You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN


Curah hujan (presipitasi) merupakan salah satu aspek terpenting dalam bidang
meteorologi, klimatologi dan geofisika. Dengan data-data yang didapat dari
pengukuran curah hujan, kita dapat mengetahui pola cuaca yang terjadi di suatu
daerah, memodelkan simulasi curah hujan-aliran permukaan untuk aplikasi hidrologi
perkotaan (M. Evita dkk., 2010), dan pendeteksian dini terhadap bencana longsor dan
banjir. Secara umum, alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan disebut
penakar hujan. Satuan curah hujan yang umum digunakan oleh Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika adalah millimeter (mm). Curah hujan 1 mm artinya dalam
area 1 m
2
(1 meter persegi) pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau
tertampung sebanyak 1 liter atau 1000 ml. Diperkirakan volume air hujan yang jatuh
di seluruh dunia setiap tahunnya adalah sekitar 505.000 km
3
dan sekitar 398,000 km
3
-
nya jatuh di lautan. Jika dirata-ratakan, seluruh permukaan daratan di bumi
mengalami curah hujan sekitar 1 meter (39 inci) dan di lautan sekitar 1,1 meter (43
inci).
Ada beberapa jenis alat pengukur curah hujan yang sudah dikembangkan
antara lain jenis weighing, kapasitansi, tipping-bucket (TB), optik, dan lain-lain (F.V
Brock,S.J. Richardson, 2001). Pengukur curah hujan tipe tipping-bucket (TB) banyak
digunakan karena sederhana dan tahan lama, dapat dipasang di daerah terpencil,
dapat dihubungkan dengan berbagai alat pemantau dan pencatat (data), serta
harganya relatif murah. Pengukur curah hujan yang banyak digunakan di indonesia
adalah pengukur curah hujan tipe TB, kebanyakan dari pengukur curah tipe TB
tersebut menggunakan sensor magnet (reed switch) sebagai saklar yang akan
mengaktifkan counter (perhitungan) pada pengukur curah hujan, dan juga sayangnya
kebanyakan dari alat tersebut adalah produk import.
Untuk mengurangi ketergantungan kepada barang import dan mempermudah
pembuatan alat. Perlu dikembangkan inovasi lain pada pengukur curah hujan tipe
tipping-bucket yang telah ada dengan memanfaatkan sensor piezoelektrik. Maka akan
di rancang alat pengukur curah hujan tipe TB dengan bahan yang relatif murah dan
mudah didapatkan, yaitu mengganti pensaklaran pada pengukur curah hujan dengan
sensor piezoelektrik.
Penelitian dengan judul Rancang Bangun Pengukur Curah Hujan Tipe
Tipping-Bucket Dengan Sensor Piezoelekrik Sebagai Pensaklar ini bertujuan :
(1) mendesain dan membuat pengukur curah hujan tipe tipping-bucket dengan
mengunakan sensor piezoelektrik sebagai saklar;
(2) mengkarakterisasi alat pengukur curah hujan yang telah dibuat.
Manfaat penelitian ini adalah :
(1) untuk mensederhanakan rancangan pembuatan alat pengukur curah hujan, dan
mengurangi ketergantungan terhadap barang import.
(2) menambah pengetahuan tentang alat pengukur curah hujan tipe TB.

You might also like