You are on page 1of 64

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi akan memicu persaingan dalam perekonomian tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat menyusun dan menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi pasar dan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada. Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam proses kegiatan perusahaan, di mana kegiatan pemasaran secara langsung mengarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan yang salah satunya adalah peningkatan volume penjualan yang ujung-ujungnya memperoleh sejumlah laba yang optimal, sehingga dapat dikatakan bahwa laba diperoleh suatu perusahaan merupakan pencerminan dari keberhasilan aktivitas pemasaran perusahaan itu sendiri. Salah satu upaya yang ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan adalah perlunya ditunjang strategi pemasaran melalui orientasi bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi, dan distribusi. Dari keempat variabel dalam bauran pemasaran tersebut yang menjadi salah satu titik tolak adalah harga. Penentuan harga bertujuan untuk mendorong penjualan dalam pemasaran suatu barang dan jasa, dan juga bersaing dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan.
1

Memuaskan pelanggan dengan produk yang bermutu tinggi merupakan kunci prestasi yang menguntungkan. Fungsi pemasaran dalam perusahaan bertugas menentukan target pelanggan serta cara terbaik untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka secara bersaing dan menguntungkan. Salah satu teori pendukung atas Bauran pemsaran dikutip dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran adalah : Bauran Pemsaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia Untuk mencapai target efisiensi tertentu dan seterusnya menghasilkan keuntungan yang diharapkan, perusahaan melaksanakan kegiatan-kegiatan

fungsionalnya yaitu bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan administrasi, masing masing bidang ini merupakan kegiatan yang menuntut spesialisasi tersendiri dengan programnya masing masing. Selanjutnya untuk menghasilkan keuntungan yang diharapkan perusahaan harus memperhatikan masalah harga, dimana harga adalah salah satu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan karena harga akan langsung mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang dicapai oleh perusahaan. Kebijaksanaan perencanaan produk, penyaluran barang maupun penggunaan media promosi yang baik tidak akan menghasilkan sesuatu bila kebiaksanaan tentang harga tidak ikut diperhatikan. Dengan demikian harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu utama permintaan pasar, selain itu harga juga

mempengaruhi bagian posisi, persaingan dan bagian satu kebijaksanaan dalam arti bahwa harga yang ditetapkan dapat terjangkau sesuai dengan tingkat kemampuan konsumen dan dilain pihak tidak merugikan perusahaan itu sendiri. Jadi suatu perusahaan harus menerapkan harga yang memiliki daya saing yang kuat, dimana bila didukung oleh kegiatan pengawasan lainnya dan manajemen yang baik maka diharapkan perusahaan tersebuat akan mampu menghargai para pesaing. Jadi dalam kegiatan penjualan, konsumen harus mendapatkan perhatian sepenuhnya, karena konsumen mempunyai kebebasan dalam memilih suatu barang yang disenanginya. Bauran Pemasaran menurut Kotler (1997:92) : Marketing mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the market.(Marketing Management,1997) yang kurang lebih memiliki arti bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabelvariabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran Menurut Stanton (1978) adalah : Bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, harga, kegiafan promosi dan sistem distribusI Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran ke dalam 4 (empat) faktor yang disebut the four Ps: product, price, place, and promotion (cited in Kotler, 1992:92). Dengan menentukan harga yang sesuai berarti perusahaan telah menciptakan suatu kesempatan baru dalam memasarkan hasil produksinya atau barang

dagangannya, sehingga dapat menghadapi saingan-saingan yang ada dalam wilayah pemasarannya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan membahas tentang Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan Produk Pada PT. Proparindo Jasa Tama Makassar. 1.2 Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap volume penjualan produk pada PT. Proparindo Jasa Tama Makassar.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap peningkatan volume penjualan. 1.3.2 Kegunaan Penulisan 1. Diharapkan pembahasan yang dilakukan nantinya akan menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan penjualan pada masa yang akan datang.

2. Sebagai salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi peneliti selanjutnya. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan dalam mengikuti pembahasan ini, maka skripsi ini diuraikan dalam Enam bab, yaitu : Bab I Merupakan Pendahuluan yang menguraikan tentang Latar Belakang, Masalah Pokok, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka yang terdiri atas Pengertian Pemasaran, Marketing Mix, Harga, Strategi penentuan harga, Kebijakan Penentuan Harga, Tujuan Kebijakan Harga, Prosedur Kebijakan Harga, Kebijakan Potongan Harga , kerangka pikir dan Hipotesis. Bab III Merupakan Metode Penelitian yang menguraikan tentang Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Jenis dan Sumber Data, Defenisi Opresional, Metode Analisis.

Bab IV Merupakan Gambaran Umum Perusahaan yang terdiri dari Sejarah Singkat Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, dan Proses Produksi Bab V Merupakan Analisis dan Pembahasan Bab VI Kesimpulan dan Saran

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran dewasa ini mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia usaha, hal ini disebabkan karena pemasaran merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan proses penjualan demi mempertahankan kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan untuk masa yang akan datang. Pemasaran merupakan seni menciptakan dan memuaskan pelanggan secara menguntungkan, pemasaran mengantarkan barang dan jasa yang tepat, dan harga barang yang tepat dan komunikasi serta promosi yang tepat.Pengertian pemasaran telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli dengan berbagai teori dan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang mereka. Adapun defenisi pemasaran menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo yaitu, Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegi atan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Dari defenisi diatas dapat diberikan gambaran bahwa pemasaran ditinjau sebagai suatu sistem kegiatan usaha dimana variabel-variabel kegiatan seperti merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang dan jasa adalah saling berhubungan dalam rangka memuaskan kebutuhan konsumen. Selanjutnya Kotler mendefenisikan pemasaran yaitu,

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Dari defenisi diatas dapat digambarkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses pertukaran produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu atau kelompok dengan cara mengadakan hubungan dengan pihak lain, dan terdapat dua kepentingan dipertemukan dengan mengadakan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dalam hal ini pembeli berusaha memenuhi kebutuhannya dan penjual yang berusaha untuk mendapatkan laba. Kemudian menurut Kotler, pengertian pemasaran adalah : Sebuah proses sosial dan menajerial dimana indivudu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran,saran produk-produk atau value dengan pihak lainnya. Sedangkan istilah pemasaran (Marketing) didefinisikan oleh American Marketing Association dalam Kotler sebagai: Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide untuk menciptakan perukaran dengan kelompok yang dituju, di mana proses ini dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan. Namun, dari waktu ke waktu, pemasaran mengalami redefenisi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan suatu variabel yang sangat menentukan yaitu situasi persaingan. Seperti yang didefinisikan oleh Kolter, bahwa:

Pemasaran bukan hanya proses penciptaan, penawaran dan pertukaran produk saja tetapi juga meliputi value. Di era persaingan bebas seperti saat ini, perang pemasaran yang terjadi bukanlah semata-mata perang pemasaran. Perang pemasaran saat ini adalah perang value, karena value adalah kunci untuk memenangkan dan mempertahankan pelanggang. Pengertian marketing menurut Kotler dalam Alma dapat dilihat dari sudut pandang. Pertama dari sudut pandang societal (masyarakat) menunjukkan peranan marketing dalam masyarakat. Sedangkan menurut pandangan marketer, marketing berperan untuk menyampaikan standar hidup yang lebih tinggi bagi masyarakat. Menurut Kolter (2002 : 9) mengemukakan bahwa : Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Selain itu pemasaran adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan akan barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.

