You are on page 1of 44

Penanggung Jawab :

Kepala Bappeda Prov. Sumatera Utara


Ketua/Pemimpin Redaksi :
Sekretaris Bappeda Prov. Sumatera Utara
Sekretaris /Wakil Pemimpin Redaksi :
Tribowo, SH, MAP
Redaktur : Ir. Hasmirizal Lubis, MSi
Editor : Tarsudi, SP, MSi (Koordinator)
Drs. Junaidi Muslim, MSi
Ir. Tetty Magdalena Nasution, MSi
Ir. Lauren Gultom, M. Eng
Marihot Sormin, SE, MM
Ir. Ardiston Simanjuntak, MMA
Efendi, SE
Ir. Panusunan Harahap
Ir. Abdul Haris Lubis, M.Si
Poppy Marulita Hutagalung, ST, MT
Muhammad Arsyad Siregar, SE, MSi
Boris Parlindungan, S.Kom, MSi
Muhammad Henry Pohan, SE
Desain Grafis : Devi Wahyudi, S.S.
Tarsudi, SP, MSi
Fotografer : Rahmad Ziady, AMd
Sekretariat : Nurlita Purba, SH
Oktavia Siska Yanti, SH
Rita Taviv Megawati, S.Sos
Sri Langkat Wahyuni, S.Sos
Nuraini, SE
Muara Sakti Lubis, ST
Penerbit :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Sumatera Utara
Alamat Redaksi :
Jl. P. Diponegoro No. 21-A Telp. 4538045,
4571306, Fax. (061) 4513830, Medan -20152.
E-mail : bappeda@sumutprov.go.id ;
Homepage : www.bappeda.sumutprov.go.id.
REDAKSI menerima tulisan dari semua pihak
yang berhubungan dengan wawasan peren-
canaan pembangunan, diketik rapi 1 spasi
dengan jumlah halaman maksimal 8 halaman,
pada kertas ukuran A4, dapat disertai foto atau
gambar. Dikirimkan ke Redaksi dalam bentuk
hardcopy berikut le (softcopy). Artikel berupa
karya ilmiah harus disertai dengan daftar
pustaka pendukung. Redaksi berhak untuk
mengedit tulisan tanpa mengubah substansi.
Bagi tulisan yang dimuat diberi penghargaan
(upah tulisan) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Assalamualaikum Wr, Wb.
Salam Sejahtera bagi kita semua.
Lembaga Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat
Tinggi Dunia Tentang Masyarakat
Informasi (World Summit on the Infor-
mation Society/WSIS) di Jenewa tahun
2003, mengungkapkan masih sangat
besarnya kesenjangan informasi
(information gap) dan kesenjangan
dijital (digital divide) terutama di negara
sedang berkembang, sehingga perlu
mendorong terbentuknya masyarakat
informasi. Indonesia merupakan salah
satu negara yang telah menandata-
ngani konvensi internasional mengenai
masyarakat informasi sehingga selama
delapan tahun terakhir ini Tekonologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) telah
berkembang dan menjadi perhatian
utama pembangunan di Indonesia.
Lompatan kemajuan yang lebih
besar diharapkan dapat dicapai dengan
telah diterbitkannya Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keter-
bukaan Informasi Publik (UU-KIP) yang
secara efektif mulai diberlakukan sejak
Januari 2010, sebagai paradigma baru
yang dapat merubah wajah birokrasi
menjadi lebih transparan.
UU-KIP dapat menjadi instru-
men bagi publik dalam mengawal
kinerja birokrasi pemerintah daerah
dalam melaksanakan tugas dan tang-
gungjawab dalam pembangunan. UU
ini mengukuhkan hak publik untuk
mengetahui secara jelas tentang segala
aktivitas yang ada di dalam birokrasi
termasuk yang berkaitan dengan peren-
canaan pembangunan yang merupakan
tugas pokok dan fungsi Badan Perenca-
naan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Badan Perencanaan Pembangu-
nan Daerah Provinsi Sumatera Utara
turut mendukung pelaksanaan UU-KIP
dengan menerbitkan Bulletin Bappeda
Provinsi Sumatera Utara yang me-
muat berita, agenda dan artikel terkait
dengan perencanaan pembangunan
daerah di Provinsi Sumatera Utara yang
direncanakan terbit secara berkala
setiap tiga bulan (triwulanan).
Edisi perdana ini mengangkat Tema
Utama Think Big, Think Sei Mangkei
sebagai wujud kesiapan dan gelora
semangat pemerintah dan masyarakat
di Provinsi Sumatera Utara dengan
ditetapkannya Kawasan Ekonomi
Khusus Sei Mangkei sebagai KEK Per-
tama dalam sejarah Indonesia melalui
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun
2012. Artikel utama membahas secara
khusus tentang rencana pengemba
ngan Kluster Industri Sei Mangkei se-
bagai bagian dari Masterplan Percepa-
tan dan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi (MP3EI) 2011-2025 Koridor
Sumatera yang berada di Kabupaten
Simalungun Provinsi Sumatera Utara.
Selain itu termuat artikel wawasan pe-
rencanaan dan agenda kegiatan peren-
canaan di Bappeda Provinsi Sumatera
Utara, berkaitan dengan penyeleng-
garan Musrenbang Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2012, pada tanggal 2-5
April 2012 di Tiara Convention Center
Hotel Medan.
Redaksi menyampaikan apre-
siasi dan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada para penulis
yang telah bersedia menyumbangkan
pemikirannya untuk mengisi Bulletin
ini. Semoga dapat bermanfaat sebagai
jembatan informasi dan komunikasi
dalam rangka peningkatan kualitas
perencanaan pembangunan di Provinsi
Sumatera Utara.
Bulletin ini juga nantinya bisa
dibaca secara online atau di download
melalui Website Bappeda Provinsi Su-
matera Utara pada url address :
http://www.bappeda. sumutprov.go.id.
Selamat ber-Musrenbang, Sukses ... !
Horas !,
Mejuah-juah !,
Yaahowuu !
Tim Redaksi
Salam Redaksi
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 2
DAFTAR ISI
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 3
WAWASAN PERENCANAAN
BAPPEDA DALAM BERITA
LIPUTAN KHUSUS
Provinsi Sumatera Utara terletak pada posisi 1-4 Lin-
tang Utara dan 98-100 Bujur Timur, merupakan salah
satu provinsi di Pulau Sumatera yang berada pada jalur
strategis pelayaran Internasional Selat Malaka sebagai
salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia, berse-
berangan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand,
memiiki luas 181.860,65 km, terdiri dari ...............
Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dalam 3 tahun tera-
khir ditandai dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara. Pada tahun 2009
ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,07%, meningkat menjadi 6,35% pada tahun 2010
dan meningkat lagi menjadi 6,58% pada tahun 2011, sementara PDRB per-kapita Atas Dasar
Harga Berlaku juga meningkat dari Rp. 16,81 juta pada tahun 2009 menjadi Rp. 18,38 juta pada
tahun 2010 dan Rp. 21,23 juta pada tahun 2011. Namun demikian indeks kesehatan........
Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terlebih dahulu me-
merlukan berbagai usaha yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders untuk
memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat suatu Negara .....
Pencapaian target Tujuan Pembangunan Mile-
nium (MDGs) merupakan pemenuhan komitmen
internasional yang sejalan............................
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ir. H.
Riadil Akhir Lubis, MSi, berkesempatan meng-
hadiri Musrenbang Kabupaten/Kota diantaranya
di Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten
Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan,
Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten...........
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ir. Riadil
Akhir Lubis, MSi bersama beberapa orang peja-
bat Bappeda Provinsi Sumatera Utara menghadiri
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Assosiasi
Bappeda Provinsi se Indonesia...................
Salah satu tujuan pembangunan secara makro adalah
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan
ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan
produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat dan dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi menyangkut perkembangan yang berdimensi
tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi
dan pendapatan............
Perencanaan yang salah sama dengan
merencanakan kesalahan,
perencanaan yang gagal sama dengan
merencanakan kegagalan ...
AGENDA UTAMA
FOKUS
7 PRIORITAS
PEMBANGUNAN PROVINSI
SUMATERA UTARA TAHUN
2013
PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI
DI SUMATERA UTARA MELALUI PENDEKATAN
STRATEGI 5 PILAR RAD-PG 2011-2015
KONSEP AKSELERASI PERTUMBUHAN
EKONOMI PROVINSI SUMATERA UTARA
Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal
RKPD Provinsi Sumatera Utaran Tahun 2013
Rapat Koordinasi Perencanaan Bappeda
Provinsi Sumatera Utara dengan Bappeda
Kabupaten/Kota se Sumatera Utara
RAKERNAS III ASSOSIASI
BAPPEDA PROVINSI SE
INDONESIA
PETA JALAN PERCEPATAN
PENCAPAIAN TUJUAN
PEMBANGUNAN MILENIUM DI
PROVINSI SUMATERA UTARA
MUSRENBANG KABUPATEN/
KOTA SE-SUMATERA UTARA
MP3EI SEBAGAI MOTOR
PENGGERAK EKONOMI
SUMATERA UTARA
4
15
23
30
42
40
11
36
38
TIPS & TRIK PLANNER
AGENDA UTAMA
7 PRIORITAS PEMBANGUNAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2013
Potensi yang dimiliki sangat besar
berupa Sumber Daya Hayati (tanaman
pangan, perkebunan, peternakan, peri-
kanan/kelautan dan kehutanan), sumber
daya energi (tenaga air dan gas alam),
bahan tambang mineral logam dan bu-
kan logam. Jumlah penduduk hingga ta-
hun 2011 tercatat berjumlah 13.103.596
jiwa dengan pertumbuhan 1,11% per-
tahun (terbanyak ke 4 setelah Provinsi
Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Ten-
gah) yang merupakan sumber tenaga
kerja terampil dan bonus demogra
yang dapat menjadi modal utama peng-
gerak pembangunan.
Visi Pembangunan Provinsi Sumat-
era Utara yang dijabarkan pada RPJMD
2009 2013, yakni SUMATERA UTARA
YANG MAJU DAN SEJAHTERA DALAM
HARMONI KEBERAGAMAN dan Misi se-
bagai berikut :
1. Mewujudkan Sumatera Utara Yang
Maju, Aman, Bersatu, Rukun dan Da-
mai Dalam Kesetaraan
2. Mewujudkan Masyarakat Sumatera
Utara Yang Mandiri dan Sejahtera dan
Berwawasan Lingkungan
3. Mewujudkan Sumatera Utara Yang
Berbudaya, Religius Dalam Keberaga-
man.
4. Mewujudkan Masyarakat Sumatera
Utara Yang Partisipatif & Peduli Ter
hadap Proses Pembangunan
Dalam merealisasikan Visi dan Misi
tersebut pemerintah Provinsi Sumatera
Utara, telah berkomitmen untuk :
1. Mewujudkan Masyarakat yang Beri-
man dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Mewujudkan Masyarakat yang Tidak
Lapar
3. Mewujudkan Masyarakat yang Tidak
Bodoh
4. Mewujudkan Masyarakat yang Tidak
Sakit
5. Mewujudkan Masyarakat yang Punya
Masa Depan
6. Meningkatkan Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
7. Penanggulangan Kemiskinan dan
Pengangguran
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(RKP TAHUN 2013)
Kebijakan Pembangunan Nasional
tahun 2012 yang dituangkan dalam RKP
2013 diarahkan kepada Perkuatan Per-
ekonomian Domestik Bagi Peningkatan
dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat den-
gan isu strategis yakni :
1. Percepatan pembangunan infrastruk-
tur : domestic connectivity
2. Meningkatnya pembangunan industri
di berbagai koridor ekonomi
3. Membaiknya iklim investasi dan usaha
(Ease of doing bussiness)
4. Penciptaan kesempatan kerja khusus-
nya tenaga kerja muda
5. Percepatan pengurangan kemiskinan :
sinergi klaster 1-4.
6. Perbaikan akses pelayanan dasar :
tuntasnya rehab gedung SD/SMP
7. Ketahanan pangan : menuju penca
paian surplus beras 10 juta ton
8. Membaiknya kinerja birokrasi dan
pemberantasan korupsi
9. Persiapan Pemilu 2014.
Kebijakan tersebut diarahkan untuk
mengembangkan dan mendayagunakan
seluruh potensi yang ada di dalam negeri
demi peningkatan kesejahteraan rakyat,
dengan prioritas utama untuk mening-
katkan kesejahteraan rakyat melalui :
1) Mekanisme ekonomi (pro-growth dan
pro-job)
2) Program-program pro-rakyat (pro poor
dan pro-job)
3) Program-program mendukung pem-
bangunan berkelanjutan (pro-environ-
ment)
4) Pembangunan Sumber Daya Manusia
5) Peningkatan efektivitas dan esiensi
pengelolaan pembangunan
Sinergi Pusat dan Daerah
Dalam rangka mewujudkan kebi-
jakan tersebut dibutuhkan Sinergi pusat
dan daerah merupakan penentu uta-
ma kelancaran pencapaian tujuan dan
sasaran-sasaran pembangunan yang
pelaksanaanya dilakukan dalam seluruh
proses mulai dari perencanaan, pelak-
sanaan, pengendalian dan evaluasi me-
liputi kerangka perencanaan kebijakan,
kerangka regulasi, kerangka anggaran,
kerangka kelembagaan, dan pengem-
bangan wilayah.
Provinsi Sumatera Utara terletak pada posisi 1-4 Lintang Utara dan 98-100
Bujur Timur, merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang berada pada jalur
strategis pelayaran Internasional Selat Malaka sebagai salah satu jalur perdagangan
tersibuk di dunia, berseberangan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand, memiiki
luas 181.860,65 km, terdiri dari daratan 71.680,68 km atau 3.73 % dari luas wilayah Re-
publik Indonesia dan perairan seluas 110.000,65 km, berbatasan dengan Provinsi Aceh
pada sebelah Utara, Sebelah Barat dengan Samudera Hindia, sebelah Selatan dengan
Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat dan di Sebelah Timur dengan Selat Malaka.
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 4
Oleh : Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi
*)
AGENDA UTAMA
Sinergi Pusat dan Daerah tersebut dilaksanakan melalui :
Kerangka perencanaan kebijakan, tujuan yang hendak dicapai
adalah dengan memperhatikan masukan-masukan yang me
rupakan aspirasi daerah dan Pemerintah daerah dapat ment-
erjemahkan secara tepat kebijakan pemerintah pusat.
Kerangka regulasi, diarahkan untuk mendorong harmonisasi
peraruan perundang-undangan, peraturan pemerintah, pera-
turan daerah, peraturan presiden dan peraturan menteri.
Kerangka anggaran, dilaksanakan selaras dengan upaya pena-
taan dan penguatan kerangka perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penataan instru-
men pendanaan melalui transfer ke daerah termasuk alokasi
pendanaan umum, alokasi khusus, dana bagi hasil dan dana
otonomi ksusus dimaksudkan untuk menjaga harmonisasi ke-
pentingan nasional dan kebutuhan daerah.
Kerangka kelembagaan dan aparatur daerah, diarahkan untuk
memperbaiki tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah
dan meningkatkan kapasitas aparatur daerah.
Kerangka pengembangan wilayah, dimaksudkan untuk mem-
percepat pengembangan wilayah dalam rangka mendorong
penataan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang.
Kinerja Ekonomi Nasional
Sasaran pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,7
persen, Kemiskinan 10,5-11,5 persen, dan Tingkat Penganggu-
ran terbuka 6,6-6,4 persen.
Dengan ekonomi dunia yang melambat dan berbagai ketidak-
pastian global, dibutuhkan upaya yang keras dan konkrit untuk
memperkuat permintaan dalam negeri.
Menjaga daya beli masyarakat dan investasi untuk tetap diting-
katkan.
Efektivitas belanja APBN perlu dimaksimalkan terutama
pada belanja modal.
Secara umum gambaran makro perekonomian nasional da-
pat dilihat pada tabel berikut ini :
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA
UTARA (RKPD TAHUN 2013)
RKPD Tahun 2013 memiliki arti penting karena merupakan
tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Provinsi Sumatera Utara Ta-
hun 2009-2013. Kebijakan pembangunan Provinsi Sumatera Utara
tahun 2013 diarahkan kepada terciptanya target pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas sebesar 7-7,20%, meningkatkan penda-
patan per kapita masyarakat sebesar Rp. 10,26 juta, dan menekan
laju inasi menjadi sebesar 6,0%. Sedangkan untuk target makro
sosial diarahkan pada penurunan persentase penduduk miskin
menjadi 7%; peningkatan angka melek huruf mencapai 98,46%;
peningkatan angka lama sekolah menjadi 10,07 tahun, pening-
katan indeks pembangunan manusia menjadi 82 dan penekanan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi sebesar 6,60%.
PROFORMA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Kinerja pembangunan di Provinsi Sumatera Utara dalam 6
tahun terakhir (2005-2011) dilihat berdasarkan 3 Indikator Utama
yakni Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan Kemiskinan dan
perbandingan dengan kondisi di Sumatera dan Nasional dapat
dicermati pada grak dibawah ini :
PRIORITAS PEMBANGUNAN RKPD PROVINSI SUMATERA
UTARA TAHUN 2013
Pembangunan Provinsi Sumatera Utara dalam tahun 2013
diarahkan kepada tujuh prioritas yakni :
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 5
PRIORITAS 1. PENINGKATAN KEHIDU-
PAN BERAGAMA, PENGUATAN TATA
KELOLA PEMERINTAHAN DAN PARTI-
SIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBA-
NGUNAN
Prioritas ini diarahkan kepada ter-
wujudnya Kehidupan Beragama dan
Tata Pemerintahan yang baik mela-
lui dukungan Pelayanan Publik yang
baik. Dalam mencapai sasaran tersebut
program prioritas yang akan dilaksana-
kan antara lain : peningkatan kapasitas
lembaga kemasyarakatan dan lembaga
keagamaan;pembangunan sarana dan
prasana keagamaan, diantaranya pem-
bangunan Islamic Center ; peningkatan
kualitas pelayanan informasi publik seba-
gai implementasi UU Keterbukaan Infor-
masi Publik (KIP); peningkatan pemanfaa-
tan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) untuk Sistem Perencanaan Pemban-
gunan dan aplikasi lainnya (e-Planning,
e-Ofce, e-Budgeting, e-Performance dan
e-Procurement) dalam rangka mewujud-
kan kepemerintahan yang baik dan bersih
(Good Governance) melalui implemen-
tasi e-Government; mendukung kebijakan
Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (RAD-PK); pen-
ingkatan kerjasama antar daerah; pening-
katan hubungan kerjasama luar negeri;
serta peningkatan sinergitas pembangu-
nan melalui koordinasi dengan kab/kota.
Target yang ingin dicapai adalah
meningkatnya kehidupan beragama dan
kerukunan antar ummat beragama, men-
ingkatnya kualitas pelayanan Informasi ke-
pada masyarakat, meningkatnya esiensi,
efektitas, transparansi dan akuntabilitas
dalam rangka mewujudkan Good Gov-
ernance, dan meningkatnya sinergitas
pembangunan melalui koordinasi dengan
kabupaten/kota.
PRIORITAS 2. PENINGKATAN KUALITAS
PENDIDIKAN DAN KESEHATAN YANG
TERJANGKAU
Pendidikan sebagai salah satu pilar
peningkatan kualitas sumber daya ma-
nusia diarahkan tidak hanya sebatas pen-
ingkatan Indeks Pembangunan Manusia
nya saja, namun juga harus diarahkan
kepada terciptanya Pendidikan Berbasis
Kompetensi, yang diwujudkan melalui
Pemenuhan layanan wajib belajar pen-
didikan dasar 9 Tahun dan rintisan Wa-
jib Belajar 12 Tahun melalui pemberian
beasiswa miskin dan beasiswa prestasi;
peningkatan kualitas pendidikan mulai
PAUD sampai perguruan tinggi; pening-
katan kualitas guru melalui sertikasi
dan kualikasi guru ke jenjang S1 dan S2;
peningkatan kesejahteraan melaui pem-
berian insentif guru; mendorong keterse-
diaan sarana dan prasarana pendidikan
melalui rehabilitasi sarana dan prasarana
sekolah, dan penyerapan dana BOS; pem-
bangunan SMK sebagai pusat pelatihan
kejuruan terpadu (PPKT) dan perguruan
tinggi (politeknik) sebagai community
college atau carier center dalam rangka
mendukung pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus Sei Mangkei; Rintisan
Sekolah Berstandard Internasional (RSBI),
mendukung kebijakan nasional untuk
pencapaian target pembangunan mille-
nium (RAD-MDGs 2015, khususnya Goals
2 : Mewujudkan pendidikan dasar untuk
semua, mendukung kebijakan nasional
