriks A dan kemudian mencari nilai eigen dan
vektor eigen. Hasil dari pencarian vektor eigen maka penulis membentuk matrik
baru yakni matriks P yang kemudian kita cari inversnya. Dengan menggunakan
rumus diagonalisasi maka akan terbentuk persamaan eksplisit yang kemudian dicari
nilainya melalui limit n tak hingga.

Dari hasil perhitungan didapat bahwa pada generasi ke-n, dimana limit n
mendekati tak hingga diperoleh bahwa warisan autosomal dan pewarisan penyakit
terpendam semua turunannya akan normal atau bergenotip AABB, yakni tidak ada
lagi generasi yang menderita atau membawa penyakit.




xiii

ABSTRACT
Hariyanto, Dedi. 2014. Implementation of Matrix Diagonalyzation to Investigate
Genotype Inheritance at n generation. Advisor : Rohmatul Umami, S.Si,
M.Si.

Key Words : matrix, eigen values, eigen vector, matrix diagonalyzation, genotype

Math and biology are developed knowledge that always followed the
development of era and technology. Both ot thein are related each other, such as in
assembling of matrix diagonalization to observ human genotype for generation to-
n. The formula used is

, where D is a diagonal matrix, A is a matrix


derived from crosses genotype odds table, P is a matrix composed of the
eigenvectors corresponding to the eigenvalues of the matrix A, and

is the
inverse matrix of P. The purpose of this study is to investigate the implementation
of the matrix diagonalization autosomal inheritance and explicit form of the
equations in fractions of AABB, AABB, AABB, AABB, AABB, AABB, AABB,
AABB, and AABB at an n-th generation.

The method used is a literature review or research methods literature that
the bulk of writers are in the library is to collect data from various literature sources
namely books and journals. Furthermore, the authors conduct a cross inheritance
genotype distribution opportunities through cross table. From the table, the authors
form a matrix A and then finding eigenvalues and eigenvectors. The results of the
search, the authors eigenvectors forming a new matrix that is the matrix P which we
then find its inverse. By using the diagonalization formula it will form an explicit
equation is then searched its value through an infinite n limit.

From the calculation results obtained that generation to-n, where the limit
n approaches infinity is obtained that autosomal inheritance and latent disease in
autosomal inheritance of all derivatives will be normal or genotype AABB, ie no
more generations suffer or carry disease.

1



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu matematika dan biologi merupakan ilmu yang selalu berkembang
sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang ada. Dimana
berbagai konsep ilmu matematika menjadi alat analisis yang penting di
dalamnya. Salah satunya adalah bahasa matematika yang dapat diterapkan
dalam ilmu biologi yakni genetika.
Genetika (ilmu keturunan) tergolong dalam Ilmu Hayat yang
mempelajari turun temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada
keturunannya (Suryo, 2012). Oleh karena itu manusia ingin mengetahui segala
ihwal mengenai keturunan, manusia juga ingin mengetahui pula rahasia dirinya
sendiri. Penyelidikan pewarisan genotip merupakan aplikasi genotip, dimana
manusia selalu memiliki suatu susunan gen yakni gen dominan dan gen resesif
(sifat yang tidak muncul pada keturunan).
Dalam pewarisan genetika terdapat istilah pewarisan sifat autosomal.
Yakni sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom (kromosom di
luar kromosom seks). Dalam warisan autosomal (autosomal inheritance),
setiap individu dalam populasi yang terdiri dari kedua jenis kelamin akan
memiliki kedua jenis gen ini, dengan kemungkinan pasangan gen dinyatakan
dengan AABB, AABb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb. Pasangan-
pasangan kromosom ini dinamakan dengan genotip individu yang dapat

1
2



menentukan bagaimana sifat yang dikendalikan oleh kromosom-kromosom itu
yang dimanifestasikan dalam individu.
Salah satu contoh pewarisan autosom dalam kehidupan sehari-hari yaitu
penyakit keturunan/bawaan. Albino merupakan suatu kelainan yang terjadi
pada warna kulit dan organ tubuh lainnya. Orang albino tidak memiliki pigmen
melanin sehingga rambut dan badannya bewarna putih. Gen albino dikendalikan
oleh gen resesif a. jika orang normal memiliki genotip Aa atau AA, sedangkan
orang albino bergenotip aa (Karmana, 2008:129).
Untuk menyelidiki pewarisan genotip dapat diselesaikan dengan
menggunakan konsep matematika subbab aljabar matrik, yaitu diagonalisasi
matriks. Diagonalisasi matriks merupakan alat bantu yang akan mempermudah
manusia dalam mengetahui pewarisan genotip pada keturunan yang tak hingga
dibanding dengan menyilangkan satu persatu induk untuk mendapatkan
keturunan terbaik atau bahkan sama dengan induk sebelumnya.
Adapun rumus yang digunakan dalam penyelidikan pewarisan genotip ini
adalah

. Dimana D adalah diagonalisasi matriks, A adalah


matriks yang diperoleh dari tabel peluang persilangan dihibrid, P
merupakan matriks yang terbentuk dari vektor eigen matriks A, dan


adalah matriks invers/balikan dari matriks P.
Dari uraian yang telah dijabarkan di atas, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian tentang, Implementasi Diagonalisasi Matriks untuk
Menyelidiki Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n.

3



B. Batasan Masalah
Agar pembahasan penelitian ini tidak meluas, maka peneliti perlu
memberikan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Pewarisan genotipnya yang dibahas hanya pada pewarisan autosomal
2. Menggunakan perkawinan silang dengan dua sifat beda (dihibrid) dengan
perkawinan yang terkontrol (perkawinan yang memperhatikan genotip/
perkawinan yang sudah diatur atau tak bebas).
3. Bentuk persamaan eksplisit terjadi pada fraksi-fraksi AABB, AABb, Aabb,
AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, aaBb, dan aabb genotip pada sebuah populasi
generasi ke-n dari fraksi-fraksi genotip awal.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana implementasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki
pewarisan genotip pada generasi ke-n?
2. Bagaimana penyelesaian persamaan eksplisit (persamaan yang dihasilkan
dari tabel persilangan dihibrid) dalam fraksi-fraksi (bagian kecil dari suatu
populasi) dari AABB, AABb, AAbb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, dan aabb
genotip pada sebuah populasi generasi ke-n?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki
pewarisan genotip pada generasi ke-n.
4



2. Untuk mengetahui penyelesaian persamaan eksplisit (persamaan yang
dihasilkan dari tabel persilangan dihibrid) dalam fraksi-fraksi (bagian kecil
dari suatu populasi) dari AABB, AABb, AAbb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB,
dan aabb genotip pada sebuah populasi generasi ke-n
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang ingin dicapai oleh
peneliti, yaitu:
1. Manfaat Teoristis
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
implementasi matematika terutama pada subbab diagonalisasi matriks.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi peneliti
Dapat menambah wawasan peneliti untuk mengetahui tentang
implementasi diagonalisasi matriks untuk menyelidiki pewarisan
genotip pada generasi ke-n.
b. Manfaat bagi pembaca atau peneliti lain.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman bagi
penelitian selanjutnya.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran tentang maksud dan arti
keseluruhan dari judul penelitian, peneliti akan mengemukakan arti dari
beberapa istilah yang ada pada judul penelitian, antara lain:
1. Implementasi adalah pelaksanaan, alat yang dipergunakan untuk
melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan tertentu (Yasin & Sunarto,
5



1990:110). Jadi implementasi adalah penerapan ilmu matematika terhadap
ilmu biologi untuk menyelesaikan masalah penyelidikan pewarisan genotip.
2. Diagonalisasi matriks adalah suatu matriks bujur sangkar A dikatakan dapat
didiagonalisasi (diagonazable) jika terdapat sebuah matriks P yang dapat
dibalik sedemikian rupa sehingga

adalah sebuah matriks


diagonal; matriks P dikatakan mendiagonalisasi (diagonalize) A (Anton,
2004:395). Jadi diagonalisasi matrik merupakan pendiagonalisasian matriks
A (matriks yang dihasilkan oleh tabel peluang persilangan dihibrid) oleh
matriks P (matriks yang dihasilkan oleh vektor eigen matriks A) dan


merupakan balikan dari matriks P.
3. Pewarisan merupakan transmisi informasi genetika dari leluhur atau tertua
kepada keturunanya (Rifai, 2004:371). Sehingga kata lain pewarisan
merupakan penurunan sifat genotip dari individu kepada keturunan.
4. Genotip merupakan konstitusi genetika suatu makhluk hidup, untuk
membedakannya dari penampilan fisiknya (fenotipe) (Rifai, 2004:144). Jadi
genotip merupakan susunan gen yang menentukan sifat-sifat suatu individu.
Jadi yang dimaksud dengan implementasi diagonalisasi matriks untuk
menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-n merupakan penerapan salah
satu cabang ilmu matematika terhadap ilmu biologi untuk menyelesaikan
permasalahan penyelidikan suatu persilangan genotip dimana peluang
persilangan tersebut diubah dalam bentuk matriks dan dicari diagonalisasinya
agar kita mengetahui pewarisan genotip yang terjadi pada generasi setelah
leluhur/induk.
6



BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aljabar Matriks
Aljabar matriks dikembangkan oleh matematika Inggris yaitu Arthur
Cayley pada tahun 1857. Cayley merupakan orang yang pertama kali
mengkaitkan matriks dengan transformasi linier. Matriks berkembang karena
peranannya dalam cabang-cabang matematika lainnya, bidang ekonomi,
industri dan transportasi. Dengan menggunakan matriks, penyelesaian sistem
persamaan linier akan lebih mudah (Subagio, 1986: 1).
1. Definisi Matriks
Definisi 2.1:
Matriks adalah susunan bilangan atau simbol yang diatur menurut baris-
baris dan kolom-kolom yang berbentuk persegi panjang dan disajikan
dalam tanda kurung atau kurung siku (Subagio, 1986: 2).
Definisi 2.2:
Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. (Anton,
2004: 51).
Setiap bilangan dalam matriks disebut elemen atau unsur matriks.
Secara umum elemen matriks dinyatakan dengan huruf kecil dan huruf
kapital untuk melambangkan matriks.
Ukuran matriks dapat diberikan oleh jumlah baris (garis
horizontal/mendatar/i) dan kolom (garis vertikal/menurun/j). Matriks tidak
mempunyai nilai, tetapi mempunyai ukuran yang disebut ordo suatu
6

7



matriks. Ordo suatu matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan banyaknya
kolom matriks tersebut. Suatu matriks yang mempunyai m baris dan n
kolom dinyatakan dengan:

]
Elemen-elemen baris ke 1 adalah:



Elemen-elemen kolom ke 1 adalah:



Dengan demikian matriks A dapat dinyatakan dengan

,
dengan menunjukkan baris dan
menunjukkan kolom. Dua buah matriks dikatakan sama bila ordonya sama
dan mempunyai unsur yang sama di dalam setiap posisinya.
Contoh 1:
Jika [



] maka:
a) A mempunyai ...... baris dan ...... kolom
b) Elemen baris ke 3 adalah ......
c) Elemen kolom ke 2 adalah .....
d) Element baris ke 2 kolom ke 4 adalah ......
e) 6 adalah elemen baris ke ...... kolom ke ......
Penyelesaian 1:
a A mempunyai 3 baris dan 4 kolom
8



b Elemen baris ke 3 adalah
c Elemen kolom ke 2 adalah
d Elemen baris ke 2 kolom ke 4 adalah
e 6 adalah elemen baris ke 2 kolom ke 3
2. Jenis-Jenis Matriks.
Dengan memperhatikan banyaknya baris, banyaknya kolom serta
elemen-elemen dalam suatu matriks kita akan mengetahui jenis-jenis
matriks, antara lain:
1) Matriks Baris.
Suatu matriks yang hanya terdiri dari satu baris disebut matriks
baris. Matriks baris disebut juga Vektor baris.
Contoh 2:
[

] , [

]
2) Matriks Kolom.
Suatu matriks yang hanya terdiri dari satu kolom disebut matriks
kolom, yang disebut juga Vektor kolom
Contoh 3:
[

] , *

+
3) Matriks Bujur sangkar.
Suatu matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya
kolom disebut matriks bujur sangkar, yang dinyatakan dengan

.
Matriks disebut matriks bujur sangkar ordo

9



Contoh 4:
Matrriks bujur sangkar ordo 2

*


+ ,
Matriks bujur sangkar ordo 3

[



]
Matriks bujur sangkar ordo n


Elemen-elemen matriks bujur sangkar:


disebut elemen diagonal utama dan


disebut elemen diagonal kedua.
Hanya matriks bujur sangkar yang mempunyai elemen diagonal utama
dan elemen diagonal kedua.
4) Matriks Diagonal.
Matriks bujur sangkar dengan semua elemen-elemen yang bukan
elemen diagonal utama adalah nol disebut matriks diagonal. Dengan
kata lain matriks [

] disebut matriks diagonal, jika

untuk

Contoh 5:
*


+ , [



]
10



5) Matriks Skalar.
Matriks skalar adalah matriks diagonal dengan elemen diagonal
utama semua sama dengan dan
Contoh 6:
*


+ , [



]
6) Matriks Identitas.
Matriks identitas adalah matriks skalar dengan elemen-elemen
diagonal utama semua 1.
Contoh 7:
*


+ , [



]
7) Matriks Segitiga.
Ada dua macam matriks segitiga, yaitu matriks segitiga atas dan
matriks segitiga bawah.
Matriks segitiga atas adalah matriks bujur sangkar dengan
elemen-elemen yang terletak di bawah elemen diagonal utama semua
nol. Dengan kata lain [

] disebut matriks segitiga atas jika


untuk .
Matriks segitiga bawah adalah matriks bujur sangkar dengan
elemen-elemen yang terletak di atas elemen diagonal utama semua nol.
Dengan kata lain [

] disebut matriks segitiga bawah jika


untuk .

11



Contoh 8:
Matriks segitiga atas
[



] , [




]
Matriks segitiga bawah.
[



] , [




]
8) Matriks Nol.
Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya adalah
nol.
Contoh 9:
*


+ , [



]
9) Matriks Simetris.
Matriks simetris adalah matriks bujur sangkar dengan elemen-
elemen baris ke kolom ke , sama dengan elemen-elemen baris ke
kolom ke . Dengan demikian elemen-elemen matriks simetris
memenuhi

untuk setiap dan


Contoh 10:

*


+ ,

[



]


12



10) Matriks Antisimetris.
Matriks antisimetris adalah matriks bujur sangkar dengan elemen

untuk semua dan Dengan demikian semua elemen


diagonal utama pada matriks antisimetris adalah nol.
Contoh 11:

*


+ ,

[



]

3. Perkalian Matriks.
Definisi 2.3
Jika A adalah sebuah matriks dan B adalah sebuah matriks
maka hasil kali AB adalah matriks yang entri-entrinya
didefinisikan sebagai berikut. Untuk mencari entri dalam baris dan
kolom dari AB, pilih baris dari matriks A dan kolom dari matriks B.
Kalikan entri-entri yang berpadanan dari baris dan kolom secara
bersama-sama dan kemudian jumlahkan hasil kalinya (Anton, 2011: 56).
Jadi


Jika [

], [

] dan

[


Maka dengan [

] dan


13




Dimana dan
Contoh 12:
Tentukan jika *


+ dan *

+
Penyelesaian 12:
*


+ *

+ *


+ *

+

4. Perpangkatan Matriks dan Polinomial dalam Matriks.
Perpangkatan pada matriks merupakan perkalian berulang. Sehubung
dengan persyaratan perkalian matriks maka perpangkatan hanya dapat
dikerjakan pada matriks bujursangkar. Pangkat dari didefinisikan sebagai
berikut:


Sehingga dengan buah matriks sama dengan


dengan

dan


Jika adalah suatu matriks bujur sangkar, katakanlah , dan jika

.................................. (I)
Adalah sembarang polinomial, maka kita definisikan


Dengan adalah matriks identitas . Dengan kata-kata adalah
matriks yang dihasilkan ketika disubtitusikan untuk dalam (I) dan

digantikan oleh

.
14



Contoh 13:
Jika

dan *


+
Maka:

*


+

*


+ *


+
*


+ *


+ *


+ *


+

5. Determinan dan Invers Matriks.
1. Determinan
Determinan dari suatu matriks adalah jumlah dari semua bentuk
perkalian secara diagonal dari elemen-elemen matriks dengan
mangambil satu elemen dari baris atau kolom dengan memperhatikan
urutan. Dalam penulisan determinan elemen-elemen matriks bujur
sangkar ditulis diantara dua garis tegak | |, misalnya matriks A
dinotasikan dengan ||.
Jika A adalah matriks berordo 2 x 2 yakni |

|, maka
untuk mencari determinannya dengan mengurangkan diagonal kedua
dari diagonal utama matriks tersebut yaitu

.
Jika A adalah matriks berordo 3 x 3 yakni |

|,
maka untuk mencari determinannya dengan Aturan Sarus yakni:


.
15



2. Invers Matriks
Matrik bujur sangkar, A=[a
ij
] dengan i=1, 2, ..., n dan j=1, 2, ...,
n, disebut mempunyai invers jika terdapat matrik

, sehingga

, dimana I matrik identitas.


