You are on page 1of 45

PRESENTASI KASUS

SIROSIS HEPATIS

DIPRESENTASIKAN OLEH :
WIDYA PUSPITA 110.2009.299

PEMBIMBING :
Dr. HAMI ZULKIFLI ABBAS, Sp.PD, MH.Kes
Dr. SIBLI, Sp.PD
Dr. SUNHADI

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD ARJAWINANGUN
KASUS

IDENTITAS PASIEN :
Nama : Tn. S
Umur : 54 Th
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Panguragan
Status perkawinan : Menikah
Tgl masuk : 27 April 2014
Tgl keluar : ..
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Nyeri perut kanan atas.

Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas, nyeri dirasakan sudah sejak tiga bulan
yang lalu. Nyeri terasa menembus hingga punggung
dan menjalar ke daerah sekitar bahu. Nyeri hilang
timbul. Pasien juga merasa mual dan muntah, perut
terasa sebah, dan penuh tiap kali makan sejak 1
bulan yang lalu. Pasien mengeluhkan perut makin
besar dan teraba keras pada bagian kanan, merasa
sesak tiap kali nyeri muncul.
Pasien merasa lemas dan mudah lelah. BAK
berwarna kecoklatan seperti teh sejak kurang lebih
3 bulan yang lalu, nyeri pinggang (-), minum obat-
obatan untuk TBC (-), riwayat trauma di daerah
perut-pinggang maupun kemaluan (-). BAB
berwarna pucat dan lembek. Pasien juga
mengeluhkan badan terasa panas dingin sejak
muncul nyeri perut.

Riwayat penyakit dahulu :
Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat penyakit kuning.
Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat darah tinggi.
Pasien mengaku tidak mempunyai kencing manis.
Pasien mengaku tidak mempunyai riwayat penyakit paru.

Riwayat penyakit keluarga :
Keluarga pasien mengaku tidak ada riwayat darah tinggi, kencing
manis, penyakit paru dan penyakit kuning.


Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 120/80
Nadi : 92x/menit
Pernapasan : 25x/menit
Suhu : 37 C
BB : 50 kg
TB : 175 cm

Kepala
Bentuk : Normal simetris
Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sclera
ikterik +/+, edema palpebral - , pupil isokor kanan
dan kiri. Reflek cahaya +.
Telinga : Bentuk normal, simetris, membrane
timpani intak.
Hidung : Bentuk normal, septum di tengah,
tidak deviasi.
Mulut :Mulut tidak ada kelainan, Tonsil
T1/T1.

Leher
Bentuk Normal, deviasi trakea (-), Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan KGB, JVP tidak
meningkat.

Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada kanan kiri simetris,
pergerakan nafas kanan sama dengan kiri , tidak
ada penonjolan masa.
Palpasi : fremitus taktil kanan sama dengan kiri
Perkusi : redup pada bagian basal kedua paru.
Auskultasi : vbs +/+, ronki -/-, Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pulsasi tidak ada
vibrasi
Perkusi Batas jantung :
Batas atas : sela iga III garis sternalis kiri
Batas kanan : sela iga IV garis sternalis kanan
Batas kiri : Sela Iga V garis midclavicula kiri
Auskultasi :BJ I - II murni regular, murmur (-),
gallop (-).

Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, supel, kulit terlihat
kuning (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : suara redup pada lapang abdomen
Palpasi :perut teraba supel,tidak teraba massa,
terdapat nyeri tekan ulu hati dan teraba hepar dan
lien sulit dinilai.


Genitalia
Tidak ada kelainan.

Ekstremitas
Akral hangat, CTR<2, Edema (-)


LABORATORIUM (27APRIL 2014)