dalam pencapaian target pembangunan
Pangan dan Gizi (RAD-PG 2011-2015),
khususnya Pilar 3 (Sistem Keamanan
Pangan) dan Pilar 4 (Perilaku Hidup Ber-
sih dan Sehat).
Pembangunan di Bidang Pendidikan
diarahkan kepada pemenuhan layanan
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
dan rintisan wajib belajar 12 tahun, men-
ingkatnya APK dan APM pada semua
jenjang pendidikan, menurunnya angka
buta aksara menjadi 1,54%, meningkatnya
rata-rata lama sekolah menjadi 10,07 ta-
hun, penyiapan tenaga terampil siap pakai
untuk memenuhi kebutuhan industri dan
meningkatnya kompetensi dan daya saing
pendidikan.
PRIORITAS 3 : PENINGKATAN AKSES-
SIBILITAS DAN PELAYANAN KESEHA-
TAN
Pembangunan Bidang Kesehatan
juga merupakan salah satu aspek yang
sangat menentukan dalam membangun
sumber daya manusia agar memiliki kual-
itas seperti yang diharapkan, sehingga
mampu bersaing di era yang penuh tan-
tangan dimasa akan datang. Hal ini akan
dicapai dengan melakukan pencegahan
penyakit (preventif), peningkatan kuali-
tas sumber daya kesehatan, peningkatan
Jamkesda dan Jampersal (Universal Cov-
erage), peningkatan kesejahteraan bidan
desa (insentif), peningkatan derajat kes-
ehatan khususnya perbaikan gizi anak dan
kesehatan ibu melalui pelaksanaan Ren-
cana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-
PG 2011-2015) dan peningkatan partisi-
pasi masyarakat dalam bidang kesehatan
melalui revitalisasi posyandu dan pem-
bentukan desa siaga. Target yang ingin di-
AGENDA UTAMA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 6
capai antara lain berupa Penurunan Angka
Kematian Bayi menjadi 22/1000 Kelahiran
Hidup; Penurunan Angka Kematian Ibu
Melahirkan menjadi 250/100.000 Kelahi-
ran Hidup; Penurunan Prevalensi Gizi Bu-
ruk dan Kurang, menjadi kurang dari 20
%; dan Meningkatnya Usia Harapan Hidup
menjadi 71,3 tahun.
PRI ORI TAS 4 : PENI NGKATAN
INFRASTRUKTUR MENDUKUNG PEM-
BANGUNAN EKONOMI DAN PENGEM-
BANGAN WILAYAH
Pembangunan Infrastruktur sangat
penting dalam menyediakan pelayanan
kepada masyarakat khususnya dalam
mendukung pembangunan sektor ekono-
mi dan peningkatan kualitas hidup. Pem-
bangunan infrastruktur diarahkan kepada
program-program prioritas antara lain :
a. Pembangunan dan peningkatan sa-
rana/prasarana jalan, jembatan dan
perhubungan.
Diarahkan kepada pemban-
gunan dan peningkatan ruas jalan
provinsi yang berada di pantai barat,
pantai timur maupun dataran tinggi,
peningkatan ruas jalan menuju daerah
parawisata, pembangunan jalan akses
menuju sentra produksi pertanian,
peningkatan kapasitas jalan nasional/
provinsi/kabupaten/kota, mendukung
dan mendorong kebijakan nasional
MP3EI antara lain dengan peningka-
tan jalan nasional/provinsi/kabupaten
mendukung KISM, pengembangan
jalur kereta api dan pelabuhan dan
pengembangan Kawasan Tabag-
sel sebagai Hinterland KISM. Target
yang ingin dicapai dalam tahun 2013
adalah Tercapainya target efektitas
jalan Provinsi sepanjang 356,18 Km
dan jembatan sepanjang 960 dan ter-
bangunnya infrastruktur pendukung
pengembangan KEK Sei Mangkei.
b. Pembangunan Infrastruktur Sumber
Daya Air
Dalam rangka pembangunan
infrastruktur Sumber Daya Air, Pe-
merintah Sumatera Utara telah mem-
prioritaskan Pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya, penyediaan
dan pengelolaan air baku, pengemban-
gan, pengelolaan dan konservasi sun-
gai, danau dan sumberdaya air lainnya
dan peningkatan jaringan irigasi desa
(JITUT dan JIDES). Pembangunan dan
pemeliharaan irigasi sangat strategis
dalam menangani isu alih fungsi lahan
yang terus terjadi di berbagai kabu-
paten. Sampai tahun 2010 luas irigasi
yang telah beralih fungsi seluas 2.289
Ha dari 82.791 Ha luas irigasi yang
merupakan kewenangan provinsi. Tar-
get penanganan infrastruktur sumber-
daya air TA. 2014 yaitu - Pemeliharaan
jaringan irigasi seluas 73,326 Ha,
perbaikan /peningkatan seluas 5.000
Ha, pemeliharaan rutin daerah rawa
seluas 61,732 ha dan perbaikan /pen-
ingkatan seluas 3.500 ha, perkuatan
tebing sungai sepanjang 5,500 m, nor-
malisasi/pelurusan sungai sepanjang
9,500m dan normalisasi /perbaikan
tanggul sepanjang 10,250 m dan pe-
nyediaan air baku/embung sebanyak 4
unit.
c. Pembangunan Bidang Energi Kelis-
trikan
Pembangunan Energi Listrik ini
bertujuan untuk memenuhi kebutu-
han energi Listrik bagi masyarakat.
Pada tahun 2012 direncanakan per-
cepatan adanya pembangunan pem-
bangkit energi listrik PLTA Asahan III
di Kab. Asahan dan PLTA Sarulla III di
Kab. Taput, serta pengembangan desa
mandiri energi melalui pembangunan
pembangkit listrik dari sumber energi
terbarukan berupa Pembangkit Listrik
Mini Hydro (PLTMH) sebanyak 2 unit
dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) sebanyak 500 unit. Selain itu
juga akan dikembangkan program lis-
trik murah bagi warga kurang mampu
(Cluster IV).
PRIORITAS 5. PENINGKATAN PERTA-
NIAN UNTUK PENGUATAN KETAH-
ANAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN
AGROINDUSTRI/ AGRIBISNIS;
Pembangunan Pertanian di Su-
matera Utara diarahkan kepada perta-
nian berkelanjutan melalui pengelolaan
sumberdaya lahan guna memenuhi ke-
butuhan manusia yang terus berubah
sekaligus mempertahankan atau menin-
gkatkan kualitas lingkungan dan meles-
tarikan sumber daya alam. Pembangunan
bidang pertanian diarahkan pada be-
berapa program prioritas yang meliputi :
a. Peningkatan produktifitas tanaman
pangan, peternakan, perikanan dan
kehutanan
Pembangunan di bidang per-
tanian pangan diprioritaskan kepada
peningkatan Peningkatan Produktivi-
tas pangan yang berdaya saing (padi,
jagung, kedele dan daging), pencetakan
sawah baru dan optimalisasi irigasi,
revitalisasi Balai, UPT dan Penyuluhan
Pertanian, pengembangan kawasan
agropolitan dan agromarinepolitan,
pembangunan cluster pertanian (hor-
tikultura), peternakan dan perikanan,
pengembangan sistem pertanian or-
ganik, pengembangan penangkar
benih, pengembangan integrasi ter-
nak-ikan (mina padi) dan agroforestry
(integrasi ternak kehutanan). Target
yang diharapkan pada tahun 2013 da-
pat memenuhi peningkatan kebutuhan
pangan (beras, jagung, kedele, daging
sapi dan ikan) sebesar 5%; pengura
ngan konsumsi beras perkapita sebe-
sar 1,5% melalui diversikasi pangan;
penyerapan tenaga kerja sebesar 6,5%,
meningkatnya luas areal pertanian or-
ganik di kabupaten/ kota sebesar 5%
dan penyediaan bahan baku guna me-
menuhi permintaan pasar (ekspor) dan
kebutuhan industri.
b. Peningkatan tanaman perkebunan
Peningkatan produksi tanaman
perkebunan dilaksanakan melalui
peremajaan areal tanaman rakyat se-
cara bertahap, pengadaan bibit unggul
untuk perkebunan rakyat (sawit, karet,
kopi dan kakao), pengembangan clus-
ter industri perkebunan (kelapa sawit
dan karet), pengembangan integrasi
ternak dengan perkebunan, fasilitasi
dan koordinasi untuk mendukung
pengembangan kawasan industri Sei
Mangkei. Diharapkan dapat memenuhi
target Tercapainya target peningka-
AGENDA UTAMA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 7
tan peningkatan ekspor Perkebunan
sebesar 5%, meningkatnya produksi
dan produktitas perkebunan rakyat
sebesar 5%, peremajaan kebun rakyat
seluas 15.000 ha Tanaman Tidak
Menghasilkan (TTM), Penyediaan ba-
han baku untuk memenuhi kebutuhan
pengembangan industri olechemical
di Sei Mangkei dan industri karet di Sei
Bamban.
c. Peningkatan sistem ketahanan pa-
ngan
Dalam rangka mewujudkan pen-
ingkatan ketahanan pangan di Sumatea
Utara diwujudkan melalui pengemban-
gan Gerakan Mandiri Pangan (GEMA
PANGAN), dan program mendukung
Rencana Aksi Nasional Pangan dan
Gizi, antara lain melalui program
pengembangan ketersediaan pangan,
pengembangan sistem distribusi dan
stabilitas hargapangan, pengemban-
gan penganeka ragaman konsumsi
pangan dan peningkatan keamanan
pangan segar, kegiatan fasilitasi pen-
guatan dan pengembangan pemasaran
dalam negeri hasil perikanan pening-
katan jumlah dan kompetensi tenaga
penyuluh keamanan pangan (PKP)
dan pengawas pangan kabupaten/kota
(Distric Food Inspector). Target yang
diharapkan berupa pemberdayaan
kelompok pangan di 150 desa Gema
Pangan dan meningkatnya ketahanan
pangan dan status gizi masyarakat di
Sumatera Utara.
d. Program Lintas sektor dan lintas
Wilayah Kabupaten/ Kota
Dalam rangka penguatan jejar-
ing kemitraan lintas sektor dan lintas
wilayah kab/ kota, pemerintah Provinsi
Sumatera Utara merencanakan pro-
gram pengembangan kawasan Agro-
politan (9 Kabupaten/kota) dan Agro-
marinepolitan (16 Kabupaten/kota);
Program North Sumatera Livelihoods
anda Economic Development pro-
gram (NS-LEDP) dengan Pilot Project
Kabupaten Madina, Tapanuli Selatan,
Tapanuli Tengah untuk komoditi karet,
kakao, kopi dan padi; peningkatan
kualitas pendamping penyuluh pada
33 kabupaten/kota dengan target untuk
meningkatkan produktitas pertanian;
peningkatan pendapatan petani, peter-
nak dan nelayan pada sentra produksi,
serta peningkatan kerjasama dalam
rangka pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
PRIORITAS 6. PENINGKATAN EKONO-
MI KERAKYATAN MELALUI PEMBER-
DAYAAN KOPERASI, UMKM, PERDA-
GANGAN, JASA DAN PARIWISATA
Untuk menumbuhkembangkan po-
tensi ekonomi kerakyatan melalui beber-
apa program prioritas antara lain : pen-
ingkatan produktitas koperasi dan UKM,
peningkatan kualitas kelembangaan dan
usaha koperasi, pemberdayaan usaha
mikro dan menengah, pembinaan kopera-
si dan UKM pada daerah Agropolitan dan
Agromarinepolitan, pembentukan kop-
erasi primer, optimalisasi rumah produk-
titas daerah bagi sarjana yang belum
bekerja, dimana target yang diharapkan
adalah meningkatnya produktitas kop-
erasi dan UKM dengan laju pertumbuhan
rata-rata 10-15% per tahun; meningkatnya
penyerapan tenaga kerja per unit koperasi
dan UMKM dengan laju pertumbuhan
rata-rata 10% per tahun; pemberdayaan
usaha mikro dan menengah pada 250.000
UMKM; terbinanya koperasi dan UKM
pada daerah Agropolitan dan Agromarine-
politan di 10 KUKM; serta meningkatnya
produktitas 1000 orang sarjana.
Selain itu juga dilakukan program
penguatan permodalan pembentukan Ba-
dan layanan Umum Daerah (BLUD) dalam
upaya untuk mengakomodir penyaluran
modal bergulir; peningkatan fungsi badan
pelayanan perizinan terpadu untuk men-
ingkatkan daya saing dan iklim investasi;
pembangunan dan pengembangan pasar
tradisional perdesaan dan pasar induk;
peningkatan promosi wisata dalam dan
luar negeri; pengembangan sarana dan
prasarana pada daerah tujuan wisata
utama Danau Toba dan Kepulauan Nias
melalui penyelenggaraan event wisata
berskala internasional (Pesta Danau Toba
dan SAIL NIAS 2013).
PRIORITAS 7. PERLUASAN KESEMPA-
TAN KERJA DAN PENINGKATAN KESE-
JAHTERAAN RAKYAT MISKIN
Dilaksanakan melalui Program Pen-
anggulangan Kemiskinan dengan melan-
jutkan 3 Kluster sebelumnya, yakni Klus-
ter 1 : Bantuan Sosial Berbasis Keluarga
(1) BOS, (2) Jamkesmas, (3) BLT, (4) PKH,
(5) Raskin, (6) Bantuan Sosial, (7) Bantuan
Bencana, dll, Kluster 2 : Program Pem-
berdayaan Masyarakat (PNPM), Kluster 3
: Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil
(KUR) dan Mendukung Program Pening-
katan/ perluasan Kluster 4 (6 Program
Pro Rakyat) antara lain : Pembangunan
5.000 Rumah Murah, MRT, Air Bersih,
AGENDA UTAMA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 8
Listrik Murah, Pemberdayaan Nelayan
dan Masyarakat Pinggir Perkotaan serta
Perluasan lapangan pekerjaan melalui
penciptaan lapangan kerja baru pada ber-
bagai kawasan ekonomi strategis (KISM,
KIM, Pelabuhan, Bandara, dlsb.)
Diharapkan dengan pelaksanaan
program-program tersebut dapat men-
capai target penurunan angka kemiskinan
menjadi kurang dari 10 % dan penurunan
angka pengangguran menjadi 6 %.
PELUANG INVESTASI DAERAH
Beberapa fasilitas infrastruktur yang
sedang dan akan dibangun pada tahun
tahun mendatang memerlukan dukungan
pihak investor baik dari dalam maupun
luar negeri antara lain :
1. BANDARA KUALA NAMU
Bandara Kuala Namu sebagai peng-
ganti Bandara Polonia terletak di Kecama-
tan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang
berjarak sekitar 25 km dari kota Medan.
Bandara Kuala Namu yang akan menjadi
Bandara terbesar kedua di Indonesia saat
ini masih dalam tahap penyelesaian pem-
bangunan dengan progress sampai Janu-
ari 2011 sebesar 71,2% dan diharapkan
selesai pada akhir tahun 2012.
Untuk pembangunan seluruh fasilitas
dibutuhkan dana sebesar Rp. 1,4 Trilliun
untuk pembangunan sisi darat dan Rp. 3,6
Trilliun untuk pembangunan sisi udara.
Proyek ini dikelola dibawah pengawasan
PT. Angkasa Pura II.
Diharapkan Bandara Internasional ini
selesai tahun ini dan mulai beroperai ta-
hun depan yang akan dapat mendukung
percepatan pembangunan di Provinsi Su-
matera Utara.
2. JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU
TEBING TINGGI
Jalan tol Medan - Kuala Namu -
Tebing Tinggi merupakan rute alternatif
untuk Jalan Lintas Timur dari Medan
menuju Tebing Tinggi. Pembangunan
jalan tol ini juga dimaksudkan untuk
mendukung pembangunan kota Meto-
politan Mebidangro dan Bandara Kuala
Namu.
Pembangunan tol Medan Kuala
Namu Tebing Tinggi ini dibagi dalam 2
(dua) tahap yaitu: Tahap I ruas Medan
Lubuk Pakam Kuala Namu dengan pan-
jang 22,4 Km dan Tahap II ruas Lubuk
Pakam Tebing Tinggi dengan panjang
47,6 Km.
Untuk pembangunan jalan tol ini
dibutuhkan total investasi sebesar Rp.
4.755 Milyar yang antara lain akan diper-
gunakan untuk pembebasan tanah sebe-
sar Rp. 750 Milyar dan konstruksi sebesar
Rp. 3.450 Milyar. Dengan IRR 22,02% dan
FIRR 11,26%.
Dalam pelaksanaannya pemerin-
tah Provinsi Sumatera Utara memberi-
kan dukungan berupa pembebasan ta-
nah, pembangunan sebagian konstruksi
dan pembuatan Master Plan. Kerjasama
yang dapat dijalin dengan pihak swasta
melalui sistem BOT (Build, Operate,
Transfer). Proyek ini dikelola oleh Ke-
menterian Pekerjaan Umum / Badan
Pengatur Jalan Tol.
3. PEMBANGUNAN CITY AIR TERMI-
NAL BANDARA KUALA NAMU
Untuk mempermudah para calon
penumpang yang akan berangkat mela-
lui Bandara Kuala Namun direncanakan
pembangunan City Air Terminal (CAT) di
Stasiun Medan. CAT akan dilengkapi den-
gan fasilitas antara lain City Check In, Bag-
gage Check In/Claim, pembayaran Airport
Tax, Lost and Found (informasi bagasi yang
hilang), dan lain sebagainya.
Kerjasama yang dapat dijalin dengan
pihak swasta melalui sistem BOT (Build,
Operate, Transfer). Pengelolaan proyek ini
berada dibawah pengawasan PT. KAI (per-
sero)
4. PENGEMBANGANPELABUHANBELAWAN
Rencana pengembangan Pelabuhan
Belawan antara lain berupa penguatan
dermaga lama, pengembangan terminal
peti kemas Gabion, pengembangan alur
pelayaran, pengem-bangan pelabuhan
curah dan penambahan fasilitas pendu-
kung bongkar muat.
Proyek pengembangan pelabuhan
Belawan ini membutuhkan biaya un-
tuk Jangka Pendek (2006-2010) sebesar
2.149,2 milyar rupiah; Jangka Menengah
(20112015) sebesar 889,3 milyar
rupiah dan Jangka Panjang (2016-2020)
sebesar 3.789 milyar rupiah.
Kerjasama yang dapat dijalin dengan
pihak swasta melalui sistem BOT (Build,
Operate, Transfer). Proyek ini dikelola oleh
PT. Pelindo I
5. PROGRAM PENGEMBANGAN ANG-
KUTAN PESISIR PANTAI (COASTAL MA-
RINE) DENGAN WATER BUS DI PESISIR
PANTAI TIMUR SUMATERA
Angkutan Pesisir Pantai (Coastal
Marine) ini merupakan angkutan al-
ternatif masyarakat di wilayah Pantai
Timur Provinsi Sumatera Utara. Proyek
ini juga bertujuan mendorong per-
tumbuhan ekonomi daerah-daerah di
wilayah tersebut.
AGENDA UTAMA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 9
Pekerjaan terdiri dari pembangunan
dermaga berukuran 5 x 10 m, perbaikan
jalan akses ke pelabuhan, pengadaan dan
pengoperasian kapal.
Sampai dengan tahun 2010, Pemer-
intah Provinsi Sumatera Utara telah me-
nyelesaikan Feasibility Study (FS). Bentuk
kerjasama operasi dengan sistem BOO
(Built, Operate & Own). Proyek ini berada
dibawah pengelolaan Dinas Perhubungan
Provinsi Sumatera Utara.
6. PEMBANGUNAN BENDUNG SERBA
GUNA LAU SIMEME
Pertumbuhan penduduk kota Me-
dan belum dikuti oleh penyediaan air mi-
num yang dibutuhkan. Kerusakan pada
daerah tangkapan hujan sungai Deli, sun-
gai Percut, sungai Serdang, sungai Be-
lawan dan sungai Ular terus berlangsung
dan menjadi salah satu penyebab banjir.
Bendung Serbaguna Lau Simeme meru-
pakan usaha untuk mengatasi sebagian
permasalahan tersebut. Proyek pemban-
gunan Bendung Serbaguna Lau Simeme
meliputi Pembangunan bendung, power
house, hidromekanikal, elektromekan-
ikal beserta fasilitas pendukung lain yang
diperkirakan membutuhkan dana sebesar
Perkiraan biaya US$ 111,320,000 atau
13.193.000.000. Perkiraan review desain
awal dan pra konstruksi selama 3 tahun
dan masa konstruksi diperkirakan selama
4 tahun.
Bentuk Kerjasama yang dapat diker-
jasamakan dengan pihak swasta dengan
sistem BOT (Build, Operate, Transfer).
Proyek ini berada dibawah pengelolaan
Kementerian Pekerjaan Umum / Direk-
torat Jenderal PSDA.
7. MEGA PROJECT MP3EI
Master Plan Percepatan dan Perlua-
san Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupa-
kan arah pembangunan ekonomi Indone-
sia hingga tahun 2025, untuk mewujudkan
kualitas Pembangunan Manusia Indo-
nesia sebagai bangsa yang maju melalui
peningkatan pendapatan dan daya beli
dengan dibarengi membaiknya pemer-
ataan dan kualitas hidup seluruh bangsa.
Koridor Ekonomi Sumatera memiliki tema
pembangunan sebagai Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung
Energi Nasional. Khusus untuk Provinsi
Sumatera Utara terdapat beberapa proyek
skala besar (Mega Project) untuk men-
dukung program MP3EI pada Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang
telah ditetapkan sebagai KEK Pertama di
Indonesia (PP No. 29 Tahun 2012).
KLUSTER INDUSTRI SEI MANGKE (IN-
TEGRATED SUSTAINABLE PALM OIL IN-
DUSTRIAL CLUSTER)
Kelapa sawit merupakan primadona
komoditi perkebunan Provinsi Sumatera
Utara. Dengan luas kebun sawit 970.000,7
hektar, produksi CPO Sumut tahun 2008
mencapai 3,52 juta ton, atau setara den-
gan 16 persen dari total produksi CPO na-
sional 42,90 juta ton. Sei Mangke-Integrat-
ed Sustainable Palm Oil Industrial Cluster
(SM-ISPOIC) diharapkan bisa mengubah
komposisi ekspor Sumatera Utara dari
CPO menjadi ekspor produk turunan.
Pada tahun 2015 diharapkan paling tidak
hanya 50 persen total ekspor dalam ben-
tuk minyak sawit mentah dan menjadi 30
persen pada tahun 2020.
Kawasan SM-ISPOIC merupakan ka-
wasan yang bertujuan mengintegrasikan
industri pengolahan kelapa sawit/CPO
dengan konsep kawasan industry ramah
lingkungan seperti oleochemical, surfac-
tant, kertas, kayu lapis, pupuk organik,
pengolahan makanan ternak dan lain-lain.
Fasilitas-fasilitas yang dipersiapkan antara
lain jalan dan drainase, perkantoran, per-
gu-dangan, Water Treatment Plant (WTP),
pembangkit listrik dari sisa pengolahan
kelapa sawit (2 x 3,5 MW), tangki pe
nyimpanan CPO/PKO, Instalasi
Pengolahan Limbah (IPAL), dsb.
Sebagai tahap pertama luas lahan
yang dipersiapkan sebesar 104 Ha dengan
