You are on page 1of 20

PEMBAHASAN UMUM

KONJUNGTIVITIS
Definisi
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva yaitu peradangan pada selaput
lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata.
1
Etiologi
Konjungtivitis dapat disebabkan infeksi oleh bakteri, virus, klamidia, jamur
ataupun parasit; alergi; kimiawi atau iritatif; ataupun idiopatik. Beberapa penyebab
konjungtivitis disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Penyebab konjungtivitis
Bakteri iperakut !purulen"
Neisseria gonorhoeae, Neisseria meningitides, Neisseria meningitidis
subsp kochii
#kut !mukopurulen"
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus aegyptius
$ubakut
Haemophilus influenzae
%enahun, termasuk blefarokonjungtivitis
Staphylococcus aureus, Moraxella lacunata
&enis jarang !akut, subakut, menahun"
Streptococci, Moraxella catarrhalis, Coliform, Proteus,
Corynobacterium
diphtheriae, Mycobacterium tuberculosis
Klamidia Tra'homa !Chlamidia trachomatis serotipe #()"
Konjungtivitis inklusi !Chlamidia trachomatis serotipe *(K"
+imfogranuloma venereum!+,-" !Chlamidia trachomatis serotipe +1(."
-irus Konjungtivitis folikuler virus akut
*emam faringokonjungtivitis !adenovirus tipe . dan / dan serotipe
lain"
Keratokunjungtivitis epidemika !adenovirus tipe 0 dan 11"
-irus erpes $impleks
Konjungtivitis hemoragik akut !enterovirus tipe /2, 'o3sa'kievirus
tipe #45"
Konjungtivitis folikuler virus menahun
-irus Molluscum contangiosum
Blefarokonjungtivitis
-irus vari'ella(6oster !herpes 6oster"
-irus 'ampak
7i'ketsia
!jarang"
Konjungtivitis non purulen dengan hyperemia dan sedikit infiltrasi
Tifus, %urine Tifus, $'rub tifus, 7o'ky mountain spotted fever,
*emam %editerranean, *emam 8
9ungal
!jarang"
:ksudatif menahun
)andida
,ranulomatosa
Rhinosporidium seebri, Coccidioides immitis !$an &oa;uin -alley
fever", Sporotrix schnckii
Parasit
!jarang"
Konjungtivitis dan blefarokonjungtivitis menahun
nchocerca !ol!ulus, "helazia californiensis, #oa loa, $scaris
lumbricoides, "richinella spiralis, Schistosoma haematobium, "aenia
solium, Pthirus pubis, larva lalat !estrus o!is, dll"
<munologik
!alergi"
7eaksi hipersensitivitas segera !humoral"
Konjungtivitis demam jerami !rumput, bulu hewan, dll"
Konjungtivitis vernal !musim semi"
Keratokonjungtivitis atopik
7eaksi hipersensitivitas tertunda !seluler"
Phly'tenulosis
Konjungtivitis ringan sekunder terhadap blefaritis kontak
Penyakit autoimun
Keratokonjungtivitis si''a pada sindrom $jogren
Pemphigod 'i'atri3
Kimiawi=
<ritatif
<atrogenik
%iotika, <do3uridine, obat topikal lain, larutan lensa kontak
Berhubungan dengan pekerjaan
#sam, basa, asap, angin, 'ahaya ultraviolet, bulu ulat
<diopatik 9olikulosis, Konjungtivitis folikuler menahun, 7osasea okuler, Psoriasis,
:rythema multiforme mayor !sindrom $tevens(&ohnson" dan minor,
*ermatitis herpetiformis, :pidermolisis bulosa, Keratokonjungtivitis
limbi' superior, Konjungtivitis ligneosa, $indrom 7eiter, $indrom
limfonodus mukokutaneous !penyakit Kawasaki"
Bersama
penyakit
sistemik
Penyakit tiroid !terpapar, kongestif", Konjungtivitis en'ok, Konjungtivitis
karsinoid, $arkoidosis, Tuberkulosis, $ifilis
$ekunder
terhadap
dakriosistitis=
kanalikulitis