Jika A mempunyai invers, maka A disebut matrik non singular
dan jika tidak mempunyai invers disebut matrik singular. Jika A
mempunyai invers, maka inversnya tunggal (unik). Untuk
menunjukkan hal ini, perhatikan penjelasan di bawah ini:
Andaikan B dan C invers dari A, maka dipenuhi hubungan
dan , sehingga .
Jadi , atau kedua invers matrik tersebut tunggal.
Teorema 2.1:
Jika A adalah matriks yang dapat dibalik, maka:



Bukti 2.1:
Jika A non singular, maka det A adalah skalar tak nol sehingga
invers sebuah matriks dapat dinyatakan dengan:
(


)
( )
Mula-mula akan dibuktikan bahwa ( )
Perkalian dari ( ) adalah:
16



[

] [

]
secara umum entri pada matrik di atas dapat ditulis, sebagai
berikut:


Jika maka seperti hasil di atas didapat

.
Jika , maka ekspresi di atas

.
Sehingga :
() [




]
Sehingga: ()
Jika , maka didapat:
()

()



Contoh 14.
Carilah invers dari matriks [



]
Penyelesaian 14.
Mula-mula hitung dan


17




[

|


| |


| |


|
|


| |


| |


|
|


| |


| |


|
]


[



]

[



]
Jadi

[



] [



]

6. Nilai Eigen dan Vektor Eigen.
Kata vektor eigen berasal dari ramuan bahasa Jerman dan Inggris.
Dalam bahasa Jerman eigen diartikan sebagai sebenarnya atau
karakteristik. Oleh karena itu nilai eigen dapat juga dinamakan nilai
sebenarnya atau nilai karakteristik. Sedangkan vektor adalah bentuk
matriks khusus yang hanya mempunyai satu baris atau satu kolom. Jadi
vektor eigen dapat diartikan sebagai vektor sebenarnya.
Definisi 2.3.
Misalkan A adalah matriks , maka vektor yang tidak nol di R
n
disebut vektor eigen (eigen vector) dari A, jika adalah kelipatan
skalar dari , yaitu untuk suatu skalar . Skalar dinamakan
nilai eigen (eigen value) dari A.
Untuk mencari nilai eigen matriks A yang berukuran maka
dapat ditulis kembali sebagai
18



......................................................................................... (2)
Supaya menjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan tak nol dari
persamaan (2). Suatu persamaan akan mempunyai pemecahan tak nol jika
dan hanya jika:
................................................................................... (3)
Persamaan (3) dinamakan persamaan karakteristik A, skalar yang
memenuhi persamaan tersebut merupakan nilai eigen dari A. bila diperluas
maka persamaan karakteristik tersebut adalah polinom karakteristik dari A
mempunyai derajat n dan koefisien dari adalah I. Jadi polinom
karakteristik dari matriks mempunyai bentuk:


Dengan

merupakan persamaan karakteristik yang


mempunyai paling banyak n penyelesaian yang berbeda, sehingga suatu
matriks mempunyai paling banyak n nilai eigen yang berbeda.
Contoh 15.
Carilah nilai-nilai eigen dari matriks *


+
Penyelesaian 15.
Polinom karakteristik dari matriks Q adalah:
, *


+ *


+-


Dan persamaan karakteristik dari matriks Q adalah


Penyelesaian dari persamaan ini adalah


Jadi nilai-nilai eigen dari matriks Q adalah 1 dan 2
19




7. Diagonalisasi Matriks.
Definisi 2.4
Suatu matriks bujursangkar A dikatakan dapat didiagonalisasikan
(diagonazable), jika terdapat suatu matriks P yang dapat dibalik
sedemikian rupa sehingga

adalah sebuah matriks diagonal,


matriks P dikatakan mendiagonalisasikan A (Anton & Rorres, 2011:
395).
Teorema 2.2.
Jika A adalah suatu matriks , maka kedua pernyataan berikut ini
adalah ekuivalen.
a. A dapat didiagonalisasikan.
b. A memiliki nilai vektor eigen yang bebas linier (Anton & Rorres,
2011: 395).
Bukti
oleh karena A dapat didiagonalisasikan, maka terdapat matriks
yang dapat dibalik:
[

], P merupakan vektor-vektor kolom yang bebas


linier.
[

] sehingga

diagonal
Katakan

, dimana [

] maka
20



Yakni [

] [

]
[

] (4)
Jika sekarang dimisalkan

menyatakan vektor-vektor
kolom P maka bentuk persamaan (4) kolom-kolom AP yang berurutan
adalah

, akan tetapi kolom-kolom dari AP yang


berurutan adalah:

.. (5)
Oleh karena P dapat dibalik, maka vektor-vektor kolomnya semuanya tak
nol. Jadi menurut persamaan (5)

adalah nilai-nilai eigen A,


dan

adalah vektor-vektor yang bersesuaian. Karena P dapat


dibalik, maka diperoleh

bebas linier. Jadi A mempunyai n


vektor eigen bebas linier.
dimisalkan bahwa A mempunyai vektor eigen bebas linier
maka

dengan nilai eigen yang bersesuaian

dan
misalkan:
[

]
21



Adalah matriks yang vektor-vektor kolomnya

kolom-kolom
dari hasil kali AP adalah

, tetapi


Sehingga [

]
[

] [

]
............................................................................... (6)
Dimana D adalah matriks diagonal yang memiliki nilai-nilai eigen

pada diagonal utama. Oleh karena itu vektor-vektor kolom


dari P bebas linier, maka P dapat dibalik. Jadi persamaan (6) dapat ditulis
kembali sebagai

, A terdiagonalisasi
Dari bukti ini didapat prosedur untuk mendiagonalisasikan matriks A
yang berukuran (Anton & Rorres, 2011: 397) sehingga langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah:
Langkah 1 : Tentukan vektor eigen dari yang bebas linier,
misalkan


Langkah 2 : bentuklah sebuah matriks dengan

sebagai
vektor-vektor kolomnya
Langkah 3 : matriks

kemudian akan menjadi diagonal dengan


sebagai entri-entri diagonalnya secara beru-


rutan, di mana

adalah nilai eigen yang terkait dengan


22


untuk
Contoh 16:
Diketahui matriks M =
(
(
(


5 0 0
0 3 2
0 2 3

Carilah:
a. matriks P yang mendiagonalisasi M.
b. matriks diagonal D = P
-1
MP.
Penyelesaian 16:
Persamaan karakteristik matriks M adalah:

( [



] [



])
([



])

( 1)( 5)
2
= 0
= 1; = 5
Jadi nilai eigen adalah 1 dan 5.
Penentuan vektor eigen sebagai berikut.

( [



] [



]).

/
23



([



]).

/
Untuk = 1([



]).

