You are on page 1of 12

Dermatoglifi

Dermatoglifi adalah ilmu tentang bentuk atau pola sidik jari. penelitian tentang sidik jari ini
telah dilakukan selama 200 tahun lebih. sidik jari memiliki bentuk yang tetap, tidak akan
mengalami perubahan dan berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya . penelitian
sidik jari diawali oleh Gouard Biddlo pada tahun 1865 dengan bukunya yang berisi detail
gambar sidik jari, kemudian dilanjutkan oleh professor bodang anatomi di universitas
barcelona yang melakukan observasi sidik jari melalui mikroskop. penelitian dan analisis
mengenai sidik jari ini terus menerus dilakukan hingga tahun 1962 oleh Harrold Cummins,
mengemukakan pertama kali mengenai kata Dermatoglifi. Perkembangna sidik jari ini
berhubungan atau sejalan dengan perkembangan sel-sel otak manusia. (nurulchaq, 2008)
Dermatoglifi diturunkan secara poligenik. sekali suatu pola dermatoglifi telah terbentuk,
maka pola itu akan tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, petumbuhan dan
perubahan lingkungan. (Hall dan Kimura, 1994)
Pola dermatoglifi berdasarkan klasifikasi Galton dibedakan atas 3 pola dasar yaitu arch
(busur), whorl (pusaran), loop (lengkung).
1. arch merupaka pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-garis
melengkung seperti busur.
ada 2 macam pola arch yaitu palin arch dan tented arch. sekitar 10% sidik jari manusia
berpola arch
2. Loop merupakan dermatoglifi berupa alur garis2 sejajar yang berbalik 1800. pada dasarnya
ada 2 macam loop yaitu loop ulna dan loop radial sedangkan pada kaki loop tibial dan loop
fibular.
3. Whorl merupaka pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang memutar
berbentuk pusaran. ada 4 macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket whorl, double
loop dan accidental whorl.( Soma, 2002).

Gambar pola sidik jari pada manusia

Pada manusia sidik jari terbentuk dimulai dari minggu ke 8 sampai minggu ke 16 setelah
pembuahan. perbedaan pola sidik jari dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya hormon,
jenis kelamin, faktor lingkungan dna kromosom. dari pola sidik jari dapat diketahui penyakit
turunan yang disebabkan oleh faktor genetis ( Mustofa, 2007)
Kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifi antara lain trisomi 13, 18 dan 21 (sindrom
down), sindrom turner, sindrom klinefelter dan sindrom cry-du-cat (thompson, 1991).
Dari kelainan sidik jari tersebut sudah banyak dilakukan penelitian di bidang genetika untuk
mengetahui pola sidik jari yang paling banyak ditemui pada faktor genetis, seperti pada
penyakit diabetes mellitus, obesitas, sindrom down, skizofrenia, disseleksia, bahkan sekarang
sidik jari sudah berkembang di bidang lain seperti dalam pembuatan e-ktp yang baru dibuat di
Indonesia (padahal sudah lama digunakan oleh negara maju), untuk mengetahui bakat anak,
bahkan di bidang kriminal dan untuk identifikasi jika terjadi kecelakaan yang mana jika
wajah korban susah dikenali, maka bisa diliat dari sidik jari korban.
tipe sidik jari yang terdapat pada obesitas adalah tipe loop (penelitian saya sendiri), pada
penyakit sindrom down tipe loop (penelitian teman saya siska), pada penyakit diabetes
mellitus tipe loop (maaf saya lupa nama peneliti nya), pada penderita skizofrenia tipe loop
(penelitian teman saya reni).
Dari data yang saya dapatkan, bisa dilihat bahwa tipe sidik jari yang paling dominan
membawa faktor genetis adalah tipe loop, tapi itu kembali lagi pada pedigree dari masing2
keluarga karena penyakit genetis akan diturunkan jika suatu keluarga tersebut memiliki garis
keturunan penyakit dari keturunan yang sebelumnya.
Saya salah satu orang yang sangat antusias jika belajar tentang sidik jari karena menurut saya
ALLAH sangat sempurna menciptakan manusia contoh kecil adalah sidik jari, bayangkan
saja sidik jari kita tidak akan pernah sama dengan siapa pun, walaupun seseorang itu kembar
siam (identik), sidik jari adalah ciri khas setipa manusia.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi semua pembaca ^_^