Konjungtivitis sekunder terhadap dakriosistitis
Pneumococci atau Streptococci beta%haemolitik
Konjungtivitis sekunder terhadap kanalikulitis
$ctinomyces israelli, Candida spp, $spergilius spp !jarang"
Penatalaksanaan
Fasilitas pi!e
Berikan tetes=salep mata khloramfenikol !2.>?(1?" @ kali sehari selama minimal
. hari bila di'urigai infeksi bakteri
Berikan tetes air mata buatan @ kali sehari bila di'urgai iritasi, infeksi dan alergi
selama .(> hari
Bila gejala tidak berkurang=menetap, rujuk ke dokter spesialis mata
Fasilitas sek"n#e
Berikan tetes=salep mata antibiotik spektrum luas 5(@ kali sehari bila di'urigai
infeksi bakteri
Berikan tetes=gel lubrikan atau air mata buatan bila iritasi
*i'ari faktor predisposisi penyakit yaitu sistemik !diabetes mellitus, TB), kondisi
imunitas yang rendah, 'a'ingan, kondisi immunocompromised dll" dan faktor
lokal !dry eye, obstruksi duktus nasolakrimalis dll"
Keadaan konjungtiva diperiksa . hari hingga didapatkan perbaikan klinis. Bila
tidak ada perbaikan, memburuk atau terjadi komplikasi dalam 1 bulan, dirujuk ke
dokter mata konsultan <nfeksi dan <munologi atau klinik mata tersier
Fasilitas tesie
Berikan tetes=salep antibiotika sesuai hasil gram atau kultur, @ kali sehari bila
infeksi bakteri
Berikan tetes=gel mata lubrikan dan air mata buatan bila iritasi, infeksi dan alergi
Pemeriksaan klinis faktor predisposisi lokal !dry eye, obstruksi duktus
nasolakrimalis dll",dilanjutkan penatalaksanaan terhadap kelainan tersebut.
Pemeriksaan laboratorium lengkap darah, urin, feses bila di'urigai faktor
predisposisi penyakit sistemik
Berikan terapi oral=parenteral sistemik bila ditemukan faktor predisposisi sistemik
sesuai hasil konsultasi bagian yang bersangkutan
Keadaan konjungtiva di periksa tiap . hari hingga didapatkan perbaikan klinis dan
evaluasi pengobatan terhadap faktor predisposisi sistemik dan lokal
Kon$"ngti%itis neonato"!
Banyak organisme yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada mata
neonatus, namun kuman yang paling sering dihubungkan dengan kelahiran adalah
Aeisseria gonorrhea dan )hlamydia tra'homatis. erpes merupakan virus yang dapat
menyebabkan konjungtivitis neonatorum yang dapat menyebabkan kerusakan mata yang
parah, namun insidens kasus herpes jarang bila dibandingkan dengan kasus yang
lainnya.
>
Brganisme ini biasanya didapatkan saat sang ibu menjalinkan hubungan seksual.
*i #merika $arikat, 'hlamydia dan gonorrhea merupakan penyakit menular seks !$T*"
yang paling sering ditemukan. Kasus konjungtivitis 'hlamydia dan gonorrhea sering
ditemukan.
>
$ang ibu dapat tanpa gejala saat melahirkan, tapi bakteri atau virus yang ada,
dapat menyebabkan terjadinya konjungtivitis pada neonatus. Aeonatus yang terinfeksi
akan mun'ul sekret mata 1 hari sampai 4 minggu setelah lahir. %ata yang terinfeksi akan
akan membengkak, merah dan sakit.
>
,onorrhea dapat menyebabkan perforasi kornea
dan kerusakan yang signifikan pada struktur mata yang lebih dalam.
@
)hlamydia kurang
distruktif berbanding gonorrhea.
5
%enyadari bahwa kejadian konjugtivitis yang sering ditemukan, semua rumah
sakit menyarankan penggunaan perak nitrat atau antibiotik tetes seperti erythromy'in
pada mata neonatus untuk men'egah infeksi.