/ .
Matriks yang bersesuaian:
(
(
(

0
0
0
4 0 0
0 2 2
0 2 2

(
(
(


0
0
0
1 0 0
0 0 0
0 1 1

Diperoleh: a = b; dan c = 0.
Jika b = t, maka a = t dan c = 0.
Vektor eigen yang bersesuaian dengan = 1 adalah t
(
(
(

0
1
1
.
Jadi basis ruang eigen yang bersesuaian dengan = 1 adalah
(
(
(

0
1
1
.
Untuk = 5 0
0 0 0
0 2 2
0 2 2
=
|
|
|
.
|

\
|
|
|
|
.
|

\
|
(
(
(

c
b
a
.
Matriks yang bersesuaian:
(
(
(

0
0
0
0 0 0
0 2 2
0 2 2

(
(
(

0
0
0
0 0 0
0 0 0
0 1 1

Diperoleh:
Andai , maka , dan
Jadi vektor eigen yang bersesuaian dengan = 5 adalah s
(
(
(

0
1
1
+ t
(
(
(

1
0
0
.
24



Jadi basis ruang eigen yang bersesuaian dengan = 5 adalah
(
(
(

0
1
1
dan
(
(
(

1
0
0
.
a) Dengan demikian matriks P yang mendiagonalisasi M adalah
(
(
(


1 0 0
0 1 1
0 1 1
.
b) Matriks diagonal yang terbentuk adalah:

.
Untuk menentukan D, kita harus menentukan dahulu

. Melalui
perhitungan dalam menentukan invers suatu matriks diperoleh

= [


].
Dengan demikian D = P
-1
MP
D =
(
(
(
(
(
(

1 0 0
0
2
1
2
1
0
2
1
2
1
(
(
(


5 0 0
0 3 2
0 2 3
(
(
(


1 0 0
0 1 1
0 1 1

=
(
(
(
(
(
(

1 0 0
0
2
1
2
1
0
2
1
2
1
(
(
(


5 0 0
0 5 1
0 5 1
=
(
(
(

5 0 0
0 5 0
0 0 1

dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa elemen-elemen dari matriks D
sama dengan nilai-nilai eigen dari matriks A. Sehingga dalam pembahasan
selanjutnya nilai matriks D dapat diperoleh langsung dari nilai-nilai eigen
suatu matriks.
25



Untuk mendapatkan pernyataan eksplisit untuk

, maka
pertamanya mendiagonalkan A, yakni dicari matriks P yang dapat dibalik
dan matriks diagonal D sedemikian rupa sehingga


Pangkat suatu matriks bujursangkar dapat dinyatakan sebagai:

sampai suku ke n. pangkat 2 dari matriks

atau
, dimana matiks A muncul sebanyak n kali dalam perkalian di ruas
kanan. Pangkat bilangan positif dari suatu bujursangkar juga dapat dihitung
langsung dengan menggunakan matriks P dan matriks D. jika persamaan


Dipangkatkan dua, maka akan diperoleh:


Proses tersebut dapat diulang untuk pangkat bilangan bulat yang lebih
tinggi, sehingga hasil umumnya adalah:

, dimana A adalah
matriks bujur sangkar ordo n yang mempunyai n buah vektor yang bebas
linier, P adalah matrik yang bersesuaian dengan vektor-vektor eigen dan
matriks D adalah matriks diagonal yang entri-entrinya bersesuaian dengan
nilai-nilai eigen matriks A.

B. Genetika
Genetika (ilmu keturunan) tergolong dalam ilmu hayat yang
mempelajari turun-temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada
keturunannya. Genetika mempunyai lingkup yang sangat luas, antara lain:
membahas tentang peranan kromosom, pewarisan sifat-sifat genetik, terjadinya
26



cacat badan dan mental yang disebabkan oleh kelainan kromosom, timbulnya
penyakit karena kesalahan metabolisme bawaan dan lain-lain.
1. Jenis-Jenis Pewarisan Genetika
a. Pewarisan Autosomal (autosomal inheritance).
Pewarisan autosomal adalah pewarisan yang tidak terpaut oleh
kromosom seks. Pada pewarisan autosomal suatu individu mewarisi satu
gen tiap pasangan gen induknya untuk membentuk pasangan gennya
sendiri. Sehingga, jika salah satu induk memiliki genotip AaBb, maka
kecenderungan bahwa keturunannya akan mewarisi gen AB, Ab, aB
atau gen ab dari induk tersebut adalah sama besarnya. Jika salah satu
induk mempunyai genotip aabb dan yang lain memiliki genotip AaBb
maka keturunan akan selalu menerima gen ab dari induk aabb dan akan
menerima gen AB, Ab, aB atau gen ab dengan kemungkinan yang sama.
Sebagai konsekuensinya, tiap keturunan mempunyai kemungkinan yang
sama untuk memiliki genotip aaBb, aabb, AABb, AaBb.
Ciri dominan yang menunjukkan pewarisan autosomal adalah
manifestasi dalam keadaan heterozigot, artinya seorang dengan kelainan
dimana kromosom tubuh mengandung satu gen abnormal yang akan
menyebabkan penyakit. Biasanya setiap penderita mempunyai salah satu
orang tua yang sakit. Tetapi kadang-kadang kelainan dapat muncul pada
satu generasi tanpa adanya satu keluarga pada generasi sebelumnya yang
terkena penyakit tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena kedua atau
salah satu orang tua adalah pembawa (carier).
27



Penyakit yang terpendam dalam autosomal terjadi kelainan pada
individu yang homozigot untuk gen yang mengalami kelainan. Jika
perempuan yang menderita menikah dengan laki-laki normal, maka
anaknya perempuan normal karena individu yang heterozigot benar-
benar sehat dan semua anak laki-laki penderita. Jika suatu sifat resesif
adalah sangat jarang seperti kebanyakan kondisi abnormal, maka
peluang dua individu yang heterozigot bagi sifat ini adalah lebih besar
jika mereka memiliki hubungan keluarga daripada jika mereka tidak
memiliki hubungan keluarga. Mengingat bahwa orang tua yang
mempunyai keluarga bisa mewarisi gen yang sama dari nenek
moyangnya.
b. Pewarisan Gonosomal (gonosomal inheritance).
Pewarisan gonosomal adalah pewarisan yang dipengaruhi oleh
kromosom seks.
1. Pewarisan Gen Resesif Terpaut Kromosom X
Saat perkawin, ibu menyumbangkan satu kromosom X untuk
anaknya, sementara ayah menyumbangkan satu kromosom X untuk
anak perempuannya dan satu kromosom Y untuk anak laki-lakinya.
Misalkan kromosom X abnormal dapat dinyatakan dengan

dan
kromosom X normal dengan X. Terdapat 3 kondisi pada wanita yang
dapat dinyatakan dengan kondisi kromosomnya, yaitu
a) Wanita normal, kromosom
b) Wanita karier, kromosom


c) Wanita penderita, kromosom

,
28



dan 2 kondisi pada pria, yaitu:
a) Pria normal, kromosom
b) Pria penderita, kromosom


Berdasarkan jumlah kondisi pada wanita dan pria, banyaknya
jenis perkawinan yang mungkin adalah 2x3 = 6 kondisi. Perkawinan
wanita normal dengan pria normal akan melahirkan anak yang tidak
memiliki peluang untuk terinfeksi. Sementara perkawinan antara
wanita penderita dengan pria penderita akan melahirkan anak dengan
peluang 100% untuk terinfeksi.
2. Pewarisan Gen Dominan Terpaut Kromosom X
Kromosom abnormal dapat dinyatakan dengan

dan
kromosom normal dengan . Karena gen bersifat dominan, tidak
terdapat karier. Terdapat 3 kondisi pada wanita yang dapat
dinyatakan dengan kondisi kromosomya, yaitu:
a) Wanita normal, kromosom
b) Wanita penderita heterozigot, kromosom


c) Wanita penderita homozigot, kromosom


dan 2 kondisi pada pria, yaitu:
a) Pria normal, kromosom
b) Pria penderita, kromosom


