You are on page 1of 3

KINDS OF EXPRESSING

No
.
Expressing of symphaty Respond
1. I cant do my test verry well. Im sorry to hear that
2. Im sorry Ok, dont think about that.
3. Im sorry for your loss Thank you foryour concern
4. Dont cry, you must strong Thanks for support.
5. I've been rather sick lately. I hope you feel better soon.
6. I have many problems Sorry, I cant help all your problem.
7. It would be OK soon. I would be OK, thank you very much
for your support
8. I take my sympathy to you Thanks for your sympathy


No. Expressing of apologize Respond
1. Im sorry. Ok, no problem.
Im OK
2. I apologize for my attitude Ok, dont repeat it again
3. I am sorry for disturbing It doesnt matter
4. Please, forgive me for coming late Don't worry.
5. Dont be angry with me! I never angry with you
6. Dont sold me, please! I dont sold you
7. Im sorry, I cant comply with
your wishes
Dont worry
8. Im sorry, I didnt do it on
purpose
Dont worry


No. Expressing of graditude Respon
1. Thanks a million. Dont mention it.
2 Thanks a lot. It was my pleasure
3. Many thanks Forget it.
4. I can't repay you for what you
have done
Thats okay
5. You have been very helpful Youre wellcome.
6. I am very grateful for the
information
Do not mention it.
7. Thank you Youre wellcome.