>
Definisi
Konjungtivitis neonatorum adalah konjungtivitis yang mun'ul dalam bulan
pertama kelahiran, dapat bersifat septik atau aseptik. Konjungtivitis neonatorum aseptik
biasanya merupakan konjungtivitis yang disebabkan oleh bahan kimia misalnya larutan
perak nitrat yang sering digunakan sebagai profilaksis konjungtivitis yang infeksius.
Bakteri, 'hlamydia, dan virus merupakan penyebab utama konjungtivitis septik.
>
Aeonatus biasanya terpapar dengan agen infeksius ini saat melewati jalan lahir dalam
proses persalinan.
1
Patofisiologi
Konjungtiva adalah membran mukosa transparan dan tipis yang membungkus
permukaan posterior kelopak mata !konjungtiva palpebra" dan permukaan anterior sklera
!konjungtiva bulbi".
4
Konjungtiva terdiri dari epitel skuamos tipis yang tidak berkeratin,
dengan subtansia propia yang mengandung pembuluh limfatik, sel seperti limfosit, sel
plasma, sel mast dan makrofag. konjungtiva juga mengandung kelenjar lakrimalis dan sel
goblet. Karena lokasinya agen infeksius dapat menempel pada konjungtiva dan merusak
defense mechanism sehingga menimbulkan gejala(gejala klinis seperti mata merah,
sekret, iritasi, rasa panas, sensasi penuh di sekitar mata, dan dapat juga fotofobia.
.
Patologi konjungtivitis neonatorum dipengaruhi oleh anatomi jaringan
konjungtiva pada neonatus. Peradangan pada konjungtiva dapat menyebabkan pelebaran
pembuluh darah, kemosis dan sekresi yang yang berlabihan. 7eaksi ini akan berkembang
menjadi lebih serius karena imunitas yang belum sempurna, ketiadaan jaringan llimfoid
pada konjungtiva, dan ketiadaan air mata saat lahir.
Fek&ensi
>
*i #merika $arikat !#$", insidens konjungtivitis neonatorum yang infeksius
berkisar antara 1(4?, tergantung taraf sosioekonomi daerah. :pidemiologi konjungtivitis
neonatotum sudah mulai berubah sejak penggunaan perak nitrat diperkenalkan untuk
men'egah oftalmia akibat gonokokus. )hlamydia dilaporkan sebagai agen infeksius yang
paling sering menyebabkan oftalmia neonatorum di #$ dengan insidens @.4 per 1222
kelahiran hidup.
<nsidens yang labih tinggi ditemukan pada negara yang sedang membangaun.
7umah sakit Aairobi melaporkan insidens konjungtivitis akibat genokokus dan
'hlamydia adalah 52 per 1222 dan 02 per 1222 kelahiran hidup. +ebih dari >2?
neonatus di Aairobi menderita konjungtivitis genokokus. Penggunaan profilaksis tidak
dilakukan pada daerah ini.
Angka kesakitan #an ke!atian
>
%ortalitas dan morbilitas tergantung keterlibatan sistemik. $ampai saat ini, belum
ada informasi yang rasmi menyatakan mortilitas konjungtivitis neonatorum.
Pe'an#ingan antaa kon$"ng$"ngti%itis #engan pel'agai etiologi
1,4,.,5,>,@
Konjungtivitis %asa inkubasi ,ejala dan tanda $itologi Pengobatan
Kimiawi ari pertama <njeksi
konjungtiva
ringan(
kerusakan
permanen
konjungtiva atau
kornea
Aegatif
,enokokus .(> hari Parah, sekret
purulenta,
bilateral,
keterlibatan
kornea, sistemik
*iplokokus intra
dan ekstra
selular ,ram !("
o Profilaksis
perak nitrat 1?,
erythromy'in
2.>?,
tetra'y'line 1?
o povidone(
iodine 4.>?
o neonatus yang
lahir dari ibu
yang menderita
genorrhea harus
mendapat injeksi
peni'illin , <%
)hlamydia >(15 hari 7ingan( sekret
mukoid, edem
palpebra,
pseudomembran,
sistemik
<nklusi intra(
sitoplasmik
,iemsa positif
o :rythromy'in
oral !>2
mg=kg=d
divided ;id".
o Topikal
erythromy'in
erpes 4 minggu Keterlibatan
okular menyertai
infeksi sistemik
herpes, lesi
herpes pada
palpebra, ulkus
mikrodendritik
atau geografik.
o #'y'lovir
sistemik .2
mg=kg=day <-
divided tid,
atau !5>(@2
mg=kg=d".
o selama 15(41
hari
o 1? trifluridine
atau .?
vidarabine
ointment.