Sidik Jari
Saat ini, pola guratan-guratan
sidik jari tidak hanya digunakan untuk
mengidentifikasi pelaku-pelaku
kejahatan, tetapi juga bermanfaat dalam
bidang kedokteran klinik.1
Sidik yang
diperoleh dari ujung jari-jari, telapak
tangan serta telapak kaki sering
menunjukan pola abnormalitas yang khas
pada kelainan kromosom, sehingga dapat
membantu dalam penegakkan diagnosa.
Salah satu kelainan kromosom itu adalah
Sindrom Down (trisomi 21). Penyakit ini
pertama kali diperkenalkan oleh Langdon
Down pada tahun 1866 yang merupakan
suatu kondisi keterbelakangan
perkembangan fisik dan mental anak
yang diakibatkan adanya abnormalitas
perkembangan kromosom, yaitu adanya
tambahan kromosom kelompok G (No.21)
dengan kemungkinan mekanisme yaitu
non-disjunction (94%), translokasi (3%),
dan mozaikisme (3%).2 Diagnosa Sindrom
Down selain ditegakkan berdasarkan ciri-
ciri klinis dan pemeriksaan sitogenetik,
dapat juga ditunjang dengan
pemeriksaan dermatoglifi. 3
Menurut Olivier4 dermatoglifi atau
pola sidik jari didefinisikan sebagai
gambaran sulur-sulur dermal yang
pararel pada jari-jari tangan dan kaki,
serta telapak tangan dan telapak kaki.
Istilah dermatoglifi diperkenalkan
pertama kali oleh Cummin dan Midloo
pada tahun 1926. Secara anatomis
dermatoglifi akan membuat permukaan
kasar pada telapak tangan jari tangan,
telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi
dalam membantu proses memegang atau
berpijak sehingga tidak tergelincir.
Pembentukan dermatoglifi dimulai
dengan proliferasi sel epitel basal
epidermis volar pad sekitar minggu ke-10
sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel
kemudian membentuk lipatan-lipatan dan
menjadi rigi episermis. Pada bulan ke-
enam kehamilan pembentukan
dermatoglifi berakhir sepenuhnya. 5
Olivier4, membagi pola
dermatoglifi berdasarkan klasifikasi
Galton atas tiga pola dasar yaitu :
1. Arch : pola dermatoglifi yang dibentuk
oleh rigi epidermis yang berupa garis-
garis sejajar melengkung seperti
busur. Dua macam pola arch yaitu
plain arch dan tented arch.
2. Loop : pola dermatoglifi berupa alur
garis-garis sejajar yang berbalik 180.
Terdapat dua macam loop baik pada
tangan maupun kaki sesuai dengan
alur membuka garis-garis
penyusunnya. Pada tangan dikenal
loop radial dan loop ulnar sedang
pada kaki dikenal loop tibial dan loop
fibular.
3. Whorl : pola dermatoglifi yang
dibentuk oleh garis-garis rigi
epidermis yang memutar berbentuk
pusaran. Empat macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket loop,
double loop, dan accidental whorl. 6
Menurut Wertelecki dan Plato7,
komponen pola dermatoglifi ada tiga
yaitu garis tipe (type line), delta dan
pusat (core). Garis tipe adalah dua buah
garis yang paling dalam di daerah pola,
yang berjalan sejajar dan mengelilingi
daerah pola. Delta merupakan daerah
yang berbentuk segitiga dengan pusat
yang disebut triradii. Titik tengah dari
triradii disebut triradiant point.
Sedangkan core adalah pusat dari pola
dermatoglifi. Untuk menghitung jumlah
sulur pada pola sidik jari, diambil garis
dari triradiant point sampai ke pusat, lalu
hitung jumlah garis yang dilewati. Jumlah
garis-garis tersebut dinamakan jumlah
total sulur jari (Total Ridge Count = TRC).
Pola sidik jari yang dapat dihitung
sulurnya adalah loop (mempunyai 1
triradii) dan whorl (mempunyai 2 sampai
3 triradii). Sedangkan arch, tidak dapat
dihitung karena tidak memiliki triradii
sama sekali.
Pembentukan pola sangat kuat
ditentukan secara genetik dan tidak
dipengaruhi oleh faktor luar sesudah
lahir, sehingga para ilmuwan
mengembangkan dermatoglifi sebagai
alat dalam mendiagnosis penyakit
genetik.8 Hal ini terkait dengan beberapa
bukti bahwa pada orang-orang yang
mengalami kelainan genetik seperti
Sindrom Down ternyata memiliki
dermatoglifi yang khas dan berbeda
dengan orang normal.9
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui variasi pola sidik jari,
perbedaan distribusi pola pada jari-jari,
dan jumlah total sulur ujung jari pada
penderita Sindrom Down di SLB Bakhti
Kencana dan anak normal di SD Budi
Mulia Dua Yogyakarta. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan menambah data base
mengenai variasi gambaran sidik jari dan
distribusi pola-pola sidik jari serta jumlah
total sulur ujung jari pada kedua populasi
tersebut.
Sumber: JKKI (JUrnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia)