kemungkinan pengembangan di masa
mendatang hingga seluas 3000 Ha. Lokasi
tersebut berdekatan dengan Jalan Lintas
Sumatera dan Pelabuhan Kuala Tanjung
( 40 km). Lokasi proyek berada di Sei
Mangke, Kabupaten Simalungun. Dalam
hal ini Pemerintah Provinsi memberi-
kan dukungan berupa pembangunan in-
frastruktur. Proyek ini dapat didanai mela-
lui kerjasama swasta dengan sistem BOO
(Built, Operate, Own) melalui pengelolaan
PTPN III.
Mega Proyek MP3EI di Provinsi Su-
matera memiliki Total Nilai sebesar
Rp. 34, 27 Triliun, dengan 21 Proyek yang
dananya bersumber dari Pemerintah,
BUMN dan Swasta serta kolaborasi ke-
tiganya. Juga tengah dibahas di pusat 17
usulan tambahan Project MP3EI Provinsi
Sumatera Utara. Dukungan dari semua
pihak yang berkepentingan (pemerintah,
masyarakat dan investor untuk mem-
berhasilkan program MP3EI, dalam ber-
bagai bidang antara lain : pembangunan
infrastrukur : pembangunan jalan, kereta
api, pelabuhan Kuala Tanjung, Bandar
Udara Kuala Namu; ketenagalistrikan,
sumber air, fasilitas pabrik pengolahan;
di bidang pendidikan melalui pembangu-
nan sarana/prasarana pendidikan SMK
dan Politeknik untuk penyiapan tenaga
kerja terampil, riset dan pengembangan;
supplai bahan baku untuk memenuhi ka-
pasitas produksi pada industri pengolahan
Kelapa Sawit di Sei Mangkei dan Karet di
Sei Bamban.
PENUTUP :
Demikian sekilas Rencana Pemban-
gunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013
yang dituangkan dalam program prioritas
pembangunan dan peluang investasi daer-
ah. Dukungan dan parsitipasi dari seluruh
masyarakat dan dunia usaha sangat di-
harapkan dalam rangka mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat Sumatera Utara.
*) Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara
AGENDA UTAMA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 10
I. PENDAHULUAN
Salah satu tujuan pembangunan se-
cara makro adalah meningkatnya pertum-
buhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi
berhubungan dengan proses peningkatan
produksi barang dan jasa dalam kegiatan
ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi menyang-
kut perkembangan yang berdimensi tung-
gal dan diukur dengan peningkatan hasil
produksi dan pendapatan.
Suatu perekonomian dikatakan men-
galami pertumbuhan apabila tingkat keg-
iatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih
tinggi dari capaian pada masa sebelum-
nya. Pertumbuhan tercapai apabila jumlah
sik barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan dalam perekonomian tersebut
bertambah besar dari tahun-tahun sebe-
lumnya.
Sepanjang sejarah kemerdekaan se-
lama lebih dari enam dasawarsa, Indone-
sia telah mengalami beragam kemajuan
di bidang pembangunan ekonomi. Ber-
mula dari sebuah negara yang perekono-
miannya berbasis kegiatan pertanian tra-
disional, saat iniIndonesia telah menjelma
menjadi negara dengan proporsi industri
manufaktur dan jasa yang lebih besar.
Kemajuan ekonomi juga telah membawa
peningkatan kesejahteraan masyarakat,
yang tercermin tidak saja dalam pening-
katan pendapatan per kapita, namun juga
dalam perbaikan berbagai indikator sosial
dan ekonomi lainnya termasuk Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Dalam pe-
riode 1980 dan 2010, Indeks Pembangu-
nan Manusia meningkat dari 0,39 ke 0,60.
Indonesia juga memainkan peran
yang makin besar di perekonomian glob-
al. Saat ini Indonesia menempati urutan
ekonomi ke-17 terbesar di dunia. Keter-
libatan Indonesiapun sangat diharapkan
dalam berbagai forum global dan regional
seperti ASEAN, APEC,G-20, dan berbagai
kerjasama bilateral lainnya. Keberhasilan
Indonesia melewati krisis ekonomi global
tahun 2008, mendapatkan apresiasi positif
dari berbagai lembaga internasional. Hal
ini tercermin dengan perbaikan peringkat
hutang Indonesia di saat peringkat negara-
negara lain justru mengalami penurunan.
Bahkan Indonesia diperkirakan men-
jadi 5 kekuatan ekonomi dunia baru seba-
gaimana yang dirilis oleh Goldman Sachs
yang memprediksikan bahwa kekuatan
ekonomi dunia yang semula diperkirakan
adalah Brasil, Russia, India dan China
(BRIC) akan bertambah satu negara lagi
yakni Indonesia, sehingga akronimnya
akan menjadi BRIIC (Brazil, Russia, India,
Indonesia dan China).
II. POSISI MASTER PLAN PERCEPATAN
DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA DI PROVINSI
SUMATERA UTARA
MP3EI memiliki semangat Not Busi-
ness as usual. Semangat ini tercermin
dari sejak proses penyusunannya di mana
rumusan strategi dan kebijakan awalnya
disusun oleh Pemerintah diperkaya den-
gan pandangan dan masukan dari berba-
gai pemangku kepentingan, terutama dari
dunia usaha.
Dalam MP3EI pihak swasta akan
diberikan peran utama dan penting dalam
pembangunan ekonomi terutama dalam
peningkatan investasi dan penciptaan
lapangan kerja, sedangkan pihak pemer-
intah akan berfungsi sebagai regulator,
fasilitator dan katalisator. Dari sisi regu-
lasi, pemerintah akan melakukan deregu-
lasi (debottlenecking) terhadap regulasi
MP3EI SEBAGAI MOTOR PENGGERAK
EKONOMI SUMATERA UTARA
Oleh : Ir. Hasmirizal Lubis, MSi
*)
FOKUS
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 11
yang menghambat pelaksanaan investasi.
Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan
oleh pemerintah melalui penyediaan in-
frastruktur maupun pemberian insentif
scal dan non scal.
Implementasi MP3EI dilakukan
untuk mempercepat dan memper-
luas pembangunan ekonomi melalui
pengembangan 8 (delapan) program
utama yang terdiri dari 22 (dua puluh
dua) Kegiatan ekonomi utama. Strategi
pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan
mengintegrasikan 3 (tiga) elemen uta-
ma yaitu: 1) mengembangkan potensi
ekonomi wilayah di 6 (enam) Koridor
Ekonomi Indonesia, yaitu Koridor Ekono-
mi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa,
Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor
Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi
Bali-Nusa Tenggara dan Koridor Ekono-
mi Papua dan Kepulauan Maluku. 2)
memperkuat konektivitas nasional yang
terintegrasi secara lokal dan terhubung
secara global (locally integrated, globally
connected. 3) memperkuat kemampuan
SDM dan IPTEK nasional untuk mendu-
kung pengembangan program utama di
setiap koridor ekonomi.
Periode waktu penyelesaian Proyek
MP3EI dimulai Tahun 2011 dan direncana-
kan berakhir 2025, sebagai contoh Pem-
bangunan Jembatan Selat Sunda (Panjang
29 km dan lebar 60 m) yang direncanakan
berakhir pada tahun 2025.
Adapun perkiraan investasi in-
frastruktur pemerintah dalam Proyek
MP3EI sebagaimana data yang dimuat
dalam buku Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011 2025, untuk koridor
Sumatera sebesar Rp.334.412 miliar,
koridor Jawa Rp.491.674 miliar, koridor
Kalimantan Rp31.016,53 miliar, koridor
Sulawesi Rp.5.031 miliar, koridor Bali
Nusa Tenggara sebesar Rp.14.143 mil-
iar dan koridor Papua Maluku sebesar
Rp.64.186 miliar.
Khusus untuk Provinsi Sumat-
era Utara terdapat beberapa proyek
skala besar yang mendukung MP3EI
yang sumber dananya dari Pemerin-
tah, BUMN dan Swasta serta kolaborasi
dari ketiganya, adapun beberapa proyek
tersebut antara lain
No Nama Proyek
Nilai investasi
(Miliar Rp)
Periode
Selesai
ket
1. Pembangunan jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi
(60 km)
6.700 2016 Pemerintah
2. Pembangunan Rel Kereta Api Stasiun Araskabu-Kualanamu
Airport (9 km)
2.150 2013 Pemerintah
3. Perluasan Pelabuhan Belawan 830 2014 Pemerintah
4. Pembangunan Rel KA Ruas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung 400 2013 Pemerintah
5. Peningkatan jalan Tebing Tinggi-kisaran-Rantau Prapat-
batas Prov Riau (326,71 km)
365 2013 Pemerintah
6. Pengembangan jalan akses Kualanamu Tahap II 14 Km) dan
Fly over Tahap I dan II (dua jembatan 1 Km)
355 2014 Pemerintah
7. Peningkatan Jalan Lima Puluh-Pematang Siantar-Kisaran
(64,15 km)
225 2015 Pemerintah
8. Perbaikan/pelapisan jalan raya, ruas Lima Puluh-Simpang
Inalum (22 km)
154 2013 Pemerintah
9. Pembangunan Rel Kereta Api dari Kawasan Sei Mangkei ke
Kota Lima Puluh
150 2013 Pemerintah
10. Pembangunan jalan akses Belawan sep 15 Km 150 2012 Pemerintah
11. Pelebaran jalan dari KISM-Lima Puluh (10 km) 140 2012 Pemerintah
12. Pembangunan PLTP Sarulla-1 Kap 110 MW 6.000 2015 BUMN
13. PLTA Asahan III, kap 2 x 87 MW (174 MW) 2.880 2014 BUMN
14. Pembangunan transmisi listrik di Provinsi Sumatera Utara
(17 titik)
2.155 2015 BUMN
15. Pengembangan sector provate di Bandara Kualanamu 1.600 2012 BUMN
16. Project Sibayak 3 554 2015 BUMN
17. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit (PLTNS) dan
bahan baku Tebu
150 2012 BUMN
18. Kawasan Industri Berbasis Oleochemical Sei Magkei 4,200 2015 BUMN
19. Pembangunan Jalan tol Medan-Binjai (15,18 km) 1.204 2016 Campuran
20 Percepatan pengembangan hidro skala besar (2 x 87 MW) ,
Porsea Sumatera Utara (Asahan 3) 30 Ha
2.610 2013 BUMN
21 Pembangunan Jalan Tol Medan Kuala Namu Tebing Ting-
gi (60 Km) Ruas Medan Kuala Namu Lubuk Pakam
1.306 2013 Pemerintah
TOTAL 34,278
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 12
FOKUS
Disamping kegiatan yang tercantum
dalam Master Plan Percepatan dan Per-
luasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI), Provinsi Sumatera Utara juga
mengusulkan beberapa proyek/kegiatan
untuk mengakselerasi pembangunan Su-
matera Utara, diantaranya :
No Nama Proyek
1. Jalan Tol Tebing Tinggi - Kisaran
2. City Air Terminal dan City Check In
Kereta Api Bandara Kuala Namu
3. Pengembangan Pelabuhan Sibolga
4. Pengembangan Pelabuhan Kuala
Tanjung mendukung Kawasan In-
dustri Sei Mangke
5. Bendungan Lau Simeme
6. Industrialisasi Karet
7. North Sumatera Palm Oil Valley
8. Pengembangan Kawasan Danau
Toba dan Kawasan Destinasi Wisata
9. Pengembangan Ex-Bandara Polo-
nia
10. Pembangunan Pusat Pendidikan
SMK mendukung MP3EI (Menggan-
deng Perguruan Tinggi)
11. Pembangunan Dryport Tebing Ting-
gi dan Kuala Tanjung
12. Pembangunan Trans Railway Su-
matera
13. Pembangunan Jalan Outer Outer
Ring Road
14. Pembangunan Terminal Agribisnis/
Induk
15. Bus Rapid Transportation
16 Peningkatan Mebidang Ring Road
17. Peningkatan Jalan Medan - Ber-
astagi
18. Pembangunan Kawasan Nasional
Mebidangro
19. Pembangunan Jalan Kereta Api
Menuju Kawasan Industri dan
Pelabuhan
20. Pengembangan Kepulauan Nias
menjadi destinasi pariwisata dan
pusat pengolahan perikanan laut
III. PROYEKSI PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA SEBAGAI DAMPAK MP3EI
Tidak dapat dipungkiri bahwa investasi terlebih lagi foreign direct investment (FDI)
merupakan salah satu upaya untuk mendongkrak laju pertumbuhan PDB atau PDRB
suatu negara atau wilayah terlebih lagi dengan kemudahan aksessibilitas transportasi
khususnya jalan, pelabuhan laut dan udara serta pembangunan cluster industri yang
berbahan baku lokal yang dampak memberikan multiplier effect bagi pembangunan
ekonomi Sumatera Utara.
Berdasarkan estimasi yang disusun oleh Bappeda Provinsi Sumatera Utara, maka
ditargetkan beberapa indikator makro ekonomi sebagai dampak dari MP3EI sampai den-
gan tahun 2013 antara lain :
No Indikator Satuan
Tahun
2012 *) 2013*)
1 Pertumbuhan Ekonomi % 7,10 7,55
2 PDRB ADHB Rp Triliun 363,82 422,03
3 PDRB ADHK 2000 Rp Triliun 135,43 146,42
4 PDRB Perkapita (ADHB) Rp Juta 27,40 31,79
5 PDRB Perkapita (ADHK) Rp Juta 10,25 11,03
6 Struktur Ekonomi (ADHB)
- Pertanian % 23,16 22,26
- Pertambangan dan Peng-
galian
% 1,05 1,04
- Industri Pengolahan % 22,32 23,42
- Listrik, Gas, dan Air bersih % 0,86 0,96
- Bangunan % 7,01 7,21
- Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
% 18,98 18,92
- Pengangkutan dan Komu-
nikasi
% 9,43 8,43
- Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan
% 7,95 7,93
- Jasa-jasa % 9,24 9,83
7 ICOR % 4-4,5 4-4.20
8 - Pembentukan Modal Tetap
Bruto (Investasi)
Rp Triliun 94,59-118,70 109,73-128,50
*) Target
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 13
FOKUS
IV. PENUTUP
Demikian tulisan tentang Master
Plan Percepatan dan Perluasan Pem-
bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
sebagai penggerak ekonomi Provinsi
Sumatera Utara ini disusun sebagai
bahan bagi kontemplasi bersama un-
tuk peningkatan kinerja perekonomian
Sumatera Utara, yang beberapa tahun
belakangan ini jauh tertinggal diban
dingkan Riau dan Provinsi lainnya di
Sumatera.
*) Ir. Hasmirizal Lubis, MSi
Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi
dan Keuangan Bappeda Provinsi Su-
matera Utara
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 14
FOKUS
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 15
PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI
DI SUMATERA UTARA MELALUI PENDEKATAN STRATEGI 5 PILAR
RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI (RAD-PG) 2011-2015
Oleh : Tarsudi SP. MSi
*)
I. Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara terus mengalami
peningkatan dalam tiga tahun terakhir ditandai dengan perbai-
kan kesejahteraan masyarakat di Sumatera Utara. Pada tahun
2009 ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 5,07%, mening-
kat menjadi 6,35% pada tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi
6,58% pada tahun 2011, sementara PDRB per-kapita Atas Dasar
Harga Berlaku juga meningkat dari Rp. 16,81 juta pada tahun
2009 menjadi Rp. 18,38 juta pada tahun 2010 dan Rp. 21,23 juta
pada tahun 2011. Namun demikian indeks kesehatan yang diukur
berdasarkan indikator Umur Harapan Hidup rata-rata penduduk
Sumatera Utara dalam tahun 2010 baru mencapai 69.8 tahun,
masih lebih rendah daripada angka rata-rata nasional sebesar
70,2 tahun. Hal ini menunjukkan ketertinggalan Provinsi Suma-
tera Utara dalam pembangunan di bidang kesehatan. Jika dicer-
mati lebih jauh capaian indikator makro kesehatan tahun 2010
menunjukkan masih tingginya Angka Kematian Ibu melahirkan
(AKI), yakni sebesar 268/100.000 kelahiran hidup, dan angka pre
valensi balita kekurangan gizi sebesar 21,4%, sementara pada ta-
hun yang sama AKI nasional sebesar 226/100.000 kelahiran hidup
(angka perkiraan) dan prevalensi balita kekurangan gizi sebesar
17,9%. Dalam hal ini diperlukan upaya keras untuk mengakse-
lerasi pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) yang te-
lah menetapkan target penurunan angka kematian ibu menjadi
102/100.000 kelahiran hidup dan prevalensi balita kekurangan gizi
sebesar 15,5 % di tahun 2015, yang berarti kita hanya memiliki
waktu kurang dari tiga tahun.
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 Pasal 13 dan 14 serta Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Da-
erah Kabupaten dan kota bahwa penanganan bidang pangan dan
ke sehatan menjadi salah satu urusan wajib yang menjadi kewena
ngan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dan kota.
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pe-
menuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia, hal ini se-
suai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pan-
gan. Jika dilihat peta penduduk rawan pangan pada tahun 2009
menunjukkan situasi yang sedikit lebih baik. Jumlah penduduk
Sumatera Utara yang termasuk kategori sangat rawan pangan
yaitu dengan asupan kalori kurang dari 1.400 Kkal per orang per
hari mencapai 14,48%, sedikit lebih rendah dari rata-rata nasional
sebesar 14,47%. Namun masih ditemukan disparitas antar kabu-
paten/kota. Ini diakibatkan masih rendahnya aksesibilitas pangan,
yaitu kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
pangan anggotanya, untuk mengkonsumsi makanan yang be-
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 16
ragam, bergizi-seimbang, dan aman di tingkat rumah tangga. Hal
ini berdampak pada semakin beratnya masalah kekurangan gizi
masyarakat, terutama pada kelompok rentan yaitu ibu, bayi dan
anak.
Beberapa dampak buruk kurang gizi adalah rendahnya
produktivitas kerja; kehilangan kesempatan sekolah; dan kehila
ngan sumberdaya karena biaya kesehatan yang tinggi. Agar in-
dividu tidak kekurangan gizi maka akses setiap individu terhadap
pangan harus dijamin. Akses pangan setiap individu ini sangat
tergantung pada ketersediaan pangan dan kemampuan untuk
mengaksesnya secara kontinyu. Kemampuan mengakses ini
dipengaruhi oleh daya beli, yang berkaitan dengan tingkat penda-
patan dan kemiskinan seseorang. Upaya-upaya untuk menjamin
kecukupan pangan dan gizi serta kesempatan pendidikan terse-
but akan mendukung komitmen pencapaian Millenium Develop-
ment Goals (MDGs).
Sumatera Utara sebagai provinsi dengan jumlah penduduk
terbesar di luar Pulau Jawa dengan wilayah yang cukup luas, ke-
tahanan pangan dan gizi merupakan salah satu agenda penting
dalam pembangunan. Keberhasilan ketahanan pangan dan gizi
di Sumatera Utara sebagai wilayah
yang surplus pangan telah menjadi tolok
ukur keberhasilan ketahanan pangan dan gizi
nasional. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara terus berupaya memacu pem-
bangunan ketahanan pangan dan gizi melalui
program-program yang benar-benar mampu
memperkokoh ketahanan pangan sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ke-
jadian rawan pangan menjadi masalah yang
sangat sensitif dalam dinamika kehidupan
sosial politik, sehingga hal ini menjadi sangat
penting bagi Sumatera Utara untuk mam-
pu mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
wilayah, rumahtangga dan individu yang ber-
basiskan kemandirian pangan. Pembangunan
ketahanan pangan dan gizi Sumatera Utara
secara menyeluruh di setiap sektornya akan dapat terlaksana
dengan efektif manakala memiliki arah yang jelas dan terukur
kinerjanya. Program-program dalam rangka pembangunan keta
hanan pangan dan gizi harus terpadu (integrated), terukur keber-
hasilannya (measureable) dan berkesinambungan (sustainability)
yang selaras dengan RPJMD. Pemerintah Pusat telah menetap-
kan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, sehingga
perlu ditindak lanjuti oleh daerah.
Untuk menjabarkan kebijakan dan langkah terpadu di bidang
pangan dan gizi dalam rangka mendukung pembangunan SDM
berkualitas, sesuai dengan komitmen pemerintah dan masyarakat
di Provinsi Sumatera Utara diantaranya, Rakyat Tidak Lapar,
Rakyat Tidak Sakit dan Rakyat Punya Masa Depan, Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara telah menyusun Rencana Aksi Daerah
Pangan dan Gizi (RAD-PG) 2011-2015 yang ditetapkan mela-
lui Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 13 Tahun 2012
tanggal 5 Maret 2012.
II. Kondisi Umum Pencapaian Pembangunan Pangan dan Gizi
di Sumatera Utara
2.1. Status Gizi Masyarakat
Tolok ukur yang dapat mencerminkan status gizi masyarakat
adalah status gizi pada anak balita yang diukur dengan tinggi ba-
dan dan berat badan menurut umur dan dibandingkan dengan
standar baku rujukan WHO (2005). Berdasarkan ukuran tersebut
maka dapat ditentukan prevalensi balita gizi kurang dan gizi buruk,
prevalensi balita pendek dan prevalensi balita bertubuh kurus.

a. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilak-
sanakan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2010, menunjukkan
prevalensi balita dengan gizi buruk dan kurang yaitu 21,4%. Angka
ini mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil Riskesdas
tahun 2007, dimana prevalensi balita gizi buruk dan kurang di
Sumatera Utara yaitu 22,7%. Walaupun mengalami penurunan
pada tahun 2010, angka Sumatera Utara masih di atas angka rata-
rata nasional yang hanya sebesar 17,9%. (Lihat Gambar 1)
Sayangnya informasi yang dapat ditampilkan dari hasil
Riskesdas Tahun 2010 sangat terbatas, tidak menunjukkan keda-
laman data hingga tingkat Kabupaten/Kota, sehingga dalam doku-
men RAD-PG Provinsi Sumatera Utara ini, data untuk Kabupaten/
Kota diambil dari hasil Riskesdas tahun 2007.
Dari hasil Riskesdas 2007 terlihat bahwa posisi status gizi
anak balita di Sumatera Utara berdasarkan berat badan per umur
(BB/U) berada di urutan ke-14 tertinggi dari 33 provinsi di Indo-
nesia, bahkan bila dibandingkan dengan provinsi lain yang ada
di Pulau Suma- tera, Sumatera Utara berada pada urutan ke-2
tertinggi setelah Provinsi Aceh. Merujuk kepada hasil Riskesdas
tahun 2007, kabupaten/kota dengan prevalensi balita dengan gizi
buruk dan kurang tertinggi berada di Kabupaten Tapanuli Utara
(38,3%) dan terendah di Kabupaten Langkat yaitu (11,4%) seperti
yang terlihat pada Gambar 2.
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 17
b. Prevalensi Balita Sangat Pendek dan Pendek
Di Provinsi Sumatera Utara, status gizi anak balita berdasar-
kan tinggi badan per umur (TB/U) yaitu prevalensi balita sangat
pendek dan pendek sebesar 42,3% atau lebih tinggi dibandingkan
dengan angka rata-rata nasional, sebesar 35,6%. Di Sumatera
Utara, prevalensi balita yang sangat pendek sebesar 23,4%, dan
pendek sebesar 18,9%.
ra Utara masih jauh dari capain angka rata-
rata nasional dan kesenjangan terhadap target
MDGs juga masih sangat besar. Untuk preva-
lensi anak balita dengan gizi kurang, Sumatera
Utara harus mampu menurunkan sekitar 6%
kurun waktu 5 tahun (2011-2015) atau
1,2% setiap tahunnya; sedangkan untuk
prevalensi anak balita pendek, Sumatera Utara
harus mampu melakukan upaya penurunan
hingga 10,3% atau 2,06% pertahunnya. Hal ini
sangat berat karena hasil Riskesdas menunjuk-
kan bahwa upaya-upaya yang dilakukan selama
kurun waktu empat tahun (2007-2010) hanya
mampu menurunkan prevalensi balita sangat
pendek dan pendek sebesar 0,8% dan 1,3% un-
tuk prevalensi anak balita dengan gizi buruk dan
kurang. Sehingga untuk mencapai target MDGs,
Sumatera Utara membutuhkan dana dan upaya
yang sangat besar disamping pentingnya komitmen dan
penguatan kerjasama lintas sektoral untuk menang-
gulangi masalah gizi pada balita, karena tingginya prevalensi
balita pendek mengindikasikan masih lemahnya pengannganan
masalah gizi di Sumatera Utara sehingga memerlukan tindakan
yang komprehensif dan berkesinambungan.
2.2. Aksesibilitas Pangan
Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan
FAO, bahwa ketersediaan pangan dalam energi
minimal 2200 Kkal/kapita/hari dan protein sebe-
sar 54 gram/kapita/hari, maka posisi Sumatera
Utara telah melebihi standar tersebut. Keterse-
diaan pangan dalam ukuran energi Sumatera
Utara saat ini sebesar 3267 Kal/kapita/hari, de-
mikian juga ketersediaan protein telah melebihi
standar sebesar 84,22 gr/hari, sedangkan Angka
Kecukupan Energi (AKE), sebesar 1977 Kkal/
kapita/hari sudah melebihi angka nasional yang
baru sebesar 1735,5 Kkal/kapita/hari. Sehing-
ga dari segi aksessibilitas pangan sebenarnya
Sumatera Utara masih cukup aman.
Tabel Capaian Indikator Makro Ketahanan Pangan di Provinsi Sumatera Utara, 2010
Secara nasional, target MDGs untuk pre
valensi balita sangat pendek dan pendek pada
tahun 2015 ditetapkan sebesar 32%. Bila dilihat
prevalensi per kabupaten/kota pada tahun 2007
dan pencapaian Sumatera Utara sampai den-
gan tahun 2010, maka pada tahun 2007, hanya
ada 3 kabupaten/kota yang telah mencapai tar-
get MDGs, yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan,
Kota Pematangsiantar dan Kota Padangsidim-
puan.
Dari uraian diatas terlihat bahwa angka
prevalensi anak balita dengan gizi kurang
dan balita bertubuh pendek di Sumate-
WAWASAN PERENCANAAN
18
tersebut berturut-turut adalah: cemaran mik-
roba, BTP pemanis berlebih, pewarna bukan
untuk makanan, BTP pengawet (benzoat) ber-
lebih, serta penyalahgunaan bahan berbahaya
boraks danformalin.
Pada sisi produsen berusaha meningkat-
kan keuntungan dengan cara tidak jujur, disisi
lain konsumen menginginkan harga murah.
Akibat dari keadaan ini maka banyak ditemu-
kan produk pangan yang tidak memenuhi
syarat (TMS) dari tahun ke tahun. Penggunaan
bahan tambahan pangan (BTP) pemanis dan
pengawet (benzoat) berlebih, penyalahgunaan
bahan berbahaya formalin, boraks, pewarna
bukan untuk makanan, dan cemaran mikroba.
Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan
makanan di Sumatera Utara cenderung mengalami penurunan
walaupun masih terjadi setiap tahun. Dari tahun 2005-2010, terjadi
KLB keracunan makanan sebanyak 15 kali. Urutan penyebab
masalah keamanan pangan tersebut berturut-turut
adalah: cemaran mikroba, BTP pemanis berlebih, pe-
warna bukan untuk makanan, BTP pengawet (benzoat)
berlebih, serta penyalahgunaan bahan berbahaya boraks dan for-
malin. Namun faktor penyebab ini tidak bisa dijadiakan acuan
karena umumnya berubah-ubah kejadiannya setiap tahun.
2.4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Berdasarkan Riskesdas tahun 2007 dan 2010, di provinsi
Sumatera Utara proporsi penduduk melakukan persalinan oleh
Tenaga Kesehatan 88,4%, ASI Eksklusif 25,43%, menimbang bayi
63,2%, akses RT terhadap Air Bersih 52,39%, ketersediaan jamban
57,63%%, PSN 70.03%, cuci tangan dengan sabun yaitu 14,5%,
persentasi penduduk usia 10 tahun yang cukup makan sayur dan
buah 5,5%, aktitas sik 48,1%, dan penduduk usia 10 tahun yang
merokok yaitu 23,3% dan yang tidak merokok di dalam rumah
hanya 13,9%. Kebiasaan perilaku hidup sehat semakin meningkat
seiring meningkatnya tingkat pendidikan dan status ekonomi.
Proporsi rumah tangga yang berperilaku bersih dan sehat
(PHBS) dengan baik baru mencapai 42,3%,
masih lebih rendah dari target nasional yaitu
60%, untuk ini diperlukan usaha keras untuk
mencapai angka tersebut.
2.5. Kelembagaan Pangan dan Gizi
Kelembagaan pangan dan gizi di pede-
saan saat ini masih belum berjalan secara
efektif semenjak adanya era otonomi daerah.
Kelembagaan untuk penanganan gizi relatif
cukup baik, peranan PKK dan posyandu sudah
menunjukkan kinerja yang baik, namun kelem-
bagaan untuk penawanan kerawanan pangan
melalui desa mandiri pangan (Tim Pangan
Kecamatan dan Desa) masih belum berjalan
sempurna dan banyak dikembangkan sendiri
0
1
2
3
4
5
2005 200
2
5
K
06 2007 2
1
KLB Keracunan
2008 2009
2 2
Makanan
2010
3
Namun dari data Riskesdas tahun 2010 masih terdapat
persentase penduduk yang mengkonsumsi energi kurang dari
kebutuhan minimal (kurang dari 1400 K.kal/kapita/hari) sebesar
43,4%. Perkembangan prevalensi penduduk rawan konsumsi
pangan (desit energi tingkat berat) pada Kabupaten/Kota di
Sumatera Utara disajikan pada Gambar 4. Tingkat kerawanan
pangan ini adalah dalam kategori agak rawan pangan. Usaha ini
harus dipecahkan secara bertahap melalui usaha peningkatan
pendapatan masyarakat karena merupakan faktor kunci dalam
meningkatkan akses pangan masyarakat menuju gizi yang cu-
kup untuk hidup sehat. Kelompok miskin inilah yang seharusnya
menjadi fokus perhatian dalam pembangunan di bidang ketah-
anan pangan dan perbaikan gizi.
2.3. Mutu dan Keamanan Pangan
Situasi keamanan pangan dapat dilihat dari adanya kenaikan
produk industri pangan yang tidak memenuhi syarat (TMS) dari
tahun ke tahun. Jika produk yang TMS tersebut dielaborasi lebih
lanjut, terlihat bahwa penggunaan bahan tambahan pangan (BTP)
pemanis dan pengawet (benzoat) berlebih, penyalahgunaan bahan
berbahaya formalin, boraks, pewarna bukan untuk makanan, dan
cemaran mikroba. Urutan penyebab masalah keamanan pangan
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 19
Gambar 6. Kerangka Konsep Implementasi Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011-2015
oleh kabupaten/kota. Kelembagaan untuk penanganan perce-
patan penganeka- ragaman konsumsi pangan juga masih belum
berjalan secara cepat karena program ini masih relatif baru. Oleh
karena itu revitalisasi kelembagaan pangan dan gizi di pedesaan
harus menjadi perhatian yang serius.
Permasalahan kelembagaan yang memerlukan perhatian
di Sumatera Utara adalah masalah koordinasi antar institusi di
tingkat provinsi, koordinasi antar insitusi tingkat provinsi dengan
tingkat kabupaten, serta perlunya tenaga profesional di tingkat
pemerintahan bawah yakni tingkat kecamatan dan desa. Di samp-
ing itu perlu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang
konsumsi pangan yang beragam,bergizi, berimbang dan aman
berbasis pangan lokal agar hidup sehat dan produktif. Selain itu
perlu meningkatkan peran penyuluh dan PKK dalam merubah
prilaku konsumsi pangan. Saat ini inovasi-inovasi ketahanan pan-
gan keluarga berbasiskan sumberdaya dan kearifan lokal be-
lum optimal dikembangkan, dimana sebenarnya dapat dilakukan
melalui kajian-kajian Iptek ataupun kajian sosial ekonomi meng-
ingat melimpah dan beragamnya sumberdaya pangan lokal yang
dimiliki Sumatera Utara.
III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN PANGAN
DAN GIZI
3.1. Kerangka Umum Konsep Implementasi RAD-PG 2011-
2015 di Provinsi Sumatera Utara
Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan pembangunan
ditunjukkan melalui indikator Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), yang merupakan tujuan pembangunan di Sumatera Utara.
Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan IPM tersebut,
maka Sasaran RAD-PG Sumatera Utara Tahun 2015 adalah :
1. Penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang balita
2. Penurunan prevalensi pendek balita
3. Penurunan kerawanan pangan masyarakat
4. Peningkatan ketersediaan pangan berbasis kemandirian
5. Peningkatan keragaman konsumsi pangan masyarakat
6. Peningkatan mutu dan keamanan pangan yang dikon-
sumsi masyarakat
7. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
8. Memperkuat Kelembagaan Pangan dan Gizi
Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, maka akan
dilakukan berbagai program dan kegiatan dalam bentuk Ren-
WAWASAN PERENCANAAN
cana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Sumatera Utara 2011-2015
(RAD-PG 2011-2015). Program dirancang dalam satu ren-
cana yang integratif dalam 5 pilar rencana aksi, yang dalam
implementasinya mengacu kepada Kerangka Konsep Imple-
mentasi Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015.
3.2. Tujuan :
Mengacu pada kesepakatan internasional (MDGs), dan Ren-
cana Aksi Pangan dan Gizi Nasional (RANPG), Rencana Pem-
bangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Suma
tera Utara, serta memperhatikan situasi pangan dan gizi, maka
provinsi Sumatera Utara terus bertekad untuk pemantapan ke
tahanan pangan dan gizi. Adapun tujuan pembangunan pangan
dan gizi pada tahun 2011-2015 sebagai berikut :
1. Meningkatkan stus gizi masyarakat dengan mempriori-
taskan pada penurunan prevalensi gizi buruk dan kurang
balita menjadi 14,05 persen, dan penurunan prevalensi
pendek balita menjadi 32 persen, serta menurunkan kera-
wanan pangan masyarakat menjadi 10 persen pada tahun
2015.
2. Mempertahankan dan meningkatkan produksi pangan ber-
basis kemandirian untuk menyediakan ketersediaan energi
perkapita minimal 2.200 Kilokalori/hari, dan penyediaan pro-
tein perkapita minimal 57 gram/hari.
3. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk
mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal
2.000 kkal/hari dan protein sebesar 52 gram/hari dan cukup
zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi
pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi 95
pada tahun 2015.
4. Meningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
rumah tangga menjadi 60%.
5. Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang
dikonsumsi masyarakat dengan menekan dan meminimal-
kan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan.
3.3. Kebijakan :
Secara umum kebijakan yang ditempuh RAD-PG Provinsi
Sumatera Utara tetap mengacu kepada Rencana Aksi Nasional
Pangan dan Gizi Tahun 2011-2015 yakni dengan mempercepat
penurunan prevalensi kekurangan gizi pada ibu dan anak dan
peningkatan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang be-
ragam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, yang
ditempuh melalui beberapa arah kebijakan yakni :
1. Perbaikan gizi masyarakat. Arah kebijakan adalah : (a) pen-
ingkatan pembinaan Gizi masyarakat dan (b) peningkatan
layanan kesehatan bagi pada ibu pra-hamil, ibu hamil, bayi,
dan anak balita;
2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Arah ke-
bijakan adalah : (a) pengembangan ketersediaan pangan
melalui peningkatan produksi dan mutu tanaman tanaman
serealia, aneka kacang dan umbi, tanaman buah, perkebu-
nan, peternakan dan perikanan, (b) pengembangan sistem
distribusi dan stabilitas harga pangan, (c) pengembangan
penganeka ragamaan Konsumsi pangan dan peningkatan
keamanan pangan segar;
3. Peningkatan pengawasan Mutu dan keamanan pangan.
Arah kebijakan adalah : (a) pengawasan makanan, termasuk
pengujian di peredaran (b) pengawasan produk dan bahan
berbahaya, (c) inspeksi dan sertikasi makanan, termasuk
seritikasi ISTP IRT (d) peningkatan jumlah dan kompetensi
tenaga penyuluh keamanan pangan (PKP) dan pengawas
pangan Kabupaten/Kota (District Food Inpecture), (e) bimb-
ingan teknis dan monitoring pada industri rumah tangga
pangan (IRTP), (f) bimbingan Teknis dan monitoring pada
kantin sekolah;
4. Peningkatan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS). Arah
kebijakan adalah menciptakan kondisi bagi perorangan, ke-
luarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edu-
kasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
hidup bersih dan sehat, melalui pendekatan pimpinan, bina
suasana dan pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksa-
naannya dilakukan melalui : (a) pembinaan PHBS pangan
dan Gizi, dan (b) pengembangan kebijakan sehat bidang
pangan dan gizi; dan
5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi. Arah kebijakan
adalah : (a) penguatan kelembagaan Dewan Ketahanan
Pangan pada level kabupaten/kota, (b) penguatan koordinasi
antar insitusi di tingkat provinsi, koordinasi antar insitusi ting-
kat provinsi dengan tingkat kabupaten, (c) peningkatan ten-
aga profesional di tingkat pemerintahan paling bawah yakni
tingkat kecamatan dan desa, (d) peningkatan kelembagaan
masyarakat tingkat desa, (e) perbaikan sistem pendataan pan-
gan dan gizi, dan (e) penguatan lembaga sistem kewaspadaan
pangan dan gizi di tingkat kabupaten/kota sampai tingkat desa
, (d) pengembangan inovasi ketahanan pangan berbasis sum-
berdaya dan kearifan lokal.
3.4. Strategi
Strategi yang ditempuh untuk implementasi kebijakan terse-
but melalui :
1. Perbaikan gizi masyarakat. Peningkatkan ketersediaan dan
jangkauan pelayanan kesehatan berkelanjutan yang difokus-
kan pada intervensi gizi efektif pada ibu pra-hamil, ibu hamil,
bayi, dan anak baduta dan balita;
2. Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Peningkat-
kan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang difokuskan
pada keluarga rawan pangan dan miskin;
3. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan. Pen-
ingkatkan pengawasan keamanan pangan yang difokuskan
pada makanan jajanan yang memenuhi syarat dan produk in-
dustri rumah tangga (PIRT) tersertikasi;
4. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pening-
katkan pemberdayaan masyarakat dan peran pimpinan formal
serta non formal terutama dalam perubahan perilaku atau bu-
daya konsumsi pangan yang difokuskan pada penganekaraga-
man konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, perilaku
WAWASAN PERENCANAAN
20 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
hidup bersih dan sehat, serta merevitalisasi posyandu;
5. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi. Penguatan kelem-
bagaan pangan dan gizi di tingkat provinsi, dan kabupaten dan
kota yang mempunyai kewenangan merumuskan kebijakan
dan program bidang pangan dan gizi.
IV. RENCANA AKSI DAERAH PANGAN DAN GIZI DI PROVINSI
SUMATERA UTARA
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011-2015 Sumatera
Utara (RAD-PG 2011-2015) berdasarkan kegiatan dan institusi
pelaksana kegiatan yang terstuktur secara integratif diwujudkan
dalam 5 pilar rencana aksi, yakni :
1. Pilar 1 : Perbaikan gizi masyarakat
1. Program Peningkatan Pembinaan Gizi Masyarakat
Kegiatan :
1. Penemuan dan penanggulangan penderita kurang en-
ergi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat
gizi mikro lainnya dan Pemberian Dana Perawatan Ka-
sus
2. Pelatihan Konselor ASI
3. Penyuluhan IMD di Desa
4. Workshop Vitamin A
5. Bulan Sweeping Vitamin A
6. Pelatihan Survaelans Gizi
7. Penyedian MP-ASI Buffer Stock
8. Pertemuan MP-ASI Dalam Rangka Pananggulangan
Bencana
9. Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk bagi Petugas Puskes-
mas
10. Pelatihan kader Posyandu
11. Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan BOK untuk pening-
katan Posyandu
12. Pertemuan Sosialiasi Kel.Pendukung ASI bagi Petugas
Puskesmas
13. Penyebaran Informasi Melalui Radio,Poster dll
2. Program Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan :
1. Penyediaan Tablet Besi
2. Monitoring Tablet besi ke Kabupaten/kota
3. Penyedian PMT Bumil
4. Penyediaan Kapsul Vitamin A
5. Monitoring Pemberian Kapsul Vitamin A
6. Evaluasi PWS Ibu Hamil
7. Home Visit oleh Bidan Desa
8. Pelayanan kesehatan Anak
9. Pemberian Imunisasi/Suntikan K1
2. Pilar 2 : Peningkatan aksesibilitas pangan
1. Program Pengembangan Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan
Kegiatan :
1. Pembinaan Desa Mandiri Pangan
2. Gerakan Mandiri Pangan
3. Monev Kemandirian Pangan
4. Pemberdayaan Gemapan melalui lumbung pangan dan
PMUK
5. Pembinaan Manajemen Lumbung Pangan desa
6. Pengembangan Peta Ketahanan Pangan dan Keren-
tanan Pangan (FSVA)
7. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

