You are on page 1of 19

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indera penglihatan sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia.
Penurunan penglihatan dan kebutaan menjadi masalah kesehatan yang utama. Menurut
data WHO 2011, katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan di negara
berkembang. Katarak senilis adalah penyebab kebutaan di dunia sebesar !" atau sekitar
1! juta #rang. $ingkat kebutaan di Ind#nesia pada tahun 200% men&apai urutan tertinggi
di 'sia $enggara yaitu sebesar 1,(" dari jumlah penduduk di Ind#nesia. )ekitar 1" dari
kebutaan tersebut disebabkan #leh katarak *+uhri, 200,-.
.iset Kesehatan /asar *.iskesdas- tahun 200( melap#rkan bah0a pr#p#rsi penduduk
usia %0 tahun ke atas yang pernah didiagn#sis katarak #leh tenaga kesehatan adalah
sebesar 1,!". Pr#p#rsi penduduk dengan gejala utama katarak *penglihatan berkabut dan
silau- dan pernah didiagn#sis dalam 12 bulan terakhir se&ara nasi#nal adalah sebesar
1(,%" *.iskesdas, 200(-.
Katarak merupakan kekeruhan lensa mata yang timbul karena adanya gangguan
metab#lisme pada lensa akibat denaturasi pr#tein lensa, hidrasi *penambahan &airan-
lensa, perubahan struktur jaringan pada serabut lensa, dan dep#sit kalsium #rth#1#s1at dan
kalsium #ksalat yang mengakibatkan gangguan penglihatan sampai kebutaan. Katarak
dipengaruhi #leh 1akt#r risik# internal dan eksternal. 2akt#r risik# internal adalah usia,
jenis kelamin, dan 1akt#r genetik. 2akt#r risik# ekternal adalah diabetes melitus, paparan
sinar ultra3i#let, indeks massa tubuh, mer#k#k, dan asam urat *Hutas#it, 20045 2riedman
et al., 2005 6eske et al., 2002-.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh, kekeruhan lensa ini terjadi akibat hidrasi *penambahan &airan- lensa,
denaturasi pr#tein, atau keduanya. Kekeruhan biasanya mengenai satu atau kedua mata
dan dapat berjalan pr#gresi1. Kekeruhan tersebut menyebabkan terganggunya 1ungsi lensa
sebagai media re1rakta sehingga menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan
*Ilyas, 2004-.
B. Anatomi dan Fisiologi
6ensa adalah struktur bik#n3eks yang transparan, a3askuler dan dibungkus #leh
&apsula. 6etak lensa dibelakang iris, didepan &#rpus 3itre#us. 6ensa digantung #leh
+#nula +inii yang menghubungkanya dengan &#rpus siliaris *)nell, 200,-.

am!ar ". Anatomi Lensa #ata $James% &''().
7agian8 bagian lensa, yaitu9
a. Kapsula elastis, yang membungkus struktur.
b. :pithelium &ub#ideum, yang terbatas pada permukaan anteri#r lensa
3
&. 2ibrae lentis, yang terbentuk dari epithelium &ub#ideum pada e;uat#r lentis. 2ibrae
lentis menyusun bagian terbesar lensa
d. K#rteks sebagai penyusun utama struktur lensa
e. <ukleus terdapat di bagian sentral lensa. *=ames, 200%5 )nell, 200,-.
Pada saat berkas &ahaya datang dari udara mele0ati bangunan yang bening pada mata
yang disebut dengan media re1rakta, maka &ahaya yang datang akan dibel#kkan. Media
re1rakta meliputi k#rnea, aqueous humor, lensa dan vitreous humor. 2ungsi lensa yaitu
untuk mem1#kuskan &ahaya ke makula lutea pada retina. /ari retina, &ahaya diubah ke
dalam impils listrik yang dihantarkan mele0ati ner3us #pti&us ke pusat penglihatan di
l#bus O&&ipital *Khurana, 200(-.
*. Etiologi
a. Katarak terkait usia
Hampir 40 " kasus katarak disebabkan karena pr#ses degenerasi> penuaan. ?0"
indi3idu berusia ,?8( tahun, (0" indi3idu berusia lebih dari (? tahun.
b. Katarak traumatik
Katarak traumatik sering disebabkan karena trauma benda asing pada lensa atau
trauma tumpul pada b#la mata. 6ensa akan menjadi putih segera setelah masuknya
benda asing karena gangguan *lubang- dari kapsul lensa menyebabkan aqeuous humor
dan vitreus humor menembus ke dalam struktur lensa *Harper, 200!-.