Menurut Counverse dan Jones dalam Alma (2005:8) mengemukakan bahwa dunia bisnis dibagi dua, yaitu: Production diartikan sebagai has to do moving these good in the hand of consumers, yang produksi diartikan sebagai pekerjaan menciptakan barang. Sedangkan marketing ialah pekerjaan memindahkan barang-barang ketangan konsumen. Stanton dalam Mursid ( 2002 : 26 ) mengemukakan bahwa:
9

Pemasaran adalah meliputi keseluruhan s istem yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial. Jadi pada dasarnya kita melihat pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada konsumen. Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat terjadinya pertukaran sebagai realisasi dari adanya pemasaran ialah sebagai berikut : 1. Harus ada pembeli dan penjual 2. Setiap pihak mempunyai sesuatu yang dapat berguna bagi pihak lain 3. Setiap pihak mampu berkomunikasi dan bebas menerima atau menolak terhadap barang yang ditawarkan

Adapun defenisi pemasaran menurut Jatmiko (2004:90) yaitu : Suatu aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk kepentingan pasar, baik pasar konsumen rumah tangga dan atau pasar industri. 2.2 Marketing Mix = Bauran Pemasaran

10

Dalam konsep pemasaran dewasa ini, kita mengenal salah satu konsep yang paling penting yaitu konsep marketing mix, yang merupakan salah satu kombinasi cara dan keinginan pemasaran yang sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan di dalam usaha untuk mengejar keuntungan terutama mencapai profit maksimum. Adapun Variabel-variabel yang terdapat dalam marketing mix yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Variabel-variabel tersebut saling berkaitan dengan masalah bagaimana menentukan bentuk penawaran pada segmen pasar tertentu. Kotler (1995:82) memberikan pengertian marketing mix yaitu : Marketing Mix merupakan himpunan atau seperangkat alat atau variabel pemasaran yang terkendali yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Defenisi ini memberikan pengertian bahwa variabel-variabel yang ada di dalam marketing mix merupakan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, dan yang menjadi sasaran marketing mix adalah tanggapan dari pasar sasaran yang menjadi target implementasi marketing mix. Kemudian menurut Swastha dan Sukotjo (1995:193), mengemukakan defenisi marketing mix sebagai berikut, Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

11

Berdasarkan pada uraian diatas, maka seorang pemimpin perusahaan, dalam menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan harus memperhatikan variabelvariabel dari marketing mix secara terkoordinir agar penjualan dari produksi perusahaan dapat mencapai hasil yang maksimal. Keempat faktor yang dikemukakan pada defenisi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena merupakan inti dari semua sistem pemasaran, sehingga pemasaran merupakan kegiatan yang dapat dikontrol, maka perusahaan sendiri dapat langsung menentukan levelnya masing-masing menurut prioritas sesuai kebutuhan dari perusahaan yang

bersangkutan dan tidak dapat diabaikan satu dengan yang lainnya. Bertolak dari uraian marketing mix yang dikemukakan diatas, maka untuk lebih jelasnya keempat variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dibeli atau dikomsumsikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk disini meliputi benda fisik, jasa orang, tempat, organisasi, dan gagasan. Jadi sebuah produk bukanlah seperangkat atribut berwujud saja, melainkan lebih dari itu. Suatu perusahaan dalam memasarkan suatu produknya harus mengetahui sifat dan keinginan konsumen. Dengan demikian, seorang pengusaha/perusahaan hendaknya

12

melihat dengan jeli bagaimana menciptakan suatu peluang sesuai dengan selera konsumen agar barang yang dihasilkan dapat diserap dengan baik oleh konsumen ataupun pembeli potensial. Selain itu, bahwa produk itu tidak hanya berupa unsur fisik saja, akan tetapi juga mencakup sifat non-fisik, seperti harga, warna, prestise, dan pelayanan. Jadi semua unsur ini dapat dipandang sebagai alat pemuas kebutuhan pembelinya. 2. Saluran Distribusi Usaha untuk menjamin tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli dimanapun konsumen berada merupakan salah satu tujuan dari kebijaksanaan perusahaan yang harus dilakukan melalui sistem penyaluran atau distribusi. Umumnya dalam memproduksi barang dan jasa, perusahaan tidak langsung menjual kepada konsumen akhir, akan tetapi melalui suatu perantaraan, khususnya barang dibidang konsumsi, untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas dan menyebar. Produsen dapat melimpahkan fungsi pemasarannya kepada perantara dengan maksud memperoleh penghematan biaya. Saluran distribusi merupakan alat yang dipergunakan oleh perusahaan untuk menyalurkan hasil produksinya ke pasar hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Dalam perekonomian yang telah maju ini, kebanyakan produsen tidak menuai hasil produknya secara langsung kepada konsumen akhir. Diantara para produsen dan pemakai akhir, terdapat jumlah besar padagang perantara yang menjalankan berbagai fungsi. Pedagang perantara itu antara lain :

13

a. Merchant Middleman yaitu pedagang besar dan pedagang pembeli, memiliki hak atas barang tersebut dan menjual kembali barang yang bersangkutan. b. Agent Middleman yaitu makelar atau broker perwakilan dagang atau agen penjualan yang mencari pembeli, melakukan negoisasi atas nama produsen tetapi tidak memiliki hak atas barang yang diperjualbelikan. 3. Promosi Salah satu komponen dalam marketing mix yang dikenal sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen adalah promosi. Promosi merupakan salah satu sarana vital dalam dunia usaha guna memberikan informasi dan membujuk pasar, sehubungan dengan produk yang ditawarkan. Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Promosi bagi pihak produsen merupakan sarana dalam memperkenalkan jenis, bentuk, harga, warna, dan kualitas dari barang yang dihasilkan guna memenuhi keinginan dan kebutuhan para konsumen. Bagaimana upaya mempengaruhi tingkah laku konsumen agar dapat membeli barang dan jasa yang ditawarkan. Promosi merupakan senjata ampuh untuk merebut konsumen dipasaran serta

memperkenalkan barang baru yang diproduksi baik langsung maupun secara tidak langsung bisa meyakinkan konsumen serta membujuknya agar rela mengadakan pembelian. Selain itu promosi juga merupakan suatu sarana yang sangat vital

14

didalam segala aktivitas guna meraih suatu keberhasilan yang telah dicanangkan oleh perusahaan itu sendiri. 4. Harga Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, maka bagian pemasaran berhak menentukan harga produknya. Ditinjau dari perusahaan secara individu, harga merupakan determinan utama bagi permintaan di pasaran. Karena harga mempengaruhi akan posisi persaingan dan market share juga merupakan titik fokus perhatian terhadap program pemasaran perusahaan. Dalam memutuskan mutu dan peningkatan barang/jasa yang dihasilkan, maka manajer perlu memperhatikan peranan penting harga dalam keputusan tersebut. Demikian juga manajer mengeluarkan biaya yang besar untuk keperluan promosi, maka kegiatan mempengaruhi harga bagi barang yang ditawarkan. Pangkal utama tak lain karena masyarakat tersebut tidak terlepas dari masalah harga. Untuk mengetahui secara lebih jauh tentang harga secara mendalam lagi, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para pakar mengenai harga. Swastha dan Sukotjo (1995:211), memberikan pengertian tentang harga dengan singkat dan sederhana yaitu: Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

15

Dari pengertian diatas, maka dapat dimengerti bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual, bukan penjualan yang menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut. Dalam kenyataannya, besar kecilnya nilai atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja yang diperhitungkan, akan tetapi faktor-faktor psikologis dan faktor lain pun ikut berpengaruh terhadap harga yang ditetapkan. Selanjutnya Kotler (2000:296), mengemukakan defenisi harga yaitu: Harga adalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan mend apatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut, atau dengan kata lain bahwa harga merupakan jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Defenisi diatas menjelaskan dimana suatu produk atau jasa memiliki sejumlah nilai dan biasanya dinilai dalam sejumlah uang, yang saat ini sering kita sebut dengan istilah harga, dan kemudian pihak konsumen akan menukarkan sejumlah nilai yang tentu saja dengan sejumlah uang tentunya yang mereka miliki dengan tujuan agar mereka akan dapat memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa harga suatu produk merupakan ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk yang dibelinya. Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal apabila dia menilai kepuasan yang diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya itu tinggi. Sebaliknya apabila seseorang itu menilai kepuasannyaa terhadap suatu produk itu rendah, maka dia tidak akan bersedia untuk membayar atau membeli produk tersebut dengan harga yang mahal.