+ain(lain +ebih ringan,
edema palpebra,
injeksi
konjungtiva,
kemosis
Brganisme
,ram !(" atau
!C"
o :rythromy'in=
ba'itra'in D
gram(positif
o ,entami'in=
tobramy'in D
gram(negatif
organisms
o &ortified '
Pseudomonas
Gono(ea
,onorrhea merupakan penyakit menular seksual atau sexually transmitted disease
!$T*". ,onorrhea disebabkan oleh Aeisseria gonorrhoeae, sejenis bakteri yang dapat
bertumbuh dan berkembang biak di dalam media yang hangat dan lembab seperti di
traktus reproduksi, termasuk diantaranya adalah serviks, uterus, tuba fallopii pada
perempuan dan di dalam uretra pada laki(laki dan perempuan.
0
Bakteri ini juga dapat
tumbuh di dalam anus, mulut, tenggorokan, bahkan mata.


@
Ge$ala #an tan#a
0

+ebih dari separuh penderita laki(laki dan perempuan tidak merasakan gejala dan
tanda ,onorrhea. Bila gejala mun'ul, biasanya pada hari 4 sampai dengan hari ke >
sertelah terpapar, namun ada juga yang tidak timbul gejala sampai dengan .2 hari pas'a
paparan. ,onorrhea tidak memberikan gejala, ke'uali ia telah tersebar ke organ tubuh.
,ejala pada perempuan
Pada perempuan, gejala awal biasanya ringan sehingga sering dianggap sebagai
infeksi saluran kemih atau infeksi vagina. #ntara gejala yang mungkin timbul adalah;
Kesakitan dan sering membuang air ke'il
,atal(gatal pada anus, nyeri, perdarahan atau terdapat duh tubuh
*uh vagina yang abnormal
Perdarahan vagina yang abnormal setelah koitus atau diantara menstruasi
,atal pada genital
Perdarahan mentruasi yang tidak la6im
Ayeri abdomen bawah
*emam dan lemas
Pembengkakan dan nyeri pada kelenjar di muara vagina
Ayeri koitus
Ayeri tenggorokan
Konjungtivitis

,ejala yang sering ditemukan pada laki(laki
*uh uretra
*isuri
Proktitis dan=atau faringitis
Fakto isiko
0
ubungan seks dengan penderita
Multiple sex partners
$osioekonomi rendah
Tidak menggunakan kondom
7iwayat berhubungan seks dengan tuna susila
7iwayat $T* berulang
Ko!plikasi
0

Pel!ic inflammatory disease !P<*" pada 12(52? kasus yang tidak diobati
Peritonitis
Penularan dari ibu ke anak melalui jalan lahir dapat menyebabkan infeksi mata
neonatus, oftalmia neonatorum, konjungtivitis neonatorum, faringitis neonatorum
:ndokarditis
#rtritis
Kon$"ngti%itis Gonoe Neonato"!
/
Konjungtivitis gonore neonatorum, terjadi penularan saat bayi melewati jalan
lahir.
Manifestasi klinis
@,/,0
%anifestasi klinis konjungtivitis ,B dapat lebih parah daripada jenis opthalmia
neonatorum lainnya. Emumnya ditemukan konjungtivitis dengan sekret yang purulen dan
bilateral. Keterlibatan korne dapat berupa edema epitel difus. Kondisi ini dapat berlanjut
menjadi perforasi, bahkan endoftalmitis dalam waktu yang singkat mengingat
kemampuan kuman berpenetrasi pada epitel yang intak dan menginvasi intrasel. <nilah
sebabnya konjungtivitis ,B harus disingkirkan pada setiap kasus konjungtivitis. Pada
konjungtivitis ,B dapat pula ditemukan manifestasi sistemik seperti rhinitis, stomatitis,
arthiritis, meningitis, infeksi anore'tal dan septikemia.