&. Katarak yang berkaitan dengan penyakit sistemik
/iabetes melitus dapat mempengaruhi kejernihan lensa,dan indeks re1raksi.
)eiring dengan meningkatnya kadar gula darah, maka meningkat pula kadar gluk#sa
dalam aqueous humor. @luk#sa dari aqueous humor masuk ke dalam lensa dengan &ara
di1usi, sehingga kadar gluk#sa dalam lensa juga meningkat. )ebagian gluk#sa tersebut
4
dirubah #leh enAim ald#se reduktase menjadi s#rbit#l yang dapat menyebabkan
pembengkakan serabut lensa. $imbunan s#rbit#l lensa akan meningkatkan tekanan
#sm#tik yang menyebabkan masuknya air ke dalam lensa sehingga terjadi
pembengkakan serabut lensa *)perdut#, 200-.
d. Katarak yang diinduksi #bat
K#rtik#ster#id yang diberikan dalam jangka panjang baik sistemik atau t#pikal
seperti prednis#n, prednis#l#n, deksametas#n, dan lain8lain dapat menyebabkan
kekeruhan lensa. Pat#1isi#l#gi katarak akibat k#rtik#ster#id antara lain melalui
pembentukan ikatan k#3alen antara k#rtik#ster#id dengan residu lisin pada lensa dan
penurunan kadar anti8#ksidan asam ask#rbat dalam &airan aqueous humor. Ikatan
k#3alen tersebut mengakibatkan terjadinya kekeruhan lensa pada katarak. )elain itu,
k#rtik#ster#id menghambat p#mpa <a8K pada lensa sehingga terjadi akumulasi &airan
dan k#agulasi pr#tein lensa yang menyebabkan kekeruhan lensa *)amadi, 20105
P#etker, 2010-.
e. Katarak k#mplikata
Katarak ini dapat berkembang sebagai e1ek langsung dari penyakit intra#kuler
yang mempengaruhi 1isi#l#gi lensa. Penyakit intra#kuler yang terkait dengan
pembentukan katarak adalah u3eitis kr#nis, dan glau&#ma *Harper, 200!-.
Perubahan lensa sering terjadi sebagai akibat sekunder dari u3eitis kr#nis.
7iasanya mun&ul katarak subkapsular p#steri#r. Pembentukan sinekia p#steri#r sering
berhubungan dengan penebalan kapsul lensa anteri#r dan perkembangan 1ibr#3askular.
Kekeruhan juga dapat terjadi pada tempat iris melekat dengan lensa *sinekia p#steri#r-
yang dapat berkembang mengenai seluruh lensa. Perubahan lensa pada katarak
k#mplikata karena u3eitis dapat berkembang menjadi katarak matur *+#rab et al.,
200?-.
5
1. Katarak akibat paparan sinar ultra3i#let
6ensa manusia dapat terkena radiasi sinar matahari yang mengandung sinar
ultra3i#let ' *%20800 nm- dan sinar ultra3i#let 7 *24?8%20 nm-. Kerusakan lensa pada
manusia dipr#teksi #leh sistem anti#ksidan dan pigmen kinurenin kuning lensa.
)emakin bertambahnya usia akan terjadi penurunan pr#duksi anti#ksidan tersebut.
)inar ultra3i#let juga dapat meningkatkan 1#t##ksidasi dan p#limerisasi pr#tein lensa
*.#bert et al., 2000-.
)inar ultra3i#let dari matahari dapat memper&epat kekeruhan lensa. )inar
ultra3i#let akan diserap #leh pr#tein lensa terutama asam amin# ar#matik yaitu
tript#1an, 1enil alanin, dan tir#sin sehingga menimbulkan reaksi 1#t# kimia dan
menghasilkan 1ragmen m#lekul yang disebut radikal bebas, seperti ani#n super#ksida,
hidr#ksil dan spesies #ksigen reakti1 seperti hidr#gen per#ksida yang semuanya bersi1at
t#ksik. .adikal bebas ini akan menimbulkan reaksi pat#l#gis dalam jaringan lensa dan
senya0a t#ksik lainnya sehingga terjadi reaksi #ksidati1 pada gugus sul1hidril pr#tein.