pewarisan sifat yang dikendalikan oleh gen majemuk (POLIGEN)
PEWARISAN SIFAT YANG DIKENDALIKAN OLEH GEN MAJEMUK (POLIGEN)
Di ajukan Untuk Memenuhi Laporan Praktikum
Pada Mata Kuliah Praktikum Genetika



Di susun Oleh :
Reny Tarminingsih 207 202 142
Kelompok V
Pendidikan Biologi/ B/ VI

Tanggal Praktikum : 30 Maret 2010
Tanggal Penyerahan : 6 April 2010


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
Judul Praktikum : Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh gen majemuk (poligen)
Tujuan Praktikum : Merinci prosedur untuk mendefinisikan pola dan jumlah sulur jari tangan
dan penentuan sidik jari tangan

PENDAHULUAN
Sifat fenotipik organisme yang berbeda ada dua macam, yaitu., Kualitatif dan kuantitatif. The
qualitative traits are the classical Ciri-ciri kualitatif adalah sifat Mendel klasik macam seperti
bentuk (misalnya, bulat atau kerut benih kacang polong); struktur (misalnya, bertanduk atau
hornless kondisi cattles); pigmen (misalnya, hitam atau lapisan putih kelinci percobaan), dan
antigen dan antibodi (misalnya, jenis golongan darah manusia) dan seterusnya. Organisme
memiliki memiliki sifat-sifat kualitatif yang berbeda (terpisah) dan kelas fenotipik dikatakan
menunjukkan variasi kontinu. Sifat-sifat kuantitatif Namun, secara ekonomi penting ciri-ciri
fenotipik diukur derajat seperti tinggi, berat, pigmentasi kulit, kerentanan terhadap penyakit
patologis atau intelijen dalam manusia; jumlah bunga, buah-buahan, biji-bijian, susu, daging
atau telur yang dihasilkan oleh tanaman atau hewan , dll sifat kuantitatif juga disebut ciri-ciri
metrik.

Pewarisan sifat-sifat kuantitatif atau warisan polygenic mengacu pada warisan dari fenotipik
karakteristik yang berbeda dalam derajat dan dapat dikaitkan dengan interaksi antara dua atau
lebih gen dan lingkungan mereka.