Presentasi biasanya antara 1(. hari setelah kelahiran.
TandaD hiperakut, konjungtivitis purulen, dapat terjadi kemosis dan terkadang
terbentuk pseudomembran. &ika tidak diobati kornea dapat ikut terkena.
5

%ata merah
7asa mengganjal, gatal dan berair = sekret
Kelopak mata bengkak
Emumnya tidak ada penurunan tajam penglihatan
Ana!nesis #an pe!eiksaan
%eskipun presentasi klinisnya berbeda sesuai etiologi, Aamur sulit untuk
menentukan penyebab pasti konjungtivitis neonatal melalui manifestasi klinis saja.
Terdapat beberapa o!erlap pada manifestasi klinis satu sama lain.
$e'ara umum perlu ditanyakan mengenai onset berkaitan dengan periode
inkubasinyaD
Konjungtivitis akibat 6at nimia, sekunder terhadap pemberian perak nitrat
umumnya terjadi pada hari pertama kelahiran dan menghilang se'ara spontan
dalam 4(5 hari.
Konjungtivitis ,B umumnya terjadi pada hari ke .(> hari estela kelahiran, Aamur
dapat pula terjadi lebih lambat.
Konjungtivitis 'lamidia memiliki masa inkubasi berkisar >(15 hari.
Konjungtivitis herpes umumnya bermanifestasi klinis pada minggu kedua setelah
kelahiran.
9asilitas primer
7iwayat trauma =kelilipan, kontak dengan penderita mata merah, riwayat iritasi
dan alergi = hipersensitivitas !udara, debu, obat, makanan dll"
Pemeriksaan dengan lampu senter dan lup untuk melihat konjungtiva bulbi dan
tarsal, dan memastikan pada kornea tidak ditemukan kelainan akibat peradangan
konjungtiva
9asilitas sekunder
7iwayat trauma = kelilipan, kontak dengan penderita mata merah, riwayat iritasi
dan alergi = hipersensitivitas !udara, debu, obat, makanan dll"
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan kartu $nellen dan koreksi terbaik
menggunakan pinhole
Tekanan intraokuler !T<B" diukur dengan 'ara palpasi
Pemeriksaan dengan slitlamp untuk menilai keadaan konjungtiva bulbi, tarsal,
forniks dan kornea
o %elihat gambaran sekret !serosa, mukopurulen, purulen"
o %elihat gambaran folikel, papil pada konjungtiva tarsal superior dan
inferior, dan konjungtiva forniks
o %elihat gambaran injeksi dan modul pada konjungtiva bulbi
o %emastikan tidak ditemukan kelainan pada kornea
o %elihat kelainan pada komposisi air mata, obstruksi kelenjar meibom
Pemeriksaan swab sekret dengan pewarnaan gram bila di'urigai infeksi bakteri
9asilitas tersier
7iwayat trauma = kelilipan, kontak dengan penderita mata merah, riwayat iritasi
dan alergi = hipersensitivitas !udara, debu, obat, makanan dll"
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan kartu $nellen dan koreksi terbaik
menggunakan pinhole
Tekanan intraokuler !T<B" diukur dengan 'ara palpasi
Pemeriksaan dengan slitlamp untuk menilai keadaan konjungtiva bulbi, tarsal,
forniks dan kornea
o %elihat gambaran sekret !serosa, mukopurulen, purulen"
o %elihat gambaran folikel, papil pada konjungtiva tarsal superior dan
inferior, dan konjungtiva forniks
o %elihat gambaran injeksi dan modul pada konjungtiva bulbi
o %emastikan tidak ditemukan kelainan pada kornea
o %elihat kelainan pada komposisi air mata, obstruksi kelenjar meibom
+akukan dokumentasi foto keadaan konjungtiva dan kornea
Pemeriksaan swab sekret sekret konjungtiva dengan pewarnaan gram bila
di'urigai infeksi bakteri
Pemeriksaan kultur swab sekret konjungtiva dengan agar darah domba ,agar
tioglikolat. Pemeriksaan komposisi air mata dengan uji $'hirmer, uji break up
time !BET", uji 9erning, uji anel melalui pungtum lakrimalis untuk menilai ada
atau tidak sumbatan.