2. Program Pengembangan Distribusi dan Akses Pangan
Kegiatan :
1. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(Penguatan-LDPM)
2. Analisis Dan Pola Distribusi Pangan
3. Pengembangan Panel Harga dan Pasokan Pangan di
tingkat konsumen dan produsen

3. Program Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
Kegiatan :
1. Pemanfaatan Pekarangan
2. Pengolahan Tepung-tepungan
3. Pembuatan poster/leaet/ baliho dan Pemutaran Film
Dokumenter
4. Pengawasan, peredaran mutu buah dan sayuran serta
uji lab. Residu pestisida
5. pemantauan penanganan keamanan pangan buah dan
sayuran oleh kabupaten/kota
6. Operasional OKKPD Provinsi
7. Pengawasan dan monitoring mutu hasil pertanian
3. Pilar 3 : Pengawasan Mutu dan keamanan pangan
1. Program Peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga Pe-
nyuluh Keamanan Pangan (PKP) dan Pengawas Pangan
Kabupaten / Kota (District Food Inspector)
Kegiatan :
1. Pelatihan Training of Trainer (TOT) terhadap Penyuluh
Keamanan Pangan (PKP) dan Pengawas Pangan Kabu-
paten/Kota
2. Program Bimbingan Teknis pada Industri Rumah Tangga
Pangan (IRTP)
Kegiatan :
1. Pelatihan dan Fasilitasi Disain dan Implementasi Cara
Produksi Produk Pangan yang Baik
2. Audit surveilan pada Kabupaten/ kota di Provinsi Su-
matera Utara
3. Program Bimbingan Teknis dan Monitoring pada Kantin
Sekolah
Kegiatan :
1. Penelitian dan pengawasan Jajanan Anak Sekolah
2. Monitoring dan Verikasi Pelaksanaan Bimtek pada
Kantin Sekolah
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 21
22
4. Pilar 4 : Perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS)
1. Program Pembinaan PHBS Pangan dan Gizi
Kegiatan :
1. Workshop usaha kesehatan sekolah (UKS) bagi siswa
SMA, SMK, SMP, SD Negeri dan Swasta
2. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
5. Pilar 5 : Penguatan kelembagaan pangan dan Gizi
1. Program Peningkatan Kelembagaan Pangan dan Gizi di
Daerah
Kegiatan :
1. Revitalisasi kelembagaan Dewan Ketahanan Pangan
tingkat kabupaten/kota dan koordinasi dan kerjasama
lintas SKPD
2. Pengembangan sistem informasi kewaspadaan pangan
dan Gizi
3. Revitalisasi kelembagaan pangan dan gizi di pedesaan
V. PENUTUP
Dokumen RAD-PG Provinsi Sumatera Utara 2011-2015 ini
merupakan petunjuk operasional yang menyatukan pemban-
gunan ketahanan pangan dan gizi dalam rangka mewujudkan
SDM berkualitas sebagai modal sosial pembangunan bangsa
dan negara. Selanjutnya rencana aksi ini diharapkan dapat di-
jadikan panduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan
baik instansi pemerintah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, petani, nelayan, in-
dustri pengolahan, pedagang, penyedia jasa, serta masyarakat
pada umumnya dalam menjabarkan lebih lanjut secara terin-
tegrasi, terkoordinasi dan sinergis berbagai kegiatan nyata
untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi mendatang di
Sumatera Utara.
Dokumen RAD-PG Provinsi Sumatera Utara 2011-2015 ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan, dengan harapan
pada tahun 2015 dapat mewujudkan tujuan memperkuat ke-
tahanan pangan dan gizi provinsi Sumatera Utara dan sekaligus
mendukung tercapainya target RAN-MDGs dan RAN-PG. RAD-
PG Sumatera Utara 2011-2015 ini digunakan oleh stakeholder
(pemangku kepentingan) untuk meningkatkan kemampuan
menganalisis perkembangan situasi dan perencanaan program
dan kegiatan pangan dan gizi di Sumatera Utara agar: (i) mampu
menetapkan prioritas penanganan masalah pangan dan gizi; (ii)
mampu memilih intervensi yang tepat sesuai kebutuhan lokal;
dan (iii) mampu membangun dan memfungsikan lembaga
pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantau dan mengevaluasi
pembangunan pangan dan gizi.
Mengingat masalah pangan dan gizi dan pembangunan
ketahanan pangan dan gizi bersifat lintas sektor, maka dalam
rencana dan implementasi RAD-PG semangat koordinasi dan
integrasi serta sinergitas antar kegiatan harus diutamakan. Kemi-
traan antar pemerintah dengan masyarakat dan swasta merupa-
kan salah satu faktor kunci dalam pembangunan pangan dan gizi
di Sumatera Utara.
Pustaka :
- Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015, Bappenas,
2011
- Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011-2015, Bappeda
Provinsi Sumatera Utara, 2012
- BPS, Sumatera Utara Dalam Angka, 2011

*) Tarsudi, SP, MSi
Staf Bidang Perencanaan Ekonomi dan Keuangan
Bappeda Provinsi Sumatera Utara
Tim Pokja RAD-PG Provinsi Sumatera Utara 2011-2015
WAWASAN PERENCANAAN
22 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
I. PENDAHULUAN
Proses pembangunan ekonomi tidak terjadi dengan sendi-
rinya, melainkan terlebih dahulu memerlukan berbagai usaha
yang konsisten dan terus menerus dari seluruh stakeholders
untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat suatu Negara maupun wilayah.
Salah satu tujuan pembangunan secara makro adalah men-
ingkatnya pertumbuhan ekonomi, Pertumbuhan ekonomi ber-
hubungan dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa
dalam kegiatan ekonomi masyarakat dan dapat dikatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi menyangkut perkembangan yang berdi-
mensi tunggal dan diukur dengan peningkatan hasil produksi dan
pendapatan.
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan
apabila tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sekarang lebih
tinggi dari capaian pada masa sebelumnya. Pertumbuhan terca-
pai apabila jumlah sik barang-barang dan jasa-jasa yang dihasil-
kan dalam perekonomian tersebut bertambah besar dari tahun-
tahun sebelumnya.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana
Pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerin-
tah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan
kerja baru, serta merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
dalam wilayah tersebut (Lincoln arsyad, 1999:108).
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ten-
tang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undan Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, menuntut pemerintah daerah untuk
melaksanakan desentralisasi/otonomi daerah dan memacu
pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Kedua Undang-Undang tersebut memiliki makna yang san-
gat penting bagi daerah, karena terjadinya pelimpahan kewenan-
gan dan pembiayaan pembangunan melalui mekanisme dana
transfer di daerah yang selama ini merupakan tanggung jawab
Pemerintah Pusat.
Terdapat beberapa kewenangan yang tetap menjadi uru-
san bagi pemerintah pusat yang tidak didesentralisasikan ke
pemerintah daerah yakni kewenangan dalam bidang politik luar
negeri, pertahanan keamanan, peradilan, agama serta moneter
dan skal. Selain itu seluruh kewenangan menjadi tanggung-
jawab bagi masing-masing tingkatan pemerintahan daerah baik
di Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang dijabarkan lebih lanjut
dalam Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pem-
bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
KONSEP AKSELERASI PERTUMBUHAN
EKONOMI PROVINSI SUMATERA UTARA
Oleh : Muhammad Arsyad Siregar SE, MS.i
*)
Kewenangan dalam hal pembiayaan daerah memungkinkan
daerah untuk terus menggali sumber-sumber pendapatan daer-
ah di luar yang dibagikan oleh pemerintah pusat, sumber-sumber
tersebut bersumber dari berbagai potensi-potensi ekonomi lokal,
serta sumber daya alam tanpa adanya intervensi berlebihan dari
pemerintah pusat. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap per-
ekonomian daerah yang pada gilirannya akan meningkatkan pem-
bangunan daerah.
Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk
aktif dan kreatif dalam pengembangan perekonomian, peranan
investasi swasta baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) serta berbagai modal
BUMD sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Investasi yang masuk akan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan dapat menyebab-
kan multiier effect terhadap sector-sektor lainnya.
Pembangunan ekonomi daerah pada hakekatnya adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah,
bersama-sama dengan masyarakatnya dalam mengelola dan
memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal untuk mer-
angsang perkembangan ekonomi daerah dalam rangka mening-
katkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi keberlangsungan pembangunan
ekonomi daerah. Karena jumlah penduduk terus bertambah dan
berarti kebutuhan ekonomi juga bertambah, sehingga dibutuhkan
penambahan pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh
dengan peningkatan output agregat (Produk Domestik Bruto) set-
iap tahunnya (Tambunan, 2001:2).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Indonesia menu-
rut klasikasi yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
pada dasarnya terdiri atas 9 (sembilan) sektor, yaitu (1) sektor per-
tanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengolahan;
(4) listrik dan air minum; (5) bangunan dan konstruksi; (6) perda-
gangan, hotel dan restauran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8)
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta (9) jasa-jasa.
Adapun secara umum Sumatera Utara masuk dalam Tipolo-
gi Daerah Yang potensial berkembang dengan pesat (Cluster III),
sebagaimana yang dimaksudkan dalam Tipologi Klassen, adapun
alasannya adalah pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara relatif
lebih tinggi dari capaian nasional, akan tetapi PDRB/kapitanya
masih dibawah capaian nasional, adapun data pendukungnya dis-
ampaikan sebagai berikut :
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 23
II. KONDISI PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA
Secara umum kondisi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara bergerak menuju
arah yang optimis, dimana pencapaiannya selalu berada di atas capaian nasional.
Bahkan Sumatera Utara menjadi salah satu barometer bagi peningkatan pertumbu-
han ekonomi Nasional, berikut ini akan disajikan gambaran tentang kondisi Pendapa-
tan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara dari aspek produksi dan pen-
geluaran, untuk secara holistik melihat peluang Sumatera Utara dalam pencapaian
pertumbuhan ekonomi diatas 6%.
2.1 PDRB Aspek Produksi
2.1.1 Atas Dasar Harga Berlaku
Secara umum PDRB atas berlaku Provinsi Sumatera Utara telah memperlihatkan
gambaran kondisi perekonomian atas dasar harga pasar yang berlaku, terlihat sebagai
berikut :
Tabel 2. Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010 (Rp. juta)
Sumber: SUDA dan Berita Resmi Statistik Sumut, Nasional
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010
Dari gambaran diatas juga terlihat
bahwa secara rata-rata perkembangan
tahun sektor Industri merupakan pe-
nyumbang terbesar bagi pembentukan
PDRB Sumatera Utara, dimana rata-rata
memberikan sumbangan sebesar 24,26%.
Hal ini juga memperlihatkan bahwa pem-
bangunan Sumatera Utara telah menuju
track yang benar dan telah terjadi peruba-
han struktur perekonomian, sebagaimana
yang disampaikan oleh Prof. Simon Kuznet
(1994;25).

2.1.2 Atas Dasar Harga Konstan
Sama halnya dengan PDRB atas
dasar harga berlaku, secara umum
PDRB atas harga konstan Provinsi Su-
matera Utara telah memperlihatkan
gambaran kondisi perekonomian atas
dasar harga pasar yang benar, terlihat
pada tabel 4 di halaman 25
Data tersebut memperlihatkan bahwa
PDRB Sumatera Utara atas dasar harga
konstan pada tahun 2008 telah menyentuh
angka Rp. 100 triliun lebih, dengan struk-
tur PDRB-nya sebagaimana terlihat pada
tabel 5 di halaman 25
Berbeda dengan struktur PDRB atas
dasar harga berlaku, pada PDRB atas
dasar harga konstan justru sektor perta-
nianlah yang menjadi penyumbang PDRB
terbesar yang kemudian disusul oleh in-
dustri.
2.2 PDRB Aspek Pengeluaran
2.2.1 Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Sumatera Utara dari aspek
penggunaan/pengeluaran atas dasar
harga berlaku terlihat pada tabel 6 (ha
laman 25)
Sementara struktur PDRB atas dasar
penggunaan atas dasar harga berlaku ter-
lihat tabel 7 (halaman 26)
Dari tabel diatas terlihat bahwa struk-
tur PDRB Sumatera Utara atas dasar
harga berlaku didominasi oleh Konsumsi
Rumah tangga yang persentasenya selalu
diatas 50%, hal ini mengindikasikan bahwa
pergerakan ekonomi masih didorong oleh
konsumtif masyarakat dibanding dengan
investasi ataupun kinerja ekspor.
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa PDRB Sumatera Utara sejak tahun 2008 te-
lah mencapai angka psikologis lebih dari Rp. 200 triliun, dengan struktur PDRB adalah
sebagai berikut :
Tabel 3. Struktur PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010
Dalam persen (%)
WAWASAN PERENCANAAN
24 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
2.2.2 Atas Dasar Harga Konstan
PDRB Sumatera Utara dari aspek
penggunaan/pengeluaran atas dasar har-
ga konstan terlihat tabel 8 (halaman 26)
Sementara struktur PDRB atas dasar
penggunaan atas dasar harga konstan
terlihat tabel 9 (halaman 26)
Dari gambaran diatas terlihat juga
bahwa dari aspek penggunaan konsumsi
rumah tangga juga mendominasi pem-
bentukan PDRB dimana trendnya justru
selalu meningkat, hal ini mengindikasikan
bahwa konsumtisme sangat besar di ka-
langan masyarakat Sumatera Utara, seh-
ingga hal ini tidak baik bagi perekonomian
yang ideal, seharusnya PMTB dan ekspor-
lah yang harus didorong.
Jika konsumsi dapat dikurangi dan
dialihkan kepada tabungan (saving) maka
saving juga harus diinvestasikan di sektor
riil, maka akan diperoleh efek pengganda
(multiier effect) dari investasi yang di-
tanamkan yang akan meningkatkan nilai
tambah (value added), dan akan mempen-
garuhi struktur pendapatan masyarakat
dan akan sekaligus menciptakan lapan-
gan pekerjaan.
Selain hal tersebut jika dilihat dari
pergeseran struktur pembentuk PDRB
di Sumatera Utara dibandingkan dengan
nasional (periode 2005-2010), dengan me-
makai analisis Shift Share, terlihat bahwa
kondisi perekonomian Sumatera Utara
sebagian besar dipengaruhi pertumbuhan
sektor-sektor di tingkat nasional (National
Share) sebesar 91,43%, sementara untuk
tingkatan bauran industri (Proportional
Share) juga memberikan sumbangan
yang positif bagi pergerakan sektor-sektor
PDRB Sumatera Utara sebesar 6,14%,
dan terakhir dari sisi industri yang memi-
liki keunggulan komparatif (Differential
Shift) juga memberikan sumbangan positif
sebesar 2,44%, secara lengkap uraian ten-
tang kondisi Shift Share Provinsi Sumatera
Utara terlampir dalam lampiran.
2.3 Pertumbuhan Ekonomi
Bagi daerah layaknya seperti Su-
matera Utara yang besaran jumlah pen-
duduknya sangat besar (nomor 4 di In-
donesia dan No. 1 di luar Pulau Jawa)
ditambah dengan penduduk yang hidup
Tabel 4 Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010
(Rp. juta)
Tabel 5 Struktur PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010
Dalam persen (%)
Tabel 6 Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2010
(Rp. Milyar)
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010
Sementara struktur PDRB atas dasar penggunaan atas dasar harga berlaku terlihat sebagai berikut :
dibawah garis kemiskinan juga besar,
sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi
sangat penting dan lajunya harus jauh leb-
ih besar dari laju pertumbuhan penduduk
agar peningkatan pendapatan masyarakat
perkapita dapat tercapai.
Pertumbuhan ekonomi dapat menu-
runkan tingkat kemiskinan dengan men-
ciptakan lapangan pekerjaan dan per-
tumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan
merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus
disertai dengan program pembangunan
sosial (ADB, 2004).
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 25
Tabel 7 Struktur PDRB Sumatera Utara Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Ber-
laku Tahun 2006-2010 (%)
Tabel 8 Data PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2010
(Rp. Milyar)
Tabel 9 Struktur PDRB Sumatera Utara Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Ber-
laku Tahun 2006-2010 (%)
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2006 s/d 2010
Sumber : SUDA dan BRS Nasional 2006-2010
Data diatas memperlihatkan bahwa
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara
selalu berada diatas laju pertumbuhan
ekonomi nasional, akan tetapi Sumatera
Utara tidak boleh berbangga dengan laju
pertumbuhan tersebut, sebab pada tahun
2010 banyak daerah yang laju pertumbu-
han ekonominya justru diatas Sumatera
Utara, sebagaimana terlihat tabel 10 (ha
laman 27).
Sementara untuk kualitas pertum-
buhan ekonomi terhadap penciptaan
lapangan kerja baru dapat terlihat tabel 11
(halaman 27).
Dari data diatas terlihat bahwa kuali-
tas pertumbuhan ekonomi Sumatera
Utara beruktuatif dimana kualitas yang
terbaik dicapai pada tahun 2008 dimana
1% pertumbuhan ekonomi menciptakan
sekitar 71,5 ribu lapangan kerja baru, akan
tetapi kualitas terus menurun dimana ta-
hun 2009 hanya mampu menciptakan
44,45 ribu untuk setiap 1% pertumbuhan,
akan tetapi trendnya juga makin mem-
baik dimana tahun 2010 1% pertumbuhan
ekonomi mampu menciptakan 56,68 ribu
lapangan kerja baru.
Dengan melihat perkembangan Ting-
kat Pengangguran Terbuka yang dilihat
dari tahun 2006-2010 serta target tahun
2011 sebagaimana yangterlihat tabel 12
(halaman 28)
Dari data diatas terlihat jumlah TPT
Sumatera Utara terus mengalami penu-
runan, akan tetapi tidak begitu signi-
kan, untuk itu akselerasi pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi akan dapat dan
mampu untuk mengurangi TPT khusus-
nya jika pertumbuhan ekonomi tersebut
berkualitas untuk menyerap tenaga kerja
di sektor riil.
Dengan asumsi bahwa tahun ini akan
terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 7%
dan dengan kualitas pertumbuhan ekono-
mi 1% sama dengan 60.000, maka pada
tahun 2011 akan tercipta sebesar 420.000
lapangan kerja baru, akan tetapi laju per-
tumbuhan angkatan kerja juga tinggi pada
tahun 2010 yakni 5,06%, maka pada ta-
hun 2011 akan terdapat pula sebanyak
6.952.216 angkatan kerja dengan jumlah
bekerja sebesar 6.545.571 orang, sehingga
akan masih terdapat sekitar 406.645 orang
penganggur terbuka atau 6,21%.
Berikut ini akan disajikan gambaran pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara peri-
ode tahun 2006-2010
WAWASAN PERENCANAAN
26 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
Tabel 10
Tabel 11
Selain data tersebut juga dapat diper-
lihatkan kondisi Incremental Capital Out-
put Ratio (ICOR) Sumatera Utara dari ta-
hun 2006-2010 sebagaimana terlihat tabel
13 (halaman 28)
Dari data diatas terlihat bahwa
esiensi penggunaan modal untuk meng-
hasilkan suatu output semakin menurun
dimana pada tahun 2005 mencapai 10,32
dan tahun 2010 hanya 5,60, sementara jika
rata-rata ICOR SUMUT adalah 4,97.
Jika dilakukan proyeksi terhadap ke-
mungkinan untuk akselerasi pertumbu-
han ekonomi Sumatera Utara menjadi 7
persen, maka investasi yang dibutuhkan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
tersebut adalah sebagaimana terlihat ta-
bel 14 (halaman 28)

