You are on page 1of 22

1

PENDEKATAN KUALITATIF DALAM EPIDEMIOLOGI


Prof. Dr. dr. Sudarto Ronoatmodjo,SKM, M.Sc
Disampaikan pada Pekan Ilmiah Tahunan Perkumpulan Alumni Epidemiologi FKMUI di Bogor, tahun 2014

Jenis Penelitian Epidemiologi


Pada buku buku teks epidemiologi, para ahli epidemiologi mengenal pembagian metoda penelitian berdasarkan adanya unsur pencarian sebab akibat.
PENELITIAN DESKRIPTIF Laporan Kasus Laporan Kumpulan Kasus Penelitian Ekologi Penelitian Kros Seksional PENELITIAN ANALITIK Penelitian observasional (Kasus kontrol dan kohort) Penelitian Eksperimental

(Gordis, 2013)

Penelitian Epidemiologi Diskriptif


Pada penelitian epidemiologi yang diskriptif para peneliti mempergunakan prinsip generalisasi merupakan pegangan yang penting. Penelitian diskriptif biasanya mendasarkan pada sampel dari populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi yang pemilihannya mendasarkan azas agar semua unit sampel mendapat kesempatan yang sama untuk

terpilih menjadi sampel.


Sampel yang dipilih merupakan wakil dari populasinya. Sehingga apa yang ditemukan pada sampel diharapkan merupakan gambaran populasinya. Indikator yang dicari pada penelitian epidemiologi adalah angka dari variabel dalam bentuk kuantitatif.

Penelitian Kasus (Case Study)


Sedangkan pada penelitian kasus (case study) yang merupakan salah satu pendekatan epidemiologi diskriptif, bisa diwarnai pendekatan kualitatif. Studi kasus juga menjadi salah satu terminologi yang dipakai dalam buku buku penelitian kualitatif (Patilima, 2005)

Penelitian Kasus (Case Study)


Di bidang penyakit, jika muncul suatu penyakit baru. Kasus yang belum ada diagnosis nya. Maka studi kasus sangat penting. Contoh: Studi kasus misalnya ketika penyakit HIV/AIDS belum dikenal sebagai suatu penyakit yang disebabkan virus, maka laporan laporan kasus menjadi dasar mempelajari keluhan yang dirasakan penderita, latar belakang penderita, gejala yang dirasakan oleh penderita yang bisa diperoleh dari penderita dengan cara wawancara.

Kemudian sampai kepada wawancara permasalahan yang sifatnya sangat pribadi, maka diperlukan waktu dan ketekunan untuk menggali informasi sehingga latar belkang penderita bisa terungkap.
Jika kasus kasus ini dikumpulkan menjadi laporan kumpulan kasus, maka mungkin terlihat kesamaan kesamaan gejala, tanda pada kasus kasus yang dipelajari, sehingga peneliti bisa membuat perkiraan dugaan yang lebih baik terhadap tentang kesatuan dan gejala penyakit yang sedang dipelajari.

Ilustrasi 3: UU Praktik Kedokteran


Di Indonesia telah keluar undang undang praktik kedoktaeran (UUPK No 29/2004). Disana tercantum banhwa dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran harus berdasarkan standar pelayanan kedokteran (SPK) ....Pada Pasal 44 memuat: (1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi. (2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan. (3) Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

Ilustrasi 3: UU Praktik Kedokteran


Undang undang ini di jabarkan dalam peraturan menteri kesehatan, yaitu permenkes No 1438/2010 tentang standar pelayanan kedokteran. Dalam permenkes No.1438/2010 dinyatakan bahwa standar pelayanan kedokteran terdiri atas panduan nasional pelayanan kedokteran (PNPK) dan panduan praktik klinis (PPK).

Ilustrasi 3: UU Praktik Kedokteran

Panduan nasional pelayanan kedokteran hanya dibuat untuk penyakit penyakit yang sering, yang mempunyai keragaman dalam pengelolaan dan yang tinggi biayanya. Sedangkan Panduan praktik Klinis harus dibuat untuk semua penyakit. Jika PNPK sudah ada, maka PNPK menjadi acuan pembuatan PPK. Jika PNPK belum ada, penyusunan PPK mengacu pada buku teks, buku ajar dan dapat mengacu pada PNPK negara lain.

Ilustrasi 3: UU Praktik Kedokteran


Panduan Praktik Klinis berisi: pengertian, anamnesis, pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, , diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dan pengobatan. Panduan Praktik Klinis dapat dilengkapi dengan alur klinis (clinical pathway), algoritme, protokol, prosedur dan standing order.

10

Ilustrasi 3: UU Praktik Kedokteran


Pertanyaannya, apakah pelaksanaan undang undang praktik kedokteran dalam penggunaan standar layanan telah dilakukan oleh para dokter? Apakah institusi seperti rumah sakit menjalankan fungsinya agar undang undang no. 24/2004 dan permenkes no. 1438 telah dilaksanakan? Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin salah satu yang perlu dilakukan adalah penelitian eksplorasi dengan metoda kualitatif...dan kemudian dapat dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif dengan target group para dokter di Indonesia.

11

Interpretasi Ilustrasi 3
Pada ilustrasi 3 penelitian dapat menggambarkan sebuah undang undang yang telah dijabarkan dalam bentuk peraturan menteri. Apakah sudah sampai kepada target? Apakah sudah dilaksanakan pada tingkat rumah sakit?. Maka responden atau partisipan dalam penelitian ini adalah direktur rumah sakit, komite medik dan para dokter. Sehingga bisa diketahui apakah Panduan Praktik Klinik di RS A sudah ada dan sudah sesuai dengan yang dimaksudkan dalam permenkes 1438/2010 itu.

