You are on page 1of 12

DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN

A. VULVA
Kelainan yang bisa menyebabkan distosia ialah oedema vulva, stenosis vulva, kelainan
bawaan, varises, hematoma, peradangan, kondiloma akuminata dan fistula.

1. Oedema Vulva
Bisa timbul pada waktu hamil, biasanya sebagai gejala pre eklamsia akan tetapi dapat pula
mempunyai sebab lain misalnya gangguan giza. Pada persalinan lama dengan penderita
dibiarkan mengedan terus, dapat pula timbul oedema pada vulva. Kelainan ini umumnya jarang
merupakan rintangan bagi kelahiran per vaginam.

2. Stenosis Vulva
Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus-ulkus yang
sembuh dengan parut-parut yang dapat menimbulakn kesulitan. Walaupun umumnya dapat
diatasi dengan mengadakan episiotomi, yang cukup luas. Kelainan congenital pada vulva yang
menutup sama sekali hingga hanya orifisium utrethra eksternum tampak dapat pula, terjadi.
Penanganan ini ialah mengadakan sayatan median secukupnya untuk melahirkan kepala.

3. Kelainan Bawaan
Atresia vulva dalam bentuk atresia hymenalis yang menyebabkan hematokolpos,
hematimetra dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi.
4. varises
Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai, vagina, vulva dan
wasir. Serta dapat menghilang setelah kelahiran. Hal ini karena reaksi system vena pembuluh
darah seperti otot-otot di tempat lain melemah akibat hormone estroid.
Bahaya varises dalam kehamilan dan persalinan adalah bila pecah dapat mengakibatkan fatal
dan dapat terjadi pula emboli udara. Varises yang pecah harus dijahit baik dalam kehamilan
maupun setelah lahir.
5. Hematoma
Pembuluh darah pecah sehingga hematoma dijaringan ikat yang renggang divulva, sekitar
vagina atay ligamentum latum. Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma misalnya
jatuh terduduk pada tempat yang keras atau koitus kasar. Bila hematoma kecil resorbsi
sendiri, bila besar harus insisi dan bekuan darah dikeluarkan.
6. Peradangan
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina dan dapat terjadi akibat
infeksi spesifik, seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis.
Sifilis disebabkan oleh troponema palladium. Luka primer di vulva sering tidak disadari
penderita dalam stadium 2 dijumpai kondiloma akuminata yaitu tonjolan kulit lebar-lebar
dengan permukaan licin, basah, warna putih atau kelabu dan sangat infeksius. Wanita hamil
fluor albus harus diperiksa kemungkinan lues di samping pemeriksaan gonorea,
trikomoniasias dan kandidiasis. Gonorea dapat menyebabkan vulvovaginitis dalam
kehamilan dengan keluhan fluor albus dan disuria.Bayi yang lahir dengan ibu yang menderita
gonorea dapat mengalami blenora neonaturum.
Trikomoniasis vaginalis yang disebabkan parasit golongan protozoa menimbulkan gejala
fluor albus dan gatal. Pasangan pria dapat ditulari melalui persetubuhan dan sebaliknya dia
dapat menulari pasangan wanita. Penularan dapat terjadi juga melalui handuk.
7. Kondiloma Akuminata
Merupakan pertumbuhan pada kulit selaput lender yang menyerupai jengger ayam jago.
Berlainan dengan kondiloma latum permukaan kasar papiler, tonjolan lebih tinggi, warnaya
lebih gelap. Sebaiknya diobati sebelum bersalin, banyak penulis menganjurkan insisi dengan
elektrocavteratau atau dengan tingtura podofilin. Kemungkinan residiv selalu ada penyebab
rangsangan tidak berantas lebih dahulu atau penyakit primernya kambuh.
8. Fistula
Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal biasanya terjadi pada waktu bersalin baik
sebagai tindakan operatif maupun akibat nekrosis tekanan. Tekanan lama antara kepala dan
tulang panggul gangguan sirkulasi sehingga terjadi kematian jaringan local dalam 5-10 hari
lepas dan terjadi lubang. Akibatnya terjadi inkotenensia alvi. Fistula kecil yang tidak disertai
infeksi dapat sembuh dengan sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontra
indikasi per vaginam.

