Professional Documents
Culture Documents
03012211
03012224 03012243 03012257 03012275 03012294
Anggi Saputri Azmi Kamil Marni Rosalina S Mutiara Azzahra Nur Aini Puji Lestari Reika Ravenski N Rosmana Apolla P Sherly Malini Vinny Alif Damara Yunivera Irmanita
pertamanya yang bernama Sisi berusia 6 bulan ke Puskesmas. Ia datang pada hari Rabu yaitu hari vaksinasi di Puskesmas tersebut karena dianjurkan oleh tetangganya. Susi takut anaknya menjadi autis karena divaksinasi Keywords: vaksin, autis, puskesmas
Antigen
Zat asing berupa protein atau polisakarida, dapat juga
berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil (hapten) yang bergabung dengan proteinpembawa/carrier.
Imunogen
Antigen yang mampu menginduksi respon imun
spesifik.
Vaksin
Bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi.
Imunitas
Mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor.
Imunisasi
Pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit
tertentu.
SISTEM IMUN
NON SPESIFIK
SPESIFIK
EKSTERNAL
INTERNAL
ANTIBODI
CARA KERJA
IgG
IgA
PENETRALAN
PENGENDAPAN
PERLEKATAN
IgD IgE AKTIVASI KOMPLEMEN
IgM Rendah
Rendah Lama
IgG Tinggi
Tinggi Cepat
T Independent Antigen.
Antigen yang dapat merangsang sel B untuk
limfokin yang dihasilkannya, agar dapat merangsang sel B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi.
T INDEPENDENT ANTIGEN
BENTUK KIMIA ISOTYPE SWITCHING MATURASI AFINITAS RESPON SEKUNDER Protein IgM ke IgG/IgA/IgE
Ya
Ya
Tidak
Hanya antigen tertentu
Jenis Vaksin
Jadwal Vaksinasi
Mispersepsi dan Kontraindikasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
VACCINE
LIVE VACCINE
KILLED VACCINE
SUBUNIT VACCINE
ATTENUATED VACCINE
TOXOID VACCINE
POLYSACCHARIDE VACCINE
CONJUGATE VACCINE
RECOMBINANT
EFEKTIVITAS
PRODUK IMUNOGLOBULIN CELL-MEDIATED
Lebih Tinggi
IgA IgG Ya
Lebih rendah
IgG Tidak
Lebih Efektif
Mungkin Terjadi Rendah Mungkin
Kurang Efektif
Tidak Tinggi Tidak
Distribusi
Penyimpanan dan distribusi vaksin harus memenuhi syarat
Penyimpanan vaksin
Dalam lemari es dan kamar pendingin, perhatikan jika vaksin
luar dapat diminimalkan. Termometer harus tetap di letakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya.
Pengiriman vaksin
Gunakan cold box. Pengangkutan dalam jumlah besar
Imunodefisiensi
Keadaan atopi
Underweight
menyebabkan gangguan perkembangan anak Persepsi vaksin campak dalam MMR menyebabkan inflamatory bowel disease dan autisme.
terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. Secara epidemiologi, KIPI akan tampak setelah pemberian vaksin dalam jumlah besar.
uji klinis yang terdiri atas empat fase: Fase 1 uji di laboratorium, tahap pengujian terhadap serokonversi, imugenisitas vaksin pada hewan percobaan. Fase 2 uji keamanan, penelitian vaksin baru yang meliputi tingkat keamanan vaksin (reaktogenicity).
(reaktogenicity), uji vaksin baru yang dilakukan terhadap sekelompok sasaran. Fase 4, merupakan tahap Post Marketing Surveillance (PMS), yaitu pengamatan di lapangan setelah vaksin dipasarkan.
dengan imunisasi.
vaksin tertentu Sifat kelainan tersebut lokal atau sistemik Derajat sakit resipien, apakah memerlukan perawatan, menderita cacat, atau menyebabkan kematian
atau tidak terbukti Apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi, atau kesalahan prosedur
Meningitis Kejang
panjang; Publikasi KIPI dalam jumlah kasus yang besar masih kurang.