Berdasarkan jumlah kondisi pada wanita dan pria, banyaknya
jenis perkawinan yang mungkin adalah 2x3 = 6 kondisi. Perkawinan
wanita normal dengan pria normal akan melahirkan anak yang tidak
29



memiliki peluang untuk terinfeksi. Sementara perkawinan antara
wanita penderita homozigot dengan pria penderita akan melahirkan
anak dengan peluang 100% untuk terinfeksi.
2. Kromosom
Bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup dinamakan sel. Pada
suatu jenis makhluk hidup sel-sel itu tidak selalu sama bentuknya, misalnya
sel otot berbeda dengan sel syaraf maupun sel darah. Di dalam sel dari
kebanyakan makhluk terdapat kromosom. Kromosom merupakan benda-
benda halus berbentuk batang panjang/pendek dan lurus/bengkok yang
berguna membawa bahan keturunan.
Salah satu bagian kromosom adalah sentromer, yaitu bagian yang
membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada makhluk tingkat tinggi, sel
somatis (sel tubuh kecuali sel kelamin) mengandung satu stel kromosom
yang diterima dari kedua induk/orang tua. Kromosom-kromosom yang
berasal dari induk betina berbentuk serupa dengan yang berasal dari induk
jantan. Maka sepasang kromosom itu disebut kromosom homolog. Oleh
karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). sel
kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang
terdapat di dalam sel somatis, karena itu jumlah kromosom dalam gamet
dinamakan haploid (n). satu stel kromosom haploid dari suatu spesies
dinamakan genom. Jumlah kromosom yang dimiliki berbagai macam
makhluk hidup tidak sama, tetapi jumlah kromosom yang dimiliki tiap
makhluk hidup pada umumnya tidak berubah selama hidupnya. Kromosom
30



dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan kromosom kelamin
(kromosom seks) (Suryo, 2012: 41-42).
3. Genetika Mendel
Teori mengenai sifat turun temurun pertama kali dikerjakan oleh rahib
Austria yang bernama Gregor Mendel. Dalam salah satu percobaannya,
Mendel menggunakan biji ercis (Pisum sativum). Mendel menggunakan biji
ercis karena tanaman ini hidupnya tidak lama, memiliki bunga sempurna
dan tanaman ini memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang mencolok
(Suryo, 2012: 7). Mendel menyilangkan varietas biji ercis berbatang tinggi
dengan varietas biji ercis berbatang kerdil, maka semua keturunan pertama
seragam berbatang tinggi. Suatu tanda bahwa sifat tinggi mengalahkan sifat
kerdil. Sifat demikian disebut sifat dominan. Sifat yang dikalahkan disebut
sifat resesif.
4. Peristiwa Keacakan
a. Perkawinan Satu Sifat Beda (Monohibrid)
Monohibrid adalah perkawinan antara dua individu yang
mempunyai satu sifat beda (Aa). Beberapa kesimpulan penting yang
dapat diambil dari perkawinan dua individu dengan satu sifat beda antara
lain:
a) Semua individu F
1
adalah seragam
b) Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka individu F
1
memiliki
fenotip seperti induknya yang dominan.
31



c) Pada waktu individu F
1
yang heterozigotik itu membentuk gamet-
gamet terjadilah pemisahan alel, sehingga gamet hanya memiliki
salah satu alel saja.
d) Jika dominasi tampak sepenuhnya, maka perkawinan monohibrid (Tt
x Tt) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan
fenotip 3:1 (yaitu

, tetapi memperlihatkan
perbandingan genotip 1:2:1 (yaitu

(Suryo,
2012: 10).
Pada marmot, rambut marmot (seperti juga pada manusia, tikus,
dll) ada yang hitam dan ada yang putih (albino). Marmot yang normal
adalah yang berambut hitam, disebabkan ia memiliki gen dominan A
yang menentukan pembentukan pigmen melanin. Alelnya a dalam
keadaan homozigotik menyebabkan melanin tidak terbentuk, sehingga
marmot berambut putih. Perkawinan antara marmot jantan hitam dengan
marmot betina albino menghasilkan keturunan F
1
yang semuanya hitam.
Jika anak-anaknya dikawinkan sesamanya didapatkan keturunan F
2
yang
memperlihatkan perbandingan fenotip 3 hitam : 1 putih. Perbandingan
genotipnya adalah 1 AA: 2 Aa : 1 aa (Suryo, 2012: 10)
P : (albino) (hitam)
F
1
: (hitam)



32



F
2
Tabel 2.1.
Perkawinan antara marmut hitam dan albino
Genotip

(hitam)
(hitam)
(hitam)
(albino)

b. Perkawinan Dua Sifat Beda (Dihibrid)
Dihibrid adalah perkawinan dua individu yang memiliki dua sifat
beda (AaBb). Pada hasil percobaan Mendel dengan tanaman ercis. Pada
bijinya terdapat 2 sifat beda, yaitu soal bentuk biji dan warna biji. Kedua
sifat beda ini ditentukan oleh gen-gen yang berbeda yaitu sebagai
berikut:
B = gen untuk biji bulat
b = gen untuk biji keriput
K = gen untuk biji kuning
k = gen untuk biji hijau (Suryo, 2012: 26)
Jadi bentuk bulat dan warna kuning adalah dominan. Jika tanaman
ercis berbiji bulat-kuning homozigotik (BBKK) disilangkan dengan
tanaman ercis berbiji keriput-hijau (bbkk), maka semua tanaman F
1
berbiji
bulat-kuning. Apabila tanaman-tanaman F
1
ini dibiarkan menyerbuk sendiri,
maka tanaman ini akan membentuk 4 macam gamet baik jantan maupun
betina masing-masing dengan kombinasi BK, Bk, bK dan bk. Akibatnya
dalam F
2
diharapkan akan didapat kombinasi, yang terdiri atas 4
33



macam fenotip, yaitu tanaman berbiji bulat-kuning

bagian), berbiji
bulat-hijau

bagian), berbiji keriput-kuning

bagian), dan berbiji


keriput-hijau

bagian). Dua di antara keempat fenotip itu serupa dengan


induknya semula, yaitu yang berbiji bulat-kuning dan yang berbiji keriput-
hijau. Sedangkan dua fenotip lainnya merupakan hasil baru, yaitu yang
berbiji bulat-hijau dan yang berbiji keriput-kuning.
P :
F
1
:
Macam gamet yang dibentuk
F
2
Tabel 2.2.
Persilangan antara dua tanaman ercis dengan dua sifat beda.
Genotip






34



BAB III
METODE PENULISAN
Metode penulisan adalah cara yang dipakai dalam mengumpulkan data.
Tahapan penulisan meliputi: rancangan penulisan, objek penulisan, metode
pengumpulan data, analisis data dan prosedur penulisan.
A. Rancangan Penulisan
Rancangan penulisan pada dasarnya adalah rencana yang disusun
menurut tahapan tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam
pelaksanaan penulisan.
Kajian literatur atau metode penelitian kepustakaan (library reseach)
yaitu sebagian besar tugas peneliti adalah berada di perpustakaan untuk mencari
dan mengutip dari berbagai macam sumber literatur berkaitan dengan
permasalahan yang hendak diteliti. Macam-macam sumber literatur antara lain:
(a) buku yang relevan; (b) jurnal ilmiah; (c) majalah ilmiah; (d) laporan hasil
penelitian; (e) surat kabar; dan sebagainya (Arifin, 2010: 39).
Rancangan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan yaitu
rancangan penulisan untuk menemukan penyelesaian permasalahan dalam
menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-n. Penulisan ini diawali dengan
telaah pustaka terhadap aljabar matriks, yaitu peluang persilangan, matriks, nilai
eigen, vektor eigen, diagonalisasi matriks, dan limit.
B. Objek Penulisan
Objek penulisan adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu
penulisan. Penulis menentukan objek penulisan yaitu pewarisan genotip pada
34
35



generasi ke-n. Penyelesaian pewarisan genotip generasi ke-n ini menggunakan
distribusi peluang persilangan, diagonalisasi matriks dan limit.
C. Instrumen Penulisan
Instrumen penulisan adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan,
mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data secara sistematis serta
objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis
(Agus, 2012).
Jenis instrumen yang yang digunakan dalam penulisan ini adalah
dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Jadi, penulis menggunakan instrumen dokumentasi dengan cara
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan
referensi lainnya.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data (Rini, 2012). Metode pengumpulan data yang
dilakukan adalah studi kepustakaan terhadap buku-buku, jurnal-jurnal, dan
sumber-sumber kepustakaan lainnnya baik melalui media cetak maupun media
elektronik yang menunjang dan mendukung mengenai materi-materi yang
berkaitan dengan aljabar matriks, distribusi peluang, diagonalisasi matriks, limit
serta genetika.
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses untuk mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data (buku-buku yang
36



relevan dan jurnal) dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat simpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sidik, 2013).
Cara yang digunakan penulis dalam menganalisis data yaitu:
1. Menyeleksi data-data yang berhubungan dengan aljabar matriks dan
genetika.
2. Menyusun data-data yang sesuai dengan penulisan ini secara sistematis.
3. Mengkaji kembali data-data yang telah disusun dengan tujuan agar
mendapatkan gambaran yang lebih luas, mendalam dan terperinci tentang
pengimplementasian diagonalisasi matriks pada penyelidikan pewarisan
genotip pada generasi ke-n .
4. Mengimplementasikan diagonalisasi matriks untuk menyelidiki pewarisan
genotip pada generasi ke-n.
5. Menarik simpulan mengenai penyelesaian dari pewarisan genotip tersebut.
F. Prosedur Penulisan
Prosedur penulisan merupakan langkah-langkah yang dilakukan penulis
dalam melakukan penulisan. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari, mempelajari dan menelaah sumber-sumber informasi yang
berhubungan dengan topik yang diteliti.
2. Memberikan deskripsi dan pembahasan lebih lanjut tentang matriks
pada pewarisan autosomal dengan genotip pada sebuah populasi generasi
ke-n.
37



3. Mencari nilai eigen dan vektor eigen dari matriks tersebut kemudian
matriksnya didiagonalisasikan.
4. Mencari bentuk persamaan eksplisit.
5. Mencari nilai limit dari hasil perhitungan tersebut.
6. Memberikan kesimpulan akhir dari hasil pembahasan.