Tatalaksana
$ekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih !direbus" atau dengan
garam fisiologik setiap F jam.
#ntibiotik $istemik
Penisilin >2.222 unit=kg BB selama / hari
1
)eftriakson 14> mg dosis tunggal <%
Kanami'in /> mg oral
4
#ntibiotik topikal
$alep penisilin
1,5
Pose#" Stan#a Diagnostik #an Pengo'atan)Tin#akan Bagian Mata FKUI)*S+M
$ekret konjungtiva
1. Pemeriksaan standar rutin yang terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan mata
4. *iagnosis banding D
Bbtruksi duktus naso lakrimalis
Konjungtivitis e' bakteri ! A.gonorrhea, $tafilokokus, $treptokokus,
.<nfluen6a ", virus, )hlamydia, 6at kimia.
.. Pemeriksaan penunjang
+aboratorium D sediaan langsung sekret na bila perlu disertai kultur dan tes
resisten
Tes #nel, bila di'urigai obstruksi nasolakrimalis
Konsul ke bagian Bbstetri(,eniklogi bila di'urigai menderita konjungtivis
,enorrhea
Konsul ke bagian Kulit dan Kelamin
5. Penderita berobat jalan
>. Keterangan tambahan
Penanganan konjungtivitis tergantung dari penyebabD
1. A.,onorrhea
Penderita dirawat diruang isolasi
PP >2,222 <E=kgbb dibagi kedalam 4 dosis per hari selama / hari
Bila setelah / hari pemberian, pemeriksaan sediaan langsung sekret masih
positif, dilakukan pemeriksaan kultur dan resisten
Bila pasien menolak dirawat, PP dapat diganti dengan 'eftria3one im=iv dosis
tunggal >2mg=kgbb yang diberikan di poliklinik
Galf mata penisilin setiap H jam dengan sebelumnya dibersihkan sekret mata
Bila terdapat keratitis atau ulkus, dapat di berikan $ulfas #tropin 4 kali sehari
Pasien dikatakan sembuh bila pemeriksaaan sediaan langsung sekret . hari
berturut(turut memberi hasil negatif
Terhadap orang tua, pemeriksaan dan pengobatan bila ditemukan
A.,enorrhea= infeksi saluran kemih
4. Bakteri lain
Galft antibiotik spektrum luas
Bila setelah 1 minggu tidak membaik, dilakukan pemeriksaan kultur dan
resistensi
.. -irus
Galf antiviral D vidarabin, ido3uridin, 6ovira3
5. )hlamydia
$istemik D :rythromy'in 52mg=kgbb=hari oral dalam . dosis selama 4(.
minggu
+okal D 6alf tetra'ydine 5dd selama . minggu
I,UST*ASI KASUS
IDENTITAS
Aama D Putri
Esia D 11 hari
#lamat D Bekasi
IDENTITAS O*ANG TUA
Aama ibu D Ay. %aryani
Esia D 44 tahun
#gama D <slam
Pendidikan D $%E
Pekerjaan D ibu rumah tangga
Aama ayah D Tn. &aka
Esia D .5 tahun
#gama D <slam
Pendidikan D $%E
Pekerjaan D $upir truk
KE,UHAN UTAMA
Kedua mata belekan sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit.
*I-A.AT PEN.AKIT SEKA*ANG
$ejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit nenek pasien mengeluhkan kedua mata
pasien belekan, dengan kotoran yang berwarna kuning keputihan, banyak dan lengket.