16

2.3 Strategi Penentuan Harga Harga yang ditentukan untuk sebuah produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya, keuntungannya. Mengingat bahwa pendapatan dari penjualan sebuah produk akan sama dengan harga dikalikan dengan kuantitas penjualan. Meskipun harga yang lebih rendah akan mengurangi pendapatan per unit yang diterima, biasanya akan menghasilkan kuantitas penjualan yang lebih tinggi, begitupun sebaliknya. Sehingga, dalam menentukan harga produk akan melibatkan suatu pertukaran yang lebih jelas. Perusahaan menentukan harga produk mereka dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Biaya Produksi Beberapa perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk dengan mengestimasi biaya per unit untuk memproduksi produk tersebut dan menambahkan suatu kenaikan. b. Suplai Persediaan Beberapa keputusan harga berhubungan langsung dengan suplai persediaan. Misalnya perusahaan komputer biasanya akan menurunkan harga komputer personal yang ada untuk memberi ruang kepada model terbaru yang segera akan dipasarkan c. Harga Pesaing Banyak perusahaan umumnya akan mempertimbangkan harga pesaing ketika menentukan harga produk mereka. Mereka dapat menggunakan berbagai strategi penentuan harga untuk bersaing melawan produk-produk lain.
17

Harga digunakan dalam berbagai cara dalam strategi penentuan posisi program pemasaran. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penetapan strategi harga adalah sebagai berikut : a. Isyarat bagi pembeli. Harga merupakan alat komunikasi dengan pembeli b. Instrumen persaingan. Harga merupakan suatu cara yang tepat untuk menyerang persaingan atau kemungkinan lain, untuk memposisikan suatu perusahaan diluar persaingan langsung. c. Memperbaiki kinerja keuangan. Harga dan biaya menentukan kinerja keuangan. d. Pertimbangan bauran pemasaran. Peran harga kerap kali tergantung pada bagaimana variable-variabel lain digunakan dalam bauran pemasaran Sedangkan tujuan ditetapkannya harga pada sebuah produk adalah untuk mencapai hal-hal sebagai berikut : a. Mendapatkan posisi pasar b. Mencapai kinerja keuangan c. Penentuan posisi produk d. Mempengaruhi persaingan 2.4 Kebijakan Penetapan Harga Dalam hal penetapan harga perusahaan biasanya menyerahkan sepenuhnya pada bagian Penjualan, harga yang ditetapkan perusahaan biasanya dipengaruhi oleh

18

kondisi pangsa pasar dan nilai tukar rupiah (Kurs). Untuk evaluasi terhadap harga produk, perusahaan melakukannya setiap bulan, pertiga bulan, perenam bulan,atau pertahun. Ada empat pendekatan dalam menentukan harga jual, yaitu : 1. Penetapan harga biaya plus Harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit (marjin). Jadi harga jual produk itu dapat dihitung dengan rumus : BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL 2. Penetapan harga Mark-Up Pada pokoknya penetapan harga mark-up ini hamper sama dengan penetapan harga biaya plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up. Pedagang yang membeli barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah manambah harga beli dengan sejumlah mark-up dengan rumus HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL

3.

Penetapan Harga Break Event Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah penetapan harga break event.
19

Perusahaan dapat dikatakan break event bila mana pendapatan yang diterima sama dengan ongkosnya dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. 4. Penetapan Harga dalam hubungannya dengan pasar Dalam hal ini, penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya pada perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah pada tingkat persaingan.

2.5 Tujuan Kebijakan Harga Dalam menentukan harga sebaiknya perusahaan terlebih dahulu mengetahui tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dari suatu produk tertentu. Semakin jelas tujuannya, semakin mudah kebijakan harga dilakukan. Beberapa ahli telah mengemukakan pendapat mereka mengenai tujuan kebijakan harga yang pada dasarnya memiliki kesamaan. Beberapa pendapat dari para ahli tersebut antara lain, Menurut Kotler (1995:122) ada enam tujuan usaha yang utama yang dapat diraih oleh perusahaan melalui harga, yaitu : 1. Bertahan hidup (survival) Perusahaan memutuskan bertahan hidup akan dijadikan tujuan utamanya, bila menghadapi kapasitas yang berlebih, persaingan yang gencar atau perubahan

20

keinginan konsumen. Agar pabrik bisa terus berproduksi serta persediaan terus berputar, maka perusahaan harus menjual produknya dalam jumlah yang besar, dengan cara memasang harga jual yang rendah dengan asumsi bahwa pasar akan peka terhadap harga. Dalam hal ini perusahaan beranggapan bahwa mampu bertahan unuk hidup memiliki arti yang lebih besar dari pada keuntungan. 2. Memaksimalisasi laba jangka pendek Untuk mencapai laba yang maksimal perusahaan menempuh kebijaksanaan dengan cara mengkombinasikan harga dan kuantitas yang akan menghasilkan volume penjualan yang besar dan laba yang maksimal. Pendekatan ini diambil perusahaan karena tertarik dalam menyediakan dana untuk secepatnya karena keadaan dimasa mendatang penuh ketidak pastian untuk membangun pasar. 3. Memaksimalisasi pendapatan jangka pendek Perusahaan yang ingin memaksimalkan pendapatan jangka pendeknya akan menentukan tingkat harga yang nantinya akan memaksimumkan pendapatan dari penjualan. Banyak manajer yakin bahwa dalam memaksimumkan pendapatan dalam jangka panjang pada gilirannya akan memaksimumkan laba dan pertumbuhan pasar.

4.

Memaksimalkan pertumbuhan penjualan

21

Perusahaan yang ingin meraih pertumbuhan penjualan yang besar akan berusaha menentukan harga yang serendah-rendahnya dengan asumsi bahwa pasar sangat peka terhadap harga. Harga yang rendah ini ditetapkan karena akan meningkatkan volume penjualan dan perusahaan sangat yakin bahwa dengan meningkatnya volume penjualan akan menurunkan biaya per unit dan pada gilirannya akan menghasilkan laba setinggi-tingginya dalam jangka panjang. 5. Unggul dalam pangsa pasar Dalam hal ini perusahaan ingin memperoleh keuntungan yang tinggi dan produk barunya yang ditawarkan, dimana produk tersebut dilindungi oleh hak paten. Pada waktu pertama kali memasuki pasar, perusahaan memasang harga yang tinggi, karena mereka menganggap produk itu memiki keuntungan komparatif tehadap produk-produk substitusi yang ada dipasar. Apabila volume penjualannya telah menurun, maka harga mulai diturunkan dengan harapan untuk menarik lapisan konsumen berikutnya yang peka terhadap harga. 6. Unggul dalam mutu produk Suatu perusahaan mungkin bertujuan untuk menjadi pemimpin dalam hal kualitas produk dipasarnya. Pada umumnya perusahaan seperti ini menentukan harga yang tinggi. Hal ini disebabkan karena tingginya biaya penelitian dan pengembangan serta biaya produksinya yang besar. Selain itu dari pihak konsumen dalam memilih kualitas produk yang tinggi biasa
22

dipengeruhi oleh tingkat harga yang tinggi pula, dengan anggapan bahwa produk yang harganya tinggi mempunyai kualitas yang tinggi pula. Sementara Tjiptono dalam bukunya Strategi Pemasaran, (1997:152) membagi tujuan kebijakan harga dalam empat jenis tujuan yaitu : 1. Tujuan berorientasi pada laba, menentukan tingkat laba sesuai dengan sasaran laba yang diinginkan 2. Tujuan berorientasi pada volume, ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target volume penjualan 3. Tujuan berorientasi pada citra perusahaan, menentukan harga tinggi untuk membentuk citra prestisius 4. Tujuan stabilisasi harga, dalam pasar yang konsumennya sangat sensitive terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka, kondisi ini mendorong terbentuknya tujuan stabilisasi harga