III. STRATEGI PENINGKATAN PERTUM-
BUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA
YANG BERKUALITAS
Sasaran peningkatan pertumbuhan
ekonomi rata-rata 7% selama Periode 2011
memang berat. Tetapi tantangan tersebut
secara bertahap harus dicapai karena
kita semua ingin menyaksikan Sumatera
Utara yang lebih sejahtera pada 2013, den-
gan berkurangnya tingkat kemiskinan dan
pengangguran.
Banyak kebijakan yang bisa diambil,
namun dalam kendala sumber daya yang
kita miliki, proses kebijakan adalah hasil
dari pilihan-pilihan yang sulit. Esensi dari
memerintah adalah melakukan pilihan
dalam situasi yang sulit. To govern is to
choose.
Strategi untuk mencapai sasaran
tersebut dikenal dengan triple track strat-
egy, yaitu :
1. Mendorong akselerasi pertumbuhan
ekonomi melalui peningkatan investasi
dan ekspor.
2. Penciptaan lapangan kerja.
3. Penurunan kemiskinan dan kesenjan-
gan melalui revitalisasi sektor pertani-
an dan pedesaan dan pengembangan
usaha kecil menengah.
Selanjuntnya triple track strategy di-
implementasikan kedalam prioritas-pri-
oritas sebagai berikut :
Data : Berita Resmi Statistik BPS Nasional
Sumber : SUDA 2005 2010 diolah
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 27
Umum Daerah (BLUD) sebagai
wadah bagi para wirausaha muda
untuk memperoleh modal dengan
bunga subsidi dari Pemerintah dan
juga agunan yang dijamin Pemda.
c. Pembangunan jalan-jalan usaha
tani yang dapat menunjang pening-
katan skala ekonomi.
d. Pemberian informasi pasar bagi
komoditi-komoditi hasil pertanian
serta fasilitasi berbagai event pam-
eran dan promosi komoditi
e. Mengembangkan program program
berbasis kepada perdesaan seperti
Desa Mandiri pangan, Desa Mandiri
Energi, Desa Vokasi, Desa Gardu-
nangkis, dll.
f. Pemberian bantuan teknologi un-
tuk pengolahan hasil-hasil komodi-
ti unggulan daerah
2. Penguatan Daya Saing Daerah
Dalam dunia yang semakin cepat
berubah, di mana persaingan antar
bangsa dan bahkan antar daerah se-
makin ketat, pembangunan ekonomi
Sumatera Utara hanya dapat berhasil
jika daya saing daerah meningkat.
Untuk itu, perlu strategi pemban-
gunan daerah yang mensinergikan in-
dustri, perdagangan dan energi dalam
satu kerangka yang menyeluruh. Da-
lam strategi industri saat ini, fokus ke-
bijakan pemerintah adalah pada upaya
menjamin keterkaitan antarindustri
(forward-backward linkage). Strategi
ini juga memperhitungkan penyera-
pan tenaga kerja, potensi ekspor, dan
teknologi yang tersedia serta wilayah
(spasial), khusus dalam strategi per-
dagangan, Pemerintah Daerah harus
terus mengupayakan kepentingan
daerah serta optimalisasi dan esiensi
perdagangan domestik, terutama pada
aspek distribusinya, sebab sering kali
distribusi menjadi kendala dalam hal
peningkatan harga komoditi, dimana
produksi sebenarnya melebihi dari ke-
butuhan akan tetapi akibat distribusi
yang tidak baik, maka menyebabkan
kenaikan harga.
Dalam strategi energi, pemerin-
tah daerah berpikir inovatif, antara lain
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Sumber : SUDA Tahun 2006-2010
Catatan PMTB dan PDRB adalah dalam Rp. juta
1. Revitalisasi Pertanian, Pedesaan
dan UMKM
Di sektor inilah sebagian besar
tenaga kerja Sumatera Utara mencari
sumber kehidupan. Jatuh bangunnya
kesejahteraan mayoritas masyarakat
Sumatera Utara bergantung pada pen-
ingkatan produktitas di sektor ini.
Karena itu semua kebijakan pe-
merintah dan Pemerintah Daerah,
seperti penyediaan dan kebijakan har-
ga pupuk, prasarana dan sarana pe-
nunjang pertanian, dan kebijakan per-
dagangan, sejauh mungkin diarahkah
untuk mendukung sektor ini. Aksel-
erasi sektor ini makin penting meng-
ingat kebutuhan penyerapan tenaga
kerja yang lebih tinggi dan upaya untuk
penurunan kemiskinan. (Lihat tabel
15 di halaman 29)
Secara umum peran Pemerintah
Daerah dalam prioritas ini antara lain
dengan melakukan :
a. Pemberian subsidi pupuk saprodi
dan saprotan kepada petani
b. Pembentukan Badan Layanan
WAWASAN PERENCANAAN
28 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
yaitu dengan menggunakan sumber
energi yang relatif murah, seperti un-
tuk pembangkit listrik dengan mem-
pergunakan energi terbarukan se perti
PLTMH, PLTA, PLTP dan juga telah
mencoba untuk melakukan BBM al-
ternatif seperti Bio Solar dan Biofuel.
Secara umum peran Pemerintah
Daerah dalam prioritas ini antara lain
dengan melakukan :
a. Pembangunan dan perbaikan sa-
rana dan prasarana infrastruktur,
Dalam pembangunan infrastruk-
tur, pemerintah juga ingin mem-
balik cara pikir. Pemerintah bukan
lagi agen pembangunan dan men-
guasai segala-galanya. Pemerintah
hanya akan membangun sendiri
jika dunia usaha tidak mampu
melakukannya, misalnya penyedi-
aan listrik pedesaan, irigasi perta-
nian, dan semacamnya. Namun jika
dunia usaha mampu, pemerintah
akan berperan sebagai fasilitator,
regulator serta mitra yang baik dan
membantu
b. Reformasi Birokrasi dan mendor-
ong agar Badan Pengelolaan Per-
izinan Terpadu menyusun standar
baku bagi kemudahan perizinan
investasi di Sumatera Utara
c. Menyusun Master Plan unit usaha
bisnis potensial di Sumatera Utara
d. Pembangunan PLTMH, PLTP dan
PLTA untuk memenuhi kebutuhan
akan listrik dengan cost yang lebih
murah dan ramah lingkungan serta
PLTS bagi daerah-daerah yang sulit
dijangkau walaupun investasi awal
untuk pembangunan power plant-
nya mahal.
3. Penciptaan Iklim Investasi yang
Sehat
Upaya peningkatan daya saing na-
sional tidak mungkin dilakukan tanpa
dukungan prioritas yang ketiga, yaitu
penciptaan iklim investasi yang sehat,
tanpa perbaikan pada hal ini, dunia
usaha kita akan tetap terselimuti oleh
ketidakpastian, biaya ekonomi tinggi,
dan semacamnya. Karena itu, berba-
gai regulasi yang memberatkan, sep-
erti perda yang inkonsisten, hambatan
birokrasi, dan sistem yang memelihara
KKN, harus dikikis habis dan dimini-
malkan.
Kita juga perlu memaksimalkan
potensi ekonomi domestik. Masih
banyak hal yang belum digali dan di-
optimalkan dalam pasar domestik
ini. Salah satunya adalah perbaikan
pada sistem produksi dan distribusi
nasional, selain itu, sumber-sumber
pembiayaan domestik, seperti sistem
perbankan nasional, harus terus
dikembangkan agar dapat menunjang
perkembangan di sektor riil.
Secara umum peran Pemerintah
Daerah dalam prioritas ini antara lain
dengan melakukan :
a. Deregulasi terhadap perda perda
yang menghambat investasi
b. Melakukan promosi investasi den-
gan juga dibarengi dengan pem-
berian informasi tentang peluang
investasi di Sumatera Utara
c. Mempermudah prosedur pembe-
basan lahan investasi
d. Mendorong pengusaha untuk dapat
meningkatkan peluang pekerjaan
bagi masyarakat seperti adanya
penambahan lowongan pekerjaan
minimal 10 orang per perusahaan.
e. Mendorong Pemerintah mener-
bitkan peraturan yang memung-
kinkan daerah memberikan insen-
tif dan disinsentif sebagai daya tarik
investasi di daerah.
4. Mendukung dan merealisasikan
MP3EI
Dengan adanya inisiatif besar Pe-
merintah dengan menetapkan MP3EI
di Indonesia khususnya bagi koridor
Sumatera dimana Sumut menjadi the
Center Of Growth tentunya akan lebih
memberikan efek percepatan den-
gan investasi yang mencapai Rp. 34,2
triliun ditambah lagi multiplier effect,
tricke down effect serta spill over efect
yang akan menjadikan Sumatera Utara
menjadi The Big province In Indonesia
dan mengulang kejayaannya kembali
di Tahun tahun sebelum reformasi di-
mana laju pertumbuhan dan besaran
PDRBnya terbesar di Sumatera
*) Muhammad Arsyad Siregar, SE, MSi
Staf Bidang Perencanaan Ekonomi dan
Keuangan Bappeda Prov. Sumatera Utara
Tim Pokja MP3EI Prov. Sumatera Utara
Tabel 15
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 29
Pendahuluan
Pencapaian target Tujuan Pemba-
ngunan Milenium (MDGs) merupakan
pemenuhan komitmen internasional yang
sejalan dengan upaya pemerintah dalam
peningkatan kesejahteraan rakyat. Lapo-
ran Pemerintah Indonesia pada Sidang
Majelis Umum ke-65 (High-level Plenary
Meeting on MDGS) yang dilaksanakan
pada tanggal 27-29 September 2010 di
New York mengungkapkan bahwa kinerja
pencapaian target MDGs Indonesia telah
sejalan dengan kinerja pencapaian target
MDGs yang tercantum dalam Laporan
Pencapaian MDGs Global Tahun 2010.
Menindaklanjuti hal tersebut, Ke-
menterian Perencanan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pemban-
gunan Nasional telah menyelesaikan pe-
nyusunan Peta Jalan (roadmap) Nasional
Percepatan Pencapaian MDGs, RAN
MDGs, yang merupakan acuan utama
dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah
Peta Jalan Percepatan Pencapaian
TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI PROVINSI SUMATERA UTARA
Oleh : Poppy Marulita Hutagalung, ST, MT
*)
(RAD) dalam Percepatan Pencapaian Tu-
juan MDGs, sebagaimana yang tercantum
dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2010 ten-
tang Program Pembangunan Berkeadilan
terkait Pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium (MDGs, yang bertujuan untuk
mendukung percepatan pencapaian tar-
get MDGs di daerah.
Penyusunan Rencana Aksi Daerah
(RAD) Untuk Percepatan Pencapaian Tu-
juan Pembangunan Milenium (MDGs)
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011-2015
yang mengacu pada Rencana Aksi Na-
sional (RAN MDGs) merupakan amanah
setiap daerah untuk mengimplementasi-
kan Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Program Pembangunan Berkeadilan yang
di dalamnya antara lain berisikan Perce-
patan Pencapaian MDGs.
Kondisi Pencapaian Tujuan Pemban-
gunan Milenium (MDGs) Provinsi Sumat-
era Utara, Permasalahan, dan Tantangan;
Kebijakan dan Strategi Percepatan Pen-
capaian Target MDGs, Target Kinerja Pen-
capaian MDGs Sumatera Utara, Program
dan Kegiatan Percepatan Pencapaian Tar-
get MDGs Sumatera Utara; dan Peman-
tauan dan Evaluasi Percepatan Pencapa-
ian Target MDGs Sumatera Utara, secara
umum dapat dilihat pada pembahasan
berikut ini.
MDG 1 : MENANGGULANGI KEMISKINAN
DAN KELAPARAN
Indonesia te-
lah berhasil menu-
runkan tingkat
kemiskinan, se-
bagaimana diukur
oleh garis kemiski-
nan nasional dari
tingkat saat ini
sebesar 13,33 persen (BAPPENAS: 2009)
menuju targetnya sebesar 8 10 persen
pada tahun 2014. Garis kemiskinan di
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2003
WAWASAN PERENCANAAN
30 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
sebesar 15,89 persen dan saat ini sebe-
sar 11,31 persen (BPS : 2010). Pada
akhir tahun 2015 diharapkan akan terus
menurun atau mendekati pencapaian Mil-
lenium Development Goals (MDGs) sebe-
sar 8.75 persen. Prevelansi kekurangan
gizi pada balita pada tahun 2007 sebesar
14,3 persen naik menjadi 16,6 persen
pada tahun 2010. Provinsi Sumatera Utara
diperkirakan dapat mencapai target MDG
menurunkan prevelansi kekurangan gizi
balita sebesar 11,9 persen pada tahun
2015 melalui prioritas program dan kegia-
tan yang semakin intensif utamanya pada
kelompok rentan dan kekurangan gizi.
Prioritas ke depan untuk menurunkan
kemiskinan dan kelaparan di Provinsi Su-
matera Utara adalah dengan peningkatan
perluasan kesempatan kerja dan perlind-
ungan serta penegakan hukum ketena-
gakerjaan, peningkatan akses penduduk
miskin terhadap pelayanan kesehatan dan
infrastruktur pendukung, serta penguatan
sektor pertanian guna mendukung ket-
ahanan pangan. Perhatian khusus perlu
diberikan pada: (i) pemberian bantuan bagi
masyarakat miskin; (ii) pengembangan
dan pembinaan kemitraan usaha pertani-
an; (iii) pemberdayaan masyarakat miskin
dengan meningkatkan akses dan penggu-
naan sumber daya untuk meningkatkan
kesejahteraannya; (iv) peningkatan akses
penduduk miskin terhadap pelayanan so-
sial, dan (v) perbaikan penyediaan proteksi
sosial bagi kelompok termiskin di antara
yang miskin.
MDG 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR
UNTUK SEMUA
P e n d i d i -
kan merupakan
elemen paling
penting dalam
pert umbuhan
ekonomi dan
penanggul an-
gan kemiskinan.
Upaya Indone-
sia untuk mencapai target MDG tentang
pendidikan dasar dan melek huruf su-
dah menuju pada pencapaian target (on
track). Bahkan Indonesia menetapkan
pendidikan dasar melebihi target MDGs
dengan menambahkan sekolah menen-
gah pertama sebagai sasaran pendidikan
dasar universal. Pada tahun 2008/2009
angka partisipasi murni (APM) di Indonesia
sekitar 95,23 persen. Di Provinsi Sumatera
Utara, pada tahun 2008 angka partisipasi
murni (APM) sekitar 92,79 persen (Sum-
ber: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara). Pada tingkat sekolah dasar (SD/MI)
secara umum disparitas partisipasi pen-
didikan antar provinsi semakin menyem-
pit dengan APM di hampir semua provinsi
telah mencapai lebih dari 90,0 persen
(BAPPENAS: 2010). Tantangan utama da-
lam percepatan pencapaian sasaran MDG
pendidikan tahun 2015 di Provinsi Sumat-
era Utara adalah: (a) Tingkat APM SD/MI/
Paket A di Sumatera Utara masih belum
optimal karena masih terdapat 3 Kabu-
paten/Kota yang angka APM nya masih
di bawah rata-rata APM Sumatera Utara.
Hal tersebut menunjukkan masih banyak
anak yang tidak bersekolah karena masih
rendahnya minat dan dorongan orang tua,
disamping itu masih terbatasnya kemam-
puan ekonomi masyarakat yang berpeng-
hasilan rendah; (b) Pendidikan dasar yang
berkualitas di semua Kabupaten/ Kota.
Berbagai kebijakan dan program Pemer-
intah Provinsi Sumatera Utara untuk men-
jawab tantangan tersebut adalah: (i) pe
ningkatan akses rakyat terhadap pendidi-
kan dan keterampilan yang lebih berkuali-
tas dan terjangkau secara ekonomis baik
pendidikan formal maupun non formal
bagi penduduk miskin, daerah terpencil
kepulauan, serta pada anak penyandang
cacat, anak-anak yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembe-
lajaran karena kelaianan sik, emosional,
mental dan sosial; (ii) peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana pendidikan, pengemban-
gan budaya baca, dan pembinaan perpus-
takaaan; dan (iii) penguatan tata kelola dan
akuntabilitas pelayanan pendidikan.
MDG 3 : MENDORONG KESETARAAN
GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREM-
PUAN
Tujuan 3 Mendorong kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan
memiliki tiga indikator, yaitu (1) Rasio
perempuan terhadap laki-laki ditingkat
pendidikan dasar menengah dan tinggi;
(2) Kontribusi
perempuan da-
lam pekerjaan
upahan di sek-
tor non per-
tanian; dan (3)
Proporsi kursi
yang diduduki
perempuan di DPRD Provinsi Sumatera
Utara. Berbagai kemajuan telah dicapai
dalam upaya meningkatkan kesetaraan
gender di semua jenjang dan jenis pen-
didikan. Rasio angka partisipasi murni
(APM) perempuan terhadap laki laki
di sekolah dasar dan sekolah menen-
gah pertama berturut turut sebesar
100,62 dan 102,76 persen pada tahun
2010 di Sumatera Utara (BPS: 2011) dan
rasio melek huruf perempuan terhadap
laki laki pada kelompok usia 15 sampai
24 tahun telah mencapai 100,08 persen
pada tahun 2010 di Sumatera Utara
(BPS: 2011). Oleh sebab itu, Sumatera
Utara sudah secara efektif menuju (on
track) pencapaian kesetaraan gender
yang terkait dengan pendidikan pada
tahun 2015. Di bidang ketenagakerjaan,
adanya peningkatan kontribusi perem-
puan dalam pekerjaan upahan di sek-
tor non pertanian dari sebesar 33,67
persen pada tahun 2005 menjadi 38,84
persen pada tahun 2010 di Sumatera
Utara. Disamping itu, proporsi kursi
yang diduduki oleh perempuan di DPRD
Provinsi Sumatera Utara pada pemilu
terkahir juga mengalami peningkatan,
dari 7 persen tahun 2004 menjadi 17,9
persen tahun 2009. Prioritas ke depan
dalam mewujudkan kesetaraan gender
di Sumatera Utara adalah: (1) peningka-
tan keserasian kebijakan kualitas anak
dan perempuan; (2) peningkatan akses
dan kualitas pendidikan formal dan non
formal yang responsive gender; (3)
peningkatan kualitas hidup dan peran
perempuan di berbagai bidang pemban-
gunan melalui sosialisasi, edukasi dan
advokasi; (4) perlindungan perermpuan
terhadap berbagai tindak kekerasan;
dan (5) mendorong aparat dan publik
untuk mengintegrasikan pengarusuta-
maan gender di semua sector mulai dari
tahapan, perencanaan, pelaksanaan,
penganggaran yang responsive gender.
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 31
MDG 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMA-
TIAN ANAK
Angka ke-
matian bayi di
Sumatera Utara
menunj ukkan
penurunan dari
46 pada tahun
2004 menjadi
34 per 1.000
kelahiran hidup
pada tahun 2007, namun masih diperlu-
kan perhatian dari Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara untuk mencapai target
MDGs sebesar 23 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 di seluruh Kabu-
paten/ Kota di Sumatera Utara karena
masih ada kabupaten yang angka ke-
matian bayi di wilayahnya lebih dari 150
per 1.000 kelahiran. Disparitas dalam
pencapaian target menurunkan ang-
ka kematian anak di Sumatera Utara,
mencerminkan adanya perbedaan akses
atas pelayanan kesehatan, terutama di
daerah daerah miskin dan terpencil.
Prioritas Pemerintah Provinsi Sumat-
era Utara ke depan adalah memperkuat
sistem kesehatan dan meningkatkan
akses pada pelayanan kesehatan teru-
tama bagi masyarakat miskin, daerah
tertinggal dan daerah terpencil.
MDG 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN
IBU
Dari semua
target MDGs, ki-
nerja penurunan
angka kematian
ibu secara global
masih rendah. Di
Sumatera Utara,
angka kematian
ibu melahirkan
(MMR/ Maternal Mortalitiy Ratio) menu-
run dari 373 pada tahun 1995 menjadi
228 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007. Namun, target pencapaian
MDG pada tahun 2015 adalah sebesar
102 per 100.000 kelahiran hidup akan
sangat sulit dicapai sehingga diperlu-
kan kerja keras untuk mencapai target
tersebut. Pelayanan antenatal dan per-
tolongan persalinan oleh tenaga kes-
ehatan terlatih di Sumatera Utara cukup
tinggi, namun ada beberapa kabupaten
yang kurangnya tenaga kesehatan guna
menolong kelahiran. Selain tenaga kes-
ehatan terlatih, ada beberapa faktor lain
seperti risiko tinggi pada saat kehami-
lan dan aborsi yang perlu mendapat
perhaitan. Upaya menurunkan angka
kematian ibu didukung pula dengan
meningkatkan angka pemakaian kon-
trasepsi dan menurunkan unmet need
yang dilakukan melalui peningkatan
akses dan kualitas pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi. Prioritas Pe-
merintah Provinsi Sumatera ke depan
dalam upaya peningkatan kesehatan
ibu adalah: (i) perluasan dan peningka-
tan pelayanan kesehatan berkualitas
dan sinergitas dengan program bidang
infrastruktur (ke PU an) di daerah
tertinggal dan pulau kecil; (ii) pelayanan
obstetric yang komprehensif; (iii) pen-
ingkatan pelayanan keluarga berencana;
dan (iv) pengembangan pusat pelayanan
informasi dan edukasi tentang keseha-
tan ibu kepada masyarakat.
MDG 6 : MEMERANGI HIV/AIDS, MA-
LARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAIN-
NYA
T i n g k a t
prevalensi HIV/
AIDS cenderung
meningkat di
Sumatera Utara,
terutama pada
kelompok risiko
tinggi, yaitu
pengguna narkoba suntik dan peker-
ja seks. Data terakhir menunjukkan
perempuan yang memiliki pengetahuan
komprehensif tentang HIV/AIDS sebesar
9.5 persen dan laki-laki sebesar 14.7
persen, sementara target MDGs pada
tahun 2015 adalah sebesar 95 persen.
Untuk itu diperlukan perhatian khusus
agar target MDGs 2015 bisa tercapai.
Angka kejadian malaria per 1.000 pen-
duduk di Sumatera Utara meningkat
dari 3,82 pada tahun 2004 menjadi 6,1
per 1.000 pada tahun 2005. Sementara
target MDGs untuk 2015 kurang dari 1
per 1.000 penduduk sehingga diperlu-
kan kerja keras untuk mencapai target
tersebut. Angka kejadian Tuberkulosis
di Provinsi Sumatera Utara terus men-
galami penurunan Pada tahun 2009
Angka Kejadian Tuberkulosis sebe-
sar 189 per 100.000 penduduk, dengan
jumlah perkiraan kasus baru sebanyak
20.770 kasus. Sementara target MDGs
2015 sebesar 163 per 100.000 penduduk
per tahun, diharapkan angka ini akan
segera tercapai. Prioritas Pemerintah
Provinsi Sumatera ke depan dalam me-
merangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit
Menular Lainnya adalah: (i) peningkatan
kelompok kerja yang terdiri dari tenaga
professional dan pengelola program dari
berbagai organisasi dan LSM yang ber-
peran dalam penanggulangan HIV; dan
(ii) peningkatan cakupan universal dan
penguatan pelaksanaan melalui mobil-
isasi sosial yang berfokus pada menin-
gkatkan kesadaran masyarakat tentang
intervensi dan pencegahan penyakit ma-
laria, memperkuat pelayanan kesehatan
dalam pencegahan, pengendalian dan
pengobatan, dan meningkatkan ka-
pasitas sumber daya manusia di semua
aspek, serta meningkatkan struktur
manajemen dan tata kelola yang meli-
puti strategi, program kerja, dan sistem
informasi..
MDG 7 : MEMASTIKAN KELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP
T i n g k a t
emisi gas ru-
mah kaca di
Indonesia cu-
kup tinggi,
walaupun up-
aya peningka-
tan luas hutan,
pemberantasan pembalakan hutan,
dan komitmen untuk melaksanakan
kerangka kebijakan penurunan emisi
karbon dioksida dalam 20 tahun ke
depan telah dilakukan. Berdasarkan
hasil pemotretan citra satelit dan foto
udara terhadap luas kawasan hutan
dan non hutan di Sumatera Utara, ra-
sio luas tutupan pepohonan terhadap
luas daratan meningkat secara signi-
kan dari 20,94 persen tahun 2000 men-
jadi 24,9 persen pada tahun 2009. Pada
tahun 2015 rasio luas tutupan pepoho-
nan terhadap luas daratan di Sumat-
WAWASAN PERENCANAAN
32 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
era Utara ditargetkan sebesar 29,5
persen. Rasio luas kawasan lindung di
Sumatera Utara tidak mengalami pe-
rubahan tiap tahunnya, namun dilihat
dari kualitasnya semakin menurun.
Target rasio kawasan lindung di Su-
matera Utara pada tahun 2015 tetap
yaitu sebesar 24,85 persen dan luas
tutupan pohon pada kawasan lindung
sebesar 75 persen. Di Sumatera Utara
emisi CO2 (e) ditargetkan berkurang
sebesar 10 persen, jauh lebih rendah
dari target nasional (menurun sebesar
26 persen dari BAU). Untuk mewujud-
kan target tersebut diperlukan kerja
keras, sebab menurunkan emisi CO2
tidak mudah, dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik aktivitas alamiah maupun
aktivitas manusia. Proporsi tangka-
pan ikan yang berada dalam batasan
biologis yang aman di Sumatera Utara
pada tahun 2010 sebesar 60 persen
(375.976,5 ton/tahun) dengan perband-
ingan jumlah tangkapan di Pantai Ba-
rat sebesar 117.296,1 ton/tahun dan di
Pantai Timur sebesar 258.680,4 ton/
tahun. Kondisi ini menunjukkan bahwa
jumlah tangkapan ikan di perairan Su-
matera Utara belum mencapai jumlah
maksimal yang dapat dimanfaatkan
dalam batasan biologis yang aman.
Pada tahun 2015 ditargetkan proporsi
tangkapan ikan dalam batasan biologis
yang aman di Sumatera Utara sebesar
80 persen (457.432,8 ton/tahun), arti-
nya jumlah tangkapan ikan
dalam batasan biologis yang aman
dapat ditingkatkan untuk kesejahteraan
masyarakat. Proporsi rumah tangga
yang terlayani akses air minum perpi-
paan di perkotaan dan perdesaan di Su-
matera Utara pada tahun 2010 sebesar
49 persen untuk wilayah perkotaan dan
21.42 persen untuk wilayah perdesaan.
Sehubungan dengan PDAM TIRTANADI
hanya menyediakan air minum perpi-
paan, maka pencapaian di Sumatera
Utara masih jauh dari target MDG pada
tahun 2015 sebesar 15 persen (perpi-
paan dan non perpipaan) untuk wilayah
perKotaan dan 47 persen (perpipaan dan
non perpipaan) untuk wilayah perde-
saan. Pencapaian Sumatera Utara juga
masih jauh dari yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat di Sumatera Utara,
yaitu pada tahun 2015 sebesar 71 persen
(perpipaan dan non perpipaan) di se-
luruh wilayah perKotaan dan perdesaan.
Berdasarkan capaian target pada tahun
2010 Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara melakukan rehabilitasi seban-
yak 10 unit rumah tidak layak huni dan
pada tahun 2011 Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara melaksanakan reha-
bilitasi RTLH sebanyak 25 unit di 3 Kab/
Kota (Kota Medan, Kab. Langkat, dan
Kota Tebing Tinggi). Upaya Pemerintah
Provinsi Sumatera untuk meningkatkan
rumah layak huni masyarakat miskin di
Sumatera Utara pada tahun 2012 den-
gan melaksanakan rehabilitasi rumah
tidak layak huni sebanyak 1.500 unit di
Provinsi Sumatera Utara.
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 33
Status Pencapaian Target MDG di Sumatera Utara