38



BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah bab pendahuluan, maka penulis akan membahas tentang implementasi
diagonalisasi matriks untuk menyelidiki pewarisan genotip pada generasi ke-n.
Pada pembahasan ini akan dijabarkan bagaimana cara menentukan kromosom dari
orang tua yang akan diteruskan kepada generasi berikutnya (keturunan). Yaitu
perkawinan silang dua induk yang memiliki dua sifat beda (dihibrid) yang akan
dikawinkan secara terkontrol.
A. Penentuan Distribusi Genotip dari Pewarisan.
Sifat yang diturunkan dalam hal ini diasumsikan diatur oleh dua
kromosom (pembawa sifat) yang dilambangkan dengan huruf AABB dan aabb.
Berdasarkan penurunan autosomal (autosomal inheritance), setiap individu
dalam populasi masing-masing kelamin akan memiliki dua di antara kromosom-
kromosom berikut, yakni pasangan-pasangan yang dinyatakan dengan AABB,
AABb, Aabb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, dan aabb. Pasangan kromosom-
kromosom ini disebut genotip (genotype) individu, dan genotip ini akan
menentukan bagaimana suatu sifat yang dikendalikan oleh kromosom-
kromosom tersebut dimanifestasikan pada suatu individu.
Misalnya dalam pewarisan autosomal, suami istri masing-masing normal
tetapi keduanya pembawa gen untuk albino. Maka pewarisan suami istri itu
dapat digambarkan sebagai berikut:



38
39




Tabel 4.1
Persilangan dua sifat beda antara laki-laki dan perempuan pembawa
penyakit bagi warisan autosomal
Genotip





Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

dari persilangan dihibrid


bergenotip AABB,

dari persilangan dihibrid bergenotip AABb,

dari
persilangan dihibrid bergenotip AAbb,

dari persilangan dihibrid bergenotip


AaBB,

dari persilangan dihibrid bergenotip AaBb,

dari persilangan dihibrid


bergenotip Aabb,

dari persilangan dihibrid bergenotip aaBB,

dari aaBb dan

dari persilangan dihibrid bergenotip aabb. Maka dapat dinyatakan bahwa


dari anak mereka adalah normal (AABB) dan

lagi carier atau penderita


penyakit (aabb). Hasil dari persilangan karakter F1 kemudian akan
menghasilkan F2 dengan pola distribusi .
Dengan memperhatikan tabel di atas tentang persilangan dan
kemungkinan-kemungkinan keturunan yang dihasilkan, maka selanjutnya akan
dipaparkan secara langsung dari probabilitas dari genotip yang mungkin pada
keturunan untuk seluruh kombinasi yang mungkin dari genotip induknya
40



Tabel 4.2
Peluang dari Persilangan Dua Individu untuk Pewarisan Autosomal

Genotip
keturunan
Genotip dari kedua orang tua
A
A
B
B
-
A
A
B
B
A
A
B
B
-
A
A
B
b
A
A
B
B
-
A
A
b
b
A
A
B
B
-
A
a
B
B
A
A
B
B
-
A
a
B
b
A
A
B
B
-
A
a
b
b
A
A
B
B
-
a
a
B
B
A
A
B
B
-
a
a
B
b
A
A
B
B
-
a
a
b
b
A
A
B
b
-
A
A
B
b
A
A
B
b
-
A
A
b
b
A
A
B
b
-
A
a
B
B
A
A
B
b
-
A
a
B
b
A
A
B
b
-
A
a
b
b
A
A
B
b
-
a
a
B
B
A
A
B
b
-
a
a
B
b
A
A
B
b
-
a
a
b
b
A
A
b
b
-
A
A
b
b
A
A
b
b
-
A
a
B
B
A
A
b
b
-
A
a
B
b
A
A
b
b
-
A
a
b
b
A
A
b
b
-
a
a
B
B
A
A
b
b
-
a
a
B
b
A
A
b
b
-
a
a
b
b
A
a
B
B
-
A
a
B
B
A
a
B
B
-
A
a
B
b
A
a
B
B
-
A
a
b
b
A
a
B
B
-
a
a
B
B
A
a
B
B
-
a
a
B
b
A
a
B
B
-
a
a
b
b
A
a
B
b
-
A
a
B
b
A
a
B
b
-
A
a
b
b
A
a
B
b
-
a
a
B
B
A
a
B
b
-
a
a
B
b
A
a
B
b
-
a
a
b
b
A
a
b
b
-
A
a
b
b
A
a
b
b
-
A
a
B
B
A
a
b
b
-
a
a
B
b
A
a
b
b
-
a
a
b
b
a
a
B
B
-
a
a
B
B
a
a
B
B
-
a
a
B
b
a
a
B
B
-
a
a
b
b
a
a
B
b
-
a
a
B
b
a
a
B
b
-
a
a
b
b
a
a
b
b
-
a
a
b
b
AABB 1


0 0 0 0


0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0 0


0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
AABb 0


1 0


0 0 0


0 0 0 0


0 0 0 0 0


0 0 0


0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aabb 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0 1 0 0


0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0


0 0 0 0 0 0 0 0 0
AaBB 0 0 0


0 1


0 0 0


0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
AaBb 0 0 0 0


1 0 0


0 1


0 0


0 0 0 0 0 0 0
41




Aabb 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0


1 0 0 0 0 0 0


0 0 0 0 0 0
aaBB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0 0 0 1


0 0
aaBb 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0


0
aabb 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0 0 0


1
42




B. Implementasi Diagonalisasi Matriks pada Pewarisan Genotip
Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang bagaimana cara kromosom
dari orang tua yang diteruskan pada keturunannya. Matriks yang akan dibentuk
menunjukkan genotip yang mungkin pada keturunan dengan mengacu pada
genotip induknya, sehingga akan diperoleh distribusi genotip dari satu populasi
sampai generasi-generasi selanjutnya.
Untuk lebih memperjelas implementasi diagonalisasi matriks untuk
menyelidiki keturunan sampai generasi ke-n, maka digunakan langkah-langkah
penyelesaian berdasarkan teori Howard Anton sebagai berikut:
1. Bentuklah persamaan linier dari tabel yang menjelaskan tentang peluang
dari masing-masing genotip, sehingga didapat persamaan dalam notasi
matriks dan bentuklah matriks A.
2. Carilah nilai-nilai eigen dari matriks A. Sehingga diperoleh pula vektor-
vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai-nilai eigen tersebut.
3. Bentuklah matriks P dari vektor-vektor eigen yang bersesuaian dengan
nilai eigen tersebut.
4. Subtitusikan matriks A dengan matriks D yang sudah terlebih dahulu
didiagonalisasikan oleh matriks P kemudian bentuklah sebuah persamaan
eksplisit.
5. Carilah limit dari masing-masing persamaan untuk n menuju tak hingga.
Berdasarkan langkah-langkah di atas maka pewarisan autosomal dan
penyakit yang terpendam dapat ditampilkan sebagai berikut:

43



1. Pewarisan Autosomal
Kemungkinan-kemungkinan dari genotip yang memiliki individu dari hasil
persilangan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Peluang Genotip Persilangan Individu Normal Heterozigot
dengan Individu Carier
Genotip
dari
keturunan
Genotip dari kedua orang tua
AABB-
AABB
AABB-
AABb
AABB-
AAbb
AABB-
AaBB
AABB-
AaBb
AABB-
Aabb
AABB-
aaBB
AABB-
aaBb
AABB-
aabb
1