23

2.6 Prosedur Kebijakan Harga Pricing Procedure adalah langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh dalam menentukan harga barang atau jasa yang akan ditawarkan. Pada dasarnya terdapat kesepakatan bahwa kebiakan harga secara nyata itu harus didasarkan pada tiga faktor yaitu : biaya, permintaan, dan persaingan. Namun demikian tidak semua perusahaan menempuh prosedur kabijakan harga yang sama. Tetapi dalam penerapannya sering kali hanya salah satu faktor diantara ketiga faktor tersebut yang sangat ditonjolkan misalnya, suatu perusahaan terlebih dahulu menaksir permintaan untuk barang yang dihasilkan kemudian menentukan market share yang diharapkan, setelah mengetahui reaksi dalam persaingan, kemudian memilih harga tertentu. Selain itu ada pula perusahaan yang menentukan harga dari suatu produknya dengan memasukkan seluruh biaya overhead yang dibebankan secara acak-acakan berdasarkan tingkat kegiatan yang diperkirakan dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. Swastha dan Irawan (1990:247) memberikan prosedur kebijakan harga yang meliputi 6 (enam) langkah sebagai berikut : 1. Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut 2. Mengetahui lebih dahulu reaksi persaingan 3. Menentukan market share yang dapat diharapkan 4. Memiliki strategi harga untuk mencapai target pasar 5. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan 6. Memilih harga akhir.

24

Dalam tahap pertama ini, perusahaan membuat estimasi permintaan barangnya secara total. Hal ini lebih mudah dilakukan terhadap permintaan barang yang ada dibanding dengan permintaan barang baru. Pengestimasian permintaan tersebut dapat dilakukan dengan : 1. Menentukan harga yang diharapkan, dimana harga tersebut dapat diterima oleh konsumen 2. Mengestimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga. Hal ini menyangkut pula tentang masalah elastisitas permintaan suatu barang. Dimana barang yang mempunyai permintaan pasar elastis, biasanya akan diberi harga lebih rendah dari barang yang mempunyai permintaan in-elastis.

Dalam tahap kedua, perusahaan perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta sumbr-sumber penyebabnya. Karena kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijaksanaan kebijakan harga bagi perusahaan. Adapun sumbersumber persaingan dapat berasal dari : 1. Barang sejenis yang dihasilkan perusahaan lain 2. Barang-barang substitusi, dan 3. Barang-barang lain yang dibuat perusahaan lain yang sama-sama

menginginkan uang konsumen.

25

Tahap ketiga, yaitu menentukan market share yang dapat diharapkan. Pada umumnya perusahaan selalu menginkan market yang lebih luas. Kadang-kadang perluasan market share harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentukbentuk lain persaingan bukan harga, disamping dengan harga tertentu. Market share yang diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi dan mudahnya memasuki persaingan. Tahap keempat yaitu memilih strategi harga untuk mencapai target pasar. Dalam hal ini perusahaan dapat memilih diantara dua macam strategi harga yang dianggap paling ekstrim, yaitu Skimming Pricing dan Penetration Pricing. Skimming Pricing adalah kebijakan harga setinggi-tingginya. Strategi ini sesuai dengan produk baru karena : 1. Pada tahap permulaan, pemintaan masih sangat in-elastis karena saingan masih sangat sedikit 2. Dapat membagi pasar berdasarkan tingkat penghasilan, yaitu penjual barang baru tersebut pada segmen pasar yang berpenghasilan tinggi 3. Berfungsi untuk berjaga-jaga terhadap kekeliruan dalam kebijakan harga 4. Harga perkenalan yang tinggi dapat memberikan penghasilan dan laba tinggi 5. Dengan harga yang tinggi dapat dipakai untuk membatasi permintaan terhadap batas-batas kapasitas produksi dalam perusahan.

26

Sedangkan Penetration Pricing adalah strategi kebijakan harga serendahrendahnya, dimana bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang sebesarbesarnya dalam waktu relatif singkat. Dengan strategi ini, perusahaan dapat memperkuat kedudukannya dalam persaingan. Tahap selanjutnya adalah mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat pada barang, sistem distribusi, dan program promosinya. Adapun langkah yang terakhir yaitu memilih harga akhir. Dalam memilih harga akhir ini, perusahaan harus melihat lagi beberapa pertimbangan tambahan : 1. Faktor Psikologis, seperti kenyataan yang biasa terlihat pada kebanyakan konsumen yaitu menggunakan harga sebagai petunjuk kualitas produk. Anggapan mereka bahwa semakin tinggi harga berarti kualitas semakin baik. Banyak penjual yang percaya terhadap suatu pedoman bahwa harga harus diakhiri dengan angka ganjil, misalnya suatu produk yang harganya Rp. 8.000,- harus dijual seharga Rp. 7.950,- dengan demikian calon pembeli akan melihat harga jual tersebut masih berada pada skala Rp. 7.000,-an dan bukan pada skala Rp.8.000,-an. 2. Dampak harga pada pihak-pihak lain. Pihak manajemen sebaiknya juga mempertimbangkan reaksi terhadap pihak-pihak lain atas harga yang ditetapkan. Bagaimana reaksi tehadap pihak-pihak lain atas harga yang ditetapkannya. Bagaiman tangapan para pedagang dan pengecer atas harga

27

tersebut? Apakah para tenaga penjual perusahaan bersedia mencari konsumen pada tingkat harga tersebut? Mungkinkah pemerintah ikut campur dan mencegah harga yang telah ditetapkan perusahaan? Dalam hal terakhir ini, perusahaan perlu memahami undang-undang atau peraturan yang menyangkut harga, serta harus yakin bahwa kebijaksanaan harganya tidak bertentangan dengan undang-undang tersebut. 2.7 Kebijakan Potongan Harga Sebagian besar perusahaan akan membuat sedikit modifikasi terhadap harga dasarnya sebagai imbalan pada konsumen atas hal-hal tertentu, seperti misalnya pembayaran yang lebih awal, pembelian dalam jumlah banyak, dan sebagainya. Penyesuaian harga jual ini biasa disebut potongan harga. 1 Potongan tunai, yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang membayar hutangnya tepat waktu atau mendahulaui waktu yang telah ditentukan. 2 Potongan kuantitas, yaitu pengurangan harga jual bagi pembeli yang telah membeli dalam jumlah besar. 3 Potongan fungsional, yaitu potongan dagang atau trade diskon yang diberikan oleh pabrikan kepada saluran distribusinya bila mereka ikut berperan dalam penyimpanan, penjualan, dan pencatatan.