In
Tujuan 1
Target 1A
dari USD
1.1
Ti
ke
be
ga
na
1.2
In
K
K
Target 1B
termasuk
1.4
La
te
1.5
R
ke
ke
pe
15
1.7
Pr
ke
be
da
be
te
ke
ke
Target 1C
kurun wa
1.8
Pr
de
ba
ke
1.8a
Pr
gi
1.8b
P
ba
ku
1.9
Pr
pe
de
ka
tin
ko
m

-
kk

- 2
kk
Keterang



ndikator
. Menangg
A: Menuru
D 1 (PPP) p
ingkat
emiskinan
erdasarkan
aris kemisk
asional
ndeks
Kedalaman
Kemiskinan
B: Mewuju
k perempua
aju PDRB
enagakerja
asio
esempatan
erjaterhad
enduduk us
5 tahun ke
roporsi ten
erjayang
erusahasen
an pekerja
ebas keluar
erhadap tot
esempatan
erja
C: Menuru
aktu 1990-2
revalensi b
engan bera
adan renda
ekurangan
revalensi b
izi buruk
Prevalensi
alitagizi
urang
roporsi
enduduk
engan asup
alori di baw
ngkat
onsumsi
minimum:
1.400
kal/kapita/h
2.000
kal/kapita/h
gan : S
gulangi Ke
unkan hing
per hari dal
n
kinan
1
n
udkan kese
an dan kau
per
a
ap
sia
atas
7
naga
ndiri
rga
al
unkan hingg
2015
balita
at
ah /
gizi
balita
pan
wah
hari
hari
4
Sudah terca
Acuan
Dasar
emiskinan d
gasetenga
lamkurun
15.89 %
(2003)
2.21
(2005)
empatan ke
ummuda
1,76 %
(2006)
71.94 %
(2005)
19.6 %
(2008)
gasetenga
22.7 %
( 2007)
8.4 %
(2007)
14.3 %
( 2007)
8.67 %
(2005)
45.68 %
(2005)
apai
Saat
dan Kelapa
ahnyaprop
waktu 199
11.31
( 201
2.0
(201
erjapenuh
0.02
(200
69.14
(200
20.23
(201
ahnyaprop
21.4
(201
7.8
(201
13.5
( 201

14.42
(201
58.14
(201
Akan t
ini
aran
porsi pendu
90-2015
1 %
10)
04
10)
M
dan dan pe
%
09)
m
4 %
09)
8
3%
10)
M
orsi pendu
%
10)
%
10)
%
10)

2 %
10)
4 %
10)
tercapai
Target
MDGs
2015
uduk denga
8.75%
Menurun
ekerjaan y
menurun
80.18%
Meningkat
uduk yang
14.05%
2.15%
11,90%
8.50 %
35.32%

Stat
an tingkat p



ang layak u



menderita






Perlu per
tus S
pendapatan
BP
Su
Ke
Ma
Su
untuk sem
BP
Su
BP
Sum
Uta
BP
Su
kelaparan
Din
Pro
Din
Pro
Din
Pro

Di
Pro
Di
Pro
rhatian khu
Sumber
n kurang
PS,
senas
emiskinan
akro,
senas BPS
mua,
PS,
senas
PS
matera
ara
PS,
senas
dalam
nkes
ovsu
nkes
ovsu
nkes
ovsu
inkes
ovsu
inkes
ovsu
usus
S
Ind
Tujuan 2
Target 2A
menyeles
2.1.
An
Par
Mu
SD
Pak
2.2.
Pro
kel
yan
me
kel
(ke
MI
2.3.
An
hur
pen
15-
tah
Keteranga



dikator
2 : Mencap
A : Menjam
aikan pend
ngka
rtisipasi
urni (APM
D/ MI/
ket A
oporsi mur
las 1
ng berhasil
encapai
las akhir
elas 6) SD/
I
ngkamelek
ruf
nduduk usi
-24
hun
an : Suda
A
D
pai Pendid
min pada2
didikan das
)
92
(2
rid
l
/
97
(2
k
ia
97
(2
ah tercapai
Acuan
Dasar
dikan Das
2015 semu
sar
2.79%
2008)
7.71%
2009)
7.36%
2008)
i
Saa
ar Untuk
uaanak-an
92.4
(2010/
99.8
(20
97.6
(20
Akan terca
t ini
Semua
nak, laki-la
43%
/2011)
81%
010)
60%
010)
apai
Targe
MDG
2015
aki maupun
100%
100%
100%
Perlu perh
et
Gs St
n perempu
%
%
%
hatian khus
tatus
uan dimana

P

K

B
sus
Sumber
apun dapa
Dinas
Pendidikan
Kemdiknas
dan
Kemenag

BPS Provsu
at
n
s
u


Tujuan 3
Target 3
tahun 200
3.1 Ra
- R
p
la
M
R
p
la
R
p
la
R
p
la
T
3.2 Ra
per
lak
kel
tah
3.3 Ko
dal
upa
per
3.4 Pro
did
DP
Keterang



Indikato
3: Mendoro
A : meng
05, dan di
sio Peremp
Rasio APM
perempuan
aki-laki di
MI/Paket A
Rasio APM
perempuan
aki-laki di
Rasio APM
perempuan
aki-laki di
Rasio APM
perempuan
aki-laki di
Tinggi
sio Mel
rempuan
ki-laki
lompok u
hun
ontribusi
lam
ahan di s
rtanian
oporsi kurs
duduki pere
PRD
gan : Sud
r
ong keseta
ghilangkan
semuajenj
puan terha
M
n/
SD/
A
M
n/
SMP/
M
n/
SMA
M
n/
i perguruan
ek huru
terhadap
pada
usia 15-24
perempuan
pekerjaan
sektor non
si yang
empuan di
dah tercapa
Acua
Dasa
araan Gend
n ketimpan
jang pendi
dap laki-la
99.7
(2005
103.19
(2005

105.05
(2005
n
112.38
(2005
uf
p
a
4
99.83
(2005

n
n
n

33,67
(2005
7 %
(2004
ai
an
ar
S
der dan Pem
ngan gend
idikan tidak
aki di tingk
70
5)
10
(
9%
5)
10
(
5 %
5)
10
(
8%
5)
10
(
%
5)
10
(
7%
5)
3
(
%
4) (
Akan terc
Saat ini
mberdayaa
der di tingk
k lebih dar
kat pendidi

00,62 %
(2010)

02.76 %
(2010)

01.56 %
(2010)
02.74 %
(2010)
00.08 %
(2010)


38,84 %
( 2010)
16 %
(2009)
capai
Targ
MDG
201
an Perempu
kat pendid
ri tahun 20
ikan dasar
100 %
100 %
100 %
100%
100 %
57 %
25 %
Perlu perh
get
Gs
5
St
uan
dikan dasa
015.
menengah
%

%

%

%

%

%

%

hatian khu
tatus
ar dan lanj
h dan tingg
B
usus
Sumber
jutan pada
i
BPS
BPS
BPS
BPS
BPS
BPS
BP2AKB
a
Indikato
Target 4
4.1 An
Bay
(AK
kel

4.2 An
Ba
(AK
kel

Pro
1 ta
Cam
Keterang

or
A : Mengu
ngkaKema
yi
KB) per 1.
lahiran hid
ngkaKema
lita
KBA) per
lahiran hid
oporsi anak
ahun diimu
mpak
gan : Sud
urangi 2/3
atian
.000
dup
atian
1.000
dup
k berusia
unisasi
dah tercapa
Acuan
Dasar
angkakem
46
(2004)

67
(2004)

60.09%
(2005)
ai
Sa
matian balit
(2
44
%
76.67
Akan terc
aat ini
tadalamk
34
2007)

(2007)

% (2010)
capai
Targ
MDG
201
kurun waktu
23
34
95%
Perlu perh
get
Gs
5
St
u 1990 dan


%

hatian khu
tatus
n 2015
SD
D
Pr
SD
D
Pr
D
Pr
usus
Sumber
DKI,
Dinkes
rovsu
DKI,
Dinkes
rovsu
Dinkes
rovsu
WAWASAN PERENCANAAN
34 EDISI I/JANUARI - MARET 2012

Tujuan 5
Target 5
5.1 A
I
k
5.2 P
y
t
t
Target 5
5.3 A
k
e
R
p
m
t
M
5.4 T
p
1
u
5.5 C
A
5.6 U
(
K
B
y
t
K





Indikator
5 : Mening
A : Menur
AngkaKem
Ibu per 100
kelahiran h
Proporsi K
yang ditolo
tenagakese
terlatih
B : Mewuj
Angkapem
kontraseps
eptivePrev
Rate(CPR
perempuan
menikah us
tahun (Car
Modern)
Tingkat Ke
padaremaj
1.000 perem
usia15-19
Cakupan p
Antenatal (
Unmet nee
(Kebutuhan
Keluarga
Berencana
yang tidak
terpenuhi
Keterangan
r
gkatkan K
runkan Ang
matian
0.000
hidup
Kelahiran
ong
ehatan
judkan aks
makaian
i/Contrac
valence
R) pada
n
sia15-49
a
elahiran
ja(per
mpuan
tahun)
pelayanan
(K4)
ed KB
n
/ KB
n : Sudah
Acuan
Dasar
Kesehatan
gkaKemat
373
(1995)
83.93%
(2008)
ses Reprod
42.6%
(2007)
19%
(2007)
83.8%
(2007)
12.3%
(2007)


h tercapai

n
Sa
Ibu
tian Ibu hin

228
%

89.03
duksi bagi s

5
(

1
(2

83
(2

9
(2
A
aat ini
nggatigap
8 (2007)
3% (2010)
semuapad
53.4%
2010)
7.8%
2010)
3.31%
2010)
9.9%
2010)
Akan tercap
Targ
MDGs
perempat d
102
94%
datahun 20
60,4%
15.9%
95%
6%
pai P
get
2015
St
dalamkuru
2
%
015
%
%
%
%
Perlu perha
tatus
un waktu 1
D
SD
B
SD
SD
D
SD
atian khusu
Sumber
990-2015
Dinkes,
DKI
PS
DKI
DKI
Dinkes
DKI
us

Tujuan 6
Target 6 A
tahun 201
6.1 P
6.2 P
p
b
6.3 P
u
y
p
k
H
Target 6 B
sampai de
6.4 P
t
y
p
Target 6 C
penyakit u
6.5 A
k
p
6.6 T
T
p
6.7 T
k
6.8 P
y
m
6.9 P
y
m
r
6.10 A
k
Penyakit
Lainnya:
6.11 A
D
p
6.12 A
D
Keteranga




Indikato
6 : Memer
A : Menge
15
Prevalensi
Penggunaa
padahubu
berisiko tin
Proporsi p
usia15-24
yang mem
pengetahu
komprehen
HIV dan A
B : Mewuj
engan tahu
Proporsi p
terinfeksi H
yang mem
padaobat
antiretrovi
C : Menge
utamalain
Angkakej
(insiden se
kasus/ 100
penduduk/
Tingkat pr
TB (per 10
penduduk)
Tingkat ke
karenaTB
100.000 pe
Proporsi k
yang ditem
melalui DO
Proporsi k
yang disem
melalui DO
rate)
Angkapen
kasus Mal
1.000 pend
t Menular
: DBD
AngkaKe
DBD
(per 100.0
penduduk)
AngkaKem
DBD
an : Suda
r
rangi HIV
endalikan p
i HIV
an kondom
ungan seks
nggi
enduduk
4 tahun
miliki
an
nsif tentan
AIDS
judkan aks
un 2015
enduduk
HIV lanjut
miliki akses
obatan
iral (ART)
endalikan p
nnyaTuber
adian TB
emua
0.000
/tahun
revalensi
00.000
)
ematian
B (per
enduduk)
kasus TB
mukan
OTS
kasus TB
mbuhkan
OTS (cure
nemuan
ariaper
duduk
sakitan
00
)
matian
ah tercapai
Acu
Da
dan AIDS
penyebaran
m 12.
(2002
g
P=3
(19
ses terhadap
t

39
(20
penyebaran
rculosis (T
343 (
44
(19
9
(19
20% (
87% (
2
(20

16.22
(2005)
1.8% (
i

uan
asar
S, Malaria
n dan mula

.8%
/2002)
P
L

38 %
994)
p pengoba
9%
009)
n dan mula
TB)hingga
1990)
43
990)
92
990)
(2000)
(2000)
2
000)
)
3
(
(2005) 1
(
Akan terca
Saat ini
a dan Peny
ai menurun
0.25
P =10.3 %
L =18.4 %
(2007)
P=9.5 %
L=14.7%
(2007)
atan HIV / A
45%
(2010)
ai menurun
tahun 201
189
(2009)
285
(2009)
82
(2010)
78.3%
(2010)
91.2%
(2010)
0.8
(2010)
36.8
(2010)
1.2%
(2010)
apai
Targ
MDG
201
yakit Men
nkan jumlah
<0.5


%
%
P=65
L=50
95 %
AIDS bagi
90%
nkan jumlah
5
163

221
46
80%
95%
<1

51
<1%
Perlu p
get
Gs
5
St
nular Lain
h kasus ba
5
%
0 %

%
i semuaya
%
h kasus ba
3
1

%
%




perhatian k
tatus
nnya
aru HIV/AI
D
D
S
S
D
S
ang membu
D
aru Malaria
D
(l
T
W
D

D
D
khusus
Sumber
IDS pada
Dinkes
Dinkes,
SDKI
SKRT
Dinkes
SDKI
utuhkan
Dinkes
adan
Dinkes,
laporan
TB Global
WHO)
Dinkes
Dinkes
Dinkes
In
Tujuan 7
Target 7A
kebijakan
7.1
Rasi
tertu
berd
pem
satel
foto
luas
7.2
J um
karb
(CO
7.3
J um
baha
(BPO

7.4

Prop
ikan
dala
biolo
Target 7B
tingkat k
7.5
Rasi
lindu
men
kean
haya
luas
7.6
Rasi
lindu
terha
pera
Target 7C
berkelanj
7.7
Prop
tang
berk
terha
laya
dan
PerK


Perd


7.8
Prop
tang
berk
terha
dasa
dan
Target 7D
permukim
7.9
Prop
tang
perK
Keteranga




ndikator
7 : Memast
A: memad
n dan prog
io luas kaw
utup pepoh
dasarkan ha
motretan cit
lit dan surv
udaraterh
daratan
mlah emisi
bon dioksid
O2)e
mlah konsum
an perusak
O)
porsi tangk
n yang bera
ambatasan
ogis yang
B : menan
kerusakan
io luas kaw
ung untuk
njagakelest
nekaragam
ati terhadap
kawasan h
io kawasan
ung peraira
adap total
airan territo
C : menur
jutan terh
porsi rumah
ggadengan
kelanjutan
adap air m
ak, perKota
perdesaan
Kotaan
desaan
porsi rumah
ggadengan
kelanjutan
adap sanita
ar, perKota
perdesaan
D: Menca
man kumu
porsi
gga k
Kotaan
an : Suda
tikan Kele
dukan prin
gram nasi
wasan
honan
asil
tra
vei
hadap
da
msi
k ozon 8
B
kapan
ada
aman
nggulangi k
yang sigin
wasan
tarian
man
p total
hutan
n
an
luas
orial
runkan hin
hadap air m
h
n akses
minum
aan
h
n akses
asi
aan
apai penin
uh pada ta
rumah
kumuh
ah tercapai
Acuan
Dasar
estarian L
nsip-prins
ional serta
24.9 %
(2009)
Nasional:
1.416.074
Gg-CO2e
Nasional:
8.332,7 ton
BPO (1992
Nasional:
66.08%
(1998)
kerusakan
nfikan pad
24.85 %
atau
1.774.400
Ha
Nasional:
0.14%
(1990)
ngga seten
minum lay

49%
(2010)
21.42%
(2010)
4 %
(2010)

ngkatan ya
ahun 2020
13.2125%
(2010)
i A
Sa
Lingkunga
sip pemban
a mengem
29
(2

344.10
ton
n
2)
6
(2
n keaneka
da tahun 2

24
Kualit
poh
ka
lindun
4
Luas
kon
167
ngahnya p
yak dan sa

50.26
21.54
(2
ang signifi
0.
% 13
(2
Akan terca
aat ini
an Hidup
ngunan ya
balikan su
9.5 %
2010)
06.222,99
( 2010)
-

60%
2010)
aragaman
2015
4.85 %
tas tutupan
hon pada
awasan
ng sebesar
44.5%
kawasan
nservasi:
7.483 ha
proporsi ru
anitasi das
6% (2011)
4% (2011)
8 %
2011)
fikan dalam
3.20 %
2011)
apai
Targe
MDG
2015
ang berke
umberday
mening

10%

Menuru
80%
hayati da
n
24.85 %
kualitas
tutupan
pohon
pada
kawasan
lindung
menjadi
75 %
Mening
umah tang
sar hingga
71%
(sesua
SPM
Keme
PU)
56%

24%

65%
(sesua
SPM
Keme
PU)
m kehidup
0 %
(2015
Perlu perh
et
Gs
5
Sta
sinambun
ya lingkun
gkat
%

un
%
n mencap
%
s
n
g
i
gkat
gga tanpa
a tahun 20
%
ai
M
en

%

%
%
ai
M
en
pan pendu
5)
hatian khus
atus
ngan denga
ngan yang

W
d
K
BL
pe

BL

P
dan
ai penuru

K
P
W

P
dan
akses
015.

