You are on page 1of 48

1

Pengertian
Good Corporate Governance (GCG)


Institut Manajemen Telkom - Program Studi MBTI
Mata Kuliah : Business Ethics & GCG
Dosen : Tim Dosen MBTI
Kasus Enron
Sampai tahun 1997 2000, Enron selalu memberikan
kekayaan kepada pemegang sahamnya, th 2000, harga
sahamnya melejit sampai $90 per lembar. Revenue $100
milyar (APBN Indonesia l.k $ 70 milyar)
Pengurus mendapat stock option. Tahun 2000, boardnya
menjual saham pribadi sampai menghasilkan $ 1.1 milyar.
Dirutnya, Keneth l.Lay mendapat untung $ 205 juta atau
2 trilyun rupiah
2001, perusahaan tiba-tiba merugi. Menyusul kemudian
pengumumkan bahwa 4 thn berturut-turut selalu rugi
Enron dan Artrhur Anderson kini tinggal namanya saja
Persepsi Korupsi
2.2
2 1.9
1.9 1.9
1.7
1.7
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
9.7 Findlandia
10 Denmark
10 Denmark
9.4 Singapore
Indonesia
1999 s/d
2005
Persepsi dunia luar terhadap Indonesia
Transparency International Corruption Perception Index (2007)
Scoring on 10 scale basis, 10 is the
cleanest, no corruption and 0 is the
most corrupt country
Survey was conducted in 179 countries
and Indonesia together with 3 other
countries rank 143 with the score 2.3
The highest score is 9.4 is occupied by
Finland, New Zealand and Denmark.
The lowest is Myanmar scores 1.4
2003 survey result :
Indonesia scores 1.9
Rank 122 of 133 countries
4 Singapore 9.3
43 Malaysia 6.7
72 China 3.5
84 Thailand 3.3
123 Vietnam 2.6
124 Timor Leste 2.6
131 Philippines 2.6
143 Indonesia 2.3
Persepsi dunia luar terhadap Indonesia
Political & Economic Risk Consultancy (PERC) Hongkong 2006
The Trend of Corruption in Asia over the Past Decade

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Singapore 1.05 1.43 1.55 0.71 0.83 0.9 0.38 0.5 0.65 1.3
Japan 4.6 5 4.25 3.9 2.5 3.25 4.5 3 3.46 3.01
Hong Kong 3.03 2.74 4.06 2.49 3.77 3.33 3.61 3.6 3.5 3.13
Macao N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A 4.78
South Korea 7.71 7.12 8.2 8.33 7 5.75 5.5 6.67 6.5 5.44
Taiwan 5.96 5.2 6.92 6.89 6 5.83 6.33 6.1 6.15 5.91
Malaysia 5.8 5.38 7.5 5.5 6 5.71 6 7.33 6.8 6.13
India 8.2 7.4 9.17 9.5 9.25 9.17 9.3 8.9 8.63 6.76
China 8.06 6.97 9 9.11 7.88 7 8.33 7.48 7.68 7.58
Thailand 7.49 8.29 7.57 8.2 8.55 8.89 8.75 7.8 7.2 7.64
Philippines 6.5 7.17 6.71 8.67 9 8 7.67 8.33 8.8 7.8
Vietnam 8 8.25 8.5 9.2 9.75 8.25 8.83 8.71 8.65 7.91
Indonesia 8.67 8.95 9.91 9.88 9.67 9.92 9.33 9.25 9.1 8.16
Scoring on 10 scale basis, 0 is no corruption and 10 is the most corrupt
Persepsi dunia luar terhadap Indonesia
No Country 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2007
1. Singapore 75 74 74 77 75 70 65
2. Hongkong 71 68 72 73 67 69 67
3. India 56 54 59 66 62 61 56
4. Malaysia 32 37 47 55 60 56 49
5. Korea 52 38 47 55 58 52 49
6. Taiwan 57 55 58 58 55 50 54
7. Thailand 28 37 38 46 53 50 47
8. Philippine 29 33 36 37 50 46 41
9. China 36 34 39 43 48 44 45
10. Indonesia 29 32 29 32 40 37 37
GCG Perception Index in Asia
Source: Jamie Allen, Secretary General ACGA, Corporate Governance in Asia, Singapore, 2005 & 2008
Nilai tambah akibat penerapan GCG
1.1
1.3
1.5
1.8
2.3
2.2
1.1
1.7
1.8
2.2
2.6
2.8
0 1 2 3 4 5
Indonesia
Malaysia
Thailand
Korea
Taiwan
Japan
US&Europe Investors Asia Investors
30%
26%
28%
29%
24%
22%
26%
24%
24%
22%
18%
19%
15% 20% 25% 30%
Indonesia
Malaysia
Thailand
Korea
Taiwan
Japan
US&Europe Asia Investors
Persepsi Investor Premium yang ditawarkan
Persepsi Investor atas status Corporate Governance dan
Premium yang ditawarkan : Survey McKinsey (June 2000)
Penyimpangan di BUMN
Pemberian paket remunerasi yang berlebihan
Penyalah gunaan fasilitas perusahaan untuk
kepentingan pribadi
Transaksi bisnis, yang tidak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham
Past services liability
Diversifikasi / ekspansi yang tidak untuk kinerja
perusahaan, melainkan untuk prestise dirinya semata
Intervensi dari luar, termasuk dari pemegang saham
Praktek perusahaan dalam perusahaan
Penyebab penyimpangan BUMN
Penjelasan UU BUMN 19/2003, pengalaman
membuktikan bahwa keterpurukan ekonomi
di berbagai negara termasuk Indonesia,
antara lain disebabkan perusahaan-
perusahaan di negara-negara tersebut
tidak menerapkan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) secara konsisten