B. VAGINA
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Kelainan Vagina
Pada aplasia vagina tidak ada vagina dan ditempatnya introitus vagina dan terdapat
cekungan yang agak dangkal atau yang agak dalam.Terapi terdiri atas pembuatan vagina
baru beberapa metode sudah dikembangkan untuk keperluan itu, operasi ini sebaiknya pada
saat wanita bersangkutan akan menikah. Dengan demikian vagina dapat digunakan dan
dapat dicegah bahwa vagina buatan dapat menyempit. Pada atresia vagina terdapat
gangguan dalam kanalisasi sehingga terdapat satu septum yang horizontal, bila penetupan
vagina ini menyeluruh menstruasi timbul tapi darahnya tidak keluar, namun bila penutupan
vagina tidak menyeluruh tidak akan timbul kesulitan kecuali mungkin pada partus kala II.
2. Stenosis Vagina Kongenital
Jarang terdapat , lebih sering ditemukan septum vagina yang memisahkan vagina secara
lengkap atau tidak lengkap pada bagian kanan atau bagian kiri. Septum lengkap biasanya
tidak menimbulkan distosia karena bagian vagina yang satu umumnya cukup lebar, baik
untuk koitus maupun lahirnya janin.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan dan
harus dipotong dahulu. Stenosis dapat terjadi karena parut-parut akibat perlukaan dan
radang. Pada stenosis vagina yang tetap laku dalam kehamilan dan merupakan halangan
untuk lahirnya janin perlu ditimbangkan seksio ceaserea.
3. Tumor Vagina
Dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janinm per vaginam, adanya tumor vagina bisa
pula menyebabkan persalinan per vaginam dianggap mengandung terlampau banyak resiko.
Tergantung dari jenis dan besarnya tumor perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat
berlangsung secara per vaginam atau diselesaikan dengan seksio sesar.
4. Kista Vagina
Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller, letak lateral dalam vagina bagian
proximal, ditengah, distal di bawah orifisium urethra eksterna. Bila kecil dan tidak ada
keluhan dibiarkan tetapi bila besar dilakukan pembedahan. Marsupialisasi sebaiknya 3 bulan
setelah lahir.

C. SERVIKS
Kelainan yang penting berhubungan dengan persalinan ialah
1. Distosia Servikalis
Karena dysfunctional uterine action atau karena parut pada serviks uteri. Kala I serviks uteri
menipis akan tetapi pembukaan tidak terjadi, sehingga merupakan lembaran kertas dibawah
kepala janin. Diagnosis dibuat dengan menemukan lubang kecil yakni ostium uteri
eksternum ditengah-tengah lapisan tipis atau disebaut dengan konglutinasio orifisii eksterni
bila ujung, dimasukkan ke orifisium ini biasanya serviks yang kaku pada primi tua sebagai
akibat infeksi atau operasi.

D. UTERUS
1. Retroflexio Uteri
Retroflexio uteri gravida yang tetap menimbulkan abortus atau retroflexio uteri gravidi
incarcerate. Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur cukup
bulan. Jika ini terjadi, maka partus dapat terjadi rupture uteri.




2. Prolapsus Uteri
Biasanya prolapsus uteri yang inkomplit berkut\rang karena setelah bulan ke IV uterus naik
dan keluar dari rongga panggul kecil. Tetapi ada kalanya portio ini menjadi oedemateus.


3. Kelainan Bawaan Uterus
Secara embriologis uterus, vagina, servik dibentuk dari kedua duktus muller yang dalam
pertumbuhan mudigah mengalami proses penyatuan. Kelainan bawaan dapat terjadi akibat
gangguan dalam penyatuan, dalam berkembangnya kedua saluran muller dan dalam
kanalisasi.
Uterus didelfis atau uterus duplek terjadi apabila kedua saluran muller berkembang sendiri-
sendiri tanpa penyatuan sedikitpun sehingga terdapat 2 saluran telur, 2 serviks, dan 2
vagina.
uterus subseptus terdiri atas 1 korpus uteri dengan septum yang tidak lengkap, 1 serviks, 1
vagina, cavum uteri kanan dan kiri terpisah secara tidak lengkap. Uterus arkuatus hanya
mempunyai cekungan di fundus uteri. Kelainan ini paling ringan dan sering dijumpai. Uterus
birkornis unilateral. Radi mentarius terdiri atas 1 uterus dan disampingnya terdapat handuk
lain. Uterus unikornis terdiri atas 1 uterus, 1 serviks yang berkembang dari satu saluran
kanan dan kiri. Kelainan ini dapat menyebabkan abortus, kehamilan ektopik dan kelainan
letak janin.