14 hari sebelum masuk rumah sakit pasien dibawa kedokter anak dan diberikan
amoksiling bubuk dan salep !nenek pasein tidak tahu nama salepnya". Aamun tidak ada
perbaikan, akhinya pasien dibawa ke 7$)%. Tidak ada demam.
Pada ibunya diketahui ada riwayat keputihan dan gatal(gatal pada kemaluan saat
hamil.
*I-A.AT PEN.AKIT DAHU,U
(
*I-A.AT PEN.AKIT KE,UA*GA
Tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti pasien.
*I-A.AT KE,AHI*AN DAN *I-A.AT KEHAMI,AN
)ukup bulan !52 minggu", lahir spontan, langsung menangis, ditolong bidan, dengan
berat lahir .522 gram, panjang badan >2 'm.
$elama kehamilan ibu pasien mengaku tidak ada riwayat minum jamu, obat(obatan
warung !seperti panadol, bodre3". 7iwayat demam, perdarahan disangkal. 7iwayat
keputihan dan gatal(gatal dikemaluan ada, namun tidak pernah berobat.
Pasien merupakan anak kedua dari 4 bersaudara.
*I-A.AT KEBIASAAN/ SOSIA, DAN EKONOMI
#yah pasien seorang supir truk yang sering berpergian keluar kota. 7iwayat hubungan
seksual dengan selain istri tidak diketahui.
<bu pasien seorang ibu rumah tangga. 7iwayat hubungan intim dengan selain suami
disangkal.
PEME*IKSAAN FISIK ! 5 $eptember 422@ "
Keadaan Emum D baik
KesadaranD Kompos mentis
Tanda vital D T*D sulit dinilai, 9AD 1223=menit, 9PD 453=menit, $D afebris
Berat badan D ../22 gram
Pemeriksaan %ata
Kanan Pemeriksaan Kiri
Kesan projeksi 'ahaya
baik
-isus Kesan projeksi 'ahaya
baik
$ulit dinilai ,erak bola mata $ulit dinilai
Brthoforia
$ekret !C", lengket, edem Palpebra $ekret !C", lengket, edem
$ulit dinilai Konjungtiva $ulit dinilai
$ulit dinilai Kornea $ulit dinilai
$ulit dinilai Bilik mata depan $ulit dinilai
$ulit dinilai <ris I Pupil $ulit dinilai
$ulit dinilai +ensa $ulit dinilai
$ulit dinilai Badan ka'a $ulit dinilai
$ulit dinilai 9unduskopi $ulit dinilai
n=p T<B n=p
Pe!eiksaan Pen"n$ang
Pewarnaan gram D *iplokokus CC
P%A C
DIAGNOSIS
Konjungtivitis neonatorum e' Neisseria gonorhoeae B*$
TE*API
7en'ana rawat inap di ruang isolasi
Penisilin prokain , 4>.222 E 4J <% selama / hari
$alep penisilin tiap 1> menit
P*OGNOSIS
8uo ad vitam D bonam
8uo ad fun'tionam D dubia ad bonam
8uo ad sana'tionam D bonam
DISKUSI

Penegakan diagnosis konjungtivitis neonatorum N( )onorrhoe B*$ pada pasien
ini berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pasien
perempuan usia 11 hari datang dengan keluhan utama kedua mata belekan sejak 15 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pada pasien ini didapatkan sekret purulen, lengket, dan
banyak. Keluhan seperti ini mengarah ke suatu keadaan konjungtivitis, dimana sekret
purulen biasanya disebabkan oleh Neisseria gonorhoeae, Neisseria meningitides,
Neisseria meningitidis. Berdasarkan data orang tua yaitu ibu pasien juga mengalami
keputihan saat hamil maka dipikirkan hal ini berhubungan dengan penyakit kelamin ibu.
*itambah lagi data bahwa bapak pasien adalah sopir yang sering keluar kota, dimana hal
tersebut meningkatkan risiko melakukan seks bebas !melakukan seks selain dengan istri".
Timbulnya gejala pada pasien ini sesuai dengan masa inkubasi Neisseria, yaitu selama .(
> hari setelah terpapar.