28

2.8 Kerangka Pikir

PT. Proparindo Jasa Tama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan pakan ternak yang mengkhususkan pada pasar Indonesia Timur, dimana segala kebijakan pemasaran selalu didasarkan oleh bauran pemasaran dimana salah satu kebijakannya adalah proses penetapan harga jual, dari harga jual akan berpengaruh kepada peningkatan volume penjualan dari hal itu akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi, analisis korelasi. Hasilnya merupakan rekomendasi kebijakan yang akan dilakukan oleh PT. Proparindo Jasa Tama. seperti yang tergambar dibawah ini. Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir. PT. Proparindo Jasa Tama

Marketing Mix

Produk

Harga (X)

Promosi

Distribusi

Analisis Deskriptif Analisis Regresi sederhana Analisis Korelasi sederhana

Volume Penjualan (Y)


29

2.9 Hipotesis Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapatlah diajukan hipotesis kerja sebagai berikut : Diduga bahwa Bauran Pemsaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan volume penjualan produk PT. Proparindo Jasa Tama.

30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu dan Tujuan Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Proparindo Jasa Tama yang berlokasi di Kilometer 10 Perintis Kemerdekaan, Makassar. Sedangkan waktu yang direncanakan dalam mengadakan penelitian ini berkisar satu bulan. Dimulai dari tanggal 1 April sampai dengan 1 Mei 2009. Sedangkan tujuan penelitian ini antara lain : Adalah untuk membandingkan teoritis dengan kenyataan dilapangan Sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi strata satu 3.2 Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data serta keterangan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan untuk memecahkan dan menganalisis masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Maka cara yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan data lapangan (Field Research) Yaitu penulis mencari data dilapangan sebagai suatu fakta dengan cara melakukan wawancara dengan pimpinan atau karyawan perusahaan sekaligus mempelajari berkas yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

31

b.

Penelitian kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang merupakan suatu landasan teoritis dari sumber-sumber bacaan, karya ilmiah, serta referensi-referensi lainnya yang erat kaitannya dan berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

3.3 Jenis dan Sumber Data Guna menunjang pembahasan dalam skripsi ini, maka jenis data yang diperlukan adalah : a. Data kuantitatif, adalah data yang dapat dihitung atau berupa angka-angka yang diperoleh dari perusahaan. Data-data ini dapat berupa data hasil penjualan, data harga jual pokok, dan sebagainya. b. Data kualitatif, adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan dan karyawan-karyawan perusahaan dalam bentuk informasi, baik lisan maupun tulisan dan merupakan suatu model yang mengarah pada topik pembahasan. Kemudian sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan perusahaan. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui buku-buku dan literaturliteratur yang diperoleh dari perusahaan.

32

3.4.

Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah para konsumen yang menggunakan

Produk PT. Proparindo Jasa Tama Makassar, dimana populasi konsumen Periode bulan Januari - Juli 2011 adalah sebesar 300 orang. Gambar 3.1. Laporan penjualan PT. Proparindo Jasa Tama periode Januari sampai Juli 2011 Laporan penjualan periode Januari sampai Juli 2011 No Bulan Ton 1 Januari 93 2 Februari 67 3 Maret 75 4 April 70 5 Mei 98 6 Juni 139 7 Juli 120

Untuk sample penelitian, penulis mengambil sample 10% dari total populasi adalah sebanyak 62 orang dengan teknik penentuan sampel secara acak ( Simple Random Sampling), (Husein Umar, 2005: 49-59). Namun dengan pertimbangan representasi dan kemudahan perhitungan maka jumlah sample tersebut akan digenapkan menjadi 100.

33

3.5. Metode Analisis a. Analisa Deskriptif Yaitu analisa yang menggunakan penjelasan-penjelasan atau uraian-uraian tertulis mengenai perkembangan penjualan dan harga yang ditentukan perusahaan. b. Peramalan Volume Penjualan Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh Bauran Pemsaran terhadap volume penjualan dengan menggunakan rumus yang diuraikan oleh Akdon dan Ridwan (2007:23) sebagai berikut : y = a + bx1 + bx2 + bx3 + bx4 + d dimana : Y a b : : : Y= a + bx volume penjualan konstanta Tahun

Sebelum penerapan analisis regresi linear berganda maka seluruh data yang dikumpul akan diuji sesuai dengan syarat penerapan linear berganda yaitu melalui uji Asumsi Klasik yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Jadi analisis regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik atau regresi ordinal. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear, misalnya uji

34

multikolinearitas tidak dilakukan pada analisis regresi linear sederhana dan uji autokorelasi tidak perlu diterapkan pada data cross sectional. 3.6.4. Uji T (Uji Parsial) Uji T digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikatnya. Apabila hasil uji signifikansi nilainya dibawah 0,05 maka dapat dikatakan signifikan, yaitu terdapat pengaruh antara variabel bebas yang diteliti dengan variabel terikat. Sebaliknya jika nilainya diatas 0,05 maka dapat dikatakan tidak signifikan. 3.6.5. Uji F (Uji Serempak) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas secara signifikan terhadap variabel terikat. Apabila hasil uji signifikansi nilainya diatas 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sedangkan jika hasil uji signifikansi nilainya dibawah 0,05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 3.6. Defenisi Operasional Variabel Berikut ini akan dijelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penulisan skripsi ini : 1. Produk ( X1 ) dimana jumlah dan jenis produk menjadi salah satu nilai plus yang dimiliki perusahaan.

35

2. Harga ( X2 ) dimana harga yang kompetitif mampu menjadi faktor pembeda dalam merebut pasar. 3. Promosi ( X3 ) dimana promosi menjadi salah satu jembatan dalam rangka memperkenalkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 4. Tempat ( X4 ) keadaan yang memperlihatkan pentingnya lokasi dalam menjalankan bisnis perusahaan. 5. Unsur lain yang mampu mempengaruhi besarnya volume penjualan yang tidak di jadikan sebagai variabel dalam penelitian ini.

36

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Proparindo Jasa Tama didirikan pada tanggal 29 Desember 1995 oleh, Hasanuddin Santoso.S Hut. Dengan nama CV. Bonita konsultan Yang juga merupakan alumni Kehutanan Unhas dan berada dalam naungan organisasai Yayasan Ikatan Alumni Kehutanan Universitas Hasanuddin. Perusahaan ini bergerak pada bidang agroindustri sebagai produsen pakan ternak, serta konsultan pertanian dan peternakan. PT. Proparindo Jasa Tama, didirikan dan dikelola untuk menghasilkan produk baik merupakan barang maupun jasa untuk kemudian dipasarkan dan dijual kepada pengguna yang memerlukannya. Setelah melalui riset, penelitian dan pengujian dalam waktu yang cukup lama dengan beberapa jenis hewan ternak yang dihasilkan telah terbukti dapat meningkatkan produksi ternak yang tinggi dan berkulitas Menyadari peluang usaha dibidang pakan ternak dalam hal pemuliaan hewan ternak yang semakin membaik maka pada tahun 1997 perseroan membeli mesin pencampur pakan tegak(vertikal mixer) serta beberapa jenis timbangan mekanik dan digital yang merupakan langkah awal untuk melakukan ekspansi dibidang pakan ternak, kemudian pada tahun yang sama perusahaan membangun sebuah laboratorium penelitian yang berlokasi di Kab. Maros dan melakukan kerjasama dengan balai

37

diklat yang ada di Kabupaten tersebut. Dengan hasil yang telah dicapai perusahaan serta besarnya permodalan yang dimiliki maka pada tanggal 28 April 1996 pihak perusahaan memperoleh surat keputusan dari Mentri Perindustrian dan Perdagangan No. 100/B2.23149.3 Kanwil/VI/96. kemudian pada tahun yang sama CV. Bonita Konsultan berubah nama menjadi PT. Proparindo Jasa Tama. Dalam meproduksi pakan ternak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, pada prinsipnya produk hasil pencampurannya homogen artinya setelah dilakukan pengujian fisik tampak tercampur merata dan bila dilakukan analisis dilaboratorium kandungan zat-zat makanannya sesuai dengan hasil perhitungan yang direncanakan oleh ahli nutrisi. Aktivitas yang dilakukan oleh para pekerja, meliputi kegitan mengenal macam bahan baku yang biasa digunakan untuk unggas dan ternak ruminansia, pengadaan bahan baku, pengecekan bahan sesuai tidak dengan yang dipesan, pemeriksaan fisik terhadap kadar air, kekotoran dan pemalsuan bahan baku, pengambilan sampel untuk pengujian, kelengkapan administrasi pengiriman, penimbangan bahan, pengenalan operasinal alatalat dan mesin produksi yang biasa digunakan, pemeriksaan kualitas produk (homogenitas) dan packaging (pengarungan) serta penyimpanan selama di gudang. Dalam strategi induk perusahaan atau dalam strategi dasar berbagai satuan bisnis yang terdapat di dalamnya telah dinyatakan secara umum landasan berpikir dan bekerja dalam bidang produksi yang secara operasional dirinci oleh manajer produksi.

