You are on page 1of 29

DOSEN:

ALAMAT:
HP:
Pertemuan Ke-3, 4 & 5
SISTEM BILANGAN REAL
Pengubahan & Penjumlahan
Bilangan Basis

SISTEM BILANGAN REAL
1. Bilangan Asli, {1, 2, 3, 4, 5, ...}
2. Bilangan Bulat, {... -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3
...}
3. Bilangan Rasional, {... -2, -3/2, -1, -
1/2, 0, , 1, 3/2, 2, ...}
4. Bilangan Real, {...-2, -3/2, -1, -1/2, -2,
0, 2, , 1, 3/2, 2,...}
Hukum-hukum dalam Matematika

1. Hukum Komutatif
a. Penjumlahan a + b = b + a
b. Perkalian ab = ba
2. Hukum Asosiatif
a. Penjumlahan a + (b + c) = (a + b) + c
3. Hukum Distributif
a (b + c) = ab + ac
4. Elemen-elemen Identitas
x . 0 = 0 x . 1 = x
5. Invers (Balikan)
x Lawannya -x x + (-x) = 0
x Balikan x
-1
Contoh 1.
1. 4 3 (8 12) 6 4). -1/3 {2/5 1/2 (1/3 1/5)}
= 1 (-4) 6 -1/3 {4/5 5/10(5/15 -3/15)}
= -10 -1/3 {-1/10 (2/15)}
-1/3 {-2/150} = 2/450 = 1/225
2. 2 {3 2(4 8)}
= 2{ 1 (-4)}
= 2 (-4)
= -8

3. 5/6 (1/4 + 2/3) = 3/12 + 8/12 =11/12
5/6 11/12 = 10/12 - 11/12 = -1/12
5. ( 2 + 3 ) (2 - 3 )
2 (2 - 3 ) + 3 (2 - 3 )
4 - 6 + 6 - 9
2 3 = -1

6. (2 + 3 )
(2 + 3 ) (2 + 3 )
2 (2 + 3 ) + 3 (2 + 3 )
4 + 6 + 6 + 9
2 + 2 6 + 3 = 5 + 2 6

7. ( 5/6 + 1/3 )
-2
5/6 + 2/6 = (7/6)
-2
= (1/(7/6)
2
) = 1/49/36
= 36/49

Sistem Pertidaksamaan

Sebuah himpunan bilangan Real
dimana himpunan pemecahannya
secara normal terdiri dari 1 bilangan
atau mungkin sejumlah bilangan
berhingga yang terdiri dari keseluruhan
selang bilangan.

Contoh 1.
1. x
2
x < 6
x
2
x 6 < 6 6
x
2
x 6 < 0
(x 3) (x + 2) < 0
1). x 3 < 0 2). x + 2 < 0
x < 3 x < -2

2. 3x
2
11x 4 0
( 3x + 1 ) ( x 4 ) 0
1). x -1/3 2). x 4
Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel
1. Eliminasi ( Penghilangan Sementara)
Contoh:
3x 2y = 4 | x 2 6x 4y = 8
2x + 4y = 8 | x 3 6x + 12y = 24
-16y = -16
y = -16/-16 = 1
3x 2(1) = 4
3x 2 = 4
3x = 4 + 2
x = 6/3 = 2
2. Substitusi ( Memasukkan)
Contoh:
1. 2x + 4y = 8
2x = 8 4y
x = 8/2 4/2y
x = 4 2y

3x 2y = 4
3 (4 2y) 2y = 4
12 6y 2y = 4
-6y 2y = 4 12
-8y = -8
y = -8/-8 = 1
Himpunan Bagian (Subset)
Contoh:
1. {1, 2, 3} Subset {1, 2, 3, 4, 5}
2. {1, 2, 3} Subset {1, 2, 3}
3. A = {p, q, r} bukan himpunan bagian dari B = {m, p, q, t, u}
karena r A tetapi r B.
Notasi : A = B < > A himp. Bagian dari B dan B himp.
Bagian dari A
Contoh:
1. Jika A = {3, 5, 8, 5} dan B = {5, 3, 8}, maka A = B
2. Jika A = {3, 5, 8, 5} dan B = {3, 8}, maka A = B

Himpunan Yang Sama
Himpunan Yang Ekivalen

Dikatakan Himpunan yang ekivalen jika dan hanya jika Himpunan A
dan himpunan B memiliki kardinalitas yang sama.
Notasi : A ~ B < > |A| = |B|

Contoh:
1. Jika A = {1, 3, 5, 7} dan B = {a, b, c, d}, maka A ~ B < > |A| = |B|
= 4


Himpunan Kuasa

Himpunan Kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan
yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk
himpunan kosong dan himpunan A sendiri.