LAB RESULT FLAGS UNIT NORMAL
WBC 30,4 H 10^3/ 4.0-12.0
LYM 1,9 10^3/ 1.0-5.0
MON 1,2 H 10^3/ 0.1-1.0
GRANUL 27,4 H 10^3/ 2.0-8.0
LYM % 6,1 L % 25.0-50.0
MON% 3,9 % 2.0-10.0
GRANUL% 90,0 H % 50.0-80.0
RBC 3,74 L 10^6/ 4.0-6.20
HGB 6,9 L g/dl 11.0-17.0
HCT 27,2 L % 35.0-55.0
MCV 78,6 L 80.0-100.0
MCH 29,9 L Pg 26.0-34.0
MCHC 33,7 g/dl 31.0-35.0
ROW 15,1 % 10.0-16.0
PLT 459 H 10^3/ 150.0-400.0
MPV 7,2 7.0-11.0
PCT 0.333 % 0.200-0.50
POW 14,2 % 10.0-18.0
LAB (30 April 2014) RESULT FLAGS UNIT NORMAL
WBC 20,2 H 10^3/ 4.0-12.0
LYM 1,2 10^3/ 1.0-5.0
MON 0,6 10^3/ 0.1-1.0
GRANUL 17,6 H 10^3/ 2.0-8.0
LYM % 9,6 L % 25.0-50.0
MON% 3,5 % 2.0-10.0
GRANUL% 86,9 H % 50.0-80.0
RBC 3,74 L 10^6/ 4.0-6.20
HGB 9,3 L g/dl 11.0-17.0
HCT 27,5 L % 35.0-55.0
MCV 77,2 L 80.0-100.0
MCH 77,2 Pg 26.0-34.0
MCHC 33,8 g/dl 31.0-35.0
ROW 15,1 % 10.0-16.0
PLT 654 H 10^3/ 150.0-400.0
MPV 7,0 7.0-11.0
PCT 0.510 L % 0.200-0.50
POW 13.7 % 10.0-18.0
LAB (6 MEI 2014) RESULT FLAGS UNIT NORMAL
WBC 24,3 H 10^3/ 4.0-12.0
LYM 2,7 10^3/ 1.0-5.0
MON 0,9 10^3/ 0.1-1.0
GRANUL 20,7 H 10^3/ 2.0-8.0
LYM % 111,3 L % 25.0-50.0
MON% 8,6 % 2.0-10.0
GRANUL% 85,1 H % 50.0-80.0
RBC 2,27 L 10^6/ 4.0-6.20
HGB 6,0 L g/dl 11.0-17.0
HCT 18,2 L % 35.0-55.0
MCV 80,2 80.0-100.0
MCH 29,9 Pg 26.0-34.0
MCHC 33,7 g/dl 31.0-35.0
ROW 15,1 % 10.0-16.0
PLT 741 H 10^3/ 150.0-400.0
MPV 6,6 L 7.0-11.0
PCT 0.504 H % 0.200-0.50
POW 13.7 % 10.0-18.0




GOLONGAN DARAH : O

Serologi HbsAG (29 April 2014)
HBsAg : Non Reactive
LED : 190 mm/jam


Fungsi Hati (30 April 2014)

Bilirubin Total : 10,24
Bilirubin Direct : 9,65
Bilirubin Indirect : 0,59
Gamma GT : 561

USG ABDOMEN 30 APRIL 2014
Ekspertise :
Abdomen Upper- Lower
Hepar : ukura dan echostruktural normal. Sudut lancip. Sistema
bilier dan vena cava hepatica tak melebar. Tidak tampak massa/
nodul.
Vesica Fella : Anechoic. Dinding melebar irregular, tampak lesi
hyperechoic dengan ukuran 1,76 cm
Pancreas : ukuran dan echostruktural normal.
Lien : tampak lesi hypoechoic dengan gambaran fluid sludge level
(+), septasi (+) ukuran 13,64 cm
Renal : ukuran dan echostruktural normal. Batas cortex dan
medulla tegas. Tak tampak pelebaran SPC, tak tampak massa
ataupun batu.
Vesica urinaria : terisi cairan cukup, dinding licin, tak tampak
massa ataupun batu.

KESAN :
Cholelithiasis dengan cholecystitis dd/ cholangiocarcoma
Gambaran abses di region lien
Tak tampak kelainan pada hepar, pancreas, renal dan vesica
urinaria.

Resume :
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut
kanan atas, nyeri dirasakan sudah sejak tiga bulan
yang lalu. Pasien juga merasa mual dan muntah,
perut terasa sebah, Terdapat perut yang makin
besar dan teraba keras pada bagian kanan. BAK
berwarna kecoklatan seperti teh sejak kurang lebih
3 bulan yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
penyakit pasien sakit sedang, ditemukan
konjungtiva anemis dan sclera ikterik,.Pada
pemeriksaan fungsi hati bilirubin total, bilirubin
direct dan bilirubin indirect meningkat.


DIAGNOSIS
Cholecystolithiasis dengan cholecystitis

DIAGNOSIS BANDING
Hepatitis A
Cholengiosarcoma

PEMERIKSAAN ANJURAN
CT Scan Abdomen dengan contras
Kadar Asam Urat dan Kolesterol
Cek Kalsium Darah


TERAPI
Medikamentosa:
IV RL 18gtt/menit
Levofloxacin 3x 500 mg iv
Omeprazol 2x1 gr
Antasida 3x1 AC
Ketorolac 3x30 mg iv
Curcuma 3x1 tab
Furosemid 2x 40 mg iv
KSR 1x1 tab