Sidik jari dibentuk sejak lahir. Pola whorl mempunyai genotip LL, pola Arch adalah ll ,
sedangkan pola heterozigot adalah looped Ll. Dermatoglifik adalah rigi epidermis (epidermal
ridge) pada kulit permukaan telapak tangan, jari tangan, telapak kaki, dan jari kaki pada
primata dan mamalia. Dermatoglifik terbentuk pada tonjolan-tonjolan (volar pad) kulit
telapak tangan, telapak kaki, jari tangan, dan jari kaki. Dermatoglifik diturunkan secara
poligenik. Sekali suatu pola dermatoglifik telah terbentuk, maka pola itu akan tetap
selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan). Menurut
Slatis et al. (1976), pola dasar dermatoglifik manusia semuanya berpola loop ulnar. Menurut
Schaumann dan Alter, 1976, pola dermatoglifik berdasarkan klasifikasi Galton dibedakan
atas tiga pola dasar yaitu arch (busur), whorl (pusaran), dan loop (lengkung). Disamping
ketiga pola dasar tersebut juga dikenal pola dasar open field yang berupa garis lurus sejajar.
Arch adalah pola dermatoglifik yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-garis
sejajar melengkung seperti busur. Ada dua macam pola arch yaitu plain arch dan tented arch.
Sekitar 10% sidik jari manusia berpola arch. (http//www.Jurnal
Veteriner@2002.Dermatoglifig .co.id/28-03-2010)
Hasil penelitian beberapa peneliti terdahulu menyatakan bahwa, dermatoglifi tipe pola dan
jumlah sulur ujung jari tangan dapat digunakan untuk membedakan ras, populasi, dan kasta.
Penurunan (heritabilitas) intensitas dari tipe pola, dan jumlah semua sulur ujung jari tangan
sangat tinggi. Variasi dermatoglifi pada populasi dapat terjadi karena adanya beberapa factor
seperti, seleksi, isolasi, dan genetic drift. Populasi dalam strata pendidikan dapat digunakan
untuk mengetahui perbedaan lapisan masyarakat berdasarkan dermatoglifi, karena pada setiap
kenaikan tingkat pendidikan seseorang berlaku seleksi. (http://Rafiah1990@pdf.Tipe pola
dan jumlah sulur ujung jari tangan,Jurnal UIJakarta/28-03-2010)
Dermatoglifi adalah gambaran sulur-sulur dermal yang paralel pada jari-jari tangan dan kaki,
serta telapak tangan, dan telapak kaki. Dermatoglifi pada setiap orang tidak mungkin persis
sama, tetapi bersifat sangat stabil dan tidak berubah sepanjang hidup kecuali bila terjadi
kerusakan yang sangat parah sampai lapisan sub dermis. Gambaran salur-salur dermal
ditentukan oleh banyak gen yang pengaruhnya saling menambah dan mungkin beberapa
diantaranya bersifat dominan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar sesudah lahir, misalnya
geografik, ekonomi, dan lain-lain. Sidik jari merupakan obyek yang menarik untuk diselidiki
dan telah digunakan baik untuk keperluan identifikasi, hubungan keturunan, maupun
membantu diagnosis.
(http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/DERMATOGLIFI.pdf/28-03-2010)
Komponen pola dermatoglifik ada tiga yaitu :
Garis tipe (type line)
Garis tipe adalah dua buah garis yang paling dalam di daerah pola, yang berjalan sejajar,
divergen, mengelilingi atau cenderung mengelilingi daerah pola. Daerah pola adalah cetakan
dermatoglifik yang mengandung pola dermatoglifik yang difinitif.
Delta dengan tri radii-nya
Delta merupakan daerah yang berbentuk segitiga dengan pusat yang disebut tri radii. Titik
tengah dari tri radii disebut triradiant point. Triradial point merupakan titik dari mana garis-
garis rigi epidermis dihitung.
pusat (core)
Sedangkan pusat (core) adalah pusat dari pola dermatoglifik.
(http://makalahbiologiku.blogspot.com/2009/12/genetik-jari-manusia_14.html/28-03-2010)
Walaupun secara umum garis-garis rigi epidermis yang membentuk pola dermatoglifik
kelihatan sama tetapi bila diamati secara seksama akan memperlihatkan detail yang berbeda-
beda. Detail struktur rigi epidermis oleh Galton disebut minutiae. Detail rigi ini sangat
bervariasi dalam jumlah, tipe, bentuk, dan posisi serta sangat khas untuk tiap individu. Detail
rigi sangat bernilai dalam penerapan dermatoglifik sebagai alat identifikasi. Namun pada
penerapan dermatoglifik sebagai alat diagnosis di bidang kedokteran (genetika) detail rigi ini
kurang punya nilai dan diabaikan .
(http://makalahbiologiku.blogspot.com/2009/12/genetik-jari-manusia_14.html/28-03-2010)
Variasi pola dermatoglifik suatu spesies berbeda dengan spesies yang lain dan menunjukkan
kekhasan pada spesies tersebut. Pada manusia bahkan ditemukan adanya perbedaan variasi
pola dermatoglifik antar etnis atau trah. Variasi pola dermatoglifik merupakan hasil gabungan
antara pengaruh genetik dan lingkungan prenatal. Gangguan proliferasi sel epitel epidermis,
tekanan pada kulit, gangguan pertumbuhan pembuluh darah perifer dan saraf perifer,
kekurangan pasokan oksigen, dan gangguan proses keratinisasi saat pertumbuhan embrio
dapat mempengaruhi variasi dermatoglifik. Gangguan-gangguan tersebut akan sangat nyata
pengaruhnya bila terjadi pada kehamilan sebelum berumur 19 minggu.
(http://makalahbiologiku.blogspot.com/2009/12/genetik-jari-manusia_14.html/28-03-2010)
ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
Bak stempel
Kertas tulis
Kaca pembesar Tinta stempel

