Professional Documents
Culture Documents
(Gordis, 2013)
Kemudian sampai kepada wawancara permasalahan yang sifatnya sangat pribadi, maka diperlukan waktu dan ketekunan untuk menggali informasi sehingga latar belkang penderita bisa terungkap.
Jika kasus kasus ini dikumpulkan menjadi laporan kumpulan kasus, maka mungkin terlihat kesamaan kesamaan gejala, tanda pada kasus kasus yang dipelajari, sehingga peneliti bisa membuat perkiraan dugaan yang lebih baik terhadap tentang kesatuan dan gejala penyakit yang sedang dipelajari.
Panduan nasional pelayanan kedokteran hanya dibuat untuk penyakit penyakit yang sering, yang mempunyai keragaman dalam pengelolaan dan yang tinggi biayanya. Sedangkan Panduan praktik Klinis harus dibuat untuk semua penyakit. Jika PNPK sudah ada, maka PNPK menjadi acuan pembuatan PPK. Jika PNPK belum ada, penyusunan PPK mengacu pada buku teks, buku ajar dan dapat mengacu pada PNPK negara lain.
10
11
Interpretasi Ilustrasi 3
Pada ilustrasi 3 penelitian dapat menggambarkan sebuah undang undang yang telah dijabarkan dalam bentuk peraturan menteri. Apakah sudah sampai kepada target? Apakah sudah dilaksanakan pada tingkat rumah sakit?. Maka responden atau partisipan dalam penelitian ini adalah direktur rumah sakit, komite medik dan para dokter. Sehingga bisa diketahui apakah Panduan Praktik Klinik di RS A sudah ada dan sudah sesuai dengan yang dimaksudkan dalam permenkes 1438/2010 itu.
12
Ilustrasi 4
Pada saat seorang peneliti, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis sebab akibat misalnya, apakah penggunaan metoda fasektomi sebagai alat kontrasepsi pada laki laki dipengaruhi oleh kegigihan motivator KB
13
Ilustrasi 4
Maka sebelum dilakukan penelitian kuantitatif peneliti dapat menggali dulu secara kualitatif bagaimana seorang laki laki, mendengar tentang metoda fasektomi atau mengetahui adanya layanan operasi fasektomi, bagaimana orang ini memahami apa yang dilakukan pada operasi fasektomi, dan bagaimana seseorang mengambil keputusan untuk melakukan operasi fasektomi sebagai cara untuk berkeluarga berencana.
14
Ilustrasi 4
Peneliti bisa melakukan wawancara mendalam dengan beberapa orang yang menggunakan fasektomi. Berbagai masalah yang ingin diketahui dapat ditanyakan dengan mendalam. Sehingga si peneliti mempunyai informasi tentang persepsi responden dan alasan alasan mengapa orang tersebut akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi fasektomi pada dirinya.
15
Ilustrasi 4
Dan tentu juga ditanyakan secara mendalam bagaimana peran motivator KB dalam proses, mulai dari bagaimana mengetahui tentang adanya layanan metoda fasektomi, sampai orang ini memiliki pengetahuan yang dalam tentang fasektomi dan akhirnya orang ini berniat untuk ber KB dengan cara fasektomi dan kemudian dengan sukarela dan semangat dia mendatangi klinik KB untuk melaksanakan operasi fasektomi.
16
Interpretasi Ilustrasi 4
Pada ilustrasi 4, seorang peneliti sebelum melakukan penelitian kuantitatif sudah berusaha memperoleh informasi yang cukup lengkap tentang variabel yang akan diteliti. Urutan proses dan pemikiran pengambilan keputusan oleh seorang laki laki dalam memilih fasektomi sebagai jalan untuk melakasanakan program keluarga berencana bagi keluarganya.
17
Interpretasi Ilustrasi 4
Dengan demikian penelitian kuantitaifnya tinggal membuktikan apakah hipotesis yang telah dibuatnya terbukti atau tidak. Dengan pendekatan secara kualitatif peneliti sudah mendapatkan informasi tentang, apakah sekiranya memang motivator mempunyai peran kuat dalam keputusan seorang laki laki dalam memilih alat kontrasepsi mantap ini.
18
Oleh karena itu ada peneliti yang menganjurkan agar penelitian kualitatif dikerjakan oleh yang ahli penelitian kualitatif dan penelitian kuantitaif diselenggarakan oleh peneliti yang mendalami penelitian kuantitatif.
Manfaat penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif dalam pemikiran epidemiologi adalah saling melengkapi. Mereka mempunyai peran masing masing dalam menjawab masalah yang menjadi pertanyaan penelitian.
19
20
Penutup
Pendekatan kualitatif didalam penelitian epidemiologi merupakan bagian dalam cara mendapatkan informasi pada studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu metoda studi epidemiologi. Informasi yang berasalal dari penelitian kualitatif dan informasi yang diperoleh dari penelitian kuantitaif, merupakan informasi yang saling melengkapi bagi seseorang baik pejabat ataupun peneliti dalam membuat keputusan. Jika kedua pendekatan ini dipakai akan lebih memperkuat pertimbangan bagi pejabat pengambil keputusan dalam pembuatan keputusannya. Penelitian kualitatif bisa dilakukan sebelum penelitian kuantitafi dilakukan, bisa dilakukan bersamaan dengan penelitian kuantitif dan penelitian kualitatif bisa dilakukan setelah penelitian kuantitatif selesai dilakukan.
21
TERIMAKASIH
22
Daftar Pustaka
Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif. Dasar Dasar dan Aplikasi. YA3. Malang. 1990. Friis, Robert H. Epidemiology 101. Series editor: Richard Reigelman. Jones and Barlett Publishers, Massachusetts, USA. 2010. Gordis, Leon: Epidemiology. Elservier Saunders. Fifth Edition. Printed in Canada. 2014. Merrill, Ray M. Reproductuve Epidemiology. Principles and Methods. Jones and Barlett. USA. 2010 Moleong, Lexy J: Metoda Penelitian Kualitatif. Remaja Karya, Bandung. 1989 Patilima, Hamid: Metoda Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung. 2005 Patton, Michael Quinnn: Qualitative Evaluation and Research Methods. Sage Publications, London. (Second ed), 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1438/Menkes/Per/IX/ 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran. Ronoatmodjo, Sudarto. Faktor Risiko Kematian Neonatal di Kecamatan Keruak, Nuataenggara Barat 1992-1993. Disertasi. Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia. 1996. Undang Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.