0 0 0 0
0


1 0 0


0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0


0 1


0
0 0 0 0


1
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0




44



Langkah 1: Bentuklah persamaan linier dari tabel peluang masing-masing
genotip sehingga diperoleh persamaan dalam bentuk matriks dan
buatlah matriks A.
Untuk menghitung probabilitas gen yang dimiliki satu individu maka dapat
dibuat:
untuk

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AABB pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AABb pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AAbb pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AaBB pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AaBb pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip Aabb pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip aaBB pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip aaBb pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip aabb pada generasi ke-n
Sehingga

serta

menyatakan distribusi
permulaan dari genotip-genotip itu. Selain itu juga terdapat:

untuk
Dari tabel tersebut dapat ditentukan distribusi genotip setiap generasi dari
distribusi genotip generasi terdahulu dengan menggunakan persamaan. Dimana
persamaan itu menyatakan bahwa semua turunan yang dihasilkan yakni

dari individu yang bergenotip AABB, AABb,


Aabb, AaBB, AaBb, Aabb, aaBB, dan aabb yang dinyatakan dalam
45


. Sedangkan koefisien-
koefisien dari ketiga persamaan itu berasal dari probabilitas genotip yang
mungkin dimiliki oleh individu tersebut dari hasil perkawinan, persamaan itu
adalah:

(3.1)
Pada persamaan (3.1) dari kesembilan persamaan di atas menunjukkan bahwa
seluruh keturunan pada genotip AABB akan mempunyai genotip AABB dalam
program pengembangbiakan ini, setengah dari keturunan dengan genotip AABb,
AaBB dan AaBb akan mempunyai genotip AABB dalam program
pengembangbiakan ini, dan nol dari turunan dengan genotip Aabb, Aabb, aabb,
aaBB dan aaBb akan mempunyai genotip AABB.
Kemudian dapat ditulis persamaannya dalam notasi matriks berikut:

(3.2)
Dimana
46


dan
[



Langkah 2: Carilah nilai eigen dari matriks A dan mencari vektor eigen dari
masing-masing nilai eigen.
Dengan menggunakan matriks A di atas, maka dapat dicari nilai eigen dan
vektor eigen yaitu:

[


| |
47



[

) (


Atau dengan menggunakan software maple (terlampir halaman 93) maka
didapat nilai eigen sebagai berikut:


Selanjutnya mencari vektor eigen dari masing-masing nilai eigen.
Untuk


Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut
48



[


49



Sehingga persamaan yang bersesuaian adalah:

.
Maka

dan


50



Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan

adalah:



Untuk


Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut
51



[


52



Sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

.
Ambil

, misalkan
Maka

dan


Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan

adalah


Untuk



53



[


Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[


54



Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:


Ambil


maka


55



Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah


Untuk


Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut
[


56



Sistem persamaan yang bersesuaian adalah:

,
57


,
Ambil

, misalkan
Maka

dan


Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan

adalah


Untuk






58



Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan:
[


Maka sistem persamaan yang sesuai adalah:

,
59



Ambil

dimana
Maka


Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah:


Untuk


Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[


60



Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:


Ambil


61



maka


Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah


Untuk


Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[


62




63



Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:


Ambil

dengan
maka


Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah


Untuk





64



Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[


65



Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:


Ambil

dengan
maka


Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah


Untuk



66



[


Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[


67



Maka sistem persamaan yang bersesuaian adalah:


Ambil

dengan
maka


68



Sehingga vektor eigen yang bersesuaian adalah



Langkah 3: membentuk matriks P dari vektor-vektor eigen yang sesuai
dengan nilai-nilai eigen
Akhirnya diperoleh:

[


Dan
[

]

[


Langkah selanjutnya adalah mencari invers dari matriks P dengan cara
mereduksi matriks P menjadi matriks identitas.
69



[


70



71



72



73




74



Dalam perhitungan manual didapatkan invers matriks P adalah

[


Perhitungan invers manual ini diperkuat dengan perhitungan menggunakan
maple (terlampir halaman 94) yakni:



Langkah 4: mensubtitusikan matriks A dengan matriks D yang terlebih
dahulu didiagonalisasikan oleh matriks P dan kemudian
bentuklah sebuah persamaan eksplisitnya.
Pada persamaan (3.2) jika A dipangkatkan 2, maka persamaan tersebut menjadi:
75



Proses tersebut dapat diulang untuk pangkat bilangan bulat yang lebih tinggi,
sehingga hasil umumnya adalah:

(3.3)
Sebagai konsekuensinya, jika kita dapat mencari sebuah pernyataan eksplisit
untuk

, maka dapat digunakan persamaan (3.3) untuk mendapatkan


pernyataan eksplisit

. Untuk mendapatkan pernyataan eksplisit untuk

,
maka mula-mula dengan cara mendiagonalisasikan matriks A. Yakni, kita cari
matriks P yang dapat dibalikkan dan matriks diagonal D sedemikian rupa
sehingga:


Dengan diagonalisasi seperti itu, maka diperoleh:

untuk (3.4)
Dimana


Berdasarkan persamaan

, sehingga diperoleh:


76



[



77



[

( (

( (

( (

( (

( (

( (

( (

( (

((

( (

((

((

((

((

( (

((

( (

((

((

( (

((


78



Oleh karena


Sehingga

((

( (

((

((

((

((

((

( (

((

((

((

( (

((

(3.5)
Persamaan di atas merupakan persamaan eksplisit untuk

pada generasi ke-n ditinjau dari


fraksi-fraksi genotip awal.



79



Langkah 5: Carilah masing-masing limit persamaan untuk n menuju tak
hingga.
Karena (

cenderung mendekati nol untuk n menuju tak hingga, maka limit


dari persamaan di atas adalah:

,((

((

((

{}

,((

((

((

( (

( (

( (

,((

((

((

( (

{}

{}

{}

{}
Sehingga diperoleh:

,
80


.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk n mendekati tak hingga, pewarisan
pada generasi ke-n semuanya bergenotip AABB atau dengan kata lain Normal.

2. Penyakit-penyakit Resesif Autosomal
Suatu sifat keturunan yang ditentukan oleh sebuah gen resesif pada
autosomal baru akan tampak bila suatu individu menerima gen itu dari
kedua orang tuanya. Biasanya kedua orang tua nampak normal, walaupun
sebenarnya pembawa gen resesif dimana masing-masing heterozigot
(AaBb). Dengan kata lain penyakit genetik ini dipengaruhi oleh penurunan
autosomal di mana sebuah gen AB mendominasi sebuah gen abnormal ab.
Misalkan dilaksanakan program untuk mengidentifikasi pembawa
penyakit tersebut, dan semua pembawa penyakit yang diidentifikasi tersebut
menyepakati untuk tidak menghasilkan turunan diantara sesama mereka.
Dengan cara ini, semua anak masa depan akan mempunyai orang tua normal
(AABB-AABB), (AABB-AABb), (AABB-AaBB) dan seorang orang tua
penderita penyakit (AABB-AaBb). Sebagai konsekuensinya, maka tidak
ada anak masa depan akan menderita penyakit tersebut. Walaupun di dalam
generasi masa depan masih terdapat pembawa penyakit berdasarkan
pelaksanaan program perkawinan terkontrol maka dapat ditentukan fraksi
pembawa penyakit (carier) pada generasi-generasi akan datang.