CARA KERJA
Tempatkan kesepuluh jari tangan pada bak stempel yang sudah diberi tinta

Cetakkan masing-masing jari tangan yang bertinta pada kertas

Amati sidik jari dengan menggunakan kaca pembesar

Tentukan tipe pola sulurnya dan tulis hasil pengamatan pada tabel

HASIL PENGAMATAN
Tabel 2 Pola sulur untuk setiap kelompok


Tabel 3 Pengujian X2 data kelas

Keterangan :
E = (360 x 5)/100=18
= (360 x 70)/100=252
= (360 x 25)/100=90

Tabel 4 Jumlah jari tangan mahasiswa/mahasiswi



Tabel 5 Data kelas jumlah rigi pada jari



Tabel 6 Uji X2



Diketahui jumlah mahasiswa 6, mahasiswi 31
E = Jumlah mahasiswa x 144
= 6 x 144
= 864
E = Jumlah mahasiswi x 127
= 31 x 127
= 3937
d = O E - 1/2
= 925 864 - 1/2
= 61- 1/2
= 30,5
d = O E - 1/2
= 3821 3937 - 1/2
= - 116 - 1/2
= - 58

PEMBAHASAN
Poligen adalah salah satu dari suatu seri gen ganda yang menentukan pewarisan secara
kuantitatif. Pada praktikum ini mengamati sidik jari mengenai pola sulur jari dan jumlah rigi
pada kedua tangan.
Menurut Schaumann dan Alter, 1976, pola dermatoglifik berdasarkan klasifikasi Galton
dibedakan atas tiga pola dasar yaitu arch (busur), whorl (pusaran), dan loop (lengkung).
Arch adalah pola dermatoglifik yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-garis
sejajar melengkung seperti busur. Ada dua macam pola arch yaitu plain arch dan tented arch.




Gambar Pola Arch
Loop adalah pola dermatoglifik berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik 1800. Ada tiga
syarat yang harus dipenuhi agar suatu pola dermatoglifik dapat disebut sebagai loop, yaitu
ada pusat (core), memiliki delta dan paling sedikit ada satu garis rigi epidermis yang berbalik
1800 melintasi delta dan pusat.