DISTOSIA KARENA KELAINAN ALAT KANDUNGAN

1. Distosia Karena kelainan Vulva
Distosia vulva adalah persalinan yang sulit disebabkan karena atresia vulvae
(tertutupnya vulva), ada yang bawaan ada juga yang diperoleh misalnya karena radang atau
trauma (sulaeman,184)
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1) Oedema Vulva.
a. Definisi
Edema (oedema) vulva adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam
sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan) pada
vulva.
b. Etiologi
Edema bisa timbul pada waktu kehamilan. Biasanya sebagai gejala preeklamsi akan
tetapi dapat pula timbul karena sebab lain misalnya gangguan gizi atau malnutrisi atau pada
persalinan yang lama. Edema dapat juga terjadi pada persalinan dengan dispoporsi sefalopelvik
atau wanita mengejan terlampau lama (terus menerus), sedangkan kepala belum cukup turun.
c. Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menginspeksi adanya pembengkakan pada daerah
vulva


d. Penatalaksanaan
Istirahat cukup
Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung proteindan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
Kalau keadaan memburuk,kemungkinan dokter akan mempertimbangkan untuk
segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi


2) Kelainan Bawaan (Stenosis Vulva)
a. Definisi
Stenosis vulva merupakan kelainan congenital pada vulva yang menutup sama
sekali,atau dapat pula terjadi hanya orifisium uretra eksternum saja yang nampak/
penyempitan vulva/vagina atau akibat perlengketan dan parut karena peradangan atau
perlukaan pada persalinan yang lalu.
b. Etiologi
Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus-ulkus
yang sembuh dengan parut-parut yang dapat menimbulkan kesulitan.
c. Diagnosa
Adanya penutupan pada daerah vulva ataupun hanya terlihat bagian orifisium uretra
eksternum saja

d. Penatalaksanaan
Walaupun umumnya dapat diatasi dengan mengadakan episiotomi yang cukup luas
namun penanganan dengan sayatan median secukupnya untuk melahirkan kepala juga dapat
dilakukan tindakan persalinan dengan operasi.


3. Varises
a. Definisi
Pelebaran pembuluh darah vena yang terjadi pada vulva. Kejadian varises ini makin
meningkat pada kehamilan makin tinggi dan segera akan menghilang atau berkurang setelah
persalinan.
b. Etiologi
Hal ini karena reaksi sistem vena pembuluh darah, seperti otot-otot di tempat lain
melemah akibat hormone estrogen. Penyebab utama varises adalah lemah/rusaknya katup
pembuluh vena. Pada pembuluh vena terdapat katup katup yang berfungsi untuk menahan
agar darah tidak turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena
menyebabkan darah akan terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau lemah akan
membuat darah bergerak mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di dalam dan
menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah yang disebut sebagai varises.
c. Diagnosa
Pembuluh darah vena akan menonjol di permukaan kulit yang berwarna ungu atau biru
gelap biasa tampak seperti tali sepatu, Jika varises sudah kronik maka akan tampak pembuluh
darah vena yang menyerupai jaring laba laba (spider navy).
d. Penatalaksanaan
- Kurangi konsumsi garam dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
- Perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan yang dapat merangsang
sirkulasi darah, seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, jahe dan cabai merah.
Juga makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam folat,
kalsium dan zinc seperti gandum dan kacang kedelai (susu kedelai).
- Perbanyak makanan dan minuman yang mengandung antioksidan tinggi seperti sayur
sayuran hijau, buah apel, wortel dan jeruk.
- Jangan berdiri atau duduk terlalu lama.
- Pada saat tidur, tinggikan kaki anda, lebih tinggi dari posisi pinggul atau jantung anda. Posisi
kaki yang lebih tinggi dari jantung akan memudahkan aliran darah vena kembali ke jantung.
- Jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran darah
- Dapat diberikan obat-obatan : Venosan,Glyvenol,Venoruton,dan Varemoid.
- Dengan beberapa pertimbangan pada kasus dengan varises vulva yang besar dapat
dianjurkan persalinan dengan seksio sesarea.


4. Peradangan
a. Definisi
Peradangan pada vulva biasa disebut dengan vulvitis
b. Etiologi
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina
Dapat terjadi akibat infeksi spesifik, seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis.
Dapat terjadi akibat infeksi non spesifik seperti : eksema,pruritus vulvae,skabie,pedikulus
pubis,bartholinitis.
c. Penatalaksanaan
- Pada kehamilan,radangan tersebut harus diobati.Obat yang diberikan harus dipikirkan
apakah mempunyai efek buruk terhadap anak terutama dalam proses pertumbuhan
organogenensis.
- Dalam pertolongan persalinan menghadapi peradangan sebaiknya mengirimkan penderita ke
tempat yang dapat memberikan pertolongan yang adekuat.