Contoh:
1. Jika A = {1, 2}, maka P(A) = { , {1}, {2}, {1, 2}}
Himpunan Yang Ekivalen

Jenis operasi yang lazim digunakan terhadap terhadap himpunan
adalah operasi irisan (intersection), gabungan (union), komplemen,
selisih (different), perkalian kartesian (cartesian product).

a. IRISAN (intersection)
Irisan dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang setiap
elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Notasi : A B = {x | x A dan x B}
Contoh:
1. Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A B = {4,
10}





U A B
2
8
4
14
10
6
18
RELASI DAN FUNGSI
Relasi adalah kelompok pasangan berurutan antara
2 himpunan yang memungkinkan setiap anggota
himpunan daerah asal atau dengan anggota
himpunan daerah kawan.

Fungsi adalah pasangan berurutan antara 2
himpunan yang memisahkan setiap anggota
himpunan daerah asal dengan tepat satu anggota
himpunan daerah kawan.

D = Daerah Asal
C = Daerah Kawan
Contoh :
1

4

9
1
2
3
4

D C Lebih Dari
1
2
3
4
5
1
4
9
16
25
D
C
Kuadrat Dari
A
B
Gambar A menunjukkan contoh dari sebuah Relasi, dan
Gambar B menunjukkan contoh dari sebuah Fungsi.
Relasi antara himpunan A dan B disebut Relasi Biner.
Notasi : A x B = {(a,b) ; a A dan B
Contoh :
1. Misalkan A = {Amir, Fajrin, Fathir} adalah himpunan nama
mahasiswa, dan B = {Ppkn, Fisika, Kalkulus, Mtmtk} adalah
himpunan mata kuliah yang ada di Teknik Informatika.
Perkalian kartesian antara A dan B menghasilkan himpunan
pasangan terurut yang jumlah anggotanya adalah A . B =
3 . 4 = 12 buah, yaitu:

A x B = {(Amir, ppkn), (Amir, fisika), (Amir, kalkulus), (Amir,
mtmtk), (Fajrin, ppkn), (Fajrin, fisika), (Fajrin,
kalkulus), (Fajrin, mtmtk), (Fathir, ppkn), (Fathir,
fisika), (Fathir, kalkulus), (Fathir, mtmtk)}

2. Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita
defenisikan relasi R dari P ke Q dengan (p,q) R jika
p habis membagi q
maka kita peroleh:
R = {(2,2), (2,4), (4,4), (2,8), (4,8), (3,9), (3,15)}

2

3

4

2
4
8
9
15

Pasangan berurut pada relasi dari himpunan P ke himpunan Q
dapat digambarkan dengan diagram panah, seperti gambar
berikut:
P Q
R = {(2,2), (2,4), (4,4), (2,8), (4,8),
(3,9), (3,15)}

Representasi Relasi
Representasi Relasi Dengan Tabel

Relasi Biner dapat direpresentasikan ke dalam Tabel. Kolom
pertama tabel menyatakan Daerah Asal, sedangkan kolom
kedua menyatakan Daerah Hasil.
P Q
2 2
2 4
4 4
2 8
4 8
3 9
3 15
P adalah daerah asal
Q adalah daerah Hasil
Relasi Invers

Relasi Invers adalah kebalikan dari relasinya.
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B.
Invers dari relasi R, dilambangkan dengan R
-1
, adalah relasi
dari B ke A yang didefenisikan oleh:

R
-1
= {(b,a) (a,b) R}

Contoh:
1. Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita
defenisikan relasi R dari P ke Q dengan (p,q) R
jika p habis membagi q
maka kita peroleh:
R = {(2,2), (2,4), (4,4), (2,8), (4,8), (3,9), (3,15)}
R
-1
adalah invers dari relasi R, yaitu dari Q ke P, maka kita
peroleh:
R
-1
= {(2,2), (4,2), (4,4), (8,2), (8,4), (9,3), (15,3)}
Mengkombinasikan Relasi
Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan berurut, maka
operasi himpunan seperti irisan, gabungan, selisih dan beda
setangkup antara dua relasi atau lebih juga berlaku.
Dengan kata lain, jika R1 dan R2 masing-masing adalah relasi dari
himpunan A ke himpunan B, maka operasi R1 R2, R1 U R2, R1
R2, juga adalah relasi dari A ke B.