.eaksi #ksidati1 akan mengganggu struktur pr#tein lensa sehingga terjadi cross link
antar dan intra pr#tein dan manambah jumlah high molecular weight protein sehingga
terjadi agregasi pr#tein dan menimbulkan kekeruhan lensa *H#ll#0, 2000-.
D. Patogenesis
)tres Oksidasi adalah pat#genesis utama pada sebagian besar katarak. Kadar
#ksigen *O
2
- yang rendah sangat penting untuk menjaga kejernihan lensa. $erdapat
perbedaan gradien #ksigen dari bagian luar lensa sampai ke bagian tengah. Mit#k#ndria
pada k#rteks lensa akan membuang sebagian besar #ksigen, dan menjaga kadar O
2
di
nukleus tetap rendah, namun pada usia lanjut 1ungsi mit#k#ndria berkurang dan pr#duksi
super#ksida #leh mit#k#ndria meningkat. Peningkatan super#ksida akan meningkatkan
6
kadar #ksigen dan super#ksida *H
2
O
2
- di nukleus. M#lekul nukleus H
2
O
2
tersebut dapat
menembus barrier, menyebabkan terjadinya peningkatan #ksidasi pr#tein *We3ill, 200!-.
Mekanisme denaturasi pr#tein berperan penting dalam timbulnya katarak terkait
usia. Kehilangan pr#tein pada katarak k#rtikal terjadi akibat pr#ses pr#te#litik #leh
pr#tease. 2en#mena pr#te#litik menjadi meningkat ketika terjadi kelebihan kadar kalsium.
B#nt#hnya pada katarak M#rgagnian, terjadi pr#te#litik se&ara keseluruhan pada k#rteks
dan terdapat dep#sit kalsium #rth#ph#sphate, sedangkan pada katarak nuklear, kehilangan
pr#tein terjadi lebih sedikit. Pr#ses utama yang terjadi adalah agregasi dan perubahan
0arna pada m#lekul pr#tein *Balabria, 14!?-.
Kristalisasi pr#tein lensa adalah perubahan yang terjadi akibat m#di1ikasi pr#tein
dan agregasi pr#tein menjadi high-molecular-weight-protein. M#di1ikasi pr#tein
menyebabkan perubahan 1#rmasi *unfolding- berupa pembukaan lipatan yang
menampakkan kel#mp#k thi#l yang biasanya tertutup #leh lipatan pr#tein. Kel#mp#k ini
ter#ksidasi dan membentuk ikatan disul1ida seperti oxidized glutathione *@))@- yang
menyebabkan agregasi pr#tein. Perubahan 1#rmasi dan agregasi lebih lanjut akan
menyebabkan penghamburan dan penyerapan &ahaya dimana dalam k#ndisi n#rmal
&ahaya akan diteruskan mele0ati lensa *$rus&#tt and Mi&hael, 2004-.
7
E. Klasifikasi
7erdasarkan usia katarak dapat diklasi1ikasikan dalam 9
1. Katarak K#ngenital
Katarak yang terjadi pada bayi diba0ah umur 1 tahun.
am!ar &. Katarak Kongenital.
Penyebab 9
a. Metab#lik
b. In1eksi Intrauterine
In1eksi yang sering terjadi yaitu $O.BH *$#C#plasma, .ubela, Byt#megal#3irus,
Herpes- saat kehamilan. In1eksi yang paling sering terjadi yaitu rubela. $rias
sindr#m rubela adalah mata *katarak, mikr#1talmus, retin#pati berpigmen-, telinga
*tuli- dan jantung *D)/-. Pada pupil mata bayi akan terlihat ber&ak putih atau
leuk#k#ria *Ilyas, 2004-.
&. Herediter
2. Katarak =u3enil
Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun, biasanya kelanjutan dari katarak
k#ngenital.
%. Katarak )enilis
Katarak yang terjadi akibat pr#ses penuaan>degenerati1, dimana didapatkan pada usia
diatas ?0 tahun.