Gambar. Pola loop
(http://digilib.unsri.ac.id/download/5%20-
%20PENGGUNAAN%20JARINGAN%20SARAF%20TIRUAN%20METODE%20BACKP
ROPAGATION%20UNTUK%20MEMPREDIKSI%20BIBIR%20SUMBING%20-
%20AMIKOM14082009.pdf. Diunggah 050410)
Whorl adalah pola dermatoglifik yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang memutar
berbentuk pusaran. Ada empat macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket loop,
double loop, dan accidental whorl.

Gambar : pola whorl
(http://Rafiah1990@pdf.Tipe pola dan jumlah sulur ujung jari tangan,Jurnal UIJakarta/28-03-
2010)
Pada praktikum yang dilakukan dalam tabel 1 pada hasil pengamatan di atas , itu melihat pola
sulur jari tangan kanan dan kiri dari individu. Ridge (sulur) yang dihitung adalah sulur-sulur
yang disentuh atau dilewati garis semu yang ditarik dari triradius ke titik pusat. Oleh karena
itu, sebelumnya harus ditentukan terlebih dahulu triradius dan titik pusatnya. Dalam
menentukan ridge count terdapat ketentuan bahwa garis dimana triradius dan titik pusat
terletak, tidak turut dihitung.
Hasil pengamatan pada tabel 1 (hasil pengamatan pada sulur jari) didapat hasil bahwa pola
sulur jari tiap individu berbeda, dan pola sulur yang paling banyak pada setiap individu
(kelompok 5) adalah pada pola loop sebanyak 45 sulur, pada pola arch 2 sulur dan pola whorl
13 sulur. Sedangkan perbandingan jumlah rigi antara laki-laki dan perempuan adalah 144
untuk laki-laki dan 127 untuk perempuan.
Pada tabel 2 mengamati pola sulur dari setiap kelompok ( kelas ). Terlihat pada hasil
pengamatan di atas, pada kelompok 1 mendapatkan hasil Arch = 2, Loop = 49, dan whorl = 9.
Pada kelompok 2 mendapatkan hasil Loop = 33, dan whorl = 17, disini pola Arch tidak ada.
Pada kelompok 3, Loop = 48, dan whorl = 12, disini pola Arch tidak ada juga. Pada
kelompok 4 mendapatkan hasil Arch = 1, Loop = 34, dan whorl = 35. Pada kelompok 5
mendapatkan hasil Arch = 2, Loop = 45, dan whorl = 13, dan pada kelompok 6 mendapatkan
hasil Loop = 48, dan whorl = 12, disini pola Arch tidak ada.
Pada tabel 3, yaitu membandingkan hasil pengamatan dengan tabel derajat kebebasan,
Literature menentukan untuk pola Arch sebanyak 5 % dengan batas angka maksimal 18, loop
sebanyak 70% dengan batas angka maksimal 252, whorl 25% dengan batas angka maksimal
90. Lihat pada tabel X2 berikut :
Daftar eks-kuadrat