%anifestasi klinis konjungtivitis neonatorum ,B dapat lebih parah daripada jenis
opthalmia neonatorum lainnya. Emumnya ditemukan konjungtivitis dengan sekret yang
purulen dan bilateral. Keterlibatan kornea dapat berupa edema epitel difus. Kondisi ini
dapat berlanjut menjadi perforasi, bahkan endoftalmitis dalam waktu yang singkat
mengingat kemampuan kuman berpenetrasi pada epitel yang intak dan menginvasi
intrasel. <nilah sebabnya konjungtivitis ,B harus disingkirkan pada setiap kasus
konjungtivitis.
*ari hasil pemeriksaan penunjang, yaitu pewarnaan gram sekret didapatkan hasil
kuman diplokokus intraseluler CC dan P%A C. $ehingga dapat ditegakkan bahwa kuman
penyebab konjungtivitis adalah Neisseria gonorhoeae( *engan demikian maka diagnosis
pada pasien ini adalah konjungtivitis neonatorum e.' Neisseria gonorhoeae(
Tatalaksana yang diberikan kepada pasien sesuai dengan tatalaksana pada
konjungtivitis neonatorum e.' Neisseria gonorhoeae yaitu pemberian penisilin injeksi
>2.222 <E=kgBB, berdasarkan berat badan pasien saat ini yaitu ./22 gram K 5 kg maka
dibutuhkan penisilin sebesar 422.222 <E, namun pada pasien ini diberikan 4>.222 <E
penisilin salep yang diberikan setiap 1> menit sekali dimana sebelum diberikan sekret
dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih !direbus" atau dengan garam fisiologi.
*an pada pasien ini dianjurkan untuk dirawat. $elain itu untuk kedua orang tua pasien
dianjurkan untuk memeriksakan keputihannya dan mengobatinya. $erta menjelaskan
tentang risiko(risiko seks bebas.
Prognosis se'ara keseluruhan pada pasien ini baik, dimana ;uo ad vitamnya baik
karena penyakit konjungtivitis ini tidak mengan'am nyawa. 8uo ad fun'tionamnya dubia
ad bonam, karena penyakitnya sudah berlangsung lama yaitu 15 hari, hal yang
dikhawatirkan telah terjadi komplikasi seperti ulkus kornea, 8uo ad sana'tionamnya
baik, diharapkan dengan penjelasan yang baik kepada orang tua pasien maka penyakit ini
tidak terulang lagi.
DAFTA* PUSTAKA
1. <lyas $. %ata merah dengan penglihatan normal. *alamD <lyas $. <lmu penyakit
mata, edisi .. Balai Penerbit 9KE<. &akarta.4225.hal142(52.
4. $'hwab <7, *awson )7. Konjungtiva. *alamD -aughan *,, #sbury T, 7iordan(
:va P. Bftalmologi umum edisi 15. Lidya %edika. &akarta.4222.hal11(11@.
01 $ilverman %#. )onjun'tivitis. *iunduh dari &&&1e!e#i2ine12o!. *iakses 41
#gustus 422@
5. Kanski &&. *isorders of the 'onjun'tiva. *alamD Kanski &&. )lini'al
ophthalmology systemi' approa'h. 5
th
ed. Butterworth einemann.
+ondon.4222.p>@(/1
31 Pajmudar P#. )onjungtivitis #llergi'. *iunduh dari &&&1e!e#i2ine12o!.
*iakses 41 #gustus 422
41 Kalpana KJ1 +onjun'tivitis, Aeonatal. *iunduh dari &&&1e!e#i2ine12o!
*iakses 41 #gustus 422@.
51 Da%i# SM1 )onjun'tivitis, Ba'terial. *iunduh dari &&&1e!e#i2ine12o! *iakses
41 #gustus 422@.
61 %ounir B. ,ono'o''us. *iunduh dari &&&1e!e#i2ine12o! *iakses 41 #gustus
422@.
1. 9KE<=7$)%. Prosedur standar diagnostik dan pengobatan=tindakan bagian mata
9KE<=7$)%. &akarta. 4222.

You might also like