Non Farmakologi :
Tirah baring
Diet rendah lemak
Pasang DC

FOLLOW UP
Tgl Pemeriksaan Terapi
28 April 2014 T : 120/80 mmHg
P : 88x/menit
R : 26x/menit
S : 37,2 C
KA +/+ SI +/+, sesak (+), mual
muntah (+), nyeri perut kanan
atas (+)
- IV RL 18gtt/menit
- Levofloxacin 3x 500 mg iv
- Omeprazol 2x1 gr
- Antasida 3x1 AC
- Ketorolac 3x30 mg iv
- Curcuma 3x1 tab
- Furosemid 2x 40 mg iv
- KSR 1x1 tab

29 April 2014 T : 120/60 mmHg
P : 89x/menit
R : 26x/menit
S : 37 C
K : CM
KU : sesak +, BAB hitam -, BAK +,
mual +.
Kepala : Ka +/+, SI +/+
Leher : KGB tak, JVP tdk
meningkat
Tho : B dan G simetris. VBS +/+
Rk -/-, wh -/-, BJ I-II sama murni
regular. Murmur -, gallop -
Abdomen : cembung, supel, BU +
N, NT (+), hepar teraba membesar
Akral hangat +/+ edema -/-
-Terapi lanjutkan
30 April 2014 T : 120/80mmHg
P : 88x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 C
Ku : sclera ikterik +/+, nyeri
tekan perut kanan atas.
-Terapi lanjutkan + Curdafalk
250mg 3x1 tab
1 Mei 2014 T : 120/80mmHg
P : 88x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 C
Ku : pasien sudah tidak sesak,
merasa lebih baik, namun masih
nyeri perut kanan atas
-Terapi lanjutkan
2 Mei 2014 T : 120/70mmHg
P : 90x/menit
R : 20x/menit
S : 37,2
Ku : sclera ikterik +/+, nyeri
tekan perut kanan atas.
- Terapi dilanjutkan
3 Mei 2014 T : 120/80mmHg
P : 88x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5 C
Ku : sclera ikterik +/+, nyeri tekan
perut kanan atas. Mual (+) muntah
(+)
- Terapi dilanjutkan
4 Mei 2014 T : 110/80mmHg
P : 88x/menit
R : 20x/menit
S : 36,8 C
Ku : muntah sudah
berkurang, sclera ikterik +/+,
nyeri tekan perut kanan atas.
- Terapi dilanjutkan
5 Mei 2014 T : 120/90mmHg
P : 84x/menit
R : 18x/menit
S : 36,5 C
Ku : sclera ikterik +/+, nyeri
tekan perut kanan atas. Pasien
merasa lebih enak.
- Terapi dilanjutkan
- Konsul Spesialis Bedah
6 Mei T : 110/90mmHg
P : 88x/menit
R : 21x/menit
S : 36,8 C
Ku : sclera ikterik +/+,
nyeri tekan perut kanan
atas.
- Terapi dilanjutkan
PROGNOSIS

Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam
DISKUSI KELOMPOK
CHOLELITHIASIS HEPATITIS A
DEFINISI DAN ETIOLOGI

Penyumbatan saluran
empedu dikarenakan oleh
adanya batu.
.batu kolesterol
. Batu Kalsium, Bilirubin
dan Pigmen
Virus hepatitis A adalah suatu
penyakit dengan distribusi
global. Prevalensi infeksi
yang ditandai dengan tingkat
antibody anti HAV telah
diketahui secara universal
dan erat hubungannya
dengan standar sanitasi atau
kesehatan daerah yang
bersangkutan.

PATOFISIOLOGI DAN
PATOGENESIS

Batu kandung empedu
terbentuk karena
substansi tertentu pada
empedu terdapat dalam
kadar yang mencapai
batas kelarutannya. Saat
empedu terkonsentrasi di
dalam kandung empedu
dapat kemudian
tersaturasi dengan
substansi-subatansi
tersebut, yang kemudian
mengendap menjadi
kristal-kristal mikroskopik-
kristal.
Antigen hepatitis A dapat
ditemukan di dalam
sitoplasma sel hati segera
sebelum hepatitis akut timbul.
Kemudian jumlah virus akan
menurun setelah timbul
manifestasi klinis, baru
kemudian muncul IgM anti
HAV spesifik.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
-cek bilirubin
-cek SGOT SGPT
-foto polos abdomen
-barium meal
-USG
-IgG dan IgM HAV
-cek bilirubin
-cek SGOT SGPT

MANIFESTASI KLINIS -kolesistitis akut,
-ikterus,
-kolangitis dan
-kolik bilier
-nyeri perut kanan atas
-mual muntah
-hepatomegali
-Ikterus
-nyeri perut kanan atas
-hepatomegali
-malaise umum,
-mialgia,
-atralgia,
-mudah lelah,
-gejala saluran napas
atas, dan anoreksia