Bila Governance lebih baik
Quality of Growth, World Bank, 2000,
study atas 160 negara. 40 negara masuk
dalam krisis yang akut
Bila Rusia korupsinya dikontrol seperti
Czech Republic atau Indonesia seperti
Korea, perbaikan income per kapita
menjadi 3 x lipat. Angka kemungkinan hidup
bayi 3 x lipat, buta huruf turun 20 %
11
Latar Belakang
1. Latar Belakang Teoritis

Adanya pemisahan antara kepemilikan dan
pengendalian perusahaan Agency Problem
(Husnan, 2000)

Menimbulkan masalah keagenan karena
perbedaan kepentingan antara pemilik
perusahaan (prinsipal) dengan pihak
manajemen (agen) (Jensen dan Meckling,
1976)
12
2. Latar Belakang Praktis

GCG menjadi isu penting pasca krisis moneter 1997-
1998

Terjadinya berbagai skandal bisnis mendorong
diterapkannya GCG

Di Amerika: Skandal rekayasa laporan keuangan oleh
Akuntan Arthur Andersen dalam Kebangkrutan Enron
(2001), WorldCom (2002), Kasus Xerox (2002).

Di Indonesia: Kasus Insider Trading BCA (2001), mark-
up Laporan Keuangan Kimia Farma, Laporan Keuangan
Ganda Lipo Bank (2002).

13
Definisi
Good Corporate Governance
Secara Umum
= Tata Kelola Perusahaan
yang Baik
14
Definisi Corporate Governance

Istilah Corporate Governance pertama kali
diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun
1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai
Cadbury Report.

Pendefinisiannya berdasarkan 2 teori:
1. Teori Pemegang Saham (Shareholding Theory)
2. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholding
Theory)
15
1. Teori Pemegang Saham
(Shareholding Theory)
Perusahaan didirikan dan dijalankan
untuk tujuan memaksimumkan
kesejahteraan pemilik/pemegang saham
sebagai akibat dari investasi yang
dilakukannya, sering disebut sebagai
teori korporasi klasik yang sudah
diperkenalkan oleh Adam Smith pada
tahun 1776.
16
Definisi Corporate Governance
berdasarkan Shareholding Theory
Parkinson (1994):
proses supervisi dan kontrol yang
bertujuan untuk meyakinkan bahwa
manajemen perusahaan bertindak
sesuai dengan kepentingan para
pemilik modal.




17
Shleifer dan Vishny (1997):
cara atau mekanisme untuk meyakinkan para
pemilik modal dalam memperoleh imbal hasil
(return) yang sesuai dengan investasi yang
ditanamkan.