38

Untuk mengatasi masalah yang tengah dihadapi oleh perusahaan, maka hendaknya manajer produksi lebih memperbaiki kulitas dari produk tersebut. Strategi yang dipilih, konsentrasi pada satu produk tertentu atau diversifikasi, yang diperlukan strategi yang sifatnya bidang fungsional produksi yang merupakan rincian dari strategi dasar. Artinya strategi fungsional di bidang produksi harus mampu memberikan arah dalam menjalankan aktivitas. Hal-hal yang perlu dilihat secara jelas dalam strategi fungsional: a. Tahap-tahap dalam proses produksi b. Bentuk dan jenis teknologi yang digunakan c. Jumlah produk yang akan dihasilkan pada satu ukuran waktu tertentu d. Biaya yang harus dikeluarkan untuk satuan produk dan untuk seluruh proses produksi e. Mutu produk dan teknik pengawasannya Berikut ini ada beberapa strategi yang digunakan oleh manajer dalam mengatasi masalah yang di hadapi : - Pasar sasaran - Penetuan posisi - Lini produk - Iklan - Riset pemasaran - Harga - Tenaga penjualan
39

- Pelayanan - Promosi penjualan 4.2. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam usaha mewujudkan tujuan perusahaan, mutlak dipelukan adanya suatu struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi ini sangat penting dalam melakukan pengawasan terhadap karyawan dalam malaksanakan tugas-tugasnya. Dengan adanya struktur organisasi yang baku dalam suatu perusahaan maka segala kesimpangsiuran yang terjadi dalam perusahaan dapat teratasi dengan baik. Salah satu faktor yang dapat menunjang tercapainya suatu pekerjaan yang efektif dan efisiensi yaitu diadakan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada masing-masing karyawan. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya pengawasan yang baik hendaknya struktur organisasi memisahkan fungsi operasional, penyimpanan, serta fungsi pencatatan. Pemisahan ini dapat mencegah timbulnya kecurangan dalam perusahaan. Hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya yang terdapat dalam perusahaan, seperti tampak pada struktur organisasi dibawah ini.

40

Struktur Organisasi PT. PROPARINDO JASA TAMA Direktur Utama

Wakil Direktur

Manajer Pemasaran

Manajer Teknis

Manajer Keuangan

Manajer Personalia

Manajer Umum

Logistik

Produksi

5. Formulator 6. Quality Control 7. Staf produksi 8. Buruh harian


Sumber : PT. Proparindo Jasa Tama

41

Berdasarkan struktur organisasi di atas, maka dapat kita lihat tanggung jawab yang diemban masing-masing fungsi sebagai berikut : Direktur Utama (Levi Susanto. SH, MH) Memimpin, mengorganisasikan, mengkoordinasikan serta melakukan

pengendalian terhadap semua kegiatan dalam perusahaan. Wakil Direktur Utama (Irsam Nawir. S.Si) Sebagai wakil dari direktur utama, yang mana berhak mewakili direktur utama baik di dalam maupun di luarperusahaan apabila direktur utama berhalangan. Manajer Pemasaran (Suryani. SE) 1. Memasarkan semua produk PT. Proparindo Jasa Tama melalui sasaran formal maupun non formal melalui jalur instansi pemerintah, dinas, lembaga instansional, BUMN, BUMS, BUMD Nasional, perorangan. 2. Membuka dan mencari rekanan baru, memelihara dan melestarikan rekanan lama, membangun kembali rekanan lama menuju gejalanya yang akan putus/melepaskan diri. 3. Mencari dan menentukan status rekanan meliputi: distributor, agen, perwakilan, penyalur, retailer, serta perorangan. Manajer Teknis (Indra Santoso. ST) 1. Memonitor, menelusuri, menganalisis, menyimpulkan semua kendala yang terjadi, kemudian mencari solusinya yang tepat agar semua kendala yang sama tidak terulang lagi.

42

2. Mengadakan penelitian dan pengemabangan untuk proyeksi masa depan serta pengembangan PT. Proparindo Jasa Tama 3. Bagian kehumasan semua produk PT. Proparind Jasa Tama Manajer keuangan (Darmawan.SE) 1. Ketatausahaan (TU) mencakup masalah : agendaris, verbal, expedisi, surat menyurat 2. Korespodensi, kearsipan, surat keluar masuk perkantoran 3. Komputerisasi, inclusive, ketikan manual 4. Kerumahtanggan, peralatannya 5. Inventaris, kendaraan bermotor, peralatan kantor 6. Membukukan transaksi keuangan dalam buku harian yaitu (Buku kas, Buku Bank, Buku Pembelian, Buku Piutang, Buku Prosessing, Buku Inventaris, Buku Jurnal) 7. Mengatur dan menyimpan semua dokumen keuangan baik bukti dasar maupun buku pencatatanya serta buku peraturannya. 8. Menyertakan sobekan asli buku-buku harian kepada bagian pembukuan untuk diolah/diproses menjadi bahan laporan 9. Menerima, menyimpan, menyetor, menarik, overbooking, transfer, clering antar Bankberdasarkan perintah. pemeliharaan perawatan kantor dengan segala

43

10. Menagih piutang lama maupun piutang baru dan sekaligus mengatur administrasinya secara benar berkesinambungan, utamanya untuk mendukung pengadaan bahan baku serta operasional lainnya. 11. Membayar hutang Manajer Personalia (Drs. Bobi Santoso) 1. Menyeleksi, penelitian pengujian, wawancara, kriteria para calon karyawan yang memenuhi persyaratan yang akan direkrut. 2. Membangun jiwa disiplin, berakhlak, dan bertanggung jawab. 3. Mengatur formasi kebutuhan karyawan yang memeng sangat dibutuhkan perusahaan tentang persyaratan dan kriterianya. 4. Mengatur sistem penggajian, tunjangan-tunjangan, upah, honorarium, lembur, kesehatan, kesejahteraan, perjalana dinas, penghargaan, mutasi, cuti, pensiun dan kematian. 5. Memonitor perubahan yang terjadi antar karyawan, kontrak-kontrak perjanjian, ibadah sosial, peningkatan kualitas karyawan dalam penyertaan dalam kursus penataran kuliah. 6. Mengatur perasuransian, force majuere, dan insidental. Manajer Umum (Drs. Irfan Hidayat) 1. Membuat rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) Rencana Kerja Perusahaan (RAKP) diikuti dengan middelen Verloop-nya. 2. Merenanakan pengadaan bahan baku, bahan pembantu prosessing hasil prodiksi dari tahun takwin. Merencanakan carry over pada akhir tahun.
44