8
Klasi1ikasi katarak senilis berdasarkan stadium dibagi menjadi stadium insipien,
stadium imatur, stadium matur dan stadium hipermature 9
insi+ien imat,r mat,r -i+ermat,r
Kekeruhan .ingan )ebagian )eluruh Masi1
Bairan lensa <#rmal 7ertambah *air
masuk-
<#rmal 7erkurang
*airEmasa lensa
keluar-
Iris <#rmal $erd#r#ng <#rmal $remulans
7ilik mata
depan
<#rmal /angkal <#rmal /alam
)udut bilik
mata
<#rmal )empit <#rmal $erbuka
)had#0 test <#rmal P#siti1 <#rmal Pseud#p#s
Penyulit <egati1 @lauk#ma <egati1 F3eitisEglauk#
ma
a- Katarak insipien
Kekeruhan ringan pada lensa. Kekeruhan mulai dari tepi ekuat#r berbentuk jeriji
menuju k#rteks anteri#r atau p#steri#r *katarak k#rtikal-.
b- Katarak intumesen
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degenerati1
menyerap air. Masuknya air kedalam &elah lensa mengakibatkan lensa menjadi
&embung yang akan mend#r#ng iris sehingga bilik mata depan menjadi dangkal.
&- Katarak Imatur
am!ar (. Katarak Imat,r
)ebagian lensa keruh, belum mengenai seluruh lapis lensa. D#lume lensa dapat
bertambah akibat meningkatknya tekanan #sm#tik lensa yang degenerati1. Pada
9
keadaan lensa men&embung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga
terjadi glauk#ma sekunder.
6ensa mengalami hidrasi
G
6ensa menyerap &airan aqueous humor *higr#sk#pis-
G
6ensa &embung
G
6ensa mend#r#ng iris ke depan
G
Hambatan pupil
G
'liran aqueous humor dari BOP ke BO' le0at pupil terhambat
G
@lauk#ma sudut tertutup
Biri8&iri 9
8 )ebagian lensa keruh.
8 Disus 1>,0.
8 Iris shad#0 test E
8 2undus re1leks suram>gelap
8 K#mplikasi 9 @lau&#ma
d- Katarak Matur
am!ar .. Katarak #at,r
Kekeruhan sudah mengenai seluruh masa lensa.
Biri8&iri 9
10
8 Kekeruhan lensa merata.
8 Disus 1>%00 81>H.
8 Iris shad#0 test 8
8 2undus re1leks 8
e- Katarak Hypermature

am!ar /. Katarak H0+ermat,re
Katarak yang mengalami pr#ses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek
dan men&air. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga
lensa menge&il, ber0arna kuning, dan kering
Pr#tein dalam lensa mengalami denaturasi *pr#tein menjadi &air-
G
P#ri8p#ri kapsul lensa membesar
G
Pr#tein keluar dari kapsul lensa
G
Pr#tein ikut aliran aqueous humor dan masuk ke $rabekula Mesh0#rk
G
$rabekula Mesh0#rk tersumbat
G
@lauk#ma sudut terbuka
Pr#tein keluar dari kapsul lensa
G
Pr#tein dianggap sebagai benda asing
11
G
In1lamasi I F3eitis
G
)el8sel radang makin banyak di aqueous humor
G
$erkumpul di $M dan $M semakin tersumbat
G
@lauk#ma sudut terbuka
7ila pr#ses katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka k#rteks yang
berdegenerasi dan &air tidak dapat keluar, maka k#rteks akan memperlihatkan
bentuk sebagai sekant#ng susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam
k#rteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak m#rgagni
*Ilyas, 2004-.
Kapsul menebal
G
K#rteks men&air
G
<ukleus jatuh
G
Katarak M#rgagni
7erdasarkan letak kekeruhan 9
12
am!ar 1. Letak keker,-an lensa
a- Katarak nuklear
am!ar 2. Katarak n,klear
- 7iasanya berjalan lambat
- bisa terjadi mi#pisasi *lensa menjadi &embung-
- 0arna kekuningan
- &ahaya masih bisa menembus
- terjadi perbedaan indeks bias aberasi s1eris bayangan tidak jatuh pada
tempat seharusnya kabur.
- 7ila melihat lampu gambaran pelangi aberasi kr#matik
- Perubahan sensiti3itas pada 0arna semua 0arna kuning
- 2undus re1leks 9 2undus re1lek E suram, menetap pada segala arah lirikan
13
b- Katarak &#rtikal
am!ar 3. Katarak 4ortikal
- Disus masih 1,0 karena daerah sentral masih bening.