DIAGNOSIS
Ultrasonografi abdomen
merupakan pilihan dalam
mendeteksi batu kandung
empedu, sensitivitas dan
spesifitasnya mencapai 95%. CT,
MRI dan kolesistografi oral
merupakan alternative.
Diagnosis ditegakan
berdasarkan gejala klinis
dan dibantu dengan
sarana penunjang
pemeriksaan
laboratorium.
TATALAKSANA -diet rendah lemak
-antikolinergik dan
antispasmodik
-analgesik
-antibiotik
-asam kenodeoksalat
-terapi bedah :
kolesistektomi
-Tirah baring,
-Diet makanan tinggi
protein, tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
-analgesik
-antibiotik
-hindari alkohol
CHOLELITHIASIS
Definisi
Penyumbatan saluran empedu dikarenakan oleh
adanya batu.
.batu kolesterol
. Batu Kalsium, Bilirubin dan Pigmen

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi batu empedu bervariasi sesuai dengan
usia dan jenis kelamin. Wanita dengan batu
empedu melebihi jumlah pria dengan perbandingan
4:1. Wanita yang meminum estrogen eksogen
memiliki peningkatan resiko, yang melibatkan
hormon lebih lanjut lagi.
Pada orang yang berusia dibawah 20 tahun (1
persen), lebih sering dalam kelompok usia 40
sampai 60 tahun (11persen) dan ditemukan sekitar
30 persen pada orang yang berusia di atas 80
tahun.

ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Batu Kolesterol:
Supersaturasi kolesterol empedu.
Hipomotilitas kantung empedu.
Peningkatan aktivitas nukleasi kolesterol.
Hipersekresi mukus di kantung empedu.

Batu Kalsium, Bilirubin dan Pigmen


GEJALA KLINIK


kolesistitis akut,
ikterus,
kolangitis dan
kolik bilier
nyeri perut kanan atas
mual muntah


DIAGNOSIS

Pemeriksaan fungsi hepar:
- Bilirubin
- SGOT SGPT

Elektrolit : kadar Kalsium

Hematologi:
- Asam urat
- Kolesterol

USG, Foto Polos Abdomen/ Barium Meal



KOMPLIKASI

Bila kandung empedu terus mengalami obstruksi
dan proses inflammasi terus berlanjut, akan
menyebabkan terjadinya empyema yang kemudian
akan menyebabkan struktur sekitar seperti
omentum, colon dan dan duodenum mengalami
perlengketan dengan kandung empedu yang
kemudian menjadi phlegmon
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam

PENGOBATAN

Tujuan terapi:
Untuk menurunkan progresi penyakit
Menghindarkan bahan-bahan yang bisa menambah
kerusakan hati dan empedu
Pencegahan dan penanganan komplikasi


PENGOBATAN KONSERVATIF
Analgesik
Antibiotik, bila disertai kolesistitis.
Asam empedu (asam kenodeoksolat) 6,75-4,5
g/hari, diberikan dalam jangka waktu lama. Asam
ini mengubah empedu yang mengandung banyak
kolesterol (lithogenik bile) menjadi empedu dengan
komposisi normal.

PENGOBATAN KONSERVATIF:
ANTIKOLINERGIK DAN ANTISPASMODIK
NAMA GENERIK SEDIAAN
Butropium bromida 5mg/tablet
Ekstrak Belladona 10mg/tablet
Fentonium bromida 20mg/tablet
Hiosin n-butilbromida 10mg/tablet
Skopolamin metilbromida 1mg/tablet
Oksifenonium bromida 5mg/tablet
Oksifensiklimin HCL 5mg/tablet
Privinium bromida 15mg/tablet
Propantelin bromida 15mg/tablet
Pirenzipen 25mg/tablet
PENGOBATAN BEDAH

Kolesistektomi terbuka
Kolesistektomi laparaskopi
Extracorporeal shock wave lithotripsy
(ESWL)

DAFTAR PUSTAKA

Nurdjanah, S., Bab 104: Sirosis Hati,dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5, editor Sudoyo A.W dkk ,2009, Interna
Publishing, Jakarta
Palmer et al. 1995. Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter
Umum. Jakarta: EGC.
Rasad, Sjahriar. 2009. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sabiston David C. Jr.. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta:EGC.2010.115-128
Sjamsuhidayat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. 570-9.
Sylvia & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Volume 1. Edisi 6. Jakarta: EGC
Tjandra J. J. A.J. Gordon. Dkk. Textbook Of Surgery.Third
Edition.New Delhi:Blackwell Publishing.2006.

You might also like