Ket : < 0,05 = Dapat diterima
>0,05 = Tidak dapat diterima
Dengan melihat daftar eks-kuadrat dengan kemungkinan 0,05 maka untuk Arch ditolak
karena 9,38 > 0,05 (0,445), untuk loop mendapatkan nilai 0,09 yang berarti diterima karena
0,09 < 0,05 (0,445), untuk whorl mendapatkan nilai 0,71 yang berarti diterima karena 0,71 <
0,05 (0,445), maka dapat disimpulkan bahwa hanya Arch yang di tolak karena terlalu besar
penyimpangan dari yang seharusnya sesui dengan literature yaitu 5% atau 18 (dengan angka)
sedangkan yang di dapat hanya 5, di sini terjadi selisih angka 12, karena selisih angka yang
besar maka Arch tidak sesuai dengan literature. Penyimpangan terlalu besar. Hal ini terjadi
bisa karena beberapa faktor, diantaranya kurang teliti dalam penghitungan rigi, keadaan siswa
yang sudah lelah karena praktikum dilakukan pada sore hari, dll.
Pada tabel 4 bisa dilihat bahwa yang lebih dominan muncul di jari adalah pola loop dengan
masing-masing jumlah per jari data kelas : ibu jari 54, telunjuk 49, jari tengah 64, jari manis
34 dan kelingking 56. Maka yang paling dominan sulur loop pada jari tengah yaitu dengan
paling banyak jumlahnya (64). Dari data di atas juga bisa memperkuat pernyataan bahwa pola
Arch dominan dimiliki oleh suku negroid, terbukti pada percobaan ini pola arch hanya
ditemukan pada 2 jari saja. Sedangkan pola whorl pertengahan hal ini berarti orang Indonesia
mempunyai keturunan putih sedang karena whorl yang didapat pada percobaan hampir
mendekati pola loop. Hal ini sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa pola whorl
dominan dimiliki oleh suku kulit putih.
Pada tabel 6 menguji X2, dengan melihat tabel X2 di atas, yang sudah ada. hasil X2 dengan
jumlah rigi mahasiswa di kelas mendapatkan hasil 1,07 jika kemungkinan 0,05 maka hasil
dari uji X2 untuk jumlah rigi mahasiwa ditolak karena 1,07 > 0,05 (0,445). Jumlah rigi
mahasiswi kelas Pendidikan Biologi B smester VI mendapatkan hasil 0,854 jika
kemungkinan 0,05 maka hasil dari uji X2 untuk jumlah rigi mahasiswi ditolak karena 0,854 >
0,05 (0,445).

Pertanyaan
Samakah pola sulur jari tangan anda yang kanan dan yang kiri ? manakah pola yang
terbanyak ?
Pola manakah yang terbanyak di kelas anda ?
Buat kesimpulan dari hasil percobaan yang anda lakukan ?
Jawaban
Pola sulur jari tangan kanan dan kiri sama yaitu pola sulur loop
Pola yang terbanyak di kelas adalah pola loop sebanyak 257 sulur
Kesimpulan :
Poligen adalah salah satu dari suatu seri gen ganda yang menentukan pewarisan secara
kuantitatif. Pada praktikum ini mengamati sidik jari mengenai pola sulur jari dan jumlah rigi
pada kedua tangan.
Pola dermatoglifik berdasarkan klasifikasi Galton dibedakan atas tiga pola dasar yaitu arch
(busur), whorl (pusaran), dan loop (lengkung).
Hasil pengamatan pada tabel 1 (hasil pengamatan pada sulur jari) didapat hasil bahwa pola
sulur jari tiap individu berbeda, dan pola sulur yang paling banyak pada setiap individu
(kelompok 5) adalah pada pola loop sebanyak 45 sulur, pada pola arch 2 sulur dan pola whorl
13 sulur. Sedangkan perbandingan jumlah rigi antara laki-laki dan perempuan adalah 144
untuk laki-laki dan 127 untuk perempuan.



DAFTAR PUSTAKA
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.microbiologyproc
edure.com/genetics/quantitative-genetics-inherit-once-of-multiple-genes/quantitative-
genetics-inheritance-of-multiple-genes.htm/28-03-2010
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/
Quantitative_trait_locus/28-03-2010
http//www.Jurnal Veteriner@2002.Dermatoglifig .co.id/28-03-2010
http://Rafiah1990@pdf.Tipe pola dan jumlah sulur ujung jari tangan,Jurnal UIJakarta/28-03-
2010
http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/DERMATOGLIFI.pdf/28-03-2010
http://makalahbiologiku.blogspot.com/2009/12/genetik-jari-manusia_14.html/28-03-2010
http://digilib.unsri.ac.id/download/5%20-
%20PENGGUNAAN%20JARINGAN%20SARAF%20TIRUAN%20METODE%20BACKP
ROPAGATION%20UNTUK%20MEMPREDIKSI%20BIBIR%20SUMBING%20-
%20AMIKOM14082009.pdf. Diunggah 050410

ejournal.unsa.ac.id/index.php/ijcss/article/view/644/365

You might also like