] untuk
81



Oleh karena tiap turunan mempunyai sedikit-dikitnya satu orang tua normal,
maka ditinjau dari program perjodohan terkontrol sebagai sebuah program
perjodohan yang berlangsung terus menerus dengan genotip AABB. Jadi
peralihan distributip ke generasi berikutnya ditentukan oleh persamaan:

untuk
Dengan

],

]
Dan A adalah matriks yang elemen-elemennya merupakan genotip yang
dimiliki turunan tersebut.
Tabel 4.4
Peluang Genotip Persilangan Dihibrid antara Laki-laki Normal dan
Perempuan Carier
Genotip
dari
keturunan
Genotip dari kedua orang tua
AABB-AABB AABB-AABb AABB-AaBB AABB-AaBb
AABB 1


AABb 0


AaBB 0 0


AaBb 0 0 0


Dengan keterangan:
AABB, AABb dan AaBB : Individu Normal
AaBb : Individu pembawa (Carier) penyakit tetapi
tidak menderita penyakit
82




Langkah 1: Bentuklah persamaan linier dari tabel peluang masing-masing
genotip dan bentuklah matriks A.
Untuk menghitung probabilitas gen yang dimiliki satu individu maka dapat
dibuat:
untuk

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AABB pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AABb pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AaBB pada generasi ke-n

fraksi dari probabilitas individu dengan genotip AaBb pada generasi ke-n
Persamaan linier yang dapat dibentuk sebagai berikut:


Sehingga diperoleh matriks A sebagai berikut:

[






83



Langkah 2: Carlah nilai eigen dan vektor eigen dari matriks A
Untuk mencari nilai eigen maka yang dilakukan sebagai berikut:.
[

]
[


Atau melalui program maple (terlampir halaman 95) maka diperoleh nilai eigen
sebagai berikut:

, dan


Setelah memperoleh nilai eigen, langkah selanjutnya adalah mencari vektor
eigen untuk masing-masing nilai eigen:
Untuk

] [

]


84



Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[

[




]
Maka sistem persamaan yang sesuai adalah:


Ambil

untuk setiap
Maka


Sehingga vektor eigen yang sesuai adalah

]
Untuk



85



[

] [

]
Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[


Maka sistem persamaan yang sesuai adalah:


Ambil

dan

untuk setiap
Maka


Sehingga vektor eigen yang sesuai adalah

]
Untuk



86



[

] [

]
Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[


Maka sistem persamaan yang sesuai adalah:


Ambil

dan

untuk setiap
Maka


Sehingga vektor eigen yang sesuai adalah

]
Untuk



87



[

] [

]
Dengan menggunakan metode OBE dapat dinyatakan sebagai berikut:
[

[




]
Maka sistem persamaan yang sesuai adalah:

.
Ambil

untuk setiap
Maka


Sehingga vektor eigen yang sesuai adalah

]




88



Langkah 3: Bentuklah matriks diagonal dari nilai eigen dan matrik P dari
vektor eigen yang sesuai dengan nilai eigen.
Dari nilai-nilai eigen di atas maka matrik diagonal yang dibentuk sebagai
berikut:
[

]
[


Dari vektor eigen di atas maka matrik baru yang dibentuk sebagai berikut:
[




]
Langkah selanjutnya adalah mencari invers matriks P dengan mereduksi
matriks P menjadi matriks identitas:
[




]

[




]

[




]

[




]
89



Dari perhitungan manual didapat invers P adalah [




]
Perhitungan invers secara manual ini diperkuat dengan hasil perhitungan
melalui software maple (terlampir halaman 96) yang mana hasil invers P
adalah:

[




]

Langkah 4: Subtitusikan matriks A dengan matriks D yang terlebih
dahulu didiagonalisasikan oleh matriks P kemudian
bentuklah persamaan eksplisitnya.
Mengingat bahwa

maka:
[

] [




]
[

[




] [

]
[

[




] [

]
90



[

]
[

]
[

]
[

( (

( (

( (

((

((

((

((

]
[

((

((

((

((

((

((

((


Oleh karena


Maka:

((

((

((

((

((

((

((

(3.6)


91



Langkah 5: Carilah limit dari masing-masing persamaan dengan n
menuju tak hingga.
Untuk n menuju tak hingga, maka limit dari persamaan (3.6) adalah:

((

((

((

,((

((

,((

((

,(

-
Sehingga diperoleh:

.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk n mendekati tak hingga,
pewarisan pada generasi ke-n semuanya bergenotip AABB atau normal.
92



92
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang telah dipaparkan,
peneliti menyimpulkan :
1. Genotip yang dihasilkan pada keturunan generasi ke-n atas persilangan
terkontrol dihibrid adalah semuanya akan memiliki genotip AABB
(Normal).
Sedangkan untuk keturunan yang bergenotip AABb, AAbb, AaBB, AaBb,
Aabb, aaBB, aaBb dan aabb pada pewarisan genotip generasi ke-n adalah
nol/tidak ada.
2. Persamaan eksplisit yang dihasilkan dari tabel persilangan dihibrid adalah :



93



Untuk menyelesaikan persamaan awal di atas dapat menggunakan langkah
sebagai berikut: bentuklah matriks A, carilah nilai-nilai eigen dari matriks
A. Sehingga diperoleh pula vektor-vektor eigen yang bersesuaian dengan
nilai-nilai eigen tersebut. Bentuklah matriks P dari vektor-vektor eigen yang
bersesuaian dengan nilai eigen tersebut. Subtitusikan matriks A dengan
matriks D yang sudah terlebih dahulu didiagonalisasikan oleh matriks P
kemudian bentuklah sebuah persamaan eksplisit. Carilah limit dari masing-
masing persamaan untuk n menuju tak hingga. Adapun hasil yang diperoleh
dari ersamaan eksplisit di atas adalah semua keturunan di generasi ke-n
adalah NORMAL.
B. Saran
Setelah peneliti menyimpulkan sebagaimana tersebut di atas, saran yang
dapat disampaikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang genetika ini selain menggunakan matriks dalam
penyelesaiannya, dapat juga menggunakan metode lain untuk perkawinan
trihibrid atau polyhibrid.
2. Penelitian ini dapat diteruskan melalui metode lain selain matriks.

94



94
DAFTAR PUSTAKA



A Rifai, Mien. 2004. Kamus Biologi. Jakarta: Balai Pustaka.

Anton, H. 2011. Dasar-Dasar Aljabar Linier Jilid 1. Jakarta: Binapura Aksara.

Anton, H dan Rorres, C. 2011. Aljabar Linier Elementer Versi Aplikasi Edisi
Kedelapan/ Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Anton, H dan Rorres, C. 2011. Penerapan Aljabar Linier. Terjemahan: Pantur
Silaban. Jakarta: Erlangga.

Arifin, Zaenal. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Filosofi, Teori dan
Aplikasi. Surabaya: Lentera Cendika

Jeinne, M. 2013. Pewarisan Autosomal dengan Model Diagonalizable Matrix.
Istech vol 5: 92-99. Agustus 2013

Karmana, Oman. 2008. Biologi untuk Kelas XII Semester 1 Sekolah Menengah
Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Rini, Priani. 2012. Metode Pengumpulan Data.
http://prianirini.blogspot.com/2012/11/metode-pengumpulan-data.html [2
Desember 2013]

Sidik, Nur. 2013. Analisis Data. http://sidicq.wordpress.com/2013/11/04/analisis-
data/ [2 Deesmber 2013]

Subagio A, Suharti. 1986. Buku Materi Pokok Matriks PMAT 2234/2SKS/Modul 1-
3. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka.

Suryo. 2012. Genetika untuk Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

W Kimball, John. 2005. BIOLOGI Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Yasin, Sulkan dan Hapsoyo, Sunarto. 1990. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya:
Mekar Surabaya




95



LAMPIRAN 1
Perhitungan Polinomial, Nilai Eigen, Vektor Eigen dan Invers Matriks Baru yang
Dibentuk oleh Tabel Peluang Persilangan Individu Normal Heterozigot dan Carier
dengan Softwere Maple.
>







Setelah matriks terbentuk, maka klik kanan pada matrik dan pilih aljabar linier dan
setelah itu pilih characteristic polynomial, eigenvalues, eigenvektor.





96









untuk mencari inves kita menggunakan maple ketik matriks yang akan dicari
inversnya, kemudian klik kanan pilih standart operations kemudian pilih invers dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
>





97



LAMPIRAN 2
Perhitungan Polinomial, Nilai Eigen, Vektor Eigen dan Invers Matriks Baru yang
Dibentuk oleh Tabel Peluang Persilangan Dua Sifat Beda antara Laki-Laki
Penderita dan Perempuan Normal dengan Softwere Maple
>


Setelah matriks terbentuk, maka klik kanan pada matrik dan pilih aljabar linier dan
setelah itu pilih characteristic polynomial, eigenvalues, eigenvektor





Untuk mencari invers matriks ordo 5 x 5, maka klik

98






Maka invers yang di dapat:


99



PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dedi Hariyanto
NIM : 105.532
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul : Implementasi Diagonalisasi Matrik untuk Menyelidiki
Pewarisan Genotip pada Generasi ke-n.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.



Jombang, 5 Maret 2014
Yang Membuat Pernyataan




Dedi Hariyanto

You might also like