TIR

TIR

TIR
uduk misk

Pe
B
sus
Sumber
an
hilang
BPKH
Wilayah I
dan Dinas
Kehutanan
Provsu
LH Provsu
(hasil
erhitungan)
LH Provsu

Dinas
Perikanan
n Kelautan
Provsu
unan
Dinas
Kehutanan
rovsu dan
BPKH
Wilayah I
Dinas
Perikanan
n Kelautan
Provsu
PDAM
RTANAD
PDAM
RTANAD
PDAM
RTANAD

kin di
Subdis
erkimdan
Bangkim
Dinas
Tarukim
Provsu
u
)
u
n
n
I
I
I
Dukungan dari semua pihak yang berkepentingan sangat
penting untuk mencapai target pembangun millennium Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2015. Dengan kerja keras dan ker-
jasama dari semua pihak diharapkan target tersebut dapat
dipenuhi.
*) Poppy Marulita Hutagalung ST, MT.
Kasubbid Penataan Ruang Bappeda Provinsi Sumatera Utara
Tim Penyusun RAD-MDGs Provinsi Sumatera Utara
WAWASAN PERENCANAAN
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 35
KONSULTASI PUBLIK
PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD
PROVINSI SUMATERA UTARAN TAHUN 2013
Bappeda Provinsi Sumatera Utara Utara menyelenggarakan Konsultasi
Publik Penyusunan Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera Utaran Tahun
2013 yang dilaksanakan di Gedung Binagraha Pemprovsu pada tanggal 21
Februari 2012. Pertemuan ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat
perundang-undangan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, PP No. 8 Tahun 2008
tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelak-
sanaan Rencana Pembangunan Daerah dan petunjuk pelaksanaanya yang
terdapat dalam Permendagri No. 54 tahun 2010, tentang Pelaksanaan PP No.
8 Tahun 2008.
Tujuan pertemuan adalah untuk
menjaring aspirasi dan harapan pemang-
ku kepentingan terhadap Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Provinsi Sumat-
era Utara untuk tahun 2013, yang termuat
pada Rancangan Awal RKPD Provinsi
Sumatera Utaran Tahun 2013. Pertemuan
yang dibuka secara resmi oleh Bapak
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera
Utara H. Nurdin Lubis, SH, MM ini dihadiri
oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara,
Pejabat Eselon II dan III dilingku ngan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,
Bappeda Kabupaten/Kota se-Provinsi Su-
matera Utara, kalangan akademisi, per-
wakilan tokoh masyarakat, tokoh agama
dan LSM. Pembahasan menitikberatkan
pada Aspek Teknokratis Partisipatif
dengan menghadirkan narasumber dari
berbagai kalangan.
Kepala Bappeda Provinsi Suma
tera Utara Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi
menyampaikan paparan rencana pem-
bangunan Provinsi Sumatera Utara yang
terangkum dalam Rancangan Awal RKPD
Provinsi Sumatera Utaran Tahun 2013,
yang memuat 7 Prioritas Pembangunan
Provinsi Sumatera Utara. Selain itu turut
memberikan pemaparan perwakilan
dari Bank Indonesia Medan, BPS Provinsi
Sumatera Utara, Dewan Ketahanan
Pangan Sumatera Utara, Dewan Riset
Daerah Sumatera Utara, Dewan Pendidi-
kan Sumatera Utara, Komisi Penyuluh
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Sumatera Utara, Dewan Sumber Daya Air
Sumatera Utara, Forum Komunikasi Um-
mat Beragama Sumatera Utara, Lemba-
ga Pengembangan Jasa Konstruksi, Join
Health Coucil dan LSM Fitra.
Hasil pertemuan dirangkum dalam
rumusan yang menjadi masukan untuk
penyempurnaan Rancangan Awal RKPD
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013,
BAPPEDASU DALAM BERITA
36 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
diantaranya adalah penguatan peran
Gubernur sesuai amanat PP No. 19 Tahun
2010 dan PP No. 23 Tahun 2011 yang
diimplementasikan dalam Permendagri
No. 24 Tahun 2011 jo. Permendagri No.
18 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Tugas dan Wewenang Gubernur seba-
gai wakil Pemerintah di wilayah provinsi
khususnya dalam hal penyusunan dan
koordinasi dokumen perencanaan daerah
(RPJD, RPJMD dan RKPD).***
(Tarsudi SP, MSi)
Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal RKPD Provinsi Sumatera
Utaran Tahun 2013 di Gedung Binagraha Pemprovsu 21 Februari 2012
BAPPEDASU DALAM BERITA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 37
RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN BAPPEDA
PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN BAPPEDA
KABUPATEN/KOTA SE-SUMATERA UTARA
Rakor Bappeda Provinsi Sumatera Utara dengan Bappeda Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara di Berastagi
tanggal 1-2 Maret 2012
Bappeda Provinsi Sumatera Utara melangsungkan Rapat Koordinasi Pe-
rencanaan Bappeda Provinsi Sumatera Utara dengan Bappeda Kabupa ten/
Kota se- Sumatera Utara Tahun 2012 pada tanggal 1-2 Maret 2012 di Hotel
Sibayak, Berastagi Kabupaten Karo. Pertemuan yang pertama kali diseleng-
garakan ini difasilitasi tuan rumah Pemkab Karo dan dibuka secara resmi
oleh Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara H. Nurdin Lubis, SH,
MM, dihadiri oleh para Kepala Bappeda Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara.
Tujuan pertemuan antara lain membahas isu strategis yang berkembang
saat ini baik pada tataran Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara maupun Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara.
daerah menghasilkan beberapa keputu-
san diantaranya adalah agar Kabupaten/
Kota yang telah selesai menyelenggara-
kan Musrenbang segera mengusulkan
program kegiatan yang akan didanai dari
APBD Provinsi kepada Bappeda Provinsi
Sumatera Utara dengan mengacu ke-
pada 7 prioritas pembangunan Provinsi
Sumatera Utara dan mengusulkan 5 isu
strategis Kabupaten/Kota yang terkait
dengan kebijakan Nasional dan Provinsi
dalam upaya percepatan pembangunan di
Kabupaten/Kota.
Para Kepala Bappeda Kabupaten/
Kota se-Sumatera Utara menyatakan
dukungannya terhadap keberhasilan
pembangunan di Provinsi Sumatera Utara
melalui berbagai program dan kegiatan,
Pertemuan yang menurut ren-
cana akan diselenggarakan secara berka-
la setiap triwulan bergantian di berbagai
BAPPEDASU DALAM BERITA
38 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
diantaranya Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Sumat-
era Utara pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei
Mangkei, pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pemban-
gunan Millenium (RAD-MDGs), Rencana Aksi Daerah
Pangan dan Gizi (RAD-PG 2011-2015), Rencana Aksi
Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-
GRK), Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Pem-
berantasan Korupsi (RAD-PK), Program Agropolitan
dan Agromarinpolitan, Gema Pangan, kerjasama pada
kawasan MEBIDANG-Ro, Kawasan Danau Toba, Tim
Koordinasi Pengentasan Kemiskinan, dan program-
program Pro Rakyat di masing-masing Kabupaten/
Kota. Untuk meningkatkan fungsi pendidikan (kuali-
tas dan kuantitas) mulai PAUD sampai pendidikan
tinggi dan peningkatan layanan kesehatan diperlukan
kerjasama Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/
Kota dalam bentuk MoU antara lain PAUD, Insentif
Guru dan Beasiswa Miskin, Jamkesda, Jampersal dan
insentif bagi bidan desa.
Pertemuan menetapkan bahwa rapat Koordi-
nasi Perencanaan Bappeda Provinsi Sumatera Utara
dengan Bappeda Kabupaten/Kota se Sumatera Utara
Tahun 2012 untuk triwulan II akan dilaksanakan di
Kabupaten Tapanuli Tengah (Pandan), pertemuan
triwulan III di Kabupaten Simalungun, dan triwulan
IV di Kabupaten Serdang Bedagai. Disepakati seba-
gai Ketua Forum Koordinasi Perencanaan Bappeda
se-Sumatera Utara adalah Kepala Bappeda Kota
Medan.***
(Mhd. Henry Pohan, SE)
BAPPEDASU DALAM BERITA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 39
Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Utara Ir. H.Riadil Akhir Lubis, MSi ber-
sama beberapa orang pejabat Bappeda Provinsi Sumatera Utara menghadiri
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Assosiasi Bappeda Provinsi se Indonesia
dilaksanakan pada hari Rabu s/d Jumat tanggal 08 s/d 10 Februari 2012
bertempat di Hotel Aston Ambon Resort, Natsepa Ambon Provinsi Maluku.
Foto Bersama Kepala Bappeda Provinsi se-Sumatera pada pertemuan Rakernas Assosiasi Bappeda Provinsi se
Indonesia, di Ambon 08 s/d 10 Februari 2012
RAKERNAS III ASSOSIASI BAPPEDA
PROVINSI SE INDONESIA
Acara tersebut diawali dengan Ma-
kan Malam dan Ramah Tamah oleh Pani-
tia Pelaksana dan turut dihadiri oleh Ibu
Menteri Perencanaan Pembangunan/
Kepala Bappenas Ibu Prof. Dr. Armida S.
Alisjahbana, MA, Ketua Assosiasi Bappeda
Provinsi se Indonesia, Gubernur Maluku
dan perwakilan dari beberapa Kemente-
rian / Lembaga antara lain Staf Ahli Men-
teri Dalam Negeri Bidang Pembangunan,
Deputi Bidang Pengembangan Regional
dan Otda-Bappenas, Menteri PAN dan Re-
formasi Birokrasi, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) beserta seluruh Bappeda
se Indonesia.
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III
Asosiasi Kepala Kepala Badan Perenca-
naan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Provinsi Seluruh Indonesia, yang berlang-
sung di Hotel Aston Natsepa, 8-10 Febru-
ari, menghasilkan 11 kesepakatan.
11 kesepakatan tersebut dideklarasi-
kan dalam penutupan Rakernas III Aso-
siasi Kepala Bappeda Provinsi se-Indone-
sia, yang dibacakan oleh Kepala Bappeda
Provinsi Maluku, MZ Sangadji.
Ketua Bappeda Provinsi Nusa Teng-
gara Timur (NTT), Wayan Darmawa,
membacakan rumusan kesepakatan di-
antaranya berupa komitmen bersama
untuk meningkatkan kemampuan dan
proaktif dalam mem fasilitasi komunitas
perencanaan pembangunan daerah dan
pemerintah pusat maupun komunitas
serta pihak-pihak pemberi hibah, dunia
usaha dan investor baik berasal dari da-
BAPPEDASU DALAM BERITA
40 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
lam maupun luar negeri. Mengusulkan
kepada Bappenas untuk memfasilitasi
beroperasinya piranti lunak sistem per-
encanaan secara real time dengan nama
yang diusulkan adalah RKPINDO ONLINE
sebagai sistem informasi yang sangat
membantu perencanaan secara real time
untuk mewujudkan bukan hanya RPJMN
dan RPJMD tetapi juga RPJPN dan RPJPD
secara konsisten. Mendukung dan men-
ingkatkan kordinasi dalam pembagian
dan peningkatkan kordinasi dalam pem-
bagian peran antar pihak pelaku pemban-
gunan melalui Tim Kordinasi Percepatan
dan Perluasan Pembagunan Ekonomi
Indonesia (TKP3EI). Meningkatkan upaya
advokasi secara proaktif dan mendalam
untuk memberikan masukan terhadap re-
visi UU Nomor 32/2004 tentang pemerin-
tah daerah dan perlunya revisi PP Nomor
41/2007 tentang struktur organisasi dan
tata kerja pemerintah daerah khusus-
nya untuk memperkuat peran dan fungsi
lembaga Bappeda. Mengusulkan pena-
taan eselonisasi kelembagaan Bappeda
Provinsi. Memnalkan usulan perlunya
perubahan stakeholders patern dari segi
tiga menjadi segi empat dalam perenca-
naan program/kegiatan pembangunan.
Mengembangkan dan memnalkan mod-
el perencanaan pembangunan komper-
henship skala provinsi berbasis kompetisi
serta melakukan konsultasi yang intensif
kepada kementrian/lembaga guna mewu-
judkannya.Mengusulkan kepada Bap-
penas dalam rangka esiensi birokrasi
untuk memfasilitasi penyederhanaan dan
penggabungan berbagai laporan kinerja
pemerintah daerah kepada presiden tem-
busan kepada kementrian/lembaga dan
DPRD. Menyelesaikan penetapan Perda
tentang RTRW provinsi dan RTRW kabu-
paten/kota melalui peningkatan kualitas
komunikasi dengan BKPRN, Kementrian
Kehutanan dan BPN. Mengusulkan kepa-
da Kemendagri RI untuk menerbitkan pe-
doman tata cara dan mekanisme pelak-
sanaan hak budget DPRD dalam rangka
memandu konsistensi perencanaan dan
penganggaran. Raker juga menetapkan
pelaksanaan Rakernas IV Asosiasi Kepala
Bappeda provinsi se-Indonesia tahun 2013
di Provinsi Kalimantan Timur.***
(Ir. Tetty Magdalena Nasution, MSi)
Kepala Bappedasu bersama dengan DR. Max Pohan Deputi Meneg PPN/Ka.
Bappenas Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah
Kepala Bappedasu bersama Ibu Menteri Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA,
pada pembukaan Mukernas III Asosiasi Bappeda Provinsi se-Indonesia
BAPPEDASU DALAM BERITA
EDISI I/JANUARI - MARET 2012 41

Kepala Bappeda Provinsi Sumatera
Utara Ir. H. Riadil Akhir Lubis, MSi,
berkesempatan menghadiri Musren-
bang di beberapa Kabupaten/Kota di-
antaranya di Kabupaten Padang Lawas
Utara, Kabupaten Mandailing Natal,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten
Deli Serdang, Kabupaten Simalungun,
Kota Medan dan Kota Pematangsiantar.
Pada salah satu pertemuan Musrenbang
yang dihadiri langsung Kepala Bappedasu
di Kabupaten Padanglawas Utara tanggal
14 Maret 2012, disampaikan isu-isu stra
tegis Provinsi Sumatera Utara, target-target
pembangunan yang akan dicapai dan pri-
oritas pembangunan tahun 2013. Dalam
kesempatan tersebut Kepala Bappedasu juga
memaparkan hasil evaluasi terhadap kinerja
pembangunan Kabupaten Padanglawas Utara
setelah mengalami pemekaran dan perband-
ingannya dengan capaian kinerja provinsi,
untuk melihat permasalaha dan kendala
yang dihadapi.
Beberapa kemajuan telah dicapai terlihat
dari adanya pembangunan infrastruktur dan
fasilitas pelayanan umum, namun juga masih
ditemukan banyak kelemahan terutama da-
lam bidang sumber daya manusia (pendidikan
dan ke sehatan) yang perlu mendapat perha-
tian lebih serius dari semua pelaku pem-
bangunan di Kabupaten Paluta, baik pihak
pemerintah, masyarakat maupun swasta.
Selesai pemaparan dilakukan dialog de-
ngan peserta yang hadir membahas beberapa
permasalahan yang ada di Kabupaten terse-
but. Kepala Bappedasu menyatakan bahwa
potensi Kabupaten Padanglawas Utara yang
memiliki lahan perkebunan dan lahan kering
yang kurang produktif memiliki prospek yang
sangat besar dalam pengembangan peter-
nakan sapi. Melalui sistem integrasi ternak
dan perkebunan, Kabupaten Paluta dapat
mengembalikan masa kejayaan sebelum-
nya sebagai daerah penghasil ternak sapi di
Sumatera Utara.
Kepala Bappedasu juga mengingatkan
kepada Bappeda Kabupaten/Kota untuk me-
nyampaikan Daftar Isian Masalah (DIM) dan
isu-isu strategis yang ada di Kabupaten/kota
untuk dibahas pada pertemuan Musrenbang
Provinsi yang dilaksanakan pada tanggal 2 5
April 2012 di Medan.
(Tarsudi, SP. MSi/
Abd. Halim Harahap, S.Sos. MSi)
MUSRENBANG KABUPATEN/
KOTA SE-SUMATERA UTARA
LIPUTAN KHUSUS
42 EDISI I/JANUARI - MARET 2012
Agenda Acara :
1. Pembukaan dan Sidang Pleno : Senin, 2 April 2012 di Balai Raya Lt.2 Hotel Tiara Medan
2. Sidang Kelompok Pembangunan Sektoral : Selasa - Rabu / 3 - 4 April 2012
Kelompok I. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Agama, Hukum, Pemerintahan dan Kelembagaan
Sub tema : Merangkul Keberagaman dalam Bingkai Keimanan dan Keadilan melalui du-
kungan Pelayanan Publik, Good Governance dan Clean Government di Balai Duta - Lt.1
Kelompok II. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Pertanian
Sub tema : Pangan Untuk Semua melalui Pertanian Berkelanjutan untuk Ketahanan
Pangan di Balai Rama - Lt.3
Kelompok III. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Pendidikan
Sub tema : Menggapai Asa Meraih Cita melalui Pendidikan Berkualitas dan Terjangkau di
Balai Citra - Lt.3
Kelompok IV. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Kesehatan
Sub tema : Membangun Masyarakat Sehat Mandiri di Pre Function Balai Raya - Lt.2
Kelompok V. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Ekonomi Kerakyatan
Sub tema : Membangun Daya Saing Daerah dan Masyarakat di Balai Wara - Lt.2
Kelompok VI. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Sub tema : Infrastruktur Akses Menuju Masa Depan di Balai Raya - Lt.2
Kelompok VII. Prioritas Pembangunan Daerah Bidang Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran
Sub tema : Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat Yang Mandiri dan Bermartabat di Ex. Mito
Building - Lt.1
3. Sidang Kelompok Pembangunan Kawasan, Rabu Kamis / 4 - 5 April 2012
Kelompok A : Pembangunan Kawasan Wilayah MebidangRo di Balai Wara - Lt.2
Kelompok B : Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus / MP3EI di Balai Raya - Lt.2
Kelompok C : Pembangunan Kawasan Wilayah Danau Toba di Pre Function Balai Raya - Lt.2
Kelompok D : Pembangunan Kawasan Wilayah Kepulauan Nias di Balai Rama - Lt.3
Kelompok E : Pembangunan Kawasan Wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) di Balai Citra - Lt.3
4. Pameran Perencanaan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara, 2 5 April 2012
Diikuti oleh 27 peserta, terdiri dari 1 stand Bappeda Provinsi Sumatera Utara, 10 stand Bappeda Kabupaten/
Kota, 4 stand SKPD Provinsi Sumatera Utara, dan 12 stand peserta lainnya dari BUMN, BUMD dan Lembaga
Donor. Pameran bertempat di pelataran parkir Hotel Tiara Medan.
TEMA UTAMA :
MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT SUMATERA UTARA
MELALUI PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI
SELAMAT & SUKSES ATAS PENYELENGGARAAN
MUSRENBANG PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012
SALURKAN ASPIRASI ANDA
PADA MUSRENBANG PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2012
TIARA CONVENTION CENTER HOTEL MEDAN, 2 5 APRIL 2012

You might also like