2. Distosia karena kelainan vagina
Distosia vagina adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan yang
dikarenakan adanya kelainan pada vagina yang menghalangi lancarnya perrsalinan.
Distosia dapat disebabkan karena kelainan his (his hipotonik dan his hypertonik), karena
kelainan besar anak, bentuk anak (hidrocefalus, kembar siam, prolaps tali pusat), letak anak
(letak sungsang, letak melintang), serta karena kelainan jalan lahir.
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Kelainan Vagina (Aplasia vagina)
a. Definisi
Pada aplasia vagina tidak ada vagina dan ditempatnya introitus vagina dan terdapat
cekungan yang agak dangkal atau yang agak dalam.
b. Etiologi
Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga terdapat satu septum
yang horizontal, bila penetupan vagina ini menyeluruh menstruasi timbul tapi darahnya tidak
keluar, namun bila penutupan vagina tidak menyeluruh tidak akan timbul kesulitan kecuali
mungkin pada partus kala II
c. Penatalaksanaan
sebaiknya mengirimkan penderita ke tempat yang dapat memberikan pertolongan yang
adekuat.




2. Stenosis Vagina Kongenital
a. Definisi
Stenosis jarang terdapat , lebih sering ditemukan septum vagina yang memisahkan
vagina secara lengkap atau tidak lengkap pada bagian kanan atau bagian kiri. Septum lengkap
biasanya tidak menimbulkan distosia karena bagian vagina yang satu umumnya cukup lebar,
baik untuk koitus maupun lahirnya janin.
Septum tidak lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan
dan harus dipotong dahulu.
b. Etiologi
Stenosis dapat terjadi karena parut-parut akibat perlukaan dan radang.
c. Penatalaksanaan
Pada stenosis vagina yang tetap kaku dalam kehamilan dan merupakan halangan untuk
lahirnya janin perlu ditimbangkan seksio ceaserea.





3. Tumor Vagina
Tumor vagina merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam, adanya tumor
vagina bisa pula menyebabkan persalinan pervaginam dianggap mengandung terlampau
banyak resiko. Tergantung dari jenis dan besarnya tumor perlu dipertimbangkan apakah
persalinan dapat berlangsung secara per vaginam atau diselesaikan dengan seksio sesar.
4. Kista Vagina
a. Definisi
Kista adalah tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Bentuknya kistik,
berisi cairan kental dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara,
cairan, nanah.
b. Etiologi
Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller, letak lateral dalam vagina
bagian proximal, ditengah, distal di bawah orifisium urethra eksterna. Bisa berukuran kecil dan
besar sehingga bukan saja mengganggu pertumbuhan namun dapat pula mempersulit
persalinan.
c. Penatalaksanaan
jika kecil maka tidak menghalangi turunnya kepala,tidak mengganggu persalinan.Setelah
3 bulan pasca persalinan dilakukan ekstirpasi tumor.Bila besar dan menghalangi turunnya
kepala untuk mengecilkannya dilakukan aspirasi cairan tumor.

3. Distosia Karena Kelainan Uterus / Serviks
Distosia serviks uteri adalah terhalangnya kemajuan persalinan disebabkan kelainan
serviks uteri. Walaupun his normal dan bayi, kadang-kadang pembukaan serviks jadi macet
karena ada kelainan yang menyebabkan serviks tidak mau membuka.




Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Retroflexio Uteri
a. Definisi
Adalah uterus hamil yang semakin lama semakin besar terkurung dalam rongga
panggul,tidak dapat keluar memasuki rongga perut. Kehamilan pada retrofleksi uteri tidak
banyak dijumpai karena kemampuan mobilisasi uterus selama hamil dan melepaskan diri dari
ruangan pelvis minor. Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur
cukup
b. Etiologi
Terkurung uterus,mungkin uterus retrofleksi,tertahan karena adanya perlekatan-
perlekatan atau oleh sebab lain yang tidak diketahui (fiksata).Terdapat kemungkinan dari nasib
kehamilannya :
Koreksi spontan : dimana pada kehamilan 3 bulan korpus dan fundus naik masuk kedalam
rongga perut.
Abortus : hasil konsepsi terhenti berkembang dan keluar,karena sirkulasi
terganggu.
Koreksi tidak sempurna : dimana bagian yang melekat tetap tertinggal sedangkan bagian uterus
yang hamil naik masuk ke dalam rongga perut disebut retrofleksia uteri gravidi partialis.Nasib
kehamilan selanjutnya bisa abortus, partus prematurus,terjadi kesalahan letak dan bersalin
biasa.