3. Sebagai quality control terhadap hasil produksi via laborotorium sebelum proses kemasan. Gudang/ Logistik (Cepi. Amd) 1. Memelihara, merawat, secara keseluruhan terhadap pabrik dan gudang, instalasi, mesin-mesin, suku cadang laborotorium peralatan, keamanan. 2. Memelihara mempersiapkan segala sesuatu untuk prosessing, pengemesan, stapelan, rekondisi, relokasi, siapurnajual, siap fot (free and truck). 3. Menjaga standar, merahasiakan segala sesuatu yang sifatnya rahasia atau menurut perintah harus dirahasiakan/memegang teguh rahasia perusahaan. Pembukuan (Hendarso. SE) 1. Menerima sobekan buku-buku, sobekan asli dengan bukti dasarnya untuk diolah, diproses menjadi bahan laporan yang diperlukan (laporan bulanan, tribulan, semesteran, tahunan) 2. Verifikasi, efetasi bukti-bukti dri kegita lainnya. 3. Membuat ikthisar keuangan, barang niaga, inentaris. 4. Membuat laporan keuangan/pernyataan kauangan. 5. Membuat laporan pajak: PPn, PPh. 6. Membuat neraca lajur dan rugi laba 7. Membuat neraca konsolidasi, grafik, dan statistik. Pengawasan (Adam Mahmud. Amd) 1. Bertindak selaku satuan pengawas intern. 2. Sasaran pengawasan
45

Personil (DP3), DaftarPenilaian Pekerjaan. Jalannya administrasi Memberi masukan kepada pimpinan untuk kenajuan perusahaan.

3. Evaluasi terhadap jalannya perusahaan, menekan, mengurangi, pemborosan, penghematan disemua sektor. 4.3 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses atau kegiatanmenghasilkan suatu produk di mana kegiatan tersebut adalah kegiatan mengolah atau mendayagunakan bahan baku menjadi barang jadi yang dapat dimanfaatkan untuk selanjutnya didistribusikan kepada konsumen sesuai kebutuhan melaluui distributor menurut pembagian wilayah yang ada. Proses pengolahan pakan ternak yang dilakukan oleh PT. Proparinda Jasa Tama adalah kering. Berikut ini kita dapat melihat proses pembuatan pakan ternak tersebut : Bahan Baku 1. Bahan baku A 30% 2. Bahan baku B 25% 3. Bahan baku C 10% 4. Bahan baku D 15% 5. Bahan baku E 15% 6. Bahan baku F 5%

46

Proses pembuatan a. Uji kelayakan Bahan baku yang ada, sebelum diolah dilakukan pengujian melalui laborotorium apakah bahan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada kemasan bahan tersebut. Dalam hal ini parik melakukan cross check melalui laborotorium sendiri karena apabila terjadi kesalahan pada pakan tersebut dapat merusak pertumbuhan ternak, bukannya bermanfaat bagi penggunanya. b. Formulasi Bahan yang telah diuji selanjutnya masuk ke ruang formulasi di mana pada ruangan ini hanya ditangani oleh beberapa formulator. Ruangan ini adalah ruangan di mana suhu dan kelembabannya sudah di atur sedemikian rupa untuk disesuaikan dengan bahan baku yang akan diormulasi. c. Storage Hall Bahan baku dari ruang formulasi selanjutnya diangkut menggunakan scruw confeyer menuju storage hall (tempat pengumpul). d. Hammer Mill Bahan baku yang di storage hall selanjutnya diangkut menggunakan elevator untuk bersama-sama digiling dalam hammer mill sampai sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

47

e. Mixer slinder rotation Bahan selanjutnya diteruskan ke mixer, pada proses ini selalu mendapatkan pengawasan dari seorang chemistry sehingga bahan diketahui betul persenyawaannya antara bahan baku yang satu dengan bahan baku yang lainnya. f. Pengepakan Bahan yang telah diolah selanjutnya masuk ke proses tahap akhir yaitu pengepaka, di mana bahan dikemas dalam karung sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data di lapangan, kuesioner perlu diuji Validitas dan Reliabilitasnya. Validitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan dapat dipakai untuk mengukur apa yang akan diukur. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Item Variabel Variabel Item 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Tingkat korelasi pertanyaan 0,740 0,793 0,622 0,644 0,616 0,614 0,660 0,559 0,708 0,652 0,588 0,576 Sig Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Produk (X1)

Harga (X2)

Promosi (X3)

Tempat (X4)
Sumber : Data Diolah

49

Sedangkan Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen pengukur dapat dipercaya. Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Produk (X1) Harga (X2) Promosi (X3) Tempat (X4)
Sumber: Data diolah

Cronbach's Alpha ,786 ,715 ,731 ,697

N of Items 3 3 3 3

5.2. Deskripsi Variabel Produk dan Penghitungan Skor

Untuk melihat tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga perhitungan skor volume pelayanan yang terbagi atas empat yakni Produk, Harga, Promosi, Tempat dapat dilihat berikut ini:

50

a. Variabel Produk (X1) Indikator-indikator dari variabel ini terbagi atas Tabel 5.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Produk (X1)
Pertanyaan F 1. Perusahaan Mempunyai pelayanan yang baik 2. Layanan perusahaan cepat dan tepat waktu 3. Perusahaan menawarkan pelayanan yang lengkap dan beraneka ragam Rata-rata
Ket : SS

SS % 10

Tingkat Jawaban Responden S RR TS F % F % F % 59 59 23 23 7 7

STS F 1 % 1

Skor

10

200

11

11

63

63

16

16

200

63

63

21

21

200

200 TS = Tidak Setuju RR = Ragu-ragu

Sumber : Data Primer diolah

= Sangat setuju = Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan beberapa tanggapan responden terhadap variabel Produk (X1) : Pada pertanyaan pertama, sebanyak 10 responden menjawab sangat setuju, 59 responden menjawab setuju, 23 responden menjawab ragu-ragu, 7 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. Pada pertanyaan kedua, sebanyak 11 responden menjawab sangat setuju, 63 responden menjawab setuju, 16 responden menjawab ragu-ragu, 9 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju.

51

Pada pertanyaan ketiga, sebanyak 8 responden menjawab sangat setuju, 63 responden menjawab setuju, 21 responden menjawab ragu-ragu, dan 8 responden menjawab tidak setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan pelanggan terhadap

Produk yang dimiliki oleh Perusahaan sebesar 200 yakni tinggi, itu berarti PT. Proparindo Jasa Tama dengan kualitas Produknya dianggap telah melaksanakan atau memberikan atau menyerahkan Produk yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.

52

b. Variabel Harga (X2) Indikator-indikator dari variabel ini terbagi atas : Tabel 5.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga (X2)
Tingkat Jawaban Responden Pertanyaan F 1. Harga Yang bersaing 2. Pemberian potongan dalam partai besar 3. kemudahan dalam transaksi Rata-rata Sumebr : Data Diolah Ket : SS S = Sangat setuju = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju 8 SS % 8 F 49 S % 49 F 29 RR % 29 F 12 TS % 12 F 2 STS % 2 200 Skor

50

50

31

31

10

10

200

10

10

56

56

26

26

200 200

RR = Ragu-ragu

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan beberapa tanggapan responden terhadap variabel Harga (X2) : Pada pertanyaan pertama, sebanyak 8 responden menjawab sangat setuju, 49 responden menjawab setuju, 29 responden menjawab ragu-ragu, 12 responden menjawab tidak setuju, dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju.

53

Pada pertanyaan kedua, sebanyak 8 responden menjawab sangat setuju, 50 responden menjawab setuju, 31 responden menjawab ragu-ragu, 10 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju.

Pada pertanyaan ketiga, sebanyak 10 responden menjawab sangat setuju, 56 responden menjawab setuju, 26 responden menjawab ragu-ragu, 7 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan pelanggan terhadap

responsiveness/ daya tanggap yang dimiliki oleh kualitas pelayanan sebesar 200 berarti tinggi, itu berarti PT. Proparindo Jasa Tama mempunyai keinginan yang sangat tinggi untuk memberikan harga yang bersaing, sehingga akan memberikan nilai kompetitif yang baik bagi perusahaan..