Rezaee (2007):
sebuah proses yang berkaitan dengan legal,
regulasi (peraturan), kontraktual, serta
mekanisme dan praktek-praktek terbaik
market-based untuk menciptakan nilai
substansial bagi pemilik modal dengan
melindungi kepentingan-kepentingan para
pemilik modal lainnya.


18
2. Teori Pemangku Kepentingan
(Stakeholding Theory)
diperkenalkan oleh Freeman (1984), menyatakan
bahwa perusahaan adalah organ yang
berhubungan dengan pihak lain yang
berkepentingan, baik yang ada di dalam maupun
di luar perusahaan.

Definisi stakeholder ini termasuk karyawan,
investor, pelanggan, kreditur, supplier, dan
masyarakat sekitar dimana perusahaan tersebut
beroperasi.
19
Definisi Corporate Governance
menurut Stakeholding Theory
Menurut Cadbury Committee (1992) :
Seperangkat aturan yang mengatur
hubungan antara para pemegang saham,
manajer, kreditur, pemerintah, karyawan,
dan pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya baik internal maupun eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka.
20
Definisi Corporate Governance menurut
Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD, 2003):

Struktur yang oleh stakeholder, pemegang
saham, komisaris, dan manajer digunakan
untuk menyusun tujuan perusahaan dan
sarana untuk mencapai tujuan tersebut,
serta untuk mengawasi kinerja.
21
Definisi Corporate Governance menurut
Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI, 2001):

Seperangkat peraturan yang menetapkan
hubungan antara pemegang saham,
pengurus, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan
intern dan ekstern lainnya sehubungan
dengan hak-hak dan kewajiban mereka,
atau dengan kata lain sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan.
22
Definisi Corporate Governance
menurutThe Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG, 2000):

Proses dan struktur yang diterapkan
dalam menjalankan perusahaan, dengan
tujuan utama meningkatkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang,
dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder yang lain.
23
Menurut SK Menteri Negara/Kepala Badan
Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN No. 23/M
PM/BUMN/2000 tentang Pengembangan Praktik
GCG dalam Perusahaan Perseroan (PERSERO)
GCG =
prinsip korporasi yang sehat yang perlu
diterapkan dalam pengelolaan perusahaan
yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga
kepentingan perusahaan dalam rangka
mencapai maksud dan tujuan perusahaan.
24
Menurut Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP, 2001)
GCG =
Komitmen, aturan main, serta praktik
penyelenggaraan bisnis secara sehat
dan beretika.
25
Definisi Governance menurut United Nations
Development Programme (UNDP, 1997)
Pelaksanaan kewenangan/kekuasaan di
bidang administrasi, ekonomi, dan politik
dalam mengelola berbagai urusan negara
guna mendorong terciptanya kondisi
kesejahteraan, integritas dan
kohesivitas sosial dan kemasyarakatan.
26
Good Governance mencakup
hubungan yang sinergis dan
konstruktif di antara negara,
sektor swasta, dan masyarakat
(society).
27
3 Pilar Pendukung Penerapan GCG
1. Negara & perangkatnya regulator
Menunjang iklim usaha yang sehat, efisien, &
transparan
Melaksanakan peraturan perundang-undangan
Penegakan hukum secara konsisten

2. Dunia Usaha pelaku pasar
Menerapkan GCG sebagai pedoman dasar
pelaksanaan usaha

3. Masyarakat pengguna produk & jasa yang dihasilkan
dunia usaha
Menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol
sosial

28
Governance Board
29
Governance Board
Setiap organ dalam perusahaan mempunyai peran penting
dalam pelaksanaan dan penegakkan GCG.
Organ perusahaan harus menjalankan fungsinya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Masing-masing organ mempunyai independensi dalam
melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan tugas, fungsi, dan tanggung jawab organ
perusahaan didasarkan semata-mata untuk kepentingan
perusahaan.

30
Governance Board terdiri dari:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Direksi (Board of Directors / BoD)
3. Dewan Komisaris (Board of Commissioners /
BoC)
4. Chief Executive Officers (CEO)
5. Auditor
31
1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS)
RUPS merupakan wadah para pemegang saham
untuk mengambil keputusan penting yang
berkaitan dengan modal yang ditanam dalam
perusahaan.

RUPS harus dilaksanakan dengan ketentuan-
ketentuan yang berdasarkan pada Anggaran
Dasar Perseroan dan Peraturan Perundang-
Undangan, sebagai berikut:

1) Keputusan yang diambil dalam RUPS harus
berdasarkan pada kepentingan usaha perusahaan
dalam jangka panjang.