Contoh:
Misalkan A = {a, b, c} dan B ={a, b, c, d}. Relasi R1 = {(a,a), (b,b), (c,c)}
dan relasi R2 = {(a,a), (a,b), (a,c), (a,d)} adalah relasi dari A ke B. Kita
dapat mengkombinasikan kedua buah relasi tersebut seperti berikut:

R1 R2 = {(a,a)}
R1 U R2 = {(a,a), (b,b), (c,c), (a,b), (a,c), (a,d)}
R1 R2 = {(b,b), (c,c)}
R2 R1 = {(a,b), (a,c), (a,d)}




Fungsi
Fungsi adalah pasangan berurutan antara 2 himpunan yang
memisahkan setiap anggota himpunan daerah asal dengan
tepat satu anggota himpunan daerah kawan.
Dapat dituliskan dengan notasi:

f : A B
Yang artinya, f memetakan A ke B.

Nama lain untuk fungsi adalah pemetaan atau transformasi.

a


b

A
B
f
Fungsi f memetakan A ke B
Fungsi Invers
Fungsi Invers adalah kebalikan dari fungsi awalnya.
Misalkan F adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B.
Invers dari relasi F, dilambangkan dengan f
-1
.

Contoh:
Misalkan Relasi f = {(1,u), (2,w), (3,v)} dari A = {1, 2, 3} ke B =
{u, v, w} adalah fungsi yang berkoreponden satu-satu. Invers
fungsi f adalah f
-1
= {(u,1), (w,2), (v,3)}

Misalkan anggota himpunan A ={Irma, Wawan, Andi} dan anggota
himpunan B = {1RA, 1RB, 1RC} adalah fungsi dengan
koresponden satu-satu. Jika direlasikan dari A ke B = {(Irma,
1RA), (Wawan, 1RB), (Andi,1RC)}, maka Invers dari fungsi
tersebut adalah:

f
-1
= {(1Ra, Irma), (1RB, Wawan), (1RC, Andi)}

PERMUTASI & KOMBINASI
Permutasi adalah jumlah urutan berbeda dari pengaturan
objek-objek.

Permutasi merupakan bentuk khusus aplikasi aturan
perkalian.

Menurut kaidah perkalian permutasi dari n objek adalah:

n(n 1) (n 2) ... (2)(1) = n!
Contoh :
1. H = {a, b, c}
Hitung permutasi yang terdapat pada himpunan H
tersebut!
Jawab:
3! = 3 x 2 x 1 = 6
Penjelasan:
H = {a, b, c}
I = {a, c, b}
J = {b, a, c}
K = {b, c, a}
L = {c, a, b}
M = {c, b, a}
Kombinasi adalah pengelompokan atau pemilihan dari
semua / sebagian elemen dari suatu himpunan tanpa
memperhatikan susunan pemilihannya.

Kombinasi adalah bentuk khusus dari Permutasi. Jika
pada permutasi urutan kemunculan diperhitungkan, maka
pada kombinasi, urutan kemunculan diabaikan. Urutan
abc, bca, dan acb dianggap sama dan dihitung sekali.

Kaidah umum Kombinasi n objek adalah:

nC(n,r) = n!
r! (n r)!
Contoh :
1. Hitunglah : a. C (10, 5)
b. C (7, 3)
Jawab:
a. 10!
(10 5)! 5!
=
10.9.8.7.6.5.4.3.2.1
5.4.3.2.1.5.4.3.2.1
30240
120
= = 252

b. 7!
(7 3)! 3!
=
7.6.5.4.3.2.1
4.3.2.1.3.2.1
5040
24
= = 210
2. Seorang petani membeli 3 ekor sapi, 2 ekor kambing dan
4 ekor ayam dari seorang yang mempunyai 6 ekor sapi, 5
ekor kambing dan 8 ekor ayam. Ada berapa banyak
pilihan petani tersebut?
Jawab:
Sapi = C (6, 3)

=
6.5.4.3.2.1
3.2.1.3.2.1
= =
6!
(6 3)! 3!
120
6
20 cara
=
8.7.6.5.4.3.2.1
4.3.2.1.4.3.2.1
= =
8!
(8 4)! 4!
1680
24
70 cara
Ayam = C (8, 4)
=
4.3.2.1
2.1.2.1
= =
4!
(4 2)! 2!
24
2
12 cara
Kambing = C (4, 2)
Sehingga banyaknya cara yang didapatkan dari
kombinasi ini adalah:
20 x 70 x 12 = 16800 cara

You might also like