54

c. Variabel Promosi (X3) Indikator-indikator dari variabel ini terbagi atas : Tabel 5.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Promosi (X3)
Tingkat Jawaban Responden Pertanyaan F 1. Layanan Purna Jual yang baik 2. Seringnya Mengikuti Pameran & Eksebisi 3. Tersedianya dana untuk berpromosi Rata-rata
Sumber : Data Primer diolah

SS % 13 F 64

S % 64 F 17

RR % 17 F 4

TS % 4 F 2

STS % 2

Skor

13

200

13

13

60

60

18

18

200

10

10

46

46

32

32

10

10

200 200

Ket :

SS S

= Sangat setuju = Setuju

TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

RR = Ragu-ragu

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan beberapa tanggapan responden terhadap variabel Promosi (X3) : Pada pertanyaan pertama, sebanyak 13 responden menjawab sangat setuju, 64 responden menjawab setuju, 17 responden menjawab ragu-ragu, 4 responden menjawab tidak setuju, dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju.

55

Pada pertanyaan kedua, sebanyak 13 responden menjawab sangat setuju, 60 responden menjawab setuju, 18 responden menjawab ragu-ragu, 8 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju.

Pada pertanyaan ketiga, sebanyak 10 responden menjawab sangat setuju, 46 responden menjawab setuju, 32 responden menjawab ragu-ragu, 10 responden menjawab tidak setuju, dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan karyawan terhadap

Promosi sebesar 200 yakni tinggi, itu berarti PT. Proparindo Jasa Tama telah mampu berpromosi dengan baik untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan perusahaan.

56

d. Variabel Tempat (X4) Indikator-indikator dari variabel ini terbagi atas : Tabel 5.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Empaty (X4)
Tingkat Jawaban Responden Pertanyaan F 1. Lokasi Perusahaan dekat dengan jalur transportasi 2. Gedung perusahaan milik sendiri 3. perusahaan dapat diterima lingkungan sekitar Rata-rata Sumber : Data Primer diolah Ket : SS S = Sangat setuju = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju SS % F S % F RR % F TS % F STS % Skor

64

64

20

20

200

50

50

40

40

200

64

64

22

22

200 200

RR = Ragu-ragu

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan beberapa tanggapan responden terhadap variabel Tempat (X4) : Pada pertanyaan pertama, sebanyak 8 responden menjawab sangat setuju, 64 responden menjawab setuju, 20 responden menjawab ragu-ragu, 7 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju.

57

Pada pertanyaan kedua, sebanyak 3 responden menjawab sangat setuju, 50 responden menjawab setuju, 40 responden menjawab ragu-ragu, 6 responden menjawab tidak setuju, dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju.

Pada pertanyaan ketiga, sebanyak 8 responden menjawab sangat setuju, 64 responden menjawab setuju, 22 responden menjawab ragu-ragu, 4 responden menjawab tidak setuju, dan 2 responden menjawab sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel tempat dengan nilai

sebesar 200, itu berarti PT. Proparindo Jasa Tama telah memiliki lokasi usaha yang dapat membuat nilai perusahaan menjadi lebih baik.

58

5.5.

Hasil Peramalan Penjualan Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

adalah analisis permalan penjualan (multiple Sale regression analysis). Malhotra (2004) menyatakan bahwa peramalan penjualan terutama digunakan untuk melihat adanya proyeksi penjualan dengan menggunakan perkiraan terhadap penjualan pada satu periode penjualan. Analisis permalan penjualan dilakukan untuk menguji hubungan dari tiap hipotesis yang diajukan. Analisis ini juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan melihat koefisien determinasinya. Ramalan Penjualan selama 20 tahun dari tahun 1996 2015 (Volume Penjualan Pakan Ternak) Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Volume Penjualan 967 Ton 1025 Ton 1109 Ton 1189 Ton 1201 Ton 1229 Ton 1351 Ton 1399 Ton 1451 Ton 1423 Ton 1359 Ton 1521 Ton 1436 Ton 1557 Ton 1527 Ton 1479 Ton
59

2012 2013 2014 2015


Sumber : Data Diolah 2012

1559 Ton 1541 Ton 1460 Ton 1549 Ton

Volume Penjualan adalah tingkat penjualan yang diperoleh perusahaan untuk waktu tertentu dalam satuan rupiah selain itu, volume Penjualan memiliki arti penting yaitu besarnya kegiatan kegiatan yang dilakukan secara efektif oleh penjualan untuk mendorong agar konsumen melakukan pembelian. Dan tujuan dari Volume penjualan ini adalah untuk memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima dengan menjual produk kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan 5.5.2. Uji F Uji simultan atau uji F merupakan uji secara bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh variabel buran pemasaran yang terdiri atas produk, Harga, Promosi, Tempat secara bersama-sama terhadap variabel kepuasan pelanggan. Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

60

Tabel 5.15. Tabel Anova ANOVAb Model 1 Regression Residual Sum of Squares 71.409 27.591 df 5 94 Mean Square 14.829 .294 F 48.657 Sig. .000a

Total 99.000 99 a. Predictors: (Constant), Produk, Harga, Promosi, Tempat b. Dependent Variable: Volume Penjualan Berdasarkan dari hasil uji-t di atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel Produk, Harga, Promosi, Tempat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Volume Penjualan PT. Proparindo Jasa Tama Makassar. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Volume Penjualan adalah Produk dengan nilai thitung yang paling besar (3,371), dengan signifikansi sebesar 0,002.

61

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan dari penelitian sebagai berikut: 1. Bauran Pemasaran yang terdiri atas Produk, Harga, Promosi, dan Tempat mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan volume penjualan PT. Proparindo Jasa Tama berdasarkan hasil uji F , dimana Fhitung > Ftabel (48,657 > 2,30 ). 2. Nilai koefisien determinasi ganda (R) sebesar 0,721 ini berarti seluruh variabel X yakni Produk, Harga, Promosi, Tempat mempunyai kontribusi sebesar 72,1% terhadap volume penjualan PT. Proparindo Jasa Tama. Sisanya 27,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. 6.2. Saran-Saran Setalah menyimpulkan hasil analisis diatas maka saran penulis yang dianggap perlu oleh perusahaan adalah untuk lebih meningkatkan harga/Price karena pengaruhnya peningkatan volume penjualan sangat besar serata harga merupakan variabel yang penting dalam rangka meningkatkan kompetitif advantage perusahaan. Apabila hal tersebut dapat ditingkatkan maka akan memberikan keuntungan yang

62

besar bagi perusahaan, karena dengan semakin meningkatnya volume penjualan maka akan membentuk market share yang besar bagi perusahaan.

63

DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan ketujuh, Alpabeta, Bandung. Amirullah. dan Hardjanto, Imam, 2005. Pengantar Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta Akdon, dan Ridwan, 2007. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik. Alfabeta, Bandung. Chandra, Gregorius, 2005. Strategi dan Program Pemasaran, Andi, Yogyakarta. Jatmiko, RD, 2004. Pengantar Bisnis , Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang. Kotler, Philip, 1995, Manajemen Pemasaran ; Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Diterjemahkan oleh Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, Edisi Kesembilan, Jilid I dan II, Prentice-Hall, New Jersey. Madura, Jeff, 2001. Pengantar Bisnis, Salemba Empat, Jakarta Swastha, Basu dan Irawan, 1990, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Liberty, Yogyakarta. Swastha Basu dan Sukotjo Ibnu, 1995, Pengantar Bisnis, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta.

64

You might also like