Bisa karena terbiasa

Fredi, cepat bangun! Sudah siang kalian sekolah nggak?! Huh mama ini,
setiap hari teriak-teriak nggak ada habisnya. Cepat mandi. Kata mama saat
memasuki kamarku. Aku tak menjawab karena aku merasa sebal. Mama selalu
mengganggu mimpi indahku. Aku berjalan gontai menuju kamar mandi. Di dalam
kamar mandi, aku tak segera mandi. Aku mencoba mengingat-ingat mimpiku
semalam. Saat merasa ada seorang yang sedang berjalan menuju kamar mandi, aku
mulai mandi, takut kalau mama ngomel lagi.
Ya, beginilah aktifitas pagi ku yang selalu dihiasi omelan mama. Aku
memang agak sulit untuk melakukan aktifitas di pagi hari. Saat matahari muncul
penuh, biasanya aku baru mulai mandi. Sejak mama tahu kalau aku di sekolah
selalu datang terlambat, mama pasti membangunkanku pukul 05.00. Menurutku,
itu sanagt pagi untuk memulai aktifitas.
Ma, Fredi kok masih belum bisa ya bangun sendiri tanpa di bangunkan?
kata papa memulai perbincangan dengan mama. Belum terbiasa mungkin pa.
Biasanya kan dia bangun pukul 06.30. kata mama. Ya, tapi anak itu sudah besar
ma sudah kelas 1 SMP semua aktifitas yang dia lakukan pasti membutuhkan
pertolongan. Apa dia terlalu kita manjakan? Ya, bisa saja pa. Kita coba pelan-
pelan, pasti dia berubah.
Malam ini, aku tak sesemangat biasanya. Padahal malam ini ada acara
kesukaanku. Ini gara-gara uang sakuku mama kurangi. Padahal uang saku yang
lama saja sudah mepet. Kata mama kita harus bisa memanfaatkan uang sekecil
apapun nominalnya. Jika kita terbiasa melakuaknnya pasti tidak akan berat.
Esok paginya, aku tak mendengar teriakan mama memanggilku. Biasanay
pukul 05.00 mama sudah sibuk membangunkanku. Tetapi, untuk kali ini tidak.
Aku berpikir bahwa mama sengaja melakukan ini agar aku terbiasa bangun pagi
tanpa dibangunkan. Aku melangkah keluar dari kamarku. Tetapi, aku tidak
menjumpai mama, papapun juga tidak ada. Kemana mereka? Apa ada hal yang
sangat penting sehingga pergi pagi-pagi? Ah mungkin saja. Itu kan pekerjaan
mereka. Pekerjaanku hanya belajar, bermain, dan membahagiakan mereka saja.
Ma mama..! aku tak mendapat jawaban dari mama. Aku bertanya pada
pembantuku tapi ia hanya menggelengkan kepala saja. Aku mencoba menghubungi
mama, tapi nomornya tidak aktif. Ah mama ini kemana sih aku kan butuh bantuan
mama. Aku menjalankan semua aktifitas siang ini dengan hati yang dongkol.
Setelah makan, pembantuku tak mau mencucikan piringku. Akhirnya aku yang
mencucinya sendiri. Karena tidak bisa mencuci dengan benar, aku telah
memecahkan sebuah piring dan sebuah gelas. Hebat! Batinku baru pertama kali
mencuci dua barang ludes sama Fredi. Anehnya pembantuku juga tak memarahiku.
Ia juga tak membereskan sisa pecahan gelas dan piring tadi. Lagi-lagi, aku yang
harus membersihkannya sendiri.
Sudah tiga bulan aku melakukan hal ini berturut-turut. 10 gelas dan piring
ludes dalam 3 hari. Tetapi, akhir-akhir ini aku sudah bisa melakukan pekerjaan
rumah dengan baik. Hebatnya aku juga sudah bisa memasak walaupun masakan
pertamaku telah membunuh seekor tikus. Aku rasa masakan pertamaku enak tetapi
kenapa tikus itu bisa mati? Aku juga heran. Pembantuku yang mencicipi pun aku
buat sakit perut selama 2 hari. Selain itu, aku juga telah membuat sepupuku
Rafaella Chandraseta
VII-F
14
kepeleset gara-gara aku terlalu banyak memasukkan obat pel. Padahal obat pel
yang diberikan tidak boleh terlalu banyak dari airnya. Korbannya bukan hanya
pembantuku, dan sepupuku saja. Kelinciku juga mengalami nasib yang sama. Aku
salah membeli makanan hewan instant. Seharusnya, aku membeli untuk kelinci,
tetap aku membeli untuk kucing. Akhirnya kelinciku sempat sakit selama satu
minggu. Saat aku menyetrika baju, aku merasa ingin ke belakang. Aku lupa kalau
aku menyetrika baju. Akhirnya aku menonton kartun kesukaanku. Setengah jam
kemudian aku mencium bau gosong. Di dapur, tidak ada orang. Aku baru ingat
kalau menyetrika baju. Alhasil, setrika yang aku gunakan rusak. Warnanya hitam
pekat dan baunya tak sedap. Aku menertawakan diriku sendiri. Betapa bodohnya
aku.
Aku mulai pamer pada teman-temanku. Aku sudah bisa membeli mainan
yang aku sukai dengan uang jajan yang mama transfer setiap minggunya. Padahal,
teman-temanku beluma ada satupun yang bisa membeli mainan itu. Wah saku
semakin senang. Teman-teman sangat mengagumiku sekarang. Katanya, aku
sangat berbeda dari tiga bulan yang lalu dengan sekarang. Memang, aku pun juga
merasa demikian. Tetapi aku rindu mama, dan papa. Mama, papa kalian dimana?
Sore harinya setelah aku pulang les, aku mendapati mobil papa. Aku
berlonjak kegirangan karena papa, dan mama pulang. Ternyata dugaanku salah.
Papa, dan mama belum pulang. Pak sopirku membawa mobil papa pulang karena
sudah selesai di service. Aku memasuki kamar dengan langkah gontai. Saat akan
membuka handle pintu, aku merasa perkataan pak sopir tadi ada yang ganjil.
Perasaan mobil papa tidak rusak deh. Akhirnya aku membuka pintu kamar dan
mendapati seorang wanita dan seorang pria.
Mama, Papa! Fredi kangen. Mama sama papa kemana aja kok sudah tiga
bulan nggak pulang? Aku udah ngrusakin banyak benda disini.
Mama pulang kok saat malam hari saat kamu sudah terlelap. Dan berangkat
pagi-pagi sebelum kamu bangun. Bagaimana Fredi, akmu senang?
Enggak lah ma, pa. tapi Fredi tahu kenapa mama selalu ngomong BISA
KARENA TERBIASA. Kalau kita terbiasa melakukan suatu hal, pasti kita akan
bisa. Sekarang Fredi mandiri loh pa, ma.
Itu yang papa sama mama harapkan nak. Kamu bisa mandiri. Menjalankan
semua aktifitas tanpa bantuan. Tetapi kalau memang membutuhkan bantuan, kamu
bisa minta tolong kami.
Iya pa. Makasih ya pa, ma atas pelajaran yang mama sama papa beriakan.
Love you ma, pa

You might also like