2. Prolapsus Uteri
a. Definisi
Prolapsus uteri atau turunnya uterus dapat dibagi menjadi 3 tingkat :
Tingkat I : Uterus turun dengan serviks uteri sampai introitus vagina
Tingkat II : Sebagian uterus keluar dari vagina
Tingkat III : Uterus keluar seluruhnya dari vagina dengan inversion
vaginae.
Biasanya prolapsus uteri yang inkomplit berkurang karena setelah bulan ke IV uterus naik dan
keluar dari rongga panggul kecil.
b. Etiologi
Terjadi karena kelemahan ligament endopelvik terutama ligamentum tranversal dapat
dilihat pada nullipara dimana terjadi elangosiopoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi
ada enterokele.Pada keadaan ini fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang
kerenggangannya
Persalinan lama dan sulit:
- Meneran sebelum pembukaan lengkap
- Laserasi dinding vagina bawah pada kala 2
- Penatalaksaan pengeluaran plasenta
- Reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik
- Pada menopause
- Karena hormon estrogen telah berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi melemah.



c. Diagnosa
- Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan dengan pemeriksaan
dengan jari.Apakah porsio uteri pada posisi normal tau porsio sampai introitus vagina atau
apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina.Selanjutnya penderita diminta berbaring dengan
posisi litotomi ditentukan pula panjangnya servik uteri.Servik uteri yang lebih panjang dari biasa
dinamakan elongasio kolli.
- Pada sistokel dijumpai didinding vagina depan benjolan kistik lembek dan tidak nyeri tekan.

d. Penatalaksaan
Indikasi melakukan operasi pada prolapsus uteri tergantung dari beberapa factor seperti
umur penderita,keinginannya untuk mendapatkan anak atau untuk mempertahankan
uterus,tingkat prolapsus dan adanya keluhan.







Ada 4 jenis kelainan pada serviks uteri:
1) Serviks kaku yakni suatu keadaan dimana seluruh servik kaku. Keadaaan ini sering dijumpai
pada primigravida tua atau karena adanya parut-parut bekas luka atau bekas infeksi atau pada
tersinoma serviks.
2) Kejang atrau kaku serviks dibagi 2, dikatakan primer: mungkin disebabkan oleh rasa takut atau
pada primigravida tua atau sebab psikis. Sekunder: oleh karena luka-luka dan infeksi yang
sembuh dan meninggalkan parut.
3) Serviks gantung (hanging cervix) adalah suatu keadaan dimana ostium uteri eksternum dapat
terbuka lebar, sedangkan ostium uteri internum tidak mau membuka. Serviks akan
menggantung seperti corong.
4) Serviks konglumer (conglumeratio cervix) suatu keadaan dimana ostium uteri eksternum tidak
mau membuka. Keadaan ini sering kita jumpai pada wanita dengan prolaps uteri yang menjadi
hamil atau dengan serviks dan portio yang panjang ( elongatio seervicisat portionis) dalam hal
ini serviks dapat menjadi tipis, namun ostium uteri eksternum tidak membuka atau hanya
membuka 5cm.
5) Edema serviks, Bila dijumpai edema yang hebat dari serviks disertai hematoma dan nekrosis
ini merupakan tanda adanya obstruksi. Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit
antara kepala dan jalan lahir sehingga terjadi gangguan sirkulassi darah dan cairan yang
menimbulkan edema serviks.

Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan beberapa kali moment opname pemeriksaan dalam
yaitu his baik tetapi pembukaan serviks tidak bertambah dan pemeriksaan dilakukan 2-3 kali
antara 1-2 jam.
Penanganan
Pada kondisi serviks yang kaku setelah ditegakkan diagnosa memang serviks kaku dan
setelah pemberian obat-obatan seperti valium dan phetidin tidak merubah sifat kekakuan
tindakan kita adalah melakukan ceesar. Jika adanya serviks gantung bila dalam observasi
keadaan tetap begitu dan tidak ada kemajuan pembukaan ostium uteri internum, maka
pertolongan yang tepat adalah caesar.

Daftar Pustaka
Nugraheny, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : Cv Trans Info
Media
Manuba, dkk. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi. http:// books.google.co.id/books
Distosia+karena+kelainan+alat+kandungan.htm online. Minggu, 22 september 2013, Pukul
14.30

You might also like