12

Ilustrasi 4
Pada saat seorang peneliti, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis sebab akibat misalnya, apakah penggunaan metoda fasektomi sebagai alat kontrasepsi pada laki laki dipengaruhi oleh kegigihan motivator KB

13

Ilustrasi 4
Maka sebelum dilakukan penelitian kuantitatif peneliti dapat menggali dulu secara kualitatif bagaimana seorang laki laki, mendengar tentang metoda fasektomi atau mengetahui adanya layanan operasi fasektomi, bagaimana orang ini memahami apa yang dilakukan pada operasi fasektomi, dan bagaimana seseorang mengambil keputusan untuk melakukan operasi fasektomi sebagai cara untuk berkeluarga berencana.

14

Ilustrasi 4
Peneliti bisa melakukan wawancara mendalam dengan beberapa orang yang menggunakan fasektomi. Berbagai masalah yang ingin diketahui dapat ditanyakan dengan mendalam. Sehingga si peneliti mempunyai informasi tentang persepsi responden dan alasan alasan mengapa orang tersebut akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi fasektomi pada dirinya.

15

Ilustrasi 4
Dan tentu juga ditanyakan secara mendalam bagaimana peran motivator KB dalam proses, mulai dari bagaimana mengetahui tentang adanya layanan metoda fasektomi, sampai orang ini memiliki pengetahuan yang dalam tentang fasektomi dan akhirnya orang ini berniat untuk ber KB dengan cara fasektomi dan kemudian dengan sukarela dan semangat dia mendatangi klinik KB untuk melaksanakan operasi fasektomi.

16

Interpretasi Ilustrasi 4
Pada ilustrasi 4, seorang peneliti sebelum melakukan penelitian kuantitatif sudah berusaha memperoleh informasi yang cukup lengkap tentang variabel yang akan diteliti. Urutan proses dan pemikiran pengambilan keputusan oleh seorang laki laki dalam memilih fasektomi sebagai jalan untuk melakasanakan program keluarga berencana bagi keluarganya.

17

Interpretasi Ilustrasi 4
Dengan demikian penelitian kuantitaifnya tinggal membuktikan apakah hipotesis yang telah dibuatnya terbukti atau tidak. Dengan pendekatan secara kualitatif peneliti sudah mendapatkan informasi tentang, apakah sekiranya memang motivator mempunyai peran kuat dalam keputusan seorang laki laki dalam memilih alat kontrasepsi mantap ini.

18

Sinergi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif


Masing masing jenis penelitian ini mempunyai aturan aturan penyelenggaraan penelitian yang berbeda.

Oleh karena itu ada peneliti yang menganjurkan agar penelitian kualitatif dikerjakan oleh yang ahli penelitian kualitatif dan penelitian kuantitaif diselenggarakan oleh peneliti yang mendalami penelitian kuantitatif.
Manfaat penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif dalam pemikiran epidemiologi adalah saling melengkapi. Mereka mempunyai peran masing masing dalam menjawab masalah yang menjadi pertanyaan penelitian.

19

Sinergi antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif


Ada hal hal yang bisa didapatkan informasinya dengan pendekatan kualitatif dan ada yang harus menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dengan menggunakan ke dua pendekatan itu, peneliti dapat menjawab sebuah pertanyaan penelitian dengan baik dari informasi yang diperoleh dari pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif saling memberikan kontribusinya dalam pengetahuan yang sedang dikembangkan.

20

Penutup
Pendekatan kualitatif didalam penelitian epidemiologi merupakan bagian dalam cara mendapatkan informasi pada studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu metoda studi epidemiologi. Informasi yang berasalal dari penelitian kualitatif dan informasi yang diperoleh dari penelitian kuantitaif, merupakan informasi yang saling melengkapi bagi seseorang baik pejabat ataupun peneliti dalam membuat keputusan. Jika kedua pendekatan ini dipakai akan lebih memperkuat pertimbangan bagi pejabat pengambil keputusan dalam pembuatan keputusannya. Penelitian kualitatif bisa dilakukan sebelum penelitian kuantitafi dilakukan, bisa dilakukan bersamaan dengan penelitian kuantitif dan penelitian kualitatif bisa dilakukan setelah penelitian kuantitatif selesai dilakukan.

21

TERIMAKASIH

22

Daftar Pustaka
Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif. Dasar Dasar dan Aplikasi. YA3. Malang. 1990. Friis, Robert H. Epidemiology 101. Series editor: Richard Reigelman. Jones and Barlett Publishers, Massachusetts, USA. 2010. Gordis, Leon: Epidemiology. Elservier Saunders. Fifth Edition. Printed in Canada. 2014. Merrill, Ray M. Reproductuve Epidemiology. Principles and Methods. Jones and Barlett. USA. 2010 Moleong, Lexy J: Metoda Penelitian Kualitatif. Remaja Karya, Bandung. 1989 Patilima, Hamid: Metoda Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung. 2005 Patton, Michael Quinnn: Qualitative Evaluation and Research Methods. Sage Publications, London. (Second ed), 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/Menkes/Per/IX/ 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Ronoatmodjo, Sudarto. Faktor Risiko Kematian Neonatal di Kecamatan Keruak, Nuataenggara Barat 1992-1993. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia. 1996. Undang Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

You might also like