- dimulai dari pinggir makin ke tengah, ber0arna putih
- Bahaya tidak bisa nembus
- Pada malam hari penglihatan buram. $erang*pagi>siang- jelas
&- Katarak sub&apsular p#steri#r
am!ar 5. S,!4a+s,lar +osterior
- /imulai dari tengah
- /iruangan terang tidak kelihatan, ruang gelap kelihatan
- 2undus re1leks 9 1undus re1leks E suram dengan ber&ak kesuraman didaerah
sentral yang bergerak berla0anan dengan lirikan mata
d- Katarak sub&apsular anteri#r
- 2undus re1leks E suram dengan ber&ak kesuraman didaerah peri1er, bergerak
sesuai dengan arah lirikn mata.
F. Diagnosis
1. 'namnesis
14
a. Penurunan tajam penglihatan > penglihatan kabur, pada umumnya perlahan8lahan
seperti ada yang menghalangi *kabut, air terjun-.
7ila katarak terjadi pada bagian tepi lensa, maka tajam penglihatan tidak akan
mengalami perubahan, tetapi apabila kekeruhan di tengah lensa maka penglihatan
tidak akan menjadi jernih.
b. )ilau akibat dari kekeruhan lensa sinar yang melalui bagian keruh diteruskan
tidak beraturan.
&. Mi#pisasi akibat hidrasi lensa menyerap aqueous humor lensa men&embung
daya re1raksi meningkat bayangan akan jatuh didepan retina tidak bisa
melihat #byek yang letaknya jauh.
2. Pemeriksaan Mata
a. Pemeriksaan Disus
b. Iris )had#0 $est
- Katarak imatur iris )had#0 E
- Katarak Matur iris )had#0 J
&. 2undus re1leks
<#rmal 9 media re1rakta jernih 0arna merah jingga &emerlang
'da kekeruhan pada lensa 1undus re1leks 8
d. 6ampu senter> slit8lamp
Harus diberi midriatikum terlebih dahulu pupil dilatasi
. Penatalaksanaan
#edikamentosa
15
Ditamin B *men&egah radikal bebas sebagai anti #ksidan- berguna untuk menghambat
perkembangan katarak *)&hl#te,200,-.
B#nt#h 9 .eti3it plus
6+eratif
Indikasi Operasi katarak 9
1. Disual
Memperbaiki tajam >1ungsi penglihatan
2. Medis
Men&egah k#mplikasi penyakit lain *@lauk#ma, u3eitis-
%. K#smetik
'tas dasar penampilan
H. Teknik o+erasi katarak
1. Intra&apsular &atara&t eCtra&ti#n *IBB:-
lakukan sayatan pada daerah k#rne#sklera, ekstraksi lensa dilakukan dengan &ara
melepaskan lensa beserta kapsulnya dari +#nulla +inii, +#nula +inii harus dip#t#ng.
6ensa diambil jadi a1akia *3isus 1>,0- diberi lensa a1akia E 10 /i#ptri.
Kekurangan penyembuhan lama karena besarnya irisan.
2. :Ctra&apsular &atara&t eCtra&ti#n *:BB:-
lakukan sayatan pada k#rne#sklera ekstraksi lensa melalui *kapsulekt#mi
anteri#r- nukleus dan k#rteks dilepas dan dibersihkan tanpa mengikutsertakan
kapsul *kapsul ditinggal- pasang lensa tanam IO6 *Intra O&ular lens-.
Keuntungan irisan lebih ke&il lebih &epat sembuh
%.)mall In&isi#n Batara&t )urgery *)IB)-
16
Perbedaan dengan :BB: adalah irisan lebih ke&il * three step in&isi#n- sehingga
terkadang tidak membutuhkan jahitan pada luka insisi. Insisi dari sklera sesrek ke
atas sampai ketemu k#rnea.
. Pha&#emulsi1i&ati#n
Menggunakkan alat yang disebut KtipL yang dikendalikan se&ara ultras#und
*getaran ultras#und- nukleus pe&ah didalam dan mengaspirasi *nukleus dan
k#rteks- lensa, sehingga berbeda dengan :BB: k#n3ensi#nal.
Keuntungan 9 luka #perasi lebih ringan sehingga penyembuhan luka lebih &epat,
perbaikan penglihatan lebih baik.