2) Pengambilan keputusan RUPS harus dilakukan
secara wajar dan transparan.

3) RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas
yang ditentukan dalam Undang-Undang dan
Anggaran Dasar.

4) RUPS dan atau pemegang saham tidak dapat
melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi, dan
wewenang Dewan Direksi dan Komisaris.





5) RUPS dapat juga dilakukan melalui media
telekonferensi atau sarana media elektronik
lainnya yang memungkinkan semua peserta saling
melihat, mendengar, dan berpartisipasi dalam
rapat.

6) Persyaratan kuorum dan persyaratan pengambilan
keputusan adalah persyaratan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang dan Anggaran Dasar
Perseroan.

7) RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka
waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun
buku berakhir, dan harus mengajukan semua
dokumen laporan tahunan Perseroan.

8) RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu
berdasarkan kebutuhan dan kepentingan
Perseroan, dengan syarat; permintaan 1 (satu) orang
atau lebih pemegang saham yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari
jumlah seluruh saham dengan hak suara.

9) Pemegang saham diberikan kesempatan untuk
mengajukan usul agenda RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

10) Undangan RUPS harus mencakup informasi
mengenai tanggal, waktu, tempat, dan agenda
RUPS.

11) RUPS dapat diadakan di mana pun sesuai dengan
persetujuan semua pemegang saham.



12) Bahan mengenai setiap agenda yang tercantum dalam
undangan RUPS harus tersedia di kantor perusahaan sejak
tanggal undangan RUPS dibuat.

13) Setiap penyelenggaraan RUPS harus dibuatkan risalah
rapat yang disetujui dan ditandatangani oleh semua
peserta RUPS.

14) Penjelasan mengenai hal-hal lain yang berkaitan dengan
agenda RUPS dapat diberikan sebelum atau pada saat
RUPS berlangsung.

15) Penyelenggaraan RUPS merupakan tanggung jawab
Direksi. Jika Direksi berhalangan, maka penyelenggaraan
RUPS dilakukan oleh Dewan Komisaris atau pemegang
saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan anggaran dasar perusahaan.



36
2. Dewan Direksi (Board of Directors /
BoD)
BoD merupakan organ perusahaan yang
fungsi utamanya adalah memberi perhatian
secara bertanggung jawab (oversight
responsibility) dan menetapkan irama
perusahaan dalam level atas (setting the tone
at the top) dalam pengelolaan perusahaan
untuk mencapai maksud dan tujuan
perusahaan.


37
One tier System & Two Tiers System
One Tier System (Anglo Saxon)
Perusahaan hanya mempunyai satu badan (BoD) yang di
dalamnya terdapat kombinasi fungsi antara BoD dan BoC.
Berlaku di Amerika Serikat dan Inggris.

Two Tiers System (Kontinental Eropa)
Perusahaan mempunyai dua badan terpisah, yaitu BoC dan
BoD. BoD bertugas mengelola dan mewakili perusahaan di
bawah pengarahan dan pengawasan BoC. Berlaku ddi
Denmark, Jerman, Belanda, Jepang, dan Indonesia.

38
Tugas & Tanggung Jawab BoD
1) Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana jangka panjang yang
merupakan rencana strategis yang memuat visi, misi, sasaran, dan tujuan
perusahaan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

2) Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana kerja dan anggaran
perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana jangka
panjang.

3) Rencana jangka panjang, rencana kerja, dan anggaran perusahaan
tersebut harus disampaikan kepada RUPS untuk mendapat pengesahan.

4) Dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku ditutup, Direksi wajib
menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh
pengesahan.

5) Menjalankan program-program perusahaan dan memastikan
pelaporannya transparan.

6) Menyelenggarakan RUPS dengan baik dan penuh tanggung jawab.

39
3. Dewan Komisaris (Board of Commissioners / BoC)
BoC merupakan organ perusahaan yang
bertanggung jawab secara kolektif untuk
melakukan pengawasan dan memberikan
nasihat kepada Direksi, serta memastikan
bahwa perusahaan melaksanakan GCG.
Namun, BoC tidak boleh turut serta dalam
mengambil keputusan operasional.