Kerugian 9 biaya mahal
III. PENUTUP
17
A. Kesim+,lan
Katarak senilis adalah penyebab kebutaan di dunia sebesar !" atau sekitar 1!
juta #rang. $ingkat kebutaan di Ind#nesia pada tahun 200% men&apai urutan tertinggi di
'sia $enggara yaitu sebesar 1,(" dari jumlah penduduk di Ind#nesia. )ekitar 1" dari
kebutaan tersebut disebabkan #leh katarak. Katarak merupakan kekeruhan lensa mata
yang timbul karena adanya gangguan metab#lisme pada lensa akibat denaturasi pr#tein
lensa, hidrasi *penambahan &airan- lensa, perubahan struktur jaringan pada serabut
lensa, dan dep#sit kalsium #rth#1#s1at dan kalsium #ksalat yang mengakibatkan
gangguan penglihatan sampai kebutaan.
DAFTA7 PUSTAKA
18
Balabria, @. 14!?. Cataract and Other Disease of the Crystalline Lens. @en#a9 'nggelini.
2riedman, /.)., B#ngd#n., Kempen, =.H. 200. Pre3alen&e #1 Batara&t and
Pseud#phakia>'phakia 'm#ng 'dults in the Fnited )tates. rch Ophthalmology! 1229
!(84.
Harper, .. 6ensa. /alam9 .i#rdan, Paul. 200!. "aughan # sbury Oftalmologi $mum.
:disi 1(. =akarta9 :@B
H#ll#0 2, M#ran /.2000. Cataract% &he $ltraviolet 'isk (actor, $he 6an&et 1248?0.
Hutas#it, H. 2004. )revalensi *ebutaan kibat *atarak di *abupaten &apanuli +elatan.
7agian Ilmu Penyakit Mata 2K F)F, hal ,81,.
Ilyas, ). 200!. ,lmu )enyakit -ata. :disi %. =akarta9 7alai Penerbit 2KFI.
=ames, 7. 200%. Lecture .otes On Opthalmology. 4th :diti#n. Massa&husetts 9 7la&k0ell
Publishing
Khurana, '.K. 200(. Comprehensive Ophthalmology.
th
editi#n. <e0 /elhi9 <e0 'ge
Internati#nal 6imited Publishers.
6eske, M.B., et al. 144?. 7i#&hemi&al 2a&t#rs in the 6ens Opa&ities9 Base B#ntr#l )tudy.
rch Ophthalmology. 11% *4-9 111%84.
)nell, ..). 200,. natomi *linik untuk -ahasiswa *edokteran! :disi ,. =akarta9 :@B.
)amadi, '. 2010. +teroid-induced cataract. In9 O&ular disease9 me&hanisms and
management. F)'9 )aunders, pp. 2?08(.
)perdut#, ../. 200. :pidemi#l#gi& 'spe&ts #1 'ge8.elated Batara&t in /uaneMs. Clinical of
Ophthalmology. D#lume 1, Bhapter (% *'-9 %8.
$rus&#tt, .#ger, =.W., 2riedri&h, M.@. 2004. Membrane 'ss#&iati#n #1 Pr#teins in the 'ging
Human 6ens9 Pr#1#und Bhanges $ake Pla&e in the 2i1th /e&ade#1 6i1e. ,nvestigative
Ophthalmology and "isual +cience, ?0 *10-9 (!,84%.
P#etker, /.M. 2010. ' B#mprehensi3e .e3ie0 #1 the 'd3erse :11e&ts #1 )ystemi&
B#rti&#ster#id. Otolaryngolology Clinical. %9 (?%8,!.
.#bert, =.:., )&hey, K., Wang. 2000. Ph#t##Cidati#n #1 6ens Pr#teins 0ith Nanthureni&
'&id8the Putati3e Bhr#m#ph#re 1#r Batara&t#genesis. )roccedings of the /0
th
fr1-sian
Congress of Ophthalmology in 2uangzhou% China. 129 22,8%1.
We3ill, M. 200!. :pidemi#l#gy, Path#physi#l#gy, Bauses, M#rph#l#gy, and Disual :11e&ts
#1 Batara&t. dalam9 Oan#11, M., /uker, =. 200!. Ophthalmology! %rd editi#n. <e0 O#rk9
:lse3ier
+#rab, et al! 200?. Lens and Cataract. Bhapter ?. )e&ti#n 11. )an 2ransis&#9 'meri&an
'&ademy #1 O1talm#l#gy, pp ?8,4.
19
+uhri, '. 200,. ngka *ebutaan di ,ndonesia &ertinggi di sia &enggara. '3ailable 1r#m9
http9>>000.giAi.net. P'&&esed 2( /esember 2011Q.

You might also like