40
Tugas & Tanggung Jawab BoC
1) Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan
kepengurusan perusahaan serta memberikan nasihat kepada
kepada Direksi.

2) Dalam Anggaran Dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang
kepada Komisaris untuk memberikan persetujan kepada Direksi
dalam melakukan perbuatan hukum tertentu untuk jangka
waktu tertentu.

3) Dalam hal terjadi kekosongan dalam Direksi atau keadaan
tertentu sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan dan anggaran dasar, untuk sementara Dewan Komisaris
dapat melaksanakan fungsi Direksi.

4) Dewan Komisaris berhak memperoleh akses informasi tentang
perusahaan secara tepat waktu dan menyeluruh.


5) Dewan Komisaris wajib menyapaikan laporan
pertanggungjawaban pengawasan atas
pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh
Direksi dalam rangka memperoleh
pembebasan dan pelunasan tanggung jawab
(acquitet decharge) dari RUPS.

6) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan
Komisaris dapat membentuk komite. Usulan
dari komite disampaikan kepada Dewan
Komisaris untuk memperoleh keputusan.
Contoh: Komite Audit.

42
Tanggung jawab bersama BoD & BoC dalam menjaga
kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang
tercermin pada:
1) Terlaksananya dengan baik kontrol internal dan
manajemen risiko

2) Tercapainya imbal hasil (return) yang optimal bagi
pemegang saham

3) Terlindunginya kepentingan pemangku kepentingan
secara wajar

4) Terlaksananya suksesi kepemimpinan yang wajar
demi kesinambungan manajemen di semua lini
organisasi

43
Sesuai dengan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan,
Dewan Komisaris dan Direksi perlu bersama-sama
menyepakati hal-hal berikut ini:
1) Rencana jangka panjang, strategi, maupun rencana
kerja dan anggaran tahunan

2) Kebijakan daam memastikan pemenuhan peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar
perusahaan serta dalam menghindari segala bentuk
benturan kepentingan

3) Kebijakan dan metode penilaian perusahaan, unit
dalam perusahaan dan personalianya

4) Struktur organisasi sampai satu tingkat di bawah
Direksi yang dapat mendukung tercapainya visi, misi,
dan nilai-nilai perusahaan.

44
4. Chief Executive Officers (CEO)
Tugas utama CEO adalah menjalankan
perusahaan sebaik mungkin dan mengamankan
aset perusahaan, serta melakukan upaya
penegakan (enforcement) dari pelaksanaan GCG.


45
Tugas & Tanggung Jawab CEO
1) Menjalankan perannya sebagai wakil dari perusahaan
dan menentukan agenda kegiatan perusahaan.

2) Sebagai fasilitator anggota dewan untuk menerima
informasi yang akurat dan tepat waktu sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan.

3) Melindungi hak para pemegang saham untuk
menerima informasi yang akurat dan tepat waktu
yang berhubungan dengan peristiwa material.

4) Sebagai fasilitator antara pemegang saham dengan
dewan untuk memastikan bahwa direktur
memberikan masukan yang berarti untuk
kepentingan pemegang saham.


46
5. Auditor
Auditor (pemeriksa) merupakan partisipan GCG
yang berperan mengevaluasi, memeriksa,
menginvestigasi, dan memberikan keyakinan
(assurance) terhadap penerapan Corporate
Governance.

Terdapat dua jenis Auditor:
1) Auditor Internal
2) Auditor Eksternal


47
* Auditor Internal
Auditor internal adalah karyawan suatu
perusahaan tempat mereka melakukan audit.
Tujuan pengauditan internal adalah untuk
membantu manajemen dalam melaksaakan
tanggung jawabnya secara efektif.

berhubungan dengan audit operasional dan
audit kepatuhan
mendukung audit laporan keuangan yang
dilakukan oleh auditor eksternal.


48
* Auditor Eksternal
Auditor eksternal adalah para praktisi individual
atau anggota kantor akuntan publik yang
memberikan jasa audit laporan keuangan
kepada klien. Auditor juga dapat mengerjakan
jasa lain yang berupa konsultasi pajak,
konsultasi manajemen, penyusunan sistem
akuntansi, penyusunan laporan keuangan, dan
jasa lainnya.

You might also like